Anda di halaman 1dari 24

LABORATORIUM FARMASI FISIKA

JURUSAN FARMASI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MAKASSAR

LAPORAN PRAKTIKUM FARMASI FISIKA


“TEGANGAN ANTAR MUKA”

DISUSUN OLEH :

A Tenri Awaru PO714251201002


Al Fathya Wardah Qaniah PO714251201005
Ananda Putri PO714251201009
Andi Fadlan Maccirinna PO714251201011
Annisa Nurul Faathir PO714251201013
Asti Widya Auliya PO714251201014
Devi Nurcahayani Gaffar PO714251201018
Fazrin Moso PO714251201020
Febi PO714251201021
Firkawati PO714251201022
Irawati PO714251201024
Kurnia PO714251201027

KELOMPOK : D4/2
HARI PRAKTIKUM : KAMIS
PEMBIMBING : Nurul Hijrayanti, S.Tr.Farm
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MAKASSAR
JURUSAN FARMASI
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala
limpahan rahmat, kemudahan, dan karunia-Nya sehingga kelompok kami dapat
menyelesaikan Makalah Laporan Praktikum Fisika sesuai yang di harapkan.
Dalam proses pengerjaan tugas ini, kami melakukan berbagai penelitian
yang tak lupa mendapatkan bimbingan, arahan dan pengetahuan hingga kami
mampu menyelesaikan tugas ini dengan baik. Maka dari itu, kami mengucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu
dalam penyelesaian makalah laporan praktikum ini.
Kelompok kami berharap, makalah laporan praktikum ini dapat
bermanfaat bagi pembaca, menambah pengetahuan dan mempermudah percobaan
yang hendak dilakukan.
Kelompok kami menyadari bahwa banyak terdapat kekurangan dalam penulisan
makalah laporan praktikum ini, baik dari materi maupun teknik penyajiannya,
mengingat kurangnya pengetahuan dan pengalaman kelompok kami. Oleh karena
itu kami mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif demi kesempurnaan
makalah laporan praktikum ini untuk ke depannya.

Makassar, 6 Mei 2022

KELOMPOK
1.1
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Banyak fenomena-fenomena alam yang kurang kita perhatikan
akan tetapi fenomena-fenomena tersebut mempunyai hubungan dengan
adanya tegangan permukaan. Sering terlihat peristiwa peristiwa alam
yang tidak diperhatikan dengan teliti misalnya tetes-tetest zat cair pada
pipa keran yang bukan suatu aliran, laba-laba air yang berada di atas
permukaan air, gelembung-gelembung sabun, pisau silet yang diletakkan
perlahanperlahan diatas permukaan zat cair yang terapung, dan naiknya
air pada pipa kapiler. Hal tersebut dapat terjadi karena adanya gaya-gaya
yang bekerja pada permukaan zat cair atau pada batas antara zat cair
dengan bahan lain.
Di dalam zat cair satu molekul dikelilingi oleh molekul-molekul
lainnya yang sejenis dari segala arah, sehingga gaya tarik menarik
sesama molekul (gaya kohesi) adalah sama. Pada permukaan zat cair
terjadi gaya tarik menarik antara molekul zat cair dengan molekul udara
(gaya adhesi). Gaya adhesi lebih kecil bila dibandingkan dengan gaya
kohesi sehingga molekul di permukaan zat cair dengan molekul udara
(gaya adhesi) cenderung untuk masuk ke dalam. Tetapi hal ini tidak
terjadi karena adanya gaya yang bekerja sejajar dengan permukaan.
Sedangkan tegangan antar permukaan selalu lebih kecil dari tegangan
permukaan karena gaya adhesi antara dua zat cair yang tidak bercampur
selalu lebih besar dari gaya adhesi antara zat cair dan udara.
Cairan mempunyai sifat menyerupai gas dalam hal ini gerakannya yang
mengikuti gerakan brown dan daya alirnya (fluitasinya). Selain itu aliran
juga menunjukkan adanya tegangan permukaan yang merupakan salah
satu sifat penting lainnya dari cairan.
Cairan yang mempunyai gaya tarik antara molekulnya besar
seperti raksa, maka tegangan permukaannya juga besar. Sebaliknya
cairan seperti alkohol gaya tarik menarik antara molekulnya kecil, maka
tegangan permukaan juga kecil. Dalam kehidupan sehari-hari tegangan
permukaan cairan banyak dimanfaatkan dalam hubungan dengan
kemampuan cairan tersebut membasahi benda. Detergen sintesis
misalnya di desain untuk meningkatkan kemampuan air membasahi
kotoran yang melekat pada pakaian, yaitu dengan menurunkan tegangan
permukaan sehingga hasil cucian menjadi bersih. Demikian pula alkohol
dan jenis obat antiseptik lainnya, selain dibuat agar memiliki daya bunuh
kuman yang baik juga memiliki tegangan permukaan rendah agar
membasahi seluruh permukaan luka. Oleh karena itu perlu dilakukan
percobaan ini.

