Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK

MODUL 1
MODUL : IDENTIFIKASI I

KELAS/HARI : F / SENIN
Kelompok : 11
Nama Praktikan : Ferdinand Nathanael Santoso
NRP : 5008231109

ASISTEN
Nama Asisten : Fithria Mumtaza Hayati
NRP : 5008211023

DOSEN PENGAMPU
Nama Dosen Pengampu : Prof. Dr. Ir. Sumarno, M.Eng.
NIP : 196406081991021001
Nama Dosen Pengampu : Dr. Bramantyo Airlangga, S.T.
NIP : 2022199311009

Tanggal Praktikum : 18 Maret 2024


Tanggal Pengumpulan Laporan : 25 Maret 2024

LABORATORIUM KIMIA ANALISA DAN KIMIA ORGANIK


DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI DAN REKAYASA SISTEM
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA
2024
Identifikasi I

I. Dasar Teori
Asam oksalat, dengan adanya asam sulfat, menghasilkan gas karbon dioksida dengan
reaksi:

2MnO4 −¿ ¿ + 5(COO¿2−¿
2
¿
+ 16 H +¿¿ → 10CO2 ↑+ ¿ 2Mn2 +¿¿ + 8 H 2 O

Berikut ini adalah struktur KMnO4 −¿ ¿:

Reaksi ini berlangsung lambat pada suhu kamar, tetapi menjadi cepat pada suhu 60°C.
Ion mangan(II) mengkatalisis reaksi; dengan demikian, reaksinya bersifat autokatalitik; sekali
ion mangan(II) terbentuk, maka akan menjadi semakin cepat. Dalam larutan basa,
permanganat mengalami perubahan warna, tetapi mangan dioksida diendapkan. Dengan
adanya larutan natrium hidroksida, kalium iodida diubah menjadi kalium iodat, dan larutan
natrium sulfit menjadi natrium sulfat saat mendidih. Permanganat larut dalam reagen ini untuk
menghasilkan larutan hijau, yang mengandung mangan heptoksida (anhidrida permanganat),
Mn207 ; larutan tersebut cenderung meledak secara spontan pada suhu biasa, dan dapat
mengakibatkan ledakan yang sangat dahsyat karena pemanasan. Oleh karena itu siswa
diperingatkan untuk tidak melakukan percobaan ini kecuali dengan jumlah bahan yang sedikit
(tidak lebih dari 0,05 g) dan hanya itu saja serta di bawah pengawasan langsung guru. Asam
sulfat pekat: penguraian semua oksalat padat terjadi dengan evolusi karbon monoksida dan
karbon dioksida; yang terakhir dapat dideteksi dengan melewatkan gas yang keluar melalui
air kapur (perbedaan dari format) dan yang pertama dengan cara membakarnya pada mulut
tabung. Dengan asam sulfat encer.Kalium permanganat, KMnO4 Ini adalah padatan berwarna
coklat tua, yang menghasilkan larutan ungu ketika dilarutkan dalam air, yang merupakan
karakteristik ion permanganat. Kalium permanganat adalah zat pengoksidasi kuat yang
bertindak berbeda sesuai dengan pH medium. (a) Dalam larutan asam, ion permanganat
direduksi dengan pro-5 elektron (Svehla G., 1985)

−¿ ¿ +¿¿ −¿¿
MnO4 + 8H + 5e → Mn2 +¿¿ + 4 H 2 O

Struktur dari etanol adalah CH 3 CH 2 OH . Alkohol berbobot molekul rendah dapat larut dalam
air. Sedangkan alkil halide tidak larut. Kelarutan ini disebabkan oleh ikatan hydrogen
antaralkohol dengan air (Fessenden & Fessenden.1986).

Berikut adalah struktur alcohol:

Gambar 1 Struktur Etanol


Asam Sulfat atau H 2 S O 4 merupakan asam diprotik karena setiap unit asam melepaskan
dua ion H +¿¿ dalam dua langkah terpisah.

