Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK

MODUL 1
MODUL : IDENTIFIKASI I

KELAS/HARI : F / SENIN
Kelompok : 11
Nama Praktikan : Ferdinand Nathanael Santoso
NRP : 5008231109

ASISTEN
Nama Asisten : Fithria Mumtaza Hayati
NRP : 5008211023

DOSEN PENGAMPU
Nama Dosen Pengampu : Prof. Dr. Ir. Sumarno, M.Eng.
NIP : 196406081991021001
Nama Dosen Pengampu : Dr. Bramantyo Airlangga, S.T.
NIP : 2022199311009

Tanggal Praktikum : 18 Maret 2024


Tanggal Pengumpulan Laporan : 25 Maret 2024

LABORATORIUM KIMIA ANALISA DAN KIMIA ORGANIK


DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI DAN REKAYASA SISTEM
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA
2024
IDENTIFIKASI I

I. Dasar Teori
Asam oksalat, dengan adanya asam sulfat, dan juga kalium permanganat
menghasilkan gas karbon dioksida dengan reaksi:
2MnO4- + 5(COO)22- + 16H+ → 10CO2↑ + 2Mn2+ + 8H2O
Reaksi ini berlangsung lambat pada suhu kamar, tetapi menjadi cepat pada suhu 60°C.
Ion mangan(II) mengkatalisis reaksi sehingga reaksinya bersifat autokatalitik. Itu
dikarenakan setiap ion mangan(II) terbentuk, maka reaksi akan menjadi semakin cepat
(Svehla, G.1985).
Dalam larutan basa, permanganat mengalami perubahan warna dan terjadi
pengendapan pada mangan dioksida. Dengan adanya larutan natrium hidroksida,
kalium iodida diubah menjadi kalium iodat, sehingga nantinya larutan natrium sulfit
akan menjadi natrium sulfat ketika mendidih. Pada reagen ini, nantinya permanganat
akan larut sehingga menghasilkan larutan hijau, yang mengandung mangan heptoksida
(anhidrida permanganat). Karakteristik Larutan ini cenderung meledak secara spontan
pada suhu biasa, sehingga dapat mengakibatkan ledakan yang sangat dahsyat akibat
dari adanya pemanasan. Oleh karena, itu dalam percobaan ini, praktikan diperingatkan
untuk tidak melakukan percobaan ini kecuali dengan jumlah bahan yang sedikit (tidak
lebih dari 0,05 g) dan hanya itu saja serta di bawah pengawasan langsung asisten
(Svehla, G.1985).
Asam sulfat pekat sebagai penguraian dari semua oksalat padat terjadi dengan
perubahan dari karbon monoksida dan karbon dioksida. Hal itu dapat dideteksi dengan
adanya gas yang keluar melalui air kapur dan dengan cara membakarnya pada mulut
tabung menggunakan asam sulfat encer (Svehla, G.1985).
Kalium permanganat(KMnO4) adalah padatan berwarna coklat tua, yang
menghasilkan larutan ungu jika dilarutkan dalam air, yang merupakan karakteristik ion
permanganat. Kalium permanganat juga merupakan zat pengoksidasi kuat yang
bertindak berbeda sesuai dengan pH medium. Dalam larutan asam, ion permanganat
direduksi dengan pro-5 elektron (Svehla, G.1985).
MnO4- + 8H+ + 5e- → Mn2++ 4H2O
Reaksi reduksi-oksidasi atau lebih sering dikenal denagn rekasi redoks adalah
reaksi yang disertai dengan pertukaran elektron. Maksud dari reaksi ini adalah aka
nada zat yang melepas elektron dan akan ada zat yang menyerap elektron. Proses
penyerapan elektron itu disebut reduksi dan yang melepas elektron disebut oksidasi.
Contoh dari reaksi redoks ini adalah oksidasi hidrogen peroksida menjadi
oksigen dan air oleh permanganat, yang selanjutnya direduksi menjadi mangan(II)
(Svehla, G.1985).
2MnO4- + 5H2O2 + 6H+ → 2Mn2+ + 5O2 + 8H2O
Struktur dari etanol adalah CH 3CH2OH. Alkohol berbobot molekul rendah dapat
larut dalam air. Sedangkan alkil halide tidak larut. Kelarutan ini disebabkan oleh
ikatan hydrogen antaralkohol dengan air.
Berikut adalah struktur etanol:

