Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Seiring berkembangnya kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan di berbagai
bidang,tidak dapat disangkal bahwa dunia kefarmasian juga berkembang pesat
dengan kata lain mengalami berbagai perkembangan. Akibatnya para ahli farmasi
mengembangkan obat untuk pemenuhan kebutuhan masyarakat yakni dengan
mengembangkan teknologi berbagai macam bentuk sediaan seperti teknologi sediaan
liquida dan semi solida.
Teknologi sediaan liquida dan semi solida merupakan ilmu yang mempelajari
dan memahami bentuk-bentuk sediaan dan formulasinya. Salah satu contoh sediaan
farmasi yang beredar di pasaran,apotek,instalasi kesehatan,maupun toko obat adalah
sediaan cair. Salah satu contoh sediaan cair yaitu larutan sejati.
Larutan sejati adalah campuran homogen antara dua atau lebih zat yang
terdispersi baik sebagai molekul atom,ion yang komposisinya dapat bervariasi
(Baroroh,2004). Contoh formula yang dibuat dalam dalam percobaan ini yaitu obat
batuk yang mengandung zat aktif Amonium Klorida.
Amonium klorida adalah salah satu bahan kimia yang cukup banyak digunakan
di dalam industri farmasi. Berdaya deuretis lemah yang menyebabkan acidosis,yakni
kelebihan asam dalam darah,keasaman darah merangsang pusat pernapasan,sehingga
frekuensi napas meningkat dan getar bulu-gtar (cilia) di saluran napas distimulasi.
Sekresi dahak juga meningkat. Maka senyawa ini banyak digunakan dalam sediaan
sirup maupun larutan batuk sebagai ekspektoran.
Ekspektoran sendiri adalah obat yang merangsang pengeluaran dahak dari
saluran napas. Mekanisme kerjanya diduga berdasarkan stimulasi mukosa lambung
dan selanjutnya secara refleks merangsang sekresi kelenjar saluran napas sehingga
menurunkan viskositas dan mempermudah pengeluaran dahak.

1
Efek sampingnya hanya bisa terjadi pada dosis tinggi dan berupa acidosis
(khusus pada anak-anak dan pada pasien ginjal) dan gangguan lambung
(mual,muntah), berhubung sifatnya yang merangsang mukosa.
Mengingat pentingnya pengetahuan mengenai cara pembuatan sediaan larutan
yang baik dan benar serta, apa saja yang harus diperhatikan saat pembuatan larutan
maka dilakukan praktikum ini.
1.2 Tujuan Percobaan
1. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami bagaimana cara preformulasi
bentuk sediaan larutan menggunakan zat aktif Amonium Klorida.
2. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami evaluasi dari mutu zat aktif untuk
Ammonium klorida
3. Mahasiswa dapat mengetahui cara pembuatan sediaan larutan dengan zat aktif
Amonium Klorida
1.3 Maksud Percobaan
Mahasiswa mampu memahami pengertiaan sediaan likuida dan semi
solida,mengenal macam-macam sediaanya dan mampu mengetahui cara
pembuatanyya.
1.3 Manfaat
1. Mahasiswa mengetahui dan memahami bagaimana cara preformulasi
bentuk sediaan larutan menggunakan zat aktif Amonium Klorida.
2. Mahasiswa mengetahui dan memahami evaluasi dari mutu zat aktif untuk
Ammonium klorida
3. Mahasiswa mengetahui cara pembuatan sediaan larutan dengan zat aktif
Amonium Klorida

