Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA

CAIRAN SEREBROSPINAL DAN NEUROTRANSMITTER

KELOMPOK 4

Disusun Oleh :

1. Endang Listiana 210106001


2. Suci Humayroh 210106005
3. Sinta Wati Dewi 210106007
4. Mela Kurniasari 210106019
5. Muhammad Febrio M 210106023
6. Turisma Alfi Arizona 210106026
7. Anggi Putri Rahayu 210106028
8. Lintang Sevira 210106032
9. Noventry Ratna Sari 210106035
10. Lutfi Tamir 210106039

DOSEN PENGAMPU : dr. Ryan Wahyudo, M.Ling

PROGRAM STUDI S1 FARMASI

UNIVERSITAS AISYAH PRINGSEWU

2021/2020

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Mahaesa. Atas rahmat
dan hidayah-Nya, penulis bisa menyelesaikan makalah yang berjudul " CAIRAN
SEREBROSPINAL DAN NEUROTRANSMITTER."

Tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada “dr. Ryan


Wahyudo, M.Ling “selaku dosen mata kuliah Anatomi Fisiologi Manusia yang
telah membantu penulis dalam mengerjakan makalah ini. Penulis juga
mengucapkan terima kasih kepada teman-teman yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.

Penulis menyadari ada kekurangan pada makalah ini. Oleh sebab itu, saran
dan kritik senantiasa diharapkan demi perbaikan karya penulis.

Pringsewu, 14 Maret 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar……………………………………………………………..i

Daftar Isi…………………………………………………………………...ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang…………………………………………………….1
B. Tujuan Umum……………………………………………………..2
C. Tujuan Khusus…………………………………………………….2

BAB II PEMBAHASAN

A. Anatomi dan fisiologi pada cairan serebrospinal…………………3


B. Pembentukan dan pengambilan cairan serebrospinal…………….5
C. Pengambilan cairan serebrospinal………………………………..8
D. Pengertian dari neurotransmitter………………………………....10
E. Fugsi dan cara kerja neurotransmitter…………………………...10

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan………………………………………………………13
B. Saran……………………………………………………………..13

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sistem saraf adalah sistem organ yang terdiri atas serabut saraf
yang tersusun atas sel-sel saraf yang paling terhubung dan esensial untuk
berbagai proses fisiologis tubuh. Sistem saraf merupakan jaringan paling
rumit dan paling penting karena terdiri dari jutaan sel saraf (neuron) yang
saling terhubung dan vital untuk perkembangan bahasa, pikiran, dan
ingatan, bahkan untuk mengetahui bagaimana obat bekerja dan melakukan
pengembangan terhadap suatu sediaan yang nantinya akan disempurnakan
menjadi obat. Satuan kerja utama dalam sistem saraf adalah neuron yang
diikat oleh sel-sel glia.
Cairan serebrospinal yang berada di ruang subarachnoid
merupakan salah satu proteksi untuk melindungi jaringan otak dan modula
spinalis terhadap trauma atau gangguan dari luar. Perubahan dalam cairan
serebrospinal dapat merupakan proses dasar patologi suatu kelainan klinik.
Pemeriksa cairan serebrospinal sangat membantu dalam mendiagnosa
penyakit-penyakit neurologi. Selain itu juga untuk evaluasi pengobatan
dan perjalanan penyakit, serta menentukan prognosa penyakit.
Neurotransmitter merupakan senyawa yang bertugas sebagai
pembawa pesan yang meneruskan suatu informasi dari neuron ke neuron
lainnya. Sifar-sifat dari neurotransmitter antara lain disintesis di neuron
presinaps, dilepaskan dari neuron dalam kondisi fisiologis tubuh,
dipindahkan dari sinaps melalui uptake, dan berikatan dengan reseptor
tertentu sehingga menghasilkan respon biologis. Neurotransmitter paling
mempengaruhi sikap, emosi, dan perilaku seseorang yang ada antara lain
asetil kolin, dopamine, serotonin, epinefrin, norepinefrin.

