RILA APRILIA AMRAIN (821318006) INDRI MENTARI LAOH (821318100) NURUL FAUZIA LATIF (821318015) NURUL VITA BANGKO (821318031) HUBUNGAN STRUKTUR DAN INTERAKSI OBAT-RESEPTOR
Obat adalah senyawa kimia yang unik yang dpat berinteraksi
dengan cara selektif dengan sistem biologi (reseptor) obat dapat memicu suatu sistem dan menghasilkan efek, dapat menentukan suatu sistem dan tidak dapat berinteraksi secara langsung dengan suatu sistem tetapi dapat memodulasi efek dari obat laain.
Molekul obat dengan struktur terterntu harus dapat berinteraksi
dengantarget aksi obat yang salah satunya reseptor, dimana reseptor merupakan suatu mkromolekul seluler yang secara spesifik dan langsung berikatan dengan ligan (obar, hormon, neurotransmiter) untuk memicu signalin kimia antara dan dalam sel menimbulkan efek Reseptor merupakan suatu molekul yang jelas dan spesifik terdapatdalam organisme, tempat molekul obat (agonis) berinteraksi membentuk suatu kompleks yang refersibel sehingga pada akhirnya sehingga menimbulkan respon. Suatu senyawa yang dapat mengaktivasi sehingga menimbulkan respon disebut agonis.
Beberapa obat menghasilkan suatu efek stelah berikatan atau
berinteraksi dengan komponen organisme yang spesifik. Komponen Oraganisme tersebut dapat berupa suatu protein
Interaksi antara obat dengan sisi ikatan pada resptornya tergantung
dari kesesuaian/keterpaduan dari dua molekul tersebut. Molekul yang paling sesuai dengan reseptor dan mempunyai jumblah ikatan yang banyak (biasanya non-kovalen) Efek obat umumnya timbul karena ada interaksi obat dengan reseptor pada sel suatu organisme. Interaksi obat dengan reseptornya ini mencetuskan perubahan biokomiawi dan fisiologi yang merupakan respon khas untuk obat tersebut reseptor obat merupakan komponen makromolekul fungsional yang tercangkup dua fungsi penting. Pertama,bahwa obat dapat mengubah kecepatan kegiaatan faal tubuh. Kedua, bahwa obat tidak menimbulkan suatu fungsi baru tetapi hanyan memadulasi fungsi yang sudah ada (Nugroho,20012)
Hubungan struktur aktivitas. Struktur kimia suatu obat berhubungan
dengan afinitasnya terhadap reseptor dan aktifitas instriknya. Sehingga perubahan kecil dalam molekul obat misalnya perubahan strereoisomer, dapat menimbulkan perubahan besar pada sifat farmakologinya. (gaddum,1937) Interaksi obat-reseptor di pengaruhi oleh: a. Distribusi muatan elektronik dalam obat dan reseptor b,. bentuk konformasi obat dan reseptor
Interaksi obat dan reseptor dapat membentuk komleks obat-
reseptor yang merangsang timbulnya respon biologis, baik respon antagonis maupun agonis. Mekanisme timbulnya respon biologis dapat dijelaskan dengan teori obat reseptor
Beberapa teori interaksi obat-reseptor :
a. Teori klasik 1) Menurut curm, brown dan fraser (1869), aktifitas biologis senyawa merupakan fungsi dari struktur kimianya dan tepat obat berinteraksi pada sistem biologis mempunyai sifat karakteristik 2) Menurut langley (1878),dalam studi efek antagonis dari atropin dan pilokarpin, memperkenalkan reseptor yang pertama kali, kemudian di kembangkan 3) Ehrlich (1907), memperkenalkan istilah reseptor dan membuat konsep sederhana tentang interaksi obat reseptor. Suatu obat tidak dapat menimbulkan efek tanpa mengikat reseptor. b. Teori pendukung 1) Menurut cark (1926), bahwa suatu molekul obat akan menempati satu sisi reseptor dan obat harus diberikan dalam jumblah yang berlebihan agar tetap efektif pada saat