Anda di halaman 1dari 11

PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1

PERMANGANOMETRI

 PEMBUATAN LARUTAN STANDARISASI KMnO4


 PENEMPATAN KADAR H2O2

Disusun oleh :

Nama : RIZKA KAMELIA

NPM : 23420041

DOSEN : - Octianne D., M.T

- Asiyah Nurrahmajanti., M.Si

- Lestari W., S.Pd, M. Tr.

Politeknik STTT Bandung


Jl. Jakarta no. 31, Bandung 40272 Phone : +62-22-7272580
Email : info@stttekstil.ac.id
2023/2024
Pembuatan Larutan Standarisasi KMnO4 Pada tanggal 8 November 2023

I. Maksud dan Tujuan


Maksud Praktikum :Mahasiswa diminta untuk memahami langkah
kerja dan bagian dari jobsheet yang harus dilengkapi
Tujuan Praktikum :Untuk menentukan normalitas KMnO4 menggunakan
larutan baku asam oksalat 0,1000N

II. Teori Dasar Titarasi Permanganometri dan Kalium Permanganat (KMnO4)

Titrasi merupakan proses penentuan banyaknya kadar suatu larutan dengan


larutan yang telah dibakukan atau dengan konsentrasi yang telah diketahui. Titrasi juga
merupakan metode analisa kimia kuantitatif yang digunakan dalam percobaan
laboratorium untuk menentukan kadar konsentrasi dari reaktan. Karena pengukuran
volum memainkan peranan penting dalam titrasi, maka teknik ini juga dikenali dengan
analisa volumetrik.

Permanganometri merupakan salah satu metode titrasi yang didasarkan atas reaksi
reduksi-oksidasi dengan menggunakan larutan baku kalium permanganate KMnO4.
Sampel yang berupa zat reduktor dapat ditentukan dengan menggunakan metode ini,
karena ion permanganat merupakan suatu oksidator kuat.

KMnO4 merupakan zat pengoksida yang digunakan pada larutan asam dimana
senyawa tersebut direduksi menjadi Mn2+(aq). Pada analisis besi dengan MnO4-,contoh
disiapkan dengan cara yang sama untuk reaksi dan dititrasi dengan MnO4. Mn2+
mempunyai warna merah muda dan MnO4- berwarna ungu. Pada titik akhir titrasi larutan
yang dititrasi menjadi warna merah muda (merah jambu) dengan diberikan satu tetes
selanjutnya MnO4-.

Kalium permanganat adalah pengoksidasi yang penting dalam reaksi redoks.


Dalam suasana asam kalium permanganat tereduksi dan mengoksidasi sampel, dengan
potensial standar sebesar 1,51 volt. Sehingga, kalium permanganat merupakan oksidator
kuat. Karena sifatnya yang merupakan oksidator kuat, maka kalium permanganat
digunakan dalam salah satu metode titrimetri secara redoks, yaitu metode
permanganometri.

Kalium Permanganat (KMnO4)

Kalium Permanganat (KMnO4) adalah senyawa yang memiliki sifat sebagai


oksidator yang kuat tehadap etilen didalam buah. Senyhawa ini larut dalam air dan terdiri
dari dua ion, yaitu : ion permanganate dan ion kalium. Ion permanganate dibuat secara
komersial dengan mencampurkan larutan KOH dan bubuk oksida mangan, dengan zat
pengoksidasi seperti kalium klorat.

6KOH + 3MnO2 +6KCL → 3K2MnO4 + 6KCL + 3H2O


Larutan KMnO4 diambil dari endapan MnO2 yang dipekatkan dan di kristalisasi.
Kristal disentrifugasi dan dikeringkan.

