Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

ANALISIS FISIKOKIMIA
IDENTIFIKASI OBAT GOLONGAN ANALGESIK DAN SSP

Oleh
Kelompok 5 :

1. Anjeli Rahmawati (211030700533)


2. Annisa Maharani Irawan (211030700497)
3. Cheline Tira (211030700483)
4. Ika Andini (211030700487)
5. Muhammad Ikhsanul Kahfi (211030700512)

03FKKP007
PRODI S1 FARMASI KLINIK DAN KOMUNITAS
STIKES WIDYA DARMA HUSADA
TANGERANG
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat ALLAH SWT yang telah memberikan kitaberbagai
macam nikmat, sehingga aktifitas hidup yang kita jalani ini akan selalumembawa keberkahan,
baik kehidupan alam dunia ini, lebih-lebih lagi padakehidupan akhirat kelak, sehingga semua
cita-cita serta harapan yang ingin kita capai-hambanya yang berada di jalan-nya.
Terimakasih sebelum dan sesudahnya kepada semua pihak yang telah banyak membimbing,
menasehati penulis dalam bersikap yang baik dalam menuntutilmu dan memberikan banyak
pengajaran dalam menyelesaikan tugas yang beliauberikan kepada penulis selama ini dan
"orang tua yang telah memberikan motivasi untuk dapat lebih semangat dalam meraih cita-cita
yang diinginkan "leh penulisserta teman-temans ekalian yang telah membantu baik bantuan
moril maupun materil, sehingga makalah ini dapat terselesaikan dalam waktu yang di tentukan.

Penulis menyadari sekali, didalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan
serta banyak kekurangan-kekurangan, baik dari segi bahasa maupun dalam pengkonsolidasian
kepada d"sen serta teman-teman sekalian, yang kadangkalaanya menuruti egois pribadi, untuk
itu besar harapan penulis jika ada kritik dansaran yang membangun untuk lebih
menyempurnakan makalah ini di lain waktu,agar pengembangan tata bahasa penulis lebih baik
lagi dan juga hal-hal yang diangkat dalam menyelesaikan makalah ini tidak secara gegabah
ataupun egois mata.

Harapan paling besar dari penyusunan makalah ini adalah, mudah-mudahanapa yang
penulis susun ini penuh manfaat, baik untuk pribadi, teman-teman serta orang lain yang ingin
membaca dan menyempurnakan lagi atau mengambil hikmah dari judul ini sebagai tambahan
dalam menambah referensi yang telah ada dandapat memberikan manfaat bagi yang membaca
untuk dapat menjadi acuan bahan diskusi dan dapat mengembangkan kreatifitas bagi
mahasiswa.

Pamulang,06 September 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATAPENGANTAR ............................................................................................................. i
DAFTAR ISI ..................................................................................................................... ii
1. 1 Latar Belakang ............................................................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................................... 2

1.3 Tujuan ........................................................................................................................... 2

2.1 Pengertian analgetik ...................................................................................................... 3

2.2 Pengertian SSP (Sistem Saraf Pusat )............................................................................. 4

2.3 Efek Obat Analgetik ...................................................................................................... 4

2.4 Mekanisme kerja SSP.................................................................................................... 5

2.5 Penggolongan Obat Analgetika ..................................................................................... 5

3.1 Kesimpulan ................................................................................................................... 8

