Anda di halaman 1dari 17

TITRASI PERMANGANOMETRI

LAPORAN PRAKTIKUM DASAR KIMIA ANALITIK

OLEH

L. OKY MAULANA
1803111048

DOSEN PRAKTIKUM : GANIS FIA KARTIKA, M. Si


ASISTEN PRAKTIKUM : OKSA DWI KURNIA
HARI / TANGGAL PRAKTIKUM : RABU / 08 APRIL 2020
KELAS / KELOMPOK : KIMIA B / V (LIMA)

LABORATORIUM KIMIA ANALITIK


JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2020
NILAI

TITRASI PERMANGANOMETRI

LAPORAN PRAKTIKUM DASAR KIMIA ANALITIK

OLEH

L. OKY MAULANA
1803111048

DOSEN PRAKTIKUM : GANIS FIA KARTIKA, M. Si


ASISTEN PRAKTIKUM : GLORI YOLANDA FRANTIKA
HARI / TANGGAL PRAKTIKUM : RABU / 08 APRIL 2020
KELAS / KELOMPOK : KIMIA B / V (LIMA)

LABORATORIUM KIMIA ANALITIK


JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2020
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur Penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat
dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan Praktikum dan Penulisan Laporan
Praktikum yang berjudul “TITRASI PERMANGANOMETRI”

Penulis mengucapkan terimkasih kepada Ibu Ganis Fia Kartika, M. Si selaku


Dosen Praktikum dan Saudari Oksa Dwi Kurnia selaku Asisten Praktikum yang telah
bersedia memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis selama Praktikum.

Harapan penulis semoga Laporan Praktikum ini dapat bermanfaat dan dapat
menambah pengetahuan. Terimakasih.

Pekanbaru, 08 April 2020

L. Oky Maulana

1803111048
Abstrak

Titrasi merupakan suatu proses analisis dimana suatu volume larutan standar
ditambahkan kedalam larutan dengan tujuan mengetahui komponen yang tidak
dikenal. Permanganometri merupakan salah satu metode titrasi yang menggunakan
prinsip reaksi reduksi dan oksidasi. Larutan standar adalah larutan yang
konsentrasinya sudah diketahui secara pasti. Berdasarkan kemurniaannya larutan
standar dibedakan menjadi 2 yaitu larutan standar primer dan larutan standar
sekunder. Larutan standar primer adalah larutan standar yang dipersiapkan dengan
menimbang dan melarutkan suatu zat tertentu dengan kemurnian tinggi sedangkan
larutan stnadar sekunder adalah larutan standar yang dipersiapkan dengan menimbang
dan melarutkan suatu zat tertentu dengan kemurnian relatif rendah. Adapun tujuan
dari percobaan ini adalah mengetahui prinsip titrasi permanganometri dan
menentukan konsentrasi suatu zat dengan menggunakan larutan standar primer.
Metode yang digunakan adalah metode titrasi,yang merupakan salah satu metode
kimia untuk dapat menentukan konsentrasi larutan dengan cara mereaksikan sejumlah
volume larutan itu terhadap sejumlah volume larutan lain yang konsentrasinya sudah
diketahui. Hasil yang didapat dalam percobaan ini adalah pada percobaan pembakuan
potassium permanganat menggunakan asam oksalat sebanyak 20 mL, diperoleh
volume KMnO4 24,20 mL pada titrasi 1; 24,25 mL pada titrasi 2; 24,20 mL pada
titrasi 3. Sedangkan hasil percobaan penetapan konsentrasi asam peroksida dengan
volume nya 10 mL diperoleh volume KMnO4 3,40 mL pada titrasi 1; 3,50 mL pada
titrasi 2 dan 3,40 mL pada titrasi 3.

kata kunci: indikator, permanganometri, standarisasi, titrasi.


BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Teori
Permanganometri merupakan metode titrasi yang dilakukan berdasarkan reaksi
oleh kalium permanganat (KMnO4). Prinsi reaksi ini difokuskan pada reaksi oksidasi
dan reduksi yang terjadi antara KMnO4 dengan bahan baku tertentu. Titrasi dengan
KMnO4 telah dikenal lebih dari seratus tahun, kebanyakan titrasi dilakukan dengan
cara langsung atas alat yang dapat dioksidasi seperti Fe2+ , asam atau garam oksalat
yang dapat larut dan lain sebagainya. Zat organik dapat dioksidasi dengan
menggunakan KMnO4 dalam suasana asam dengan pemanasan. Sisa KMnO 4
direduksi dengan asam oksalat berlebih. Kelebihan asam oksalat dititrasi kembali
dengan KMnO4. Metode permanganometri didasar kan pada reaksi oksidasi ion
permanganat. Reaksi oksidasi ini dapat berlangsung dalam suasana asam, netral dan
alkalis. Adapun reaksi yang terjadi sebagai berikut:
MnO4-(aq) + 8H+(aq) + 5e → Mn2+(aq) + 4H2O(l)………………………………(1.1)
Permanganat bereaksi secara cepat dengan banyak agen pereduksi berdasarkan
pereaksi ini, namun beberapa pereaksi membutuhkan pemanasan atau penggunaan
sebuah katalis untuk mempercepat reaksi. Titrasi permanganometri dipilih karena
memiliki beberapa kelebihan, diantaranya yaitu lebih mudah digunakan dan efektif,
karena reaksi ini tidak memerlukan indikator, hal ini dikarenakan larutan KMnO 4
sudah berfungsi sebagai indikator, yaitu ion MnO4-berwarna ungu, setelah direduksi
menjadi ion Mn2+ tidak berwarna, dan disebut juga sebagai autoindikator (Putra,
2016).
Indikator merupakan suatu zat yang memberikan perubahan warna saat
ditambahkan pada suatu larutan asam dan atau larutan basa. Selain menggunakan
lakmus, digunakan juga indikator buatan yang bersifat stabil. Indikator yang banyak
digunakan contohnya adalah fenolftalein yang bekerja pada pH basa dan metil merah
yang bekerja pada pH asam. Sekalipun indikator ini bersifat stabil, sumber indikator
ini memiliki beberapa kekurangan yaitu keterbatasan penyediaannya, mahal serta
menimbulkan polusi bagi lingkungan (Mahmud dkk., 2018).
1.2. Tujuan Percobaan
Adapun tujuan dari percobaan yang telah dilakukan adalah:
a. Mengetahui prinsip titrasi permanganometri
b. Menentukan konsentrasi larutan standar sekunder kalium permanganat
menggunakan larutan standar primer asam oksalat
c. Menentukan konsentrasi hdrogen peroksida dalam sampel
BAB II
METODE PRAKTIKUM

2.1. Alat dan Bahan


2.1.1. Alat
Adapun alat-alat yang digunakan adalah neraca analitik, kaca arloji,
gelas beker 50 mL, labu ukur 25 mL, buret 50 mL, erlenmeyer, spatula dan
batang pengaduk.

2.1.2. Bahan
Adapun bahan-bahan yang digunakan adalah larutan kalium
permanganat (KMnO4), asam oksalat dihidrat (H2C2O4. 2H2O), asam sulfat pekat
(H2SO4), sampel hidrogen peroksida (H2O2) dan akuades (H2O).