Sifat Fisik Kalium Permanganat (KMnO4) :

 Berupa padatan kristal berwarna ungu hingga magenta yang tidak berbau
 Larut dalam air, aseton, asam asetat, methanol, dan piridin
 Dilarutkan dalam etanol dan pelarut organic
 Kalium permanganate berbentuk prisma monoklinik, hamper buram
dengan kilau logam biru
 Tidak berbau, larutan berair memiliki rasa astrigen yang manis, ini larut
dalam air dan lebih larut dalam air mendidih

Sifat Kimia Kalium Permanganat (KMnO4) :

 Kalium permanganate adalah zat pengoksidasi yang sangat kuat oleh


karena itu, dapat digunakan sebagai oksidan dalam spektrum reaksi kimia
yang luas.
 Kekuatan oksidasi kalium permanganate dapat dilihat saat melakukan
reaksi redoks dengannya, dimana larutan berwarna ungu tua berubah
menjadi tidak berwarna dan kemudian menjadi larutan berwarna coklat.
 Reaksi dapat dilakukan dalam medium asam atau basa

Larutan KMnO4 efektif untuk mengurangi peradagangan, dan juga berfungsi


sebagai obat infeksi virus, jamur, bakteri, dan protozoa. Larutan ini juga merupakan
pewarna kromatografi lapis tipis yang umum digunakan untuk mendeteksi gugus fungsi
yang dapat teroksidasi, seperti alcohol dan aldehida.

Paparan berkepanjangan yang disebabkan oleh KMnO4 bisa mengakibatkan luka


bakar dan kulit ulcerations. Pada paparan berlebih dapat menyebabkan gangguan
pernafasan dan bahkan kanker. Selain itu juga bisa membuat iritasi pada kulit, mata, dan
juga korosif terhadap mata dan kulit.

Reaksi Kalium Permanganat (KMnO4)

1. Dekomposisi termal:

Ketika kalium permanganat padat dipanaskan, ia mengalami dekomposisi. Reaksinya


adalah sebagai berikut:

2KMnO4 → K2MnO2(s) + O2 + MnO4

2. Reaksi dengan asam:

MnO2
4.

3. Pengaruh Alkali

Pada pemanasan dengan basa, kalium permanganat berubah menjadi manganat dan gas
oksigen dihasilkan.
4KMnO4 + 4KOH → 4K2MnO< /span>2O + O2 + 2H4

4. Sifat pengoksidasi

bertindak sebagai zat pengoksidasi yang sangat kuat dalam media asam, netral, dan basa.
Persamaan yang mewakili oksidasi dalam media ini adalah4

Dalam media asam

2KMnO4 + H2JADIHAI42 + 4H2+ → Mn– + 5e+ + 8H–4O + 5[HAI] MnO2 + 3H4 +


2MnSOJADI2→ K4

Dalam media netral atau basa

2KMnO4 + H2O → 2KOH + 2MnO2 + 3[O] MnO4– + 2H2O + 3e– → MnO2 + 4OH

Kegunaan Kalium Permanganat (KMnO4)

Ada banyak penerapan KMnO. Beberapa kegunaan penting kalium permanganat telah
dibahas di bawah ini:4

 Kalium permanganat digunakan dalam analisis kualitatif untuk menentukan nilai


permanganat
 juga digunakan sebagai bahan kimia regenerasi dalam pengolahan air sumur
untuk menghilangkan hidrogen sulfida dan besi4
 Senyawa ini juga digunakan sebagai desinfektan untuk menyembuhkan kondisi
kulit tertentu seperti infeksi jamur kaki, dermatitis
 Kegunaan penting lainnya dari kalium permanganat adalah dalam pengobatan
infeksi bakteri
 KMnO4 juga diketahui digunakan dalam penyamakan kulit, kain percetakan
 Senyawa ini bahkan dapat digunakan sebagai bahan pemutih, pestisida, dan
antiseptik
 Salah satu aplikasi industri yang paling penting dari kalium permanganat adalah
sebagai zat pengoksidasi dalam sintesis kimia banyak senyawa penting.

