“ANALGETIK”
DOSEN PEMBIMBING:
apt., Dini Lina Agustanti., S.Far., MM
DI SUSUN OLEH:
Nenden Intan Febriani 2022190005
Annisa Rahmawati 2022190014
Silvi Novita Sari 2022190016
Prodi D3 Kebidanan
Fakultas Ilmu Kesehatan
UNIVERSITAS SAINS AL-QUR’AN (UNSIQ)
Jl. Kyai Hasyim Asyari Mojotengah Wonosobo 56351
KATA PENGANTAR
Kami sebagai penulis tidak lupa untuk mengucapkan terimakasih kepada Ibu
Dini Lina Agustanti., S.Far., MM selaku dosen pengampu dan tidak lupa juga teman
teman yang telah mendukung dalam penyusunan makalah ini.
Kelompok V
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................ii
A. Latar Belakang...............................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................1
C. Tujuan.............................................................................................1
BAB II PEMBAHASA...............................................................................2
A. Pengertian analgetic.......................................................................2
B. Penggolongan obat analgetic.........................................................2
C. Penggunaan analgetik-antipiretik dalam kehamilan.................4
D. Efek samping obat analgetic-antipiretik......................................5
E. Jenis obat analgetic........................................................................6
F. Peringatan sebelum menggunakan obat analgetik-antipiretik. 8
BAB III PENUTUP....................................................................................9
A. Kesimpulan.....................................................................................9
B. Saran...............................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................10
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
a. Untuk mengetahui pengertian analgetic
b. Untuk mengetahui penggolongan obat analgetic
c. Untuk mengetahui penggunaan analgetik-antipiretik dalam kehamilan
d. Untuk mengetahui efek samping obat analgetik-antipiretik
e. Untuk mengetahui jenis obat analgetic
f. Untuk mengetahui peringatan sebelum menggunakan obat analgetik-antipiretik
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Analgetik
Analgetik adalah obat atau senyawa yang dipergunakan untuk mengurangi rasa sakit
atau nyeri tanpa menghilangkan kesadaran. Kesadaran akan perasaan sakit terdiri dari
dua proses, yakni:
1. Penerimaan rangsangan sakit di bagian otak besar dan reaksi-reaksi emosional dan
individu terhadap perangsang ini.
2. Obat penghalang nyeri (analgetik) mempengaruhi proses pertama dengan
mempertinggi ambang kesadaran akan perasaan sakit, sedangkan narkotik menekan
reaksi-reaksi psychis yang diakibatkan oleh rangsangan sakit.
Rasa nyeri dalam kebanyakan hal hanya merupakan suatu gejala, yang fungsinya
adalah melindungi dan memberikan tanda bahaya tentang adanya gangguan-
gangguan di dalam tubuh, seperti peradangan (rematik, encok), infeksi-infeksi kuman
atau kejang-kejang otot.
Penyebab rasa nyeri adalah rangsangan-rangsangan mekanis, fisik, atau kimiawi
yang dapat menimbulkan kerusakan-kerusakan pada jaringan dan melepaskan zat-zat
tertentu yang disebut mediator-mediator nyeri yang letaknya pada ujung-ujung saraf
bebas di kulit, selaput lendir, atau jaringan-jaringan (organ-organ) lain. Dari tempat
ini rangsangan dialirkan melalui saraf-saraf sensoris ke Sistem Saraf Pusat (SSP)
melalui sumsum tulang belakang ke thalamus dan kemudian ke pusat nyeri di dalam
otak besar, dimana rangsangan dirasakan sebagai nyeri. Mediator-mediator nyeri
yang terpenting adalah histamine, serotonin, plasmakinin-plasmakinin, dan
prostaglandin-prostagladin, serta ion-ion kalium. Berdasarkan proses terjadinya
nyeri, maka rasa nyeri dapat dilawan dengan beberapa cara, yaitu :
1. Merintangi pembentukan rangsangan dalam reseptor-reseptor nyeri perifer, oleh
analgetika perifer atau anestetika lokal.
2. Merintangi penyaluran rangsangan nyeri dalam saraf-saraf sensoris, misalnya dengan
anestetika local.
3. Blokade dari pusat nyeri dalam Sistem Saraf Pusat dengan analgetika sentral
(narkotika) atau anestetika umum.
