Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH FARMAKOLOGI

OBAT ANTIPIRETIK

DISUSUN OLEH KELOMPOK :

1. M BACHTIAR SAHARI
2. MADU SARAH FADHILAH
3. MARWAN SUGANDA
4. MEFTAHUL KHAIRAH
5. MUHAMMAD TEGAR

DOSEN PENGAMPU :
NADIA PUDIARIFANTI, M.Sc., Apt

POLTEKKES KEMENKES BENGKULU


JURUSAN PROMOSI KESEHATAN
PROGRAM STUDI DIV PROMOSI KESEHATAN
Kata Pengantar

Alhamdulillah, segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan YME

atas limpahan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah

mengenai “obat Analgesik-Antipiretik dan Obat AINS” ini dengan lancar. Penulisan

ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas yang diberikan oleh dosen matakuliah

Farmakologi serta agar menambah ilmu pengetahuan tentang obat Analgesik-

Antipiretik dan Obat AINS.

Makalah ini ditulis dari hasil penyusunan data-data sekunder yang kami

peroleh dari buku panduan, serta informasi dari media massa yang berhubungan

dengan “Analgesik-Antipiretik dan Obat AINS”.

Kami harap makalah ini dapat memberi manfaat bagi kita semua. Memang

makalah ini masih jauh dari sempurna, maka kami mengharapkan kritik dan saran dari

pembaca demi perbaikan menuju arah yang lebih baik.


Daftar Isi

Cover Makalah………………………………………………………………………….
….1
Kata Pengantar………………………………………………………………………….
….2
Daftar Isi ………………………………………………………………………..3
Bab I Pendahuluan
1.1 Latar
Belakang………………………………………………………………....4
1.2 Tujuan ……………………………………………………………………..
…..4
Bab II Pembahasan
2.1 Antipiretik…………..……………………………………................5
2.3 Obat Analgetik.................. ……………………………………..7
2.4 Interaksi Obat………………………………………………..9

Bab III Penutup


3.1 Kesimpulan ……….………………………………………………..........11
3.2 Saran ……….…………………………………………………………….12
Daftar Pustaka …….……………………………………………………….…..….13
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Obat merupakan bahan kimia yang memungkinkan terjadinya interaksi bila
tercampur dengan bahan kimia lain baik yang berupa makanan, minuman ataupun
obat-obatan. Interaksi obat adalah perubahan efek suatu obat akibat pemakaian
obat dengan bahan-bahan lain tersebut termasuk obat tradisional dansenyawa
kimia lain. Interaksi obat yang signifikan dapat terjadi jika duaatau lebih obat
sekaligus dalam satu periode (polifarmasi ) digunakanbersama-sama. Interaksi
obat berarti saling pengaruh antarobat sehingga terjadi perubahan efek. Di dalam
tubuh obat mengalami berbagai macam proses hingga akhirnya obat di keluarkan
lagi dari tubuh. Proses-proses tersebut meliputi, absorpsi, distribusi, metabolisme
(biotransformasi), dan eliminasi. Dalam proses tersebut, bila berbagai macam obat
diberikan secara bersamaan dapat menimbulkan suatu interaksi. Selain itu, obat
juga dapat berinteraksi dengan zat makanan yang dikonsumsi bersamaan dengan
obat.

Obat-obat antipiretik serta obat anti-inflamasi nonsteroid (AINS) merupakan


suatu kelompok obat yang heterogen, bahkan beberapa obat sangat berbeda secara
kimia. Walaupun demikian obat-obat ini ternyata memiliki  banyak persamaan
dalam efek terapi maupun efek samping. Golongan  obat ini menghambat enzim
siklooksigenase sehingga konversi asam arakidonat menjadfi PGG2 terganggu.
Setiap obat menghambat siklooksigenase dengan cara yang berbeda.
Bab II
Pembahasan

2.1 Antipiretik
2.1.1 Pengertian Antipiretik
Antipiretik adalah obat penurun panas.Obat-obat antipiretik juga menekan
gejala-gejala yang biasanya menyertai demam seperti mialgia, kedinginan, nyeri
kepala, dan lain-lain.] Namun, pada kenaikan suhu yang rendah atau sedang, tidak
terdapat banyak bukti yang menunjukkan bahwa demam merupakan keadaan yang
berbahaya atau bahwa terapi antipiretik bermanfaat. Perintah pemberian antipiretik
yang rutin, dapat mengaburkan informasi klinis penting yang perlu dicari dengan
mengikuti perjalanan suhu tubuh apakah naik ataukah turun.] Antipiretik
menyebabkan hipotalamus untuk mengesampingkan peningkatan interleukin yang
kerjanya menginduksi suhu tubuh. Tubuh kemudian akan bekerja untuk
menurunkan suhu tubuh dan hasilnya adalah pengurangan demam. Obat-obat
antipiretik tidak menghambat pembentukan panas. Hilangnya panas terjadi dengan
meningkatnya aliran darah ke perifer dan pembentukan keringat.] Efeknya ini
bersifat sentral, tetapi tidak langsung pada neuron hipotalamus.Cara menurunkan
demam tinggi diduga dengan menghambat pembentukan prostaglandin E1.