Berikut adalah struktur H 2 S O 4 :

Gambar 2 Struktur H2SO4


Amina (R- NH 2) adalah gugus fungsi yang namanya diambil dari rantai alkana yang
mendapatkan imbuhan “-amina” . untuk amina sekunder ( dengan rumus umum R-NH-R),
rantai karbon terpanjang akan terhubung dengan atom nitrogen dan menjadi nama utama
amina tersebut, rantai yang lainnya dinamai dengan gugus alkil, lokasi gugus yang berikatan
dengan gugus fungsi diberi huruf miring N: CH 3 NH CH 2 CH 3, disebut dengan N-
methiletanamida (Kiagus Ahmad Roni, 2021).
Amina diklasifikasikan menurut derajat substitusinya terhadap nitrogen. Amina dengan
satu karbon yang terikat pada nitrogen adalah amina primer, amina dengan dua karbon adalah
amina sekunder, amina dengan tiga karbon adalah amina tersier. Amina mempunyai dua
penamaan utama dalam system IUPAC, baik sebagai alkilamina atau sebagai alkanamina
(Francis A. Carey.2014).

Gambar 3 Amina Primer, Amina Sekunder, Amina Tersier

Aromatik untuk merujuk golongan senyawa yang mengandung cincin mirip benzena
beranggota enam dengan tiga ikatan rangkap. Energi resonansi suatu senyawa aromatik
adalah ukuran perolehan stabilitasnya (John McMury.2008).
Asam-Asam Martabat Dua

I. TUJUAN
Mengidentifikasi terjadinya penguraian asam oksalat oleh KMnO4 dan asam sulfat
dengan pemanasan.

II. ALAT
No Alat Jumlah
1 Tabung reaksi 1
2 Botol pencuci 1
3 Pipet ukur 10 ml 1
4 Pipet mata 1
5 Karet penghisap 1
6 Waterbath 1
7 Penjepit kayu 1
8 Rak tabung reaksi 1

III. BAHAN
No Bahan Jumlah
1 H SO pekat
2 4

2 Larutan tugas
3 KMnO encer4

4 Aquadest

IV. PROSEDUR
1. 5 mL asam oksalat dimasukkan ke dalam tabung reaksi.
2. 5 tetes H SO pekat dimasukkan ke dalam larutan 5 mL asam oksalat.
2 4

3. Larutan dipanaskan menggunakan waterbath dengan suhu 60 – 70 C.


o

4. 7 tetes KMnO encer ditambahkan kedalam larutan setelah dipanaskan.


4

5. Larutan dipanaskan Kembali menggunakan waterbath dengan suhu 60 – 70 C.o

6. Amati perubahan yang terjadi.


V. HASIL
No Percobaan Pengamatan
1 Memipet 5 ml larutan tugas Cairan bening tidak ada gelembung
2 Menambahkan 5 tetes H2SO4 pekat dan Cairan bening dan tidak ada gelembung
dipanaskan hingga 60o– 70o C
3 Menambahkan 5 tetes KMnO4 encer dan Cairan berubah warna ungu muda dan
dipanaskan kembali tidak ada gelembung

VI. PEMBAHASAN
Pada percobaan ini menggunakan larutan tugas yang ditambahkan asam sulfat.
Penambahan asam sulfat dan pemanasan menghasilkan larutan tidak berwarna atau
putih dan terdapat gelembung udara yang jumlahnya sangat sedikit. Setelah
ditambahkan kalium permanganat larutan berubah menjadi warna ungu muda dan
setelah dipanaskan tidak terjadi apapun.

VII. KESIMPULAN
Kesimpulan pada praktikum kali ini larutan tugas pada uji asam martabat dua adalah
bukan asam oksalat. Ini bisa dibuktikan dengan tidak adanya gelembung yang terjadi
dan juga perubahan warna larutan yang menjadi ungu. Yang dimana harusnya ketika
asam oksalat ditambahkan dengan kalium permanganat akan mengalami reaksi redoks
dimana kedua bahan kimia tersebut mengalami penguraian dan perubahan bilangan
oksidasi sehingga perubahan warna seharusnya tidak terjadi pada asam oksalat.
Amina Aromatis
I. TUJUAN
Mengidentifikasi reaksi anilin dengan K2Cr2O7 dalam suasana asam dengan
penambahan H2SO4 dengan cara pemanasan.