1
B. Tujuan Umum
Adapun tujuan umum dari pembuatan makalah ini adalah untuk
mengetahui berbagai hal yang berhubungan dengan cairan serebrospinal
dan neurotransmitter dalam kaitannya dengan proses terjadinya gangguan
jiwa.
C. Tujuan Khusus
1. Mampu menjelaskan bagaimana anatomi dan fisiologi cairan
serebrospinal.
2. Mampu menjelaskan pembentukan cairan serebrospinal.
3. Mampu menjelaskan pengambilan cairan serebrospinal.
4. Mampu menjelaskan pengertian dari neurotransmitter.
5. Mampu menjelaskan fungsi dan cara kerja neurotransmitter.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Anatomi dan fisiologi pada cairan serebrospinal


Cairan serebrospinal atau cerebrospinal fluid (CSF) adalah sejenis
cairan tubuh yang menempati ruang sub-arachnoid dan sistem ventrikular
yang menyelimuti otak dan sumsum tulang belakang. CSF merupakan
larutan yang menyangga sistem saraf pusat dan diproduksi dibagian
choroid plexus otak. Oleh karena CSF, otak dapat mengambang dengan
sempurna dan tidak mengalami gangguan oleh beratnya sendiri, terutama
saat terjadi gerakan kepala.
Dalam membahas cairan serebrospinal ada baiknya diketahui
mengenai anatomi yang berhubungan dengan produksi dan sirkulasi cairan
serebrospinal. Secara anatomis, cairan serebrospinal ditemukan di dalam
ruang-runag otak (ventrikel) otak), yaitu:

1. Sistem ventrikel

Sistem ventrikel terdiri dari 2 ventrikel lateral, ventrikel III dan ventrikel
IV .

a. Ventrikel lateral terdapat di bagian dalam serebrum, masing-masing


ventrikel terdiri dari 5 bagian yaitu kornu anterior, kornu posterior, kornu
inferior, badan dan atrium.
b. Ventrikel III adalah suatu rongga sempit di garis tengah yang berbentuk
corong unilokuler, letaknya di tengah kepala, ditengah korpus kalosum dan
bagian korpus unilokuler ventrikel lateral, diatas sela tursica, kelenjar
hipofisadan otak tengah dan diantara hemisfer serebri, thalamus dan
dindinghipothalanus. Disebelah anteropeoterior berhubungan dengan
ventrikel IV melalui aquaductus sylvii.
c. Ventrikel IV merupakan suatu rongga berbentuk kompleks, terletak di
sebelah ventral serebrum dan dorsal dari pons dan medula oblongata

3
2. Meningen dan ruang subarachnoid
Meningan adalah selaput otak yang merupakan bagian dari susunan
saraf yang bersifat non neural. Meningan terdiri dari jaringan ikat berupa
membran yang menyelubungi seluruh permukaan otak, batang otak dan
medula spinalis. Meningan terdiri dari 3 lapisan, yaitu Piameter,
arachnoid, dan durameter.
a) Piameter merupakan selaput tipis yang melekat pada permukaan otak
yang mengikuti setiap lekukan-lekukan pada sulkus-sulkus dan fisura,
juga melekat pada permukaan batang otak dan medula spinalis,
kemudian ke kaudal sampai ke ujung medula medulla spinalis setinggi
korpus vertebra.
b) Arachnoid mempunyai banyak trabekula halus yang berhubungan
dengan piameter, tetapi tidak mengikuti setiap lekukan otak. Diantara
arachnoid dan piameter disebut ruang subarachnoid, yang berisi cairan
serebrospinal dan pembuluh-pembuluh darah. Karena arachnoid tidak
mengikuti lekukan-lekukan otak, maka di beberapa tempat ruang
subarachnoid melebar yang disebut sisterna. Ruang subarachnoid spinal
yang merupakan lanjutan dari sisterna magna dan sisterna pontis
merupakan selubung dari medulla spinalis S2. Lubang subarachnoid
dibawah L2 dinamakan sakus atau teka lumbalis, tempat dimana cairan
serebrospinal diambil pada waktu fungsi lumbal.
c) Durameter terdiri dari lapisan luar durameter dan lapisan dalam
durameter. Lapisan luar durameter di daerah kepala menjadi satu dengan
periosteum tulang tengkorak dan berhubungan erat dengan
endosteumnya.

4
B. Pembentukan cairan serebrospinal

Cairan serebrospinal (CSS) dibentuk terutama oleh pleksus


khoroideus, dimana sejumlah pembuluh darah kapiler dikelilingi oleh
epitel kuboid/kolumner yang menutupi stroma di bagian tengah dan
merupakan modifikasi dari selependim, yang menonjol ke ventrikel.