Antipiretik adalah obat yang dapat menurunkan panas atau untuk obat


mengurangi suhu tubuh (suhu tubuh yang tinggi). Hanya menurunkan
temperatur tubuh saat panas dan tidak berefektif pada orang normal. Oba
golongan ini bekerja dengan cara menghambat produksi prostaglandin di
hipotalamus anterior (yang meningkat sebagai respon adanya pirogen
endogen). Contoh Obat Antipiretik : Parasetamol, panadol, paracetol, paraco,
praxion, primadol, santol, zacoldin, poldan mig,  acetaminophen, asetosal atau
asam salisilat, salisilamida. 
Rasa nyeri hanya merupakan suatu gejala, fungsinya memberi tanda
tentang adanya gangguan-gangguan di tubuh seperti peradangan, infeksi kuman
atau kejang otot. Rasa nyeri disebabkan rangsang mekanis atau kimiawi, kalor
atau listrik, yang dapat menimbulkan kerusakan jaringan dan melepaskan zat
yan disebut mediator nyeri (pengantara). Zat ini merangsang reseptor nyeri
yang letaknya pada ujung syaraf bebas di kulit, selaput lendir dan jaringan lain.
Dari tempat ini rangang dialaihkan melalui syaraf sensoris ke susunan syaraf
pusat (SSP), melalui sumsum tulang belakang ke talamus (optikus) kemudian
ke pusat nyeri dalam otak besar, dimana rangsang terasa sebagai nyeri.
Cara Pemberantasan Rasa Nyeri:
1. Menghalangi pembentukan rangsang dalam reseptor nyeri perifer oleh
analgetik perifer atau oleh anestetik lokal.
2. Menghalangi penyaluran rangsang nyeri dalam syaraf sensoris, misalnya
dengan anestetik local.
3. Menghalangi pusat nyeri dalam SSP dengan analgesik sentral (narkotik)
atau dengan anestetik umum.
Umumnya cara kerja analgetik-antipiretik adalah dengan menghambat
sintesa neurotransmitter tertentu yang dapat menimbulkan rasa nyeri & demam.
Dengan blokade sintesa neurotransmitter tersebut, maka otak tidak lagi
mendapatkan "sinyal" nyeri,sehingga rasa nyerinya berangsur-angsur
menghilang.
2.3 Jenis dan Merek Dagang Obat Antipiretik
Jenis-jenis obat yang temasuk dalam golongan analgetik-antipiretik beserta merek
dagangnya:

Salisilat
Seperti umumnya obat jenis analgetik dan antipiretik, salisilat atau asam
salisilat adalah obat yang digunakan untuk meredakan demam, peradangan, dan
rasa sakit. Salah satu yang termasuk obat salisilat adalah aspirin. Aspirin tersedia
dalam bentuk tablet.
Merek dagang: Aspilets, Ascardia, Farmasal, Miniaspi 80, Thrombo aspilets.
Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai obat ini, silakan buka
laman obat aspirin.

Paracetamol
Paracetamol atau acetaminophen adalah obat jenis analgetik dan antipiretik yang
dijual bebas atau bisa didapatkan tanpa resep dokter. Paracetamol tersedia dalam
bentuk tablet, kaplet, sirop, drop, infus, dan suppositoria.
Merek dagang: Panadol, Naprex, Paramol, Mixagrip Flu, Hufagesic, Paramex SK,
Sanmol, Sumagesic, Tempra, Termorex, dan Poro.
Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai obat ini, silakan buka
laman obat paracetamol.

Nonsteroidal Anti-inflammatory Drugs (NSAIDs)


Nonsteroidal anti-inflammatory drugs (NSAIDs) atau obat antiinflamasi nonstreoid
adalah obat yang bekerja dengan cara menghambat zat penyebab peradangan,
yaitu prostaglandin. Beberapa obat yang termasuk obat NSAIDs adalah:

1. Ibuprofen
Bentuk obat: tablet, kapsul, sirop, suntik.
Merek dagang: Ibuprofen, Intrafen, Neo Rheumacyl, Oskadon SP, Bodrex Extra,
Bodrexin IBP, Procold Obat Sakit Kepala, Novaxifen, Arbupon, Proris.
Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai obat ini, silakan
kunjungi laman obat ibuprofen.

2. Naproxen
Bentuk obat: tablet.
Merek dagang: Xenifar.
Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai obat ini, silakan
kunjungi laman obat naproxen.