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Dasar Teori
Larutan merupakan sediaan cair berupa campuran homogeny yang terdiri atas
satu atau lebih zat terlarut baik berupa padatan,cairan,atau gas dalam pelarut yang
sesuai. (Baroroh,2004)
Larutan adalah sediaan cair yang mengandung bahan kimia yang terlarut,
sebagai pelarut digunakan air suling kecuali dinyatakan lain. Larutan terjadi apabila
suatu zat padat bersinggungan dengan suatu cairan, maka zat padat tadi terbagi secara
molecular dalam cairan tersebut, (Anief, 1997)
Hal yang diperhatikan dalam pembuatan larutan :
a. Kelarutan zat aktif harus jelas dan bisa larut
b. Kestabilan zat aktif dalam larutan/pelarut maupun kosolven harus baik
c. Dosis takaran tepat
d. Penyimpanan yang sesuai
Adapaun faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan,yaitu:
a. Sifat polaritas zat terlarut dan pelarut
Dalam hal ini,diperbolehkan berdasarkan pengamatan bahwa molekul-molekul
dengan distribusi muatan yang sama dapat larut secara timbal balik. Artinya, molekul
polar akan larut dalam media yang serupa yaitu polar,adapun yang nonpolar akan
larut dalam media nonpolar,konsep tersebut kurang tepat bila diterapkan pada zat
yang kelarutannya rendah.
b. Sifat kelarutan
Terbagi menjadi 2 bagian yaitu:
1. Dapat larut dalam air
Semua garam klorida larut,garam nitrat larut kecuali nitrat basah seperti bismuth
subitrat.Semua garam sulfat larut
2. Tidak larut dalam air
Seperti garam karbonat dalam air

3
c. Ukuran partikel
Efek ukuran partikel zat terlarut terhadap sifat kelarutannya terjadi hanya jika
partikel mempunya dalam micron dan akan terlihat kenaikan kira-kir 10% dalam
kelarutannya.kenaikan ini disebabkan adanya energy bebas permukaan yang besar
dihubungkan dengan partikel yang kecil. Kecepatan kelarutannya suatu zat
dipengaruhi oleh ukuran partikel,makin halus zat terlarut,makin kecil ukuran
partikel,makin luas permukaannya yang kontak dengan pelarut sehinggan zat terlarut
makin cepat larut.kedua suhu Dn terakhir pengadukan.
d. Struktur air
Struktur air sangat peka terhadap beberapa factor seperti suhu,permukaan dan zat
terlarut yang dapat memperkuat, memperlemah,mengubah atau memecahkan seluruh
larutan.
e. Ukuran dan bentuk molekul
Sifat-sifat dapat melarutkan pada air sebagian besar disebabnkan oleh ukuran
molekulnya
yang kecil.jika ukuran partikelnya lebih besar dan akan sukar bagi zat cair untuk
menembus dan melarutkan Kristal.
2.2 Studi Preformulasi
1. Amonium Klorida (Farmakope Indonesia edisi III,1979))
Nama zat aktif : AMONIUM KLORIDA
Kelarutan : Mudah larut dalam air dalam gliserol,lebih
mudah larut dalam air mendidih,agak sukar
larut etanol (95%)
PH : 4,0-6,0
Inkompatibilitas : Inkom dengan oksidator,asam kuat,perak nitrat
Stabilitas : Stabil dan bereaksi tingkat sedang dengan
bomine pentafluoride bersifat hydroskopis
dalam rungan dingin kering dan terhindar dari
peristiwa oksidasi

4
Efek Farmakologi : Amonium Klorida adalah zat atau obat yang
mampu mengencerkan dahak. Obat ini mampu
merangsang reseptor di mukosa lambung yang
kemudian meningkatkan kegiatan kelenjar
sekresi saluran lambung,usus,dan berbagai
raflek yang memperbanyak sekresi dari kelenjar
yang berada di saluran napas.
Dosis : 300 mg (5 ml) tiap 2-4 jam
Koefisien partisi : -3,2
2. Difenhidramin HCL (FI edisi III,1979)
Nama zat aktif : Difenhidramin Hcl
Alasan penambahan : Difenhidramin hcl adalah golongan anti
histamine dan merupakan amine yang stabil dan
cepat diserap dengan oral dan cocok untuk
mengobati iritasi pada tenggorokan.
Kelarutan : Mudah larut dalam air dalam etanol 95% dan
dalam kloroform,sangat sukar larut dalam
aseton
Inkompatibilitas : Tidak kompatibel dengan amfortensin,natrium
sefaton,hidrokortison dan beberapa barbiturate
yang larut dalam air
PKA : 2,98
PH : 4-6,5
Efek Farmakologi : Sebagai penekan batuk dan mempunyai efek
anti
histamine (anti alergi) mengurangi manfaat
batuk kronik pada bronchitis,memiliki efek
samping pada kadriovaskular
Dosis : 300 mg,25-50 mg. 3-4 kali perhari

