Anda di halaman 1dari 12

I

MAKALAH
STUDI KASUS
Analgesik - Antipiretik
Dosen Pengampus : Ibu Apt. Sitti Lutviana, S.Farm

MOH MANSUR : 2021060200029


IDA KARMILA WATI : 2021060200030
MABRUROH AINI FASA : 2021060200040
IMAM SAMUDRA : 2021060200035

PRODI DIII FARMASI


FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM MADURA
Jl. PONDOK PESANTREN MIFTAHUL ULUM BETTET
PAMEKASAN MADURA
Telp. / Fax. (0324) 32178
II

Kata Pengantar

Alhamdulillah, segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan YME atas
limpahan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah mengenai
“obat Analgesik-Antipiretik ini dengan lancar. Penulisan ini bertujuan untuk memenuhi salah
satu tugas yang diberikan oleh dosen matakuliah Farmakologi serta agar menambah ilmu
pengetahuan tentang obat Analgesik-Antipiretik.
Makalah ini ditulis dari hasil penyusunan data-data sekunder yang kami peroleh dari
buku panduan, serta informasi dari media massa yang berhubungan dengan “Analgesik-
Antipiretik.
Kami harap makalah ini dapat memberi manfaat bagi kita semua. Memang makalah
ini masih jauh dari sempurna, maka kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi
perbaikan menuju arah yang lebih baik.
III

DAFTAR ISI

Cover Makalah..............................................................................................................I
Kata Pengantar.............................................................................................................II
Daftar Isi........................................................................................................................III
Bab I Pendahuluan........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.........................................................................................1
1.3 Tujuan...........................................................................................................1
Bab II Tinjauan Pustaka..............................................................................................2
2.1 Analgetik......................................................................................................2
2.2 Antipiretik....................................................................................................4
Bab III Pembahasan.....................................................................................................6
3.1 Identitas Pasien ............................................................................................6
Bab IV Penutup.............................................................................................................8
4.1 Kesimpulan .................................................................................................8
4.2 Saran ............................................................................................................8
Daftar Pustaka..............................................................................................................9
1

BAB I
PENDAHULUAN

2.1 Latar Belakang


Obat antipiretik dan analgesik merupakan obat yang sudah di kenal luas
seperti obat asetaminofen. Bayak dijual sebagai kemasan tunggal maupun kemasan
kombinasi dengan bahan obat lain. Obat ini tergolong sebagai obat bebas sehingga
mudah ditemukan di apotik toko obat maupun warung pinggr jalan. Karena mudah
didapatkan resiko untuk terjadi penyalahgunaan obat ini semakin besar. Di Amerika
Serikat di laporkan lebih dari 100.000 kasus per tahun yang menghubungi pusat
informasi keracunan, 56.000 kasus datang ke unit gawat darurat, 26.000 kasus
memerlukan perawatan intensif di rumah sakit.
Pada umumnya (sekitar 90%) analgesik mempunyai efek antipiretik. Bagi para
pengguna mungkin memerlukan bantuan dalam mengkonsumsi obat yang sesuai
dengan dosisi-dosis obat. Penggunaan Obat Analgetik Narkotik atau Obat Analgesik
ini mampu menghilangkan atau meringankan rasa sakit tanpa berpengaruh pada
sistem susunan saraf pusat atau bahkan hingga efek menurunkan tingkat kesadaran.
Obat Analgetik atau Analgesik ini tidak mengakibatkan efek ketagihan pada
pengguna.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan Analgetika, Antipiretika?
2. Apa saja golongan obat dari analgetik, atipiretik?
3. Bagaimana mekanisme kerja obat analgetik, antipiretik?
4. Bagaimana efek Farmakodinamika dari obat analgetik, dan antipiretik?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan pembuatan makalah ini, adalah :
1. Untuk mengetahui pengertian dari Analgetika, Antipiretika
2. Untuk mengetahui golongan obat dari analgetik, atipiretik
3. Untuk mengetahui mekanisme kerja obat analgetik, antipiretik
4. Untuk mengetahui efek farmakodinamika dari obat analgetik dan obat
antipiretik
2