Gambar 1. Struktur Etanol


(Fessenden & Fessenden.1986)

Asam Sulfat atau H2SO4 merupakan asam diprotik karena setiap unit asam
melepaskan dua ion H+ dalam dua langkah terpisah.
Berikut adalah struktur H2SO4 :

Gambar 2. Struktur H2SO4


(Raymond Chang.2010)
Amina (R-NH 2) adalah gugus fungsi yang namanya diambil dari rantai alkana yang
mendapatkan imbuhan “-amina” untuk amina sekunder ( dengan rumus umum R-NH-
R), rantai karbon terpanjang akan terhubung dengan atom nitrogen dan menjadi nama
utama amina tersebut, rantai yang lainnya dinamai dengan gugus alkil, lokasi gugus
yang berikatan dengan gugus fungsi diberi huruf miring N: CH3NHCH2CH3 disebut
dengan N-methiletanamida (Kiagus Ahmad Roni.2021). Amina juga memiliki
karakteristik sebagai basa lemah monovalent yang dimana karakteristik tersebut mirip
dengan ammonia (Svehla, G.1985).
Amina diklasifikasikan menurut derajat substitusinya terhadap nitrogen. Amina
dengan satu karbon yang terikat pada nitrogen adalah amina primer, amina dengan dua
karbon adalah amina sekunder, amina dengan tiga karbon adalah amina tersier. Amina
mempunyai dua penamaan utama dalam system IUPAC, baik sebagai alkilamina atau
sebagai alkanamina.

Gambar 3. Amina primer, amina sekunder, amina tersier


(Francis A. Carey.2014)

Aromatik untuk merujuk golongan senyawa yang mengandung cincin mirip


benzena beranggota enam dengan tiga ikatan rangkap. Energi resonansi suatu senyawa
aromatik adalah ukuran perolehan stabilitasnya (John McMury.2008). Aromatik juga
bisa diartikan sebagai senyawa yang cukup distabilkan oleh delokalisasi electron-pi.
Cara paling mudah menentukan apakah senyawa itu aromatik adalah dengan
menentukan posisi absorpsi dalam spektrum nmr oleh proton yang terikat pada atom-
atom cincin (Fessenden & Fessenden. 1986).
Asam-Asam Martabat Dua

I. TUJUAN
Mengidentifikasi terjadinya penguraian asam oksalat oleh KMnO4 dan asam sulfat
dengan pemanasan.

II. ALAT
Tabel 1. Alat Martabat 2
No Alat Jumlah
1 Tabung reaksi 1
2 Botol pencuci 1
3 Pipet ukur 10 ml 1
4 Pipet mata 1
5 Karet penghisap 1
6 Waterbath 1
7 Penjepit kayu 1
8 Rak tabung reaksi 1

III. BAHAN
Tabel 2. Bahan Martabat 2
No Bahan Jumlah
1 H2SO4 pekat
2 Larutan tugas
3 KMnO4 encer
4 Aquadest

IV. PROSEDUR
1. 5 mL asam oksalat dimasukkan ke dalam tabung reaksi.
2. 5 tetes H2SO4 pekat dimasukkan ke dalam larutan 5 mL asam oksalat.
3. Larutan dipanaskan menggunakan waterbath dengan suhu 60 – 70oC.
4. 7 tetes KMnO4 encer ditambahkan kedalam larutan setelah dipanaskan.
5. Larutan dipanaskan Kembali menggunakan waterbath dengan suhu 60 – 70oC.
6. Amati perubahan yang terjadi.

V. HASIL
Tabel 3. Hasil Uji Martabat 2
No Percobaan Pengamatan
1 Memipet 5 ml larutan tugas Cairan bening tidak ada gelembung
2 Menambahkan 5 tetes H2SO4 pekat dan Cairan bening dan tidak ada gelembung
dipanaskan hingga 60o– 70o C
3 Menambahkan 5 tetes KMnO4 encer dan Cairan berubah warna ungu muda dan
dipanaskan kembali tidak ada gelembung

