Dosen pembimbing :
Asisten Dosen :
Ria Komala
Isep Ramdhan
UNIVERSITAS PAKUAN
BOGOR
2017
1
LEMBAR PENGESAHAN
(066115177) (066115168)
(Hanifah Munandar) (Saulisa Aparda Maewi)
(066115175) (066115215)
2
KATA PENGANTAR
Segala puji hanya layak untuk Allah atas segala berkat, rahmat, taufik, serta
hidayah-Nya yang tiada terkira besarnya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
laporan praktikum Farmakologi ini.
Kami berharap isi laporan praktikum ini bebas dari kekurangan dan kesalahan,
walaupun pada nyatanya masih saja terdapat kekurangan. Oleh karena itu, kami
mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar laporan ini dapat lebih baik lagi.
Akhir kata kami mengucapkan terima kasih, semoga hasil laporan praktikum ini
bermanfaat.
Penulis
3
DAFTAR ISI
COVER
LEMBAR PENGESAHAN .............................................................. 2
KATA PENGANTAR ...................................................................... 3
DAFTAR ISI ................................................................................... 4
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang .................................................................................. 5
Tujuan Praktikum .............................................................................. 6
Hipotesa ............................................................................................ 6
BAB V PENUTUP
Kesimpulan ....................................................................................... 16
DASAR TEORI
LAMPIRAN
4
BAB I
PENDAHULUAN
Susunan saraf pusat berkaitan dengan sistem saraf manusia yang merupakan suatu
jaringan saraf yang kompleks, sangat khusus dan saling berhubungan satu dengan
yang lain. Fungsi sistem saraf antara lain : mengkoordinasi, menafsirkan dan
mengontrol interaksi antara individu dengan lingkungan sekitarnya. Sistem saraf
dapat dibagi menjadi sistem saraf pusat atau sentral dan sistem saraf tepi (SST).
Pada sistem syaraf pusat, rangsang seperti sakit, panas, rasa, cahaya, dan suara
mula-mula diterima oleh reseptor, kemudian dilanjutkan ke otak dan sumsum
tulang belakang. Rasa sakit disebabkan oleh perangsangan rasa sakit diotak besar.
Sedangkan analgetik narkotik menekan reaksi emosional yang ditimbulkan rasa
sakit tersebut. Sistem syaraf pusat dapat ditekan seluruhnya oleh penekan saraf
pusat yang tidak spesifik, misalnya sedatif hipnotik. Obat yang dapat merangsang
SSP disebut analeptika.
Hipnotik sedatif merupakan golongan obat depresan susunan saraf pusat (SSP)
yang realtif tidak selektif, mulai dari yang ringan yaitu menyebabkan tenang atau
kantuk, menidurkan, hingga yang berat (kecuali benzodiazepin) yaitu hilangnya
kesadaran, keadaan anestesi, koma dan mati, bergantung pada dosis. Pada dosis
terapi obat sedatif menekan aktivitas, menurunkan respons terhadap perangsangan
emosi dan menenangkan. Sedatif menekan reaksi terhadap perangsangan, terutama
rangsangan emosi tanpa menimbulkan kantuk yang berat. Obat yang tergolong
sedative, yaitu chloralhidrat. Hipnotik menyebabkan tidur yang sulit dibangunkan
disertai penurunan refleks hingga kadang-kadang kehilangan tonus otot. Obat
hipnotik menyebabkan kantuk dan mempermudah tidur serta mempertahankan
tidur yang menyerupai tidur fisiologis.
5
1.2 Tujuan percobaan
1.3 Hipotesis
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Depresan adalah obat penenang yang tergolong pada kelompok obat yang disebut
'benzodiazepine'. Obat-obat ini diresepkan oleh para dokter untuk mengurangi stres,
kecemasan, untuk membantu orang tidur dan kegunaan kedokteran lainnya. Biasanya
obat-obat ini berbentuk kapsul atau tablet. Beberapa orang menyalahgunakan obat
penenang karena efeknya yang memabukkan.Berbagai nama lainnya: Valium, Rohypnol,
Mogadon, Librium, Lexotan, Ativan, BK, Koplo, pil anjing dll.
7
menyeluruh mulai mendominasi, menumpulkan pikiran dan melambatkan tubuh. Jenis
Downers tertentu juga dapat memunculkan eforia, atau suatu perasaan nyaman dan
tenang.
Relaksasi/rasa santai.
Pusing dan bingung.
Berbicara tidak jelas atau tergagap.
Pandangan kabur dan berbayang.
Hilangnya daya ingat jangka pendek.
Mabuk yang serupa dengan mabuk alkohol.
Pemakaian dosis tinggi dapat mengakibatkan hilangnya kesadaran atau koma.
1. Opioda/Opiat, yaitu zat baik yang alamiah, semi sintetik maupun sintetik yang diambil
dari pohon poppy (papaver somniferum).