Pembentukan CSS melalui 2 tahap, yang pertama terbentuknya


ultrafiltrat plasma di luar kapiler oleh karena tekanan hidrostatik dan
kemudian ultrafiltrasi diubah menjadi sekresi pada epitel khoroid melalui
proses metabolik aktif.

1) Mekanisme sekresi CSS oleh pleksus khoroideus adalah sebagai berikut:


Natrium dipompa/disekresikan secara aktif oleh epitel kuboid pleksus
khoroideus sehingga menimbulkan muatan positif di dalam CSS. Hal ini
akan menarik ion-ion bermuatan negatif, terutama clorida ke dalam CSS.
Akibatnya terjadi kelebihan ion di dalam cairan neuron sehingga
meningkatkan tekanan osmotik cairan ventrikel sekitar 160 mmHg lebih
tinggi dari pada dalam plasma. Kekuatan osmotik ini menyebabkan
sejumlah air dan zat terlarut lain bergerak melalui membran khoroideus ke
dalam CSS. Bikarbonat terbentuk oleh karbonik abhidrase dan ion
hidrogen yang dihasilkan akan mengembalikan pompa Na dengan ion
penggantinya yaitu Kalium. Proses ini disebut Na-K Pump yang terjadi
dengan bantuan Na-K-ATP ase, yang berlangsung dalam keseimbangan.
Obat yang menghambat proses ini dapat menghambat produksi CSS.
Penetrasi obat-obat dan metabolit lain tergantung kelarutannya dalam
lemak. Ion campuran seperti glukosa, asam amino, amin danhormon tyroid

5
relatif tidak larut dalam lemak, memasuki CSS secara lambat dengan
bantuan sistim transport membran. Juga insulin dan transferin memerlukan
reseptor transport media. Fasilitas ini (carrier) bersifat stereospesifik,
hanya membawa larutan yang mempunyai susunan spesifik untuk
melewati membran kemudian melepaskannya di CSS.
2) Natrium memasuki CSS dengan dua cara, transport aktif dan difusi pasif.
Kalium disekresi ke CSS dgnmekanisme transport aktif, demikian juga
keluarnya dari CSS ke jaringan otak. Perpindahan Cairan, Mg dan Phosfor
ke CSS dan jaringan otak juga terjadi terutama dengan mekanisme
transport aktif, dan konsentrasinya dalam CSS tidak tergantung pada
konsentrasinya dalam serum. Perbedaan difusi menentukan masuknya
protein serum ke dalam CSS dan juga pengeluaran CO2. Air dan Na
berdifusi secara mudah dari darah ke CSS dan juga pengeluaran CO2. Air
dan Na berdifusi secara mudah dari darah ke CSS dan ruang interseluler,
demikian juga sebaliknya. Hal ini dapat menjelaskan efek cepat
penyuntikan intervena cairan hipotonik dan hipertonik.
3) Ada 2 kelompok pleksus yang utama menghasilkan CSS: yang pertama
dan terbanyak terletak di dasar tiap ventrikel lateral, yang kedua (lebih
sedikit) terdapat di atap ventrikel III dan IV. Diperkirakan CSS yang
dihasilkan oleh ventrikel lateral sekitar 95%. Rata-rata pembentukan CSS
20 ml/jam. CSS bukan hanya ultrafiltrat dari serum saja tapi
pembentukannya dikontrol oleh prosesenzimatik.
4) CSS dari ventrikel lateral melalui foramen interventrikular monroe masuk
ke dalam ventrikel III, selanjutnya melalui aquaductus sylvii masuk ke
dalam ventrikel IV. Tiga buah lubang dalam ventrikel IV yang terdiri dari
2 foramen ventrikel lateral (foramen luschka) yang berlokasi pada atap
resesus lateral ventrikel IV dan foramen ventrikuler medial (foramen
magendi) yang berada di bagian tengah atap ventrikel III memungkinkan
CSS keluar dari sistem ventrikel masuk ke dalam rongga subarakhnoid.
CSS mengisi rongga subarachnoid sekeliling medula spinalis sampai batas
sekitar S2, juga mengisi keliling jaringan otak. Dari daerah medula
spinalis dan dasar otak, CSS mengalir perlahan menuju

