Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN

SATUAN OPRASI 1
TEGANGAN PERMUKAAN

Oleh :
FARHAN MUHARAM
05031382025081

TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN


TEKNOLOGI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
PALEMBANG
2021

Universitas Sriwijaya
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Surfaktan adalah suatu zat yang bersifat aktif permukaan yang dapat
menurunkan tegangan antarmuka) minyak-air. Surfaktan memiliki kecenderungan
untuk menjadikan zat terlarut dan pelarutnya terkonsentrasi pada bidang permukaan.
Berdasarkan muatan ion, surfaktan dibagi menjadi empat bagian penting dan
digunakan secara meluas pada hampir semua sektor industri modern. Jenis-jenis
surfaktan tersebut adalah surfaktan anionik, surfaktan kationik, surfaktan nonionik
dan surfaktan amfoterik Surfaktan anionik adalah molekul yang bermuatan negatif
pada bagian hidrofilik atau aktif permukaan (surface-active). Sifat hidrofilik
disebabkan karena keberadaan gugus ionik yang sangat besar, seperti gugus sulfat
atau sulfonat. Beberapa contoh surfaktan anionik yaitu alkilbenzen sulfonat linear
(LAS), alkohol sulfat (AS), alkohol eter sulfat (AES), alfa olefin sulfonat (AOS),
parafin (secondary alkane sulfonate, SAS), dan metil ester sulfonat (Hidayati ,2011)
Kapilaritas dipengaruhi oleh adanya gaya kohesi dan adhesi antara zat cair
dengan dinding kapiler. Secara umum tegangan yang terjadi pada permukaan suatu
zat cair, akan dipengaruhi oleh beberapa hal penting seperti pelarut serta suhu.
Adanya zat terlarut dalam zat cair, akan mempengaruhi besaran tegangan permukaan.
Khususnya pada zat molekul yang ada berupa lapisan non molekuler yang disebut
molekul surfaktan pada permukaan zat cair. Contoh peristiwa yang membuktikan
adanya tegangan permukaan, antara lain, peristiwa jarum, silet, penjepit kertas, atau
nyamuk yang dapat mengapung di permukaan air (Yuliyanto et al., 2016).

1.2. Tujuan

Tujuan praktikum kali ini adalah menentukan permukaan zat cair secara
relatif dengan air sebagai zat pembanding

Universitas Sriwijaya
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Tegangan Permukaan


Tegangan permukaan ialah gaya persatuan panjang untuk mengimbangi
tarikan ke dalam. Tegangan permukaan dapat diartikan sebagai suatu kemampuan
atau kecenderungan zat cair untuk selalu menuju ke keadaan yang luas permukaannya
lebih kecil yaitu permukaan datar atau bulat seperti bola atau ringkasnya didefinisikan
sebagai usaha yang membentuk luas permukaan baru. Contohnnya yaitu terhadap
uang koin di dalam air, setiap molekul air saling menarik dengan molekul sejenisnya
sehingga menghasilkan gaya yang seimbang. Sementara di permukaan, molekul air
tidak memiliki teman di sisi atas yang ada hanyalah molekul udara. Kondisi ini
mengakibatkan jumlah gaya tidak lagi menjadi seimbang, melainkan ada semacam
gaya yang menarik air ke dalam secara merata dan permukaan air menjadi seolah-
olah lebih tebal dari lapisan di bawahnya. Inilah yang menyebabkan tegangan
permukaan yang cukup kuat untuk menahan uang logam untuk tidak tenggelam
(Jumini, 2015)

2.2. Metode Kenaikan Kapiler

Metode ini hanya dapat digunakan untuk menentukan tegangan suatu zat cair,
dan tidak dapat digunakan untuk menentukan tegangan antar permukaan dua zat cair
yang tidak bercampur. Bila pipa kapiler dimasukkan ke dalam suatu zat cair, dan
tidak dapat digunakan untuk menentukan tegangan antar permukaan dua zat cair yang
tidak bercampur. Bila pipa kapiler dimasukkan ke dalam suatu zat cair, maka zat
tersebut akan naik ke dalam pipa sampai gaya gerak ke atas diseimbangkan oleh gaya
gravitasi ke bahan akibat berat zat cair. Pada dasarnya tegangan permukaan suatu zat
cair dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya suhu dan zat terlarut. Dimana
keberadaan zat terlarut dalam suatu cairan akan mempengaruhi besarnya tegangan
Universitas Sriwijaya
permukaan terutama molekul zat yang berada pada permukaan cairan berbentuk
lapisan monomolecular yang disebut dengan molekul surfaktan.Dalam
mempengaruhi penyerapan obat pada bahan pembantu padat pada sediaan obat.
Penetrasi molekul melalui membrane biologis, Pembentukan dan kestabilan emulsi
dan dispersi partikel tidak larut dalam media cair untuk membentuk sediaan
suspensi.(Aldriana,2013)