2.2. Prosedur Praktikum


2.2.1. Standarisasi Larutan KMnO4
Asam oksalat dihidrat (H2C2O4. 2H2O), ditimbang sebanyak 0,8435 gram
dengan tepat menggunakan kaca arloji, dimasukkan ke dalam beaker gelas 50
mL dan dilarutkan dengan akuades. Larutan tersebut kemudian dimasukkan ke
dalam labu ukur 100 mL dan ditambahkan akuades hingga tanda batas,
dihomogenkan. Larutan asam oksalat dihidrat (H2C2O4. 2H2O) Sebanyak 20 mL
ditambahkan 2 mL H2SO4 pekat (secara hati-hati), kemudian dipanaskan hingga
suhu ±70oC, dan dititrasi dalamkeadaan panas dengan larutan KMnO4 hingga
terjadi perubahan warna, kemudian dicatat volume yang terpakai, dilakukan
pengulangan 3 kali. Normalitas larutan KMnO4 dihitung sebagai larutan standar
sekunder.
2.2.2. Penentuan Konsentrasi H2O2 dalam Sampel
Hidrogen peroksida sebanyak 1 mL dimasukkan ke dalam labu ukur 25
mL yang sudah terdapat air di dalamnya, kemudian ditambahkan akuades
hingga tanda batas, dan dihomogenkan.Larutan di atas diambil dan diletakkan
ke dalam erlenmeyer sebanyak 10 mL. Akuades dan H2SO4 pekatditambahkan
masing-masing sebanyak 10 mL dan 1,75 mL kedalamnya.. Titrasi dilakukan
dengan larutan KMnO4 hingga terbentuk warna pink, kemudian dicatat volume
yang terpakai, dilakukan pengulangan 3 kali.Normalitas, molaritas dan % b/v
hidrogen peroksida dalam sampel dihitung.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1. Hasil
3.1.1. Data Pengamatan
Tabel 1. Data pembakuan potassium permanganat
Volume asam oksalat Volume potassium permanganat
20 mL 24,20 mL
20 mL 24,25 mL
20 mL 24,20 mL
Rerata 20 mL 24,2167 mL

Tabel 2. Data penetapan konsentrasi asam peroksida


Volume asam peroksida Volume kalium permanganat
10 mL 3,40 mL
10 mL 3,50 mL
10 mL 3,40 mL
Rerata 10 mL 3,433 mL

3.1.2. Perhitungan
a. Persiapan larutan
Berat asam oksalat : 0,8435 gram
Volume larutan : 100 mL
Mr Asam oksalat dihidrat : 126 gram/mol
Molaritas asam oksalat dihidrat = mol
L
= gram/Mr
L
= 0,8435 gram/126 gram/mol
0,1 L
= 0,0669 M
Normalitas asam oksalat dihidrat = mol e
L
= gram/Mr x e
L
= 0,8435 gram/126 gram/mol x 2
0,1 L
= 0, 1338 N

b. Pembakuan kalium permanganat


Rerata volume kalium permanganat = V1 + V2 + V3
= 24,20 mL + 24,25 mL + 24,20 mL
3
= 24,2167 mL

Rerata volume asam oksalat = V1 + V2 + V3


= 20 mL + 20 mL + 20 mL
3
= 20 mL

c. Penetapan konsentrasi asam peroksida


Rerata volume kalium permanganat = V1 + V2 + V3
= 3,40mL + 3,50mL + 3,40mL
3
= 3,433 mL

Rerata volume asam peroksida = V1 + V2 + V3


= 10 mL + 10 mL + 10 mL
3
= 10 mL

d. Konsentrasi KMnO4 dalam normalitas


Normalitas KMnO4
Diketahui = V rerata KMnO4 = 24,2167 mL
V rerata H2C2O4 = 20 mL
N H2C2O4 = 0, 1338 N

