Anda di halaman 1dari 21

JURNAL PRAKTIKUM

TEKNOLOGI SEDIAAN FARMASI CAIR DAN SEMI PADAT

Oleh :

NAMA : NURUL INAYAH YURIDI

NIM : 1901100

GRUP : S1-IVC

TANGGAL PRAKTIKUM : 14 APRIL 2021

DOSEN PENGAMPU : Apt. WILDAN KHAIRI MUHTADI, M.

Farm. S.ci

ASISTEN DOSEN : 1. ERMEI LISNAINI

2. YOLANDA MAHARANI

3. ALFIONNY DE VALIN

4. M. MARSHEL WIJAYA

5. JIHAN FAHIRA

PROGRAM STUDI S1 FARMASI

SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI RIAU

YAYASAN UNIV RIAU

PEKANBARU

2021
OBJEK 1: PREFORMULASI
Senyawa : Kloramfenikol
No :5
Mahasiswa : Nurul Inayah Yuridi (1901100)
1. Warna : Putih sampai putih kelabu atau putih kekuningan
2. Rasa : Sangat pahit
3. Bau : Tidak berbau
4. Penampilan : Serbuk hablur halus
5. Komentar pengujian mikroskopik dan fotomikrograf : -
6. Polimorfisa, solvate dan kristal : Polimorfisa Kloramfenikol ada dalam tiga bentuk
polimorfik: (A, B, C) bentuk stabil A
(modifikasi tidak aktif secara biologis), bentuk metastabil B (modifikasi aktif) dan bentuk
C yang tidak stabil
7. Ukuran partikel : 5-µm
8. Kelarutan (mg/ml)
 Air : Sukar larut air 0,1 NaCl : -
 Etanol : Mudah larut Dapar pH 7,4 : -
 Etil Asetat : Mudah larut Eter : Sukar larut
 Propilen glikol : Mudah larut Aseton : Mudah larut
9. Titik lebur dan DSC : 149 – 1530 oC
10. Bobot jenis :
a. Sebenarnya : 323,132 g/mol
b. Bulk : -
11. pH % dalam H2O : Antara 4,5-7,5
12. pKa dan koefisien partisi :
 pKa : 5,5
 Koefisien partisi : 12
13. kecepatan disolusi dalam
a. permukaan tetap : dalam waktu 30 menit harus larut tidak kurang dari 80% dari jumlah
yang tertera pada etiket
b. suspensi :-
14. Stabilitas “bulk” obat
a. 600C selama 30 hari : -
b. 600 lumen selama 30 hari : -
c. Kelembaban relative 80% 250C selama 30 hari : -
15. Stabilitas larutan (pH, konstanta kecepatan 400C, 500C, 600C, 700C)
Stabilitas baik pada suhu kamar dan pada kisaran pH 2 – 7, suhu 250 C memiliki waktu
paruh 3 tahun. Sangat tidak stabil dalam suasana basa. Stabil dalam basis minyak dalam
air, basis adeps lanae.
16. Kelembaban relativ % penambahan/kehilangan bobot pada kesetimbangan 30%, 50%,
60%, 70%, 90%, awal : -
17. Penelitian bentuk padat dengan eksipien
Eksipien observasi fisika data KLT data DSC : -
18. Data analitik : Spektrum serapan UV pada panjang gelombang serapan maksimum 280
nm, kloramfenikol
memiliki gugus kromofor pada strukturnya sehingga dapat dideteksi dengan detektor UV.
19. Catatan tambahan yang tidak diuraikan diatas dan dianggap perlu:
Penyimpanan: Simpan diwadah kedap udara dan lindungi dari cahaya