2.3. Metode Berat Tetes

Metode berat tetes dilakukan untuk menentukan tegangan permukaan dengan


cara cairan dari konsentrasi tertentu akan dipompa ke dalam cairan yang lain dan
waktu yang berbeda saat tetes dihasilkan diukur. Bila cairan tepat akan menetes maka
gaya tegangan permukaan (F1) sama dengan gaya yang disebabkan oleh massa cairan
sebagai gaya berat itu sendiri (F2). Dalam percobaan ini juga menggunakan cairan
pembanding dengan volume tertentu yang sama dan dihitung jumlah tetesan yang
terjadi. Cairan yang membasahi gelas akan berupa tetesan pada ujung pipa partikel.
Mula-mula tetesan berupa setengah bola, kemudian memanjang dan membentuk
pinggang. Pada saat akan jatuh bebas, gaya ke bawah pada tetesan (mg) akan sama
dengan gaya ke atas yang menahan tetesan (2𝜋r𝛾). Sehingga menurut hukum Talp
diperoleh mg = 2𝜋r𝛾 atau 𝛾 = mg/2𝜋r. Pada konsep tegangan permukaan dan
penerapannya dapat didefinisikan tegangan permukaan yaitu tegangan yang massa
jenisnya sama bahwa adhesi pada permukaan yang menyebabkan timbulnya tegangan
permukaan. Padahal kohesi adalah gaya tarik menarik antar molekul yang sama.
Akibat adanya kohesi maka terjadilah apa yang dinamakan tegangan permukaan.
Pada peristiwa mencuci dengan air panas dan air sabun hasilnya lebih bersih dari
pada menggunakan air biasa, bahwa peristiwa ini menunjukkan adanya kapilaritas
(Yudhittiara.et.al, 2017)

Universitas Sriwijaya
BAB III

METEDOELOGI PRAKTIKUM

3.1.Waktu dan Tempat

Praktikum pengenalan alat alat ini dialksanakan hari Selasa pada tanggal 16
maret 2021 pukul 13.00 WIB melalui video conference zoom meeting

3.2. Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam praktikum kali ini untuk metode kenaikan kapiler,
yaitu 1) bola bekel (karet), 2) gelas ukur 500 ml, 3) stopwatch, dan 4) penggaris.
Bahan yang digunakan untuk metode kenaikan kapiler, yaitu 1) aquadest 2)
minyak goreng merek bimoli dan 3) minyak goreng merek tropical.
Alat yang digunakan untuk metode tetes, yaitu 1) neraca analitik, 2) pipet
tetes, 3) Beaker gelas 250 ml dan 4) gelas ukur.
Bahan yang digunakan untuk metode tetes, yaitu 1) aquadest dan 2) detergen.
3.3 Cara Kerja

Adapun cara kerja dalam pelaksanaan praktikum kali ini pada metode kenaikan
kapiler adalah :

1. Tentukan lebih dahulu berat jenis masing-masing sampel dengan piknometer.


2. Sampel dimasukkan dalam gelas ukur 500 mL, kemudian bola bekel (karet)
dimasukkan ke dalamnya.
3. Ukur waktu, tinggi dari permukaan cairan hingga bola bekel saat bola bekel
melayang dalam gelas ukur. Catat tinggi awal permukaan pada gelas ukur dari
permukaan cairan hingga dasar gelas ukur maka selisihnya adalah tinggi h..

Universitas Sriwijaya
4. Ulangi percobaan ini sampai tiga kali pengamatan, kemudian diganti dengan
sampel yang akan diselidiki harganya.
5. Analisa data dengan menggunakan perhitungan ketidakpastian pengukuran
dalam percobaan.

Adapun cara kerja dalam pelaksanaan praktikum kali ini pada metode kenaikan
kapiler adalah :

1. Detergen ditimbang ditimbang di dalam Beaker gelas A, larutkan detergen


tersebut dengan aquadest sesuai dengan masing-masing perlakuan.
2. Larutan tersebut dipindahkan ke Beaker gelas B dengan cara diteteskan.
3. Hitung dan catat berapa tetes masing-masing perlakuan.
4. Ulangi percobaan ini tiga kali untuk setiap macam zat cair yang akan
diselidikinya.
5. Analisa data dengan menggunakan perhitungan ketidakpastian pengukuran
dalam percobaan.

