Anda di halaman 1dari 6

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Hasil Pengamatan
Kadar Glukosa Darah Mencit
Kelompok Mencit Puasa Kadar Gula Menit ke-
Diabetik 30
Kontrol I 90 mg/dL 102 mg/dL 108 mg/dL
Na-CMC (24 gr)
Glibenklami II 103 mg/dL 120 mg/dL 100 mg/dL
d (24 gr)
Metformin III 102 mg/dL 117 mg/dL 82 mg/dL
HCl (25 gr)
4.2 Perhitungan Dosis
1. Pembuatan Suspensi Glibenklamid
Perhitungan Dosis oral Glibenklamid untuk mencit
Dosis lazim furosemid untuk manusia = 5 mg
Konversi dosis untuk mencit BB 20 gr = Dosis lazim x F. konversi
= 5 mg x 0,0026
= 0,013 mg
Untuk mencit dengan berat 24 gr = (24 gr/ 20 gr) x 0,013 mg
= 0,0156 mg
Dosis ini diberikan dalam dalam volume = 1 mL
Dibuat larutan persediaan sebanyak = 5 mL
Jumlah furosemid yang digunakan = (5 mL/ 1 mL) x 0,0156 mg
= 0, 078mg
= 0, 000078 gr
% Kadar Glibenklamid = (0, 000078 gr/ 5 mL) x
100%
= 0,000016%
2. Pembuatan Suspensi Metformin HCl
Perhitungan Dosis oral Metformin untuk mencit
Dosis lazim furosemid untuk manusia = 500 mg
Konversi dosis untuk mencit BB 20 gr = Dosis lazim x F. konversi
= 500 mg x 0,0026
= 192,692 mg
Untuk mencit dengan berat 35 gr = (25 gr/ 20 gr) x 192,692 mg
= 96.346 mg
Dosis ini diberikan dalam dalam volume = 1 mL
Dibuat larutan persediaan sebanyak = 5 mL
Jumlah furosemid yang digunakan = (5 mL/ 1 mL) x 96,346 mg
= 481,73 mg
= 0,48173 gr
% Kadar Metformin = (0,48173 gr/ 5 mL) x 100%
= 9,6346%
4.3 Pembahasan
Diabetes Melitus (DM) adalah gangguan metabolisme yang ditandai dengan
hiperglikemia dan abnormalitas metabolisme karbohidrat, lemak dan protein yang
disebabkan oleh sekresi insulin penurunan sensitivitas insulin atau keduanya (Dipiro,
J.T., dkk., 2005).
Dalam praktikum diuretik kali ini dilakukan percobaan pada mencit yang
memiliki berat badan 24 gr, dan 25 gr. Percobaan ini bertujuan untuk menganalisis
efek obat hipoglikemik oral dengan melihat dan mengamati serta menentukan jumlah
penurunan kadar glukosa pada hewan uji mencit (mus musculus) setelah pemberian
obat antihiperglikemik oral. Sedangkan prinsip dari percobaan hipoglikemik yaitu,
dapat diamati dengan membandingkan kadar glukosa darah mencit sebelum
pemberian dan setelah pemberian obat hipoglikemik oral.
Adapun tujuan praktikum kali ini yaitu untuk menganalisis efek obat
hipoglikemik oral dengan melihat dan mengamati serta menentukan jumlah
penurunan kadar glukosa pada hewan uji mencit (mus musculus) setelah pemberian
obat antihiperglikemik oral.
Pada percobaan ini diberikan Na-CMC sebagai kontrol, Menurut Nurhalifa ,
dkk (2014) alasan penggunaan Na-CMC hanya sebagai control negatif yang
digunakan untuk melihat pembandingan antara kelompok uji yang diberikan kontrol
positif, dan obat hipoglikemik yang digunakan yaitu glibenklamid, dan metformin
HCl. Sebelum melakukan percobaan semua alat yang akan digunakan dibersihkan
menggunakkan alkohol 70%. Men Menurut (Sylvia, 2008), tujuan menggunakan
alkohol sebagai antiseptik dan desinfektan untuk membunuh mikroba. Meurut
Noviansari (2013), alkohol mempunyai sifat bakterisida yang dapat menghambat
pertumbuhan bakteri.
Sebelum melakukan percobaan, semua mencit dipuasakan terlebih dahulu.
Menurut Neal (2006) untuk mengukur kadar glukosa puasa pada hewan coba mencit.
Langkah pertama yang dilakukan yaitu mencit dibagi 3 kelompok. Masing-masing
kelompok terdiri dari 1 mencit. Kemudian, pada masing-masing kelompok diberi
perlakuan secara oral. Sebelum diberikan obat diinduksi dengan sukrosa. Menurut
Harvey (2013) untuk meningkatkan kadar glukosa darah pada mencit. Setelah itu,
diukur Dimana kelompok 1 adalah kontrol diberikan Na-CMC, kelompok 2 diberikan
suspensi metmorfin HCL, dan kelompok 3 diberikan suspensi glibenklamid.
Pada mencit pertama dengan berat badan 24 gr diberikan Na-CMC sebagai