pembentukan kompleks 2) Menurut ariens (1954), modifikasi dan membagi interaksi obat- reseptor menjadi dua tahapa yaitu pembentukan kompleks obat- reseptor dan menghasilkan reseptor biologis c. Teori kecepatan 1) Menurut croxxato (1956), memberikanpostulat bahwa obat hanya efisien pada saat berinteraksi dengan reseptor 2) Menurut patton (1961), efek biologis obat setara dengan kecepatan kombinasi obat-reseptor dan bukan jumblah reseptor yang di dudukinya. D. Kesesuaian Terimbas Koshland (1958) ikatan E dengan S dapat menginduksi terjadinya perubahan konformasi struktur enzim sehngga menyebabkan orientasi gugus-gugus aktif enzim. Bila perubahan struktur protein mengarah konfigurasi sehingga obat terkait kurang kuat dan mudah terdisosiasi (agonis), apabila obat terikat kuat dan sulit terdisosiasi (antagonis). E.Teori Gangguan Makromolekul Belleau (1964), interaksi mikromolekul obat dengan makromolekul protein (reseptor) dapat menyebabkan konformasi sebagai Gangguan konformasi spesifik Gangguan konformasi tidak spesifik F.Teori Pendudukan-Aktivitas Aries, Rodrigues (1979),sebelum interaksi obat-reseptor dalam kesetimbangan dinamik antar 2 keadaan yaitu keadaan istrahat (R) dan terakhir (R*). G.Konsep Kurir Kedua Interaksi hormon-reseptor dapat meningkatkan/menurunkan kadar siklik-AMP. Bila rangsangan tersebut meningkatkan kadar siklik-AMP, hormon = first messenger, siklik-AMP = second messenger.
H.Teori Mekanisme dan Farmakofer sebagai Dasar Rancangan
Obat Diilustrasikan obat antihepertensi penghambat kompetitif enzim pengubah angiotensin (ACE). Contoh: kaptopril dapat menghambat secara kompetitif enzim pengubah angiotensin, sehingga mencegah perubahan angiotensin I menjadi angiotensin II, senyawa dapat menimbulkan efek peningkatan tekanan darah.interaksi kaptopril-ACE terjadi karena adanya gugus farmakofer spesifik. Metabolisme Obat Proses metabolism dapat mempengaruhi aktivitas biologis, masa kerja dan toksisitas obat, sehingga pengetahuan tentang metabolism obat dan senyawa organik asing lain (xenobiotika) sangat penting dalam bidang kimia medisinal. Suatu obat dapat menimbulkan respons biologis memalui dua jalur: Obat aktif setelah masuk keperedaran darah, langsung berinteraksi dengan reseptor dan menimbukan serspons biologis. Pra-obat setelah masuk keperedaran darah mengalami proses metabolism menjadi obat aktif, berinterksi dengan respond an menimbulkan respon biologis (bioaktifasi). Secara umum, tujuan metabolism bat adalah mengubah obat menjadi metabolit tidak aktif dan tidak toksik (bioinaktivasi atau detoksifikasi), mudah larut dalam air dan kemudian diekskresikan dari tubuh. Hasil metabolit beberapa obat bersifat lebih toksik disbanding dengan senyawa induk (biotoksifikasi), dan ada pula hasil metabolit obat yang mempunyai efek farmakologis berbeda dengan senyawa induk. Beberapa senyawa tidak mengalami proses metabolism dan dieksresikan dari tubuh dalam bentuk tidak berubah. Secara umum, metabolism obat adalah mengubah senyawa non polar menjadi senyawa yang lebih polar agar mudah dikeluarkan oleh tubuh. Secara keseluruhan, proses metabolism obat dan senyawa endorge hanya melibatkan tipe reaksi kimia dan sistem enzim. Factor-faktor yang mempengruhi metabolisme obat Faktor genetik atau keturunan Perbedaan spesies dan galur Perbedaan jenis kelamin Perbedaan umur Penghambatan enzim metabolism Induksi enzim metabolism Factor lain TERIMAHKASIH