Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN TETAP

PRAKTIKUM SATUAN OPERASI 1


TEGANGAN PERMUKAAN

Oleh :
Clara Margareth Sinaga
05031382126078

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN


JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
PALEMBANG
2022
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Tegangan dalam permukaan adalah gaya persatuan panjang yang harus


diberikan sejajar pada permukaan untuk mengimbangi tarikan ke dalam. Gaya
tegangan permukaan mempunyai satuan dyne/cm dalam satuan cgs. Tegangan
permukaan zat cair merupakan kecenderungan permukaan zat cair untuk
menegang, sehingga permukaannya seperti ditutupi oleh suatu lapisan elastic.
Selain itu, tegangan permukaan juga diartikan sebagai suatu kemampuan atau
kecenderungan zat cair untuk selalu menuju ke keadaan yang luas permukaannya
lebih kecil yaitu permukaan datar atau bulat seperti bola atau ringkasnya
didefinisikan sebagai usaha yang membentuk luas permukaan baru. Dengan sifat
tersebut zat cair mampu untuk menahan benda-benda kecil di permukaannya
(Juliyanto et al., 2016). Faktor-faktor yang mempengaruhi tegangan permukaan
adalah jenis cairan, suhu, tekanan, zat terlarut, kerapatan/massa jenis. Semakin
besar massa jenis berarti makin rapat muatan atau partikel dari cairan sehingga
menyebabkan makin besar gaya yang diperlukan untuk memecahkan permukaan
cairan tersebut (Muchtar, 2015).
Untuk menentukan tegangan permukaan dapat menggunakan konsep
kapilaritas, yaitu peristiwa naik atau turunnya zat cair di dalam pipa kapiler.
Tegangan permukaan dipengaruhi kapilaritas dikarenakan adanya gaya kohesi dan
gaya adhesi. Penyebab terjadinya tegangan permukaan disebabkan juga karena
adanya gaya tarik-menarik antar molekul di dalam cairan. Selain itu, terdapat
faktor yang mempengaruhi tegangan permukaan ini, antara lain suhu, viskositas
atau kekentalan suatu fluida, jenis cairan, surfaktan, zat terlarut atau solute dan
lain sebagainya. Untuk menghitung tegangan permukaan ini dapat menggunakan
metode kenaikan kapiler, metode tetes dan meetode cincin de-Nouy (Arini, 2019).

1.2. Tujuan

Tujuan praktikum kali ini adalah untuk menentukan permukaan zat cair
secara relatif dengan air sebagai zat pembanding.

1 Universitas Sriwijaya
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tegangan Permukaan

Tegangan dalam permukaan adalah gaya persatuan panjang yang harus


diberikan sejajar pada permukaan untuk mengimbangi tarikan ke dalam. Gaya
tegangan permukaan mempunyai satuan dyne/cm dalam satuan cgs. Tegangan
permukaan zat cair merupakan kecenderungan permukaan zat cair untuk
menegang, sehingga permukaannya seperti ditutupi oleh suatu lapisan elastic.
Selain itu, tegangan permukaan juga diartikan sebagai suatu kemampuan atau
kecenderungan zat cair untuk selalu menuju ke keadaan yang luas permukaannya
lebih kecil yaitu permukaan datar atau bulat seperti bola atau ringkasnya
didefinisikan sebagai usaha yang membentuk luas permukaan baru. Dengan sifat
tersebut zat cair mampu untuk menahan benda-benda kecil di permukaannya.
Seperti silet, berat silet menyebabkan permukaan zat cair sedikit melengkung ke
bawah tampak silet itu berada. Lengkungan itu memperluas permukaan zat cair
namun zat cair dengan tegangan permukaannya berusaha mempertahankan luas
permukaan-nya sekecil mungkin (Juliyanto et al., 2016). Tegangan permukaan
juga diartikan sebagai gaya atau tarikan ke bawah yang menyebabkan permukaan
cairan berkontraksi dan benda dalam keadaan tegang (Salam, 2017).

2.2 Piknometer

Piknometer adalah suatu alat yang terbuat dari kaca, bentuknya menyerupai
botol parfum atau sejenisnya. Piknometer bekerja dengan cara mengukur berat zat
cair secara langsung yang dibandingkan dengan volume dari piknometer tersebut.
Volume piknometer ditentukan dengan cara mengukur berat air (pembanding) yang
berada dalam piknometer yang terisi penuh, kemudian menetapkan suhu air
sehingga didapatkan bobot jenis air pada suhu 25 oC dan melakukan perhitungan
volume piknometer yang sesungguhnya. Kemudian mengukur bobot jenis masing-
masing produk dengan menggunakan volume piknometer yang telah diketahui
sebelumnya. Piknometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur nilai massa

2 Universitas Sriwijaya
3

jenis atau densitas dari fluida. Piknometer terdiri 3 bagian yaitu tutup pikno,
lubang, dan gelas atau tabung ukur (Asidu, 2017).

