Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK I

PERCOBAAN III
PERMANGANOMETRI

Anggota Kelompok 3
1. Dita Athalia Putri 2205127949
2. Diva Edel Wiesa 2205110598
3. Ezra Yulyta Hasibuan 2205113751
4. Fitri Utami 2205110592
5. Marshella 2205135850
6. Siti Nursakinah 2205113745

Dosen Pengampu : 1. Dr. Roza Linda, M.Si.


2. Dr. Hj. Rini, S.Si. M.Si.

Asisten Dosen : 1. Rezki Fabilla Dandulana


2. Muhammad Deryan Kevin
3. Tiara Swastika Putri

Tanggal Percobaan : 13 Oktober 2023

LABORATORIUM PENDIDIKAN KIMIA


JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS RIAU
2023
I. TUJUAN
Menentukan Kadar Senyawa Reduktor

II. PRINSIP
Prinsip Percobaan ini Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan
pada reaksi redoks. Dalam reaksi ini, ion MnO4- akan berubah menjadi ion
Mn2+ dalam suasana asam Teknik titrasi ini biasa digunakan untuk
menentukan kadar oksalat atau besi dalam suatu sampel. Zat organik dapat
dioksidasi dengan KMnO4 dalam suasana asam dengan pemanasan. Sisa
KMnO4 direduksi dengan asam oksalat berlebih. Kelebihan asam oksalat
dititrasi Kembali dengan KMnO4.

III. LANDASAN TEORI

Titrasi permanganometri merupakan bagian dari titrasi redoks, yang


menggunakan larutan KMnO4 sebagai zat pengoksidasinya (oksidator).
Larutan KMnO4 bukan standar primer, karena larutan ini sukar diperoleh
dalam keadaan murni dan bebas dari MnO2. Selain itu air suling biasa
kemungkinan mengandung zat-zat pereduksi yang akan bereaksi dengan
KMnO4 membentuk MnO2. Adanya MnO2 sangat mengganggu karena
dapat mengkatalisis penguraian permanganat. Larutan KMnO4 dapat
distandarkan dengan arsen (III) oksida atau natrium oksalat.
Permanganometri adalah jenis dari titrasi redoks dimana anion dari
permanganat berwanra dan pengokdidasi (KMnO4) digunakan untuk
mengukur jumlah larutan yang dapat teroksidasi dalam sampel (Apriyanti
& Apriyani, 2018).

Jadi dapat dikatakan bahwa permanganometri merupakan suatu proses


yang dilakukan berdasarkan reaksi oleh kalium permanganat (KMnO4)
sebagai larutan baku dalam suasana asam. Rekasi berdasarkan serah terima
elektron yaitu elektron yang diberikan oleh pereduksi (proses okdidasi)
dan diterima oleh pengoksidasi (proses reduksi)
Metode permanganometri memiliki kelebihan yang mudah untuk
dilakukan, efektif dan tidak memerlukan suatu indiator untuk dapat
menemukan titik akhir titrasi. Sedangkan kekurangan pada metode ini
adalah larutan dari KMnO4 jika terkena cahaya atau dititrasi dengan cukup
lama maka akan mudah terurai menjadi MnO2, sehingga pada titik akhir
titrasi akan diperoleh pembentukan pengendapan coklat yang dapat
membantu proses penentuan titik akhir titrasi. Penambahan KMnO4 yang
terlalu cepat pada larutan seperti H2C2O4.2H2O yang telah ditambahkan
H2SO4 dan telah dipanaskan cenderung menyebabkan reaksi antara
MnO4- dengan Mn2+, oleh karena itu penambahan pentiter pada proses
titrasi harus dilakukan secara sedikit demi sedikit agar kesalahan dalam
menentukan titik akhir titrasu dapat dihindarai. Zat organik dapat
dioksidasi dengan menggunakan KMnO4 sebagai larutan baku dalam
suasana asam dengan pemanasan. Sisa KMnO4 direduksi dengan asam
oksalat berlebih. Kelebihan asam oksalat dititrasi kembali dengan KMnO4
(Amelia, 2016).