II. ALAT
No Alat Jumlah
1 Tabung reaksi 1
2 Botol pencuci 1
3 Pipet ukur 25 ml 2
4 Pipet mata 1
5 Karet penghisap 1
6 Waterbath 1
7 Penjepit kayu 1

III. BAHAN
No Bahan Jumlah
1 Larutan anilin
2 Larutan tugas
3 Pipet ukur 25 ml
4 Pipet mata

IV. PROSEDUR
1. 5 ml larutan larutan tugas dimasukkan ke dalam tabung reaksi.
2. 5 tetes larutan anilin dimasukkan ke dalam tabung reaksi.
3. 4 tetes Larutan K2Cr2O7 dimasukkan ke dalam tabung reaksi.
4. Larutan dipanaskan menggunakan waterbath dengan suhu 60o – 70o C.
5. Amati perubahan yang terjadi.

V. HASIL
No Percobaan Pengamatan
1 Memipet 5 ml larutan tugas ke Cairan bening tidak bergelembung
tabung reaksi
2 Menambahkan 5 tetes anilin Larutan sedikit menguning dan ada
endapan coklat muda
3 Menambahkan 4 tetes K2Cr2O7 Larutan berubah menjadi hijau
kehitaman
4 Memanaskan dengan water bath Ada endapan hitam di tabung reaksi
hingga 60o – 70o C

VI. PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini anilin yang diujikan benar terbukti sebagai amina aromatis.
Ketika penambahan kalium dikromat dan dipanaskan terdapat endapan hijau
kehitaman. Anilin yang diujikan masuk kedalam golongan amina aromatis primer
karena adanya anilin black.

VII. KESIMPULAN
Dari praktikum yang sudah dilakukan dapat diambil kesimpulan bahwa larutan tugas
yang digunakan adalah asam sulfat yang dapat dibuktikan dengan adanya endapan
coklat ketika ditambahkan anilin. Dan setelah ditambah kalium dikromat berubah
menjadi hijau. Setelah dipanaskan didapat endapan hijau kehitaman yaitu anilin black
yang membuktikan adanya anilin dengan menggunakan asam sulfat.

Reaksi Oksidasi
I. TUJUAN
Mengidentifikasi reaksi oksidasi ethanol oleh KMnO 1% dan dengan menggunakan
4

larutan asam sulfat.

II. ALAT
No Alat Jumlah
1 Tabung reaksi 1
2 Botol pencuci 1
3 Pipet ukur 5 ml 1
4 Pipet mata 1
5 Karet penghisap 1
6 Waterbath 1
7 Penjepit kayu 1

III. BAHAN
No Bahan Jumlah
1 Larutan KMnO4 1%
2 Larutan H2SO4 pekat
3 Etanol 50%
4 Aquadest

IV. PROSEDUR
1. 5 ml larutan KMnO 1% dimasukkan ke dalam tabung reaksi.
4

2. 1 tetes larutan H SO pekat dimasukkan ke dalam tabung reaksi.


2 4

3. 3 tetes etanol dimasukkan ke dalam tabung reaksi.


4. Larutan dipanaskan dengan suhu 60 – 70 C dan amati perubahannya.
o

V. HASIL
No Percobaan Pengamatan
1 Memipet 5 ml larutan KMnO4 1% Cairan berwarna ungu
2 Menambahkan 1 tetes larutan H SO 2 4 Cairan berwarna ungu tua
pekat
3 Menambahkan 3 tetes etanol 50% dan Cairan berwarna ungu pekat dengan
memanaskan dengan waterbath endapan coklat

VI. PEMBAHASAN
Larutan kalium permanganat yang diasamkan dengan asam sulfat encer dapat
digunakan untuk mengoksidasi etanol. Proses oksidasi ini etanol menjadi asam
etanoat. Sebagai oksidator adalah ion dikromat yang kemudian tereduksi ion kromium.
Etanol adalah cairan tak berwarna yang mudah menguap dan terbakar tanpa asap
dengan aroma yang khas. Saat akhir proses pemanasan terdapat endapan yang
berwarna coklat muda. Endapan ini merupakan ion kromium yang tereduksi oleh ion
dikromat.

