Anda di halaman 1dari 12

TEGANGAN ANTAR MUKA

Disusun Oleh :
NOVENTY RATNA SARI NPM. 210106035

Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Farmasi Fisika
Dosen Pengampu : Tias Eka Rahmawati,M.Farm

FAKULTAS KESEHATAN PROGRAM STUDI FARMASI


UNIVERSITAS AISYAH PRINGSEWU
LAMPUNG
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Esa, karena atas limpahan Rahmat serta
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul
“Tegangan Antar Muka“ tepat pada waktu yang ditentukan. Penulisan makalah ini
disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Farmasi Fisika II, serta mendorong
semangat untuk membantu mahasiswa Farmasi, terutama dalam mempelajari
“Tegangan Antar Muka”.

Selain itu, adanya makalah ini diharapkan dapat mengisi kekurangan dan
kekosongan makalah Farmasi Fisika II yang membahas mengenai ”Tegangan Antar
Muka” secara sederhana aplikatif, dan mudah dipahami.

Selama penulisan makalah ini, penulis banyak mendapat bantuan berupa arahan
atau bimbingan. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada banyak pihak terutama
pada dosen pengampu mata kuliah Farmasi Fisika II yang telah memberikan tugas
makalah ini. Juga kepada keluarga dan para sahabat yang dalam hal ini telah memberi
motivasi dalam bentuk materi maupun pemikiran sehingga dalam penyusunan buku ini
berjalan dengan lancar. Penulis berharap semoga makalah ini dapat bermafaat bagi
semua pihak khususnya bagi para pembaca dan penyusunan makalah ini.

Pringsewu, 11 Maret 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i


KATA PENGANTAR ..................................................................................... ii
DAFTAR ISI.....................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .......................................................................... 4
B. Rumusan Masalah...................................................................... 4
C. Tujuan Penulisan ....................................................................... 4
D. Manfat Penulisan........................................................................4

BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi Tegangan Antarmuka................................................... 5
B. Faktor Yang Mempengaruhi...................................................... 5
C. Macam-Macam Metode............................................................. 7
D. Manfaat Tegangan di Bidang Fatmasi........................................8
E. HLB............................................................................................ 8
F. Penggunaan HLB....................................................................... 9
G. Konsep HLB...............................................................................9
H. Rumus HLB................................................................................10

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan ................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Banyak fenomena-fenomena alam yang kurang kita perhatikan akan tetapi
fenomena-fenomena tersebut mempunyai hubungan dengan adanya tegangan
permukaan. Sering terlihat peristiwa-peristiwa alam yang tidak diperhatikan dengan
teliti misalnya tetes-tetes zat cair pada pipa keran yang bukan suatu aliran, laba-laba
air yang berada di atas permukaan air, mainan gelembung-gelembung sabun, pisau
silet yang diletakkan perlahan-lahan di atas permukaan zat cair yang terapung, dan
naiknya air pada pipa kapiler. Hal tersebut dapat terjadi karena adanya gaya-gaya
yang bekerja pada permukaan zat cair atau pada batas antara zat cair dengan bahan
lain.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian tegangan permukaan?
2. Apakah faktor yang mempengaruhi tegangan permukaan?
3. Apa saja macam-macam metode untuk menentukan tegangan permukaan?
4. Apa manfaat teganganpermukaan dalam bidang farmasi?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian tegangan permukaan.
2. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi tegangan permukaan.
3. Untuk mengetahui metode-metode untuk menentukan tegangan permukaan.
4. Untuk mengetahui manfaat tegangan permukaan dalam bidang farmasi.

D. Manfaat Penulisan
Makalah ini bermanfaat untuk mempelajari lebih dalam mengenai materi tentang
tegangan permukaan yang terdapat dalam mata kuliah Farmasi Fisika II. Salah satu
contohnya adalah untuk mengetahui metode yang digunakan.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Tegangan Antarmuka


Tegangan permukaan merupakan fenomena menarik yang terjadi pada zat cair
(fluida) yang berada pada keadaan diam (statis). “Tegangan permukaan zat cair
merupakan kecenderungan permukaan zat cair untuk menegang, sehingga
permukaannya seperti ditutupi oleh suatu lapisan elastis” (Kanginan, 2009).

