JURUSAN FARMASI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MAKASSAR
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK : D4/2
HARI PRAKTIKUM : KAMIS
PEMBIMBING : Nurul Hijrayanti, S.Tr.Farm
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MAKASSAR
JURUSAN FARMASI
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala
limpahan rahmat, kemudahan, dan karunia-Nya sehingga kelompok kami dapat
menyelesaikan Makalah Laporan Praktikum Fisika sesuai yang di harapkan.
Dalam proses pengerjaan tugas ini, kami melakukan berbagai penelitian
yang tak lupa mendapatkan bimbingan, arahan dan pengetahuan hingga kami
mampu menyelesaikan tugas ini dengan baik. Maka dari itu, kami mengucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu
dalam penyelesaian makalah laporan praktikum ini.
Kelompok kami berharap, makalah laporan praktikum ini dapat
bermanfaat bagi pembaca, menambah pengetahuan dan mempermudah percobaan
yang hendak dilakukan.
Kelompok kami menyadari bahwa banyak terdapat kekurangan dalam penulisan
makalah laporan praktikum ini, baik dari materi maupun teknik penyajiannya,
mengingat kurangnya pengetahuan dan pengalaman kelompok kami. Oleh karena
itu kami mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif demi kesempurnaan
makalah laporan praktikum ini untuk ke depannya.
KELOMPOK
1.1
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Banyak fenomena-fenomena alam yang kurang kita perhatikan
akan tetapi fenomena-fenomena tersebut mempunyai hubungan dengan
adanya tegangan permukaan. Sering terlihat peristiwa peristiwa alam
yang tidak diperhatikan dengan teliti misalnya tetes-tetest zat cair pada
pipa keran yang bukan suatu aliran, laba-laba air yang berada di atas
permukaan air, gelembung-gelembung sabun, pisau silet yang diletakkan
perlahanperlahan diatas permukaan zat cair yang terapung, dan naiknya
air pada pipa kapiler. Hal tersebut dapat terjadi karena adanya gaya-gaya
yang bekerja pada permukaan zat cair atau pada batas antara zat cair
dengan bahan lain.
Di dalam zat cair satu molekul dikelilingi oleh molekul-molekul
lainnya yang sejenis dari segala arah, sehingga gaya tarik menarik
sesama molekul (gaya kohesi) adalah sama. Pada permukaan zat cair
terjadi gaya tarik menarik antara molekul zat cair dengan molekul udara
(gaya adhesi). Gaya adhesi lebih kecil bila dibandingkan dengan gaya
kohesi sehingga molekul di permukaan zat cair dengan molekul udara
(gaya adhesi) cenderung untuk masuk ke dalam. Tetapi hal ini tidak
terjadi karena adanya gaya yang bekerja sejajar dengan permukaan.
Sedangkan tegangan antar permukaan selalu lebih kecil dari tegangan
permukaan karena gaya adhesi antara dua zat cair yang tidak bercampur
selalu lebih besar dari gaya adhesi antara zat cair dan udara.
Cairan mempunyai sifat menyerupai gas dalam hal ini gerakannya yang
mengikuti gerakan brown dan daya alirnya (fluitasinya). Selain itu aliran
juga menunjukkan adanya tegangan permukaan yang merupakan salah
satu sifat penting lainnya dari cairan.
Cairan yang mempunyai gaya tarik antara molekulnya besar
seperti raksa, maka tegangan permukaannya juga besar. Sebaliknya
cairan seperti alkohol gaya tarik menarik antara molekulnya kecil, maka
tegangan permukaan juga kecil. Dalam kehidupan sehari-hari tegangan
permukaan cairan banyak dimanfaatkan dalam hubungan dengan
kemampuan cairan tersebut membasahi benda. Detergen sintesis
misalnya di desain untuk meningkatkan kemampuan air membasahi
kotoran yang melekat pada pakaian, yaitu dengan menurunkan tegangan
permukaan sehingga hasil cucian menjadi bersih. Demikian pula alkohol
dan jenis obat antiseptik lainnya, selain dibuat agar memiliki daya bunuh
kuman yang baik juga memiliki tegangan permukaan rendah agar
membasahi seluruh permukaan luka. Oleh karena itu perlu dilakukan
percobaan ini.
TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori Umum
Tegangan permukaan yang dihasilkan dari tarik-menarik sesama
molekul dalam cairan. Tegangan permukaan merupakan gaya per satuan
panjang yang harus diberikan sejajar pada permukaan untuk
mengimbangi tarikan ke dalam cairan tersebut karena gaya adhesi lebih
kecil dari gaya kohesi antara molekul cairan sehingga menimbulkan
terjadinya gaya pada permukaan cairan. Tegangan permukaan, memiliki
satuan dyne/cm (Sinko, 2012).