2.3 Metode Tetes

Metode tetes adalah suatu metode dimana gaya dari suatu tegangan
permukaan sama dengan gaya yang disebabkan oleh massa cairan sebagai gaya
berat itu sendiri.Pada metode tetes, gaya berat cairan = mg, gaya tegangan. Pada
percobaan ini, cairan juga akan ditentukan dengan membandingkan cairan yang
telah diketahui. Metode ini dilakukan dengan cara memindahkan cairan dari gelas
beker menggunakan pipet tetes secara bertahap. Metode ini dilakukan untuk
menentukan berapa banyak cairan yang di tetes kan pada wadah yang lainnya.

2.4 Metode Kapiler

Ada beberapa metode penentuan tegangan muka diantaranya adalah metode


kenaikan pipa kapiler. Metode kenaikan pipa kapiler merupakan metode bila suatu
pipa kapiler dimasukkan kedalam cairan yang membasahi dinding maka cairan
akan naik kedalam kapiler karena adanya tegangan muka. Kenaikan cairan sampai
suhu tinggi tertentu sehingga terjadi keseimbangan antara gaya keatas dan
kebawah. Metode ini didasarkan pada kenyataan bahwa bila sebatang pipa kapiler
dimasukan kedalam cairan maka permukaan cairan dalam pipa kapiler dapat
mengalami kenaikan atau penurunan. Apabila cairan membasahi bejana θ 90
maka permukaan cairan akan naik. Sedangkan bila cairan tidak membasahi bejana
θ 90 permukaan cairan akan turun. Peristiwa naik turunnya permukaan cairan
dalam kapiler ini disebut dengan kapilaritas (Juliyanto et al., 2016).

Universitas Sriwijaya
BAB 3
METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1. Waktu dan Tempat


Praktikum kali ini mengenai “Tegangan Permukaan” dilaksanakan pada
hari Jumat, 4 Maret 2022 dimulai pada pukul 13:00 WIB sampai dengan selesai,
di laksanakan di Laboratorium Fakultas Pertanian, Universitas Sriwijaya
Palembang.

3.2. Alat dan Bahan


3.2.1. Metode Kapiler
Alat yang digunakan dalam praktikum kali ini untuk metode kenaikan
kapiler, yaitu :
Bahan yang digunakan untuk metode kenaikan kapiler, yaitu :
1) aquadest dan 2) minyak goreng berbagai merek.

3.2.2. Metode Tetes


Alat yang digunakan untuk metode tetes, yaitu :
1) neraca analitik, 2) pipet tetes, 3) Beaker gelas 250 ml, dan 4) gelas ukur.
Bahan yang digunakan untuk metode tetes, yaitu :
1) aquadest, dan 2) detergen berbagai merek.

3.3. Cara Kerja


3.3.1. Metode kenaikan kapiler
Cara kerja praktikum kali ini dengan menggunakan metode kenaikan
kapiler adalah sebagai berikut:
1. Tentukan lebih dahulu berat jenis masing-masing sampel dengan piknometer.
2. Sampel dimasukkan dalam gelas ukur 500 mL, kemudian bola bekel (karet)
dimasukkan ke dalamnya.
3. Ukur waktu, tinggi dari permukaan cairan hingga bola bekel saat bola bekel
melayang dalam gelas ukur. Catat tinggi awal permukaan pada gelas ukur dari
permukaan cairan hingga dasar gelas ukur maka selisihnya adalah tinggi h.
4. Ulangi percobaan ini sampai tiga kali pengamatan, kemudian diganti dengan
sampel yang akan diselidiki harganya.

4 Universitas Sriwijaya
5

5. Analisa data dengan menggunakan perhitungan ketidakpastian pengukuran


dalam percobaan.

3.3.2. Metode Tetes


Cara kerja praktikum kali ini dengan menggunakan metode kenaikan
kapiler adalah sebagai berikut:
1. Detergen ditimbang ditimbang di dalam Beaker gelas A, larutkan detergen
tersebut dengan aquadest sesuai dengan masing-masing perlakuan.
2. Larutan tersebut dipindahkan ke Beaker gelas B dengan cara diteteskan.
3. Hitung dan catat berapa tetes masing-masing perlakuan.
4. Ulangi percobaan ini tiga kali untuk setiap macam zat cair yang akan
diselidikinya.
5. Analisa data dengan menggunakan perhitungan ketidakpastian pengukuran
dalam percobaan.

