PENDAHULUAN
Dalam Baku Mutu Air adalah ambang batas kadar bahan atau zat yang
diperbolehkan terdapat dalam sumber air, yang masih dapat digunakan.
Misalnya air untuk air minum, untuk mandi, untuk perikanan, untuk industri,
dan lain-lain.
Air untuk air minum harus memenuhi beberapa persyaratan antara lain
:Air harus jernih atau tidak keruh, tidak berwarna, rasanya tawar, tidak berbau.
derajat keasaman (pH) nya netral, tidak mengandug zat kimia beracun,
kesadahannya rendah, tidak boleh mengandung bakteri patogen
seperti Escheria coli.
Prinsip uji nilai permanganat ini adalah mengoksidasi zat organik dalam
air dengan larutan baku KMnO40,01N, kemudian sisa dari KMnO40,01N ini
akan direduksi oleh asam oksalat berlebih. Kelebihan asam oksalat dititrasi
kembali dengan KMnO40,01N sampai titik akhir berwarna merah muda.
1
1.2 Rumusan Masalah
Permasalahan yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana prinsip kerja analisa permanganometri?
2. Bagaimana cara menetapkan konsentrasi larutan KMnO4 sebagai larutan
standart ?
3. Bagaimana cara menentukan Uji nilai Permanganat secara Titrimetri dalam
Sampel Air Sumur ?
4. Apakah Air Sumur di Lingkungan SMK Negeri 1 Tuban memenuhi syarat
baku mutu air terutama nilai permanganat ?
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Aa +Tt produk
3
Uraian bahan yang akan digunakan untuk penentuan Uji nilai
Permanganat secara Titrimetri dalam Sampel Air Sumur, antara lain:
o Air sumur merupakan sumber air bagi masyarakat dan disebut juga
dengan sumber minyak atau gas.
o H₂SO₄ merupakan senyawa berbentuk cair dan tidak berwarna termasuk
asam kuat bersifat korosif.
o KMnO₄ merupakan senyawa berbentuk padatan berwarna hitam
mengkilap dan senyawa kimia anorganik yang berbahaya bagi
lingkungan dan mudah terbakar (oksidator).
o (COOH)2.2H2O merupakan senyawa asam berwujud kristal halus putih,
merupakan asam organik yang relatif kuat,anionnya dikenal sebagai
oksalat.
o Aquades berbentuk cair jernih, tidak berbau, tidak berasa memiliki nama
resmi aquadestillata nama lain dari aquades rumus molekul H₂O
Kelebihan sedikit dari permanganat yang hadir pada titik akhir titrasi
cukup mengakibatkan terjadinya pengendapan sejumlah MnO2. Tindakan
pencegahan khusus harus dilakukan dalam pembuatan larutan permanganat.
Untuk mencegah terendamnya MnO2 maka pada pembuatan larutan
permanganat harus pelarut kristal pemanasan juga harus dilakukan untuk
4
merusak zat MnO2. Pemanasan dilakukan juga bertujuan agar kristal KmnO4
tidak mudah terkontaminasi dan disimpan didalam botol gelap dan jangan
diasamkan sehingga konsentrasinya tidak banyak berubah.
Apabila dilakukan dalam waktu lama, larutan KMnO₄ pada buret yang
terkena sinar matahari secara akan tereduksi menjadi MnO₂, sehingga titik
akhir titrasi akan diperoleh pembentukan presipitat coklat yang seharusnya
berwarna merah jambu.
Pemberian KMnO4 yang terlalu cepat pada larutan H2C2O4 yang telah
ditambahkan H2SO4 dan telah dipanaskan cenderung menyebabkan reaksi
antara MnO4- dengan Mn2+
Pemberian KMnO4 yang terlalu lambat pada larutan H2C2O4 yang telah
ditambahkan H2SO4 dan telah dipanaskan mungkin akan terjadi kehilangan
oksalat karena membentuk peroksida yang kemudian terurai menjadi air.
5
2.3 Baku Mutu Air
Ukuran batas atau kadar makhluk hidup, zat energi atau komponen yang
ada atau harus ada dan/atau unsur pencemar yang masih boleh ada di dalam
badan air untuk berbagai kebutuhan, namun air tetap berfungsi sesuai dengan
peruntukannya.
