Anda di halaman 1dari 22

PERCOBAAN EFEK

HIPOGLIKEMIK
OBAT ORAL
PADA HEW AN UJI
Kelompok 6 :
Sarahdina Ramadhani Srg (P07539021033) Sartika
Makdalena Sitorus (P07539021034) Sepia Sindi
Kanora Simamora (P07539021035) Sri Dewi Rama
Dani Lubis (P07539021036) Stefany Aurelia Sijabat
(P07539021037)
Tasya Feliciana Siburian (P07539021038)
Winda Mailani Br Surbakti (P07539021039)
BAB I
PENDAHULUA
N
1.1 Latar Belakang
Hiperglikemia merupakan pengertian dari suatu kondisi ketika kadar glukosa darah meningkat melebihi
batas normalnya. Hiperglikemia menjadi salah satu gejala awal seseorang mengalami gangguan
metabolik yaitu diabetes mellitus (Kementerian Kesehatan RI, 2014). Data Riset Kesehatan Dasar 2013
menunjukkan bahwa jumlah penderita diabetes dengan ciri khusus yaitu kondisi hiperglikemia di
indonesia semakin meningkat sejak tahun 2007 yaitu sebesar 5,7% menjadi 6,8% di tahun 2013.
Hiperglikemia dapat disebabkan oleh ketidakmampuan pankreas dalam menghasilkan insulin maupun
ketidakmampuan tubuh dalam menggunakan insulin yang dihasilkan dengan baik (Kementerian
Kesehatan RI, 2014). Insulin merupakan hormon berbasis protein yang berfungsi untuk mengatur kadar
glukosa darah dalam tubuh.
Peran insulin sangat penting terutama saat terjadi peningkatan kadar glukosa darah yang berlebih
(hiperglikemia) dalam tubuh (Kementerian Kesehatan RI, 2014). Berbagai penelitian telah dilakukan
untuk meningkatkan produksi insulin dalam tubuh sebagai upaya untuk menstabilkan atau
menurunkan kadar glukosa darah yang berlebih (hiperglikemia).
Penelitian oleh Floyd et.,al (1966) menunjukkan bahwa konsumsi makanan tinggi protein khususnya
asam amino l-leusin terbukti dapat meningkatkan secara signifikan kadar plasma insulin dalam tubuh.
Hal ini menunjukkan bahwa tingkat konsumsi asam amino tertentu dari bahan pangan dapat
mempengaruhi sekresi insulin dalam tubuh. Penelitian ini didukung oleh penelitian lanjutan yang
dilakukan oleh Floyd et.,al (1966) bahwa pemberian campuran asam amino selain asam amino l-leusin
secara intravena pada subjek sehat dapat memacu pengeluaran insulin dalam tubuh. Hal ini semakin
membuktikan bahwa secara tidak langsung protein berperan penting dalam memicu pembentukan
insulin dalam tubuh.
2. Tujuan Percobaan
Menganalisis efek obat hipoglikemik oral dengan melihat dan mengamati serta menentukan jumlah
penurunana kadar glukosa pada hewan uji mencit (Mus musculus) setelah pemberian obat
antihipergliemik oral.

3. Prinsip Percobaan
Efek obat hipoglikemik oral dapat diamati dengan membandingkan kadar glukosa darah mencit
sebelum pemberian dan setelah pemberian obat hipoglikemik oral
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
ADME GLIBENKLAMID
a) Absorbsi
Pemberian glibenklamid secara oral akan diabsorbsi melalui saluran cerna dengan cukup efektif dan
memiliki waktu paruh sekitar 4 jam. Dosis awal untuk diabetes melitus tipe 2 adalah 2,5 mg–5 mg,
dilanjutkan dosis pemeliharan 5 mg-10 mg.

