0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
8 tayangan2 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang syarat-syarat pelarut yang baik dalam proses ekstraksi, meliputi daya larut dan selektivitas tinggi, inert terhadap bahan baku, tidak menyebabkan perubahan kimia, tidak membentuk emulsi, tidak korosif, tidak beracun, tidak mudah terbakar, stabil secara kimia dan termal, tidak berbahaya, viskositas rendah, murah dan tersedia, titik didih rendah, serta tegangan permuka
Dokumen tersebut membahas tentang syarat-syarat pelarut yang baik dalam proses ekstraksi, meliputi daya larut dan selektivitas tinggi, inert terhadap bahan baku, tidak menyebabkan perubahan kimia, tidak membentuk emulsi, tidak korosif, tidak beracun, tidak mudah terbakar, stabil secara kimia dan termal, tidak berbahaya, viskositas rendah, murah dan tersedia, titik didih rendah, serta tegangan permuka
Dokumen tersebut membahas tentang syarat-syarat pelarut yang baik dalam proses ekstraksi, meliputi daya larut dan selektivitas tinggi, inert terhadap bahan baku, tidak menyebabkan perubahan kimia, tidak membentuk emulsi, tidak korosif, tidak beracun, tidak mudah terbakar, stabil secara kimia dan termal, tidak berbahaya, viskositas rendah, murah dan tersedia, titik didih rendah, serta tegangan permuka
Jawab : 1) Menurut Perry (1984), berbagai syarat pelarut yang digunakan dalam proses ekstraksi, yaitu sebagai berikut: a. Memiliki daya larut dan selektivitas terhadap solute yang tinggi. Pelarut harus dapat melarutkan komponen yang diinginkan sebanyak mungkin dan sesedikit mungkin melarutkan bahan pengotor. b. Bersifat inert terhadap bahan baku, sehingga tidak bereaksi dengan komponen yang akan diekstrak. c. Reaktivitas. Pelarut tidak menyebabkan perubahan secara kimia pada komponen bahan ekstraksi. d. Tidak menyebabkan terbentuknya emulsi. e. Tidak korosif. f. Tidak beracun. g. Tidak mudah terbakar. h. Stabil secara kimia dan termal. i. Tidak berbahaya bagi lingkungan. j. Memiliki viskositas yang rendah, sehingga mudah untuk dialirkan. k. Murah dan mudah didapat, serta tersedia dalam jumlah yang besar. l. Memiliki titik didih yang cukup rendah agar mudah diuapkan. m. Memiliki tegangan permukaan yang cukup rendah.
2.) Ada 2 syarat agar pelarut dapat digunakan didalam proses
ekstraksi, yaitu pelarut tersebut harus merupakan pelarut terbaik untuk bahan yang akan diekstraksi, dan pelarut tersebut harus dapat terpisah dengan cepat setelah pengocokan. Dalam pemilihan pelarut yang harus diperhatikan adalah toksisitas, ketersediaan, harga, sifat tidak mudah terbakar, rendahnya suhu kritis, dan tekanan kritis untuk meminimalkan biaya operasi serta reaktivitas (Amiarasi, et al., 2006).
F. Urutan tingkat kepolaran
Jawab : 1. Menurut (Reichard,2003) 2. Menurut ((Harborne, 1987).
G. Cara melakukan partisi cair
Jawab :
1. Pada metode ekstraksi cair-cair, ekstraksi dapat dilakukan dengan
cara bertahap (batch) atau dengan cara kontinyu. Cara paling sederhana dan banyak dilakukan adalah ekstraksi bertahap. Tekniknya cukup dengan menambahkan pelarut pengekstrak yang tidak bercampur dengan pelarut pertama melalui corong pemisah, kemudian dilakukan pengocokan sampai terjadi kesetimbangan konsentrasi solut pada kedua pelarut. Setelah didiamkan beberapa saat akan terbentuk dua lapisan dan lapisan yang berada di bawah dengan kerapatan lebih besar dapat dipisahkan untuk dilakukan analisis selanjutnya (Raina, 20011). 2. Ekstraksi cair-cair selalu terdiri atas sedikitnya dua tahap, yaitu pencampuran secara intensif bahan ekstraksi dengan pelarut dan pemisahan kedua fasa cair itu sesempurna mungkin. Pada saat pencampuran terjadi perpindahan massa, yaitu ekstrak meninggalkan pelarut yang pertarna (media pembawa) dan masuk ke dalam pelarut kedua (media ekstraksi). Sebagai syarat ekstraksi ini, bahan ekstraksi dan pelarut tidak saling melarut (atau hanya dalam daerah yang sempit). Agar terjadi perpindahan masa yang baik yang berarti performansi ekstraksi yang besar haruslah diusahakan agar terjadi bidang kontak yang seluas mungkin di antara kedua cairan tersebut. Untuk itu salah satu cairan distribusikan menjadi tetes-tetes kecil (misalnya dengan bantuan perkakas pengaduk) (Zenta, 2006).