Zat organik dalam air atau limbah dalam bentuk Protein, Karbohidrat,
serta minyak dan lemak. Zat lain yang ada dalam air limbah dapat berupa
garam, mineral renik, pestisida dan logam. Keberadaan bahan organik dalam
air diketahui menggunakan parameter BOD (Biological Oxygen Demand =
Jumlah Oksigen yang dibutuhkan oleh mikroorganisme untuk mengoksidasi zat
organik secara biokimiawi), COD (Chemical Oxygen Demand = sama seperti
BOD, hanya saja kecara kimiawi), dan lain-lain. Adanya zat organik dalam air
dapat ditentukan dengan mengukur angka permanganat (KMnO4 = Kalium
Permanganat).
6
2.3.2 Uji Nilai Permanganat dan Reaksinya
7
2.3.4 Persyaratan nilai ambang batas
8
Parameter Air Bersih secara Fisika
1. Kekeruhan
2. Warna
3. Rasa & bau
4. Endapan
5. Temperatur
Parameter Air Bersih secara Kimia
1. Organik, antara lain: karbohidrat, minyak/ lemak/gemuk, pestisida,
fenol, protein, deterjen, dll.
2. Anorganik, antara lain: kesadahan, klorida, logam berat, nitrogen, pH,
fosfor,belerang, bahan-bahan beracun.
3. Gas-gas, antara lain: hidrogen sulfida, metan, oksigen.
Parameter Air Bersih secara Biologi
1. Bakteri
2. Binatang
3. Tumbuh-tumbuhan
4. Protista
5. Virus
Parameter Air Bersih secara Radiologi
1. Konduktivitas atau daya hantar.
2. Pesistivitas
3. PTT atau TDS (Kemampuan air bersih untuk menghantarkan arus
listrik)
9
BAB III
MOTOLOGI PENELITIAN
3.1.2 Bahan
No. Nama bahan Spesifikasi Satuan Jumlah
1. Air Sumur p.a mL 200
2. Asam oksalat (COOH)2.2H2O 0,1 N p.a mL 250
3. Asam oksalat (COOH)2.2H2O 0,01 N p.a mL 100
4. Asam Sulfat (H2SO4) 8 N p.a mL 100
5. KMnO4 0,1 N p.a mL 10
6. KMnO4 0,01 N p.a mL 250
7. Aquades Standart Liter 2
8. Batu didih Standart Butir 6
10
3.2 Prosedur Penelitian
3.2.1 Persiapan Bahan
11
d) Menitrasi dengan larutan kalium permanganat sampai warna merah
muda stabil.
e) Mengulangi titrasi 1 kali lagi.
f) Menghitung kadar larutan KMnO4 dengan rumus sebagai berikut :
N2 = V1 xN1
V2
Dengan pengertian :
V1 adalah mL larutan baku asam oksalat,
N1 adalah normalitas larutan baku asam oksalat yang dipergunakan untuk
titrasi,
V2 adalah mL larutan baku kalium permanganat, dan
N2 adalah normalitas larutan baku kalium permanganat yang dicari.
3.2.3 Perhitungan
Nilai Permanganat
[(10+a)b−(10 x c )]1 x 31,6 x 1000 x f
KMnO4 mg/l = d
Dengan pengertian :
a adalah volume KMnO4 0,01 N yang dibutuhkan pada titrasi;
b adalah normalitas KMnO4 yang sebenarnya;
c adalah normalitas asam oksalat;
d adalah volume contoh; dan
f adalah faktor pengenceran contoh uji.
12
3.3 Skema Kerja
3.3.1 Membuat Larutan Standart KMnO4
KMnO4 0,79 gr
Aquades 100 mL
3.3.3 Uji nilai Permanganat secara Titrimetri dalam Sampel Air Sumur
Air Sumur 100 mL
13
BAB IV
14
Volume titrasi 1 = 8,6 mL
Volume titrasi 2 = 11,8 mL
Rata – rata volume yang
terpakai = 10,2 mL
4.1.3 Uji nilai Permanganat secara Titrimetri dalam Sampel Air Sumur
No. Perlakuan Pengamatan
1. Memasukkan Air Sumur 100 mL dalam Larutan agak berwarna
erlenmeyer 250 mL dan menambahkan batu (keruh)
didih 3 butir.
