Anda di halaman 1dari 22

FARMAKOLOGI

1
Dosen Pengampu : Dewi Damayanti Abdul Karim, S.Farm., M.S.Farm
Topik bahasan : Analgesik
Anggota Kelompok 3’ C1

PJ MATERI PJ PPT

1. Bella Amelia Putri (210106086) 1.Chintya Yuni Rahma (210106087)

2. Dina Rahmawati (210106091) 2. Dhea Amanda Firly (210106088)

3. Dinda Naziah (210106092) 3. Dimas Feriza Pratama (210106090)

4. Ellen Novi Armayanti (210106095) 4. Dini Fitriyani (210106093)

5. Linatul Arifah (210106105) 5. Etik Purwanti (210106098)


PJ
PJ PRESENTASI & PERTANYAAN
MODERATOR
1. Elsa Eka Agustin 1. Dian Ratnasari (210106089)
(210106096)

2. Geby Septiyani (210106100) 2. Eka Selviyana (210106094)

3. Haikal Nur Islam (210106101) 3. Elsya Azis Suryani


(210106097)

4. Juliatika Kurniawati 4. Fitri Hasanah (210106099)


(210106103)

5. Khairunisa Azzahra 5. Ida Nursanti (210106102)


(210106104)
A. PENGERTIAN
ANALGETIK
Analgesik atau analgetik, adalah obat yang
digunakan untuk mengurangi atau menghilangkan
rasa sakit atau obat-obat penghilang nyeri tanpa
menghilangkan kesadaran.
Obat ini digunakan untuk membantu meredakan
sakit, sadar tidak sadar kita sering
mengunakannya misalnya ketika kita sakit kepala
atau sakit gigi, salah satu komponen obat yang
kita minum biasanya mengandung analgesik atau
pereda nyeri.
B. Apa Itu Nyeri ?
Definisi Nyeri :

Nyeri yang dibuat IASP (International Association The Study of


Pain) yang berbunyi “nyeri adalah pengalaman sensorik dan
emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan,
baik aktual maupun potensial, atau yang digambarkan dalam
bentuk kerusakan tersebut.”

Nyeri adalah mekanisme protektif untuk menimbulkan kesadaran


terhadap kenyataan bahwa sedang atau akan terjadi kerusakan
jaringan. (Sherwood, 2015).
C. PATOFISIOLOGI NYERI
Nosiseptif (akut )
nyeri somatik sumber nyeri berasal dari kulit, tulang, sendi, otot
atau jaringan penghubung nyeri viseral berasal dari organ dalam
seperti usus besar atau pankreas.

Nyeri neuropatik (kronis)


Terjadi akibat pemrosesan input sensorik yang abnormal oleh ssp
atau perifer.
contoh : nyeri punggung bawah, neuropati diabetik, nyeri
kanker,luka pada sumsum tulang belakang.
D. MEKANISME NYERI
nyeri terdiri dari empat proses yaitu :

transduksi

transmisi

modulasi

persepsi
E. Tujuan Penatalaksanaan Nyeri

1. Mengurangi intensitas dan durasi keluhan nyeri.


2. Menurunkan kemungkinan berubahnya nyeri akut
menjadi gejala nyeri kronis yang persisten.
3. Mengurangi penderitaan dan ketidakmampuan akibat
nyeri.
4. Meminimalkan reaksi tak diinginkan atau intoleransi
terhadap terapi nyeri.
5. Meningkatkan kualitas hidup pasien dan
mengoptimalkan kemampuan pasien untuk
menjalankan aktivitas sehari-hari
Penggolongan Analgesik

NARKOTIK/OPIOID
ANALGESIK

ANALGESIK Analgesik
Antipirentik

Anti Inflamasi Non


NON NARKOTIK
Steroid (AINS)

Obat Pirai
1.ANALGETIK NON NARKOTIK/ ANALGETIK PERIFER

 Golongan ini sering disebut juga dengan


AINS yakni Anti Inflamasi Non Steroid.
 Selain bersifat analgesik juga bersifat
antiinflamasi dan antipiretik.
 Tidak bersifat adiktif
 Dipakai untuk mengobati nyeri ringan
sampai sedang.
 Efektif untuk meredakan nyeri seperti
nyeri pada sakit kepala, dismenore (nyeri
menstruasi ), nyeri pada inflamasi, abrasi
minor, nyeri otot dan artritis ringan
sampai sedang.
Mekanisme Kerja

