Anda di halaman 1dari 11

EVAPORASI

1. Apa yang dimaksud dengan evaporasi


Jawab :
1) Menurut (praptiningsih, 1999)
Evaporasi adalah proses pengentalan larutan dengan cara mendidihkan
atau menguapkan pelarut. Di dalam pengolahan hasil pertanian proses
evaporasi bertujuan untuk, meningkatkan larutan sebelum proses lebih
lanjut, memperkecil volume larutan, menurunkan aktivitas air
(Praptiningsih 1999)
2) Menurut (iskandar, 2001)
Evaporasi adalah suatu proses yang bertujuan memekatkan larutan yang
terdiri atas pelarut (solvent) yang volatile dan zat terlarut (solute) yang
non volatile.
2. Mekanisme kerja , prinsip kerja evaporasi
Jawab:
1) (menurut saleh, 2004)
Prinsip kerja pemekatan larutan dengan evaporasi didasarkan pada
perbedaan titik didih yang sangat besar antara zat-zat yang yang terlarut
dengan pelarutnya. Misalnya pada industri susu, titik didih normal air
(sebagai pelarut susu) 100°C, sedangkan padatan susu praktis tidak bisa
menguap. Jadi, dengan menguapnya air dan tidak menguapnya padatan,
akan diperoleh larutan yang makin pekat. Perlu diperhatikan bahwa titik
didih cairan murni dipengaruhi oleh tekanan. Makin tinggi tekanan, maka
titik didih juga semakin tinggi.
2) (joharman, 2006)
Prinsip kerja pemekatan larutan dengan evaporasi didasarkan pada
perbedaan titik didih yang sangat besar antara zat-zat yang yang terlarut
dengan pelarutnya. Misalnya pada industri susu, titik didih normal air
(sebagai pelarut susu) 100°C, sedangkan padatan susu praktis tidak bisa
menguap. Jadi, dengan menguapnya air dan tidak menguapnya padatan,
akan diperoleh larutan yang makin pekat. Perlu diperhatikan bahwa titik
didih cairan murni dipengaruhi oleh tekanan. Makin tinggi tekanan, maka
titik didih juga semakin tinggi.

3. Gambar alat evaporasi (2 literatur)


Jawab:
1) (Praptiningsih,1999)