6
sisterna basalis, sisterna ambiens, melalui apertura tentorial dan berakhir
dipermukaan atas dan samping serebri dimana sebagian besar CSS akan
diabsorpsi melalui villi arakhnoid (granula Pacchioni) pada dinding sinus
sagitalis superior. Yang mempengaruhi alirannya adalah: metabolisme
otak, kekuatan hidrodinamik aliran darah dan perubahan dalam tekanan
osmotik darah.
5) CSS akan melewati villi masuk ke dalam aliran adrah vena dalam sinus.
Villi arakhnoid berfungsi sebagai katup yang dapat dilalui CSS dari satu
arah, dimana semua unsur pokok dari cairan CSS akan tetap berada di
dalam CSS, suatu proses yang dikenal sebagai bulk flow. CSS juga diserap
di rongga subrakhnoid yang mengelilingi batang otak dan medula spinalis
oleh pembuluh darah yang terdapat pada sarung/selaput saraf kranial dan
spinal. Vena-vena dan kapiler pada piameter mampu memindahkan CSS
dengan cara difusi melalui dindingnya. Perluasan rongga subarakhnoid ke
dalam jaringan sistem saraf melalui perluasaan sekeliling pembuluh darah
membawa juga selaput piametr disamping selaput arakhnoid. Sejumlah
kecil cairan berdifusi secara bebas antara cairan ekstraselluler dan css
dalam rongga perivaskuler dan juga sepanjang permukaan ependim dari
ventrikel sehingga metabolit dapat berpindah dari jaringan otak ke dalam
rongga subrakhnoid. Pada kedalaman sistem saraf pusat, lapisan pia dan
arakhnoid bergabung sehingga rongga perivaskuler tidak melanjutkan diri
pada tingkatan kapiler.

7
Berikut contoh gambar tentang proses pembentukan cairan
serebropinal :

Sumber gambar: https://pdfslide.net/documents/fisiologi-dan-aliran-


cairan-serebrospinal.html

C. Pengambilan cairan serebrospinal

Pengambilan cairan serebrospinal dapat dilakukan dengan cara


Lumbal Punksi, Sisternal Punksi atau Lateral Cervical Punksi. Lumbal
Punksi merupakan prosedure neuro diagnostik yang paling sering
dilakukan, sedangkan sisternal punksi dan lateral hanya dilakukan oleh
orang yang benar-benar ahli.

1) Indikasi lumbal punksi


 Untuk mengetahui tekanan dan mengambil sampel untuk
pemeriksan sel, kimia dan bakteriologi
 Untuk membantu pengobatan melalui spinal, pemberian
antibiotika,anti tumor dan spinal anastesi

8
 Untuk membantu diagnosa dengan penyuntikan udara pada
pneumoencephalografi, dan zat kontras pada myelografi

2) Kontra Indikasi Lumbal Punksi:

 Adanya peninggian tekanan intra kranial dengan tanda-tanda nyeri


kepala,muntah dan papil edema
 Penyakit kardiopulmonal yang berat
 Ada infeksi lokal pada tempat Lumbal Punksi

3) Persiapan Lumbal Punksi:

 Periksa gula darah 15-30 menit sebelum dilakukan LP


 Jelaskan prosedur pemeriksaan.

4) Teknik Lumbal Punksi:

 Pasien diletakkan pada pinggir tempat tidur, dalam posisi lateral


decubitus dengan leher, punggung, pinggul dan tumit lemas.
Boleh diberikan bantal tipis dibawah kepala atau lutut.
 Tempat melakukan punksi adalah pada kolumna vetebralis
setinggi L 3-4, yaitu setinggi crista iliaca. Bila tidak berhasil dapat
dicoba lagi intervertebrale ke atas atau ke bawah. Pada bayi dan
anak setinggi intervertebrale L4-5.
 Bersihkan dengan yodium dan alkohol daerah yang akan dipunksi
 Dapat diberikan anasthesi lokal lidocain HCL
 Gunakan sarung tangan steril dan lakukan punksi, masukkan
jarum tegak lurus dengan ujung jarum yang mirip menghadap ke
atas. Bila telah dirasakan menembus jaringan meningen
penusukan dihentikan, kemudian jarum diputar dengan bagian
pinggir yang miring menghadap ke kepala.
 Dilakukan pemeriksaan tekanan dengan manometer dan test
Queckenstedt bila diperlukan. Kemudian ambil sampel untuk
pemeriksaan jumlah dan jenis sel, kadar gula, protein, kultur baktri
dan sebagainya.