Tegangan antarmuka adalah gaya per satuan panjang yang terdapat
pada antarmuka dua fase cair yang tidak bercampur, atau tegangan muka
yang diukur pada bidang batas cairan yang tidak saling bercampur. Ada
beberapa macam metode untuk mengukur tegangan muka dan antar
muka, yaitu: metode pengangkatan, metode cincin Du Nuoy, metode
berat tetesan, tekanan gelembung, tetesan sessile dan lempeng Wilhelmy
(Sinko, 2012).
Tegangan antarmuka adalah gaya per satuan panjang yang terjadi
pada antar muka antara fase cair yang tidak dapat tercampur. Seperti
tegangan muka, satuannya adalah dyne/cm. Tegangan antar muka selalu
lebih kecil dari tegangan muka, karena gaya adesi antara dua fase cair.
Tegangan antarmuka adalah gaya pertemuan yang terdapat pada
antarmuka dua fase cair yang tidak bercampur. Tegangan antar muka
selalu lebih kecil dari pada tegangan permukaan karena gaya adhesi
antara dua cairan tidak bercampur lebih besar daripada adhesi antara
cairan dan udara.
Permukaan zat cair mempunyai sifat ingin merenggang, sehingga
permukaannya seolah-olah tertutup oleh suatu lapisan yang elastis. Hal
ini disebabkan adanya gaya tarik-menarik antar partikel sejenis didalam
zat cair sampai ke permukaan. Di dalam cairan, tiap molekul ditarik oleh
molekul lain yang sejenis di dekatnya dengan gaya yang sama ke segala
arah. Akibatnya tidak terdapat sisa (resultan) gaya yang bekerja pada
masing-masing molekul. Adanya gaya atau tarikan ke bawah
menyebabkan permukaan cairan berkontraksi dan berada dalam keadaan
tegang. Tegangan ini disebut dengan tegangan permukaan.
Metode untuk menentukan tegangan permukaan cairan berdasarkan
difraksi cahaya kapiler. Gelombang sangat penting karena merupakan
prosedur tak rusak. Metode ini sangat penting dalam siatuasi di mana kita
memiliki sampel yang sangat kecil atau di mana gangguan yang sistem
dengan perangkat yang digunakan dalam metode konvensional untuk
menetukan koefisien tegangan permukaan tidak dapat diterima. Hal ini
terjasi, misalnha, jika diperlukan untuk mengukur parameter film tipis
pada permukaan cairan. Metode ini terutama berlaku di biologi, di mana
film tipis yang digunakan untuk pemodelan membran sel (Nicolic dan
Lj.,2012).
B. Uraian Bahan
1. Aquadest ( FI Edisi III Hal 96 )
Nama Resmi : AQUA DESTILLATA
Nama Lain : Air suling, air baterig, distilled water, agua
depurata
RM/BM : H2O/18,02
Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna: tidak berbau, tidak
mempunyai
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
METODE KERJA
b. BAHAN
Air Suling
Paraffin
Natrium lauryl sulfat
B. Cara Kerja
A. Ditentukan bobot jenis zat cair (Paraffin dan Na Lauryl Sulfat) sesuai
dengan perosedur yang ada (menggunakan metode piknometer)
B. Ditentukan tinggi kenaikan zat cair dalam kapiler dengan cara:
Dimasukkan zat cair dalam cawan petri sampai 20 ml
Dimasukkan pipa kapiler dalam cawan petri
Diukur tinggi kenaikan zat melalui pipa kapiler dengan mistar
Diulangi masing-masing untuk zat cair yang berbeda
Dihitung tegangan muka masing-masing zat cair dengan rumus
1
yang ada γ = .r.h. ρ .g
2
BAB 4
A. Hasil Pengamatan
Data Pengamatan
Nama Larutan Tinggi cairan (cm) Rata-rata
I II III (cm)
Aquadest 1,1 cm 1,4 1,5 cm 1,33 cm
cm
Paraffin Cair 1,4 cm 1,4 1,5 cm 1,43 cm
cm
Na Lauryl 1,2 cm 1,1 1,2 cm 1,16 cm
Sulfat 5% cm
B. Pembahasan
2 γ cos ∅
h=
ρgr
ρ : density of liquid
F = 4 πρRγ
a. Suhu
Tegangan permukaan menurun dengan meningkatnya suhu,
karena meningkatnya energi kinetik molekul. |
c. Surfaktan
Surfaktan (surface active agents), zat yang dapat mengaktifkan
permukaan, karena cenderung untuk terkonsentrasi pada
permukaan atau antar muka. Surfaktan mempunyai orientasi yang
jelas sehingga cenderung pada rantai lurus. Sabun merupakan salah
satu contoh dari surfaktan.
A. Kesimpulan
B. Saran
Agar mendapatkan hasil maksimal maka pada saat praktikum,
praktikan harus focus pada sampel yang akan di praktikan lalu jangan
lupa mencatat hasil yang di peroleh.
DAFTAR PUSTAKA
Sinala, santi.2017.pharmacy.pengaruh-pelarut.