VI. PEMBAHASAN
Pada percobaan ini menggunakan larutan tugas yang ditambahkan asam sulfat.
Penambahan asam sulfat dan pemanasan menghasilkan larutan tidak berwarna atau
putih dan terdapat gelembung udara yang jumlahnya sangat sedikit. Sedikitnya
gelembung CO dan juga CO2 menunjukkan pemanasan yang dilakukan sudah selesai.
Setelah ditambahkan kalium permanganat larutan berubah menjadi warna ungu muda
dan setelah dipanaskan tidak terjadi apapun. Disini tujuan penambahan KMnO4 adalah
sebagai oksidator dalam ruang sampel untuk melepaskan CO2. Ketika asam oksalat
ditambahkan dengan kalium permanganat akan mengalami reaksi redoks dimana
kedua bahan kimia tersebut mengalami penguraian dan perubahan bilangan oksidasi
sehingga perubahan warna seharusnya tidak terjadi pada asam oksalat. Reaksi pada
penambahan KMnO4 adalah sebagai berikut :
2MnO4- + I- + H2O → 2MnO2↓ + IO3- + 2OH-
2MnO4- + 3SO32- + H2O → 2MnO2↓ + 3SO42- + 2OH-
Reaksi yang terjadi pada uji asam martabat dua ini adalah sebagai berikut
(COOH)2 → H2O + CO + CO2↑
(COO)22- + MnO2 + 4H+ → Mn2+ + 2CO2↑ + 2H2O

VII. KESIMPULAN
Kesimpulan pada praktikum kali ini larutan tugas pada uji asam martabat dua adalah
bukan asam oksalat. Ini bisa dibuktikan dengan tidak adanya gelembung yang terjadi
dan juga perubahan warna larutan yang menjadi ungu. Yang dimana harusnya ketika
asam oksalat ditambahkan dengan kalium permanganat akan mengalami reaksi redoks
dimana kedua bahan kimia tersebut mengalami penguraian dan perubahan bilangan
oksidasi sehingga perubahan warna seharusnya tidak terjadi pada asam oksalat.
Amina Aromatis
I. TUJUAN
Mengidentifikasi reaksi anilin dengan K2Cr2O7 dalam suasana asam dengan
penambahan H2SO4 dengan cara pemanasan.

II. ALAT
Table 4. Alat Amina Aromatis
No Alat Jumlah
1 Tabung reaksi 1
2 Botol pencuci 1
3 Pipet ukur 25 ml 2
4 Pipet mata 1
5 Karet penghisap 1
6 Waterbath 1
7 Penjepit kayu 1

III. BAHAN
Table 5. Bahan Amina Aromatis
No Bahan Jumlah
1 Larutan anilin
2 Larutan tugas

IV. PROSEDUR
1. 5 ml larutan larutan tugas dimasukkan ke dalam tabung reaksi.
2. 5 tetes larutan anilin dimasukkan ke dalam tabung reaksi.
3. 4 tetes Larutan K2Cr2O7 dimasukkan ke dalam tabung reaksi.
4. Larutan dipanaskan menggunakan waterbath dengan suhu 60o – 70o C.
5. Amati perubahan yang terjadi.

IV. HASIL
Table 6. Hasil Uji Amina Aromatis
No Percobaan Pengamatan
1 Memipet 5 ml larutan tugas ke Cairan bening tidak bergelembung
tabung reaksi
2 Menambahkan 5 tetes anilin Larutan sedikit menguning dan ada
endapan coklat muda
3 Menambahkan 4 tetes K2Cr2O7 Larutan berubah menjadi hijau
kehitaman
4 Memanaskan dengan water bath Ada endapan hitam di tabung reaksi
hingga 60o – 70o C

VI. PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini anilin yang diujikan benar terbukti sebagai amina aromatis.
Pada saat penambaha anilin menghasilkan terdapat endapan coklat yang disebut
polianilin. Reaksi penambahan anilin bisa dilihat sebagai berikut :
2MnO4- + 3SO32- + H2O → 2MnO2↓ + 3SO42- + 2OH-
Ketika penambahan kalium dikromat dan dipanaskan terdapat endapan hijau
kehitaman. Perubahan warna ini disebabkan oleh ion kromat yang tereduksi menjadi
Cr3+ karena K2Cr2O7 merupakan pengoksidasi kuat. Reaksi pada larutan ini yaitu
H2SO4 dan K2CrO7 digunakan untuk memecah cincin benzena pada anilin. Reaksi
ditulis sebagai berikut :
6C6H5NH2 + 19H2SO4 + 4K2CrO7 → 6C6H4O2 + 4K2SO4 + 4Cr2(SO4)3 + 16H2O +
3(NH4) + SO4
Anilin yang diujikan masuk kedalam golongan amina aromatis primer karena adanya
anilin black.