 Golongan obat ini bekerja dengan cara


menghambat sintesa prostaglandin (PG).
 PG hanya beperan pada nyeri yang berkaitan
dengan kerusakan jaringan atau inflamasi
 PG menyebabkan sensitisasi reseptor nyeri
terhadap stimulasi mekanik dan kimiawi
Contoh obat ::
1. PARACETAMOL (Asetaminofen)
 
 Indikasi: Sebagai analgesik &antipiretik
 Mekanisme kerja: Paracetamol bekerja langsung di pusat saraf dengan
mempengaruhi ambang rasa sakit dengan menghambat enzim cyclooxsygenase,
COX-1, COX-2, dan COX-3 yang terlibat dalam pembentukan prostaglandin,
substansi yang bertindak mengatur rasa sakit dan diketahui juga sebagai
regulator panas pada hipotalamus. Dengan berkurangnya produksi prostaglandin
di otak, rasa sakit dan demam dapat berkurang;
 Sediaan parasetamol berbentuk tablet 500 mg atau sirup yang mengandung 120
mg/5ml
 Konsentrasi tertinggi dalam plasma dicapai dalam waktu ½ jam dan t1/2 plasma
1-3 jam
 Efek samping: Reaksi kulit, darah, & reaksi alergi lain.

 Dosis dewasa maksimum 4 g/hari, anak-anak maksimum 1,2 g/ hari. Untuk anak
1-6 tahun : mg/kali dan bayi dibawah 1 tahun 60mg/kali , maksimum 6 kali
sehari.
 Nama Dagang : SANMOL ( Sanbe), PANADOL (Sterling), SISTENOL (Dexa Medica),
PAMOL (Interbat), OTTOPAN (Otto), PYREX ( Novell Pharma) dll.
ADME:
Absorpsi
Paracetamol diabsorbsi dengan baik di usus
halus melalui transport pasif pada pemberian
oral.

Distribusi
Secara oral, konsetrasi pada plasma akan
dicapai dalam waktu 10-60 menit pada tablet
biasa dan 60-120 menit hntum tablet lepas-
lambat. Paracetamol memiliki waktu paruh 1-3
jam.

Metabolisme
Di hati melalui proses glukoronidasi dan sulfasi
menjadi konjugat non toksik.

Eliminasi/ekskresi
-melalui ginjal
- melalu keringat
Obat Pirai

Obat yang Obat yang


menghentikan mempengaruhi
proses imflamasi kadar asam urat
akut
Contoh:
Contoh:
kolkisin,fenilbutazon,oksifenta
probenesid,alopurinol,dan
butazon,dan endometasin.
sulfinpirazon.
Contoh Obat : : Kolkisin

Indikasi : diindikasi pada penyakit pirai.


Mekanisme:Colchicine bekerja dengan cara menghentikan
pembentukan protein khusus, sehingga bisa mencegah aktivasi dan
pergerakan sel darah putih jenis neutrofil ke area peradangan. Dengan
begitu, keluhan bengkak dan nyeri sendi akibat serangan penyakit
asam urat akan mereda.
Efek Samping: paling lazim mual, muntah, dan nyeri pada perut.
Dosis: Meredakan serangan penyakit asam urat
Dosis awal 1 mg, dilanjutkan dengan 0,5 mg 1 jam setelahnya.
Pengobatan dapat dilakukan dalam waktu 12 jam sejak keluhan
pertama muncul. Dosis maksimal 0,5 mg per 8 jam sampai gejala hilang
atau setelah mencapai dosis maksimal 6 mg. Bila sudah mencapai
dosis maksimal, colchine baru boleh dikonsumsi 3 hari kemudian.
Mencegah terjadinya serangan penyakit asam urat
Dosisnya adalah 0,5 mg, 2 kali sehari.
Merek dagang :Colchicine, Colcitine, Frigout
ADME