2. Menambahkan 5 mL asam sulfat. Warna keruh pudar.
Terdapat bau H2S
3. Memipet 10 mL KMnO4 pada suhu 105ºC. Larutan menjadi warna
ungu.
4. Memipet 10 mL asam oksalat setelah 10 Warna larutan menjadi
menit. bening
5. Menitrasi dengan larutan KMnO4 sampai Perubahan warna sangat
dicapai titik akhir. cepat.
Warna titik akhir adalah
merah muda.
Volume titrasi ke-1 = 3
mL
Volume titrasi ke-2 = 3
mL
volume rata-rata 2 kali
titrasi = 3 mL
4.2 Perhitungan
Berdasarkan percobaan, diperoleh data titrasi KMnO4 sebagai berikut :
Titrasi Volume
1 3 mL
2 3 mL
Rata – rata 3 mL
15
Nilai Permanganat :
Diketahui :
Volume KMnO4 0,01 N untuk menitrasi (a) = 3 mL
Normalitas KMnO4 (b) = 0,01 N
Normalitas asam oksalat (c) = 0,01 N
Volume sampel (d) = 100 mL
Faktor Pengenceran (f) =1
[(10+a)b−(10 x c )]1 x 31,6 x 1000 x f
KMnO4 mg/l =
d
[(10+3)0,01−(10 x 0,01 )]1 x 31,6 x 1000 x 1
KMnO4 mg/l =
100
= 9,48 mg/I
Jadi, nilai permanganat secara titrimetri dalam sampel air sumur adalah
9,48 mg/l.
4.3 Pembahasan
Persiapan Bahan
16
reduktor yang terkandung dalam larutan KMnO4(menghilangkan
MnO2/pengotor yang timbul saat penyimpanan). Kemudian mendinginkan dan
menyimpannya dalam botol gelap (karena KMnO4sensitif terhadap cahaya)
selama 24 jam sebelum digunakan. Menyaring dengan glasswall bertujuan
untuk menahan isian dan menyaring larutan yang akan dimurnikan.
Mengencerkan KMnO4 0,1N dengan mengambil 10 mL KMnO4 0,1N dan 90
mL aquades sehingga konsentrasi KMnO4 menurun.
17
Titrasi ini tidak memerlukan indikator karena KMnO4 dan MnSO4(hasil
titrasi) mempunyai warna berbeda ketika mengalami reduksi dari 2MnO4-
menjadi Mn2+ yang berwarna ungu bening. Larutan dalam erlenmeyer tidak
berwarna (bening) pada sebelum dan saat titik ekivalen sedangkan ketika
kelebihan KMnO4larutan akan berwarna merah muda yang disebut juga dengan
titik akhir.
Langkah pertama dari uji ini adalah mengambil Air Sumur 100 mL
sebagai sampel uji permanganat dan memasukkannya ke dalam erlenmeyer 300
mL kemudian menambahkan 3 butir batu didih karena batu didih akan
menyempurnakan pemanasan larutan. Dan menambahkan 5 mL H2SO4 agar
memberikan suasana asam.
18
Kemungkinan kesalahan :
19
BAB V
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
Adapun saran yang dapat diberikan penulis yaitu :
1. Metode titrasi permanganometri sebaiknya menggunakan buret yang
berwarna gelap. Hal ini untuk mengurangi rusaknya larutan KMnO4
karena larutan ini dapat mengalami reduksi
2. Larutan KMnO4 sesegera mungkin di gunakan untuk titrasi. Larutan
KMnO4 dalam penyimpanannya yang terlalu lama akan mengalami
reduksi menjadi MnO2.
3. Nilai permanganat sangat dekat dengan ambang batas sehingga perlu
di lakukan upaya untuk menurunkannya dan dilakukan pengujian
kembali.
4. Perlu uji-uji lain bahwa air di SMKN 1 Tuban benar-benar layak
dikonsumsi.
20
BAB I
PENDAHULUAN
21
2. Bagaimana cara menentukan kadar Ca dari Batu Kapur dengan metode
gravimetri?
1.5 Batasan-Batasan
Percobaan penentuan kadar Ca menggunakan sampel berupa kapur tulis.
Percobaan ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia Analisa SMK Negeri 1
Tuban. Temperatur yang digunakan sesuai dengan suhu ruangan yaitu 30oC.