B. Maksud dan Tujuan Praktikum


a. Maksud
Maksud percobaan mengetahui dan memahami cara mengenal
konsep pengukuran tegangan permukaan pada air,paraffin dan Na Lauryl
Sulfat. Sedangkan tujuan praktikum yaitu untuk mengenal konsep
pengukuran tegangan permukaan pada air, paraffin dan Na Lauryl
Sulfat.
b. Tujuan
Mahasiswa mampu mengenal konsep dan pengukuran tegangan
permukaan ( Air, Paraffin cair, Na Lauryl Sulfat)
C. Prinsip Percoban
Prinsip dari percobaan ini yakni didasarkan pada gaya tarik-
menarik didalam rongga cairan yang lebih besar daripada gaya tarik oleh
uap molekul yang ada diatas permukaan.
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori Umum
Tegangan permukaan yang dihasilkan dari tarik-menarik sesama
molekul dalam cairan.  Tegangan permukaan merupakan gaya per satuan
panjang yang harus diberikan sejajar pada permukaan untuk
mengimbangi tarikan ke dalam cairan tersebut karena gaya adhesi lebih
kecil dari gaya kohesi antara molekul cairan sehingga menimbulkan
terjadinya gaya pada permukaan cairan. Tegangan permukaan, memiliki
satuan dyne/cm (Sinko, 2012).
Tegangan antarmuka adalah gaya per satuan panjang yang terdapat
pada antarmuka dua fase cair yang tidak bercampur, atau tegangan muka
yang diukur pada bidang batas cairan yang tidak saling bercampur.  Ada
beberapa macam metode untuk mengukur tegangan muka dan antar
muka, yaitu: metode pengangkatan, metode cincin Du Nuoy, metode
berat tetesan, tekanan gelembung, tetesan sessile dan lempeng Wilhelmy
(Sinko, 2012).
Tegangan antarmuka adalah gaya per satuan panjang yang terjadi 
pada antar muka antara fase cair yang tidak dapat tercampur. Seperti
tegangan muka, satuannya adalah dyne/cm. Tegangan antar muka selalu
lebih kecil dari tegangan muka, karena gaya adesi antara dua fase cair.
Tegangan antarmuka adalah gaya pertemuan yang terdapat pada
antarmuka dua fase cair yang tidak bercampur. Tegangan antar muka
selalu lebih kecil dari pada tegangan permukaan karena gaya adhesi
antara dua cairan tidak bercampur lebih besar daripada adhesi antara
cairan dan udara.  
Permukaan zat cair mempunyai sifat ingin merenggang, sehingga
permukaannya seolah-olah tertutup oleh suatu lapisan yang elastis.  Hal
ini disebabkan adanya gaya tarik-menarik antar partikel sejenis didalam
zat cair sampai ke permukaan.  Di dalam cairan, tiap molekul ditarik oleh
molekul lain yang sejenis di dekatnya dengan gaya yang sama ke segala
arah. Akibatnya tidak terdapat sisa (resultan) gaya yang bekerja pada
masing-masing molekul. Adanya gaya atau tarikan ke bawah
menyebabkan permukaan cairan berkontraksi dan berada dalam keadaan
tegang. Tegangan ini disebut dengan tegangan permukaan.  
Metode untuk menentukan tegangan permukaan cairan berdasarkan
difraksi cahaya kapiler. Gelombang sangat penting karena merupakan
prosedur tak rusak. Metode ini sangat penting dalam siatuasi di mana kita
memiliki sampel yang sangat kecil atau di mana gangguan yang sistem
dengan perangkat yang digunakan dalam metode konvensional untuk
menetukan koefisien tegangan permukaan tidak dapat diterima. Hal ini
terjasi, misalnha, jika diperlukan untuk mengukur parameter film tipis
pada permukaan cairan. Metode ini terutama berlaku di biologi, di mana
film tipis yang digunakan untuk pemodelan membran sel (Nicolic dan
Lj.,2012).

