KELOMPOK 4
Disusun Oleh :
2021/2020
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Mahaesa. Atas rahmat
dan hidayah-Nya, penulis bisa menyelesaikan makalah yang berjudul " CAIRAN
SEREBROSPINAL DAN NEUROTRANSMITTER."
Penulis menyadari ada kekurangan pada makalah ini. Oleh sebab itu, saran
dan kritik senantiasa diharapkan demi perbaikan karya penulis.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar……………………………………………………………..i
Daftar Isi…………………………………………………………………...ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang…………………………………………………….1
B. Tujuan Umum……………………………………………………..2
C. Tujuan Khusus…………………………………………………….2
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan………………………………………………………13
B. Saran……………………………………………………………..13
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sistem saraf adalah sistem organ yang terdiri atas serabut saraf
yang tersusun atas sel-sel saraf yang paling terhubung dan esensial untuk
berbagai proses fisiologis tubuh. Sistem saraf merupakan jaringan paling
rumit dan paling penting karena terdiri dari jutaan sel saraf (neuron) yang
saling terhubung dan vital untuk perkembangan bahasa, pikiran, dan
ingatan, bahkan untuk mengetahui bagaimana obat bekerja dan melakukan
pengembangan terhadap suatu sediaan yang nantinya akan disempurnakan
menjadi obat. Satuan kerja utama dalam sistem saraf adalah neuron yang
diikat oleh sel-sel glia.
Cairan serebrospinal yang berada di ruang subarachnoid
merupakan salah satu proteksi untuk melindungi jaringan otak dan modula
spinalis terhadap trauma atau gangguan dari luar. Perubahan dalam cairan
serebrospinal dapat merupakan proses dasar patologi suatu kelainan klinik.
Pemeriksa cairan serebrospinal sangat membantu dalam mendiagnosa
penyakit-penyakit neurologi. Selain itu juga untuk evaluasi pengobatan
dan perjalanan penyakit, serta menentukan prognosa penyakit.
Neurotransmitter merupakan senyawa yang bertugas sebagai
pembawa pesan yang meneruskan suatu informasi dari neuron ke neuron
lainnya. Sifar-sifat dari neurotransmitter antara lain disintesis di neuron
presinaps, dilepaskan dari neuron dalam kondisi fisiologis tubuh,
dipindahkan dari sinaps melalui uptake, dan berikatan dengan reseptor
tertentu sehingga menghasilkan respon biologis. Neurotransmitter paling
mempengaruhi sikap, emosi, dan perilaku seseorang yang ada antara lain
asetil kolin, dopamine, serotonin, epinefrin, norepinefrin.
1
B. Tujuan Umum
Adapun tujuan umum dari pembuatan makalah ini adalah untuk
mengetahui berbagai hal yang berhubungan dengan cairan serebrospinal
dan neurotransmitter dalam kaitannya dengan proses terjadinya gangguan
jiwa.
C. Tujuan Khusus
1. Mampu menjelaskan bagaimana anatomi dan fisiologi cairan
serebrospinal.
2. Mampu menjelaskan pembentukan cairan serebrospinal.
3. Mampu menjelaskan pengambilan cairan serebrospinal.
4. Mampu menjelaskan pengertian dari neurotransmitter.
5. Mampu menjelaskan fungsi dan cara kerja neurotransmitter.
2
BAB II
PEMBAHASAN
1. Sistem ventrikel
Sistem ventrikel terdiri dari 2 ventrikel lateral, ventrikel III dan ventrikel
IV .
3
2. Meningen dan ruang subarachnoid
Meningan adalah selaput otak yang merupakan bagian dari susunan
saraf yang bersifat non neural. Meningan terdiri dari jaringan ikat berupa
membran yang menyelubungi seluruh permukaan otak, batang otak dan
medula spinalis. Meningan terdiri dari 3 lapisan, yaitu Piameter,
arachnoid, dan durameter.
a) Piameter merupakan selaput tipis yang melekat pada permukaan otak
yang mengikuti setiap lekukan-lekukan pada sulkus-sulkus dan fisura,
juga melekat pada permukaan batang otak dan medula spinalis,
kemudian ke kaudal sampai ke ujung medula medulla spinalis setinggi
korpus vertebra.
b) Arachnoid mempunyai banyak trabekula halus yang berhubungan
dengan piameter, tetapi tidak mengikuti setiap lekukan otak. Diantara
arachnoid dan piameter disebut ruang subarachnoid, yang berisi cairan
serebrospinal dan pembuluh-pembuluh darah. Karena arachnoid tidak
mengikuti lekukan-lekukan otak, maka di beberapa tempat ruang
subarachnoid melebar yang disebut sisterna. Ruang subarachnoid spinal
yang merupakan lanjutan dari sisterna magna dan sisterna pontis
merupakan selubung dari medulla spinalis S2. Lubang subarachnoid
dibawah L2 dinamakan sakus atau teka lumbalis, tempat dimana cairan
serebrospinal diambil pada waktu fungsi lumbal.
c) Durameter terdiri dari lapisan luar durameter dan lapisan dalam
durameter. Lapisan luar durameter di daerah kepala menjadi satu dengan
periosteum tulang tengkorak dan berhubungan erat dengan
endosteumnya.