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 ANALGETIK
A. Pengertian Analgetik
Analgetik atau analgesik, adalah obat yang digunakan untuk mengurangi atau
menghilangkan rasa sakit atau obat-obat penghilang nyeri tanpa menghilangkan
kesadaran dan akhirnya akan memberikan rasa nyaman pada orang yang
menderita.
Nyeri merupakan suatu pengalaman sensorik dan motorik yang tidak
menyenangkan, berhubungan dengan adanya potensi kerusakan jaringan atau
kondisi yang menggambarkan kerusakan tersebut. Gejala Nyeri dapat
digambarkan sebagai rasa benda tajam yang menusuk, pusing, panas seperti rasa
terbakar, menyengat, pedih, nyeri yang merambat, rasa nyeri yang hilang timbul
dan berbeda tempat nyeri.
Adapun jenis nyeri beserta terapinya, yaitu:
a. Nyeri ringan
Contohnya: sakit gigi, sakit kepala, sakit otot karena infeksi virus,
nyeri haid, keseleo. Pada nyeri ringan dapat digunakan analgetik
perifer seperti parasetamol, asetosal dan glafenin.
b. Nyeri yang disertai pembengkakan
Contohnya : Jatuh, tendangan, dan tubrukan. Pada nyeri ini dapat
digunakan analgetik antiradang seperti aminofenazon dan NSAID (ibu
profen, mefenaminat, dll)
c. Nyeri hebat
Contoh: nyeri organ dalam, lambung, usus, batu ginjal, batu empedu.
Pada nyeri ini dapat digunakan analgetik sentral berupa morfin,
atropine, butilskopolamin (bustopan), camylofen ( ascavan).
d. Nyeri hebat menahun
Contoh : kanker, rematik, dan neuralgia berat. Pada nyeri ini dapat
digunakan analgetik berupa fentanil, dekstromoramida, dan
benzitramida.
B. Golongan Obat Analgetik
Berdasarkan aksinya, Analgesik di bagi menjadi 2 yaitu:
1. Analgesik narkotika
Analgetik narkotik kini disebut juga dengan opioida yang merupakan
obat-obat yang daya kerja nya meniru opioid endogen dengan
memperpanjang aktivasi dari reseptor-reseptor opioid. Zat-zat ini bekerja
terhadap reseptor opioid khas di SSP, hingga persepsi nyeri dan respon
emosional terhadap nyeri berubah.
Analgesik narkotika merupakan kelompok obat yang memiliki sifat-
sifat seperti opium atau morfin. Golongan obat ini digunakan untuk
meredakan atau menghilangkan rasa nyeri seperti pada fractura dan
3

kanker. Efek samping yang paling sering muncul adalah mual, muntah,
konstipasi, dan mengantuk. Dosis yang besar dapat menyebabkan
hipotansi serta depresi pernafasan. Selain itu, juga dapat mengakibatkan
toleransi dan kebiasaan (habituasi) serta ketergantungan psikis dan fisik
(ketagihan adiksi) dengan gejala-gejala abstinensia bila pengobatan
dihentikan.
Endorfin adalah kelompok polipeptida yang terdapat di CCS dan dapat
menimbulkan efek yang menyerupai efek morfin. Mekanisme kerja
utamanya ialah endofrin bekerja dengan jalam menduduki reseptor-
reseptor SSP, hingga perasaan nyeri dapat diblokir. Khasiat analgetik
opioida berdasarkan kemampuannya untuk menduduki sisa-sisa reseptor
nyeri yang belum ditempati endorphin. Tetapi bila analgetik tersebut
digunakan terus menerus, pembentukan reseptor-reseptor baru
distimulasi dan produksi endorphin diujung saraf otak dirintangi.
Akibatnya terjadilah kebiasaan dan ketagihan. Contoh zat Analgetik
Narkotika yaitu morfin, kodein, fentanil, netadon, tramadol, lokson,
kanabis, dan pentazosin.
2. Obat Analgetik Non-narkotik
Obat Analgesik Non-Nakotik dalam Ilmu Farmakologi juga sering
dikenal dengan istilah Analgesik Perifer. Analgetika perifer (non-
narkotik), yang terdiri dari obat-obat yang tidak bersifat narkotik dan
tidak bekerja sentral. Penggunaan Obat Analgetik Non-Narkotik atau
Obat Analgesik Perifer ini cenderung mampu menghilangkan atau
meringankan rasa sakit tanpa berpengaruh pada sistem susunan saraf
pusat atau bahkan hingga efek menurunkan tingkat kesadaran. Obat
Analgetik Non-Narkotik / Obat Analgesik Perifer ini juga tidak
mengakibatkan efek ketagihan pada pengguna (berbeda halnya dengan
penggunanaan Obat Analgetika jenis Analgetik Narkotik).
Mekanisme umum dari analgetik jenis ini adalah mengeblok
pembentukan prostaglandin dengan jalan menginhibisi enzim COX pada
daerah yang terluka dengan demikian mengurangi pembentukan
mediator nyeri.
Efek samping obat-obat analgesik perifer: kerusakan lambung,
kerusakan darah, kerusakan hati dan ginjal, kerusakan kulit. Efek
samping biasanya disebabkan oleh penggunaan dalam jangka waktu
lama dan dosis besar. Contoh obat Analgetik Non-Narkotik yaitu
Aminofenazon, asam salisilat, fenilbtazon, glafenin, dan paracetamol.
C. Mekanisme Kerja Obat Analgetik
Rasa nyeri disebabkan rangsang mekanis atau kimiawi, kalor atau listrik, yang
dapat menimbulkan kerusakan jaringan dan melepaskan zat yan disebut
mediator nyeri (pengantara). Zat ini merangsang reseptor nyeri yang letaknya
pada ujung syaraf bebas di kulit, selaput lendir dan jaringan lain. Dari tempat ini
rangang dialaihkan melalui syaraf sensoris ke susunan syaraf pusat (SSP),
melalui sumsum tulang belakang ke talamus (optikus) kemudian ke pusat nyeri
dalam otak besar, dimana rangsang terasa sebagai nyeri.
D. Efek Farmakodinamik Obat Analgetik
4