B. Uraian Bahan
1. Aquadest ( FI Edisi III Hal 96 )
Nama Resmi : AQUA DESTILLATA
Nama Lain : Air suling, air baterig, distilled water, agua
depurata
RM/BM : H2O/18,02
Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna: tidak berbau, tidak
mempunyai
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.

2. Parafin ( FI Edisi III Hal 474 )


Nama Resmi : PARAFFINUM LIQUIDUM
NamaLain : Liquid paraffin, Liguid petrolatum, Mineral oill,
Oleum vaselini, Paraffin oil, Parafin cair, Petrolatum album, White
minerale oil
Pemerian : Cairan kental, transparan, tidak berfluoresansi,:
tidak berwarna: hampir tidak berbau, hampir tidak mempunyai rasa
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air dan dalam etanol (95
%) P, larut dalam kloroform P dan dalam eter P
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik, terlindung dari
cahaya
Kegunaan : Sebagai sampel

3. Na. Lauryl Sulfat ( FI Edisi V Hal 907 )


Nama Resmi : NATRII LAURIL SULFAT
Nama Lain : Natrium lauril sulfat
Pemerian : Hablur,kecil,berwarna putih atau kuning
muda;agak berbau khas
Kelarutan : Mudah larut dalam air;membentuk larutan
opalesen,;larut sebagian dalam etanol (95%)P
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan : Sebagai sampel
BAB 3

METODE KERJA

A. Alat Dan Bahan


a. ALAT
 Gelas kimia
 Pipa kapiler
 Mistar
 Piknometer
 Thermometer
 Neraca Elektrik merk

b. BAHAN
 Air Suling
 Paraffin
 Natrium lauryl sulfat
B. Cara Kerja
A. Ditentukan bobot jenis zat cair (Paraffin dan Na Lauryl Sulfat) sesuai
dengan perosedur yang ada (menggunakan metode piknometer)
B. Ditentukan tinggi kenaikan zat cair dalam kapiler dengan cara:
 Dimasukkan zat cair dalam cawan petri sampai 20 ml
 Dimasukkan pipa kapiler dalam cawan petri
 Diukur tinggi kenaikan zat melalui pipa kapiler dengan mistar
 Diulangi masing-masing untuk zat cair yang berbeda
 Dihitung tegangan muka masing-masing zat cair dengan rumus
1
yang ada γ = .r.h. ρ .g
2
BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan

Data Pengamatan
Nama Larutan Tinggi cairan (cm) Rata-rata
I II III (cm)
Aquadest 1,1 cm 1,4 1,5 cm 1,33 cm
cm
Paraffin Cair 1,4 cm 1,4 1,5 cm 1,43 cm
cm
Na Lauryl 1,2 cm 1,1 1,2 cm 1,16 cm
Sulfat 5% cm

B. Pembahasan

Tegangan antar muka adalah gaya persatuan panjang yang


terdapat pada antarmuka dua fase cair yang tidak bercampur. Tegangan
antar muka selalu lebih kecil dari pada tegangan permukaan karena
gaya adhesi antara dua cairan tidak bercampur lebih besar daripada
adhesi antara cairan dan udara.