4
B. Pembentukan cairan serebrospinal
5
relatif tidak larut dalam lemak, memasuki CSS secara lambat dengan
bantuan sistim transport membran. Juga insulin dan transferin memerlukan
reseptor transport media. Fasilitas ini (carrier) bersifat stereospesifik,
hanya membawa larutan yang mempunyai susunan spesifik untuk
melewati membran kemudian melepaskannya di CSS.
2) Natrium memasuki CSS dengan dua cara, transport aktif dan difusi pasif.
Kalium disekresi ke CSS dgnmekanisme transport aktif, demikian juga
keluarnya dari CSS ke jaringan otak. Perpindahan Cairan, Mg dan Phosfor
ke CSS dan jaringan otak juga terjadi terutama dengan mekanisme
transport aktif, dan konsentrasinya dalam CSS tidak tergantung pada
konsentrasinya dalam serum. Perbedaan difusi menentukan masuknya
protein serum ke dalam CSS dan juga pengeluaran CO2. Air dan Na
berdifusi secara mudah dari darah ke CSS dan juga pengeluaran CO2. Air
dan Na berdifusi secara mudah dari darah ke CSS dan ruang interseluler,
demikian juga sebaliknya. Hal ini dapat menjelaskan efek cepat
penyuntikan intervena cairan hipotonik dan hipertonik.
3) Ada 2 kelompok pleksus yang utama menghasilkan CSS: yang pertama
dan terbanyak terletak di dasar tiap ventrikel lateral, yang kedua (lebih
sedikit) terdapat di atap ventrikel III dan IV. Diperkirakan CSS yang
dihasilkan oleh ventrikel lateral sekitar 95%. Rata-rata pembentukan CSS
20 ml/jam. CSS bukan hanya ultrafiltrat dari serum saja tapi
pembentukannya dikontrol oleh prosesenzimatik.
4) CSS dari ventrikel lateral melalui foramen interventrikular monroe masuk
ke dalam ventrikel III, selanjutnya melalui aquaductus sylvii masuk ke
dalam ventrikel IV. Tiga buah lubang dalam ventrikel IV yang terdiri dari
2 foramen ventrikel lateral (foramen luschka) yang berlokasi pada atap
resesus lateral ventrikel IV dan foramen ventrikuler medial (foramen
magendi) yang berada di bagian tengah atap ventrikel III memungkinkan
CSS keluar dari sistem ventrikel masuk ke dalam rongga subarakhnoid.
CSS mengisi rongga subarachnoid sekeliling medula spinalis sampai batas
sekitar S2, juga mengisi keliling jaringan otak. Dari daerah medula
spinalis dan dasar otak, CSS mengalir perlahan menuju
6
sisterna basalis, sisterna ambiens, melalui apertura tentorial dan berakhir
dipermukaan atas dan samping serebri dimana sebagian besar CSS akan
diabsorpsi melalui villi arakhnoid (granula Pacchioni) pada dinding sinus
sagitalis superior. Yang mempengaruhi alirannya adalah: metabolisme
otak, kekuatan hidrodinamik aliran darah dan perubahan dalam tekanan
osmotik darah.
5) CSS akan melewati villi masuk ke dalam aliran adrah vena dalam sinus.
Villi arakhnoid berfungsi sebagai katup yang dapat dilalui CSS dari satu
arah, dimana semua unsur pokok dari cairan CSS akan tetap berada di
dalam CSS, suatu proses yang dikenal sebagai bulk flow. CSS juga diserap
di rongga subrakhnoid yang mengelilingi batang otak dan medula spinalis
oleh pembuluh darah yang terdapat pada sarung/selaput saraf kranial dan
spinal. Vena-vena dan kapiler pada piameter mampu memindahkan CSS
dengan cara difusi melalui dindingnya. Perluasan rongga subarakhnoid ke
dalam jaringan sistem saraf melalui perluasaan sekeliling pembuluh darah
membawa juga selaput piametr disamping selaput arakhnoid. Sejumlah
kecil cairan berdifusi secara bebas antara cairan ekstraselluler dan css
dalam rongga perivaskuler dan juga sepanjang permukaan ependim dari
ventrikel sehingga metabolit dapat berpindah dari jaringan otak ke dalam
rongga subrakhnoid. Pada kedalaman sistem saraf pusat, lapisan pia dan
arakhnoid bergabung sehingga rongga perivaskuler tidak melanjutkan diri
pada tingkatan kapiler.
