Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN

“PERMANGANOMETRI”

Oleh:

Nama : Putri Salwa

NIM : 09412011038

Kelas : B

Asisten :Apt. Nur Asma S Somadayo, M, Farm

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS KHAIRUN TERNATE

2021
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kimia Farmasi Analisis merupakan suatu metode untuk memperoleh aspek kualitatif,
kuantitatif, dan informasi struktur dari suatu senyawa obat pada khususnya, dan bahan kimia
pada umumnya. Ilmu kimia analisis mempunyai keterkaitan dengan bidang ilmu yang lain,
misalnya dengan ilmu statistika, terkait dengan pengolahan data hasil analisis.
Tujuan utama dari kimia analisis itu sendiri adalah penentuan komposisi suatu senyawa
dalam suatu bahan atau sampel yang disebut dengan kimia analisis kualitatif, Adapun untuk
penentuan kadar dari komposisi suatu bahan atau sampel biasa disebut kimia analisis
kuantitatif. Analisis kuantitatif adalah analisis untuk menentukan jumlah (kadar) absolut atau
relative dari suatu senyawa yang terdapat di dalam suatu sampel (Gandjar, 2007)
Dalam analisis kuantitatif ada beberapa metode titrasi yang sering digunakan salah satunya
metode titrasi permanganometri dimana permanganometri merupakan suatu penetapan kadar
atau reduktor dengan jalan dioksidasi dengan larutan baku Kalium Permanganat (KMnO 4)
dalam lingkungan asam sulfat encer. Metode permanganometri didasarkan pada reaksi
oksidasi ion permanganate. Oksidasi ini berlangsung dalam suasana asam, netral, dan alkalis,
dimana kalium permanganate inilah yang telah digunakan meluas lebih dari 100 tahun
(Svehla, 1995)
Dimana pada percobaan ini dibagi menjadi dua bagian yaitu reaksi reduksi dan reaksi
oksidasi. Reduksi merupakan suatu reaksi dimana terjadi penerimaan atau penangkapan
electron serta penambahan hydrogen (H) dan pelepasan oksigen (O) atau turunannya
bilangan oksidasi sedangkan oksidator merupakan suatu reaki dimana terjadi pelepasan
electron hydrogen (H) dan penerimaan oskigen (O) (Hardjadi,1990)
Berdasarkan penjelasan diatas metode permanganometri digunakan untuk menentukan
kadar reduktor dalam suasana asam sulfat encer dengan menggunakan kalium permanganate
sebagai titran, titrasi ini dilakukan dalam suasana asam karena akan lebih mudah mengamati
titik akhir titrasinya, kalium permanganate selain sebagai titran juga bertindak sebagai
indicator.

1.2 Tujuan
1. Mahasiswa mampu memahami prinsip-prinsip reaksi reduksi oksidasi
2. Mahasiswa mampu melakukan analisis indicator secara titrasi permanganometri
3. Mahasiswa mampu mengamati perubahan warna yang terjadi pada saat titrasi.
1.3 Prinsip
Percobaan ini didasarkan pada reaksi (reduksi oskidasi) dimana larutan (KMnO 4) bersifat
oksidastor dari larutan uji dan reaksi pada larutan baku KMnO 4 sampai tetap warna
merah muda.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Teori Umum