TUGAS PENDAHULUAN:
1. Terangkan tahap-tahap proses preformulasi secara terperinci
Sebelum membuat formula sediaan obat, beberapa hal yang harus dipertimbangkan
yaitu:
1. Bentuk sediaan yang akan dibuat.
a. Ada beberapa pilihan bentuk sediaan farmasi yaitu bentuk padat (puyer, tablet,
kapsul, suppositoria), bentuk setengah padat (salep, pasta, krim) dan  bentuk cair
(larutan, suspensi, emulsi).
b. Pemilihan bentuk sediaan obat tergantung pada :
- Sifat-sifat fisika-kimia zat aktif yang digunakan, yakni kelarutan, ukuran
partikel, sifat higroskopis, reaksi-reaksi kimia dll.
- Kerja obat yang diinginkan, secara lokal ataukah sistemik. Untuk kerja lokal
dipilih sediaan salep, krim, lotion, serbuk tabur. Untuk kerja sistemik (diedarkan
ke seluruh tubuh oleh darah) dipilih sediaan tablet, kapsul,  pulveres/puyer dan
sirup.
- Umur si pemakai. Untuk bayi dan anak-anak lebih disukai bentuk pulveres dan
sirup. Untuk dewasa umumnya dibuat dalam bentuk tablet, kapsul.
2. Bahan tambahan obat yang akan digunakan. Bahan tambahan yang digunakan dalam
formulasi harus kompatibel (dapat tercampurkan) dengan bahan obat utama (zat aktif)
dan bahan tambahan yang lain. Bahan tambahan diperlukan untuk:
a. Mendapatkan bentuk sediaan yang diinginkan (bentuk tablet, larutan, dll).
- Sebagai contoh : pada sediaan tablet selain zat aktif, digunakan bahan tambahan
berupa bahan pengisi untuk memperbesar volume tablet,  bahan pengikat untuk
merekatkan serbuk bahan obat, bahan  penghancur untuk mempercepat pecahnya
tablet di dalam lambung, dan bahan penyalut yang digunakan untuk memperbaiki
kestabilan, mengontrol penghancuran dan mempercantik penampilan tablet.
- Pada sediaan larutan digunakan bahan tambahan berupa pelarut untuk melarutkan
bahan obat, dapat juga ditambahkan bahan penstabil untuk mencegah peruraian
bahan obat, bahan pengawet untuk mencegah  pertumbuhan mikroba, bahan
pemberi warna dan rasa untuk memperbaiki rasa dan penampilan produk.
Demikian juga untuk sediaan salep, pasta, krim dan lain-lain.
b. Menjaga kestabilan sediaan obat (misal: pengawet, pensuspensi, pengemulsi)
c. Menjaga kestabilan zat aktif (misal : antioksidan)
3. Kenyamanan saat penggunaan.
a. Kenyamanan saat digunakan penting untuk diperhatikan karena akan mempengaruhi
kepatuhan si pemakai obat. Jika obat berasa tidak enak maka orang akan enggan
mengkonsumsinya.
b. Rasa yang tidak enak dari obat dapat ditutupi dengan penambahan corrigens saporis,
bau yang tidak enak ditutupi dengan corrigens odoris, dan warna yang kurang
menarik ditutupi dengan corrigens coloris.
Rasa pahit dari obat-obat tertentu misal Ampisilin dan Amoksisilin dapat diatasi
dengan penggunaan bentuk garamnya yaitu Ampisilin trihidrat dan Amoksisilin
trihidrat yang tidak pahit.
c. Sediaan setengah padat harus memenuhi persyaratan yaitu : halus, mudah dioleskan,
tidak terlalu lengket dan tidak meninggalkan bekas noda pada  pakaian.
4. Kestabilan sediaan obat.
a. Selama penyimpanan, sediaan obat harus tetap dalam keadaan yang stabil, tidak
menampakkan tanda-tanda kerusakan. Tanda-tanda kerusakan yang umum ditemui
pada sediaan obat misalnya: terjadi perubahan warna, bau, rasa, timbulnya kristal
pada permukaan tablet/kaplet, memisahnya air dan minyak pada sediaan krim /
emulsi.
b. Untuk menjaga kestabilan sediaan obat perlu dilakukan :
- Penambahan bahan tambahan tertentu (misalnya : pengawet).
- pengemasan yang tepat.
-  pemberian petunjuk tentang cara penyimpanan yang benar.
5. Khasiat obat. Untuk menjaga khasiat obat, perlu diperhatikan :
a. Pemilihan bentuk sediaan. Sebagai contoh, jika zat aktif tidak stabil dalam media air,
maka tidak diformulasi dalam bentuk cair.
b. Bahan-bahan tambahan yang digunakan tidak boleh mengurangi khasiat zat aktifnya.
c. Pemberian petunjuk cara penggunaan yang benar
6. Formula Beberapa Bentuk Sediaan Obat
a. FORMULA TABLET
Bahan obat aktif : 1% - 50% Bahan tambahan obat : 50% - 90%, terdiri dari: Pengisi,
pengikat, penghancur, pelicin, pelumas, pemberi warna, perasa, penyalut.
b. FORMULA SALEP
Bahan obat aktif : 1% - 10%
Bahan tambahan obat : 90% - 99%, terdiri dari : Dasar salep, pengawet, pewarna.
c. FORMULA KRIM
Bahan obat aktif : 1% - 10%
Bahan tambahan obat : 90% - 99% terdiri dari: Dasar krim, pewangi, pengawet,
pewarna.
d. FORMULA SUSPENSI
Bahan obat aktif : 1% - 10%
Bahan tambahan obat : 90% - 99% terdiri dari: Pembawa/pelarut, pensuspensi, perasa,
pengawet.
e. FORMULA INJEKSI
Bahan obat aktif : 1% - 20%
Bahan tambahan obat : 80% - 99% terdiri dari : Pembawa, pengisotoni, pengawet.
7. Sifat-sifat fisika-kimia bahan obat
Sifat-sifat Fisika-Kimia dari bahan obat dan bahan tambahan obat yang harus
diketahui sebelum formulasi obat adalah :
