Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN TETAP

PRAKTIKUM SATUAN OPERASI I


TEGANGAN PERMUKAAN

Oleh
PIPIT SAVITRI
05031382126082

TEKNOLOOGI HASIL PERTANIAN


TEKNOLOGI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
PALEMBANG
2022
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tegangan permukaan dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu suhu dan zat
terlarut. Tegangan permukaan zat cair berkurang secara linier dengan
bertambahnya temperatur, karena meningkatnya energi kinetik dari molekul.
Adanya zat terlarut didalam zat cair dapat menurunkan atau meningkatkan
tegangan permukaan. Garam-garam organik menaikkan tegangan permukaan
karena terjadi gaya tarik-menarik antara molekul zat terlarut dan pelarut lebih
besar dari pada gaya tarik menarik antara sesama molekul pelarut sehingga
konsentrasi zat terlarut dipermukaan lebih kecil (Marfira dkk, 2018)
Pada dasarnya setiap cairan memiliki tegangan permukaan. Tegangan
permukaan zat cair merupakan kecenderungan permukaan zat cair untuk
menegang, sehingga permukaannya seperti ditutupi oleh suatu lapisan elastis.
Selain itu, tegangan permukaan juga diartikan sebagi suatu kemampuan atau
kecenderunagn zat cair untuk selalu menuju ke keadaan yang luas permukaannya
lebih kecil yaitu permukaan datar atau bulat seperti bola atau dapat didefinikan
sebagai usaha yang membentuk luas permukaan batu (Julianto et al., 2016). Oleh
karena itu dilakukan praktikum untuk mengetahui bagaimana nilai tegangan
permukaan dengan menggunakan metode kenaikan kapiler dan metode tetes pada
suatu bahan.

1.2 Tujuan
Tujuan praktikum kali ini adalah menentukan permukaan zat cair secara relatif
dengan air sebagai zat pembanding.

1 Universitas Sriwijaya
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tegangan permukaan


Tegangan permukaan merupakan fenomena akibat adanya ketidakseimbangan
antara gaya-gaya yang dialami oleh molekul-molekul yang berada di permukaan
antara molekul molekul cairan dengan udara akibat gaya tarik menarik antara
molekul-molekul cairan lebih besar dibanding pada gas. Uji kinerja yang dapat
dilakukan untuk mengetahui sifat aktif permukaan suatu senyawa aktif adalah
melalui uji kemampuan senyawa aktif untuk menurunkan tegangan permukaan
(Hilmasari, 2020).
Tegangan permukaan adalah gaya atau tarikan ke bawah yang menyebabkan
permukaan cairan berkontraksi dan benda dalam keadaan tegang. Tegangan
permukaan ini disebabkan karena adanya molekul dalam suatu cairan yang saling
tarik menarik anatar satu dengan yang lainnya ke segala arah dengan gaya yang
sama besarnya. Namun, pada permukaan cairan tidak ada molekul yang saling
tarik menarik sehingga luas permukaan cairan cenderung untuk menyusut.
Permukaan cairan akan mengalami resultan gaya yang berasal dari sisi samping
dan bawah permukaan yang menarik permukaan cairan mengarah ke dalam cairan
itu sendiri. Partikel di dalam zat cair mempunyai gaya tarik menarik antara satu
dengan yang lainnya yang disebut dengan gaya kohesi. Tegangan permukaan
merupakan hasil interaksi pada permukaan kontak antara dua material yang
berbeda jenis. Istilah tegangan permukaan ini biasanya dikorelasikan antara benda
padat dengan zat cair. Semakin rendah tegangan permukaan maka semakin besar
permukaan kontak antara dua material tersebut. Sehingga butiran-butiran zat cair
akan menyebar secara merata pada permukaan benda (Salam, 2017).

