N LISIS
PRILIYAWATI D. AS'ALI (821318112)
T I T R A S I A S A M B A S A
P R O DI F A R M A S I
D3J U R U S A N F A
R M A S I
F A K U L T A S O L A H R A G A DA N K E S E
H A T A N U N I V E R S I T S N E G E R I G O R
O N T A L O
KIMIA ANALISIS 2020
KATA PENGANTAR
Penyusun
PRILIYAWATI D. AS’ALI
i KIMIA ANALISIS
KIMIA ANALISIS 2020
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................................ii
BAB I PEMBAHASAN........................................................................................................1
Latar Belakang...........................................................................................................................1
Tujuan 2
Manfaat 2
BAB II DASAR TEORI.......................................................................................................3
Teori Asam Basa........................................................................................................................3
Pengertian Titrasi.......................................................................................................................5
Prinsip Titrasi Asam Basa..........................................................................................................6
Jenis-jenis Titrasi........................................................................................................................11
Macam-macam Titrasi Asam Basa..........................................................................................11
Preparasi 14
Pembakuan Titrasi Asam Basa.................................................................................................17
Contoh Analisis Titrasi Asam Basa.........................................................................................19
BAB III PENUTUP............................................................................................................26
3.1 Kesimpulan................................................................................................................26
DAFTAR PUSTAKA
ii KIMIA ANALISIS
KIMIA ANALISIS 2020
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Titrasi asam basa sering disebut asidi-
alkalimetri, sedang untuk titrasi pengukuran
lain-lain sering dipakai akhiran-ometri
mengggantikan –imertri. Kata metri berasal
dari bahasa yunani yang berarti ilmu proses
seni mengukur. I dan O dalam hubungan
mengukur sama saja, yaitu dengan atau
dari (with or off). Akhiran I berasal dari kata
latin dan O berasal dari kata Yunani. Jadi
asidimetri dapat diartikan pengukuran jumlah
asam ataupun pngukuran dengan asam (yang
diukur dalam jumlah basa atau garam)
(Harjadi, W. 1990). Reaksi penetralan asam
basa dapat digunakan untuk menentukan kadar
larutan asam atau larutan basa. Dalam hal ini
sejumlah tertentu larutan asam ditetesi dengan
larutan basa, atau sebaliknya sampai mencapai
titik ekuivalen (asam dan basa tepat habis
bereaksi). Jika molaritas salah satu larutan
(asam atau basa) diketahui, maka molaritas
larutan yang satu lagi dapat ditentukan.
Jika larutan asam ditetesi dengan larutan
basa maka pH larutan akan naik, sebaliknya
jika larutan basa ditetesi dengan larutan asam
maka pH larutan akan turun. Grafik yang
menyatakan perubahan pH pada penetesan
asam dengan basa atau sebaliknya disebut
kurva titrasi. Kurva titrasi berbetuk S, yang
pada ttik tengahnya merupakan titik ekuivalen
(Michael. 1997).
Titrasi asam basa dapat memberikan titik
1 KIMIA ANALISIS
KIMIA ANALISIS 2020
akhir Pada kedua jenis titrasi diatas,
yang dipergunakan indikator yang sejenis yaitu
cukup fenoftalen (PP) dan metil orange (MO). Hal
tajam tersebut dilakukan karena jika
dan
untuk
itu
diguna
kan
penga
matan
dengan
indikat
or bil
pH
pada
titik
ekuival
en 4-
10.
Demiki
an juga
titik
akhir
titrasi
akan
tajam
pada
titirasi
asam
atau
basa
lemah,
jika
2 KIMIA ANALISIS
menggunakan indikator yang lain, misalnya TB, MG atau yang lain, maka
trayek pHnya sangat jauh dari ekuivalen (Harjadi, W. 1990).
Pada titrasi asidi-alkalimetri dibagi menjadi dua bagian besar yaitu :
(Susanti,1995)
1. Asidimetri. Titrasi ini menggunakan larutan standar asam yang digunakan
untuk menentukan basa. Asam yang biasa digunakan adalah HCl, asam
cuka, asam oksalat, asam borat.
2. Alkalimeri. Pada titrasi ini merupakan kebalikan dari asidi-alkalimetri
karena larutan yang digunakan untuk menentukan asam disini adalah basa.