Sebagai analgesic, obat mirip aspirin hanya efektif terhadap nyeri dengan
intensitas rendah sampai sedang misalnya sakit kepala, mialgia, antralgia dan
nyeri lain yang berasal dari integument, terutama terhadap nyeri yang berkaitan
dengan inflamasi. Efek analgesik nya jauh lebih lemah daripada efek analgesik
opiad. Tetapi berbeda dengan opiad, obat mirip aspirin tidak menimbulkan
ketagihan dan tidak menimbulkan efek samping sentral yang merugikan. Obat
mirip aspirin hanya mengubah persepsi modalitas, sensorik nyeri, tidak
mempengaruhi sensorik lain. Nyeri akibat terpotongnya saraf aferen, tidak
teratasi dengan obat mirip aspirin. Sebaliknya nyeri kronis pasca bedah dapat
diatasi oleh obat mirip aspirin.

2.2 ANTI PIRETIK


A. Pengertian Antipiretik
Obat antipiretik adalah obat untuk menurunkan panas. Hanya menurunkan
temperatur tubuh saat panas tidak berefektif pada orang normal. Dapat
menurunkan panas karena dapat menghambat prostatglandin pada CNS.
Demam adalah tingkat suhu yg lebih tinggi; gejala penyerta infeksi; reaksi
tangkis bagi tubuh terhadap infeksi. Suhu > 37°C limfosit & makrofag lebih
aktif; suhu > 40 - 41°C menjadi kritis & fatal (tidak terkendalikan oleh tubuh).
Reseptor suhu & pusat termoregulasi terletak di hipotalamus. Contoh Obat
Antipiretik, yaitu parasetamol, panadol, paracetol, paraco, praxion, primadol,
santol, zacoldin, poldan mig, acetaminophen, asetosal atau asam salisilat,
salisilamida.
B. Golongan Obat Antipiretik
Macam-macam obat Antipiretik, yaitu :
1. Benorylate
Benorylate adalah kombinasi dari parasetamol dan ester aspirin. Obat ini
digunakan sebagai obat antiinflamasi dan antipiretik. Untuk pengobatan
demam pada anak obat ini bekerja lebih baik dibanding dengan
parasetamol dan aspirin dalam penggunaan yang terpisah. Karena obat
ini derivat dari aspirin maka obat ini tidak boleh digunakan untuk anak
yang mengidap Sindrom Reye.
2. Fentanyl
Fentanyl bekerja di dalam sistem syaraf pusat untuk menghilangkan rasa
sakit. Beberapa efek samping juga disebabkan oleh aksinya di dalam
sistem syaraf pusat. Pada pemakaian yang lama dapat menyebabkan
ketergantungan tetapi tidak sering terjadi bila pemakaiannya sesuai
dengan aturan. Ketergantungan biasa terjadi jika pengobatan dihentikan
secara mendadak. Sehingga untuk mencegah efek samping tersebut perlu
dilakukan penurunan dosis secara bertahap dengan periode tertentu
sebelum pengobatan dihentikan.
3. Piralozon
Di pasaran piralozon terdapat dalam antalgin, neuralgin, dan novalgin.
Obat ini amat manjur sebagai penurun panas dan penghilang rasa nyeri.
Namun piralozon diketahui menimbulkan efek berbahaya yakni
5

agranulositosis (berkurangnya sel darah putih), karena itu penggunaan


analgesik yang mengandung piralozon perlu disertai resep dokter.