2.2 Piknometer
Piknometer adalah suatu alat yang terbuat dari kaca, bentuknya menyerupai
botol parfum atau sejenisnya. Cara menggunakan piknometer yaitu piknometer
yang telah bersih dan kering ditimbang kosong. Piknometer diisi dengan akuades
sampai penuh, kemudian ditutup dengan penutup yang memiliki termometer.
Diukur suhu akuades dalam piknometer, dan dicatat. Piknometer yang berisi air,

2 Universitas Sriwijaya
3

dibersihkan bagian luarnya dengan tissue, ditimbang dan dicatat bobotnya (Ilyas,
2018).
Pengukuran dengan menggunakan piknometer, sebelum digunakan harus
dibersihkan dan dikeringkan hingga tidak ada sedikitpun titik air di dalamnya. Hal
ini bertujuan untuk memperoleh bobot kosong dari alat. Jika masih terdapat titik
air di dalamnya, dapat mempengaruhi hasil yang diperoleh. Pada pengisiannya
dengan sampel, harus diperhatikan baik-baik agar di dalam alat tidak terdapat
gelembung udara, sebab akan mengurangi bobot sampel yang akan diperoleh.

2.3 Metode Kenaikan Kapiler


Bila suatu pipa kapiler kedalamnya dimasukkan suatu cairan yang membasahi
dinding maka cairan akan naik kedalam kapiler karena adanya tegangan
permukaan. Kenaikan cairan sampai pada suatu ketinggian tertentu sehingga
terjadi kesetimbangan antara gaya keatas dan gaya kebawah sehingga permukaan
stabil. metodekenaikan kapiler terjadi, jika sebuah tabung kecil terbuka
dimasukkan ke dalam air, permukaan air di dalam tabung akan naik di atas
permukaan air di luar tabung. Dalam situasi ini terdapat gaya tarik (adhesi) antara
dindingtabung dan molekul zat cair yang cukup kuat untuk mengatasi gaya tarik
antarmolekul (kohesi) dan menariknya ke dinding. Pada metode kenaikan pipa
kapiler terjadi keseimbangan antara gaya ke atas dan gayakebawah (Istiani, 2018).
Metode kenaikan pipa kapiler merupakan metode bila suatu pipa kapiler
dimasukkan kedalam cairan yang membasahi dinding maka cairan akan naik
kedalam kapiler karena adanya tegangan muka. Kenaikan cairan sampai suhu
tinggi tertentu sehingga terjadi keseimbangan antara gaya keatas dan kebawah
(Julianto, 2016).

2.4 Metode Tetes


Bila cairan tepat akan menetes maka gaya tegangan permukaan = gaya yang
disebabkan oleh massa cairan sebagai gaya berat itu sendiri.
Kelebihan dari metode penentuan menggunakan bentuk tetes cukup banyak, yaitu
1) Jumlah cairan (sampel) yang digunakan sedikit 2) Relatif lebih mudah
dilakukan 3) Dapat digunakan dalam berbagai eksperiment yang sulit, seperti

Universitas Sriwijaya
4

penentuantegangan antarmuka antara sistem cairan-fluida yang tergantung pada


temperatur dan tekanan, 4) Parameter yang diatur untuk menentukan tegangan
antarmuka relatif sedikit, 5) Zat yang dapat digunakan cukup luas, mulai dari
cairan organik sampai logam cair, dan dari pelarut murni sampai larutan pekat, 6)
Memiliki potensi untuk menentukan tegangan antar muka pada sistem yang
dinamis, karena profile dari tetesan dapat disimpan dalam bentuk gambar digital
(Alhadi, 2015).

Universitas Sriwijaya
BAB 3
METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat


Praktikum ini dilaksanakan pada hari Jum'at, 4 Maret 2022 Pukul 13.00-14.40
WIB di Laboratorium Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas Pertanian Universitas
Sriwijaya Palembang.

3.2 Alat dan Bahan


Alat yang digunakan dalam praktikum kali ini untuk metode kenaikan kapiler,
yaitu 1) bola bekel (karet), 2) gelas ukur 500 ml, 3) stopwatch, dan 4)
penggaris.Bahan yang digunakan untuk metode kenaikan kapiler, yaitu 1)
aquadest dan 2) minyak goreng berbagai merek.
Alat yang digunakan untuk metode tetes, yaitu 1) neraca analitik, 2) pipet tetes,
3) Beaker gelas 250 ml, dan 4) gelas ukur.
Bahan yang digunakan untuk metode tetes, yaitu 1) aquadest, dan 2) detergen
berbagai merek.