Metode permanganometri didasarkan pada reaksi oksidasi ion


permanganat. Reaksi oksidasi ini dapat berlangsung dalam suasana asam,
netral dan alkalis. Adapun reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut:

MnO4- + 8H+ + 5e Mn2+ + 4H2O

Penentuan kalium permanganat dengan menggunakan titrasi


permanganometri tidak membutuhkan indikator sebagai penentu titik akhir
titrasi. Hal ini disebabkan karena kalium permanganat selain bertindak
sebagai titran juga bertindak sebagai indikator. Titik akhir titrasi ditandai
dengan perubahan warna dari tidak berwarna menjadi merah muda. Warna
merah muda tersebut timbul akibat dari kelebihan ion permanganat. Satu
tetes kelebihan ion permanganat maka akan menimbulkan warna merah
muda yang cukup jelas terlihat.
Reaksi oksidasi ditandai dengan bertambahnya bilangan oksidasi
sedangkan reduksi sebaliknya. Kalium permanganat secara luas digunakan
sebagai larutan standar oksidimetri dan ia dapat bertindak sebagai
indikatornya sendiri (autiondikator). Perlu diketahui bahwa larutan kalium
permanganat sebelumnya digunakan dalam proses permanganometri harus
distandarisasi terlebih dahulu, untuk menstandarisasi kalium permanganat
dapat dipergunakan zat reduktor seperti asam oksalat, natrium oksalat,
natrium oksalat, kalium oksalat dan lain lain
IV. ALAT DAN BAHAN
A. Alat
1. Arloji 1 Unit
2. Batang Pengaduk 1 Unit
3. Botol Semprot 2 Unit
4. Buret 1 Unit
5. Corong 1 Unit
6. Gelas beaker 100 ml 1 Unit
7. Gelas ukur 50 ml 1 Unit
8. Gelas ukur 100 ml 1 Unit
9. Kawat kasa 1 Unit
10. Kaki tiga 1 Unit
11. Labu Erlemeyer 50 ml 4 Unit
12. Termometer 1 Unit
13. Spatula 1 Unit

B. Bahan

1. KMnO4 50 ml
2. H2SO4 pekat 6 ml
3. Asam oksalat 10 ml
V. PROSEDUR KERJA

A. Pembakuan Larutan KMnO4

10 mL H2C2O4 1N + 6 mL H2SO4 4 N

• Dimasukkan ke dalam beker


• Dipanaskan pada temperatur 80-90˚C

Larutan tidak berwarna


• Dititrasi dengan larutan KMnO4 hingga
terjadi perubahan warna
• Dicatat volume akhir larutan KMnO4

Larutan berwarna rose pada volume

B. Penentuan Kadar Sampel

10 mL Larutan sampel + 6 mL H2SO4 4 N

• Dimasukkan ke dalam beker


• Dipanaskan pada temperatur 80-90˚C

Larutan tidak berwarna


• Dititrasi dengan larutan KMnO4 hingga
terjadi perubahan warna
• Dicatat volume akhir larutan KMnO4

Larutan berwarna rose pada volume


VI. HASIL PENGAMATAN

Perlakuan V Hasil
(Volume)

Asam oksalat titrasi 1 0-4 Rose pekat


Asam oksalat titrasi 2 3,5 Rose
Sampel titrasi 1 3 Rose
Sampel titrasi 2 3,4 Rose
VII. PENGOLAHAN DATA
A. Konsentrasi asam oksalat

1. V1 . M1. a1 = M2. V2. A2


10. 4. 2 = 0,1. V2. 1
80 = 0,1. V2
80
V2 = 0,1
V2 = 8 mL

2. 10 . 3,5 . 2 = 0,1 . V2 . 1
75 = 0,1 V2
75
V2 = 0,1
V2 = 7,5 mL

B. Rata – rata asam oksala


𝑉1+𝑉2 8+7,5
=
2 2

= 7,75 mL

C. Konsentrasi sampel
1. V1 . M1 . a1 = M2 . V2 . A2
10 . 3 . 2 = 0,1 . V2 . 1
60 = 0,1 . V2
60
V2 = 0,1

V2 = 6 mL
VIII. PEMBAHASAN

Titrasi merupakan suatu metode untuk menentukan kadar suatu zat


dengan menggunakan zat lain yang sudah diketahui konsentrasinya. Titrasi
biasanya dibedakan berdasarkan jenis reaksi yang terlibat di dalam proses
titrasi, sebagai contoh bila melibatkan reaksi asam basa maka disebut
sebagai titrasi asam basa,titrasi redoks untuk titrasi yang melibatkan reaksi
reduksi oksidasi, titrasi kompleksometri untuk titrasi yang melibatkan
pembentukan reaksi kompleks dan lain sebagainya. Zat yang akan
ditentukan kadarnya disebut sebagai titrat dan biasanya diletakkan di
dalam erlenmeyer sedangkan zat yang telah diketahui konsentrasinya
disebut sebagai titran atau larutan standar dan biasanya diletakkan didalam
buret. Baik titrat maupun titran biasanya berupa larutan.