Selain itu, tegangan permukaan juga diartikan sebagai gaya persatuan panjang yang
di kerjakan sejajar permukaan untuk mengimbangi gaya tarikan kedalam pada cairan,
hal tersebut karena gaya adhesi lebih kecil dari gaya kohesi antara molekul cairan
sehingga menyebabkan terjadinya gaya kedalam pada permukaan cairan.

Contoh yang menarik, tetes air cenderung berbentuk seperti balon (yang merupakan
gambaran luas minimum sebuah volume) dengan zat cair berada
ditengahnya.Tegangan Permukaan di pengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu: Jenis
cairan, suhu, adanya zat terlarut, surfaktan dan konsentrasi zat terlarut. Metode
kenaikan kapilerdan Metode tersiometer Du-Nouy adalah contoh-contoh metode
yang di gunakan untuk menentukan tegangan permukaan.

B. Faktor yang Mempengaruhi


1. Jenis Cairan
Pada umumnya cairan yang memiliki gaya tarik antara molekulnya besar, seperti
air, maka tegangan permukaannya juga besar. Sebaliknya pada cairan seperti
bensin karena gaya tarik antara molekulnya kecil, maka tegangan permukaannya
juga kecil.

2. Suhu
Tegangan permukaan cairan turun bila suhu naik, karena dengan bertambahnya

5
suhu molekul- molekul cairan bergerak lebih cepat dan pengaruh interaksi antara
molekul berkurang sehingga tegangan permukaannya menurun.

3. Adanya Zat Terlarut


Adanya zat terlarut pada cairan dapat menaikkan atau menurunkan tegangan
permukaan. Untuk air adanya elektrolit anorganik dan non elektrolit tertentu
seperti sukrosadan gliserin menaikkan tegangan permukaan. Sedangkan adanya
zat- zat seperti sabun,detergen, dan alkohol adalah efektif dalam menurunkan
tegangan permukaan ( Yazid,2005).

4. Surfaktan
Surfaktan (surface active agents), zat yang dapat mengaktifkan permukaan,
karena cenderung untuk terkonsentrasi pada permukaan atau antar muka.
Surfaktan mempunyai orientasi yang jelas sehingga cenderung pada rantai lurus.
Sabun merupakan salah satu contoh dari surfaktan. Molekul surfaktan
mempunyai dua ujung yang terpisah, yaitu ujung polar (hidrofilik) dan ujung
non polar (hidrofobik) . Surfaktan dapat digolongkan menjadi dua golongan
besar, yaitu surfaktan yang larut dalam minyak dan surfaktan yang larut dalam
air.
a. Surfaktan yang larut dalam minyak
Ada tiga yang termasuk dalam golongan ini, yaitu senyawa polar berantai
panjang, senyawa fluorokarbon, dan senyawa silikon.

b. Surfaktan yang larut dalam pelarut air


Golongan ini banyak digunakan antara lain sebagai zat pembasah, zat
pembusa, zat pengemulsi, zat anti busa, detergen, zat flotasi, pencegah korosi,
dan lain-lain. Ada empat yang termasuk dalam golongan ini, yaitu surfaktan
anion yang bermuatan negatif, surfaktan yang bermuatan positif, surfaktan
nonion yang tak terionisasi dalam larutan, dan surfaktan amfoter yang
bermuatan negatif dan positif bergantung pada pH-nya. Surfaktan
menurunkan tegangan permukaan air dengan mematahkan ikatan-ikatan