N H2C2O4 = N KMnO4
V H2C2O4. N H2C2O4 = V KMnO4 . N KMnO4

0, 1338 N. 20 mL = 24, 2167 mL . N KMnO4

N KMnO4 = 0, 1338 N. 20 mL

24, 2167 mL

N KMnO4 = 0, 0111 N

e. Konsentrasi asam peroksida dalam molaritas


Molaritas H2O2

Diketahui = V rerata KMnO4 = 3, 43 mL


V rerata H2O2 = 10 mL
N KMnO4 = 0, 0111 N

N H2O2 = N KMnO4

V H2O2 . N H2O2 = V KMnO4 . N KMnO4

10 mL. N H2O2 = 3,43 mL . 0, 0111 N

N H2O2 = 3,43 mL . 0, 0111 N

10 mL

N H2O2 = 0, 038 N

M H2O2 = N/e

= 0, 038 N / 2

M H2O2 = 0, 019 M

3.1.3. Reaksi Kimia


a. Reaksi pembakuan potassium permanganat
2KMnO4(aq) + 3H2SO4(aq) + 5H2C2O4.2H2O(aq)  K2SO4(aq) + 2MnSO4(aq) +
18H2O(l) + 10CO2(g)
b. Reaksi penetapan konsentrasi asam peroksida
2MnO4- (aq)+ 5H2O2 (aq) + 6H+ (aq)  2Mn+2 (aq) + 5O2(g)+ 8H2O(l)
3.1.4. Tugas
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan autoindikator?
Jawab : autoindikator adalah zat yang tersisa dalam titrasi sebagai larutan
standar atau larutan distandard yang menunjukkan titik akhir
reaksi dengan mengubah warnanya. Dengan kata lain, suatu zat
yang dapat bertindak sebagai reagean juga dapat sebagai
indicator yang memberitahu titik akhir titrasi.
2. Buatlah reaksi pada tahap
a. Standarisasi larutan KMnO4
b.Penentuan hidrogen peroksida
Jawab :
a. Reaksi pembakuan kalium permanganat
2KMnO4(aq) + 3H2SO4(aq) + 5H2C2O4.2H2O(aq)  K2SO4(aq) +
2MnSO4(aq) + 18H2O(l) + 10CO2(g)
b. Reaksi penetapan konsentrasi asam peroksida
2MnO4+ (aq)+ 5H2O2 (aq) + 6H+ (aq)  2Mn+2 (aq) + 5O2(g)+
8H2O(l)

3. Jelaskan fungsi penambahan H2SO4!


Jawab : penambahan H2SO4 bertujuan agar bereaksi dalam keadaan asam.
Hal ini dilakukan karena pada suasana asam zat ini akan mengalami
reduksi menghasilkan ion Mn2+ , sedangkan pada suasana basa atau netral
tidak mengalami reduksi.
4. Jelaskan kenapa dibutuhkan pemanasan hingga suhu 70oC sebelum
dilakukan titrasi dengan larutan KMnO4!
Jawab : karena asam oksalat merupakan asam organik yaitu reaksi
berjalan lambat pada temperatur ruang, sehingga dalam proses titrasinya
dalam keadaan panas agar lebih mudah melakukan titrasi dan mencegah
kesalahan penentuan titik akhir yang diakibatkan oleh lamanya reaksi
antara asam oksalat dan kalium permanganat.