Efek pada Kesehatan

 atau bahan organik tetapi mudah terbakar.zat pereduksi dapat mengiritasi mata
dan kulit manusia. Ia dapat bereaksi dengan banyak kalium permanganat
 Aksi antibakteri KMnO. Ini meninggalkan noda pada kulit atau jaringan. Karena
ia bekerja melalui proses oksidasi yang merusak pada semua bahan organik,
penggunaannya dibatasi hanya untuk tujuan eksternal. bergantung pada oksidasi
protein bakteri atau jaringan oleh senyawa ini4
 Kalium permanganat bertindak sebagai penangkal barbiturat, kloral hidrat, dan
keracunan alkaloid. Larutan permanganat 1:5000 bila digunakan sebagai pencuci
lambung, akan mengoksidasi racun dan mencegah penyerapannya
III. ALAT DAN BAHAN
Alat Praktikum : Erlenmeyer 250ml, pipet volume 10ml, gelas ukur 100ml,
piala gelas, pemanas listrik.
Bahan Praktikum : Larutan standar H2C2O4
Larutan KMnO4
Larutan H2SO4 4,000N

IV. Langkah kerja

Larutan KMnO4

Untuk melakukan praktikum kali ini praktikan menggunakan larutan kalium permanganate
(KMnO4) sebagai titran. Langkah pertama yang harus dilakukan oleh praktikan sebelum
menggunakan larutan tersebut adalah menuangkan larutan KMnO4 ke dalam buret sebanyak
50ml. Larutan KMnO4 ini yang kemudian akan di tetapkan normalitasnya menggunakan larutan
baku asam oksalat dan larutan H2SO4.

Standarisasi KMnO4 menggunakan larutan baku asam oksalat dan larutan H2SO4.

 Menyiapkan buret
Langkah pertama yang harus dilakukan adalah membersihkan buret terlebih dahulu
menggunakan air suling atau aquades, kemudian bilas hingga bersih. Setelah buret dibilas bersih
isi buret tersebut dengan larutan KMnO4 sampai tepat di skala nol dan pastikan bahwa bagian
bawah buret terisi penuh tanpa ada gelembung. Letakan buret pada statif dan pastikan agar buret
tersebut tegak lurus.

 Proses Titrasi
Tahap terakhir adalah titrasi. Titrasi merupakan sebuah metode yang berguna untuk
menentukan konsentrasi suatu reaktan. Yang praktikan butuhkan untuk melakukan titrasi adalah
buret, Erlenmeyer, larutan KMnO4, larutan baku asam oksalat H2C2O4 sebanyak 0,1N, dan
larutan H2SO4. Langkah pertama yang harus dilakukan oleh praktikan untuk melakukan titrasi
adalah memipet larutan baku asam oksalat sebanyak 10ml menggunakan pipet volume ke dalam
labu Erlenmeyer, kemudian larutan tersebut di asamkan dengan 10ml larutan H2SO4 0,1N
(menggunakan gelas ukur). Setelah itu panaskan larutan menggunakan water bath (pemanas air)
hingga berada di antara suhu 40-70ᵒC. Setelah dipanaskan, segera lakukan titrasi dengan larutan
KMnO4 dari buret sampai titik akhir larutan berwarna merah jambu dan hitunglah normalitasnya.
V. Data dan Perhitungan

Data pengamatan :

Data titrasi :

Titrasi ke- Volume yang terpakai


1 4,95ml
2 4,80ml
Rata-rata 4,875ml

Perhitungan :

BM KMnO4
Ar K = 39
Mn = 55
O = 16

= (1 × ArK) + (1 × ArMn) + (4 × ArO)


= ( 1× 39) + (1 × 55) + (4 × 16)
= 39 + 55 + 64
=158

BE KMnO4
BM 158
= = 31,6
Valensi 5

VH2C2O2 . NH2C2O4 = V KMnO4 . NKMnO4

VH 2 C 2 O2 . NH 2 C 2O 2
NKMnO4 =
VKMnO 4
10 ,01
=
4,8

= 0,2083 N

Kadar KMnO4 (g/l) = N KmnO4 . BE KMnO4

= 0,2083 . 31,6

= 6,5822 g/l
PENETAPAN KADAR H2O2 pada tanggal 15 November 2023

I. MAKSUD DAN TUJUAN

Maksud Praktikum : Mahasiswa diminta untuk memahami langkah


kerja dan bagian dari jobsheet yang harus dilengkapi
Tujuan Praktikum : Untuk menentukan kadar H2O2 dengan metode
permanganometri