b) Distribusi
Setelah absorbsi, obat ini tersebar ke seluruh cairan ekstrasel. Dalam plasma sebagian besar terikat pada
protein plasma terutama albumin (70%-90%). Untuk mencapai kadar optimal glibenklamid akan lebih
efektif jika diminum 30 menit sebelum makan. Meskipun waktu paruh glibenklamid tergolong pendek
namun efek hipoglikemiknya berlangsung selama 12-24 jam, sehingga cukup diberikan satu kali sehari.
Mula kerja (onset) glibenklamid: kadar insulin serum mulai meningkat 15-60 menit setelah pemberian
dosis tunggal. Kadar puncak dalam darah tercapai setelah 2-4 jam. Setelah itu kadar mulai menurun, 24
jam setelah pemberian kadar dalam plasma hanya tinggal sekitar 5%. Masa kerja sekitar 15 sampai 24
jam.
ADME GLIBENKLAMID
c) Metabolisme
Metabolisme glibenklamid sebagian besar berlangsung dengan jalan hidroksilasi gugus sikloheksil pada
glibenklamid, menghasilkan satu metabolit dengan aktivitas sedang dan beberapa metabolit
inaktif.Metabolit utama (M1) merupakan hasil hidroksilasi pada posisi 4-trans, Metabolit kedua (M2)
merupakan hasil hidroksilasi 3-cis, sedangkan metabolit lainnya belum teridentifikasi.Semua metabolit
tidak ada yang diakumulasi.

d) Ekskresi
Hanya 25-50 % metabolit diekskresi melalui ginjal, sebagian besar diekskresi melalui empedu dan
dikeluarkan bersama tinja.Waktu paruh eliminasi sekitar 15-16 jam, dapat bertambah panjang apabila
terdapat kerusakan hati atau ginjal. Bila pemberian dihentikan, obat akan bersih keluar dari serum setelah
36 jam. Glibenklamid tidak diakumulasi di dalam tubuh, walaupun dalam pemberian berulang.
ADME DAUN KELOR
Daun kelor adalah sumber vitamin dan mineral yang baik untuk tubuh. Dalam sekitar 20 gram daun kelor
yang telah dipotong-potong, terkandung nutrisi sebagai berikut: Protein: 2 gram Vitamin B6: 19% dari
rekomendasi konsumsi harian Vitamin C: 12% dari rekomendasi konsumsi harian Zat besi: 11%
dari rekomendasi konsumsi harian Riboflavin (vitamin B2): 11% dari rekomendasi konsumsi harian
Vitamin A: 9% dari rekomendasi konsumsi harian Magnesium: 8% dari rekomendasi konsumsi
harian.
Daun kelor atau Moringa oleifera sejak dulu dikenal dengan khasiatnya untuk kesehatan. Salah satunya
adalah manfaat daun kelor untuk diabetes karena bisa menurunkan kadar gula dalam darah. Tak hanya
itu, daun kelor juga tinggi akan antioksidan.
BA B II
M E T O DI E

PERCO BA A N
-Alat-alat : - Bahan yang digunakan:
3.1 Alat dan Bahan : hewan coba mencit 3 ekor
Beaker glass Alkohol 70%
Gelas ukur Aquadestilat
Gunting Natrium CMC Larutan
Hot plate Glibenklamid
Spoit 1 cc Spoit oral (oral sonde) Ekstrat tanaman (Daun
kelor)
Timbangan
BA B II
M E T O D IEP E R C O B A A N