5
Stabilitas : stabil terhadap Ph 4,6-5,mudah teroksidasi
disimpan dalam
wadah kedap udara dan disimpan pada suhu 15-30
Konsentrasi : 1%-5%
Koefisien Partisi : Dengan internal 4-6 jam
2.3 Analisis Permasalahan
1. Larutan adalah sediaan cair yang mengandung satu atau lebih zat kimia
yang terlarut,missal terdispersi secara molekuler dalam pelarut yang sesuai
atau campuran pelarut yang saling bercampur (FI ed IV,1979)
2. Amonium Klorida mengandung tidak kurang dari 99,5% dan tidak lebih
dari 100,5% NHCL dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan (FI ed
IV,1979)
3. Amonium Klorida memiliki range Ph yang dapat dikatakan sempit yaitu
4,6-6,0 (FI ed IV,1979)
4. Amonium Klorida memiliki pemerian hablur tidak berwarna atau serbuk
hablur,halus,atau kasar,berwarna putih,rasa asin dan dingin (FI ed IV,1979)

6
BAB III
PENDEKATAN FORMULA
3.1 Pemanis
Sukrosa (Sudarmadji,1982)
Alasan Penambahan : Stabil di Ph 4-8 memberikan rasa manis yang
Dapat menutupi rasa pahit serta memberikan
yang menyenangkan di mulut.
Rumus Struktur :

Kelarutan : Sedikit Higroskopis dan mudah larut dalam


air dan dalam 100 ml etana.
Inkompatibilitas : Logam berat,Surfite
Stabilitas : Suhu >160 dapat teroksidasi dan lebih mudah
terurai
Konsentasi : 67%
3.2 Pengawet
Methyl Paraben (Hope ed V,2016)
Alasan Penambahan : Karena metil paraben sebagai pengawet
ph 4-8. Metil paraben lebih aktif melawan
bakter dan juga lebih aktif melawan gram-
positif daripada gram-negatif bakteri
Rumus Struktur :

7
Kelarutan : Larut dalam 500 bagian air, 20 bagian air
mendidih dalam 3,5 bagian etanol (95%)
Inkompatibilitas : Tidak kompatibel dengan non-ionik surfaktan
dan juga dengan magnesium trisilicate dan
atropine.
Stabilitas : Pada ph 3-6 stabil sekitar 4 tahun di suhu
kamar
Konsentasi : 0,02-0,3%

3.3 Anti Caploking


Sorbitol
Alasan Penambahan : Untuk mencegah kristalisasi gula (sukrosa)
pada daerah leher botol yang paling umum
digunakan adalah sorbitol sebanyak 15-30%
Rumus Struktur :

Kelarutan : Memiliki kelarutan 70% cairan kental yang


jernih, tidak berwarna dan tidak berbau
Inkompatibilitas : Bereaksi dengan oksidasi besi menjadi
Berubah warna
Stabilitas : Relative lembab dan kompatibel dengan
kebanyakan ekspien, higroskopis dan harus
disimpan dalam wadah kedap udara, sejuk, dan
kering
Konsentasi :-

8
3.4 Buffer
1. Natrium Sitrat (FI III,hal 46)
Alasan Penambahan : Digunakan sebagai zat buffer untuk
mengontrol ph guna membantu mengatur
kontrol keasaman.
Rumus Struktur :

Kelarutan : Mudah larut dalam air, sangat mudah larut


dalam air mendidih, praktis, tidak larut dalam
etanol (95%)
Inkompatibilitas : Larutan air yang sedikit bias dapat bereaksi
dengan bahan yang bersifat asam
Stabilitas : Natrium sitrat dihidrat adalah larutan bahan
yang stabil
Konsentasi : 0,3-2,0%
2. Asam Sitrat (FI III,hal 50)
Alasan Penambahan : Karena bertujuan sebagai penyangga untuk
mempertahankan ph-nya. Larutan buffer
mampu menetralkan penambahan asam
maupun basa dan luar