VII. KESIMPULAN
Dari praktikum yang sudah dilakukan dapat diambil kesimpulan bahwa larutan tugas
yang digunakan adalah asam sulfat yang dapat dibuktikan dengan adanya endapan
coklat ketika ditambahkan anilin. Dan setelah ditambah kalium dikromat berubah
menjadi hijau. Setelah dipanaskan didapat endapan hijau kehitaman yaitu anilin black
yang membuktikan adanya anilin dengan menggunakan asam sulfat.
Reaksi Oksidasi
I. TUJUAN
Mengidentifikasi reaksi oksidasi ethanol oleh KMnO4 1% dan dengan menggunakan
larutan asam sulfat.

II. ALAT
Tabel 7. Alat Reaksi Oksidasi
No Alat Jumlah
1 Tabung reaksi 1
2 Botol pencuci 1
3 Pipet ukur 5 ml 1
4 Pipet mata 1
5 Karet penghisap 1
6 Waterbath 1
7 Penjepit kayu 1

III. BAHAN
Tabel 8. Bahan Reaksi Oksidasi
No Bahan Jumlah
1 Larutan KMnO4 1%
2 Larutan H2SO4 pekat
3 Etanol 50%
4 Aquadest

IV. PROSEDUR
1. 5 ml larutan KMnO4 1% dimasukkan ke dalam tabung reaksi.
2. 1 tetes larutan H2SO4 pekat dimasukkan ke dalam tabung reaksi.
3. 3 tetes etanol dimasukkan ke dalam tabung reaksi.
4. Larutan dipanaskan dengan suhu 60 – 70o C dan amati perubahannya.
V. HASIL
Tabel 9. Hasil Uji Reaksi Oksidasi
No Percobaan Pengamatan
1 Memipet 5 ml larutan KMnO4 1% Cairan berwarna ungu
2 Menambahkan 1 tetes larutan H2SO4 Cairan berwarna ungu tua
pekat
3 Menambahkan 3 tetes etanol 50% dan Cairan berwarna ungu pekat dengan
memanaskan dengan waterbath endapan coklat

VI. PEMBAHASAN
Larutan kalium permanganat yang diasamkan dengan asam sulfat encer dapat
digunakan untuk mengoksidasi etanol. Proses oksidasi ini etanol menjadi asam
etanoat. Berikut reaksinya:
CH3CH2OH + 2 [O] → CH3COOH + H2O
Untuk pencipta suasana asam ditambahkan H2SO4 tetapi larutan tidak berubah
warna, reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut :
2 KMnO4 (aq) + H2SO4 (aq) → Mn2O7 (aq) + 2K+ (aq) + SO42- (aq) + H2O (aq)
Sebagai oksidator adalah ion dikromat yang kemudian tereduksi ion kromium.
Etanol adalah cairan tak berwarna yang mudah menguap dan terbakar tanpa asap
dengan aroma yang khas. Saat akhir proses pemanasan terdapat endapan yang
berwarna coklat muda. Endapan ini merupakan ion kromium yang tereduksi oleh ion
dikromat. Reaksi oksidasi ini dapat dinyatakan sebagai berikut
4MnO4- (aq) + H+ + 3CH3CH2OH (aq) → 4MnO2 (aq) + CH3COO- (aq) + 5H2O
Hasil percobaan ini adalah positif karena adanya perubahan tadi.
VII. KESIMPULAN
Dari praktikum ini dapat disimpulkan bahwa ada reaksi oksidasi pada etanol
oleh kalium permanganat saat setelah ditambahkan asam sulfat. Penambahan asam
sulfat dilakukan untuk membuat suasan asam dan terbukti dengan adanya endapan
hitam.
Daftar Pustaka
Fessenden & Fessenden. 1986. Kimia Organik. Jakarta: Erlangga.
Francis A. Carey. 2014. Chemistry Organic. New York: Mc Graw – Hill.
John McMury.2008. Organic Chemistry. Brooks/Cole
Kiagus Ahmad Roni. 2021. Kimia Organik. Palembang: NoeFikri Offset.
Raymond Chang. 2010. Chemistry Edition. New York: Mc Graw – Hill.
Svehla, G. 1985. Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro. Jakarta:
PT.Kalman Media Pustaka.
VIII. Lampiran