6
hydrogen pada permukaan. Hal ini dilakukan dengan menaruh kepala-kepala
hidrofiliknya pada permukaan air dengan ekor-ekor hidrofobiknya terentang
menjauhi permukaan air. Sabun dapat membentuk misel (micelles), suatu
molekul sabun mengandung suatu rantai hidrokarbon panjang plus ujung ion.
Bagian hidrokarbon dari molekul sabun bersifat hidrofobik dan larut dalam
zat-zat non polar, sedangkan ujung ion bersifat hidrofilik dan larut dalam air.
Karena adanya rantai hidrokarbon, sebuah molekul sabun secara keseluruhan
tidaklah benar-benar larut dalam air, tetapi dengan mudah akan tersuspensi di
dalam air.

5. Konsentrasi Zat Terlarut


Konsentrasi zat terlarut (solut) suatu larutan biner mempunyai pengaruh
terhadap sifat-sifat larutan termasuk tegangan muka dan adsorbsi pada
permukaan larutan. Telah diamati bahwa solut yang ditambahkan kedalam
larutan akan menurunkan tegangan muka, karena mempunyai konsentrasi
dipermukaan yang lebih besar daripada didalam larutan. Sebaliknya solut yang
penambahannya kedalam larutan menaikkan tegangan muka mempunyai
konsentrasi dipermukaan yang lebih kecil daripada didalam larutan

C. Macam-Macam Metode
Ada beberapa metode dalam melakukan tegangan permukaan :

1. Metode Kenaikan Kapiler


Tegangan permukaan diukur dengan melihat ketinggian air/ cairan yang naik
melalui suatu kapiler. Metode kenaikan kapiler hanya dapat digunakan untuk
mengukur tegangan permukaan tidak bisa untuk mengukur tegangan permukaan
tidak bias untuk mengukur tegangan antar muka.

7
2. Metode Tersiometer Du-Nouy
Metode cincin Du-Nouy bisa digunakan utnuk mengukur tegangan permukaan
ataupun tegangan antar muka. Prinsip dari alat ini adalah gaya yang diperlukan
untuk melepaskan suatu cincin platina iridium yang diperlukan sebanding
dengan tegangan permukaan atau tegangan antar muka dari cairan tersebut.
Atfins(1994). Tegangan antar muka adalah gaya persatuan panjang yang
terdapat pada antarmuka dua fase cair yang tidak bercampus. Tegangan antar
muka selalu lebih kecil dari pada tengangan permukaan karena gaya adhesi
antara dua cairan tidak bercampus lebih besar dari pada adhesi antara cairan
dan udara.

D. Manfaat Tegangan Permukaan Dalam Bidang Farmasi

1. Dalam mempengaruhi penyerapan obat pada bahan pembantu padat pada


sediaan obat,
2. Penetrasi molekul melalui membrane biologis,
3. Pembentukan dan kestabilan emulsi dan dispersi partikel tidak larut dalam
media cair untuk membentuk sediaan suspense.

E. HLB (Hydrophile-Lipophile Balance)

Hydrophile-Lipophile Balance adalah suatu ukuran untuk menunjukkan


keseimbangan antara gugus hidrofil dan lipofil. Salah satu jenis surfaktan yang
memiliki karakteristik spesifik yakni HLB adalah surfaktan non ionik. Berdasarkan
hal tersebut, setiap zat memiliki nilai HLB yang menunjukkan polaritas zat tersebut.
Kisaran lazimnya antara 1-20. Semakin tinggi nilai HLB, surfaktan semakin
bersifat hidrofilik. Emulsi dengan potensi gugus hidrofilik lebih besar mempunyai
viskositas yang lebih encer (Mollet dan Grubermann, 2001).

8
Terkadang ditemui suatu emulgator tunggal dapat menghasilkan tipe emulsi yang
dikehendaki pada viskositas yang diinginkan. Namun sering dijumpai, terutama
dalam emulsi tipe M/A, emulsi yang stabil dapat dibuat dengan mudah
menggunakan kombinasi surfaktan lipofilik dan surfaktan hidrofilik. Kombinasi
seperti ini menghasilkan antarmuka yang memiliki tegangan permukaan rendah dan
viskositas yang cukup untuk mencegah creaming dan meningkatkan stabilitas
(Rieger, 1986).