22
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kandungan suatu unsur atau ion dalam suatu cuplikan dapat dianalisis
dengan cara gravimetri dengan merubah unsur dan ion tersebut kedalam suatu
bentuk senyawa yang mudah larut dengan penambahan suatu pereaksi
pengendap. Beberapa kation dan anion dapat dianalisis dengan cara ini, tetapi
tiap kation maupun anion mempunyai cara-cara khusus yang terkandung pada
sifat endapan yang diperoleh. Untuk analisis gravimetri reaksinya harus
stoikometri mudah dipisahkan dari pelarutnya. Rumus kimianya diketahui
dengan pasti dan cukup stabil penyiapan.
Pada gravimetri agar analisa dianggap baik dan benar maka ada beberapa
faktor yang harus diperhatikan, antara lain: kesempurnaan pengendapan,
kemurnian endapan dan susunan endapan. Yang dimaksud endapan murni
adalah endapan yang bersih yang artinya tidak mengandung molekul-molekul
lain yang biasanya disebut sebagai pengotor. Dan yang dimaksud dari
kesempurnaan endapan adalah pengendapan diusahakan sesempurna mungkin,
oleh karena itu kelarutan harus dibuat sekecil mungkin.
23
2.1.1 Metode Gravimetri
24
Aa Pp = rumus molekul dari zat kimia hasil reaksi yang tergolong
sulit larut (mengendap).
Misalnya pada pengendapan ion Ca2+ dengan menggunakan rektan
pengendap ion oksalat C2O42- dapat dinyatakan dengan persamaan reaksi
berikut :
25
Metode grafimetri dapat juga digunakan untuk analisis kuantitatif bahan
organik tertentu seperti kolesterol pada cerea dan loktosa pada produk susu.
Endapan yang telah terjadi akan mengandung zat-zat pengatur dan itu
akan bergabung pada sifat endapan dan pada kondisi-kondisi dimana endapan
itu terjadi, yang menyebabkan terjadinya kontaminasi adalah karena adsorpsi
pada permukaan kristal yang berbeda dengan larutan. Dan jika luas
permukaannya besar maka jumlah zat yang teradsopsi bertambah banyak.
Kopresipitasi juga dapat terjadi secara oklusi yaitu zat-zat asing masuk
kedalam kristal pad proses pertumbuhan kristal.
26
Bila proses pertumbuhan kristal lambat, maka zat pengatur akan larut dan
kristal yang terjadi lebih besar dan murni. Kopresipitasi tidak dapat
dihilangkan dengan pencucian dan untuk mengatasinya dengan endapan itu
dilarutkan kembali dan kemudian diendapkan kembali dan karena ion yang
berkontaminasi konsentrasinya menjadi lebih rendah, sehingga mendapatkan
endapan yang lebih murni. Postpresipitasi yaitu terjadinya endapan kedua pada
permukaan endapan pertama. Hal ini terjadi dengan campuran garam yang
sukar larut.
Endapan yang disaring dikotori oleh zat-zat yang mudah larut dan harus
dihilangkan dengan cara pencucian endapan. Yang menjadi dasar pada
pencucian adalah :
2.3 Ca (Kalsium)
Kalsium adalah unsur kimia dengan simbol Ca dan nomor atom 20 dan
massa atom relatif 40,08. Kalsium adalah logam alkali tanah yang lunak
berwarna abu-abu. Berupa logam, dengan titik lebur 842°C, titik didih 1480° C
dan kerapatan 1,55 g / cm 3, Ditemukan pada tahun 1808 oleh H. Davy, J
Berzelias, dan M. Portin.
27
Kalsium tidak terdapat bebas, melainkan terdapat dalam batu,kapur,
adukan semen, beton, bata, kaca, dan cat. Kalsium juga ion terlarut kelima
paling melimpah di air laut baik oleh molaritas dan massa, setelah natrium,
klorida, magnesium, dan sulfat.Kalsium terjadi paling sering pada batuan
sedimen di kalsit mineral, dolomit dan gipsum. Hal ini juga terjadi pada batuan
beku dan metamorf terutama dalam mineral silikat: plagioklas, amphiboles,
pyroxenes dan garnet.