Universitas Sriwijaya
BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil

Hasil dari praktikum ini adalah :

4.1.1 Metode Tetes


kelompok Bahan Aquadest Jumlah Tetes

Daia 160

1 Aquadest 25 ml 486

Total 646

Daia 863

2 Aquadest 25 ml 419

Total 1282

4.1.2 Metode Kenaikan Kapiler


𝐷𝑖𝑘:
𝑃𝑖𝑘𝑛𝑜 𝐾𝑜𝑠𝑜𝑛𝑔 (𝐴) = 16,60
𝑃𝑖𝑘𝑛𝑜 𝑀𝑖𝑛𝑦𝑎𝑘 (𝐾) = 16,25
𝑃𝑖𝑘𝑛𝑜 𝐴𝑞𝑢𝑎𝑑𝑒𝑠𝑡 = 25,10
𝑃𝑖𝑘𝑛𝑜 𝑀𝑖𝑛𝑦𝑎𝑘 = 24,10
𝑉. 𝑃𝑖𝑘𝑛𝑜 = 10 𝑚𝑙
𝐷𝑖𝑡: 𝜌 𝑎𝑞𝑢𝑎𝑑𝑒𝑠𝑡 𝑑𝑎𝑛 𝜌 𝑚𝑖𝑛𝑦𝑎𝑘 ?
Jawaban:
𝜌 𝑎𝑞𝑢𝑎𝑑𝑒𝑠𝑡 − 𝜌 𝑘𝑜𝑠𝑜𝑛𝑔
𝜌 𝑎𝑞𝑢𝑎𝑑𝑒𝑠𝑡 =
𝜈. 𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜

25,10 − 16,60
=
10

6 Universitas Sriwijaya
7

8,5
=
10

= 0,85 = 1 𝑑𝑦𝑛𝑒/𝑐𝑚

𝜌 𝑚𝑖𝑛𝑦𝑎𝑘 − 𝜌 𝑘𝑜𝑠𝑜𝑛𝑔
𝜌 𝑚𝑖𝑛𝑦𝑎𝑘 =
𝜈. 𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜

24,10 − 16,25
=
10

7,85
=
10

= 0,78 𝑑𝑦𝑛𝑒/𝑐𝑚

𝑷𝒆𝒓𝒉𝒊𝒕𝒖𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒌𝒆𝒏𝒂𝒊𝒌𝒂𝒏 𝒌𝒂𝒑𝒊𝒍𝒆𝒓 ∶

𝐷𝑖𝑘:
𝑟 = 2,9 𝑐𝑚
𝑡 𝑚𝑖𝑛𝑦𝑎𝑘 = 2,36𝑠
ℎ 𝑚𝑖𝑛𝑦𝑎𝑘 = 5,2 𝑐𝑚
𝑡 𝑎𝑞𝑢𝑎𝑑𝑒𝑠𝑡 = 1,77𝑠
ℎ 𝑎𝑞𝑢𝑎𝑑𝑒𝑠𝑡 = 4,2 𝑐𝑚
Dit: 𝛾 𝑚𝑎𝑖𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑑𝑎𝑛 𝛾 𝑎𝑞𝑢𝑎𝑑𝑒𝑠𝑡 ?
Jawaban:
Aquadest
1
𝛾 = . 𝑟. ℎ. 𝑑. 𝑔
2
1
= . 2,9.5,2.1.10
2
= 75,4
Minyak
1
𝛾 = . 𝑟. ℎ. 𝑑. 𝑔
2
1
= . 2,9.4,5.0,78.10
2
= 50,895