Keterangan:
1. Hot plate berfungsi untuk mengatur suhu pada waterbath dengan
temperatur yang diinginkan (tergantung titik didih dari pelarut).
2. Waterbathsebagai wadah air yang dipanaskan oleh hot plate untuk labu
alas yang berisi “sampel”.
3. Ujung rotor “sampel” berfungsi sebagai tempat labu alas bulat sampel
bergantung.
4. Lubang kondensorberfungsi pintu masuk bagi air kedalam kondensor yang
airnya disedot oleh pompa vakum.
5. Kondensor berfungsi sebagai pendingin yang mempercepat proses
perubahan fasa, dari fasa gas ke fasa cair.
6. Lubang kondensor berfungsi pintu keluar bagi air dari dalam kondensor.
7. Labu alas bulat penampung berfungsi sebagai wadah bagi penampung
pelarut.
8. Ujung rotor “penampung” berfungsi sebagai tempat labu alas bulat
penampung bergantung.
3) Jenis jenis ekstraksi (2 literatur)
Jawab:
Maserasi
a. (Agoes. Goeswin, 2007)
Maserasi (macerace: mengairi/ melunakkan) adalah penyarian
dengan perendaman serbuk simplisia ke dalam cairan penyari.
Bahan simplisia yang dihaluskan (umumnya terpotong-potong)
atau berupa serbuk kasar disatukan dengan bahan pengekstraksi.
b. (Damayanti,2012)
Maserasi merupakan cara penyarian sederhana yang dilakukan
dengan cara merendam serbuk simplisia dalam cairan penyari
selama beberapa hari pada temperatur kamar dan terlindung dari
cahaya. Metode maserasi digunakan untuk menyari simplisia yang
mengandung komonen kimia yang mudah larut dalam cairan
penyar.i, tidak mengandung benzoin, tiraks dan lilin.
Pekolasi
a. (Hadyana,2002)
Perkolasi adalah cara penyarian dengan mengalirkan penyari
melalui serbuk simplisia yang telah dibasahi. Keuntungan metode
ini adalah tidak memerlukan langkah tambahan yaitu sampel padat
(marc) telah terpisah dari ekstrak. Kerugiannya adalah kontak
antara sampel padat tidak merata atau terbatas dibandingkan
dengan metode refluks, dan pelarut menjadi dingin selama proses
perkolasi sehingga tidak melarutkan komponen secara efisien.
b. (Goldberg,2004)
adalah cara penyarian dengan mengalirkan penyari melalui bahan
yang telah dibasahi. Perkolasi adalah metoda ekstraksi cara dingin
yang menggunakan pelarut mengalir yang selalu baru. Perkolasi
banyak digunakan untuk ekstraksi metabolit sekunder dari  bahan
alam, terutama untuk senyawa yang tidak tahan panas .
refluks
a. (Liazid,2014)
Refluks adalah ekstraksi dengan pelarut pada temperatur titik
didihnya, selama waktu tertentu dan jumlah pelarut terbatas yang
relatif konstan dengan adanya pendingin balik.
b. (Chang,2004)
penarikan komponen kimia yang dilakukan dengan cara sampel
dimasukkan ke dalam labu alas bulat bersama-sama dengan cairan
penyari lalu dipanaskan, uap-uap cairan penyari terkondensasi
pada kondensor bola menjadi molekul-molekul cairan penyari
yang akan turun kembali menuju labu alas bulat, akan menyari
kembali sampel yang berada pada labu alas bulat, demikian
seterusnya berlangsung secara berkesinambungan sampai
penyarian sempurna, penggantian pelarut dilakukan sebanyak 3
kali setiap 3-4 jam.
sokletasi
a. (Achmad, 1993)
Penarikan komponen kimia yang dilakukan dengan cara serbuk
simplisia ditempatkan dalam klonsong yang telah dilapisi kertas
saring sedemikian rupa, cairan penyari dipanaskan dalam labu alas
bulat sehingga menguap dan dikondensasikan oleh kondensor bola
menjadi molekul-molekul cairan penyari yang jatuh ke dalam
klonsong menyari zat aktif di dalam simplisia dan jika cairan
penyari telah mencapai permukaan sifon, seluruh cairan akan
turun kembali ke labu alas bulat melalui pipa kapiler hingga
terjadi sirkulasi.
b. (djamal,1990)
soxhletasi adalah suatu metode pemisahan suatu komponen yang
terdapat dalam sampel padat dengan cara penyarian
berulang – ulang dengan pelarut yang sama, sehingga semua
komponen yang diinginkan dalam sampel terisolasi dengan
sempurna. Pelarut yang digunakan ada 2 jenis, yaitu heksana
(C6H14) untuk sampel kering dan metanol (CH3OH) untuk
sampel basah. Jadi, pelarut yang dugunakan tergantung dari
sampel alam yang digunakan. Nama lain yang digunakan sebagai
pengganti sokletasi adalah pengekstrakan berulang – ulang
(continous extraction) dari sampel pelarut.
5. Jelaskan perbedaan fraksi, partisi, ekstrak, dan eluen
Jawab:
1) Fraksinasi
a. Destilasi bertingkat atau fraksinasi adalah proses pemisahan
destilasi ke dalam bagian bagian dengan titik didih makin lama
makin tinggi yang selanjutnya pemisahan bagian-bagian ini
dimaksudkan untuk destilasi ulang. Destilasi bertingkat
merupakan proses pemurnian zat/senyawa cair dimana zat
pencampurnya berupa senyawa cair yang titik didihnya rendah
dan tidak berbeda jauh dengan titik didih senyawa yang akan
dimurnikan. Dengan perkataan lain, destilasi ini bertujuan
untuk memisahkan senyawa-senyawa dari suatu campuran
yang komponen-komponennya memiliki perbedaan titik didih
relatif kecil (harbone, 1987).
b. Fraksinasi adalah suatu metode pemisahan senyawa organik
berdasarkan kelarutan senyawa senyawa tersebut dalam dua
pelarut yang tidak saling bercampur, biasanya antara pelarut air
dan pelarut organik (Soebagio, Rusdiana, & Kairudin, 2007).
2) Ekstrak
a. Ekstrak ialah berupa sediaan kerng, kental atau cair yang
dibuat dengan cara menyari simplisia nabati atau hewan dengn
cara yang sesuai. Diluar pengaruh cahaya matahari langsung,