Permanganometri merupakan suatu metode titrasi dengan menggunakan


kalium permanganate yang merupakan oksidator kuat sebagai titran.
Titrasi ini didasari pada titrasi reduksi dan oksidasi atau titrasi redoks.
Permanganometri juga bisa digunakan untuk menentukan kadar belerang,
nitrit, fosfit, dan sebagainya. Cara titrasi permanganometri ini banyak
digunakan dalam menganalisa zat-zat organik. Kalium permanganat telah
digunakan sebagai pengoksida secara meluas lebih dari 100
tahun.Reagensia ini mudah diperoleh, murah dan tidak memerlukan
indikator kecuali biladigunakan larutan yang sangat encer. Permanganat
bereaksi secara beraneka, karenamangan dapat memiliki keadaan oksidasi
+2, +3, +4, +6, dan +7.

Permanganometri merupakan titrasi yang dilakukan berdasarkan reaksi


redoks oleh kalium permanganat (KMnO4). KMnO4 bukan merupakan
larutan baku primer karena sifatnya yang tidak stabil dan sulit diperoleh
dalam keadaan murni hal ini sesuai dengan pernyataan dari Tim Praktikum
Kimia Analitik Dasar (2021), yang menyatakan bahwa larutan KMnO4
bukan standar baku primer, karena larutan ini sukar diperoleh dalam
keadaan murni dan bebas dari MnO2.

Oleh karena itu, KMnO4 harus distandarisasi atau dibakukan terlebih


dahulu dengan menggunakan larutan baku primer yaitu asam oksalat.
Asam oksalat dikatakan zat baku primer dikarenakan asam oksalat
merupakan zat yang stabil, memiliki Mr tinggi dan memiliki kriteria
lainnya sebagai standar primer. Tujuan titrasi ini yaitu untuk menentukan
kadar senyawa reduktor yaitu kadar asam oksalat dan kadar besi dalam
suatu sampel. Sedangkan Prinsip dasar dari titrasi permanganometri adalah
adanya reaksi oksidasi dan reduksi pada titrasi dimana KMnO4 sebagai
oksidator akan mengalami reduksi dan sampel asam oksalat reduktor akan
mengalami oksidasi.

Penambahan asam sulfat berfungsi untuk mengasamkan larutan agar


reaksi berada dalam suasana asam sehingga MnO4- tereduksi menjadi
Mn2+ . Jika larutan dalam keadaan netral atau sedikit basa maka KMnO 4
akan tereduksi menjadi MnO2 berupa endapan coklat yang akan
mempersulit penentuan titik akhir titrasi. Setelah larutan menjadi
homogen, maka dilakukan pemanasan, karena asam oksalat merupakan
asam organik dimana asam oksalat ini bereaksi lambat dengan kalium
permanganat, sehingga dalam proses titrasinya harus dalam keadaan
panas, agar kita lebih mudah dalam melakukan titrasi dan mencegah
terjadinya kesalahan penentuan titik akhir yang diakibatkan oleh lamanya
reaksi antara asam oksalat dan kalium permanganat.

Pada proses titrasi permanganometri tidak perlu ditambahkan indikator


untuk mengatahui terjadinya titik ekuivalen, karena KMnO4 yang
berwarna ungu dapat berfungsi sebagai indikator sendiri (auto indicator).
Hal ini karena bentuk teroksidasi dan tereduksi dari KMnO4 memiliki
warna yang berbeda yaitu dari tidak berwama menjadi rose gold karena
asam oksalat sudah habis bereaksi dan kelebihan kalium permanganat. Ini
sesuai dengan pernyataan dari Rivai (1995), yang menyatakan bahwa titik
akhir titrasi ditandai dengan timbulnya warna rose gold yang disebabkan
oleh kelebihan permanganat.

Berdasarkan hasil yang didapatkan pada percobaan pembakuan larutan


KMnO4, yang pertama adalah volume KMnO4 yang dihabiskan untuk
melakukan titrasi adalah 4 ml. Sedangkan pada percobaan kedua, volume
KMnO4 yang dihabiskan untuk titrasi adalah 3,5 ml, sehingga diperoleh
volume rata-ratanya adalah 7,75 ml.

Berdasarkan hasil yang didapatkan pada percobaan penetapan sampel


yang pertama adalah volume KMnO4 yang dihabiskan untuk melakukan
titrasi adalah 3 ml. Sedangkan Pada percobaan kedua, volume KMnO4
yang dihabiskan untuk titrasi adalah 3,4 ml, sehingga diperoleh volume
rata-ratanya adalah 12,8 ml.
IX. KESIMPULAN DAN SARAN

a) Kesimpulan

Permanganometri merupakan suatu metode titrasi dengan menggunakan


kalium permanganate yang merupakan oksidator kuat sebagai titran.
Titrasi ini didasari pada titrasi reduksi dan oksidasi atau titrasi redoks.
Permanganometri juga bisa digunakan untuk menentukan kadar belerang,
nitrit, fosfit, dan sebagainya.