Pada pengobatan rasa nyeri dengan analgetika, faktor-faktor psikis turut berperan,
misalnya kesabaran individu dan daya menerima nyeri dari si pasien.
Golongan obat analgesik dibagi menjadi dua yaitu analgesik opioid/narkotik dan
analgetik non - narkotik.
1. Analgetik Narkotik
Khusus digunakan untuk menghalau rasa nyeri hebat, seperti fraktur dan
kanker. Nyeri pada kanker umumnya diobati menurut suatu skema bertingkat
empat, yaitu : obat perifer (non Opioid) peroral atau rectal; parasetamol, asetosal,
obat perifer bersama kodein atau tramadol, obat sentral (Opioid) peroral atau
rectal, obat Opioid parenteral. Guna memperkuat analgetik dapat dikombinasikan
dengan co-analgetikum, seperti psikofarmaka (amitriptilin, levopromazin atau
prednisone).
Zat-zat ini memiliki daya menghalangi nyeri yang kuat sekali dengan tingkat
kerja yang terletak di sistem saraf pusat. Umumnya mengurangi kesadaran (sifat
meredakan dan menidurkan) dan menimbulkan perasaan nyaman (euforia). Dapat
mengakibatkan toleransi dan kebiasaan (habituasi) serta ketergantungan psikis
dan fisik (ketagihan adiksi) dengan gejala-gejala abstinensia bila pengobatan
dihentikan. Semua analgetik narkotik dapat mengurangi nyeri yang hebat, teteapi
potensi. Onzer, dan efek samping yang paling sering adalah mual, muntah,
konstipasi, dan mengantuk. Dosis yang besar dapat menyebabkan hipotansi serta
depresi pernafasan.
Morfin dan petidin merupakan analgetik narkotik yang paling banyak dipakai
untuk nyeri walaupun menimbulkan mual dan muntah. Obat ini di Indonesia
tersedia dalam bentuk injeksi dan masih merupakan standar yang digunakan
sebagai pembanding bagi analgetik narkotika lainnya. Selain menghilangkan
nyeri, morfin dapat menimbulkan euphoria dan ganguan mental.
Berikut adalah contoh analgetik narkotik yang samapi sekarang masih digunakan
di Indonesia :
Morfin HCL,
Kodein (tunggal atau kombinasi dengan parasetamol),
Fentanil HCL,
Petinidin, dan
Tramadol.
Khusus untuk tramadol secara kimiawi memeng tergolong narkotika tetapi
menurut undang-undang tidak sebagai narkotik, karena kemungkinan
menimbulkan ketergantungan.
2. Analgetik Non-Narkotik
Terdiri dari obat-obat yang tidak bersifat narkotik dan tidak bekerja sentral.
Obat- obat inidinamakan juga analgetika perifer, karena tidak mempengaruhi
Sistem Saraf Pusat, tidak menurunkan kesadaran atau mengakibatkan ketagihan.
Semua analgetika perifer juga memiliki kerja antipiretik, yaitu menurunkan suhu
badan pada keadaan demam, maka disebut juga analgetik antipiretik. Khasiatnya
berdasarkan rangsangannya terhadap pusat pengatur kalor di hipotalamus, yang
mengakibatkan vasodilatasi perifer (di kulit) dengan bertambahnya pengeluaran
kalor dan disertai keluarnya banyak keringat.
Efek analgetik timbul karena mempengaruhi baik hipotalamus atau di tempat
cedera. Respon terhadap cedera umumnya berupa inflamasi, udem, serta
pelepasan zat aktif seperti brandikinin, PG, dan histamine. PG dan brankinin
menstimulasi ujung staraf perifer dengan membawa implus nyeri ke SSP. AINS
dapat menghambat sintesis PG dan brankinin sehingga menghambat terjadinya
perangsangan reseptor nyeri. Obat-obat yang banyak digunakan sebagai analgetik
dan antipiretik adalah golongan salisilat dan asetaminofen (parasetamol). Aspirin
adalah penghambat sintesis PG paling efektif dari golongan salisilat.
Salisilat merupakan protipe AINS yang sampai sekarang masih digunakan.