7
Berikut contoh gambar tentang proses pembentukan cairan
serebropinal :
8
Untuk membantu diagnosa dengan penyuntikan udara pada
pneumoencephalografi, dan zat kontras pada myelografi
9
D. Pengertian Cairan Neurotransmitter
Detak jantung
Pernapasan
Siklus pengaturan tidur
Pencernaan
Suasana hati
Konsentrasi
Nafsu makan
Gerakan otot
10
3. Neurotransmitter modulator
Neurotransmitter modulator, atau sering disebut sebagai
neuromodulator, merupakan neurotransmitter yang dapat memengaruhi
neuron dalam jumlah besar pada satu waktu. Selain itu, neurotransmitter
modulator juga dapat berkomunikasi dengan neurotransmitter lainnya.
B. Dopamin
Dikenal sebagai neurotransmitter rasa senang, dopamin
memainkan peran penting untuk daya ingat, perilaku, mempelajari
sesuatu, hingga koordinasi gerak tubuh. Selain itu, neurotransmitter ini
juga berfungsi dalam pergerakan otot.Apabila tubuh kekurangan
dopamin, risiko penyakit Parkinson pun dapat terjadi. Anda dapat
menjaga kadar dopamin dengan berolahraga secara teratur.
C. Endorfin
Endorfin bekerja dengan menghambat sinyal rasa sakit dan
menciptakan suasana diri yang berenergi dan perasaan euforia. Selain itu,
neurotransmitter ini juga dikenal sebagai pereda nyeri alami
tubuh.Beberapa cara yang bisa Anda lakukan untuk menjaga kadar
endorfin adalah dengan mencari aktivitas yang memancing tawa, serta
melakukan latihan aerobik, seperti bersepeda dan jalan santai. Hal ini
penting dilakukan karena kadar endorfin yang rendah berkaitan dengan
11
beberapa jenis sakit kepala serta fibromyalgia (nyeri pada tulang dan
otot).
D. Epinephrine
Neurotransmitter ini mungkin lebih dikenal sebagai adrenalin.
Epinephrine memainkan fungsi sebagai neurotransmitter sekaligus
hormon. Epinephrine dilepaskan tubuh saat Anda stres dan ketakutan,
sehingga memengaruhi detak jantung serta laju pernapasan. Tak hanya itu,
epinephrine memengaruhi otak untuk segera membuat keputusan.
E. Serotonin
Serotonin berperan dalam mengatur suasana hati seseorang. Selain
itu, serotonin juga mengatur pembekuan darah, nafsu makan, aktivitas
tidur, serta ritme sirkadian.Serotonin erat kaitannya dengan antidepresan
untuk penanganan depresi. Salah satu golongan antidepresan, selective
serotonin reuptake inhibitors (SSRIs), dapat meredakan gejala depresi
dengan meningkatkan kadar serotonin di otak.Bisakah kadar
neurotransmitter serotonin ditingkatkan secara alami? Menurut penelitian
ilmiah, jawabannya bisa. Beberapa aktivitas yang dapat meningkatkan
kadar neurotransmitter ini, yaitu:
F. Oksitosin
Oksitosin dihasilkan dalam hipotalamus pada otak dan
menjalankan fungsi neurotransmitter maupun hormon sekaligus. Oksitosin
memainkan sejumlah peranan penting, seperti dalam mengenali
lingkungan sosial, menjalin ikatan batin, serta reproduksi
seksual.Oksitosin juga telahdipromosikan dalam penanganan berbagai
kondisi psikologis, seperti depresi pascamelahirkan, fobia sosial, dan
autisme.
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan dari dapat diambil dari pembahasan sebelumnya adalah:
B. Saran
Penyusun menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih
terdapat banyak kekurangan, oleh karena itu kritik dan saran yang
membangun sangat diharapkan untuk perbaikan selanjutnya.
13
DAFTAR PUSTAKA
Cristy Pane, Merry Dame. 2019. Cairan Serebrospinal, Cairan Penting dalam
Otak dan Tulang Belakang. Alodokter : Indonesia, dilihat pada 16 Maret 2022.
(https://www.alodokter.com/cairan-serebrospinal-cairan-penting-dalam-otak-
dan-tulang-belakang-anda )
Sheryn. 2019. Cairan Serebprospinal. Stikes Stella Maris : Makasar, dilihat pada
16 Maret 2022.
(https://www.scribd.com/document/438943425/Cairan-Serebrospinal-docx)
14