3.2 Prosedur Kerja


a. Gunakan 3 ekor mencit
b. Ditimbang berat badan tiap mencit lalu catat
c.Mencit kemudian dikelompokkan secara acak ke dalam 3 kelompok, tiap kelompok terdiri dari 1 ekor,
dimana kelompok I sebagai kontrol, diberikan larutan Na.CMC 1%, kelompok II diberi suspensi
glibenklamid, kelompok III ekstrak tanaman obat
d. Sebelum perlakukan mencit diambil darahnya melalui pembuluh darah yang ada di vena ekor
dengan cara di potong ekor mencit tersebut ± 0,5 cm dari ujung ekor dengan menggunakan gunting yang
telah di usap dengan alkohol 70%.
e.Darah yang keluar di teteskan pada strip glukometer yang terpasang pada alat. Kadar glukosa darah yang
muncul pada alat kemudian dicatat sebagai kadar glukosa puasa
BA B II
M E T O D EI P E R C O B A A N
3.2 Prosedur Kerja
f.Setelah penentuan kadar glukosa puasa pada mencit, kemudian semua mencit diberikan larutan glukosa
5% dengan dosis 1-2,5g/Kg BB mencit secara oral
g. Menit kemudian diukur kadar glukosa darahnya sebagai kadar glukosa setelah pembebanan,
h.Pada menit ke 10 (atau 5 menit setelah kadar glukosa di ukur) setiap mencit diberikan perlakuan, kelompok
I diberi larutan Na.CMC 1%, kelompok II diberi suspensi glibenklamid, kelompok III diberi suspensi
akarbose dan kelompok IV diberi suspensi metformin HCL, semua perlakukan secara oral dengan volume
pemberian adalah 0,2 ml / 30 g BB mencit.
i. Mencit kemudian dibiarkan dan diukur kadar gula darahnya tiap 20 menit selama 60 menit
BAB IV
PERHITUNGAN
Mencit 1 (Glukosa 5% - 2,5 g/kgBB)
Berat mencit = 24,30 gr
Dosis = 2,5 g/kg BB = 2500 mg/1000 ×
24,30 gr
Konsentrasi glukosa 5% = 5 g/10 0 ml = 5000 mg/100 ml = 50 mg/ml
Volume yg diambil = 2500 mg/1000 × 24,30 gr
50 mg/ml = 60,75 / 50 ml
= 1,215 ml = 1,2 ml

Mencit 2 (Glukosa 5% - 2,5 g/kgBB)


Berat mencit = 32,05 gr
Dosis = 2,5 gr/kgBB = 2500 mg/1000
× 32,05 gr
Konsentrasi glukosa 5% = 5 gr/100 ml = 5000 mg/100 ml = 50 mg/ml
Volume yg diambil = 2500 mg /1000 × 32,05 gr
50 mg/ml = 80,125 gr / 50 ml
= 1,6 ml
Mencit 3 (Glukosa 5% - 2,5 g/kgBB)
Berat mencit = 35,22 gr
Dosis = 2,5 g/kgBB
Konsentrasi glukosa 5% = 5 gr/100 ml
= 5000 mg/100 ml
= 50 mg/ml
Volume yg diambil = 2500 mg/1000 × 35,22 gr
50 mg/ml = 88,05 gr / 50 ml
= 1,7 mll

Mencit 1 (CMC 0,005% - 5 mg/70 kgBB)


Berat mencit = 24,30 gr
Dosis= 24,30 × 0,013 / 20 = 0,015 mg
Konsentrasi CMC 0,005% = 0,005 gr/100 ml
= 5 mg/100 ml
=

0
,
0
Mencit 2 (Glibenklamid 0,005% - 5 mg/70 kgBB + CMC)
Berat mencit = 32,05 gr
dosis = 5 mg × 0.0026 = 0,013 mg
= 32,05 gr × 0,013 mg / 20
= 0,020 mg
Konsentrasi Glibenklamid 0,005% = 0,005 gr/100 ml = 5 mg/100 ml
= 0,05 ml
Volume yg diberikan = 0,020 mg / 0,05 mg/ml = 0,4 ml
jadi Glibenklamid+ CMC = 0,4 ml + 0,4 ml = 0,8 ml

Mencit 3 ( Ekstrak Tanaman Daun Kelor)


Berat Mencit = 35,22 gr
Volume yg diambil = 0,5 ml
DATA HASIL PERCOBAAN
DATA HASIL PERCOBAAN
GRAFIK
BA B
P E M VB A H A SA N
menc it
K ES IM PULA N
Mencit l
D A FTA R PUS TA K A

Anda mungkin juga menyukai