kontrol. Kadar glukosa darah mencit pada saat puasa yaitu 90 mg/dL, kadar gula
diabetik awal 102 mg/dL, dan pada menit ke-30 kadar glukosa darah mencit 108
mg/dL. Hal ini kadar glukosa sudah sesuai. Menurut Lestari et al (2013) kadar
glukosa darah pada saat puasa 70-120 mg/dL, dan bila gula darah naik diatas 170
mg/dL dan dikeluarkan melalui urine. Dan bila gula darah turun 40-50 mg/dL, dan
akan merasakan gugup, pusing, lemas dan lapar
Pada mencit kedua dengan berat badan 25 gr diberikan suspensi metformin
HCl. Kadar glukosa darah mencit pada saat puasa yaitu 102 mg/dL, kadar gula
diabetik awal 117 mg/dL, dan pada menit ke-30 kadar glukosa darah mencit 82
mg/dL. Dari ketiga kelompok mencit yang digunakan, mencit ketiga mengalami
kadar gula darah yang paling tinggi. Menurut Rahmawati et al (2009) gula darah
terlalu tinggi disebut hiperglikemia, dan bila terlalu rendah disebut hipoglikemia.
Metformin merupakan obat antihiperglikemik yang tidak menyebabkan rangsangan
sekresi insulin dan umumnya tidak menyebabkan hipoglikemia. Metformin
menurunkan produksi glukosa di hepar dan meningkatkan sensitivitas jaringan otot
dan adipose terhadap insulin. Efek ini terjadi karena adanya aktivasi kinase di sel
(AMPactivated protein kinase). Metformin tidak merangsang atau menghambat
perubahan glukosa menjadi lemak. Pada pasien diabetes yang gemuk, metformin
dapat menurunkan berat badan (Sweetman, 2009).
Pada mencit ketiga dengan berat badan 25 gr diberikan suspensi glibenklamid.
Kadar glukosa darah mencit pada saat puasa yaitu 103 mg/dL, kadar gula diabetik
awal 120 mg/dL, dan pada menit ke-30 kadar glukosa darah mencit 100 mg/dL. Pada
perlakuan kontrol positif yaitu glibenklamid, mengalami penurunan kadar glukosa
darah yang tidak berbeda secara signifikan. Glibenklamid atau sering juga disebut
gliburide merupakan obat diabetik oral yang biasanya dibuat dalam bentuk sediaan
tablet dengan bahan tunggal maupun bahan campuran.
Dapat disimpulkan bahwa obat yang memiliki efek penurunan kadar glukosa
darah yang paling cepat yaitu glibenklamid dibandingkan dengan metformin.
Glibenclamide bekerja dengan cara menstimulasi pengeluaran insulin dengan cara
menghambat penempelan reseptor sulfonil urea di sel β pulau langhears dan akhirnya
menyebabkan adanya tegangan pembukaan calsium chanel yang akhirnya terjadi
peningkatan kalsium intra sel β (akash,2013) , sedangkan metformin meningkatkan
insulin-mediated glukose uptake di jaringan perifer. Metformin diabsorbsi di saluran
cerna. Absorbsi metformin tidak optimal bila dikonsumsi saat makan. Metformin
dieksresikan dalam urin dan ASI tanpa diubah dan tanpa adanya produk metabolit .13
Adapun kemungkinan kesalahan dalam percobaan kali ini yaitu kurangnya
waktu puasa mencit, kurangnya ketelitian dalam membersihkan alat-alat sehingga
bahan dapat terkontaminasi, ketidaktelitian praktikan dalam menimbang mencit
sehingga akan berpengaruh volume pemberian pada mencit, kurang hati-hati dalam
pemberian obat, sehingga menyebabkan kematian hewan coba pada mencit, dan
kurang ketelitian dalam mengamati onset pada hewan coba.
Akash MSH, Rehman K, Chen S. , 2013. Role of inflammatory Mechanisms
Inpathogenesis of Type 2 Diabetes Mellitus. J Cell Biochem.:114: 525531.

Marcelo M, Nada G, Facundo D. 2009. Mother risk update use of hypoglycemic


drugs during lactation. Canadian Family Physician.; 55:371–3.

Bilal Abida, Rehman Kanwal, Akash Muhammad SH, Husaain Khalid, Ibrahim
Muhammad, Hussan Syed Saeedul, 2013. Development and Validation of Analytical
Method for Qualitative and Quantitative Determination of Glibenclamide in Different
Brands of Tablet Dosage form Using UV-Visible Spectroscopy. J. Mol.Gened Med.
2013:7(3)

Anda mungkin juga menyukai