Titirasi asam-basa merupakan cara yang tepat dan mudah untuk
menentukan jumlah senyawa-senyawa yang bersifat asam dan basa.
Kebanyakan asam dan basa organik dan organik dapat dititrasi dalam larutan
berair, tetapi sebagian senyawa itu terutama senyawa organik tidak larut
dalam air. Namun demikian umumnya senyawa organik dapat larut dalam
pelarut organik, karena itu senyawa organik itu dapat ditentukan dengan titrasi
asam basa dalam pelarut inert. Untuk menentukan asam digunakan larutan
baku asam kaut misalnya HCl, sedangkan untuk menentuan basa digunakan
larutan basa kuat misalnya NaOH. Titik akhir titrasi biasanya ditetapkan
dengan bantuan perubahan indikator asam basa yang sesuai atau dengan
bantuan peralatan seperti potensiometri, spektrofotometer, konduktometer
(Rivai, H, 1990).
Tujuan
Tujuan dari penulisan mini book ini adalah agar kita dapat mengetahui dan
mampu menjelaskan tentang titrasi asam basa, reaksi yang tebentuk, contoh
perhitungan serta cara memperolehnya. Selain itu makalah ini juga dibuat
dengan tujuan untuk membuka pola pikir serta memenuhi tugas yang
diberikan.
Manfaat
Manfaat dari penulisan mini book ini agar pembaca dapat mengetahui
lebih lanjut materi mengenai titrasi asam basa, reaksi yang tebentuk, contoh
perhitungan serta cara memperolehnya.
BAB II
PEMBAHASAN
HCl H+ + Cl-
Asam klorida ion klorida
CH3COOH H+ + CH3COO-
Asam asetat ion asetat
Normalitas diperoleh dari hasil perkalian antara molaritas (M) dengan jumlah
ion H+ pada asam atau jumlah ion OH pada basa, sehingga rumus diatas
menjadi:
nxMxV asam = nxVxM basa
keterangan :
N=Normalitas
V = Volume.
Salah satu contoh titrasi asam basa yaitu titrasi asam kuat-basa kuat seperti
natrium hidroksida (NaOH) dengan asam hidroklorida (HCl), persamaan
reaksinya sebagai berikut:
Jenis-jenis Titrasi
Berdasarkan reaksi yang terjadi selama titrasi, volumetri dapat
dikelompokkan menjadi 4 jenis (Gandjar, 2007) :
1. Reaksi asam-basa ( asidi-alkalimetri = netralisasi)
Penetapan kadar ini berdasarkan pada perpindahan protondari zat yang
bersifat basa atau asam, baik dalam linfkungan air atau bebas air.
2. Reaksi oksidasi-reduksi (redoks)
Dasar yang digunakan adalah perpindahan elektron. Penetapan kadar
senyawa berdasarkan ini digunakan secara luas seperti
permanganometri, serimetri, iodi-iodometri, iodametri serta
bromatometri.
3. Reaksi pengendapan (Presipitasi)
Penetapan kadar berdasrkan terjadinya endapan yang sukar larut
misalnya penetapan kadar secara argentometri.
4. Reaksi pembentukan kompleks (kompleksometri)
Dasar yang diginakan adalah terjadinya reaksi antara zat-zat
pengompleks organik dengan ion logam menghasilkan senyawa
kompleks yang mantap.
Macam-macam Titrasi
Titrasi asam basa dibagi menjadi lima jenis tergantung pada jenis asam
dan basa yang direaksikan, jenis asam dan basa yang direaksikan akan
mempengaruhi perubahan pH yang dapat digambarkan sebagai kurva titrasi
yang dihasilkan dari plot antara pH dengan asam atau basa yang ditambahkan.
Bentuk karakteristik dari kurva yang berbeda-beda menggambarkan
perbedaan konsentrasi dan sifat kekuatan asam basanya,berikut ini merupakan
jenis titrasi asam basa beserta kurva titrasinya :
1. Asam kuat - Basa kuat
Titrasi asam kuat-basa kuat contohnya titrasi HCl dengan NaOH.
Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut:
NaOH(aq) + HCl(aq) NaCl (aq) + H2O(l)
Ion H+ bereaksi dengan OH- membentuk H2O sehingga hasil akhir titrasi
pada titik ekuvalen PH adalah netral.