TEORI DASAR

Hidrogen Peroksida (H2O2) merupakan zat kimia yang banyak ditemukan dalam
kehidupan sehari hari, seperti pada produk kecantikan, pembersih rumah, pembersih
pakaian, hingga obat. Hidrogen Peroksida (H2O2) adalah zat kimia yang berbentuk
cairan bening dengan tekstur sedikit lebih kental daripada air.
Pada sektor Perindustrian, hydrogen peroksida dengan konsentrasi yang lebih
tinggi digunakkan sebagai pemutih untuk bahan baku tekstil dan kertas. Sifat kimia nya
didominasi oleh ketidakstabilan ikatan peroksidanya. H2O2 tidak stabil dan biasanya jika
terpapar cahaya perlahan-lahan akan terurai. Hidrogen peroksida biasanya disimpan
dengan zat penstabil dalam larutan asam lemah dalam botol berwarna gelap, karena
ketidakstabilannya.
Hidrogen Peroksida (H2O2) juga memiliki beberapa kegunaan, diantaranya :
 Sebagai oba toles untuk mengobati penyakit kulit tertentu, seperti
keratosis seboroik dan jerawat
 Sebagai kandungan dalam obat tetes telinga yang berfungsi untuk
membersihkan kotoran telinga.
 Sebagai produk perawatan gigi, termasuk pasta gigi, pemutih gigi, dan
mouthwash
 Sebagai obat untuk meredakan atau meringankan iritasi mulut dan gusi
 Sebagai kandugan dalam produk antiseptic ringan

Di samping kegunaannya yang beragam, hidrogen peroksida juga berpotensi


membahayakan tubuh, terutama jika tidak digunakan dengan bijak. Hidrogen peroksida
yang digunakan sebagai obat, seperti obat oles atau obat tetes, harus digunakan sesuai
dengan dosis dan petunjuk pemakaian dari dokter.
Pemakaian hidrogen peroksida yang tidak sesuai anjuran, dikhawatirkan dapat
menimbulkan berbagai bahaya serta memicu munculnya efek samping, seperti:

 Kesulitan bernapas, mual, muntah, nyeri dan kram perut, dan nyeri dada, jika
produk dengan kadar hidrogen peroksida tinggi tertelan
 Luka bakar yang semakin meluas, jika digunakan pada kondisi luka bakar serius
 Kerusakan mata, jika hidrogen peroksida dengan kadar tinggi tak sengaja
mengenai mata
 Iritasi pada saluran pernapasan, batuk, sesak napas, hingga kerusakan paru-paru,
jika hidrogen peroksida terhirup terlalu banyak.

Titik didih H2O2 telah diekstrapolasi menjadi 150,2 °C, sekitar 50 °C lebih tinggi
daripada air. Dalam praktiknya, hidrogen peroksida akan mengalami dekomposisi
termal yang berpotensi meledak jika dipanaskan pada suhu ini. H2O2 dapat didistilasi
dengan aman pada suhu yang lebih rendah di bawah tekanan rendah.

Dalam larutan berair, hidrogen peroksida berbeda dari zat murni karena
efek ikatan hidrogen antara air dan molekul hidrogen peroksida. Hidrogen peroksida dan
air membentuk campuran eutektik, menunjukkan penurunan titik beku hingga -56 °C; air
murni memiliki titik beku 0 °C dan hidrogen peroksida murni −0,43 °C. Titik didih dari
campuran yang sama juga tertekan sehubungan dengan rata-rata dari kedua titik didih
(125,1 °C). Campurannya mendidih pada 114 °C. Titik didih ini 14 °C lebih tinggi
daripada air murni dan 36,2 °C lebih rendah daripada hidrogen peroksida murni.

Saat ini, hidrogen peroksida diproduksi hampir secara eksklusif


menggunakan proses antrakuinon, yang diresmikan pada tahun 1936 dan dipatenkan pada
tahun 1939. Dimulai dengan reduksi antrakuinon (seperti 2-etilantrakuinon atau turunan
2-amil) pada antrahidrokuinon yang sesuai, biasanya
melalui hidrogenasi dengan katalis paladium.