9
D. Pengertian Cairan Neurotransmitter

Neurotransmitter adalah senyawa kimiawi dalam tubuh yang


bertugas untuk menyampaikan pesan antara satu sel saraf (neuron) ke sel
saraf target. Sel-sel target ini dapat berada di otot, berbagai kelenjar, dan
bagian lain dalam tubuh. Neurotransmiter memainkan peran yang sangat
penting untuk otak dalam mengatur kinerja berbagai sistem tubuh. Sistem
tubuh tersebut termasuk:

 Detak jantung
 Pernapasan
 Siklus pengaturan tidur
 Pencernaan
 Suasana hati
 Konsentrasi
 Nafsu makan
 Gerakan otot

E. Fungsi dan cara kerja neurotransmitter


Memiliki fungsi meneruskan pesan dari sel saraf ke sel target
melalui sinapsis. Contohnya adalah: asetilkolin, dopamin, adrenalin,
glutamat, dan endorfin. Neurotransmitter.

1. Neurotransmitter eksitasi (excitatory)


Neurotransmitter eksitasi bekerja dengan mendorong neuron target
untuk melakukan sebuah aksi. Beberapa contoh neurotransmitter eksitasi
yang terkenal adalah epinephrine dan norepinephrine.

2. Neurotransmitter inhibisi (inhibitory)


Neurotransmiter ini dapat menghambat aktivitas neuron, sehingga
berkebalikan dengan cara kerja neurotransmitter eksitasi. Salah contoh
neurotransmitter inhibisi adalah serotonin.Beberapa neurotransmitter dapat
bekerja sebagai eksitasi maupun inhibisi. Contoh dari neurotransmitter ini
yaitu dopamin dan asetilkolin.

10
3. Neurotransmitter modulator
Neurotransmitter modulator, atau sering disebut sebagai
neuromodulator, merupakan neurotransmitter yang dapat memengaruhi
neuron dalam jumlah besar pada satu waktu. Selain itu, neurotransmitter
modulator juga dapat berkomunikasi dengan neurotransmitter lainnya.

Beberapa neurotransmitter yang terkenal sebagian neurotransmitter


sudah akrab di telinga kita. Di antara yang terkenal tersebut, termasuk:
A. Asetilkolin
Asetilkolin adalah neurotransmitter yang berperan
dalam kontraksi otot, merangsang aktivitas beberapa hormon, serta
mengendalikan detak jantung. Selain itu, neurotransmitter ini
berkontribusi dalam fungsi otak dan daya ingat. Asetilkolin merupakan
salah satu contoh neurotransmitter eksitasi.Kadar asetilkolin yang rendah
telah dikaitkan dengan beragam gangguan medis, seperti Alzheimer.
Hanya saja, level asetilkolin yang terlalu tinggi juga menimbulkan
masalah berupa kontraksi otot berlebihan.

B. Dopamin
Dikenal sebagai neurotransmitter rasa senang, dopamin
memainkan peran penting untuk daya ingat, perilaku, mempelajari
sesuatu, hingga koordinasi gerak tubuh. Selain itu, neurotransmitter ini
juga berfungsi dalam pergerakan otot.Apabila tubuh kekurangan
dopamin, risiko penyakit Parkinson pun dapat terjadi. Anda dapat
menjaga kadar dopamin dengan berolahraga secara teratur.

C. Endorfin
Endorfin bekerja dengan menghambat sinyal rasa sakit dan
menciptakan suasana diri yang berenergi dan perasaan euforia. Selain itu,
neurotransmitter ini juga dikenal sebagai pereda nyeri alami
tubuh.Beberapa cara yang bisa Anda lakukan untuk menjaga kadar
endorfin adalah dengan mencari aktivitas yang memancing tawa, serta
melakukan latihan aerobik, seperti bersepeda dan jalan santai. Hal ini
penting dilakukan karena kadar endorfin yang rendah berkaitan dengan

11
beberapa jenis sakit kepala serta fibromyalgia (nyeri pada tulang dan
otot).