Konsentrasi surfaktan memainkan peranan penting dalam keseimbangan hidrofilik-


lipofilik, akibatnya juga mempengaruhi kekuatan mengikat berbagai komposisi
cairan yang ada dalam cairan emulsi. Adanya ketidakseimbangan hidrofilik-
lipofilik akan menyebabkan butiran-butiran emulsi tidak terdispersi sempurna yang
berakibat terganggunya stabilitas emulsi (Ainurofiq, 2006).

F. Penggunaan HLB

Metode HLB digunakan apabila emulsi yang dibuat menggunakan suatu surfaktan
yang memiliki nilai HLB. Sebelum dilakukan pencampuran terlebih dahulu
dilakukan perhitungan harga HLB dari fase internal kemudian dilakukan pemilihan
emulgator yang memiliki nilai HLB yang sesuai dengan HLB fase internal.

Setelah diperoleh suatu emulgator yang cocok, maka selanjutnya dilakukan


pencampuran untuk memperoleh suatu emulsi yang diharapkan. Umumnya emulsi
akan berbantuk tipe M/A bila nilai HLB emulgator diantara 9 – 12 dan emulsi tipe
A/M bila nilai HLB emulgator diantara 3 – 6.

G. Konsep HLB

Nilai ini menghitung keseimbangan karakteristik hidrofolik-lipofilik dan molekul


emulsifier dengan skala numerik.

9
Nilai HLB untuk emulsifier non ionik dapat dihitung dari komposisi teoritis (berat
molekul) atau dengan data analitis seperti bilangan penyabunan dan bilangan asam.

Nilai HLB ini berkisar antara 1 sampai 40, dimana angka yang lebih rendah pada
umumnya menunjukkan kelarutan dalam minyak dan angka yang lebih tinggi
menunjukkan kelarutan dalam air.

H. Rumus HLB

Rumus I
A % b = ((x – HLB b)/ HLB a – HLB b) x 100 %

B % a = ( 100% – A%)

Keterangan :
x = Harga HLB yang diminta ( HLB Butuh)
A = Harga HLB tinggi
B = Harga HLB rendah

Rumus II
(B1 x HLB1) + (B2 x HLB2) = (B campuran x HLB campuran)

10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Tegangan permukaan diartikan sebagai gaya persatuan panjang yang di
kerjakan sejajar permukaan untuk mengimbangi gaya tarikan kedalam pada
cairan, hal tersebut karena gaya adhesi lebih kecil dari gaya kohesi antara
molekul cairan sehingga menyebabkan terjadinya gaya kedalam pada
permukaan cairan.
2. Tegangan Permukaan dipengaruhi oleh beberapa faktor:
a. Jenis cairan
b. Suhu
c. Adanya zat terlarut
d. Surfaktan
e. Konsentrasi zat terlarut
3. Metode yang di gunakan untuk menentukan tegangan permukaan ialah Metode
kenaikan kapiler dan Metode tersiometer Du-Nouy.
4. Manfaat tegangan permukaan dalam bidang farmasi yaitu:
a. Dalam mempengaruhi penyerapan obat pada bahan pembantu padat pada
sediaan obat.
b. Penetrasi molekul melalui membrane biologis.
c. Pembentukan dan kestabilan emulsi dan dispersi partikel tidak larut dalam
media cair untuk membentuk sediaan suspense.

11
DAFTAR PUSTAKA

http://atiahmutmainna.blogspot.com/2013/01/tegangan-permukaan.html
https://farmasetika.com/2020/05/14/mengenal-sistem-hlb-dalam-sediaan-emulsi/
https://dokumen.tips/documents/makalah-tegangan-permukaanpdf.html?page=1

xii

Anda mungkin juga menyukai