Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA FARMASI

TEGANGAN PERMUKAAN

DENGAN METODE PIPA KAPILER

Dosen : Widodo Waluyo, S.Si, DEA

Di susun oleh :

Shafira Yuliastika (0432950718079)

Program Studi S1 Farmasi

Semester II

Tahun 2018/2019

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BANI SALEH

I. TUJUAN
1. Mengenal dan membiasakan diri dengan konsep dan pengukuran tegangan permukaan

2. Menerangkan faktor-faktor yang mempengaruhi tegangan permukaan suatu zat cair.


3. Menentukan tegangan permukaan zat cair.
4. Menentukan konsentrasi misel kritik suatu surfaktan dengan metode tegangan
permukaan.

II. ALAT & BAHAN

Alat :

1. Gelas ukur 100 mL

2. Piknometer 25 mL

3. Cawan petri

4. Pipa kapiler

5. Mistar penggaris

6. Braket glass

Bahan :

1. Aquadest

2. Parrafin Cair

III. DASAR TEORI

Tegangan permukaan adalah gaya persatuan panjang yang harus dikerjakan sejajar
permukaan untuk mengimbangi gaya tarikan kedalam pada cairan. Hal tersebut terjadi
karena pada permukaan, gaya adhesi (antara cairan dan udara) lebih kecil dari pada gaya
kohesi antara molekul cairan sehingga menyebabkan terjadinya gaya kedalam pada
permukaan cairan (Douglas, 2001).

Pada permukaan temu antara cairan dan gas, atau dua cairan yang tidak dapat
bercampur, seolah-olah terbentuk suatu selaput atau lapisan khusus, yang nampaknya
disebabkan oleh tarikan molekul-molekul cairan di bawah permukaan tersebut adalah suatu
percobaan
yang
sederhana
untuk
meletakkan
sebuah jarum kecil pada permukaan air yang tenang dan mengamati bahwa jarum itu
didukung di sana oleh selaput tersebut (Wyle, 1988).

Di dalam zat cair suatu molekul dikelilingi oleh molekul-molekul lainnya yang
sejenis dari segala arah sehingga gaya tarik menarik sesama molekul (kohesi) adalah sama.
Pada permukaan zat cair terjadi suatu gaya tarik menarik antar molekul zat cair dengan
molekul udara (gaya adhesi). Gaya adhesi lebih kecil bila dibandingkan dengan gaya
kohesi, sehingga molekul di permukaan zat cair cenderung untuk masuk ke dalam. Tetapi
hal ini tidak terjadi karena adanya gaya yang bekerja sejajar dengan permukaan zat cair
untuk mengimbangi. Sedangkan tegangan antar permukaan karena gaya adhesi antara zat
cair untuk mengimbangi gaya kohesi. Sedangkan tegangan antar permukaan selalu lebih
kecil dari tegangan permukaan (Lachman, 1989).

Tegangan permukaan juga merupakan sifat fisik yang berhubungan dengan gaya
antarmolekul dalam cairan dan didefinisikan sebagai hambatan peningkatan luas
permukaan cairan. Awalnya tegangan permukaan didefinisikan pada antar muka cairan dan
gas. Namun, tegangan yang mirip juga ada pada tegangan antar muka cairan-cairan, atau
padatan dan gas. Tegangan semacam ini secara umum disebut dengan tegangan antar muka
(Douglas.2001)

Tegangan yang terjadi pada air akan bertambah dengan penambahan garam-garam
anorganik atau senyawa-senyawa elektrolit, tetapi akan berkurang dengan penambahan senyawa
organik tertentu antara lain sabun. Didalam teori ini dikatakan bahwa penambahan emulgator
akan menurunkan dan menghilangkan tegangan permukaan yang terjadi pada bidang batas
sehingga antara kedua zat cair tersebut akan mudah bercampur (Mawarda, 2009).

Ada beberapa metode dalam melakukan tegangan permukaan :

1. Metode kenaikan kapiler


R = jari jari

h = tinggi kenaikan

d = kerapatan cairan

g = gaya grafitasi

Tegangan permukaan diukur dengan melihat ketinggian air/ cairan yang naik melalui
suatukapiler. Metode kenaikan kapiler hanya dapat digunakan untuk mengukur
teganganpermukaan tidak bisa untuk mengukur tegangan permukaan tidak bias untuk
mengukurtegangan antar muka.