ekstraksi merupakan metode pemisahan bagian aktiff sebagai
obat dari jringan tumbuhan ataupun hewan degan
menggunakan pelarut yang sesuai berdasarkn prosedur yang
telah ditetapkan ( tiwari et.l 2011)
b. Ekstraksi merupakan suatu proses pemisahan kandungan
senyawa kimia dari jaringan tumbuhan ataupun hewan dengan
menggunakan penyari tertentu. Ekstrak adalah sediaan pekat
yang diperoleh dengan cara mengekstraksi zat aktif dengan
menggunakan pelarut yang sesuai, kemudian semua atau
hampir semua pelarut diuapkan dan massa atau serbuk yang
tersisa diperlakukan sedemikian, hingga memenuhi baku yang
ditetapkan (Depkes RI 1995)
3) Partisi
a. Partisi adalah keadaan kesetimbangan keberhasilan pemisahan
sangat tergantung pada perbedaan kelarutan senyawa tersebut
dalam kedua pelarut (estien yazid, 2005)
b. Partisi (ekstraksi cair-cair) merupakan metode pemisahan
berdasarkan sifat kelarutan komponen target dan distribusinya
di dalam dua pelarut yang saling tidak bercampur. Senyawa
yang bersifat polar akan tertarik ke pelarut polar, senyawa
semipolar akan tertarik ke pelarut semipolar dan senyawa
nonpolar akan tertarik ke pelarut nonpolar (Khopkar, 2002)
4) Eluen
a. Eluen adalah bagian “pembawa” dari fase gerak, ia
menggerakkan analit melalui kromatografi. Dalam
kromatografi cair, eluen adalah cairan pelarut (septiandari,
2006)
b. Eluen adalah bagian "pembawa" dari fasa gerak. Ia
menggerakkan analit melalui kromatograf. Dalam kromatografi
cair, eluen adalah cairan pelarut; sedangkan dalam
kromatografi gas, eluennya adalah gas pembawa (Brown,
Phillis (2001)
6. hubungan evaporasi dan kondensasi serta sublimasi
Jawab :
1). Menurut Chattopadhyay, N. & Hulme, M. (1997),
Penguapan atau evaporasi adalah proses perubahan molekul di
dalam keadaan cair (contohnya air) dengan spontan menjadi
gas (contohnya uap air). Jadi selain melalui proses penguapan,
naiknya uap air ini juga terjadi melalui proses sublimasi.
Sublimasi ini juga tidak sebanyak penguapan (evaporasi)
namun meski sedikit tetap saja sublimasi ini berkontribusi erat
terhadap jumlah uap air. Perubahan wujud ini terjadi karena
pengaruh suhu udara yang sangat rendah. Ketika uap air dari
proses evaporasi dan sublimasi sudah mencapai ketinggian
tertentu, uap air tersebut akan berubah menjadi partikel-
partikel yang berukuran sangat kecil melalui proses
kondensasi. Perubahan wujud ini terjadi karena pengaruh suhu
udara yang sangat rendah saat berada di ketinggian tersebut.
Kondensasi terjadi ketika uap didinginkan menjadi cairan,
tetapi dapat juga terjadi bila sebuah uap dikompresi (yaitu,
tekanan ditingkatkan) menjadi cairan, atau mengalami
kombinasi dari pendinginan dan kompresi.
2) menurut (Basset, 1994)
Evaporasi adalah proses pengentalan larutan dengan cara
mendidihkan atau menguapkan pelarut. Di dalam pengolahan
hasil pertanian proses evaporasi bertujuan untuk, meningkatkan
larutan sebelum proses lebih lanjut, memperkecil volume
larutan, menurunkan aktivitas air. Kondensasi adalah suatu
proses unruk merubah suatu gas atau uap menjadi cairan.
Sublimasi adalah proses perubahan zat dari fasa padat menjadi
uap , dan uapdikondensasi langsung menjadi padat tanpa
melalui fasa cair. Pada proses sublimasi,senyawa padat apabila
dipanaskan akan menyublim, langsung terjadi perubahan dari
padatmenjadi uap tanpa melalui fasa cair terlebih dahulu
7. cara melakukan evaporasi
Jawab :
1). Menurut (MC. Cab,dkk.,1993).
Dalam kebanyakan proses evaporasi, pelarutnya adalah air. Evaporasi
dilakukan dengan menguapkan sebagian dari pelarut sehingga
didapatkan larutan zat cair pekat yang konsentrasinya lebih tinggi.
Evaporasi tidak sama dengan pengeringan. Dalam evaporasi sisa
penguapan adalah zat cair yang sangat kental, bukan zat padat.
Evaporasi berbeda pula dengan destilasi, karena uapnya adalah
komponen tunggal. Evaporasi berbeda dengan kristalisasi, karena
evaporasi digunakan untuk memekatkan larutan bukan untuk membuat
zat padat atau Kristal.\
3) Menurut (leven,1992).
Proses evaporasi yang paling sederhana adalah evaporasi pada tekanan
atmosfer. Dimana pada evaporasi ini cairan di dalam suatu wadah
terbuka dipanaskan dan uap air dikeluarkan ke udara atmosfer.
Evaporator jenis ini adalah evaporator yang paling sederhana, tetapi
prosesnya lambat dan kurang efisien dalam pemanfaatan energy.
8. Tujuan evapporasi dan partisi
Jawab :
1) Evapporasi
a. Menurut (praptininsih)
Tujuan dari evaporasi itu sendiri yaitu untuk memekatkan larutan
yang terdiri dari zat terlarut yang tak mudah menguap dan pelarut
yang mudah menguap.
b. Menurut (Mc Cabe, 1985)
Tujuan evaporasi adalah untuk memekatkan larutan yang terdiri dari
zat terlarut yang tak mudah menguap dan pelarut yang mudah
menguap.
2) Partisi
a. Menurut (Tobo, 2001)
Ekstraksi cair-cair bertujuan untuk memisahkan analit yang dituju
dari penganggu dengan cara melakukan partisi sampel antar 2 pelarut
yang tidak saling campur. Salah satu fasenya seringkali berupa air
dan fase yang lain adalah pelarut organik. Senyawa-senyawa yang
bersifat polar akan ditemukan di dalam fase air, sementara senyawa-
senyawa yang bersifat hidrofobik akan masuk pada pelarut organik,
begitupula dengan ekstraksi padat cair akan tetapi sampel yang
digunakan tidak larut air.
DAFTAR PUSTAKA

