Oleh
PIPIT SAVITRI
05031382126082
1.2 Tujuan
Tujuan praktikum kali ini adalah menentukan permukaan zat cair secara relatif
dengan air sebagai zat pembanding.
1 Universitas Sriwijaya
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.2 Piknometer
Piknometer adalah suatu alat yang terbuat dari kaca, bentuknya menyerupai
botol parfum atau sejenisnya. Cara menggunakan piknometer yaitu piknometer
yang telah bersih dan kering ditimbang kosong. Piknometer diisi dengan akuades
sampai penuh, kemudian ditutup dengan penutup yang memiliki termometer.
Diukur suhu akuades dalam piknometer, dan dicatat. Piknometer yang berisi air,
2 Universitas Sriwijaya
3
dibersihkan bagian luarnya dengan tissue, ditimbang dan dicatat bobotnya (Ilyas,
2018).
Pengukuran dengan menggunakan piknometer, sebelum digunakan harus
dibersihkan dan dikeringkan hingga tidak ada sedikitpun titik air di dalamnya. Hal
ini bertujuan untuk memperoleh bobot kosong dari alat. Jika masih terdapat titik
air di dalamnya, dapat mempengaruhi hasil yang diperoleh. Pada pengisiannya
dengan sampel, harus diperhatikan baik-baik agar di dalam alat tidak terdapat
gelembung udara, sebab akan mengurangi bobot sampel yang akan diperoleh.
Universitas Sriwijaya
4
Universitas Sriwijaya
BAB 3
METODOLOGI PRAKTIKUM
5 Universitas Sriwijaya
6
Metode Tetes
1. Detergen ditimbang ditimbang di dalam Beaker gelas A, larutkan detergen
tersebut dengan aquadest sesuai dengan masing-masing perlakuan.
2. Larutan tersebut dipindahkan ke Beaker gelas B dengan cara diteteskan.
3. Hitung dan catat berapa tetes masing-masing perlakuan.
4. Ulangi percobaan ini tiga kali untuk setiap macam zat cair yang akan
diselidikinya.
5. Analisa data dengan menggunakan perhitungan ketidakpastian pengukuran
dalam percobaan.
Universitas Sriwijaya
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Tabel 4.1.1. Tegangan Permukaan Metode Tetes
Kelompok Bahan Aquadest Jumlah tetes
Daia 160
1 Aquadest 25 ml 486
Total 646
Daia 863
2 Aquadest 25 ml 419
Total 1282
1
= 2 . 2,9. 4,8. 0,78. 10
= 54,29
1
𝛾= 𝑟. ℎ. 𝑑. 𝑔
2
1
= 2 . 2,9. 4,2. 1. 10
= 60,9
7 Universitas Sriwijaya
8
4.2 Pembahasan
Praktikum kali ini yaitu menentukan tegangan permukaan dengan
menggunakan metode kanaikan kapiler dan metode tetes. Dengan bahan yang
digunakan yaitu bola bekel, minyak, aquadest dan detergen. Sedangkan alat yang
digunakan yaitu gelas ukur 500 ml, pipet tetes dan gelas beaker 250 ml. Pada
metode kenaikan kapiler dapat diketahui lama waktu yang dibutuhkan bola bekel
berada pada tinggi permukaan cairan di dalam gelas ukur yang berisi minyak dan
aquadest. Lama waktu bola mengambang di gelas ukur yang berisi minyak lebih
cepat dibandingkan di gelas ukur yang berisi aquadest. Hal itu dibuktikan oleh
data yang ada yaitu bola berhenti mengambang pada minyak dengan waktu 2,01
detik dengan selisih ketinggian 4,8 cm sedangkan pada gelas ukur yang berisi
aquadest bola bekel berhenti mengambang dengan waktu 2,42 detik dengan selisih
ketinggian 4,2 cm.
Pada metode tetes menggunakan pipet tetes sebagai alat yang berfungsi untuk
membantu memindahkan cairan dari wadah yang satu ke wadah yang lain yaitu
setetes demi tetes. Pemindahan cairan dengan menggunakan pipet tetes memang
memakan waktu yang sangat lama apabila yang di pindahkan sangat banyak. Tapi
sesuai dengan namanya, pipet tetes hanya di gunakan untuk memindahkah cairan
dengan kuantitas yang sangat kecil atau sedikit. Pada pengukuran tegangan
permukaan metode tetes mulanya kami melarutkan detergen kedalam beaker gelas
yang berukuran 250 ml. Setelah itu tuangkan sedikit aquadest, lalu larutan diaduk
dan ambil cairan menggunakan pipet tetes lalu taruh ke beaker gelas yang kedua.
Lakukan hal yang sama pada gelas beaker yang berisi aquadest 250 ml.
Perpindahan cairan detergen menggunakan pipet tetes pada kelompok pertama
terdapat 160 jumlah tetesan. Sedangkan pada kelompok kedua terdapat 863
tetesan. Hasil perhitungan tetesan aquadest pada kelompok pertama yaitu 486
tetesan sedangkan pada kelompok 2 sebanyak 419 tetesan. Perbedaan jumlah
tetesan pada detergen oleh kelompok 1 dan 2 bisa disebabkan karena kurangnya
ketelitian perhitungan oleh praktikan atau human error, selain itu bisa disebabkan
karena adanya ketidakpastian pengukuran, dan perbedaan medium yang
digunakan. Sedangkan perbedaan jumlah tetesan cairan detergen dan aqudest bisa
disebabkan karena bahan yang digunakan dan juga jumlah tiap pelarutnya.
Universitas Sriwijaya
BAB 5
KESIMPULAN
9 Universitas Sriwijaya
DAFTAR PUSTAKA
Ilyas, M. 2018. Sintesis Poly Aluminium Klorida (PAC) dari Limbah Aluminium
Foil untuk Menurunkan Kekeruhan Air Sungai Je’neberang (Doctoral
dissertation, Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar).
Istiani, N. A., 2018. Analisis Kualitas Madu yang Beredar di Kota Semarang
Berdasarkan Parameter Massa Jenis, Indeks Bias, dan Tegangan
Permukaan. Skripsi. Universitas Islam Neegeri Walisongo Fakultas Sains
dan Teknologi.
Julianto, E., Rofingah, J., Finda, A., & Hakim, F. N. 2016. Menentukan Tegangan
Permukaan Zat Cair. SPEKTRA : Jurnal Kajian Pendidikan Sains, 2(2),
176. https://doi.org/10.32699/spektra.v2i2.18.
Marfira, N. Aska, N. S. N., Dan Calisya, V., 2018. Sifat Fisik Cairan. Laporan
Praktikum. Institut Pertanian Bogor Fakultas Matematika Dan Ilmu
Pengetahuan Alam.
Salam, R. 2017. Uji Kerapatan, Viskositas Dan Tegangan Permukaan Pada Tinta
Print Dengan Bahan Dasar Arang Sabut Kelapa. Makassar: Universitas
Negeri Alaudin.
10 Universitas Sriwijaya