Penggunaan kalsium yaitu senyawanya digunakan dalam metalurgi,
pengikat nitrogen dari udara, pemutih, penawar bau, dan pembuatan kapur.
Kalsium berguna pada bidang biologi yaitu berguna untuk kepentingan
kelangsungan hidup karena kalsium merupakan unsur penting dalam organisme
hidup, terutama dalam kulit, tulang dan gigi. Kurang lebih 2 % tubuh manusia
tersusun dari kalsium. Logam ini digunakan sebagai agen pereduksi dalam
mempersiapkan logam-logam lain semacam torium, uranium, dsb.
28
BAB III
MOTOLOGI PENELITIAN
3.1.3 Bahan
No. Nama bahan Spesifikasi Satuan Jumlah
1. Kapur tulis (CaCO3) p.a gram 0,5
2. Aquades Standart Liter 2
3. HCl 2 N p.a mL 5
4. Ammonium oksalat (NH4)2C2O4 4 % p.a mL 10
5. Ammonia encer (NH4OH) 2 N p.a mL 5
6. Indikator metil merah (MM) p.a Tetes 2
7. Kertas saring Standart Biji 1
8. BaCl2 p.a Tetes 1
29
3.2 Prosedur Penelitian
1. Menimbang 0,5 gram sampel CaCO3(kapur tulis)
2. Memasukkan sampel ke dalam gelas kimia 500 mL dan menambahkan
25 mL aquades.
3. Melarutkan sampel dengan 5 mL HCl 2 N tetes demi tetes, lalu
memanaskannya di atas penangas air hingga suhu 70 - 80oC dan sampai
sampel larut sempurna dan menyaring larutan tersebut.
4. Mengencerkan larutan dengan aquades sampai volume larutan menjadi ±
125 mL.
5. Memanaskan larutan lagi hingga 90oC.
6. Menambahkan 2 tetes indikator metil merah.
7. Menambahkan ammonium oksalat (NH4)2C2O4 4 % (berdasarkan
perhitungan ± 10 mL) tetes demi tetes sambil mengaduk dengan
perlahan.
8. Menetralkan larutan dengan NH4OH 2N tetes demi tetes sampai terjadi
perubahan warna dari merah muda menjadi putih.
9. Meletakkan gelas kimia yang berisi larutan di atas penangas air ± 1 jam.
10. Uji pengendapan sempurna (cairan jernih di atas endapan) dengan
ditetesi (NH4)2C2O4 4 %
11. Bila pengendapan belum sempurna, menambahkan (NH4)2C2O4 4 %
sampai tidak terbentuk endapan lagi.
12. Menyaring endapan dengan kertas saring.
13. Mencuci endapan dengan (NH4)2C2O4 0,1 % sampai bebas klorida.
14. Uji filtrat bekas cucian endapan dengan BaCl2, apabila tidak timbul
endapan putih setelah filtrat ditetesi dengan BaCl2, berarti terdapat
endapan BaC2O4.
15. Mengeringkan endapan dalam oven pada suhu 110 - 130ºC selama 1 – 2
jam.
16. Mendinginkan endapan dalam desikator dan menimbang endapan hingga
tercapai berat yang konstan.
Ar Ca
berat endapan CaC2 O4 × Mr CaC
2 O4
% A= x 100
berat sampel
30
3.1 Skema Penelitian
31
BAB IV
32
sampai tidak terbentuk endapan.
12. Menyaring larutan dengan kertas o Larutan dan endapan terpisah.
saring. o Larutan berwarna kekuning-
kuningan (dibuang)
o Endapan yang dikertas saring
berwarna putih.
13. Mencuci endapan dengan o Endapan bebas klor.
(NH4)2C2O40,1 % sampai bebas
klorida.
14. Menguji air bekas cucian Pencucian ke-1 :
dengan BaCl2 o Air cucian + BaCl2→putih
keruh (masih terdapat endapan
ion oksalat)
Pencucian ke-2 :
o Air cucian + BaCl2→putih
bening.
15. Mengeringkan endapan dalam o Kadar air hilang dan endapan
oven pada suhu 110 - 130ºC menjadi kering.
selama 1 – 2 jam.
16. Mendinginkan endapan dalam P.1 58,2011 gr
desikator dan menimbang P.2 59,1894 gr
endapan hingga tercapai berat
P.3 59,1979 gr
yang konstan.