8
2. Alkohol, adalah cairan yang mengandung zat Ethyl-alkohol. Alkohol digolongkan
sebagai NAPZA karena mempunyai sifat menenangkan sistem syaraf pusat,
mempengaruhi fungsi tubuh maupun perilaku seseorang, mengubah suasana hati dan
perasaan. Alkohol bersifat menenangkan, walaupun juga dapat merangsang. 3. Sedativa
atau sedatif-hipnotik merupakan zat yang dapat mengurangi fungsi sistem syaraf pusat.
Sedativa dapat menimbulkan rasa santai dan menyebabkan ngantuk (sering disebut obat
tidur). Biasanya sedativa digunakan untuk mengurangi stress atau sulit tidur. Karena
toleransi dan ketergantungan fisik, maka gejala putus obat bisa jauh lebih hebat daripada
putus obat dengan opiat
4. Trankuiliser atau obat penenang mula-mula dibuat untuk menenangkan orang tanpa
membuat orang tidur, sebagai pengganti berbiturat yang dianggap menimbulkan efek
samping. Dalam bahasa sehari-hari obat ini disebut sebagai obat penenang untuk
menghilangkan kecemasan tanpa menimbulkan rasa ingin tidur.
Hipnotik atau obat tidur berasal dari kata hynops yang berarti tidur, adalah obat
yang diberikan malam hari dalam dosis terapi dapat mempertinggi keinginan tubuh
normal untuk tidur, mempermudah atu menyebabkan tidur. Sedangkan sedative adalah
obat obat yang menimbulkan depresi ringan pada SSP tanpa menyebabkan tidur, dengan
efek menenangkan dan mencegah kejang-kejang. Yang termasuk golongan obat sedative-
hipnotik adalah:
Ethanol (alcohol),Barbiturate,fenobarbital,Benzodiazepam, methaqualon
DIAZEPAM
Diazepam adalah obat anti cemas dari golongan benzodiazepin, satu golongan
dengan alprazolam (Xanax), klonazepam, lorazepam, flurazepam, dll.
Diazepam dan benzodiazepin lainnya bekerja dengan meningkatkan efek GABA (gamma
aminobutyric acid) di otak. GABA adalah neurotransmitter (suatu senyawa yang
digunakan oleh sel saraf untuk saling berkomunikasi) yang menghambat aktifitas di otak.
Diyakini bahwa aktifitas otak yang berlebihan dapat menyebabkan kecemasan dan
9
gangguan jiwa lainnya.Diazepam tidak boleh dijual bebas, tetapi harus melalui resep
dokter.
Diazepam terutama digunakan untuk terapi konvulsi rekuren, misalnya status
epileptikus. Obat ini juga bermanfaat untuk terapi bangkitan parsial sederhana misalnya
bangkitan klonik fokal dan hipsaritmia yang refrakter terhadap terapi lazim. Diazepam
dapat efektif pada bangkitan lena karena menekan 3 gelombang paku dan ombak yang
terjadi dalam 1 detik.
Untuk mengatasi bangkitan status epileptikus, disuntikkan 5-20 mg diazepam IV
secara lambat. Dosis ini dapat diulang seperlunya dengan tenggang waktu 15-20 menit
sampai beberapa jam. Diazepam dapat mengendalikan 80-90 % pasien bangkitan
rekuren.
Efek samping diazepam yang paling sering adalah mengantuk, lelah, dan ataksia
(kehilangan keseimbangan). Walaupun jarang, diazepam dapat menyebabkan reaksi
paradoksikal, kejang otot, kurang tidur, dan mudah tersinggung. Bingung, depresi,
gangguan berbicara, dan penglihatan ganda juga merupakan efek yang jarang dari
diazepam. Efek samping obat ini berat dan berbahaya yang menyertai penggunaan
diazepam IV ialah obstruksi saluran nafas oleh lidah, akibat relaksasi otot. Disamping ini
dapat terjadi depresi nafas sampai henti nafas, hipotensi , henti jantung, dan kantuk.
Diazepam dapat menyebabkan ketergantungan, terutama jika digunakan dalam
dosis tinggi dan dalam jangka waktu lama. Pada orang yang mempunyai ketergantungan
terhadap diazepam, penghentian diazepam secara tiba-tiba dapat menimbulkan sakau
(sulit tidur, sakit kepala, mual, muntah, rasa melayang, berkeringat, cemas, atau lelah).
Bahkan pada kasus yang lebih berat, dapat timbul kejang.
Oleh karena itu, setelah penggunaan yang lama, diazepam sebaiknya dihentikan secara
bertahap, dan sebaiknya di bawah pengawasan dokter.