Berdasarkan hasil yang didapatkan pada percobaan pembakuan larutan


KMnO4, yang pertama adalah volume KMnO4 yang dihabiskan untuk
melakukan titrasi adalah 4 ml. Sedangkan pada percobaan kedua, volume
KMnO4 yang dihabiskan untuk titrasi adalah 3,5 ml, sehingga diperoleh
volume rata-ratanya adalah 7,75 ml.

Berdasarkan hasil yang didapatkan pada percobaan penetapan sampel


yang pertama adalah volume KMnO4 yang dihabiskan untuk melakukan
titrasi adalah 3 ml. Sedangkan Pada percobaan kedua, volume KMnO4
yang dihabiskan untuk titrasi adalah 3,4 ml, sehingga diperoleh volume
rata-ratanya adalah 12,8 ml.

b) Saran

Berdasarkan percobaan yang telah di lakukan dan hasil yang sudah di


dapatkan, terdapat beberapa saran, yakni:
1. Pada melakukan titrasi pastikan peletakan tangan pada buret sudah
benar, agar tidak mempengaruhi hasil dari titik akhir titrasi.
2. Sebaiknya pada titrasi permanganometri menggunakan buret gelap
karena KMnO4 bila terkena cahaya atau dititrasi cukup lama maka
mudah terurai menjadi MnO2 sehingga pada TAT akan diperoleh
pembentukan presipitat coklat.
X. JAWABAN PERTANYAAN
1. Apa fungsi larutan kalium permanganat (KMnO4) dalam
percobaan ini?
Jawaban : Larutan kalium permanganate (KMnO4) digunakan
dalam percobaan permanganometri sebagai zat pemutus atau titran.
Dalam konteks percobaan ini, (KMnO4) berperan sebagai agen
pengoksidasi. Fungsi utamanya adalah untuk mereduksi senyawa
lain, biasanya senyawa organik atau senyawa yang mengandung
hidrogen (seperti oksalat )dalam sebuah reaksi kimia.
2. Mengapa permanganometri disebut sebagai auto- indikator?
Jawaban : karena KMnO4 merupakan larutan yang berwarna dan
warna nya ini dapat berubah jika direaksikan dengan zat lain tanpa
menggunkan indicator
3. Sebutkan standar baku primer dan standar baku sekunder yang
digunakan dalam titrasi permanganometri!
Jawaban : standar baku primer = asam oksalat
Standar baku sekunder = KMnO4
XI. DAFTAR RUJUKAN

Amelia, F. R. (2016). Penentuan jenis tanin dan penetapan kadar tanin


dari buah bungur muda (Lagerstroemia speciosa Pers.) secara
spektrofotometri dan permanganometri. CALYPTRA, 4(2), 1–20.
Apriyanti, A., & Apriyani, E. M. (2018). Analisis Kadar Zat Organik
pada Air Sumur Warga Sekitar TPA dengan Metode Titrasi
Permanganometri. Alkimia: Jurnal Ilmu Kimia Dan Terapan, 2(2),
10–14.
Day, R.A. dan Underwood, A.L., 1999, Analisis Kimia Kuantitatif, Edisi
Keenam,Erlangga, Jakarta.
Erlinda, A. 2014. Pengaruh Permen Karet Xylitol Terhadap Plak gigi.
Sumatra Utara:Universitas Sumatera Utara

Harjadi, 1993, Ilmu Kimia Analitik Dasar jilid III. Jakarta: Pustaka
Utama. Khopkar, S. M. 1990. Konsep Dasar Kimia Analitik.
Jakarta : UI-Press.

Rivai Harrizul. 1995. Asas Pemeriksaan Kimia. Universitas Indonesia : (UI


Press)

Svehla, G. 1995. Vogel Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif


Makrodan Semimakro. Jakarta : Kalman Media Pustaka.

Tim Praktikum Kimia Analitik Dasar. 2021. 𝘋 𝘢 𝘴 𝘢 𝘳 -𝘋 𝘢 𝘴 𝘢 𝘳 𝐾 𝘪 𝘮 𝘪 𝘢 𝐴


𝘯 𝘢 𝘭 𝘪 𝘵 𝘪 𝘬 .Jurusan Pendidikan Kimia FMIPA UPI : Bandung.
XII. LAMPIRAN
XIII. DOKUMENTASI
a. Alat dan bahan

b. Perlakuan dan Pembuatan larutan

Pembakuan larutan dan penetapan sampel


c. Hasil

Anda mungkin juga menyukai