VII. KESIMPULAN
Dari praktikum ini dapat disimpulkan bahwa ada reaksi oksidasi pada etanol oleh
kalium permanganat saat setelah ditambahkan asam sulfat. Penambahan asam sulfat
dilakukan untuk membuat suasan asam dan terbukti dengan adanya endapan hitam.
DAFTAR PUSTAKA
Fessenden & Fessenden. 1986. Kimia Organik. Jakarta: Erlangga.
Svehla, G. 1985. Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro. Jakarta: PT. Kalman
Media Pustaka.
Raymond Chang. 2010. Chemistry 10thEdition. New York: Mc Graw – Hill.
Kiagus Ahmad Roni. 2021. Kimia Organik. Palembang: NoeFikri Offset.
Lampiran
MSDS
Physical and Toxicological First Aid
Name
No. Chemical Information Measures
(Formula)
Properties
1. Natrium - Cairan - Dapat - Kulit dan
Hidroksida bening dan menyebabkan mata: Segera
(NaOH) tak berbau iritasi dan basuh kulit
- Dapat larut luka bakar dengan air
dalam air - Hindari mengalir
- Korosif uap/serbukny minimal 15
- Basa kuat a karena menit
- Licin jika dapat - Pernapasan:
terkena kulit menyebkan Segera
- Titik didih masalah mencari udara
1390°C pernapasan segar
- Titik lebur (iritasi - Tertelan:
318°C saluran Segera
- Tidak mudah pernapasan, meminum
terbakar sesak napas) susu/air
- pH > 14 pada - Berbahaya
100g/l 20°C jika tertelan

2. KMnO4 - Berbentuk - Dapat - Kulit dan


Padatan mengintensif mata: Segera
- Berwarna kan api basuh kulit
Ungu pengoksidasi. dengan air
- Tidak berbau - Berbahaya mengalir
- Titik didih jika tertelan. minimal 15
tidak - Menyebabka menit
diketahui n kulit - Pernapasan:
- Titik lebur > terbakar yang Segera
240 °C parah dan mencari udara
- pH 7 - 9 pada kerusakan segar
20 g/l 20 °C mata. - Tertelan:
- Densitas 2,70 - Sangat toksik Segera
g/cm3 pada pada meminum
20 °C kehidupan susu/air
perairan
dengan efek
jangka
panjang

3. C2H2O4 - Cairan - Jika - Jangan


Tidak terkena menelan.
berwarna mata - Jangan
- Tidak atau kulit menghirup
berbau bisa debu/
- Titik menyebab asap/gas/
lebur/titik kan kabut/
beku: ~ 0 iritasi uap/
°C parah, semprotan
- Titik didih luka .
atau bakar dan - Hanya
titik didih kerusakan dengan
awal jaringan ventilasi
dan - Bersifat yang
rentang
titik beracun memadai.
didih: ~ saat - Cuci
100°C tertelan tangan
- Tidak dan secara
mudah dapat menyeluru
terbakar menyebab h setelah
- Larut kan menangani
dalam air gagal .
proporsi ginjal. - Jangan
berapa - Jika sampai
pun terhirup, terkena
- Tekanan maka mata,
uap: 23 dapat kulit, atau
hPa pada sangat pakaian.
20 °C merusak Dalam hal
- Densitas: selaput mekanik
1 g/cm3 lendir - kerusakan,
pada 20 serta atau jika
°C saluran kontak
- Benar- pernapasa dengan
benar larut n. pengencer
dengan air an produk
yang tidak
diketahui,
pakailah
sepenuhny
a
- Gunakan
Alat
Pelindung
Diri
(APD),
seperti
sarung
tangan,
masker,
goggles,
dan jas
lab.