a. Rasa, bau dan warna zat.
Rasa, bau dan warna zat harus diketahui agar bisa menentukan bahan
tambahan obat seperti: corrigens saporis, corrigens odoris, dan corrigens
coloris yang dibutuhkan.
b. Kelarutan.
Kelarutan bahan obat penting untuk diketahui terutama kelarutan dalam air.
Bahan obat yang mudah larut dalam air akan lebih mudah diabsorpsi sehingga akan
lebih cepat memberikan efek terapi. Sehingga untuk zat aktif yang mudah larut dan
stabil dalam air, lebih baik bila dibuat dalam bentuk cair.
Bahan obat yang relatif tidak larut dalam air, absorpsinya kurang sempurna.
Oleh karena itu dilakukan upaya untuk mempertinggi kelarutan obat dengan cara :
- mikronisasi (memperkecil ukuran partikel zat supaya mudah larut).
- membentuk senyawa kompleks yang larut dalam air (misal pada pembentukan
senyawa kompleks NaI3, KI3).
- menggunakan bentuk garamnya (misal: Phenobarbital sukar larut dalam air,
diganti bentuk garamnya yaitu Phenobarbital Na yang mudah larut air).
- menggunakan pelarut campuran (misal:air dan etanol seperti pada sediaan Elixir).
Bila bahan obat sukar larut air tetapi diinginkan bentuk cair, maka dibuat
bentuk suspensi dengan penambahan bahan pensuspensi.
a. Ukuran partikel, Ukuran partikel berpengaruh pada :
- Laju disolusi bahan obat (kecepatan melarutnya obat). Makin kecil ukuran
partikel bahan obat makin mudah larut sehingga makin mudah diabsorpsi.
- Keseragaman isi. Makin homogen ukuran partikel maka makin terjamin
keseragaman dosisnya.
- Laju pengendapan. Makin besar ukuran partikel akan makin mudah mengendap.
Pada sediaan suspensi bisa menyebabkan terjadinya caking. Penambahan bahan
pensuspensi akan menghambat laju pengendapan sehingga akan mencegah
terbentuknya caking/endapan yang keras.
b. Kestabilan bahan obat
Reaksi-reaksi kimia yang mempengaruhi kestabilan bahan obat :
Hidrolisa
- Reaksi hidrolisa adalah reaksi peruraian suatu zat oleh air.
- Contoh bahan obat yang mudah mengalami hidrolisa adalah Aspirin dan obat-
obat golongan Antibiotika (misal : Ampisilin, Amoksisilin, Tetrasiklin, dll).
Terhidrolisanya Aspirin ditandai dengan timbulnya bau Asam Asetat / cuka.
- Bahan obat yang mudah terhidrolisa harus dibuat dalam bentuk padat (tablet,
kapsul, serbuk), karena dalam suasana lembab atau berair bahan obat tersebut
akan terurai sehingga tidak efektif lagi sebagai obat bahkan mungkin bisa
membentuk senyawa yang bersifat racun (toksik).
- Untuk bahan obat yang mudah terhidrolisa tersebut bila tetap hendak dibuat
bentuk cair sebaiknya dipilihkan pelarut non air, misal : Etanol, Propilenglikol,
Gliserin atau dibuat sediaan sirup kering/dry syrup. (Keterangan : Sirup kering
yaitu sirup berisi serbuk obat, yang ketika akan digunakan harus ditambahkan
pelarut air suling atau air matang dalam jumlah tertentu. Sirup kering ini setelah
dilarutkan tidak boleh digunakan lagi setelah 7 hari, karena bahan obat sudah
mengalami hidrolisa).
Oksidasi.
- Pada beberapa bahan obat akan terjadi reaksi oksidasi bila terpapar cahaya terlalu
lama, terkena panas atau bila bereaksi dengan gas oksigen. Contoh : Iodium,
Kalium Permanganat (PK).
- Terjadinya reaksi oksidasi ditandai dengan berubahnya warna, bau bahan obat,
atau terbentuknya endapan.
- Untuk menghindari terjadinya reaksi oksidasi perlu ditambahkan bahan
antioksidan.
- Antioksidan untuk sediaan farmasi yang pembawanya berupa air adalah Natrium
bisulfit dan Asam Askorbat (Vitamin C). Sedang pada sediaan farmasi berupa
minyak digunakan antioksidan Alfatokoferol (Vitamin E).
-
2. Terangkan hubungan stabilitas sediaan farmasi dengan data preformulasi
Stabilitas berhubungan dengan preformulasi karena stabilitas ini meliputi evaluasi
kestabilan fisika dan kimia dari zat aktif murni. Selama penyimpanan, sediaan obat harus
tetap dalam keadaan yang stabil, tidak menampakkan tanda-tanda kerusakan. Tanda- tanda
kerusakan yang umum ditemui pada sediaan obat misalnya: terjadi perubahan warna, bau,
rasa, timbulnya kristal pada permukaan tablet/kaplet, memisahnya air dan minyak pada
sediaan krim / emulsi.
Oleh sebab itu, Produk yang akan dibuat harus stabil, menarik, mudah dibuat dan
aman. Pengaruh pH terhadap faktor stabilitas sangat penting dalam pengembangan produk.
Seperti obat yang tidak stabil dalam asam lambung maka harus ada proses penyalutan
sehingga obat akan terlindungi dan diabsorpsi diusus. Cara sterilisasi sediaan parenteral
bergantung pada stabilitas terhadap temperatur. Zat dengan stabilitas terbatas terhadap suhu
tinggi harus disterilkan dengan cara lain selain otoklaf (misalnya penyaringan, sterilisasi gas).
Yang mana data-data tersebut merupakan data penting yang harus ada dalam tahapan
preformulasi.