3. Ketoprofen
Bentuk obat: tablet salut selaput, kapsul, suntik, suppositoria, gel.
Merek dagang: Altofen, Lantiflam, Nazovel, Pronalges, Rhetoflam, Kaltrofen,
Nasaflam, Profika, Remapro, Profenid.
Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai obat ini, silakan
kunjungi laman ketoprofen.

4. Diclofenac
Bentuk obat: tablet, kapsul, suntik, gel, tetes mata, suppositoria.
Merek dagang: Cataflam, Flamar, Flamic, Gratheos, Laflanac, Merflam, Troflam,
Zegren, Eflagen, Flamar Eye Drops, Galtaren 50, Kaditik, Megatic Emulgel,
Renadinac, Voltaren.
Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai obat ini, silakan
kunjungi laman diclofenac.

5. Piroxicam
Bentuk obat: tablet, kapsul, dan gel.
Merek dagang: Ovtelis, Novaxicam, Piroxicam, Feldene, Selmatic, Fleroxi, Xicalom,
Faxiden, Artimatic 20, Rheficam, Denicam, Scandene, Tropidene, Roxidene 20,
Licofel, Lexicam, Counterpain PXM, Lanareuma, Wiros, Kifadene, Pirofel, Omeretik,
Triadene 20, Maxicam, Miradene, Infeld, Rosic, Benoxicam 20, Feldco, Grazeo,
Samrox 20, Rexil, Yasiden, Campain, Roxidene 20.
Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai obat ini, silakan
kunjungi laman piroxicam.

6. Meloxicam
Bentuk obat: tablet, tablet salut selaput, suppositoria, dan suntik.
Merek dagang: Meloxicam, Cameloc, Flamoxi, Genxicam, Melogra, Artrilox,
Hufaxicam, Nulox forte, Oxcam, Melet, Relox, Flasicox 15, Melocid, Ostelox, Loxil,
Melicam, Hexcam, Nucoxi 7.5, Loximei, Denilox, Arimed, Futamel, Mecox,
Mexpharm, Movi-cox, Moxam, X-cam, Rhemacox, Mixlocon, Mobiflex, Mevilox,
Meloxin, Moxam, Artocox, Movix.
Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai obat ini, silakan
kunjungi laman meloxicam.

7. Ketorolac
Bentuk obat: tablet dan suntik.
Merek dagang: Dolac, Erphain, Erphapain, Etofion, Farpain 30, Ketoflam, Ketorolac
Trometamol, Ketorolac Tromethamine, Ketosic, Ketrobat 30, Lactor, Lantipain,
Lantipain 30, Latorec, Matolac, Quapain, Rativol, Remopain 3%, Rindopain, Scelto
30, Teranol -10, Toramine, Torasic, Trolac, Xevolac.
Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai obat ini, silakan
kunjungi laman ketorolac.

8. Asam mefenamat
Bentuk obat: tablet, kapsul, dan sirop.
Merek dagang: Allogon, Datan, Femisic, Maxstan, Pehastan, Ponstan, Tropistan,
Asimat, Dogesic, Lapistan, Menifal, Poncofen, Solasi.
Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai obat ini, silakan
kunjungi laman asam mefenamat.
Lihat lebih lanjut mengenai:

 Demam
 Hemarthrosis
 Hipertermia

2.4 Interaksi Obat


Bab III
Penutup
3.1 Kesimpulan
Obat yang ada saat ini masih jauh dari ideal. Tidak ada obat yang memenuhi semua
kriteria obat ideal, tidak ada obat yang aman, semua obat menimbulkan efek samping,
respon terhadap obat sulit diprediksi dan mungkin berubah sesuai dengan hasil interaksi
obat, dan banyak obat yang mahal, tidak stabil, dan sulit diberikan. Karena banyak obat
tidak ideal, semua anggota tim kesehatan harus berlatih “care” untuk meningkatkan efek
terapeutik dan meminimalkan kemungkinan bahaya yang ditimbulkan obat.
Sebagai salah satu dari tim kesehatan, seyogyanya harus paham betul akan
pemanfaatan obat yang bertujuan memberikan manfaat maksimal dengan tujuan minimal.
Dan berikut ini adalah hal yang harus diperhatikan dalam pengobatan :
- Mengkaji kondisi pasien
- Mengobservasi kerja obat dan efek samping obat.
- Memberikan pengetahuan tentang indikasi obat dan cara penggunaannya.

3.2 Saran
Adapun saran yang dapat kami berikan yaitu :
- Untuk obat analgesik-antipiretik , dianjurkan jangan terlalu mengkonsumsi obat ini
secara berlebihan dikarenakan dapat menyebabkan ketergantungan bagi pemakainya.
- Dan untuk obat anti inflamasi pengguna juga di harapkan tidak terlalu berlebihan
atau ketergantungan karena mekanisme kerja obat ini dapat menyebabkan terjadinya
perubahan kerja enzim.

Anda mungkin juga menyukai