MSDS

Tabel 10. MSDS Modul 1


Physical and Toxicological First Aid
Name
No. Chemical Information Measures
(Formula)
Properties
1. Natrium - Cairan - Dapat - Kulit dan
Hidroksida bening dan menyebabkan mata: Segera
(NaOH) tak berbau iritasi dan basuh kulit
- Dapat larut luka bakar dengan air
dalam air - Hindari mengalir
- Korosif uap/serbukny minimal 15
- Basa kuat a karena menit
- Licin jika dapat - Pernapasan:
terkena kulit menyebkan Segera
- Titik didih masalah mencari udara
1390°C pernapasan segar
- Titik lebur (iritasi - Tertelan:
318°C saluran Segera
- Tidak mudah pernapasan, meminum
terbakar sesak napas) susu/air
- pH > 14 pada - Berbahaya
100g/l 20°C jika tertelan
2. KMnO4 - Berbentuk - Dapat - Kulit dan
Padatan mengintensif mata: Segera
- Berwarna kan api basuh kulit
Ungu pengoksidasi. dengan air
- Tidak berbau - Berbahaya mengalir
- Titik didih jika tertelan. minimal 15
tidak - Menyebabka menit
diketahui n kulit - Pernapasan:
- Titik lebur > terbakar yang Segera
240 °C parah dan mencari udara
- pH 7 - 9 pada kerusakan segar
20 g/l 20 °C mata. - Tertelan:
- Densitas 2,70 - Sangat toksik Segera
g/cm3 pada pada meminum
20 °C kehidupan susu/air
perairan
dengan efek
jangka
panjang

3. C2H2O4 - Cairan - Jika - Jangan


Tidak terkena menelan.
berwarna mata - Jangan
- Tidak atau kulit menghirup
berbau bisa debu/
- Titik menyebab asap/gas/
lebur/titik kan kabut/
beku: ~ 0 iritasi uap/
°C parah, semprotan
- Titik didih luka .
atau - Hanya
titik didih bakar dan dengan
awal kerusakan ventilasi
dan jaringan yang
rentang - Bersifat memadai.
titik beracun - Cuci
didih: ~ saat tangan
100°C tertelan secara
- Tidak dan menyeluru
mudah dapat h setelah
terbakar menyebab menangani
- Larut kan .
dalam air gagal - Jangan
proporsi ginjal. sampai
berapa - Jika terkena
pun terhirup, mata,
- Tekanan maka kulit, atau
uap: 23 dapat pakaian.
hPa pada sangat Dalam hal
20 °C merusak mekanik
- Densitas: selaput - kerusakan,
1 g/cm3 lendir atau jika
pada 20 serta kontak
°C saluran dengan
- Benar- pernapasa pengencer
benar larut n. an produk
dengan air yang tidak
diketahui,
pakailah
sepenuhny
a
- Gunakan
Alat
Pelindung
Diri
(APD),
seperti
sarung
tangan,
masker,
goggles,
dan jas
lab.