Titrasi permanganometri adalah titrasi berdasarkan prinsip oksidasi reduksi dan
digunakan untuk menetapkan kadar reduktor dalam suasana asam sulfat encer. Larutan
baku yang digunakan adalah larutan KMnO4 (Raymond, 2005)
Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi redoks. Dalam reaksi
ini ion MnO4- bertindak sebagai oksidator, ion MnO 4- akan berubah menjadi ion Mn2+
dalam suasana asam. Teknik titrasi ini basa digunakan untuk kadar oksalat atau biji dalam
suatu sampel. Pada permanganometri titran yang digunakan adalah kalium permnganat.
Kalium permanganate mudah diperoleh dan tidak menularkan indicator kecuali
digunakan larutan yang sangat encer serta telah digunakan secara luas sebagai pereaksi
oksidasi selama seratus tahun lebih. Setetes pun manganate menimbulkan suatu warna
merah muda yang jelas kepada volume larutan dalam suatu titrasi. Warna ini dugnakan
untuk menunjukkan kelelehan pereaksi (Arga, 2011)
Kalium Permanganat (KMnO4) telah banyak digunakan sebagai agen
pengoksidasi selama lebih dari 100 tahun. Reagen ini dapat diperoleh dengan mudah,
tidak mahal, dan tidak membutuhkan indicator terkecuali untuk larutan yang amat encer.
Satu tetes permanganate 0,1 N memberikan warna merah muda yang jelas pada volume
dari larutan yang biasa dipergunakan dalam sebuah titrasi. Warna ini dipergunakan untuk
mengindikasikan kelebihan reagen tersebut. Permanganate mengalami beragam reaksi
kimia, karena Mangan (Mn) dapat dalam kondisi +2, +3, +4, +6, +7 (Raymond, 2005)
Reaksi yang paling umum ditemukan dalam laboratorium adalah reaksi yang
terjadi dalam larutan-larutan yang bersifat asam 0,1 N atau lebih besar (Raymond, 2005) :
MnO4- + 8H+ + 5e-  Mn2+ + 4H2O Eo = +1,51 V.
Permanganat bereaksi secara cepat dengan banyak agen pereduksi berdasarkan
reaksi ini, namun beberapa substansi membutuhkan pemanasan atau penggunaan sebuah
katalis untuk mempercepat reaksi. Permanganate adalah agen unsur pengoksidasi yang
cukup kuat untuk mengoksidasi Mn (II) menjadi MnO 2 sesuai dengan persamaan
(Underwood, 1986) :
3Mn2+ + 2MnO4- + 2H2O  5MnO2(s) + 4H+
Kalium Permanganat bukanlah standar primer. Sangat sukar untuk mendapatkan
pereaksi ini dalam keadaan murni, bebas sama sekali dari Mangan dioksida. Apa lagi, air
yang dipakai sebagai pelarut sangat mungkin masih mengandung zat pengotor lain yang
dapat mereduksi permanganate menjadi mengan dioksida (MnO2). Adanya zat ini
sangatlah mengganggu. Karena akan mempercepat penguraian dari laruttan
permanganate setelah didiamkan. Reaksi Penguraian (Raymond, 2005)
2.2 Uraian Bahan
1. KMnO4 (FI III, 1979)
Nama resmi : kalii permanganas
Nama lain : kalium permanganate
RM/BM : KMnO4/158,03
Pemerian : Hablur mengkilap, ungu tua/hampir hitam, tidak erabu, rasa manis
Kelarutan : larut dalam 16 bagian air, mudah larut dalam air mendidih
Kegunaan : sebagai sampel
Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat
2. Aquadest
Nama resmi : Aquadestilada
Nama lain : Air sulung
RM/BM : H2O/18,02
Pemerian : Cairan jernih tidak berwarna, tidak berasa, tidak berbau
Kelarutan : larut dalam etanol dan gliserol
Kegunaan : Sebagai pelarut
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

3. Asam Oksalat (FI III, 1979)


Nama resmi : Acidum oksalat
Nama lain : Asam Oksalat
Rumus molekul :(Co2H2), 2H2O
Pemerian : Hablur, tidak berwarna
Kelarutan : Larut dalam air dan etanol
Kegunaan : Sebagai zat tambahan
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup

4. Asam Sulfat (FI III, 1979)


Nama resmi : Acidum sulporicum
Nama lain : Asam Sulfat
RM/BM : H2So4/98,07
Pemerian : Cairan kental, seperti minyak, korosif, tidak berwarna, jika
ditambahkan ke dalam air menimbulkan panas
Kegunaan : sebagai larutan liter
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

5. Aluminium foil (FI III, 1979)


Nama resmi : Aluminil
Nama lain : Aluminium foil
RM/BM : Al/26,92\
Pemerian : warna keperakan, tidak berbau, tidak berasa
Kelarutan : Tidak larut dalam air
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : Sebagai reaktan dalam reaksi kombinasi

BAB III
METODE KERJA
3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Alat
-Buret + statif + klem
-Erlenmeyer 250ml
-Gelas kimia 100ml dan 250ml
-Botol kaca coklat
-Corong
-Pipet tetes
-Pemanas
3.1.2 Bahan
-KMnO4
-H2So4
-Asam oksalat
-Aluminium foil
-Aquadest

