Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH BAHASA INDONESIA

OBAT ANALGETIK-ANTIPIRETIK
Dosen pengampu: Septina Rahmawati, S.Pd, M.Pd

Disusun oleh kelompok 4


1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KUDUS
TAHUN AJARAN 2022/2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis haturkan kehadirat Allah SWT. yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis bisa menyelesaikan makalah tentang “OBAT ANALGETIK-
ANTIPIRETIK”.

Tidak lupa penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah turut
memberikan kontribusi dalam menyusun makalah ini. Tentunya, tidak akan maksimal jika
tidak mendapat dengan dukungan dari beberapa pihak.

Sebagai penyusun, penulis menyadari bahwa terdapat kekurangan, baik dari penyusunan
maupun tata bahasa penyampaian dalam makalah ini. Oleh karena itu, penulis dengan rendah
hati menerima saran dan kritik dari pembaca agar penulis dapat memperbaiki makalah ini .

Penulis berharap semoga makalah yang susun ini memberikan manfaat dan juga
inspirasi untuk pembaca.
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Obat merupakan bahan kimia yang memungkinkan terjadinya interaksi bila tercampur
dengan bahan kimia lain baik yang berupa makanan, minuman ataupun obat-obatan.
Interaksi obat adalah perubahan efek suatu obat akibat pemakaian obat dengan bahan-
bahan lain tersebut termasuk bat tradisional dansenyawa kimia lain. Interaksi obat
yang signifikan dapat terjadi jika duaatau lebih obat sekaligus dalam satu periode
(polifarmasi) digunakanbersama-sama. Interaksi obat berarti saling pengaruh
antarobat sehingga terjadi perubahan efek. Di dalam tubuh obat mengalami berbagai
macam proses hingga akhirnya obat di keluarkan lagi dari tubuh. Proses-proses
tersebut meliputi, absorpsi, distribusi, metabolisme (biotransformasi), dan eliminasi.
Dalam proses tersebut, bila berbagai macam obat diberikan secara bersamaan dapat
menimbulkan suatu interaksi. Selain itu, obat juga dapat berinteraksi dengan zat
makanan yang dikonsumsi bersamaan dengan obat.

Obat-obat analgesik antipiretik serta obat anti-inflamasi nonsteroid (AINS)


merupakan suatu kelompok bat yang heterogen, bahkan beberapa obat sangat berbeda
secara kimia. Walaupun demikian obat-obat in ternyata memiliki banyak persamaan
dalam efek terapi maupun efek samping. Golongan obat in menghambat enzim
siklooksigenase sehingga konversi asam arakidonat menjadfi PGG2 terganggu. Setiap
obat menghambat siklooksigenase dengan cara yang berbeda.

B. RUMUSAN MASALAH
1. apa yang dimaksud dengan analgesik, antipiretik dan anti inflamasi
2. bagaimana kegunaan obat dari analgesik,antipiretik dan anti inflamasi
3. bagaimana mekanisme dari kerja obat-obat tersebut
4. apa saja macam-macam obat dari analgesik, antipiretik dan amti inflamasi

C. TUJUAN
1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan analgesik, antipiretik dan anti inflamasi
2. Mengetahui kegunaan obat dari analgesik, antipiretik dan anti inflamasi
3. Mengetahui mekanisme dari kerja obat-obat tersebut
4. Mengetahui macam-macam obat dari analgesik, antipiretik dan anti inflamasi
BAB 2 PEMBAHASAN
D. ANALGETIK-ANITPIRETIK
1. Pengertian analgetik-antipiretik

Antipiretik adalah obat yang dapat menurunkan panas atau untuk obat mengurangi
suhu tubuh (suhu tubuh yang tinggi). Hanya menurunkan temperatur tubuh saat panas
dan tidak berefektif pada orang normal. Oba golongan ini bekerja dengan cara
menghambat produksi prostaglandin di hipotalamus anterior (yang meningkat sebagai
respon adanya pirogen endogen). Contoh Obat Antipiretik: Parasetamol, panadol,
paracetol, paraco, praxion, primadol, santol, zacoldin, poldanmig, acetaminophen,
asetosal atau asam salisilat, salisilamida. Analgetik adalah adalah obat yang
mengurangi atau melenyapkan rasa nyeri tanpa menghilangkan kesadaran. Antipiretik
adalah obat yang menurunkan suhu tubuh yang tinggi. Jadi analgetik-antipiretik
adalah obat yang mengurangi rasa nyeri dan serentak menurunkan suhu tubuh yang
tinggi. Analgetik atau analgesik. merupakan obat untuk mengurangi atau
menghilangkan rasa sakit atau obat-obat penghilang nyeri tanpa menghilangkan
kesadaran dan akhirnya akan memberikan rasa nyaman pada orang yang menderita.

Rasa nyeri hanya merupakan suatu gejala, fungsinya memberi tanda tentang adanya
gangguan-gangguan di tubuh seperti peradangan, infeksi kuman atau kejang otot.
Rasa nyeri disebabkan rangsang mekanis atau kimiawi, kalor atau listrik, yang dapat
menimbulkan kerusakan jaringan dan melepaskan zat yan disebut mediator nyeri
(pengantara). Zat ini merangsang reseptor nyeri yang letaknya pada ujung syaraf
bebas di kulit, selaput lendir dan jaringan lain. Dari tempat ini rangang dialaihkan
melalui syaraf sensoris ke susunan syaraf pusat (SSP), melalui sumsum tulang
belakang ke talamus (optikus) kemudian ke pusat nyeri dalam otak besar. dimana
rangsang terasa sebagai nyeri.