Permukaan zat cair mempunyai sifat ingin merenggang, sehingga


permukaannya seolah-olah ditutupi oleh suatu lapisan yang elastis. Hal
ind disebabkan adanya gaya tarik-menarik antar partikel sejenis
didalam zat cair sampai ke permukaan. Di dalam cairan, tiap molekul
ditarik oleh molekul lain yang sejenis di dekatnya dengan gaya yang
sama ke segala arah. Akibatnya tidak terdapat sisa (resultan) gaya yang
bekerja pada masing-masing molekul. Adanya gaya atau tarikan
kebawah menyebabkan permukaan cairan berkontraksi dan berada
dalam keadaan tegang. tegangan ini disebut dengan tegangan
permukaan. Ada beberapa metode dalam melakukan tegangan
permukaan :
1. Metode kenaikan kapiler
Tegangan permukaan diukur dengan melihat ketinggian air/
cairan yang naik melalui suatukapiler. Metode kenaikan kapiler
hanya dapat digunakan untuk mengukur teganganpermukaan tidak
bisa untuk mengukur tegangan permukaan tidak bias untuk
mengukurtegangan antar muka.

2 γ cos ∅
h=
ρgr

h: elevation of the liquid (m)

γ : surface tension (N/m)

ρ : density of liquid

2. Metode tersiometer Du-Nouy


Metode cincin Du-Nouy bisa digunakan utnuk mengukur
tegangan permukaan ataupuntegangan antar muka. Prinsip dari alat
ini adalah gaya yang diperlukan untuk melepaskansuatu cincin
platina iridium yang diperlukan sebanding dengan tegangan
permukaan atau tegangan antar muka dari cairan tersebut.

F = 4 πρRγ

Pada dasarnya tegangan permukaan suatu zat cair dipengaruhi


oleh beberapa factor diantaranya suhu dan zat terlarut. Dimana
keberadaan zat terlarut dalam suatu cairan akan mempengaruhi
besarnya tegangan permukaan terutama molekul zat yang berada
pada permukaan cairan berbentuk lapisan monomolekular yang
disebut dengan molekul surfaktan. Faktor-faktor yang
menpengaruhi :

a. Suhu
Tegangan permukaan menurun dengan meningkatnya suhu,
karena meningkatnya energi kinetik molekul. |

b. Zat terlarut (solute)


Keberadaan zat terlarut dalam suatu cairan akan mempengaruhi
tegangan permukaan. Penambahan zat terlarut akan meningkatkan
viskositas larutan, : sehingga tegangan permukaan akan bertambah
besar. Tetapi apabila zat yang berada dipermukaan cairan
membentuk lapisan monomolekular, maka akan menurunkan
tegangan permukaan, zat tersebut biasa disebut dengan surfaktan.

c. Surfaktan
Surfaktan (surface active agents), zat yang dapat mengaktifkan
permukaan, karena cenderung untuk terkonsentrasi pada
permukaan atau antar muka. Surfaktan mempunyai orientasi yang
jelas sehingga cenderung pada rantai lurus. Sabun merupakan salah
satu contoh dari surfaktan.

Terdapat 2 metode penentuan tegangan permukaan yaitu


metode kenaikan kapiler dan metode tersiometer Du-Nouy. Namun
dalam percobaan ini metode yang digunakan hanyalah metode pipa
kapiler, yaitu mengukur tegangan permukaan zat cair dan sudut
kelengkungannya dengan memakai pipa berdiameter. Salah satu
ujung pipa dicelupkan kedalam permukaan zat cair maka zat cair
tersebut permukaannya akan naik sampai ketinggian tertentu.
Metode kenaikan kapiler hanya dapat digunakan untuk mengukur
tegangan permukaan tidak bisa untuk mengukur tegangan antar
muka. Percobaan kali ini akan digunakan metode kenaikan pipa
kapiler. Pipa kapiler merupakan alat yang digunakan untuk
mengukur tegangan prermukaan.Prinsip kerja dari pipa kapiler
adalah pipa kapiler dicelupkan ke permukaan larutan dan pipa
kapiler dibiarkan, larutan naik ke dalam pipa kapiler menjadi stabil,
lalu diukur panjang larutan yang naik ke dalam pipa kapiler.
Sampel yang digunakan diisi sebanyak 20 ml.

Berdasarkan hasil pengamatan, diperoleh tegangan


permukaan pada aquades adalah 0,3293 dyne/cm, pada Na Lauryl
Sulfat adalah 0,27775 dyne/cm dan pada Parafin adalah 0,28967
dyne/cm.