- Jauhkan
dari
jangkauan
anak-
anak.
- Jaga
wadah
tertutup
rapat.
- Simpan di
wadah
berlabel
yang
sesuai.
4. H2SO4 - Cairan yang - Korosif pada Pakai sarung
bersifat logam tangan
korosif - Korosi pada pelindung /pakaian
- Tidak kulit pelindung
berwarna - Dapat /pelindung
- Tidak berbau menyebabkan mata/pelindung
- Sangat reaktif kebutaan wajah
dan mampu - Dapat Pakai sarung
melarutkan merusak tangan
berbagai lingkungan pelindung /pakaian
logam. jika langsung pelindung
- Larut dalam dibuang /pelindung
air mata/pelindung
wajah
Pakai sarung
tangan
pelindung /pakaian
pelindung
/pelindung
mata/pelindung
wajah
Pakai sarung
tangan
pelindung /pakaian
pelindung
/pelindung
mata/pelindung
wajah
- Sarung
tangan
untuk
menghindar
i sentuhan
langsung
dengan
asam sulfat
- Kaca mata
untuk
menghindar
i kontak
langsung
asam sulfat
dengan
mata
- Masker
sebagai
pelindung
wajah dan
hidung
- Jika
tertelan
jangan
langsung
merangsan
g muntah
- Jika
terkena
mata bilas
dengan air
- Jika
terhirup
langsung
hirup
udara
segar
5. C6H5NH2 - Berwujud - Toksik bila - Cuci dengan
cair tertelan, banyak sabun
berminyak terkena kulit dan air jika
padah suhu atau bila kena kulit
kamar terhirup - Pindahkan
- Ph 8,8 - Dapat korban ke
- Bau seperti menyebabkan tempat
amina reaksi alergi berudara
- Diperkirakan pada kulit. segar dan
tidak ada - Menyebabka jaga tetap
potensi n kerusakan relaks pada
bioakumulasi mata yang posisi yang
- Tidak mudah serius. nyaman untuk
meledak - Diduga bernafas jika
- Dapat menyebabkan terhirup
menjadi kerusakan - Bilas dengan
konduktor genetik. seksama
- Warna coklat - Diduga dengan air
muda, coklat menyebabkan untuk
tua kanker beberapa
kekuningan, - Menyebabka menit.
coklat n kerusakan Lepaskan
kemerahan pada organ lensa kontak
setelah di (Darah) jika
simpan melalui memakainya
- Titik didih paparan yang dan mudah
184 °C lama atau melakukanny
berulang. a.Lanjutkan
- Berbahaya membilas jika
jika langsung kena mata
lepas ke -
lingkungan
6. K2Cr2O7 - Berbentuk - Dapat - Jika tertelan
padatan meyebabkan basuh mulut.
kristalin kerusakan JANGAN
- Berwarna genetik. merangsang
jingga - Dapat muntah.
- tidak berbau mengintensif - Jika terkena
- titik didih > kan api; kulit cuci
500 °C pada pengoksidasi. dengan
1.013 hPa - Toksik bila banyak sabun
- kelarutan tertelan. dan air.
dalam air - Berbahaya - Jika terhirup
kira-kira115 jika terkena pindahkan
g/l kulit. korban ke
- campuran ini - Fatal jika tempat
diklasifikasik terhirup berudara
an sebagai segar dan
pengoksidasi jaga tetap
dengan relaks pada
kategori 2. posisi yang
nyaman untuk
bernafas.
- Jika terkena
mata bilas
dengan
seksama
dengan air
untuk
beberapa
menit.
Lepaskan
lensa kontak
jika
memakainya
dan mudah
melakukanny
a.Lanjutkan
membilas.
7. C₂H₆O - Berbentuk - Iritasi mata - Jauhkan dari
cari - Mudah panas/percika
- Bau seperti terbakar n/api
alkohol terbuka
- Warnanya /permukaan
tidak yang panas. -
berwarna Dilarang
- Titik didih 78 merokok.
°C pada - Jika terkena
1.013 hPa mata bilas
- Kelarutan dengan
pada 20 °C seksama
laru dengan air
- Tidak mudah untuk
meledak beberapa
- Tidak punya menit.
sifat Lepaskan
oksidator lensa kontak
- Mudah jika
terbakar memakainya
- Mudah dan mudah
menguap melakukanny
a.Lanjutkan
membilas.
- Jika dihirup,
pindah ke
udara segar.
Jika tidak
bernapas,
berikan
pernapasan
buatan.
Konsultasika
n dengan
dokter.
- Jika kena
kulit
Tanggalkan
segera semua
pakaian yang
terkontaminas
i. Bilaslah
kulit dengan
air/ pancuran
air yang
banyak.
Hubungi
dokter jika
terjadi iritasi.
- Jika tertelan
segera beri
korban
minum air
putih (dua
gelas paling
banyak).
Periksakan ke
dokter.
- Jika terjadi
kebakaran
guanakan
media
pemadaman
api seperti
Air, Busa ,
Serbuk kering
, karbon
dioksida
( CO2 )
- Jika terjadi
kebakaran
sekitar maka
dinginkan
wadah/tangki
dengan
semprotan air
Dokumentasi

Hasil Asam Martabat dua Hasil Amina Aromatis Hasil Reaksi Oksidasi

Anda mungkin juga menyukai