3. Tentukan bentuk sediaan yang dapat dibuat dari tugas penelusuran bahan khasiat
masing-masing kelompok.
Kloramfenikol dapat dibuat dalam berbagai bentuk sediaan:
 Bentuk Tetes (Mata Dan Telinga)
 Salep Mata
 Tablet
 Kapsul
 Sirup
 Serta Suntik

OBJEK 2 : LARUTAN DAN SOLUBILISASI

Jurnal Sediaan Farmasi Cair dan Semi Padat


Master Formula Halaman 1 Dari 14
Nama Perusahaan Nama Produk Bentuk Sediaan Kemasan

PT. NI FARMA DEXMINI® Larutan Botol (60 ml)


Disusun Oleh Disetujui Oleh Jumlah Batch
Direktur
Plant Manager Operasional Botol (100 ml)

Tanggal
Pembuatan
Nurul Inayah Apt. Wildan Khairi Muhtadi,
Yuridi M. Farm. S.ci Yolanda Maharani 14 April 2021
Confidential
No Komposisi Nama Lain 1 Botol 1 Batch Fungsi
Dextromethorphani
1. Dextromethorpan Hbr 120 mg 200 mg Antitusivum
Hydrobromidum
Diphenhydramini
2. Difenhidramin 150 mg 250 mg Antitusivum
Hydrochloridum
Pemanis dan
3. Sorbitol Sorbitolum 12 g 20 g
anticapslocking
agent
4. Natrium benzoate Natrii benzoate 0,06 g 0,1 g Pengawet

5. FD & C Green Fast Green 2 tetes 3 tetes Pewarna


Pengaroma/pewa
6. Essence Melon Aroma melon 2 tetes 3 tetes
ngi/perasa
Ad 60 Ad 100
7. Aquadest Air suling Pelarut/pembawa
ml ml
Spesifikasi Produk
Bentuk sediaan Larutan
Pemerian Larutan, rasa manis,bau melon
Bobot 60 ml
Tiap 5 ml mengandung
Persyaratan Kadar Dextromethorphan HBr 10 mg
Diphenhydramin HCl 12,5 mg
Dalam wadah tertutup baik, simpan pada suhu kamar (25-30oC) dan
Penyimpanan
terlindung dari cahaya
- Organoleptis menggunakan panca indera langsung (bau,warna,rasa),
- Bobot jenis dengan piknometer,
Prosedur Identifikasi - Viskositas dengan viscometer Ostwald
- pH menggunakan kertas pH,
- kejernihan dengan panca indra

Nama perusahaan Alur Proses Halaman 2 Dari 14


Nama Produk Bentuk Sediaan Kemasan

PT. NI FARMA DEXMINI® Larutan Botol (60 ml)


Disusun Oleh Disetujui Oleh Jumlah Batch
Plant Manager Direktur
Operasional Botol (100 ml)
Tanggal
Pembuatan

Apt. Wildan Khairi Muhtadi, 14 April 2021


Nurul Inayah Yuridi
M. Farm. S.ci Yolanda Maharani
Confidential
Langkah Produksi Parameter Klinis
1. Siapkan alat dan bahan. Botol dikalibrasi 60 ml dan beker glass 1. Kalibrasi botol
100 ml. harus sesuai dengan
2. Timbang semua bahan yang digunakan sesuai perhitungan. volume sediaan.
3. Dextromethorphan HBr dilarutkan dengan aquadest (12 ml) 2. Melarutkan zat ke
didalam beker glass, aduk larut (MI). dalam pelarut.
4. Diphenhydramin HCl dilarutkan dengan aquadest (2,5 ml)
didalam beker glass, aduk larut. Lalu tambahkan MI aduk
homogen (MII).
5. Na. Benzoat dilarutkan dengan aquadest (2 ml) didalam beker
glass, aduk larut. tambahkan MII aduk homogen (MIII).
6. Pada MIII didalam beker glass tambahkan sorbitol aduk
homogen. Kemudian tambahkan aquadest ad tanda batas 100 ml.
lalu aduk dan tambahkan FD&C green 3 tetes.
7. Masukkan kedalam botol 60 ml ad tanda batas.
8. Tutup botol, beri etiket dan masukkan ke dalam kotak kemasan.
9. Sisa 40 ml untuk evaluasi.