Absorpsi :
Absorpsi kolkisin per oral terjadi di jejunum dan ileum.
Bioavailabilitas obat adalah sekitar 25‒50%. Konsentrasi puncak
obat dalam plasma darah akan tercapai dalam 30‒120 menit setelah
pemberian dosis tunggal.
Metabolisme:
Sekitar 16% kolkisin yang masuk ke dalam tubuh dimetabolisme di
hepar oleh enzim CYP3A4 menjadi 2-O-demethylcolchicine, dan 3-
O-demethylcolchicine.
Distribusi:
Sekitar 50% kolkisin terikat protein plasma. Kolkisin didistribusikan
ke berbagai organ tubuh, termasuk leukosit, limpa, hati, dan ginjal.
Kolkisin melewati sawar plasenta, dan didistribusikan ke dalam ASI.
Volume distribusi obat adalah 5‒8 L/kgBB.
Eliminasi:
Kolkisin diekskresikan 80% via feses dalam bentuk metabolit dan
obat yang tidak berubah. Sisanya, diekskresikan melalui urin.
Waktu paruh eliminasi dilaporkan berkisar 28 jam.
2.ANALGESIK NARKOTIK

Merupakan kelompok obat yang


memiliki sifat-sifat seperti opium
atau morfin

Bekerja di susunan saraf pusat

Reseptor tempat terikatnya opioid


disel otak disebut Reseptor opioid

Obat yang mengantagonis efek


opioid disebut antagonis opioid
Mekanisme kerja

Bekerja pada reseptor opiat di SSP reseptor yang memodulasi


trasmisi nyeri menurunkan persepsi nyeri dengan cara menyekat
nyeri pada bebagai tingkat, terutama di otak tengah dan medulla
spinalis

Reseptor opiat ada 3 :

Reseptor μ (mu) : berperan dalam analgesia supraspinal,


depresi respirasi, euforia dan ketergantungan

Reseptor κ (kappa) : berperan dalam analgesia spinal, miosis,


sedasi

Reseptor δ (delta) : disforia, halusinasi, stimulasi pusat vasomotor


‘’Contoh Obat Golongan Opiat’’
Kodein

 Indikasi : Meredakan nyeri hebat, antitusif, diare


 Kontraindikasi,Depresi saluran nafas, penyakit obstruksi paru-paru, juga pada kondisi
dimana hambatan perilistatik harus dihindari, pada kejang perut
 Efek samping : Euforia, gatal-gatal, muntah, mual, mengantuk, miosis, penahanan urine,
depresi pernafasan dan jantung, depresi mental, lemah, gugup, insomnia, hipotensi,
hipersensitif,ketergantungan dan kerusakan hati.
 Dosis :10-20 mg tiap 4-6 jam maksimal 120 mg/hari; jarang diberikan sebagai obat batuk
pada anak-anak. Anak: 6-12 tahun 5-10 mg atau 0,5-1,5 mg/kg bb tiap 4-6 jam maksimal 60
mg/hari; 2-6 tahun 0,5-1 mg/kg bb/hari dalam dosis terbagi tiap 4-6 jam maksimal 30
mg/hari..
 T ½ 4jam, durasi analgetiknya 3-5 jam
 Mekanisme kerja : Kodein merangsang reseptor susunan saraf pusat (SSP) yang dapat
menyebabkan depresi pernafasan, vasodilatasi perifer, inhibisi gerak perilistatik usus,

stimulasi kremoreseptor dan penekanan reflek batuk .


ADME:

Absorbsi :
Absorbsi codeine cukup cepat seperti ditunjukkan oleh
puncak konsentrasi plasma yang tercapai dalam waktu 60
menit setelah konsumsi oral.
Distribusi :
Codeine memiliki volume distribusi yang cukup besar, yaitu
3–6 L/kg. Sementara itu, hanya 7–25% codeine dalam
plasma yang terikat pada protein.
Metabolisme :
Jalur metabolisme utama codeine terletak di hati dan meliputi
proses N-demetilasi menjadi norcodeine, 3-Ο-demetilasi
menjadi morfin, dan konjugasi glukuronat.
Eliminasi :
melalui urine
efek samping analgesik
yang mungkin terjadi :
:•Sakit perut
•Sakit kepala
•Kulit mudah memar
•Telinga berdenging
•Mual
•Muntah interaksi obat dapat mengubah
•Kelelahan parah kinerja obat Anda atau
•Urin berwarna gelap meningkatkan risiko efek
•Mata dan kulit menguning samping yang serius. Beberapa
•Diare obat yang mungkin dapat
•Sembelit berinteraksi dengan obat pereda
nyeri analgesik adalah:
• Cimetidine
• Corticosteroids
• Cyclosporine
• Disulfiram
• Ephedrine
• Fluoroquinolones
THANK YOU!

Anda mungkin juga menyukai