3.2. Pembahasan
Permanganometri merupakan titrasi yang dilakukan berdasarkan reaksi oleh
kalium permanganat. Reaksi ini difokuskan pada reaksi oksidasi dan reduksi yang
terjadi antara KMnO4 dengan bahan baku tertentu. Permanganometri merupakan
salah satu metode titrasi yang menggunakan prinsip reaksi reduksi dan oksidasi.
Metode ini merupakan suatu metode yang sering digunakan karena permanganometri
memiliki kelebihan antara lain, permanganometri merupakan oksidator kuat, tidak
memerlukan indikator, mudah diperoleh dan terjangkau. Adapun kekurangan dari
metode ini adalah larutan ini tidak stabil dalam penyimpanan, jadi harus sering
dilakukan pembakuan. Adapun tujuan dari percobaan ini adalah mengetahui prinsip
yang digunakan pada percobaan titrasi permanganometri dan menentukan
kosnsentrasi hidrogen peroksida menggunakan larutan standar. Metode yang
digunakan adalah metode titrasi, yang merupakan salah satu metode kimia untuk
dapat menentukan konsentrasi larutan dengan cara mereaksikan sejumlah volume
larutan itu terhadap sejumlah volume larutan lain yang konsentrasinya sudah
diketahui. Sedangkan prinsip yang digunakan adalah reaksi redoks, yaitu adanya
perubahan biloks dari ion Mangan.
Kalium permanganat merupakan zat pengoksidasi yang sangat kuat. Pereaksi
ini dapat dipakai tanpa penambahan indicator, karena mampu  bertindak sebagai
indikator. Permanganat dengan asam oksalat, dengan adanya asam sulfat,
menghasilkan gas karbon dioksida. Reaksi ini lambat pada suhu kamar, tetapi
menjadi cepat pada 70°C. maka diperlukan pemanasan sebelum dititrasi, dalam
praktikum ini praktikan memanaskan larutan terlebih dahulu. Ion mangan (II)
mengkatalisis reaksi ini, jadi, reaksi ini adalah otokatalitik, sekali ion mangan (II)
telah terbentuk, reaksi menjadi semakin cepat.
Pada proses titrasi permanganometri tidak perlu ditambahkan indikator untuk
mengatahui terjadinya titik ekivalen, karena MnO4- yang berwarna ungu dapat
berfungsi sebagai indikator sendiri (auto indicator). Titik akhir titrasi adalah saat
larutan berwarna merah muda keunguan. Pada saat titrasi yang melibatkan kalium
permanganat sebaiknya digunakan alat gelas (buret, botol penyimpanan larutan) yang
berwarna gelap, karena dikhawatirkan kalium permanganat yang sedang digunakan,
terurai oleh cahaya, sehingga apabila tidak ada botol ataupun alat gelas yang gelap,
sebaiknya digunakan penutup (bisa berupa alumunium foil ataupun plastik hitam)
untuk membungkus alat gelas bening tersebut agar kedap cahaya.
Pada saat penentuan konsentrasi kalium permanganat, digunakan asam oksalat
sebagai zat baku primer. Asam oksalat dikatakan zat baku primer dikarenakan asam
oksalat merupakan zat yang stbil, memiliki Mr tinggi dan memiliki kriteria lainnya
sebagai standar primer. Karena asam oksalat merupakan asam organik, asam oksalat
bereaksi lambat dengan kalium permanganat, sehingga dalam proses titrasinya harus
dalam keadaan panas, agar kita lebih mudah melakukan titrasi dan mencegah
kesalahan penentuan Titik Akhir yang diakibatkan oleh lamanya reaksi antara asam
oksalat dan kalium permanganat.
Hasil yang didapat dalam percobaan ini adalah pada percobaan pembakuan
potassium permanganate menggunakan asam oksalat sebanyak 20 mL, diperoleh
volume KMnO4 24,20 mL pada titrasi 1; 24,25 mL pada titrasi 2; 24,20 mL pada
titrasi 3.
Penentuan kosentrasi asam peroksida menggunakan larutan standar KMnO4,
dalam percobaan ini digunakan sampel H2O2 karena memiliki sifat sebagai
pereduktor kuat sehingga dapat bereaksi sempurna dengan KMnO4 yang bersifat
sebagai pengoksidator kuat. Reduktor merupakan suatu senyawa yang mengalami
oksidasi sedangkan oksidator merupakan suatu senyawa yang mengalami reduksi.
Hidrogen peroksida yang direaksikan dengan KMnO4 akan menghasilkan uap gas
dalam bentuk O2, endapan Mn+2 akan memberikan endapan berwarna merah mudah
dan H2O. Adapun hasil percobaan penetapan konsentrasi asam peroksida dengan
volume nya 10 mL diperoleh volume KMnO4 3,40 mL pada titrasi 1; 3,50 pada titrasi
2 dan 3,40 mL pada titrasi 3.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

4.1. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari percobaan ini adalah:
a. Prinsip dari titrasi permanganometri adalah reaksi redoks, reaksi penerimaan
elektron dan pelepasan elektron atau reaksi penurunan dan kenaikan
bilangan oksidasi.
b. Konsentrasi larutan KMnO4 yang diperoleh adalah sebesar 0, 0111 N
c. Konsentrasi hidrogen peroksida yang diperoleh sebesar 0,019 M dan 0, 038
N

4.2. Saran
Sebaiknya video praktikum online itu ada terjemahan bahasa Indonesianya
sehingga akan lebih sangat mudah memahami maksud dari video tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

Mahmud, N. R. A., Ihwan dan Jannah, N. 2018. Inventarisasi tanaman berpotensi


sebagai indikator asam-basa alami di Kota Kupang. Jurnal Bionature. 19(1):
1-2.
Putra, F. A dan Sugiarso, R. D. 2016.Perbandingan metode analisis permanganometri
dengan serimetri dalam penentuan kadar besi (II). Jurnal Sains dan Seni ITS.
5(1): 1-2.

Anda mungkin juga menyukai