- Jauhkan
dari
jangkauan
anak-
anak.
- Jaga
wadah
tertutup
rapat.
- Simpan di
wadah
berlabel
yang
sesuai.
4. H2SO4 - Cairan yang - Korosif pada Pakai sarung
bersifat logam tangan
korosif - Korosi pada pelindung /pakaian
- Tidak kulit pelindung
berwarna - Dapat /pelindung
- Tidak berbau menyebabkan mata/pelindung
- Sangat reaktif kebutaan wajah
dan mampu - Dapat Pakai sarung
melarutkan merusak tangan
berbagai lingkungan pelindung /pakaian
logam. jika langsung pelindung
- Larut dalam dibuang /pelindung
air mata/pelindung
wajah
Pakai sarung
tangan
pelindung /pakaian
pelindung
/pelindung
mata/pelindung
wajah
Pakai sarung
tangan
pelindung /pakaian
pelindung
/pelindung
mata/pelindung
wajah
- Sarung
tangan
untuk
menghindar
i sentuhan
langsung
dengan
asam sulfat
- Kaca mata
untuk
menghindar
i kontak
langsung
asam sulfat
dengan
mata
- Masker
sebagai
pelindung
wajah dan
hidung
- Jika
tertelan
jangan
langsung
merangsan
g muntah
- Jika
terkena
mata bilas
dengan air
- Jika
terhirup
langsung
hirup
udara
segar
5. C6H5NH2 - Berwujud - Toksik bila - Cuci dengan
cair tertelan, banyak sabun
berminyak terkena kulit dan air jika
padah suhu atau bila kena kulit
kamar terhirup - Pindahkan
- Ph 8,8 - Dapat korban ke
- Bau seperti menyebabkan tempat
amina reaksi alergi berudara
- Diperkirakan pada kulit. segar dan
tidak ada - Menyebabka jaga tetap
potensi n kerusakan relaks pada
bioakumulasi mata yang posisi yang
- Tidak mudah serius. nyaman untuk
meledak - Diduga bernafas jika
- Dapat menyebabkan terhirup
menjadi kerusakan - Bilas dengan
konduktor genetik. seksama
- Warna coklat - Diduga dengan air
muda, coklat menyebabkan untuk
tua kanker beberapa
kekuningan, - Menyebabka menit.
coklat n kerusakan Lepaskan
kemerahan pada organ lensa kontak
setelah di (Darah) jika
simpan melalui memakainya
- Titik didih paparan yang dan mudah
184 °C lama atau melakukanny
berulang. a.Lanjutkan
- Berbahaya membilas jika
jika langsung kena mata
lepas ke -
lingkungan
6. K2Cr2O7 - Berbentuk - Dapat - Jika tertelan
padatan meyebabkan basuh mulut.
kristalin kerusakan JANGAN
- Berwarna genetik. merangsang
jingga - Dapat muntah.
- tidak berbau mengintensif - Jika terkena
- titik didih > kan api; kulit cuci
500 °C pada pengoksidasi. dengan
1.013 hPa - Toksik bila banyak sabun
- kelarutan tertelan. dan air.
dalam air - Berbahaya - Jika terhirup
kira-kira115 jika terkena pindahkan
g/l kulit. korban ke
- Fatal jika tempat
- campuran ini terhirup berudara
diklasifikasik segar dan
an sebagai jaga tetap
pengoksidasi relaks pada
dengan posisi yang
kategori 2. nyaman untuk
bernafas.
- Jika terkena
mata bilas
dengan
seksama
dengan air
untuk
beberapa
menit.
Lepaskan
lensa kontak
jika
memakainya
dan mudah
melakukanny
a.Lanjutkan
membilas.
7. C₂H₆O - Berbentuk - Iritasi mata - Jauhkan dari
cari - Mudah panas/percika
- Bau seperti terbakar n/api
alkohol terbuka
- Warnanya /permukaan
tidak yang panas. -
berwarna Dilarang
- Titik didih 78 merokok.
°C pada - Jika terkena
1.013 hPa mata bilas
- Kelarutan dengan
pada 20 °C seksama
laru dengan air
- Tidak mudah untuk
meledak beberapa
- Tidak punya menit.
sifat Lepaskan
oksidator lensa kontak
- Mudah jika
terbakar memakainya
- Mudah dan mudah
menguap melakukanny
a.Lanjutkan
membilas.
- Jika dihirup,
pindah ke
udara segar.
Jika tidak
bernapas,
berikan
pernapasan
buatan.
Konsultasika
n dengan
dokter.
- Jika kena
kulit
Tanggalkan
segera semua
pakaian yang
terkontaminas
i. Bilaslah
kulit dengan
air/ pancuran
air yang
banyak.
Hubungi
dokter jika
terjadi iritasi.
- Jika tertelan
segera beri
korban
minum air
putih (dua
gelas paling
banyak).
Periksakan ke
dokter.
- Jika terjadi
kebakaran
guanakan
media
pemadaman
api seperti
Air, Busa ,
Serbuk kering
, karbon
dioksida
( CO2 )
- Jika terjadi
kebakaran
sekitar maka
dinginkan
wadah/tangki
dengan
semprotan air
Dokumentasi

Gambar 4. Hasil Asam Gambar 5. Hasil Amina Gambar 6. Reaksi


Martabat 2 Aromatis Oksidasi
Laporan Sementara

Anda mungkin juga menyukai