Preparasi
Unsur merupakan zat-zat yang tidak dapat diuraikan menjadi zat lain yang
lebih sederhana oleh reaksi kimia biasa. Unsur berfungsi sebagai zat
pembangun untuk semua zat-zat kompleks yang akan dijumpai. Senyawa
merupakan zat yang terdiri dari dua atau lebih unsur dan untuk masing-masing
senyawa individu selalu ada dalam proporsi massa yang sama. Unsur dan
senyawa yang dianggap sebagai zat murni karena komposisinya selalu tetap.
Sebaliknya, campuran komposisinya dapat berubah-ubah.
Larutan adalah campuran homogen antara zat terlarut dan pelarut.Pelarut yang
umumnya digunakan adalah air. Untuk menyatakan banyaknya zat pelarut dan
terlarut dikenal istilah konsentrasi. Konsentrasi larutan dapat dinyatakan
dengan beberapa cara seperti persen berat (% w/w), persen volume (%v/v),
molaritas, molalitas, ppm, fraksi mol, dan lain-lain.
Persen berat, system ini menunjukan jumlah dari gram zat terlarut per
seratus gram larutan. Secara matematis hal ini dinyatakan sebagai berikut :
P = w+w0
w
×100% …… (2.4.1)
dimana P adalah persen berat zat terlarut, w adalah jumlah gram zat
terlarut, dan w0 adalah jumlah gram zat pelarut.
2,643x10−3mol
M Na2B4O7.10H2O = = 2,643x10-2 M
0,1 𝐿
Jadi cara membaca bilangan diatas adalah: setiap gram lemak akan
bereaksi dengan 200,5 mg KOH.Untuk mencari berat formula lemak
maka tinggal membagi massa lemak dengan molnya sehingga
diperoleh:
Mol lemak (diperoleh dari reaksi diatas)
= 1/3 x mol KOH
= 1/3 x 3,9375 mmol
= 1,3125 mmol
Dan berat formula lemak
= 1,10/ 1,3125.10-3
= 838,1 gram/mol
Jadi dari prhitungan diatas bilangan saponifikasi mentega diatas
adalah 200,5 dan berat formula lemaknya adalah 838,1 gram/mol.
3. Sebanyak 20 ml sampel mengandung NaOH dititrasi dengan HCl 0,1
M. Volume titran yang dibutuhkan untuk mencapai titik ekuivalen
yaitu sebanyak 18 ml. Berapakah konsentrasi NaOH dalam sampel
tersebut?
Penyelesaian
Diketahui:
VNaOH = 20 ml
VHCl = 18 ml
MHCl = 0,1 M
Ditanya: MNaOH
Jawab:
MHCl x VHCl = MNaOH x VNaOH
0,1 M x 18 ml = MNaOH x 20 ml
MNaOH = 0,1 M x 18 ml / 20 ml
= 0,09 M
valensi = 1
V titran (NaOH) = 12,56 ml = 0,01256 L
N titran (NaOH) = 0,1 N
Berat sampel (asam salisilat) = 250 mg = 0,25 g
BM sampel = 138,12 g/mol
Dit: Kadar sampel % (b/b)................?
= 69,39148
= 69,39% (b/b)
6. Sebanyak 25,0 ml minuman ringan yang mengandung vitamin C (BM
= 176,12) dilarutkan dalam campuran yang terdiri atas 100 ml air
bebas CO2 dan 25 ml asam sulfat encer. Selanjutnya dititrasi segera
dengan iodium 0,1 N menggunakan indikator kanji sampai terbentuk
warna biru tetap. Sampai titik akhir titrasi dibutuhkan volume titran
sebanyak 5,25 ml. Berapakah kandungan vitamin C dalam minuman
ringan tersebut?
Penyelesaian:
Dik : Valensi = 2
ml sampel = 25,0 ml = 0,025 L
BM sampel = 176,12
N titran (I2) = 0,1 N
V titran = 5,25 ml = 0,00525 L
Dit: Kadar sampel % (b/v)............?
b
Jawab: Kadar sampel % ( ) = V titran x N titran x BE x 100 %
v Liter Sampel x 1000
= 0,18493
= 0,185 % (b/v)
DAFTAR PUSTAKA
Chang, Raymond. 2005. Kimia Dasar Jilid 2. Jakarta: Erlangga
Day dan Underwood. 2002. Analisis Kimia Kuantitatif Edisi Keenam. Jakarta:
Erlangga