Universitas Sriwijaya
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil

Adapun hasil dari praktikum :

4.1.1. Tabel kaliper

Jenis minyak Tinggi awal Tinggi sesudah Waktu


Bimoli 25 cm 27 cm 1,37 detik
Tropical 25 cm 27,2 cm 1,3 detik

4.1.2. Metode Tetes

Bahan Aquadest(ml) Jumlah Tetesan


Aquadest 25 ml 476 tetes
Jazz 25 ml 165 tetes
Total 641 tetes

Universitas Sriwijaya
4.2. Pembahasan

Pada praktikum ini kita melakukan percobaan tetes dan juga percobaan
kapiler dipercobaan pertama kita mengunakan percobaan kapiler menggunakan bahan
minyak bimoli dan tropical, kita dapat membandingkan hasil dari kecepatan kenaikan
bola pimpong yang ada pada praktikum ini, dengan membandingkan dari minyak
bimoli dengan minyak tropical, semakin lama bola pingpong ini naik maka makin
tinggi pulak viskositas ini oleh karena itu kita mendapatkan hasil bahwa minyak
bimoli lebih lama naik dan kita dapat ketahui bahwa bimoli memiliki viskositas yang
lebih tinggi dibandingkan viskositas dari minayak tropical
Pengukuran menggunakan percobaan tetes, dengan bahan detergen, karena
sedikit kendala kali ini kita hanya menggunakan detergen merek jess, awalnya kita
larutkan deterjen dengan aqudest sebanyak 25 ml di dalam gelas becker nanti saat
pertama akan muncul busa pas waktu pengadukan, namun busa nya akan hilang,
larutan yang kita gunakan tadi kita pindahkan pada gelas becker yang kosong dan
hitung satu per satu, dan hasilnya ada 165 tetes, dan nanti kita lakukan perbandingan
dengan aquadest tanpa campuran apapun sebanyak 25ml, dalam kesimpulan
percobaan ini larutan yang semakin banyak busa maka tegangan permukaanya
semakin rendah karena makin sukar larut, berbeda dengan aquadest,karena aquadest
berbanding terbalik dengan aquadest.dari percobaan ini kita dapat mengatahui
tegangan permukaan dari di minyak bimoli karena tegangan viskositasnya lebih
tinggi di banding bimoli dan kita juga tahu bahwa larutan aquadest yang dilarut kan
dengan detrgen jass lebih rendah viskositas nya dibandingkan dengan viskoositas
aquadest tanpa menggunakan campuran apapun

Universitas Sriwijaya
BAB V
KESIMPULAN

Kesimpulan pada praktikum kali ini adalah

1. Dapat mengetahui apa itu tegangan permukaan.

2. Dapat mengetahui cara kerja pada metode kenaikan kapiler

3. Dapat mengetahui cara kerja pada metode kenaikan kapiler

4. Dapat Mengetahui ada dua metode yang dapat dilakukan dalam menentukan
tegangan permukaaan yaitu metode kenaikan kapier dan metode berat tetes.

5. Dapat mengetahui pengaruh gaya adhesi dan kohesi pada tegangan permukaan

Universitas Sriwijaya
DAFTAR PUSTAKA

Aldriana, 2013. Perhitungan tegangan permukaan pada percobaan menggunakan bola


bekel . Jurnal Maternity and Neonata,3(1)

Hidayati,Sri,2011. Pengaruh rasio mol, suhu dan lama reaksi terhadap tegangan
permukaan dan stabilitas emulsi metil ester sulfonat dari cpo. Jurnal
Teknologi Industri dan Hasil Pertanian 14(1)

Jumaini, S., 2015. Pengaruh Tegangan Permukaan Diselat Gibraltar Berdasarkan


Surat Arrahman Ayat 19-29. Jurnal PPKM II, ISSN : 2354-869X, 106- 113.

Yuliyanto, E., Rofingah, J., Sejati, A. F. & Hakim, F. N., 2017. Menentukan
Tegangan Permukaan Zat Cair. Jurnal Kajian Pendidikan Sains, 176-186

Yudhittiara, R. F., Hindarto, N. & Mosik, 2017. identifikasi Miskonsepsi


Menggunakan CRI dan Penyebabnya Pada Materi Mekanika Fluida Kelas XI
SMA. Unnes Physics Education. Journal, Volume 6(2), 81-89

Universitas Sriwijaya

Anda mungkin juga menyukai