PERHITUNGAN
Formula obat untuk 60 ml Formula obat untuk 100 ml
R/ Dextromethorphan Hbr 10 mg/5ml R/ Dextromethorphan Hbr 10 mg/5ml
Diphenhydramin Hcl 12,5 mg/5ml Diphenhydramin Hcl 12,5 mg/5ml
Sorbitol 20 % Sorbitol 20 %
Na. Benzoat 0,1 % Na. Benzoat 0,1 %
FD&C green 2 tetes FD&C green 3 tetes
Essence Melon 2 tetes Essence Melon 3 tetes
Aquadest ad 60 ml Aquadest ad 100 ml

Perhitungan untuk 60 ml Perhitungan untuk 100 ml


- Dextromrthorphan HBr - Dextromerthorphan HBr
10 mg 10 mg
x 60 ml = 120 mg x 100 ml = 200 mg
5 ml 5 ml
- Diphenhydramin HCl - Diphenhydramin HCl
12,5 mg 12,5 mg
x 60 ml = 150 mg x 100 ml = 250 mg
5 ml 5 ml
- Sorbitol - Sorbitol
20 gram 20 gram
20% x 60 ml = 12 gram 20% x 100 ml = 20 gram
100 ml 100 ml
- Na. Benzoat - Na. Benzoat
0,1 gram 0,1 gram
0,1 % x 60 ml = 0,06 gram 0,1 % x 100 ml = 0,1 gram
100 ml 100 ml
- FD&C green 2 tetes - FD&C green 3 tetes
- Essence Melon 2 tetes - Essence Melon 3 tetes
- Aquadest ad 60 ml - Aquadest ad 100 ml

Nama perusahaan Spesifikasi Kemasan Halaman 4 Dari 14


Bentuk Sediaan Kemasan
Nama Produk

DEXMINI®
PT. NI FARMA Larutan Botol (60 ml)
Disusun Oleh Disetujui Oleh Jumlah Batch
Plant Manager Direktur
Operasional Botol (100 ml)
Tanggal
Pembuatan

Apt. Wildan Khairi Muhtadi, 14 April 2021


Nurul Inayah Yuridi
M. Farm. S.ci Yolanda Maharani

Confidential
Kemasan Primer Botol kaca coklat volume 60 ml
Ukuran Kemasan P = 17 cm L = 4,2 cm
Ukuran Etiket P = 12,2 cm L = 4,5 cm
Bahan Kemasan Botol kaca

Zat aktif Dextromethorpan HBr


Monografi
Nama Lain Dextromethorphani Hydrobromidum
Struktur Kimia C18H25NO,HBr.H2O
Struktur Molekul
Berat Molekul 370,33
Pemerian Serbuk hablur, tidak berbau, rasa pahit
Sifat Fisika kimia
Kelarutan Praktis tidak larut dalam air (larut dalam 60 bagian air) dan dalam 10
bagian etanol 95% ; mudah larut dalam kloroform
Suhu Lebur 1110
Stabilitsas Disimpan dalam wadah tertutup rapat
Penyimpanan Dalam wadah tertutup baik pada suhu kamar
pH Stabilitas 5,2-6,5
Inkompatibiltas -
Analisis
Identifikasi Larutkan 5 mg dalam 1 ml ait dan 1 tetes HCl encer tamba campuran
5 ml larutan kalium heksasinoferat (III) P 0,005 ml larutaan besi (III)
klorida P dan 4 ml air. Biarkan selama 15 menit, tidak terjadi warna
hijau atau hijau kebiruan.
Penetapan Kadar Timbang seksama 2 g larutkan dalam 50 ml air panas, tambahkan 10
ml larutan NaOH P, dinginkan. Sari berturut-turut dengan 25 ml, 10
ml, dan 10 ml kloroform. Cuci tiap sari 2 kali, tiap kali dengan 10 ml
air. Saring sari kloroform ke dalam labu kering, tambahkan kloroform
P secukupnya hingga 50 ml. pada 10 ml larutan tambahkan 10 ml
asam asetat glasial P. titrasi dengan asam perklorat 0,05 N
menggunakan indikator 0,15 ml larutan biru 19 P.
Farmakologi
Mekanisme Kerja Bekerja dengan cara menekan refleks ingin batuk langsung pada pusat
batuk dibagian medulla otak.
Farmakokinetika Absorpsi peroral cepat, kadar puncak plasma dicapai 30-60 menit
setelah pemberian. Metabolisme terutama terjauh dihepar dan
metabolismenya dieksresikan melalui ginjal.
Indikasi Menekan rangsangan batuk yang sama kuatnya dengan kodein tetapi
bertahan lebih lama
Kontraindikasi Asma, batuk produktif, gangguan fungsi hati, sensitive terhadap
dekstromethorphan.
Efek Samping Hanya ringan dan terbatas pada rasa mengantuk, pusing, nyeri kepala
dan gangguan lambung usus.
Interaksi Obat Dapat menambah efek pada sistem saraf pusat saat digunakan
bersamaan dengan antihistamin, psikotropika, dan obat depresi SSP
lain, Dapat meningkatkan efek toksik jika digunakan dengan
penghambat enzim CYP2D6 poten, Meningkatnya risiko terjadinya
sindrom serotonin ketika digunakan secara bersamaan dengan MAOI
(obat jenis depresi) atau SSRI.
Dosis Dewasa 10-20 mg tiap 4 jam/ 30 mg tiap 6-8 jam maksimal 120
mg/hari. Anak-anak 1 mg/KgBB/hari dalam 3-4 jam

