Kimia Farmasi
Disusun oleh :
Kelompok R8
Syahda Umilatifah - 10721057
Amelia - 10721059
Muhammad Athallah A. - 10721064
Rahma Tri A. - 10721075
Vika Zahra Fauziyyah - 10721081
Pricilia Octavia Elizabeth S - 10721086
2023
Titrasi Kompleksometri
Penentuan Kadar Ca Glukonat dan MgSO4
I. TUJUAN
1.1. Menentukan konsentrasi dinatrium edetat melalui pembakuan
1.2. Menentukan kadar Ca-glukonat dalam suatu sampel menggunakan titrasi
kompleksometri dengan Dinatrium Edetat
1.3. Menentukan kadar MgSO4 dalam suatu sampel menggunakan titrasi
kompleksometri dengan Dinatrium Edetat
II. PRINSIP
Kompleksasi adalah pelibatan dua atau lebih spesi kimia yang memiliki
mampu mentransfer satu atau lebih pasangan elektron. Meskipun jenis reaksi kimia
ini bisa digolongkan sebagai reaksi asam basa Lewis, ini umumnya disebut reaksi
kompleksasi. Definisi reaksi kompleksasi sebagai analisis kimia berkaitan dengan
pengikatan pada ion logam pusat, mampu menerima pasangan elektron bebas dengan
ligan yang dapat mendonorkan pasangan elektron bebas.
Dalam reaksi kompleksasi, dihasilkan produk disebut kompleks. Spesi ini
yang mendonorkan pasangan elektron berperilaku sebagai basa Lewis disebut agen
pengompleks atau ligan dan ion yang menerima elektron yang didonorkan, asam
Lewis, disebut atom atau ion pusat. Ion pusat umumnya kation logam, sedangkan
ligan bisa molekul netral seperti air atau amonia atau ion seperti klorida, sianida, atau
hidroksida. Kompleks bisa memiliki muatan positif atau negatif, atau bisa netral.
Ligan digolongkan berdasarkan jumlah pasangan elektron yang bisa transfer
dengan ion atau atom logam pusat. Ligan yang mentransfer elektron bebas tunggal
(seperti air, amonia, halida, dan lain-lain) adalah ligan monodentat atau unidentat.
Ligan yang mentransfer lebih dari satu pasangan elektron, disebut ligan multidentat,
ligan yang mentransfer dua pasangan elektron bebas, seperti etilendiamin, disebut
bidentat, ligan yang mentransfer tiga pasangan elektron bebas disebut tridentat, dan
seterusnya.
Ion logam pusat dapat membentuk ikatan tunggal dengan ligan yang mampu
mendonorkan pasangan elektron dari salah satu atom. Namun, ligan multidentat (atau
polidentat) bisa membentuk ikatan lebih dari satu lokasi untuk membentuk struktur
cincin. Umumnya, pembentukan cincin meningkatkan kestabilan dalam kompleks.
Spesi yang terikat ke dua atau lebih situs ligan secara simultan disebut kelat dan
proses pembentukannya disebut kelasi. Kelat terbentuk jika dua atau lebih atom donor
terkoordinasi dengan penggunaan dua atau lebih elektron bebas pada atom logam
sama secara simultan.
Titrasi kompleksometri adalah titrasi yang melibatkan pembentukan
kompleks. Titrasi kompleksometri digunakan untuk menentukan ion logam melalui
reaksi pembentukan kompleks. Walaupun banyak agen pengompleks (sianida,
tiosianat, fluorida, 1,2-diaminoetana, dan lain-lain) bisa digunakan untuk tujuan ini,
dalam praktik titran merupakan senyawa yang hampir selalu memiliki gugus fungsi
asam iminodiasetat, Agen pengompleks yang paling banyak digunakan adalah asam
etilenadiaminatetraasetat, H4Y dan garam natrium dihidrat, Na2H2Y·2H2O (larut lebih
baik dalam air).
Asam etilenadiaminatetraasetat, atau EDTA, adalah asam aminokarboksilat.
III. PROSEDUR
3.1. Titrasi Kompleksometri Ca-glukonat
Titran Na2-EDTA
Kalkulasi 𝑀1 × 𝑉1 = 𝑀2 × 𝑉2
0, 05 𝑀 × 𝑉1 = 0, 0512𝑀 × 2, 6 mL
𝑉1 = 2, 6624 𝑚𝐿
Maka diperoleh pada sampel aliquot setara dengan 2, 6624 mL EDTA
0,05 M. Maka jumlah mg Ca-Glukonat pada aliquot:
21,52 𝑚𝑔
𝑆𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 = 2, 6624 𝑚𝐿 𝐸𝐷𝑇𝐴 × 1 𝑚𝐿 𝐸𝐷𝑇𝐴
𝑆𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 = 57, 294848 𝑚𝑔 Ca-Glukonat
%Galat %𝐺𝑎𝑙𝑎𝑡 =
|𝑃𝑚 𝐶𝑎−𝐺𝑙𝑢𝑘𝑜𝑛𝑎𝑡 𝑒𝑘𝑠𝑝𝑒𝑟𝑖𝑚𝑒𝑛 − 𝑚 𝐶𝑎−𝐺𝑙𝑢𝑘𝑜𝑛𝑎𝑡𝑛𝑦𝑎𝑡𝑎|
𝑥 100%
𝑚 𝐶𝑎−𝐺𝑙𝑢𝑘𝑜𝑛𝑎𝑡 𝑛𝑦𝑎𝑡𝑎
| 286, 47424 𝑚𝑔− 407,7 𝑚𝑔|
%𝐺𝑎𝑙𝑎𝑡 = 407, 7 𝑚𝑔
𝑥 100%
%𝐺𝑎𝑙𝑎𝑡 = 29, 73405936 %
Kalkulasi 𝑀1 × 𝑉1 = 𝑀2 × 𝑉2
0, 05 𝑀 × 𝑉1 = 0, 0512 𝑀 × 3, 775 mL
𝑉1 = 3, 84512 𝑚𝐿
Maka diperoleh pada sampel aliquot setara dengan mL 3,84512
mL Na2EDTA 0,05 M. Maka jumlah mg MgSO4 pada aliquot:
6,018 𝑚𝑔 𝑀𝑔𝑆𝑂4
𝑆𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 = 3, 84512 𝑚𝐿 𝑁𝑎2𝐸𝐷𝑇𝐴 × 1 𝑚𝐿 𝑁𝑎2𝐸𝐷𝑇𝐴
𝑆𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 = 23, 1399 𝑚𝑔 Ca-Glukonat
Kadar = 45,7464%
Pada titrasi magnesium sulfat, pada sampel dilakukan penambahan HCl 3N dan
penambahan akuades. Larutan tersebut dinetralkan dengan NaOH 1N. Setelah itu,
dilakukan uji pH dengan kertas indikator pH hingga diperoleh pH 7. Kemudian
larutan tersebut ditambahkan amonia klorida dan hitam eriokrom. Larutan kemudian
dititrasi dengan dinatrium edetat hingga larutan berubah warna menjadi biru. Ketika
dalam bentuk berkompleks dengan ion logam, hitam eriokrom berwarna merah.