Perhitungan:
1. Air suling
Diketahui :
75,742−26,707
=
50
49,035 𝑔𝑟𝑎𝑚
=
50 𝑚𝑙
ρ =0,9807 g/ml
Percobaan 1
ρ =0,988
g/ml r =
0,0005 cm
g = 10 m/s2
=1000 cm/s2 h =
1,1 cm
𝟏
𝜸 = 𝒓𝒉𝝆𝒈
𝟏 𝟐
=× 0,0005 × 1,1 × 0,988 × 1000
𝟐 𝟎, 𝟓𝟒𝟑𝟒
=
𝟐
=0,2717 dyne/cm
Percobaan 2
ρ
=0,98
8 g/ml
r=
0,0005
cm
g = 10 m/s2
=1000 cm/s2 h =
1,4 cm
𝟏
𝜸 = 𝒓𝒉𝝆𝒈
𝟏 𝟐
= × 0,0005 × 1,4 × 0,988 × 100
𝟐
𝟎, 𝟔𝟗𝟏𝟔
=
𝟐
= 0,3458 dyne/cm
Percobaan 3
ρ =0,988
g/ml r =
0,0005 cm
g = 10 m/s2 =1000
cm/s2 h = 1,5 cm
𝟏
𝜸 = 𝒓𝒉𝝆𝒈
𝟏 𝟐
= × 0,0005 × 1,5 × 0,988 × 1000
𝟐 𝟎, 𝟕𝟒𝟏
=
𝟐
= 0,3705
dyne/cm
𝟎,𝟐𝟕𝟏𝟕 +𝟎,𝟑𝟒𝟓𝟖+𝟎,𝟑𝟕𝟎𝟓
Rata-rata 𝜸 =
𝟑 =
0
,3293 dyne/cm
0,988
=
𝟑
2. Paraffin
Diketahui :
Bobot piknometer + air(w1)= 75,743
gram Bobot piknometer kosong(w0) =
26,707 gram Volume piknometer(v)
.......................= 50 ml Ditanya : ρ
.......................?
Penyelesaian :
𝑤1−𝑤0
ρ=
𝑣
75,743−26,707
=
50
49,036 𝑔𝑟𝑎𝑚
=
50 𝑚𝑙
ρ =60,418 g/ml
𝜸 = 𝒓𝒉𝝆𝒈
Percobaan 1 𝟐
ρ =0,8116
g/ml
r = 0,0005 cm
g = 10 m/s2
=1000 cm/s2 h =
1,4 cm
𝟏
𝜸 = 𝒓𝒉𝝆𝒈
𝟏 𝟐
= × 0,0005 × 1,4 × 0,8116 × 1000
𝟐 0,56812
=
=0,28406 dyne/cm 𝟐
Percobaan 2
ρ
=0,811
6 g/ml r
=
0,0005
cm
g = 10 m/s2
=1000 cm/s2 h =
1,4 cm
𝟏
𝜸 = 𝒓𝒉𝝆𝒈
𝟏 𝟐
= × 0,0005 × 1,4 × 0,8116 × 1000
𝟐 0,56812
=
=0,28406 dyne/cm 𝟐
Percobaan 3
ρ
=0,811
6 g/ml r
=
0,0005
cm
g = 10 m/s2
=1000 cm/s2 h =
1,5 cm
𝟏
𝜸 = 𝒓𝒉𝝆𝒈
𝟏 𝟐
= × 0,0005 × 1,5 × 0,8116 × 1000
𝟐 0,6087
=
𝟐
=0,30435
dyne/cm
0,28406 + 0,28406 +0,30435
Rata-rata 𝜸 =
𝟑
0,86901
=
𝟑
=0,28967 dyne/cm
75,743– 26,707
=
50
49,036 𝑔𝑟𝑎𝑚
=
50 𝑚𝑙
ρ = 75,20 g/ml
Percobaan 1
ρ = 1,01 g/ml
r = 0,0005 cm
g = 10 m/s2 =1000 cm/s2
h = 1,2 cm
𝟏
𝜸 = 𝒓𝒉𝝆𝒈
𝟏 𝟐
= × 0,0005 × 1,2 × 1,01 × 1000
𝟐 0,606
=
=0,303 dyne/cm 𝟐
Percobaan 2
ρ = 1,01 g/ml
r = 0,0005 cm
g = 10 m/s2 =1000 cm/s2
h = 1,1 cm
𝟏
𝜸 = 𝒓𝒉𝝆𝒈
𝟏 𝟐
= × 0,0005 × 1,1 × 1,01 × 1000
𝟐 0,5555
=
𝟐
=0,27775 dyne/cm
𝟏
Percobaan 3
ρ = 1,01 g/ml
r = 0,0005 cm
g = 10 m/s2 =1000 cm/s2
h = 1,2 cm
𝟏
𝜸 = 𝒓𝒉𝝆𝒈
𝟏 𝟐
= × 0,0005 × 1,2 × 1,01 × 1000
𝟐 0,606
=0,303 dyne/cm
Rata-rata 𝜸 =
0,303 + 0,27775 + 0,303
=0,294583 dyne/cm