Zat aktif Difenhidramin Hidroklorida


Monografi
Nama Lain Dipenhydramini Hydrochloridum
Struktur Kimia C17H25NO.HCl
Struktur Molekul

Berat Molekul 291,82


Pemerian Serbuk hablur putih, tidak berbau, rasa pahit disertai tebal
Sifat Fisika kimia
Kelarutan Mudah larut dalam air, dalam etanol 95% P, dan dalam kloroform P,
sangat sukar larut dalam eter P, agak sukar larut dalam aseton P
Suhu Lebur 167o-172oC
Stabilitsas
Penyimpanan Dalam wadah tertutup baik, terlindung dari cahaya
pH Stabilitas 4-6,5
Inkompatibiltas Amphotensin B, cefmetazol sodium, cefalatin sodium, hidro karbon,
sodium succinat, gol. Barbiturat
Analisis
Identifikasi A. Memenuhi identifikasi senyawa nitrogen organic
B. Menunjukkan reaksi klorida yang tertera pada uji batas klorida
Penetapan Kadar Lebih kurang 750mg yang ditimbang seksama, larutkan dalam
campuran 80 ml asam asetat glasial P dan 15 ml benzene P.
tambahkan 10 ml larutan raksa (II) asetat P dan 2 tetes larutan kristal
violet P. titrasi dengan 1ml asam perklorat 0,1 N hingga warna hijau
zaitun.
Farmakologi
Mekanisme Kerja Bekerja dengan menghambat secara kompetitif reseptor histamine H1
pada saluran cerna, pembuluh darah dan saluran nafas.
Farmakokinetika konsentrasi darah puncak terjadi pada 2-4 jam. Di dalam tubuh dapat
terdistribusi meluas dan dapat dengan segera memasuki system pusat
saraf, sehingga dapat menimbulkan efek sedasi dengan onset
maksimum 1-3 jam. Diphenhydramine memiliki waktu kerja/durasi
selama 4-7 jam. Obat tersebut memiliki waktu paruh eliminasi 2-8
jam dan 13,5 jam pada pasien geriatri. Bioavailabilitas pada
pemakaian oral mencapai 40%-60%
Indikasi untuk mengatasi gejala alergi pernapasan dan alergi kulit, memberi
efek mengantuk bagi orang yang sulit tidur, mencegah mabuk
perjalanan dan sebagai antitusif, anti mual dan anestesi topikal.
Kontraindikasi Alergi/hipersensitif terhadap diphenhydramine HCl, bayi dan anak
berusia kurang dari 2 tahun, ibu menyusui, asma, glaucoma sudut
tertutup
Efek Samping Pengaruh pada kardiovaskuler dan SSP, gangguan darah dan
gangguan saluran cerna, efek antimuskarinik, reaksi alergi
Interaksi Obat Meningkatkan efek mengantuk, bila diberikan dengan obat penenang
dan antidepresan, Meningkatkan efek obat antikolinergik, seperti
atropin.
Dosis Dewasa 25-30 mg 3 x sehari
Anak-anak 5 mg/KgBB/hari

Zat tambahan Sorbitol Natrium benzoate


Sinonim Sorbitolum Natrii benzoas
Struktur Kimia C6H14O6 C6H5NaO2
Struktur Molekul CO2Na

Berat Molekul 182,17 144,11


Pemerian Serbuk, butiran, putih, rasa manis Serbuk hablur, putih, tidak berbau
Aplikasi penggunaan Pemanis, anticaps locking agent Pengawet
Sifat khas - -
Bentuk kristal - -
Titik leleh 94o-96oC 410oC
Sangat mudah larut air, sukar Larut dalam 2 bagian airdan
Kelarutan
larut dalam etanol dan methanol dalam golongan etanol 95%
Larutkan 2 gram dalam 20 ml air
Keasaman - bebas karbondioksida P panas,
netralkan dengan NaOH 0,1 N
Higroskopisitas Higroskopis Sedikit bubuk higroskopis
Stabilitas/
Dalam wadah tertutup baik Dalam wadah tertutup baik
penyimpanan
Inkompitabilitas Akan berbentuk larutan seperti air Tidak kompatibel dengan
ketiks dikombinasikan dan ion senyawa kuantener, gelatin, garam
logam dalam keadaan asam dan besi, garam kalsium
alkalin

Zat tambahan Aquadest FD&C green


Sinonim Air suling Fast green
Struktur Kimia H2O C37H34N2Na2O10S3

Struktur Molekul H-O-H

Berat Molekul 18 808,85


Pemerian Cairan jernih, tidak berbau Padat (serbuk higroskopis)
Aplikasi penggunaan Pelarut Pewarna
Sifat khas Dingin dapat membeku -
Bentuk kristal - -
Titik leleh 0oC 290oC
Kelarutan Tidak bercampur dengan minyak Larut dalam air dingin
Keasaman - -
Higroskopisitas - Higroskopis
Stabilitas/ Produk stabil/ jaga wadah tetap
Dalam wadah tertutup baik
penyimpanan kering
Inkompitabilitas Air dapat bereaksi dengan obat -
dan eksipien sehingga rentan
terhadap hidrolisis.