2. Metode tersiometer Du-Nouy

Metode cincin Du-Nouy bisa digunakan utnuk mengukur tegangan permukaan


ataupuntegangan antar muka. Prinsip dari alat ini adalah gaya yang diperlukan untuk
melepaskansuatu cincin platina iridium yang diperlukan sebanding dengan tegangan
permukaan atautegangan antar muka dari cairan tersebut (Atfins. 1994).

Pada dasarnya tegangan permukaan suatu zat cair dipengaruhi oleh beberapa factor
diantaranya suhu dan zat terlarut. Dimana keberadaan zat terlarut dalam suatu cairan
akan mempengaruhi besarnya tegangan permukaan terutama molekul zat yang berada
pada permukaan cairan berbentuk lapisan monomolekular yang disebut dengan
molekul surfaktan

Ada beberapa metode dalam melakukan


tegangan permukaan :
(Douglas,2001)

 Metode kenaikan kapiler Tegangan permukaan diukur dengan melihat ketinggian air/
cairan yang naik melalui suatukapiler. Metode kenaikan kapiler hanya dapat digunakan
untuk mengukur tegangan permukaan tidak bisa untuk mengukur tegangan permukaan
tidak biasa untuk mengukur tegangan antar muka.
 Metode tersiometer Du-NouyMetode cincin Du-Nouy bisa digunakan utnuk mengukur
tegangan permukaan ataupun tegangan antar muka. Prinsip dari alat ini adalah gaya yang
diperlukan untuk melepaskansuatu cincin platina iridium yang diperlukan sebanding
dengan tegangan permukaan atau tegangan antar muka dari cairan tersebut.(Atfins. 1994)

Pipa kapiler umumnya mempunyai panjang 1-6 meter dengan diameter dalam
0,5mm-2mm.Cairan refrigerant memasuki pipa kapiler dan mengalir hingga tekanannya
berkurang disebabkan oleh gesekan dan percepatan refrigerant. Sejumlah cairan
refrigerant berubah menjadi uap ketika mengalir pada pipa kapiler ini.Keuntungan
menggunakan pipa kapiler adalah bahwa pipa kapiler mempuyai bentuk yang
sederhana, tidak ada bagian yang bergerak dan tidak mahal serta pipa kapiler juga
memungkinkan tekanan dalam sistim merata selama tidak bekerja sehingga motor
penggerak kompressor mempunyai momen gaya awal yang kecil. Kerugiannya jika
menggunakan pipa kapiler adalah bahwa pipa kapiler tidak dapat diatur terhadap beban
yang berubah, mudah terganggu oleh adanya penyumbatan dan memerlukan pengisian
refrigeran berada dekat batas (Basri, 2009)

IV. PROSEDUR KERJA


1. Aquadest
1) Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2) Di ambil air aquadest lalu dimasukkan kedalam beaker glass
3) Dituangkan 50 ml air
4) Ukur kenaikan air dengan menggunakan pipa kapiler
5) Dimasukkan pipa kapiler ke dalam beaker glass
6) Dibiarkan air naik ke pipa kapiler
7) Diukur kenaikan cairan dalam pipa kapiler dengan mistar
8) Dihitung tegangan permukaannya
9) Diukur ketinggian cairan dengan menggunakan mistar

2. Parfin cair
1) Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2) Di masukkan paraffin kedalam beaker glass
3) Dituangkan 30 ml parafin cair
4) Ukur kenaikan air dengan menggunakan pipa kapiler
5) Dimasukkan pipa kapiler ke dalam beaker glass
6) Dibiarkan parafin cair naik ke pipa kapiler
7) Diukur kenaikan cairan dalam pipa kapiler dengan mistar
8) Dihitung tegangan permukaannya
9) Diukur ketinggian cairan dengan menggunakan mistar

V . Hasil dan Reaksi


 Tabel Data Pengamatan Tegangan Permukaan Air
Tinggi Cairan Bobot jenis
No Nama Zat (dyne/cm)
(cm) (g/mL)

1 Air 1,5 1 73,575

2 Air 1,3 1 63,765

3 Air 1,5 1 73,575

4 Air 1,7 1 83,385

5 Air 1,6 1 78,48

 Data Perhitungan Tegangan Permukaan Air

 Tabel Data Pengamatan Tegangan Permukaan Parafin Cair


Tinggi Cairan Bobot jenis
No Nama Zat (dyne/cm)
(cm) (g/mL)
1 Parafin cair 1,2 0,834 49,089