Manfaat tegangan permukaan dalam bidang farmasi yaitu


dalam mempengaruhi penyerapan obat pada bahan pembantu padat
pada sediaan obat, penetrasi molekul melalui membrane biologis,
dan bermanfaat dalam pembentukan dan kestabilan emulsi dan
dispersi partikel tidak larut dalam media cair untuk membentuk
sediaan suspensi.
BAB 5
PENUTUP

A. Kesimpulan

Pada percobaan ini digunakan alat pipa kapiler untuk penentuan


tegangan permukaan dikarenakan jari – jari yang kecil, sehingga akan
lebih teliti karena besarnya miniskus lebih kecil. Daya tekan dari udara
yang menyebabkan ketinggian cairan berhenti pada ketinggian tertentu
lebih besar sehingga dapat diamati. Berdasarkan perhitungan yang
dihasilkan, maka massa jenis dari aquadest sebesar 0,988 g/ml; paraffin
sebesar 0,8116 g/ml; dan natirum lairyl sulfat 5% sebesar 1,01 g/ml.
Data yang diperoleh menunjukan bahwa larutan Na Lauryl Sulfat yang
memiliki konsentrasi 5% memiliki massa jenis zat yang lebih besar
sehingga tegangan permukaan zat tersebut lebih besar. Berdasarkan data
tersebut maka faktor yang mempengaruhi tegangan permukaan adalah
konsentrasi larutan, massa jenis, gaya gravitasi, tinggi larutan dan jari-jari
pipa kapiler.

B. Saran
Agar mendapatkan hasil maksimal maka pada saat praktikum,
praktikan harus focus pada sampel yang akan di praktikan lalu jangan
lupa mencatat hasil yang di peroleh.
DAFTAR PUSTAKA

Arisanty, dkk. (2022). Penuntun Praktikum Farmasi Fisika. Makassar.

Sinala, santi.2017.pharmacy.pengaruh-pelarut.

Ditjen pom.1979.Farmakope Indonesia Edisi III.Departemen kesehatan RI:Jakarta

Zubaydah, dkk. 2017. Buku Panduan Farmasi Fisika II. Kendari.

Hamid,Rimba. 2010.Penuntun Kimia Fisik.Universitas Hauoleo:Kendari.


Hajar.2017.Fisika.praktikum tegangan permukaan
LAMPIRAN

Perhitungan:

1. Air suling
Diketahui :

Bobot piknometer + air(w1)= 75,742


gram Bobot piknometer kosong(w0)=
26,707 gram Volume piknometer(v)
.............................= 50 ml Ditanya : ρ
.............................?
Penyelsaian :
𝑤1−𝑤0
ρ=
𝑣

75,742−26,707
=
50

49,035 𝑔𝑟𝑎𝑚
=
50 𝑚𝑙

ρ =0,9807 g/ml

 Percobaan 1
ρ =0,988
g/ml r =
0,0005 cm
g = 10 m/s2
=1000 cm/s2 h =
1,1 cm

𝟏
𝜸 = 𝒓𝒉𝝆𝒈
𝟏 𝟐
=× 0,0005 × 1,1 × 0,988 × 1000
𝟐 𝟎, 𝟓𝟒𝟑𝟒
=
𝟐
=0,2717 dyne/cm
 Percobaan 2
ρ
=0,98
8 g/ml
r=
0,0005
cm
g = 10 m/s2
=1000 cm/s2 h =
1,4 cm