Zat tambahan Essence Melon


Sinonim Aroma melon
Struktur Kimia -
Struktur Molekul -
Berat Molekul -
Pemerian Cair, bewarna hijau muda, aroma melon, rasa manis
Aplikasi penggunaan Perasa dan pewarna
Sifat khas -
Bentuk kristal -
Titik leleh -
Kelarutan Larut dalam air
Keasaman -
Higroskopisitas -
Stabilitas/
penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat
Inkompitabilitas -

Evaluasi Produk Bentuk Sediaan


No Jenis Evaluasi Metode Hasil
1. Organoleptis Pemeriksaan menggunakan panca Warna : hijau
indera Bau : melon
Rasa : manis
2. Bobot jenis Menggunakan piknometer
3. Viskositas Menggunakan viscometer Oswald
4. pH Menggunakan kertas pH
5. Kejernihan larutan Pemeriksaan menggunakan indera

PERHITUNGAN
®
DEXMINI

Komposisi:
Tiap 5 ml mengandung: Keterangan Lain Lihat
Dextrometorphan HBr......10 mg di Brosur
Diphenhydramin HCl.....12,5mg ® ®
DEXMINI DEXMINI
Aturan pakai: Dextromethorphan HBr Dextromethorphan HBr
1 sendok takar (5 ml):
6- 12 thn : 1 sendok takar 3-4x sehari Diphenhydramin HCl Diphenhydramin HCl
Dewasa : 2 sendok takar 3-4x sehari KOCOK DAHULU SEBELUM
Atau menurut petunjuk dokter. DIPAKAI
Rasa Melon
Indikasi: Rasa Melon
Meredakan batuk tidak berdahak yang
menimbulkan rasa sakit atau batuk karena Simpan pada suhu
alergi. dibawah 30°C dan
Kontraindikasi: terlindungi dari cahaya
Penderita hipersensitifitas atau alergi
terhadap Dextrometorphan HBr dan
Diphenhydramin HCl.

Netto: 60 ml
Netto: 60 ml
No.Reg : DTL 2102310037A1
No. Batch. : 1140421 PT. NI FARMA PT. NI FARMA
Mfg. Date : April 2021 Pekanbaru - Indonesia Pekanbaru - Indonesia
Exp.Date : April 2026
BROSUR

DEXMINI ®
Komposisi
Tiap 5 ml mengandung:
Dextrometorphan HBr.....................................10 mg
Diphenhydramin HCl.....................................12,5mg
Indikasi
Meredakan batuk tidak berdahak yang menimbulkan rasa
sakit atau batuk karena alergi.
Mekanisme kerja
Menekan reflek ingin batuk langsung pada pusat batuk
dibagian medula otak dan menghambat secara kompetitif
reseptor histamin H1 pada saluran cerna, pembuluh darah
serta saluran nafas.
Aturan pakai
1 sendok takar (5 ml):
6- 12 thn : 1 sendok takar 3-4x sehari
Dewasa : 2 sendok takar 3-4x sehari
Atau menurut petunjuk dokter.
Kontra indikasi
Penderita hipersensitifitas atau alergi terhadap
Dextrometorphan HBr dan Diphenhydramin HCl.
Interaksi obat
Penggunaan bersamaan dengan MAO dapat menyebabkan
stimulasi CNS dan depresi pernafasan berat.
Efek samping
Mengantuk, pusing, mulut kering, lelah, sulit buang air
kecil.
Penyimpanan
Simpan pada suhu dibawah 30oC dan terlindung dari
cahaya.
Kemasan : Botol 60 ml
No.Reg : DTL 2102310037A1

KOCOK DAHULU SEBELUM DIPAKAI

Produced by:

PT. NI FARMA
Pekanbaru - Indonesia
ETIKET

Komposisi DEXMINI ® Aturan pakai


Tiap 5 ml mengandung: 1 sendok takar (5 ml):
Dextromethorphan HBr 6- 12 thn : 1 sendok takar 3-4x sehari
Dextrometorphan HBr..................10 mg Diphenhydramin HCl
Diphenhydramin HCl..................12,5mg Dewasa : 2 sendok takar 3-4x sehari
Indikasi Atau menurut petunjuk dokter.
Meredakan batuk tidak berdahak yang
menimbulkan rasa sakit atau batuk Keterangan lain lihat brosur
karena alergi.
Simpan dibawah suhu 30oC dan
No. Reg : DTL 2102310037A1
No. Batch : 1140421
terlindung dari cahaya
Mfg : April 2021
Exp. Date : April 2026
Diproduksi Oleh :
KOCOK DAHULU SEBELUM DIPAKAI
P.NO.1
AWAS! OBAT KERAS
PT. NI FARMA
BACALAH AUTRAN MEMAKAINYA Pekanbaru - Indonesia
Netto : 60 ml

TUGAS PENDAHULUAN 2
1. Cari data (dari penelitian yang telah dilakukan) harga CMC dari surfaktan
terhadap masing-masing zat berkhasiat
Dextrometorfan HBr
- Nilai CMC tween 80 terhadap dextrometorfan HBr adalah 5,9 µg/mL
- Nilai CMC span 80 dextrometorfan HBr adalah 6,3 µg/mL
2. Terangkan keuntungan dan kerugian masing-masing surfaktan sebagai bahan
pensolubilisasi
Surfaktan dapat digolongkan menjadi dua golongan besar yaitu surfaktan yang larut
dalam minyak dan surfaktan yang larut dalam air.
1. Surfaktan yang larut dalam minyak
Ada tiga yang termasuk dalam golongan ini yaitu senyawa polar berantai
panjang, senyawa fluorokarbon, dan senyawa silikon.