Termasuk salisilat adalah Na-salisilat, aspirin (asam asetil salisilat), salisid, dan
meril salisilat bersifat toksik jika tertelan oleh Karen itu, hanya dipakai topical
untuk menghangatkan kulit dan antigatal ( antpruritus). Golongan salisilat dapat
mengiritasi lapisan mukosa lambung. Organ yang peka pada efek ini akan
mengalami mual setelah minum aspirin. Dalam lambung . PG berperan serta
dalam mekanisme perlindungan mukosa dari asam lambung atau gantrin. PG
berfungsi meningkatkan daya tahan membrane mukosa lambung. Aspirin selain
berefek analgetik, antipiretik, dan antiinflamasi, daalam dosis kecil juga
berfungsi sebagai antitrombosis (antiplatelet). Pada dosis kecil, aspirin dapat
menghambat agreasi trombosit (antikoagulan) mencegah terbentuknya thrombus
pada penderita infark jantung sehingga ddapat mengurangi timbulnya stroke.
Paracetamol
Paracetamol atau acetaminophen adalah obat jenis analgetik dan antipiretik yang
dijual bebas atau bisa didapatkan tanpa resep dokter. Paracetamol diketahui bekerja
pada pusat pengaturan suhu yang ada di otak untuk menurunkan suhu tubuh. Obat ini
juga menghambat produksi zat penyebab peradangan, sehingga bisa meredakan
nyeri.
Bentuk obat: Tablet, kaplet, sirop, drop, infus, suppositoria
Nonsteroidal Anti-inflammatory Drugs (NSAIDs)
Nonsteroidal anti-inflammatory drugs (NSAIDs) atau obat antiinflamasi nonsteroid
adalah obat yang bekerja dengan cara menghambat zat penyebab peradangan, yaitu
prostaglandin. Perlu diketahui bahwa beberapa obat NSAIDs lebih banyak digunakan
sebagai analgetik dari pada antipiretik. Beberapa obat yang termasuk obat NSAIDs
adalah:
1. Aspirin
Bentuk obat: Tablet
Merek dagang: Aspirin, Naspro, Nogren, Poldan Mig, Remasal
2. Ibuprofen
Bentuk obat: Tablet, kapsul, sirop, suntik
Merek dagang: Anafen, Arbupon, Arthrifen Plus, Axofen, Bodrex Extra, Bodrexin
IBP, Brufen, Hufagripp TMP, Ibuprofen, Intrafen, Ifen 400, Neo Rheumacyl,
Novaxifen, Oskadon SP, Paramex Nyeri Otot, Peinlos 400, Procold, Proris
3. Naproxen
Bentuk obat: Tablet
Merek dagang: Alif 500, Xenifar
4. Ketoprofen
Bentuk obat: Tablet salut selaput, kapsul, suntik, suppositoria, gel
Merek dagang: Altofen, Lantiflam, Nazovel, Pronalges, Rhetoflam, Kaltrofen,
Nasaflam, Profenid
Ketoprofen lebih sering digunakan sebagai pereda nyeri daripada penurun demam.
5. Diclofenac
Bentuk obat: Tablet, kapsul, suntik, gel, tetes mata, suppositoria
Merek dagang: Aclonac, Cataflam, Clofecon, Diclofenac Potassium, Diclofenac
Sodium, Eflagen, Exaflam, Fenavel, Hotin DCL, Kaflam, Lafen, Scantaren,
Simflamfas, Voltadex, Voltaren, Zelona
Diclofenac lebih banyak digunakan sebagai pereda nyeri daripada penurun demam.
6. Piroxicam
Bentuk obat: Tablet, kapsul, gel
Merek dagang: Artimatic 10, Benoxicam, Counterpain PXM, Denicam 20, Faxiden,
Flaxicam, Infeld 20, Lanareuma, Genroxi, Lexicam, Miradene, Piroxicam, Pirocam,
Roxidene 20, Robilex-20, Rosic 20, Scandene Plus, Tropidene, Wiros, Yasiden
Piroxicam lebih umum digunakan sebagai pereda nyeri daripada pereda demam.
7. Meloxicam
Bentuk obat: Tablet, tablet salut selaput, suppositoria, suntik
Merek dagang: Flamoxi, Fri-Art, Hexcam, Mecox, Melocid, Meloxicam,Ostelox, X-
Cam.
Meloxicam lebih sering digunakan sebagai pereda nyeri daripada penurun demam.