9
Rumus Struktur :

Kelarutan : Larut dalam kurang dari 1 bagian air dan


dalam 1,5 bagian etanol (95%) sukar larut
dalam eter.
Inkompatibilitas : Inkom dengan potassium tantrat, alkali dan
terhadap pengoksida basis. Pereduksi dan
nitrat berpotensi meledak atau terurai jika
dikombinasikan dengan logam
Stabilitas : Higroskopis, perlu udara lembab
Konsentasi : 0-10%

10
BAB IV
FORMULASI DAN PERHITUNGAN
4.1 Formulasi
a. Formula Utama
R/ Amonium Klorida 250 mg
Difenhidramin Hcl 50 mg
Sukrosa 30%
Asam sitrat 0,1%
Natrium Sitrat 0,3%
Sorbitol 15%
Metil Paraben 0,015%
Aquades ad 60 ml
b. Formula yang Disetujui
R/ Amonium Klorida 250 mg
Difenhidramin Hcl 50 mg
Sukrosa 30%
Asam sitrat 0,1%
Natrium Sitrat 0,3%
Sorbitol 15%
Metil Paraben 0,015%
Aquades ad 60 ml
4.2 Perhitungan
a. Perhitungan Dosis
Dosis dewasa =10 mg,3-4 kali sehari
100
x 100% =10 mg/hari
10

Dosis Anak = 5 mg perhari


100
x 100% = 20 mg/hari
5

11
b. Perhitungan volume yang dilebihkan
2
2% = 100 x 60 = 1,2 ml

c. Perhitungan Bahan
250
1. Amonium Klorida = x 61,2 = 3060 mg = 3,06 g
5
50
2. Difenhidramin Hcl = x 61,2 = 612 mg = 0,612 g
5
30
3. Sukrosa = 100 x 61,2 = 18,36 g
0,1
4. Asam Sitrat = 100 x 61,2 = 0,06 g
0,3
5. Natrium Sitrat = 100 x 61,2 = 0,8 g
15
6. Sorbitol = 100 x 61,2 = 9,18 g
0,015
7. Metil Paraben = x 61,2 =0,009 g
100

Aquades = 60-(3,06+0,612+18,36+0,06+0,18+9,18+0,09)
= 60- (31,461)
=28,53 ml
d. Perhitungan Dapar
Amonium Klorida 60 ml
1. pH Sediaan = 6,0
pH Dapar sitrat = 3,0-6,4
PKa1 = 3,5
PKa2 = 4,77
PKa3 =6,40

2. PKa = -LogKa
6,40 = -LogKa
Ka = anti log 6,40
Ka = 3,98 x 106

12
PH = -Log [𝐻 + ]
6,0 = -Log[ 𝐻 + ]
[𝐻 + ] = anti log 6,0
[𝐻 + ] = 1 x 106
𝐾𝑎 [𝐻+]
3. β = 2,303 x C x 𝐾𝑎+ [𝐻+] 2

−6)
3,98 𝑥 10−7 (1 𝑥 10
0,01 = 2,303 x C x [(3,98 𝑥 10−7 )+(1𝑥10−6 )] 2

3,98 𝑥 10−13
0,01 = 2,303 x C x [(0,398 𝑥 10−6 )+(1𝑥10−6 )] 2

3,98 𝑥 10−13
0,01 = 2,303 x C x 1,984 𝑥10−12

0,01 = 2,303 x C x 2,036 x10−1


0,01 = 2,303 x C x 0,203
0,01 = 0,467 x C
0,01
C = 0,467 = 0,021
𝑔
4. pH = PKA + Log 𝑎
𝑔
6,0 – 6,40 = Log 𝑎
𝑔
-40 = Log 𝑎
𝑔
Log = 𝑎 = 0,40
𝑔
= 𝑎 = anti log-0,40
𝑔
= 𝑎 = 0,39

[g]= 0,39 [a]


5. C = [g] + [a]
0,021 = 0,39 [a]+ [a]
0,021 = 1,39 [a]
0,021
[a] = = 0,015 = 1,5 x 10−2
1,39

[g] = 0,058 x 10−2

13
[g] = 5,85 x 10−3
mAsam = BM x cAsam x v
= 210,14 x 1,5 x 10−2 x 0,06
= 0,1891 gram
mGaram = 294,10 x 5,85 x 103 x 0,06
= 0,103 gram

14

Anda mungkin juga menyukai