2. Surfaktan yang larut dalam pelarut air


Golongan ini banyak digunakan antara lain sebagai zat pembasah, zat pembusa, zat
pengemulsi, zat anti busa, detergen, zat flotasi, pencegah korosi, dan lain-lain. Ada
empat yang termasuk dalam golongan ini, yaitu surfaktan anion yang bermuatan
negatif, surfaktan yang bermuatan positif, surfaktan nonion yang tak terionisasi
dalam larutan, dan surfaktan amfoter yang bermuatan negatif dan positif bergantung
pada pH-nya.
a. Surfaktan anionic
Surfaktan yang bagian alkilnya terikat pada suatu anion. Surfaktan ini
membentuk kelompok surfaktan yang paling besar dari jumlahnya. Sifat
hidroliknya berasal dari bagian kepala ionik yang biasanya merupakan gugus
sulfat atau sulfonat Beberapa contoh dari surfaktan anionik adalah linier
alkilbenzen sulfonat (LAS), alkohol sulfat (AS), alpha olefin sulfonat (AOS) dan
parafin atau secondary alkane sulfonat (SAS).
Keuntungan dan kerugian
Surfaktan ini bila terionisasi dalam air/larutan membentuk ion negatif.
Surfaktan ini memiliki sifat pembersih yang sempurna dan menghasilkan busa yang
banyak. Surfaktan jenis ini banyak digunakan pada industri laundri dan juga efektif
dimanfaatkan dalam proses perbaikan atau perawatan tanah yang tercemar minyak
dan senyawa hidrofobik lainnya.
b. Surfaktan kationik
Surfaktan yang bagian alkilnya terikat pada suatu kation. Contohnya garam
alkil trimethil ammonium, garam dialkil-dimethil ammonium dan garam alkil
dimethil benzil ammonium.
Keuntungan dan kerugian
surfaktan ini banyak digunakan sebagai pelembut. Contohnya senyawa
amonium kuarterner, surfaktan kationik (muatan positif) meningkatkan packing
molekul surfaktan anionik (muatan negatif) pada antarmuka air. Dan  surfaktan
kationik bisa sebagai agen disinfektan.
c. Surfaktan nonionic
Surfaktan yang bagian alkilnya tidak bermuatan. Surfaktan sejenis ini tidak
berdisosiasi dalam air, tetapi bergantung pada struktur (bukan keadaan ion-nya)
untuk mengubah hidrofilitas yang membuat zat tersebut larut dalam air. Surfaktan
nonionik biasanya digunakan bersama-sama dengan surfaktan aniomik.
Contohnya ester gliserin asam lemak, ester sorbitan asam lemak, ester sukrosa
asam lemak, polietilena alkil amina, glukamina, alkil poliglukosida, mono
alkanol amina,
Keuntungan dan kerugian
Beberapa surfaktan jenis ini dapat digunakan pada berbagai nilai pH dan
sangat toleran terhadap konsentrasi elektrolit. Surfaktan nonionik merupakan
surfaktan yang tidak berdisosiasi dalam air, kelarutannya diperoleh dari sisi polarnya.
Dalam pembuatan detergen surfaktan ini memiliki keuntungan yaitu tidak
terpengaruh oleh keadaan air karena surfaktan ini resisten terhadap air sadah. Selain
itu juga detergen yang dihasilkan hanya menghasilkan sedikit busa. 
d. Surfaktan amfoter
Surfaktan yang bagian alkilnya mempunyai muatan positif dan negatif.
Contohnya surfaktan yang mengandung asam amino, betain,
fosfobetain. Surfaktan pada umumnya disintesis dari turunan minyak bumi,
seperti linier alkilbensen sulfonat (LAS), alkil sulfonat (AS), alkil etoksilat (AE)
dan alkil etoksilat sulfat (AES).
Keuntungan dan kerugian
Dapat membantu meningkatkan busa,dan bahkan mengurangi iritasi. Juga
digunakan untuk rambut bayi dan produk pembersih lain yang memerlukan
kelembutan. Kekurangan adalah bahwa mereka tidak memiliki sifat pembersihan
yang baik dan tidak berfungsi dengan baik sebagai emulsifier. Senyawa amfoter
adalah senyawa yang dapat bersifat asam atau basa, tergantung kondisi
lingkungannya dan senyawa ini akan berkebalikan dengan lingkungan

Anda mungkin juga menyukai