𝟏
𝜸 = 𝒓𝒉𝝆𝒈
𝟏 𝟐
= × 0,0005 × 1,4 × 0,988 × 100
𝟐

𝟎, 𝟔𝟗𝟏𝟔
=
𝟐
= 0,3458 dyne/cm

 Percobaan 3
ρ =0,988
g/ml r =
0,0005 cm
g = 10 m/s2 =1000
cm/s2 h = 1,5 cm

𝟏
𝜸 = 𝒓𝒉𝝆𝒈
𝟏 𝟐
= × 0,0005 × 1,5 × 0,988 × 1000
𝟐 𝟎, 𝟕𝟒𝟏
=
𝟐
= 0,3705
dyne/cm

𝟎,𝟐𝟕𝟏𝟕 +𝟎,𝟑𝟒𝟓𝟖+𝟎,𝟑𝟕𝟎𝟓
Rata-rata 𝜸 =
𝟑 =
0
,3293 dyne/cm
0,988
=
𝟑

2. Paraffin
Diketahui :
Bobot piknometer + air(w1)= 75,743
gram Bobot piknometer kosong(w0) =
26,707 gram Volume piknometer(v)
.......................= 50 ml Ditanya : ρ
.......................?
Penyelesaian :
𝑤1−𝑤0
ρ=
𝑣

75,743−26,707
=
50

49,036 𝑔𝑟𝑎𝑚
=
50 𝑚𝑙

ρ =60,418 g/ml

𝜸 = 𝒓𝒉𝝆𝒈
 Percobaan 1 𝟐
ρ =0,8116
g/ml

r = 0,0005 cm
g = 10 m/s2
=1000 cm/s2 h =
1,4 cm

𝟏
𝜸 = 𝒓𝒉𝝆𝒈
𝟏 𝟐
= × 0,0005 × 1,4 × 0,8116 × 1000
𝟐 0,56812
=
=0,28406 dyne/cm 𝟐

 Percobaan 2
ρ
=0,811
6 g/ml r
=
0,0005
cm
g = 10 m/s2
=1000 cm/s2 h =
1,4 cm

𝟏
𝜸 = 𝒓𝒉𝝆𝒈
𝟏 𝟐
= × 0,0005 × 1,4 × 0,8116 × 1000
𝟐 0,56812
=
=0,28406 dyne/cm 𝟐

 Percobaan 3
ρ
=0,811
6 g/ml r
=
0,0005
cm
g = 10 m/s2
=1000 cm/s2 h =
1,5 cm

𝟏
𝜸 = 𝒓𝒉𝝆𝒈
𝟏 𝟐
= × 0,0005 × 1,5 × 0,8116 × 1000
𝟐 0,6087
=
𝟐
=0,30435
dyne/cm
0,28406 + 0,28406 +0,30435
Rata-rata 𝜸 =
𝟑

0,86901
=
𝟑

=0,28967 dyne/cm

Natrium Lauril Sulfat 5%


Diketahui :
Bobot piknometer + air(w1)= 75,743
gram Bobot piknometer kosong(w0) =
26,707 gram Volume piknometer (v)
.......................= 50 ml Ditanya : ρ
.......................?
Penyelesaian :
𝑤1−𝑤0
ρ=
𝑣

75,743– 26,707
=
50

49,036 𝑔𝑟𝑎𝑚
=
50 𝑚𝑙

ρ = 75,20 g/ml
 Percobaan 1
ρ = 1,01 g/ml
r = 0,0005 cm
g = 10 m/s2 =1000 cm/s2
h = 1,2 cm

𝟏
𝜸 = 𝒓𝒉𝝆𝒈
𝟏 𝟐
= × 0,0005 × 1,2 × 1,01 × 1000
𝟐 0,606
=
=0,303 dyne/cm 𝟐

 Percobaan 2
ρ = 1,01 g/ml
r = 0,0005 cm
g = 10 m/s2 =1000 cm/s2
h = 1,1 cm

𝟏
𝜸 = 𝒓𝒉𝝆𝒈
𝟏 𝟐
= × 0,0005 × 1,1 × 1,01 × 1000
𝟐 0,5555
=
𝟐
=0,27775 dyne/cm
𝟏
 Percobaan 3
ρ = 1,01 g/ml
r = 0,0005 cm
g = 10 m/s2 =1000 cm/s2
h = 1,2 cm

𝟏
𝜸 = 𝒓𝒉𝝆𝒈
𝟏 𝟐
= × 0,0005 × 1,2 × 1,01 × 1000
𝟐 0,606

=0,303 dyne/cm

Rata-rata 𝜸 =
0,303 + 0,27775 + 0,303

=0,294583 dyne/cm

Anda mungkin juga menyukai