ii
BAB 1
PENDAHULUAN

1. 1 Latar Belakang
Analgetik merupakan obat yang sering digunakan untuk mengurangi rasa sakit atau
dapat disebut pula sebagai obat penghalang rasa nyeri, misalnya sakit kepala, otot, perut,
dan gigi dengan tanpa mengurangi atau menghilangkan kesadaran dari penderita. Obat
analgesik ini digunakan oleh sebagian besar masyarakat dikarenakan obat ini dapat
menghilangkan rasa sakit atau nyeri meskipun obat analgesik ini tidak dapat
menyembuhkan penyakit dari penyebabnya.
Analgesik (Obat-obatan penekan fungsi sistem saraf pusat) digolongkan menjadi dua
yaitu analgesik narkotik dan analgesik non narkotik. Analgesik narkotik khusus digunakan
untuk menghalau rasa nyeri hebat, seperti pada fractura dan kanker, sedangkan analgesik
non narkotik yang terdiri dari obat-obat yang tidak bersifat narkotik dan tidak bekerja
sentral
Mekanisme kerja kedua golongan obat tersebut pun berbeda, obat analgesik narkotik
bekerja pada SSP (sistem saraf pusat) yaitu apabila obat narkotik sudah memasukin SSP
obat tersebut akan terikat pada reseptor, sehingga menghasilkan pengurangan masuknya
ion Ca2+ (kalsium) ke dalam sel, selain itu ikatan obat-reseptor ini dapat pula
mengakibatkan terjadinya hiperpolarisasi ion K+ (kalium) dikarenakan meningkatnya
pemasukan ion K+ ke dalam sel. Hasil dari pengurangan kadar ion kalsium (CA+) dalam
sel menyebabkan terjadinya pengurangan lepasnya serotonin, dan peptida dalam otak yang
berperan sebagai penghantar nyeri, seperti contohnya substansi P, dan mengakibatkan
transmisi rangsang nyeri terhambat. Sedangkan analgetik non narkotik atau disebut pula
sebagai NSAIDs (non-steroidal anti-inflamatory drugs) merupakan obat yang dapat
menghambat terjadinya sintesis prostaglandin, yaitu dengan cara menghambat
siklooksigenase (COX). Siklooksigenase terdapat dalam 2 isoform yang dapat disebut
COX-1 dan COX-2. COX-1 menghasilkan protasiklin yang bersifat sitoprotektif sedangkan
COX-2 sebagai induksi stimulus inflamasi.

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari analgetik ?
2. Apa pengertian dari SSP ?
3. Apa efek samping dari obat analgetik ?
4. Bagaimana mekanisme kerja pada SSP
5. Apa itu macam-macam penggolongan analgetik ?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari analgetik
2. Untuk mengetahui pengertian dari SSP
3. Untuk mengetahui efek samping dari obat analgetik
4. Untuk mengetahui mekanisme kerja SSP
5. Untuk mengetahui macam-macam penggolongan analgetik

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian analgetik
Analgesik adalah obat yang digunakan untuk mengurangi atau menghilangkan rasa sakit
atau obat-obat penghilang nyeri tanpa menghilangkan kesadaran. Obat ini digunakan untuk
membantu meredakan sakit, sadar tidak sadar kita sering mengunakannya misalnya ketika kita
sakit kepala atau sakit gigi, salah satu komponen obat yang kita minum biasanya mengandung
analgesik atau pereda nyeri. Obat antipiretik adalah obat untuk menurunkan panas. Hanya
menurunkan temperatur tubuh saat panas tidak berefektif pada orang normal. Dapat
menurunkan panas karena dapat menghambat prostaglandin pada CNS. NSAID (non-steroidal
anti- inflamatory drugs) adalah obat yang mengurangi rasa sakit, demam, dan peradangan.
Golongan obat analgesik dibagi menjadi dua yaitu analgesik opioid/narkotik dan analgetik non
- narkotik. Analgesik opioid merupakan kelompok obat yang memiliki sifat-sifat seperti opium
atau morfin.

Golongan obat ini digunakan untuk meredakan atau menghilangkan rasa nyeri seperti pada
fraktur dan kanker. Contoh : Metadon, Fentanil, Kodein. Obat Analgesik Non- Narkotik dalam
ilmu farmakologi juga sering dikenal dengan istilah Analgetik/Analgetika/ Analgesik Perifer.
Analgetika perifer (non-narkotik), yang terdiri dari obat-obat yang tidak bersifat narkotik dan
tidak bekerja sentral. Penggunaan Obat Analgetik Non -Narkotik atau Obat Analgesik Perifer
ini cenderung mampu menghilangkan atau meringankan rasa sakit tanpa berpengaruh pada
sistem susunan saraf pusat atau bahkan hingga efek menurunkan tingkat kesadaran. Obat
analgetik non-narkotik /Obat analgesik perifer ini juga tidak mengakibatkan efek adiksi pada
penggunanya. Obat-obat golongan analgetik dibagi dalam beberapa kelompok, yaitu:
parasetamol, salisilat, (asetasol, salisilamida, dan benorilat), penghambat Prostaglandin
(NSAID) ibuprofen, derivate-derivat antranilat (mefena- milat, asam niflumat glafenin,
floktafenin, derivate-derivat pirazolinon (aminofenazon, isoprofil penazon, isopro-
filaminofenazon), lainnya benzidamin. Obat golongan analgesic narkotik berupa, asetaminofen
dan fenasetin. Obat golongan anti-inflamasi nonsteroid berupa aspirin dan salisilat lain, derivate
asam propionate, asam indolasetat, derivate oksikam, fenamat, fenilbutazon (Mita, S.R., Husni,
2017).