Universitas Sriwijaya
8

4.2. Pembahasan

Praktikum kali ini membahas tentang tegangan permukaan. Tegangan


permukaan adalah gaya persatuan panjang yang harus diberikan sejajar pada
permukaan untuk mengimbangi tarikan ke dalam.Di dalam tegangan permukaan
menggunakan dua metode yaitu metode tetes dan metode kenaikan kapiler. Pada
praktikum kali ini alat yang digunakan yaitu yaitu 1) bola bekel (karet), 2) gelas
ukur 500 ml, 3) stopwatch, dan 4) penggaris untuk metode kenaikan kapiler dan
Bahan yang digunakan untuk metode kenaikan kapiler, yaitu 1) aquadest dan 2)
minyak goreng berbagai merek. Sedangkan alat yang di gunakan untuk metode
tetes, yaitu 1) neraca analitik, 2) pipet tetes, 3) Beaker gelas 250 ml, dan 4) gelas
ukur. Sedangkan bahan yang digunakan pada metode tetes, yaitu Bahan yang
digunakan untuk metode tetes, yaitu 1) aquadest, dan 2) detergen berbagai merek.
Dari alat dan bahan tersebut kita dapat melihat tegangan permukaan.
Proses metode kenaikan kapiler memiliki berberapa langkah-langkah,yaitu:
Langka pertama kita harus memasukan minyak sayur ke dalam gelas ukur 500ml,
selanjutnya jatuhkanlah bola bekel ke dalam gelas ukur yang sudah di isi minyak
dari ketinggian. Pada percobaan kedua kita menggunakan bola bekel yang sama
pada aquadest dengan ketinggian yang sama. Alasan waktu yang diperoleh bola
bekel pada aquadest dan bola bekel pada minyak dapat berbeda disebabkan oleh
kekentalan dari minyak dan tekanan yang diberikan oleh bola bekel itu sendiri
terjadi kenaikan dinding kapiler. Alasannya lainnya karena minyak memiliki
massa jenis yang lebih sedikit daripada aquadest. Metode selanjutnya adalah
metode tetes. Pada percobaan ini menggunakan 2 sampel yang pertama adalah 25
ml daia, yang kedua aquadest 25 ml. Pada percobaan ini menghasilkan waktu dan
banyak tetes yang berbeda yang disebabkan oleh tingkan kekentalan dan
keenceran suatu cairan serta banyaknya larutan yang dimasukkan. Semua faktor
yang tersebut dapat mempengaruhi tegangan permukaan suatu cairan. Hasil yang
diperoleh dari percobaan ini adalah 863 tetes pada daia dan 419 tetes pada
aquadest. Jadi dapat disimpulkan bahwa kekentalan suatu cairan sangat
berpengaruh terhadap jumlah tetes dan begitu juga sebaliknya.

Universitas Sriwijaya
BAB 5
KESIMPULAN

1. Faktor-faktor yang mempengaruhi tegangan permukaan adalah jenis cairan,


suhu, tekanan, zat terlarut, kerapatan/massa jenis.

2. Piknometer terdiri 3 bagian yaitu tutup pikno, lubang, dan gelas atau tabung
ukur.

3. Bola bekel pada minyak lebih lambat dan lebih kental daripada bola bekel pada
aquadest karena karena minyak memiliki massa jenis yang lebih sedikit daripada
aquadest.

4. Kekentalan suatu cairan sangat berpengaruh terhadap jumlah tetes dan begitu
juga sebaliknya.

5. Tegangan permukaan mempunyai satuan dyne/cm dalam satuan cgs.

6. Penyebab terjadinya tegangan permukaan disebabkan karena adanya gaya tarik-


menarik antar molekul di dalam cairan.

9 Universitas Sriwijaya
DAFTAR PUSTAKA

Asidu, L. O. A., Hasbi, M., & Aksar, P. 2017. Pemanfaatan minyak oli bekas
sebagai bahan bakar alternatif dengan pencampuran minyak pirolisis.
Jurnal Mahasiswa Teknik Mesin, 2(2), 1-7.

Arini, W. 2019. Tingkat daya kapilaratis jenis sumbu pada hidroponik sistem
Wick terhadap tanaman cabai merah (Capsicum annum L.). Jurnal
Perspektif Pendidikan, 13(1), 23-34.

Juliyanto, E., Rofingah, J., Sejati, A. F., dan Hakim, F. N. 2016. Menentukan
tegangan permukaan zat cair. Jurnal Kajian Pendidikan Sains, 2(2), 176-
186.

Muchtar, H. 2015. Pengaruh Kecepatan Pengadukan Dan Kehalusan Gambir Serta


Variasi Komposisi Terhadap Beberapa Sifat Fisika Dalam Pembuatan
Tinta Cetak. Jurnal Litbang Industri Vol. 5 No. 2, Desember 2015: 131-13.

Salam, R. 2017. Uji Kerapatan, Viskositas dan Tegangan Permukaan pada Tinta
Print dengan Bahan Dasar Arang Sabut Kelapa. Makassar: Universitas
Negeri Alaudin.

10 Universitas Sriwijaya

Anda mungkin juga menyukai