3.3 Cara Kerja


Metode kenaikan kapiler
1. Tentukan lebih dahulu berat jenis masing-masing sampel dengan piknometer.
2. Sampel dimasukkan dalam gelas ukur 500 ml, kemudian bola bekel (karet)
dimasukkan ke dalamnya.
3. Ukur waktu, tinggi dari permukaan cairan hingga bola bekel saat bola bekel
melayang dalam gelas ukur. Catat tinggi awal permukaan pada gelas ukur
dari permukaan cairan hingga dasar gelas ukur maka selisihnya adalah tinggi
h.
4. Ulangi percobaan ini sampai tiga kali pengamatan, kemudian diganti dengan
sampel yang akan diselidiki harganya.
5. Analisa data dengan menggunakan perhitungan ketidakpastian pengukuran
dalam percobaan.

5 Universitas Sriwijaya
6

Metode Tetes
1. Detergen ditimbang ditimbang di dalam Beaker gelas A, larutkan detergen
tersebut dengan aquadest sesuai dengan masing-masing perlakuan.
2. Larutan tersebut dipindahkan ke Beaker gelas B dengan cara diteteskan.
3. Hitung dan catat berapa tetes masing-masing perlakuan.
4. Ulangi percobaan ini tiga kali untuk setiap macam zat cair yang akan
diselidikinya.
5. Analisa data dengan menggunakan perhitungan ketidakpastian pengukuran
dalam percobaan.

Universitas Sriwijaya
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
Tabel 4.1.1. Tegangan Permukaan Metode Tetes
Kelompok Bahan Aquadest Jumlah tetes
Daia 160
1 Aquadest 25 ml 486
Total 646
Daia 863
2 Aquadest 25 ml 419
Total 1282

1) Hasil Perhitungan Metode Kenaikan Kapiler Pada Minyak


1
𝛾= 𝑟. ℎ. 𝑑. 𝑔
2

1
= 2 . 2,9. 4,8. 0,78. 10

= 54,29

2) Hasil Perhitungan Metode Kenaikan Kapiler Pada Aquadest

1
𝛾= 𝑟. ℎ. 𝑑. 𝑔
2
1
= 2 . 2,9. 4,2. 1. 10

= 60,9

7 Universitas Sriwijaya
8

4.2 Pembahasan
Praktikum kali ini yaitu menentukan tegangan permukaan dengan
menggunakan metode kanaikan kapiler dan metode tetes. Dengan bahan yang
digunakan yaitu bola bekel, minyak, aquadest dan detergen. Sedangkan alat yang
digunakan yaitu gelas ukur 500 ml, pipet tetes dan gelas beaker 250 ml. Pada
metode kenaikan kapiler dapat diketahui lama waktu yang dibutuhkan bola bekel
berada pada tinggi permukaan cairan di dalam gelas ukur yang berisi minyak dan
aquadest. Lama waktu bola mengambang di gelas ukur yang berisi minyak lebih
cepat dibandingkan di gelas ukur yang berisi aquadest. Hal itu dibuktikan oleh
data yang ada yaitu bola berhenti mengambang pada minyak dengan waktu 2,01
detik dengan selisih ketinggian 4,8 cm sedangkan pada gelas ukur yang berisi
aquadest bola bekel berhenti mengambang dengan waktu 2,42 detik dengan selisih
ketinggian 4,2 cm.
Pada metode tetes menggunakan pipet tetes sebagai alat yang berfungsi untuk
membantu memindahkan cairan dari wadah yang satu ke wadah yang lain yaitu
setetes demi tetes. Pemindahan cairan dengan menggunakan pipet tetes memang
memakan waktu yang sangat lama apabila yang di pindahkan sangat banyak. Tapi
sesuai dengan namanya, pipet tetes hanya di gunakan untuk memindahkah cairan
dengan kuantitas yang sangat kecil atau sedikit. Pada pengukuran tegangan
permukaan metode tetes mulanya kami melarutkan detergen kedalam beaker gelas
yang berukuran 250 ml. Setelah itu tuangkan sedikit aquadest, lalu larutan diaduk
dan ambil cairan menggunakan pipet tetes lalu taruh ke beaker gelas yang kedua.
Lakukan hal yang sama pada gelas beaker yang berisi aquadest 250 ml.
Perpindahan cairan detergen menggunakan pipet tetes pada kelompok pertama
terdapat 160 jumlah tetesan. Sedangkan pada kelompok kedua terdapat 863
tetesan. Hasil perhitungan tetesan aquadest pada kelompok pertama yaitu 486
tetesan sedangkan pada kelompok 2 sebanyak 419 tetesan. Perbedaan jumlah
tetesan pada detergen oleh kelompok 1 dan 2 bisa disebabkan karena kurangnya
ketelitian perhitungan oleh praktikan atau human error, selain itu bisa disebabkan
karena adanya ketidakpastian pengukuran, dan perbedaan medium yang
digunakan. Sedangkan perbedaan jumlah tetesan cairan detergen dan aqudest bisa
disebabkan karena bahan yang digunakan dan juga jumlah tiap pelarutnya.