URETAN
Uretan adalah senyawa etil ester dari asam karbaminik, menimbulkan efek
anaestesi dengan durasi yang panjang seperti choralose. Biasanya senyawa ini digunakan
untuk percobaan fisiologi dan farmakologi. Uretan sering dikombinasikan dengan
10
choralose untuk menurunkan aktivitas muskular. Menurut literatur, uretan memiliki efek
yang kecil pada respirasi dan tekanan darah arteri. Uretan tidak digunakan sebagai
anaestesi dalam kedokteran hewan, tetapi dianjurkan dalam penggunaannya untuk tujuan
eksperimen/percobaan.
11
BAB III
METODE KERJA
3.1. Alat dan bahan
Bahan:
Diazepam
Mencit
Urethan
Alat :
Jarum suntik
Timbangan hewan coba
12
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Data Pengamatan
13
10 10:12 35:26 Aktivitas
menurun,lemas
4.2. Pembahasan
Pada praktikum farmakologi kami kali ini kami akan mengamati efek
penggunaan obat-obat yang biasa digunakan sebagi antidepresan. Sampel yang
akan kami amati dari setelah penyuntikan dari intraperitonial, efek yang dihasilkan
oleh hewan coba saat diazepam akan bekerja pada tubuh hewan coba.
Pada dasarnya diazepam adalah obat yang biasa digunakan dalam pengobatan atau
terapi yang akan menimbulkan efek lemas, namun kesadaran tetap terjadi, obat anti
cemas.
Diazepam dan benzodiazepin lainnya bekerja dengan meningkatkan efek GABA
(gamma aminobutyric acid) di otak. GABA adalah neurotransmitter (suatu senyawa
yang digunakan oleh sel saraf untuk saling berkomunikasi) yang menghambat
aktifitas di otak. Diyakini bahwa aktifitas otak yang berlebihan dapat menyebabkan
kecemasan dan gangguan jiwa lainnya.
Diazepam terutama digunakan untuk terapi konvulsi rekuren, misalnya
status epileptikus. Obat ini juga bermanfaat untuk terapi bangkitan parsial
sederhana misalnya bangkitan klonik fokal dan hipsaritmia yang refrakter terhadap
terapi lazim. Diazepam dapat efektif pada bangkitan lena karena menekan 3
gelombang paku dan ombak yang terjadi dalam 1 detik.
Efek samping diazepam yang paling sering adalah mengantuk, lelah, dan ataksia
(kehilangan keseimbangan). Walaupun jarang, diazepam dapat menyebabkan
reaksi paradoksikal, kejang otot, kurang tidur, dan mudah tersinggung. Bingung,
depresi, gangguan berbicara, dan penglihatan ganda juga merupakan efek yang
jarang dari diazepam. Efek samping obat ini berat dan berbahaya yang menyertai
penggunaan diazepam IV ialah obstruksi saluran nafas oleh lidah, akibat relaksasi
otot. Disamping ini dapat terjadi depresi nafas sampai henti nafas, hipotensi , henti
jantung, dan kantuk.
Diazepam juga memiliki efek ymengurangi frekuensi denyut jantuk dan laju
nafas, hal ini dikarnakan obat tersebut jika sudah dimetabolisme oleh tubuh maka
14
akan bersifat menenangkan, sehingga frekuensi dan laju nafas akan melemah saat
penyuntikan telah terjadi.
Selain menggunakan diazepam, kami juga mengamati antidepresan pada uretan,
berbeda dengan diazepam, uretan dapat menghilangkan kesadaran secara cepat,
atau biasa digunakan sebagai obat bius, namun penggunaan uretan sudah tidak
dianjurkan dalam penggunaan obat bius.
Uretan adalah senyawa etil ester dari asam karbaminik, menimbulkan efek
anaestesi dengan durasi yang panjang seperti choralose. Menurut literatur, uretan
memiliki efek yang kecil pada respirasi dan tekanan darah arteri. Uretan tidak
digunakan sebagai anaestesi dalam kedokteran hewan, tetapi dianjurkan dalam
penggunaannya untuk tujuan eksperimen/percobaan.
Sehingga dapat terlihat jika diazepam hanya bersifat menenangkan pada dosis
yang sesuai kebutuhan, sedangkan uretan bersifat menghilangkan kesadaran yang
cukup lama.
15
BAB V
PENUTUP
Dari hasil praktikum “ Depresansia Sistem syaraf Pusat” yang telah dilakukan maka
dapat disimpulkan bahwa :
16
DAFTAR PUSTAKA
17
LAMPIRAN
Perhitungan Dosis
𝑔𝑟 𝑑𝑜𝑠𝑖𝑠 𝑋
Dosis konversi : x
𝑔𝑟 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑏𝑎𝑑𝑎𝑛
0,0025 𝑋
= x
1000 22
X = 0,0055gr
𝑔𝑟 𝑋
Dosis Penyuntikan : x
𝑚𝑙 𝑌
0,1 0,0055
= x
100 𝑦
Y= 0,055 ml
18
GAMBAR
1. Cara pemberian obat secara intraperitoneal
19