Dengan adanya oksigen, antrahidrokuinon kemudian mengalami autoksidasi:


atom hidrogen yang labil dari gugus hidroksi dipindahkan ke molekul oksigen,
menghasilkan hidrogen peroksida dan meregenerasi antrakuinon. Sebagian besar proses
komersial mencapai oksidasi dengan menggelembungkan udara tekan melalui larutan
antrahidrokuinon, kemudian hidrogen peroksida diekstraksi dari larutan dan antrakuinon
didaur ulang kembali untuk siklus hidrogenasi dan oksidasi selanjutnya.[23][24]

Hidrogen peroksida paling banyak tersedia sebagai larutan dalam air. Untuk
konsumen, biasanya tersedia di apotek dengan konsentrasi 3% dan 6% berat. Konsentrasi
kadang-kadang dijelaskan sebagai volume gas oksigen yang dihasilkan; satu mililiter dari
larutan 20 volume menghasilkan dua puluh mililiter gas oksigen ketika benar-benar
terurai. Untuk penggunaan laboratorium, larutan dengan konsentrasi 30% berat adalah
yang paling umum. Tersedia juga konsentrasi 70% hingga 98% berderajat kemurnian
komersial, tetapi karena larutan H2O2 dengan konsentrasi lebih dari 68% akan berpotensi
berubah seluruhnya menjadi uap dan oksigen (terjadi peningkatan suhu uap dengan
peningkatan konsentrasi di atas 68%), nilai ini berpotensi jauh lebih berbahaya dan
memerlukan penanganan khusus di area penyimpanan khusus.

Hidrogen peroksida adalah asam lemah,


membentuk garam hidroperoksida atau peroksida dengan kebanyakan logam. Ia juga
mengubah oksida logam menjadi peroksida yang sesuai. Misalnya, setelah perlakuan
dengan hidrogen peroksida, asam kromat (CrO3 + H2SO4) membentuk peroksida biru
yang tidak stabil CrO(O2)2.
Reaksi semacam ini digunakan secara industri untuk menghasilkan peroksoanion.
Misalnya, reaksi dengan boraks menghasilkan natrium perborat, pemutih yang digunakan
dalam deterjen:

H2O2 mengubah asam karboksilat (RCO2H) menjadi asam peroksi (RC(O)O2H),


yang dengan sendirinya digunakan sebagai Oksidator. Hidrogen peroksida bereaksi
dengan aseton membentuk aseton peroksida dan dengan ozon membentuk trioksidana.
Hidrogen peroksida membentuk aduk (bahasa Inggris: adduct) yang stabil
dengan urea (Hidrogen peroksida - urea), natrium karbonat (natrium perkarbonat) dan
senyawa lainnya.[39] Aduk asam-basa dengan trifenilfosfin oksida adalah "pembawa" yang
berguna untuk H2O2 dalam beberapa reaksi.

Hidrogen peroksida adalah oksidator dan sekaligus reduktor. Oksidasi hidrogen


peroksida oleh natrium hipoklorit menghasilkan oksigen singlet. Reaksi bersih ion
besi(III) dengan hidrogen peroksida adalah ion besi(II) dan oksigen. Proses ini
berlangsung melalui oksidasi elektron tunggal dan radikal hidroksil, dan digunakan dalam
beberapa oksidasi kimia organik, mis. dalam pereaksi Fenton. Hanya sedikit ion besi
yang diperlukan karena peroksida juga mengoksidasi besi(II) menjadi ion besi(III).
Reaksi bersih hidrogen peroksida dan permanganat atau mangan dioksida adalah ion
mangan; namun, sampai peroksida habis, beberapa ion mangan dioksidasi ulang untuk
membuat reaksi menjadi katalitik.