3.2 Cara Kerja


3.2.1 Cara pembuatan larutan
a. Cara pembuatan larutan asam oksalat (Prosedur sebelumnya)
b. Cara membuat larutan KMnO4 :
Timbang pada neraca teknik kira-kira 3,35 gram kMnO4. Larutkan dengan 11 liter air
air suling, larutan dididihkan selama 30 menit, lalu didinginkan, saring larutan dalam
glasswool lalu larutkan disimpan dalam botol berwarna gelap pada tempat yang gelap.
3.2.2 Menentukan normalitas larutan KMnO4
1. Pipet 10ml larutan baku primer asam oksalat dengan pipet volume yang kering dan
bersih , masukkan ke dalam Erlenmeyer
2. Tambahkan 10ml H2So4 2N panaskan 60-70oC
3. Titrasi dengan larutan KMnO4 sampai timbul warna merah muda
4. Ulangi pekerjaan ini dua kali lagi
5. Hitung normalitas rata-rata sampai 4 angka dibelakang koma
3.2.3 Menentukan kadar sampel
1. Pipet 10ml larutan dengan pipet volume yang kering dan bersih, masukkan ke dalam
Erlenmeyer
2. Tambahkan 10ml H2So4 2N
3. Titrasi dengan larutan KMnO4 sampai timbul warna merah muda
4. Ulangi pekerjaan ini dua kali
5. Hitung kadar sampel rata-rata sampai 2 angka dibelakang koma dalam satuan gram/1100ml
(%10/v)

BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan
No Percobaan Pengamatan
1. Larutan baku primer dalam larutan Terjadi perubahan warna dari bening
baku sekunder (kmno4) dalam asam menjadi coklat muda
oksalat

No Volume titrat kmno4 Volume titran Volume akhir


C2H2O4
Awal Akhir
1. 10ml 0 10,3 10,3
2. 10ml 0 9,5 9,5
3. 10ml 0 10 10

Normalitas yang sebenarnya


Titrat = Titran
V1N1 = V2N2
10.0,1 = 9,93.N2
N2 = 10.0,1
9,93
N2 = 0,1007

4.2 Pembahasan
Pada praktikum ini membahas tentang permanganometri, dimana percobaan ini yang
digunakan sebagai titrat yaitu kmno4 dan yang digunakan sebagai titran adalah c2h2o4.
Permanganometri merupakan titrasi redoks yang dilakukan berdasarkan reaksi oleh kalium.
Sebelum melakukan titrasi larutan kmno4 dipanaskan terlebih dahulu. Lalu didinginkan
beberapa saat dan dimasukkan kedalam botol kaca coklat. Setelah itu dimasukkan kedalam buret,
kemudian panaskan larutan h2so4 sampai 60oC dan diukur dengan takaran 10ml. Pada saat
melakukan titrasi larutan kmno4 diteteskan secara perlahan melalui keran kedalam Erlenmeyer
yang mengandung asam oksalat dan telah dicampurkan dengan h2so4 sampai pada titik ekivalen
10,3ml yang dimana terjadi perubahan warna dari bening menjadi warna ungu tetapi saat
dikocok menjadi bening kembali dan dititrasi lagi kemudian dikocok sampai homogen terjadi
perubahan warna dari ungu menjadi coklat muda. Pada saat pengulangan titrasi kedua dengan
ekivalennya 9,5 selanjutnya pada titrasi ketiga berhenti pada titik ekivalennya 10ml. Selanjutnya
ketiga titrasi tersebut didapatkan hasil rata-rata yaitu 9,95ml dengan normalitas yang sebenarnya
adalah 0,10007.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Prinsipnya ialah oksidasi adalah proses yang menyebabkan hilangnya satu atau
lebih electron dari dalam zat. Zat yang mengalami oksidasi menjadi lebih positif. Reduksi
adalah proses yang menyebabkan diperolehnya satu atau lebih electron oleh suatu zat. Zat
yang mengalami reduksi akan menjadi lebih negative dimana apabila dilakukan titrasi,
maka patokan titik akhir titrasi indicator adalah ketika larutan sudah berwarna merah
keunguan.

5.2 Saran
Meningkatkan penjelasan/perbanyak penjelasan pada setiap Tindakan percobaan
praktikum

Pererat komunikasi asistensi dengan para praktikan

Para praktikan sebaiknya ditekankan untuk lebih tenang dan focus

Praktikan ditekankan untuk mengikuti prosedur dari asisten saja, tidak perlu
membantah.

DAFTAR PUSTAKA

Arya,Puput 2011. Permanganometri. Universitas pasundan : Bandung


Gandjar, I.G. dan Rahman, A., 2007. Kimia Farmasi Analisis. Pustaka pelajar : Yogyakarta
Harjadi, W. 1990 Ilmu Kimia Analitik Dasar. Jakarta : Gramedia
Svehla, G. 1985. Analisis Anorganik Kualitatif Makro Dan Semimakro, Edisi kelima, Bagian I.
Kalman Media : Jakarta
Underwood, A.L and R.A Day Jr. 1886. Analisa Kimia Kuantitatif.Jakarta : Erlangga

Anda mungkin juga menyukai