Universitas Sriwijaya
BAB 5
KESIMPULAN

Adapun kesimpulan pada praktikum kali ini adalah sebagai berikut:


1. Bahan yang halus cenderung lebih cepat larut dalam aquadest dibandingkan
bahan yang kasar.
2. Bentuk bahan yang akan dilarutkan berpengaruh pada jumlah tetesan yang
dihasilkan.
3. Pipet tetes memiliki fungsi untuk membantu memindahkan cairan dari wadah
yang satu ke wadah yang lain dalam jumlah yang sangat kecildari tetes demi
tetes.
4. Perbedaan jumlah tetesan pada masing-masing bahan bisa disebabkan karena
human error, ketidakpastian pengukuran, medium yang digunakan, bahan
yang digunakan maupun jumlah pelarutnya.
5. Untuk hasil yang lebih akurat percobaan harusnya dilakukan bukan hanya
satu kali melainkan dengan dua kali pengulangan percobaan.

9 Universitas Sriwijaya
DAFTAR PUSTAKA

Alhadi, M. A., 2015. Aplikasi Metode ADSA-OVERLAY untuk Mengukur


Tegangan Permukaan. Skripsi. Universitas Jember Fakultas Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam.

Hilmasari, J. 2020. Aplikasi Reaktor Sulfonasi Dengan Variasi Temperature Pada


Sintesis Surfaktan Metil Ester Sulfonate dari Metil Ester Berbasis Cpo
(Doctoral Dissertation, Politeknik Negeri Sriwijaya).

Ilyas, M. 2018. Sintesis Poly Aluminium Klorida (PAC) dari Limbah Aluminium
Foil untuk Menurunkan Kekeruhan Air Sungai Je’neberang (Doctoral
dissertation, Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar).

Istiani, N. A., 2018. Analisis Kualitas Madu yang Beredar di Kota Semarang
Berdasarkan Parameter Massa Jenis, Indeks Bias, dan Tegangan
Permukaan. Skripsi. Universitas Islam Neegeri Walisongo Fakultas Sains
dan Teknologi.

Julianto, E., Rofingah, J., Finda, A., & Hakim, F. N. 2016. Menentukan Tegangan
Permukaan Zat Cair. SPEKTRA : Jurnal Kajian Pendidikan Sains, 2(2),
176. https://doi.org/10.32699/spektra.v2i2.18.

Marfira, N. Aska, N. S. N., Dan Calisya, V., 2018. Sifat Fisik Cairan. Laporan
Praktikum. Institut Pertanian Bogor Fakultas Matematika Dan Ilmu
Pengetahuan Alam.

Salam, R. 2017. Uji Kerapatan, Viskositas Dan Tegangan Permukaan Pada Tinta
Print Dengan Bahan Dasar Arang Sabut Kelapa. Makassar: Universitas
Negeri Alaudin.

10 Universitas Sriwijaya

Anda mungkin juga menyukai