Senyawa ini disebut juga baking powder (powder kue), Sodium bikarbonat, natrium
hidrogen karbonat, dan lain-lain. Senyawa ini merupakan kristal yang sering terdapat dalam
bentuk serbuk. Natrium bikarbonat larut dalam air. Senyawa ini digunakan dalam roti atau kue
karena bereaksi dengan bahan lain membentuk gas karbon dioksida, yang menyebabkan roti
"mengembang"

Baking powder adalah bahan pengembang yang dipakai untuk meningkatkan volume dan
memperingan tekstur makanan yang dipanggang seperti muffin, bolu, scone, dan biskuit.
Bakpuder bekerja dengan melepaskan gas karbon dioksida ke dalam adonan melalui sebuah
reaksi asam-basa, menyebabkan gelembung-gelembung di dalam adonan yang masih basah, dan
ketika dipanaskan adonan memuai; ketika adonan matang, gelembunggelembung itu terperangkap
hingga menyebabkan kue menjadi naik dan ringan.

Cara Penyimpanan dan Keamanan Hidrogen Peroksida


Berikut adalah cara untuk menyimpan hidrogen peroksida:
 Simpan di ruangan yang sejuk dan jauh dari paparan sinar matahari secara
langsung
 Simpan dalam kemasan aslinya
 Tutup kemasan jika sudah selesai digunakan.
ALAT DAN BAHAN

Alat Praktikum : Erlenmeyer 250ml, pipet volume 10+25ml, gelas ukur 100ml,
piala gelas 100ml, piala gelas 100ml, corong gelas, pembakar
Bahan Praktikum : Larutan KMnO4 0,1N
Larutan H2S2 encer (+3%)
Larutan H2SO4 4N
LANGKAH KERJA

Menyiapkan Buret
Langkah pertama yang harus dilakukan oleh praktikan adalah membersihkan buret
terlebih dahulu menggunakan aquades, bilas hingga bersih. Setelah buret dibilas bersih isi buret
tersebut dengan larutan KMnO4 0,1N sampai tepat di skala nol dan pastikan bahwa bagian bawah
buret terisi penuh tanpa ada gelembung. Letakan buret pada statif dan pastikan agar buret tersebut
tegak lurus.

Proses Titrasi
Tahap selanjutnya adalah proses titrasi. Titrasi merupakan sebuah metode yang berguna
untuk menentukan konsentrasi suatu reaktan. Untuk melakukan titrasi ini ada beberapa alat dan
bahan yang harus disiapkan, diantaranya buret, Erlenmeyer, pipet volume(pipet gondok), larutan
KMnO4 0,1N, larutan H2O2 (encer), dan larutan H2SO4.
Langkah pertama yang harus dilakukan oleh praktikan sebelum memulai titrasi adalah
menghomogenkan larutan H2O2 dengan cara memipet larutan tersebut menggunakan pipet
volume 10ml ke dalam labu ukur kemudian tambahkan air suling atau aquades sampai tanda
batas. Setelah itu kocook sebanyak 12 kali.
Jika larutan sudah di homogenkan, tahap selanjutnya adalah memipet Kembali larutan
tersebut menggunakan pipet volume 10ml ke dalam labu Erlenmeyer kemudian titrasikan dengan
KMnO4 yang sudah tersedia dalam buret. Titik akhir dari lerutan tersebut adalah berwarna merah
jambu muda kemudian hitunglah normalitas dari larutan tersebut.

II. DATA DAN PERHITUNGAN

Data pengamatan :

Titrasi ke Volume Awal Volume akhir Volume terpakai


1 4,75mL 6,85mL 2,10mL
2 6,85mL 8,97 mL 2,12 mL

v 1+ v 2 2 ,10 ml+ 2 ,12 ml


Vtitrasi = = =2,11 mL
2 2

Perhitungan :

mr 34
BE = = = 17
valensi 2

mr H2O2 = 2H + 2O
= 2 (1) + 2 (16)
= 2 + 32
= 34

mL titrasi . N KMnO 4 . BE H 2O 2
Kadar H2O2 (g/l) =
mL H 2O 2
2 ,11mL .0,2083 . 17
=
10
7,4717
=
10
= 0,7471 g/l

Anda mungkin juga menyukai