P.4 59,1944 gr
P.5 59,1908 gr
Keterangan :
P.1 = Penimbangan 1
P.2 = Penimbangan 2
P.3 = Penimbangan 3
P.4 = Penimbangan 4
P.5 = Penimbangan 5
33
4.2 Perhitungan
Diketahui :
Ar Ca = 40
Mr CaC2O4 = 128
Berat sampel = 0,5 gr
Berat cawan kosong + kertas saring = 58,8224 gr
Berat endapan + cawan + kertas saring = 59,1908 gr
Berat endapan kering = 59,1908 – 58,8224
= 0,3684
Ar Ca
berat endapan CaC2 O4 x Mr CaC2 O4
% Ca = x 100 %
berat sampel
40
0,3684 x 128
% Ca = x 100 %
0,5
0,115125
% Ca = x 100%
0,5
11,5125
% Ca =
0,5
% Ca = 23,025 %
34
4.3 Pembahasan
35
filtrat menggunakan kertas saring. Lalu mencuci endapan dengan
(NH4)2C2O44% tetapi konsentrasinya di encerkan terlebih dahulu hingga 0,1%
dengan mengambil 1,25 mL (NH4)2C2O44% dan menambahkan 48,5 mL
aquades. Kemudian mencuci endapan (NH4)2C2O40,1% sampai bebas klorida
karena dalam analisa gravimetri tidak boleh terdapat pengotor.
Setelah itu air bekas cucian tersebut dicuci dengan BaCl2 untuk
mengetahui apakah dalam filtrat itu ada ion oksalat atau tidak, bila timbul
endapan, maka masih terdapat ion oksalat dan harus melakukan pencucian lagi
dengan (NH4)2C2O4 0,1%. Setelah uji kualitatif dengan menambahkan BaCl2
yang terjadi adalah endapan putih yang menandakan batu kapur banyak
mengandung ion oksalat.
Bila tidak timbul endapan lagi, selanjutnya mengeringkan endapan yang
tersisa di kertas saring dengan menggunakan cawan porselin yang sudah
diketahui bobotnya dan meletakkannya ke dalam oven pada suhu ±110 - 130ºC
selama 1 jambertujuan untuk menghilangkan kandungan air. Dan
mendinginkan endapan ke dalam desikator dan tidak di ruang terbuka bertujuan
untuk menghindari kontaminasi antara endapan dengan uap air atau udara luar,
kemudian di timbang setelah itu di timbang hingga berat endapan mencapai
berat konstan.
Kemungkinan Kesalahan:
o Kurang teliti dalam mencampurkan larutan.
o Kurang teliti dalam hal penimbangan baik cawan, kertas saring maupun
endapan.
o Kurang teliti dalam membaca suhu pada termometer.
36
BAB V
5.1 Kesimpulan
o Berat endapan yang didapat dari 0,5 gr kapur tulis setelah proses
pengeringan adalah 0,3684 gr
o Persentase kadar kalsium yang terkandung dalam CaC2O4 adalah
23,025 %
5.2 Saran
Adapun saran yang dapat diberikan penulis yaitu :
2. Diharapkan agar praktikan berikutnya lebih hati – hati dan teliti dalam
menganalisa secara gravimetri agar mendapatkan hasil yang kesalahannya
sedikit.
3. Sebelum masuk praktikum, dianjurkan agar setiap praktikum mempelajari
dan memahami prosedur kerja, alat dan bahan agar tidak ada kesulitan saat
praktikum.
4. Kemungkinan dalam pengendapan Ca masih terdapat Cl-, sehingga perlu
diuji dengan AgNO3.
37
DAFTAR PUSTAKA
Shehia, G 1995. Vogel buku teks analisis anorganik kuantitatif mikro dan
semimakro. Kalman media pustaka : jakarta
Basset, I dan Danney R.C. 1994. Vogel. Kimia analisis kuantitatif anorganik. Buku
kedokteran : jakarta
Anonim,c http://www.kamusilmiah.com/kesehatan/seperti-apa-standar-air-bersih/
diakses 20 Februari 2013
Anonim,d http://www.kamusilmiah.com/kesehatan/manfaat-kalsium-bagi-tubuh-
anda/ diakses 20 Februari 2013.
38