8. Ketorolac
Bentuk obat: Tablet, suntik
Merek dagang: Dolac, Erphapain, Etofion, Farpain 30, Ketoflam, Ketorolac
Trometamol, Ketorolac Tromethamine, Ketosic, Ketrobat 30, Lactor, Lantipain,
Lantipain 30, Latorec, Matolac, Quapain, Rativol, Remopain 3%, Rindopain, Scelto
30
Ketorolac lebih sering digunakan sebagai pereda nyeri daripada pereda demam.
9. Asam mefenamat
Bentuk obat: Tablet, kapsul, suspensi
Merek dagang: Allogon, Asmef, Benostan, Bimastan, Corstanal, Costan, Datan
Forte, Dogesic, Dolorstan, Fargetix, Femisic, Freedol, Inastan, Lapistan, Mefenamic
Acid, Mefinal, Mefinter, Nemic 500, Novastan, Opistan, Omestan, Ponstan,Trifastan,
Tropistan
10. Metamizole
Bentuk obat: Tablet, kapsul, suspensi
Merek dagang: AntalginPIM, Antrain, Defalgin, Emmer, Infalgin, Licogin, Lexagin,
Mixalgin, Metamidon, Metamizole sodium, Metamizole Sodium Monohydrate,
Metzol, Novalgin, Norages, Pragesol, Pronto, Ramalgin, Santagesik, Trifalgin,
Unigin
F. Peringatan Sebelum Menggunakan Obat Analgetik-Antipiretik
Jangan menggunakan obat ini apabila Anda alergi terhadap obat yang ada di
golongan ini.
Beri tahu dokter jika Anda pernah atau sedang menderita tukak lambung, asma,
penyakit liver, hipertensi, penyakit jantung koroner, gagal jantung kongestif,
penyakit ginjal, stroke, defisiensi enzim G6PD, atau hemofilia.
Konsultasikan dengan dokter sebelum memberikan obat golongan analgetik dan
antipiretik kepada anak-anak atau lansia.
Informasikan kepada dokter bahwa Anda sedang mengonsumsi obat analgetik-
antipiretik jika Anda direncanakan untuk menjalani operasi atau prosedur medis
tertentu, termasuk operasi gigi.
Beri tahu dokter jika sedang hamil, menyusui, atau sedang merencanakan
kehamilan. Obat golongan NSAID tidak boleh digunakan pada kehamilan tanpa
arahan dari dokter, terutama di trimester ketiga kehamilan.
Beri tahu dokter jika Anda sedang menggunakan obat lain, termasuk suplemen
dan produk herbal, untuk menghindari interaksi obat yang tidak diinginkan.
Segera ke dokter jika Anda mengalami reaksi alergi obat atau overdosis setelah
menggunakan obat analgetik-
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Analgetik adalah obat atau senyawa yang dipergunakan untuk mengurangi
rasa sakit atau nyeri tanpa menghilangkan kesadaran. Mekanisame kerja
menghambat sintase PGS ditempat yang sakit /trauma jaringan.
Karakteristik:
a) Hanya efektif untuk menyembuhkan sakit
b) Tidak narkotika dan tidak menimbulkan rasa senang dan gembira
c) Tidak mempengaruhi pernapasan
d) Gunanya untuk nyeri sedang, contohnya: sakit gigi Macam - macam
Analgetik
1) Analgetik Opioid/analgetik narkotika
2) Obat Analgetik Non-narkotik
Efek samping obat antipiretik dan analgetik
a) Gangguan Saluran Cerna
b) Gangguan Hati ( hepar)
c) Gangguan Ginjal
d) Reaksi Alergi
DAFTAR PUSTAKA
https://www.alodokter.com/analgetik-antipiretik
Berman, Audrey., dkk. 2009. Buku Ajar Praktis Keperawatan Klinis. Jakarta : EGC.
dr. Theodorus. _______. Penuntun Praktis Peresepan Obat. Jakarta : EGC.
Ganiswara, Silistia G. 1995. Farmakologi dan Terapi (Basic Therapy Pharmacology).
Jakarta : Alih Bahasa: Bagian Farmakologi F K U I.
Katzung. G. Bertram 2002. Farmakologi Dasar dan Klinik EdisiVIII Bagian ke II.
Jakarta :
Salemba Medika.
Schmitz, Gery, dkk. 2008. Farmakologi dan Toksikologi. Jakarta : EGC.
Staf Pengajar Departemen Farmakologi Fak. Kedokteran UNSRI. 2008. Kumpulan
Kuliah
Farmakologi. Jakarta : EGC.