Ketika dalam bentuk bebas hitam eriokrom berwarna biru. Dinatrium edetat
merupakan agen pengkompleks yang lebih kuat dari indikator dan menggantikan
indikator untuk berkompleks dengan ion logam.
Ada pun dalam praktikum ini diperoleh galat dalam penentuan kadar kalsium
glukonat dan MgSO4. Beberapa faktor kesalahan yang dapat menyebabkan hal
tersebut, yaitu kesalahan pembacaan titik akhir, kesalahan dalam penggunaan
peralatan, atau kesalahan dalam mempersiapkan sampel. Pertama, kesalahan
membaca titik akhir dapat terjadi karena salah mengamati perubahan warna dekat titik
akhir, hal ini karena perubahan warna yang kurang stabil sehingga perlu dipastikan
warna yang dihasilkan benar-benar stabil selama beberapa waktu. Selain itu, tidak
semua praktikan memiliki ketelitian dalam mengamati perubahan warna titik akhir
titrasi dengan tepat. Kedua, kesalahan dalam penggunaan peralatan dapat
menyebabkan perbedaan hasil yang diperoleh dengan teori. Dalam praktikum kali ini,
digunakan beberapa peralatan yang tidak volumetrik dalam melakukan pengukuran.
Peralatan non volumetrik dapat menyebabkan error sebesar kurang lebih 5% dalam
pengambilan volume larutan atau pengukuran. Ketiga, kesalahan dalam persiapan
sampel. Penting dalam titrasi kompleksometri untuk memeriksa pH larutan sampel
dengan kertas pH indikator. Larutan sampel tidak boleh dilakukan pada suasana
lingkungan yang terlalu asam atau basa. EDTA adalah agen pengompleks yang sangat
sensitif terhadap pH karena dapat mengalami protonasi pada berbagai pH. Pada pH
rendah, EDTA akan terprotonasi sehingga mengurangi bentuk Y4- yang dapat
membentuk kompleks dengan logam, lalu bisa menyebabkan pergeseran titik akhir
titrasi. Pada pH yang terlalu tinggi, logam yang terdapat dalam sampel dapat
membentuk endapan sehingga menyebabkan kesalahan dalam titik akhir titrasi.
Dalam titrasi kompleksometri banyak digunakan EDTA sebagai agen
pengompleks. EDTA memiliki kemampuan untuk meng-chelat dengan berbagai jenis
logam dengan mudah dan stabilitasnya bergantung pada pH larutan sehingga titrasi
dapat dilakukan pada berbagai kondisi untuk meningkatkan selektivitas titrasi dengan
logam. Kompleks yang terbentuk antara logam dengan EDTA memiliki nilai Kstab
yang relatif tinggi, sehingga kompleks yang terbentuk akan stabil dan reaksi akan
cenderung mengarah ke pembentukan kompleks.
Titrasi kompleksometri digunakan untuk menentukan secara kuantitatif
konsentrasi logam dalam obat. Selain itu juga digunakan dalam menentukan kadar
cemaran logam berat dalam produk sediaan farmasi. Titrasi kompleksometri
digunakan dalam penentuan kadar titanium dioksida yang digunakan dalam banyak
produk kosmetik. Penerapan dalam bidang medisnya, yaitu digunakan dalam
penetapan kadar kalsium dalam urin. Secara umum, titrasi kompleksometri dapat
digunakan sebagai suatu metode dalam farmasi untuk evaluasi keamanan, kualitas,
dan efikasi sediaan obat dan kosmetik.
VI. KESIMPULAN
6.1 Berdasarkan pembakuan, konsentrasi dinatrium edetat yang digunakan adalah
0,0512 M.
6.2 Berdasarkan hasil perhitungan dari titrasi kompleksometri yang telah dilakukan,
kadar kalsium glukonat yang terdapat dalam sampel adalah 70,26594064 % dengan
galat sebesar 29, 73405936 %
6.3 Berdasarkan hasil perhitungan dari titrasi kompleksometri yang telah dilakukan,
kadar magnesium sulfat yang terdapat dalam sampel adalah 45,7464% dengan galat
sebesar 54,2536% .