C. Mekanisme kerja obat antipiretik


Secara umum, Mekanisme obat nya bekerja dengan cara menghambat produksi
prostaglandin di hipotalamus anterior (yang meningkat sebagai respon adanya
pirogen endogen).
D. Efek Farmakodinamik Antipiretik
Sebagai antipiretik, obat mirip aspirin akan menurunkan suhu badan hanya pada
keadaan demam. Walaupun kebanyakan obat ini memperlihatkan efek
antipiretik in vitro, tidak semuanya berguna sebagai antipiretik karena bersifat
toksik bila digunakan secara rutin atau terlalu lama. Ini berkaitan dengan
hipotesis bahwa COX yang ada disentral otak terutama COX-3 dimana hanya
parasetamoldan beberapa obat AINS lainnya dapat menghambat. Fenilbutazon
dan antireumatik lainnya tidak dibenarkan dgunakan sebagai antiperitik atas alas
an tersebut.
6

BAB III
PEMBAHASAN

Pharmaceutical Care Plan

I. IDENTITAS PASIEN
Nama Pasien : Seorang Laki – laki :- BB : - TB: -
Usia : 44 Th
Tanggal MRS :
Tanggal KRS :-
Diagnosis : Analgesik-Antipiretik

1. Subjektif :
Terasa pusing atau pegal-pegal.
2. Objectif :
2 box (40 tablet) bodrex
3. Assesment ;
Ketika Pusing dan Pegal – pegal. Meminum Bodrex 1 tablet
4. Plan :
Terapi Dilanjutkan
a. Tujuan Terapi :
Bodrex adalah obat yang bermanfaat untuk meringankan sakit kepala, sakit
gigi dan demam. Selain itu, obat ini juga memiliki varian yang ditujukan untuk
meredakan gejala flu, seperti bersin, hidung tersumbat, batuk berdahak, atau
batuk kering.
b. Sudah sesuai
c. Terapi Non-Farmakologi :
1. Melakukan latihan peregangan leher atau otot bahu sedikitnya 20
sampai 30 menit.
2. Perubahan posisi tidur
3. Pernafasan dengan diafragma atau metode relaksasi otot yang lain
4. Penyesuaian lingkungan kerja maupun rumah :
 Pencahayaan yang tepat untuk membaca, bekerja,
menggunakan komputer, atau saat menonton televisi
7

 Hindari eksposur terus – menerus pada suara keras dan bisang


 Hindari suhu rendah saat tidur pada malam hari.
d. KIE Obat Bodrex
Aturan Pakai :
 Diminum Sesudah Makan bila perlu
8

BAB IV
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Analgesik adalah obat yang mengurangi atau menghilangkan rasa nyeri tanpa
menghilangkan kesadaran. Antipiretik adalah obat yang menurunkan suhu tubuh yang
tinggi. Jadi analgetik-antipiretik adalah obat yang mengurangi rasa nyeri dan serentak
menurunkan suhu tubuh yang tinggi.
Berdasarkan aksinya, Analgesik di bagi menjadi 2 yaitu: Analgesik narkotika
dan Obat Analgetik Non-narkotik. Pada obat Antipiretik penggolongan obatnya, yaitu
Benorylate, Fentanyl, dan Piralozon.
Umumnya cara kerja analgetik-antipiretik adalah dengan menghambat sintesa
neurotransmitter tertentu yang dapat menimbulkan rasa nyeri & demam. Dengan
blokade sintesa neurotransmitter tersebut, maka otak tidak lagi mendapatkan "sinyal"
nyeri,sehingga rasa nyerinya berangsur-angsur menghilang.
3.2 Saran
Untuk dapat memahami tentang analgetik, antipiretik, selain membaca dan memahami
materi-materi dari sumber keilmuan yang ada (buku, internet, dan lain-lain) kita harus
dapat mengkaitkan materi-materi tersebut dengan kehidupan kita sehari-hari, agar
lebih mudah untuk paham dan akan selalu diingat. Selain itu, dengan adanya makalah
ini diharapkan untuk kedepan agar bisa bermanfaat untuk referensi pelajaran dan bisa
lebih menyempurnakan makalah ini.
9

DAFTAR PUSTAKA

Katzung, B.G. 2002. Farmakologi Dasar dan Klinik buku 2. Jakarta : Salemba Medika.

Sardjono, Santoso dan Hadi rosmiati D.1995. Farmakologi dan Terapi, bagian farmakologi
FK-UI. Jakarta : Universitas Indonesia

Tjay, Tan howan dan Kirana Rahardja. 2007. Obat-Obat Penting edisi ke VI. Jakarta : Elex
Media Kompetindo

Anda mungkin juga menyukai