Cara Pemberantasan Rasa Nyeri

1. Menghalangi pembentukan rangsang dalam reseptor nyeri perifer oleh


analgetik perifer atau oleh anestetik lokal.
2. Menghalangi penyaluran rangsang nyeri dalam syaraf sensons, misalnya
dengan anestetik local
3. Menghalangi pusat nyeri dalam SSP dengan analgesik sentral (narkotik) atau
dengan anestetik umum.
Umumnya cara kerja analgetik-antipiretik adalah dengan menghambat sintesa
neurotransmitter tertentu yang dapat menimbulkan rasa nyeri & demam. Dengan
blockade sintesa neurotranmiter tersebtu, maka otak tidak lagi mendapatkan
“sinyal” nyeri, sehingga rasa nyerinya berangsur-angsur menghilang.

2. Penggolongan analgesik
Analgesik dibagi menjadi dua, yaitu analgesik narkotik dan analgesik non
narkotik.
1. Analgesik Narkotik
Khusus digunakan untuk menghalau rasa nyeri hebat, seperti fraktur dan kanker.
Nyeri pada kanker umumnya diobati menurut suatu skema bertingkat empat, yaitu
: obat perifer (non Opioid) peroral atau rectal; parasetamol, asetosal, obat perifer
bersama kodein atau tramadol, obat sentral (Opioid) peroral atau rectal, obat
Opioid parenteral. Guna memperkuat analgetik dapat dikombinasikan dengan co-
analgetikum, seperti psikofarmaka (amitriptilin, levopromazin atau prednisone).

Zat-zat in memiliki daya menghalangi myeri yang kuat sekali dengan tingkat kerja
yang terletak di Sistem Saraf Pusat. Umumnya mengurangi kesadaran (sifat
meredakan dan menidurkan) dan menimbulkan perasaan nyaman (euforia). Dapat
mengakibatkan toleransi dan kebiasaan (habituasi) serta ketergantungan psikis dan
fisik (ketagihan adiksi) dengan gejala-gejala abstinensia bila pengobatan
dihentikan. Semua analgetik narkotik dapat mengurangi nyeri yang hebat, teteapi
potensi. Onzer, dan efek samping yang paling sering adalah mual, muntah,
konstipasi, dan mengantuk. Dosis yang besar dapat menyebabkan hipotansi serta
depresi pernafasan.

Morfin dan petidin merupakan analgetik narkotik yang paling banyak dipakai
untuk myeri walaupun menimbulkan mual dan muntah. Obat ini di
Indonesia tersedia dalam bentuk injeksi dan mash merupakan standar yang
digunakan sebagai pembanding bagi analgetik markotika lainnya. Selain
menghilangkan nyeri, morfin dapat menimbulkan euphoria dan ganguan mental.
Berikut adalah contoh analgetik narkotik yang samapi sekarang mash digunakan
di Indonesia:
 Morfin HCL,
 Kodein (tunggal atau kombinasi dengan parasetamol),
 Fentanil HCL.
 Petinidin, dan
 Tramadol.
2. Analgesik non-narkotik
Khusus untuk tramadol secara kimiawi memeng tergolong narkotika tetapi
menurut undang-undang tidak sebagai narkotik, karena kemungkinan
menimbulkan ketergantungan.
2. Analgesik Non - Narkotik
Terdiri dari obat-obat yang tidak bersifat narkotik dan tidak bekerja sentral.
Obat- obat inidinamakan juga analgetika perifer, karena tidak mempengaruhi
Sistem Saraf Pusat, tidak menurunkan kesadaran tau mengakibatkan
ketagihan.

Semua analgetika perifer juga memiliki kerja antipiretik, yaitu menurunkan


suhu badan pada keadaan demam, maka disebut juga analgetik antipiretik.
Khasiatnya berdasarkan rangsangannya terhadap pusat pengatur kalor di
hipotalamus, yang mengakibatkan vasodilatasi perifer (di kulit) dengan
bertambahnya pengeluaran kalor dan disertai keluarya banyak keringat.
Efek analgetik timbul karena mempengaruhi baik hipotalamus atau di tempat
cedera. Respon terhadap cedera umumnya berupa inflamasi, udem, serta
pelepasan zat aktif seperti brandikinin, PG, dan histamine. PG dan brankinin
menstimulasi ujung staraf perifer dengan membawa implus nyeri ke SSP.
AINS dapat menghambat sintesis PG dan brankinin sehingga menghambat
terjadinya perangsangan reseptor nyeri. Obat-obat yang banyak digunakan
sebagai analgetik dan antipiretik adalah golongan salisilat dan asetaminofen
(parasetamol). Aspirin adalah penghambat sintesis PG paling efektif dari
golongan salisilat
.
Salisilat merupakan protipe AINS yang sampai sekarang masih digunakan.
Termasuk salisilat adalah Na-salisilat, aspirin (asam asetil salisilat), salisid,
dan meril salisilat bersifat toksik jika tertelan ole Karen itu, hanya dipakai
topical untuk menghangatkan kulit dan antigatal ( antpruritus). Golongan
salisilat dapat mengiritasi lapisan mukosa lambung. Organ yang peka pada
efek ini akan mengalami mual setelah minum aspirin. Dalam lambung . PG
berperan serta dalam mekanisme perlindungan mukosa dari asam lambung
atau gantrin. PG berfungsi meningkatkan daya than membrane mukosa
lambung. Aspirin selain berefek analgetik, antipiretik, dan antinflamasi,
daalam dosis keeil juga berfungsi sebagai antitrombosis (antiplatelet). Pada
dosis kecil, aspirin dapat menghambat agreasi trombosit (antikoagulan)
mencega terbentuknya thrombus pada penderita infark jantung sehingga
ddapat mengurangi timbulnya stroke.

Anda mungkin juga menyukai