3
2.2 Pengertian SSP (Sistem Saraf Pusat )
Stimulan sistem saraf pusat (SSP) adalah obat yang dapat merangsang serebrum meduladan
sumsum tulang belakang. Stimulasi daerah korteks otak-depan oleh se-nyawa stimulanSSP akan
meningkatkan kewaspadaan, pengurangan kelelahan pikiran dan semangat bertambah. Contoh
senyawa stimulan SSP yaitu kafein dan amfetamin Sistem saraf dapat dibagi menjadi sistem
saraf pusat atau sentral dan sistem saraf tepi(SST). Pada sistem syaraf pusat, rangsang seperti
sakit, panas, rasa, cahaya, dan suara mula-mula diterima oleh reseptor, kemudian dilanjutkan ke
otak dan sumsum tulang belakang.
Rasa sakit disebabkan oleh perangsangan rasa sakit diotak besar. Sedangkan
analgetiknarkotik menekan reaksi emosional yang ditimbulkan rasa sakit tersebut. Sistem syaraf
pusatdapat ditekan seluruhnya oleh penekan saraf pusat yang tidak spesifik, misalnya
sedatifhipnotik. Obat yang dapat merangsang SSP disebut analeptika.Obat obat yang bekerja
terhadap susunan saraf pusat berdasarkan efek farmakodinamiknya dibagi atas dua golongan
besar yaitu :
• merangsang atau menstimulasi yang secara langsung maupun tidak langsung
merangsang aktivitas otak, sumsum tulang belakang beserta syarafnya.
• menghambat atau mendepresi, yang secara langsung maupun tidak lansung
memblokir proses
proses tertentu pada aktivitas otak, sumsum tulang belakang dan saraf- sarafnya.Obat yang
bekerja pada susunan saraf pusat memperlihatkan efek yang sangat luas(merangsang atau
menghambat secara spesifik atau secara umum). Kelompok obatmemperlihatkan selektifitas
yang jelas misalnya analgesik antipiretik khusus mempengaruhi pusat pengatur suhu pusat nyeri
tanpa pengaruh jelas.

2.3 Efek Obat Analgetik


Obat-obat analgetik memiliki efek samping antara lain reaksi hipersensitivitas, gangguan
lambung dan usus, mengantuk, pusing, penuurunan konsentrasi, penurunan kemampuan
bernafas, kerusakan pada ginjal, dan dapat menyebabkan kerusakan pada hati bila dikonsumsi
dengan dosis yang berlebihan. Beberapa penelitian membuktikan bahwa tingkat pengetahuan
masyarakat sangat berhubungan dengan penggunaan obat antinyeri secara rasional. Efek
samping di atas tidak selalu terjadi pada semua orang yang mengonsumsi analgetik.
Obat analgetik bekerja dengan mekanisme menghambat enzim siklooksigenase sehingga
konversi asam arakhidonat menjadi PGG2 (prostaglandin G2) menjadi terganggu. Enzim

4
siklooksigenase terdapat dalam 2 isoform yang disebut COX-1 dan COX-2. Secara COX-1
essensial dalam pemeliharaan berbagai fungsi dalam keadaan normal di berbagai jaringan
khususnya ginjal, saluran cerna, dan trombosit. Di mukosa lambung aktivitas COX-1
menghasilkan prostasikilin yang bersifat efektif pada saluran cerna sehingga efek samping obat
analgetika yang banyak terjadi adalah gangguan saluran cerna seperti diare, mual dan dispesia.