Achmad, Hiskia. 1993. Materi Pokok Kimia Dasar I. Jakarta: Universitas Terbuka,
Depdikbud.

Agoes. Goeswin, 2007, Teknologi Bahan Alam. Penerbit ITB: Bandung.

Basset J. dan Mendham. 1994. Buku Ajar Vogel Kimia Analisis Kuantitatif
Anorganik. Jakarta :

Buku kedokteran EGC. Chang, Raymond. 2004. Kimia Dasar: Konsep-Konsep Inti
Edisi Ketiga Jilid 2. Jakarta: Erlangga

Chattopadhyay, N. & Hulme, M. 1997. Evaporation and Potential Evapotranspirati
on in India Under Conditions of Recent And Future Climate Change
Agric. Forest. Meteorol. 87:55–73

Djamal,Rusdi.1990,Kimia Bahan Alam.Universitas  Andalas:Padang

Damayanti, Astrilia., dan Fitriana, Endah Ayu. 2012. Pemungutan Minyak Atsiri
Mawar (Rose Oil ) Dengan Metode Maserasi. Jurnal Bahan Alam Terbarukan
UNNES. ISSN 2303-0623.
Eniza, Saleh. 2004. Dasar Pengolahan Susu Dan Hasil Ikutan Ternak. Sumatera
Utara: Universitas Sumatra Utara Press

Goldberg, David E. 2004. Kimia Untuk Pemula. Jakarta: Erlangga. Hal112-115.

Hadyana, Pudjaatmaka, A. 2002. Kamus Kimia. Jakarta: Balai Pustaka.


.
Iskandar, A. 2001. Kajian Teknologi Produksi Pasta Tomat Menggunakan
Evaporator Vakum. Thesis. Program Pasca Sarjana. IPB. Bogor.

Joharman, T. 2006. Studi Pengaruh dan Lama Evaporasi Pada Proses Pemekatan
Gelatin. Skripsi. Insitut Pertanian Bogor

Liazid, A., Barbero, G.F., Azaroual, L., Palma, M., and Barroso, C.G,. 2014. Stability
of Anthocyanins from Red Grape Skins under Pressurized Liquid Extraction
and Ultrasound-Assisted Extraction Conditions. Journal Molecules, 19, ISSN
1420-3049.

McCabe, W., Smith, J.C., and Harriot, P., 1993, “Unit Operation of Chemical
Engineering”, McGraw Hill Book, Co., United States of America.

Praptiningsih, Yulia. 1999 Buku Ajar Teknologi Pengolahan. FTP Universitas Jember
: Jember

Tobo, E. dkk. 2001. Buku Pegangan Laboratorium Fitokimia 1. Makasar:


Unhas.

McCabe, W.I. and Smith, J.C. 1985. Unit Operation of Chemical Engineering. 4th
edition. McGraw Hill Book Company. Singapore

Anda mungkin juga menyukai