D. Epinephrine
Neurotransmitter ini mungkin lebih dikenal sebagai adrenalin.
Epinephrine memainkan fungsi sebagai neurotransmitter sekaligus
hormon. Epinephrine dilepaskan tubuh saat Anda stres dan ketakutan,
sehingga memengaruhi detak jantung serta laju pernapasan. Tak hanya itu,
epinephrine memengaruhi otak untuk segera membuat keputusan.

E. Serotonin
Serotonin berperan dalam mengatur suasana hati seseorang. Selain
itu, serotonin juga mengatur pembekuan darah, nafsu makan, aktivitas
tidur, serta ritme sirkadian.Serotonin erat kaitannya dengan antidepresan
untuk penanganan depresi. Salah satu golongan antidepresan, selective
serotonin reuptake inhibitors (SSRIs), dapat meredakan gejala depresi
dengan meningkatkan kadar serotonin di otak.Bisakah kadar
neurotransmitter serotonin ditingkatkan secara alami? Menurut penelitian
ilmiah, jawabannya bisa. Beberapa aktivitas yang dapat meningkatkan
kadar neurotransmitter ini, yaitu:

 Terpapar cahaya, terutama cahaya matahari. Anda bisa


mendapatkan paparan sinar mentari dengan berjemur selama 20-30
menit saat pagi hari.
 Beraktivitas fisik.

F. Oksitosin
Oksitosin dihasilkan dalam hipotalamus pada otak dan
menjalankan fungsi neurotransmitter maupun hormon sekaligus. Oksitosin
memainkan sejumlah peranan penting, seperti dalam mengenali
lingkungan sosial, menjalin ikatan batin, serta reproduksi
seksual.Oksitosin juga telahdipromosikan dalam penanganan berbagai
kondisi psikologis, seperti depresi pascamelahirkan, fobia sosial, dan
autisme.

12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan dari dapat diambil dari pembahasan sebelumnya adalah:

Cairan serebrospinal dibentuk terutama oleh pleksus khoroideus.


Pembentukan CSS melalui 2 tahap, yang pertama terbentuknya ultrafiltrate
plasma di luar kapiler oleh karena tekanan hidrostatik dan kemudian
ultrafiltrasi diubah menjadi sekresi pada epitel khoroid melalui proses
metabolik aktif.

Neurotransmitter merupakan zat kimia yang disintesis dalam


neuron dan disimpan dalamgelembung sinaptik pada ujung akson yang
berguna untuk komunikasi antar neuron. Neurotransmitter terbagi menjadi
empat kelompok besar yakni asetil kolin, asam amino,neuropeptida, dan
amina biogenik. Berdasarkan klasfikasi fungsionalnya, terdapat dua
macam sinaps yaitu eksitatorik daninhibitorik.

B. Saran
Penyusun menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih
terdapat banyak kekurangan, oleh karena itu kritik dan saran yang
membangun sangat diharapkan untuk perbaikan selanjutnya.

13
DAFTAR PUSTAKA

Cristy Pane, Merry Dame. 2019. Cairan Serebrospinal, Cairan Penting dalam
Otak dan Tulang Belakang. Alodokter : Indonesia, dilihat pada 16 Maret 2022.
(https://www.alodokter.com/cairan-serebrospinal-cairan-penting-dalam-otak-
dan-tulang-belakang-anda )

Fahdila, Ihda. 2021. Memahami Peran Penting Cairan Serebrospinal Dalam


Saraf Manusia. Hellosehat: Indonesia, dillihat pada 16 Maret 2022.
(https://hellosehat.com/saraf/cairan-serebrospinal/ )

Japardi, Iskandar. 2002. Cairan Serebrospinal. Universitas Sumatera Utara:


Sumatera Utara, dilihat pada 16 Maret 2022
(https://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/1989/bedah-
iskandar%20japardi5)

Meilani, Ni Made. 2017. Neurofisiologi : Cairan Serebprospinal. Universitas


Udayana. Bali.

Putra, Arif. 2019. Mengenal Neurotransmitter, Si Pembawa Pesan Dalam Tubuh.


SehatQ : Indonesia, dilihat pada 19 Maret 2022.
(https://www.sehatq.com/artikel/neurotransmitter-adalah-pembawa-pesan-
dalam-tubuh.)

Sheryn. 2019. Cairan Serebprospinal. Stikes Stella Maris : Makasar, dilihat pada
16 Maret 2022.
(https://www.scribd.com/document/438943425/Cairan-Serebrospinal-docx)

14

Anda mungkin juga menyukai