2.4 Mekanisme kerja SSP


Mekanisme nyeri melibatkan presepsi dan respon terhadap nyeri tersebut. Mekanisme nyeri
melibatkan empat proses, yaitu transduksi, transmisi, modulasi, dan presepsi. Transduksi adalah
suatu proses timbulnya rangsangan yang mengganggu dan menyebabkan depolarisasi nosiseptor
serta memicu stimulus nyeri. Stimulus nyeri ini terjadi karena adanya kerusakan pada jaringan,
misalnya akibat trauma, peradangan, pembedahan, dan lain sebagainya. Transmisi adalah proses
penerusan impuls nyeri dari tempat transduksi melewati saraf perifer ke medulla spinalis.
Kemudian dari medulla spinalis, jaringan saraf akan naik (ascend) menuju ke batang otak dan
thalamus. Selanjutnya dari thalamus, impuls akan disalurkan ke daerah somatosensoris di cortex
serebi dan diintepretasikan sebagai rasa nyeri. Modulasi adalah proses terjadinya interaksi
antara sistem analgesik endogen yang dihasilkan oleh tubuh dengan impuls nyeri yang masuk
ke medulla spinalis. Sistem analgesik endogen meliputi serotonin, enkefalin, noradrenalin, dan
endorphin yang memiliki efek dapat menekan impuls nyeri pada medulla spinalis. Proses
modulasi ini dapat dihambat dengan obat golongan opioid (Hartwig dan Wilson, 2005).
Presepsi adalah proses hasil akhir dari rangkaian proses transduksi, transmisi dan modulasi yang
menghasilkan suatu perasaan bersifat subjektif yang dipengaruhi oleh kondisi individu
seseorang. Presepsi nyeri juga dipengaruhi oleh proses fisiologis dan emosi yang dirasakan oleh
seseorang.

2.5 Penggolongan Obat Analgetika


Penggolongan Analgetik dibagi dalam dua kelompok besar atas dasar farmakologinya,
yaitu :
1. Analgetik perifer (non narkotik), yang terdiri dari obat-obat yang tidak bersifat narkotik
dan tidak bekerja sentral. Contoh: paracetamol, asetosal, methampyron dan ibu profen.
2. Analgetik narkotik/opioid khusus digunakan untuk menghalau rasa nyeri hebat,
seperti pada fractura dan kanker. Contoh: tramadol.

5
Obat-obat tersebut mampu meningkatkan atau menghilangkan rasa nyeri, tanpa mempengaruhi
sistem syaraf pusat atau menurunkan kesadaran, serta tidak menimbulkan ketagihan. Efek
samping yang paling umum adalah kerusakan darah (paracetamol, salisilat, derivate derivate
antranilat dan derivate derivate pirazolinon), kerusakan hati dan ginjal (parasetamol dan
penghambat prostaglandin/NSAID) dan reaksi alergi pada kulit. Efek samping terjadi terutama
pada penggunaan yang lama atau dalam dosis tinggi.
Contoh obat golongan analgetik perifer dan opioid :
1. Parasetamol (acetaminofen)

Pemerian : hablur atau serbuk hablur putih, tidak berbau, rasa pahit
Kelarutan : larut dalam 70 bagian air, dalam 7 bagian etanol (96%), dan bagian aseton p.
Penyimpanan : dalam wadah tetrtutup baik, terlindung dari cahaya
Khasiat : analgetikum

Efek samping : Reaksi hipersensitivitas, kelainan darah,

kerusakan hati, kerusakan ginjal.

Dosis : 0,5-1 gram setiap 4-6 jam hingga maksimum 4

gram perhari (Badan POM RI, 2008)

2. Asetosal

Pemerian : hablur tidak berwarna atau serbuk hablur putih, tidak berbau atau hampir tidak
berbau, rasa asam
Kelarutan : agar sukar larut dalam air, mudah larut dalam etanol 96% p, larut dalam kloroform p
dan dalam eter p.
Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik

6
Khasiat : analgetikum
Indikasi : Nyeri ringan sampai sedang dan demam.

Peringatan : Asma penyakit alergi, gangguan fungsi ginjal, menurunnya fungsi hati, dehidrasi,
kehamilan, pasien lansia dan defisiensi G6PD.
Efek samping : Biasanya ringan dan tidak sering, tetapi kejadiannya tinggi untuk terjadinya
iritasi saluran cerna dengan pendarahan ringan yang asimptomatis, memanjangnya waktu
pendarahan, bronkospasme, dan reaksi kulit pada pasien hipersensitif.
Dosis : 300-900 mg tiap 4-6 jam bila diperlukan, maksimum 4 gram perhari (Badan POM RI,
2008).