2 Parafin cair 1,1 0,834 44,998

3 Parafin cair 1,2 0,834 49,089

4 Parafin cair 1,3 0,834 53,180

5 Parafin cair 1,1 0,834 44,998

 Data Perhitungan Tegangan Permukaan Parafin Cair

VI . Pembahasan
Terdapat 2 metode penentuan tegangan permukaan yaitu metode kenaikan kapiler

dan metode tersiometer Du-Nouy. Namun dalam percobaan ini metode yang digunakan

hanyalah metode pipa kapiler, yaitu mengukur tegangan permukaan zat cair dan sudut

kelengkungannya dengan memakai pipa berdiameter. Salah satu ujung pipa dicelupkan

kedalam permukaan zat cair maka zat cair tersebut permukaannya akan naik sampai

ketinggian tertentu. Metode kenaikan kapiler hanya dapat digunakan untuk mengukur

tegangan permukaan tidak bisa untuk mengukur tegangan antar muka. Percobaan kali ini

akan digunakan metode kenaikan pipa kapiler. Pipa kapiler merupakan alat yang digunakan

untuk mengukur tegangan prermukaan.Prinsip kerja dari pipa kapiler adalah pipa kapiler

dicelupkan ke permukaan larutan dan pipa kapiler dibiarkan, larutan naik ke dalam pipa

kapiler menjadi stabil, lalu diukur panjang larutan yang naik ke dalam pipa kapiler.

Percobaan kali ini, sampel yang akan ditentukan tegangan permukaannya adalah parafin

cair dan air, air disini sebagai pembanding. Penggunaan konsentrasi parafin cair bertujuan

agar dapat dibandingkan antara nilai tegangan permukaan dengan konsentrasi yang satu

dengan yang lainnya.


Perlakuan pertama dilakukan penimbangan terhadap piknometer kosong terlebih

dahulu, agar dapat diketahui densitas dari air dan parafin cair. Larutan yang telah diketahui

densitasnya akan diukur tegangan permukaannya dengan menggunakan pipa kapiler.

Masing-masing larutan sebanyak 30 ml dimasukkan ke dalam gelas kimia, agar dapat

diukur tegangan permukaannya.

Berdasarkan hasil pengamatan, diperoleh tegangan permukaan pada air adalah

63,765 - 83,385 dan parafin cair 44,998 - 53,180.

Secara teori, tegangan permukaan dengan konsentrasi berbanding lurus, artinya

semakin tinggi konsentrasi, semakin tinggi pula tegangan perrmukaannya, sebaliknya,

semakin rendah konsentrasi, maka semakin rendah pula tegangan permukaannya. Namun,

pada percobaan ini diperoleh hasil yang berbeda, tegangan permukaan pada parafin cair

lebih kecil di bandingkan dengan air. Hal ini disebabkan karena larutan gliserin yang digunakan

telah rusak, karena telah lama disimpan. Jika suatu senyawa/larutan disimpan terlalu lama

maka larutan tersebut akan rusak. Kerusakan tersebut adalah kerusakan senyawa parafin

cair yang dikarenakan jenuhnya senyawa tersebut, sehingga ikatannya menjadi lemah dan

terurai.

Manfaat tegangan permukaan dalam bidang farmasi yaitu dalam mempengaruhi

penyerapan obat pada bahan pembantu padat pada sediaan obat, penetrasi molekul melalui

membrane biologis, dan bermanfaat dalam pembentukan dan kestabilan emulsi dan dispersi

partikel tidak larut dalam media cair untuk membentuk sediaan suspensi.

VII. Kesimpulan
1. Faktor-faktor yang mempengaruhi tegangan permukaan adalah suhu, zat terlarut (solute),
dan surfaktan.
2. Dari percobaan diperoleh hasil

VIII. DAFTAR PUSTAKA

Martin, Alfield dkk. 2008. Dasar-Dasar Farmasi Fisika Dalam Ilmu Farmasi. Jakarta UI press
Attwood, D. 2008. Physical Pharmacy London. Pharmaceuticall press
Widodo, W. 2018. Diktat Kuliah Farmasi II. Bekasi. Bani Saleh press
Tim Farmasi Fisika. 2019. Panduan Praktikum
Farmasi Fisika. Bekasi. Bani Saleh press

Anda mungkin juga menyukai