3. Antalgin (Methampyron)

Pemerian : serbuk hablur, putih atau putih kekuningan


Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik
Khasiat : analgetikum
Indikasi : Nyeri ringan sampai sedang dan pireksia.

Kontraindikasi : Penderita hipersensitif, hamil dan wanita menyusui, penderita dengan tekanan
darah sistolik kurang dari 100 mmhg.
Efek samping : Iritasi lambung, hyperhidrosis

Dosis : 3-4 kali 250-500 mg.

7
4. Tramadol

Pemerian : Serbuk kristal putih, berasapahit dan tidak berbau.


Kelarutan : Mudah larut dalam air danmetanol, sangat sedikit larutdalam pelarut eter
Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik, terlindung dari cahaya
Indikasi : Nyeri akut atau kronik yang berat dan pada nyeri pasca operasi

Peringatan : Pasien dengan trauma kepala, tekanan intrakranial.

Kontraindikasi : Penderita yang hipersensitif terhadap tramadol atau opiate dan penderita yang
mendapatkan pengobatan dengan penghambat MAO, intoksikasi akut dengan alkohol, hiptonika,
analgetika atau obat obat yang bekerja pada SSP, seperti transquiliser, hiptonik.
Efek samping : Mual, muntah, lesu, letih, ngantuk, pusing, ruam kulit, takikardia, peningkatan
tekanan darah, muka merah.
Dosis : 50 mg sebagai dosis tunggal, dapat diulangi 30-60 menit dengan dosis total yang tidak
melebihi 400 mg sehari.
Peringatan : Gangguan fungsi hati, gangguan fungsi ginjal dan ketergantungan alcohol.

8
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Obat analgetika digunakan untuk mengurangi atau menghilangkan rasa nyeri yang
berhubungan pada ssp. obat analgetika juga memiliki beberapa efek samping yang serius. obat
analgetik dapat diperoleh tanpa resep, tetapi diperlukan kehati-hatian dalam pemilihan
analgetika yang tepat sesuai dengan kondisi pasien. Mekenisme kerja obat pada stimulant sistem
saraf pusat (SSP) bekerja dengan merangsang serebrum medulla dan sumsum tulang belakang.
Obat Analgetika memiliki efek samping yaitu gangguan lambung dan usus, mengantuk, pusing,
penurunan konsentrasi, dan jika berkonsumsi berlebih akan menyebabkan kerusakan pada hati.
Mekanisme kerja obat pada SSP ada empat proses yaitu transduksi, transmisi, modulasi, dan
presepsi. Penggolongan analgetik dibagi menjadi 2 yaitu Analgetik perifer (non narkotik) tidak
bersifat narkotik, dan Analgetik narkotik/opioid bersifat narkotik.

8
DAFTAR PUSTAKA

Lia Rahel Beniger Sipahutar, Henny Erina Saurmauli Ompusunggu, Rungu Retno J.
Napitupulu. "Gambaran Penggunaan Obat Analgetik Secara Rasional Dalam Swamedikasi
Pada Masyarakat". NJM Vol 6, No 2, 2021.

Vivaldi Asyraf. "Tingkat Pengetahuan Masyarakat Terhadap Obat Analgesik". Jurnal Ilmiah
Kesehatan Sandi Husada Vol 10, No 2, 2019.

Imaniah Putri Rizky. 2016. Kualitas dan Kuantitas Obat Anlagetik. Fakultas Farmasi UMP.

Rachamawati Imami Nur. "Keseimbangan Antara Analgesik dan Efek Samping. Jurnal
Keperawatan Nasional Vol 12, No 2, 2013.

Anda mungkin juga menyukai