UNVERSITAS HASANUDDIN
FAKULTAS TEKNIK
DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI
LAPORAN
OLEH :
IWAN IMANUEL PANGALA’
D061221040
GOWA
2022
BAB I
PENDAHULUAN
digunakan tergantung pada jenis serta struktur kimia dari senyawa yang akan
dianalisis. Salah satu metode yang dapat digunakan adalah titrasi. Titrasi adalah
suatu metode yang digunakan untuk menentukan kadar suatu zat dengan
dibedakan berdasarkan jenis reaksi yang terlibat didalam proses titrasi. Ada
merupakan titrasi yang menggunakan basa atau alkali sebagai larutan standarnya,
terhadap suatu larutan yang bersifat asam. Dalam titrasi terdapat perhitungan
volume yang diperlukan guna mencapai titik ekivalen. Dalam prakteknya titik
ekivalen sukar diamati, karena merupakan titik akhir teoritis atau titik akhir
membantu sehingga titik akhir titrasi dapat diketahui. Titik akhir titrasi
merupakan keadaan di mana penambahan satu tetes zat penitrasi (titran) akan
alkalimetri ini.
1.2.1. Maksud
menentukan kadar atau konsentrasi larutan asam dengan larutan basa yang
1.2.2. Tujuan
Oksalat
- Buret diidi dengan larutan NaOH yang akan dibakukan hingga tanda batas
analisis kuantitatif menyatakan jumlah suatu unsur atau senyawa dalam sampel
yang berkaitan dengan kata acer (tajam) dan acetum (cuka). Cuka
merupakan larutan dari asam asetat. Dan untuk istilah alkali (basa)
berasal dari bahasa Arab yaitu al-qali yang berarti abu dari suatu
tanaman yang ada kaitannya dengan daerah rawa garam dan padang
pasir. Sumber dari kata basa yaitu abu hasil pembakaran kayu. Sudah
sejak lama diketahui bahwa asam dan basa dapat saling menetralkan
dan dapat membentuk senyawa berupa garam dan air. Sifat yang
berkaitan dengan asam yaitu rasanya yang asam, rasa seperti tertusuk
pahit dan licin. Sifat dasar dari basa ini yaitu banyak ditemukan pada
sabun dan zat pembersih peralatan rumah tangga lainnya. Baik asam
berwarna mmerah dan lakmus akan tetap berwarna biru jika dalam
mengandung O₂(oksigen).
bahwa terdapat dua macam larutan elektrolit (larutan dalam air). Dua macam
larutan elektrolit tersebut yaitu elektrolit kuat dan elektrolit lemah. Disebut
jika hanya sedikit sekali senyawa yang terionisasi. Menurut Arrhenius, asam
hasil titrasi yang tepat, maka selisih antara titik akhir titrasi
atas titrasi asam kuat dengan basa kuat, titrasi asam kuat dengan
yang ditentukan.
aA + tT produk
(Daintith, 1997).
netralisasi, yaitu reaksi anatara ion hidrogen yang berasal dari asam
berasal dari kata asidi dan metri, dimana asidi berasal dari kata aad
yang berarti asam sedangkan metri berasal dari bahasa Yunani yang
berarti ilmu, proses, seni mengukur. Sehingga dapat disimpulkan
Jika HA merupakan asam yang akan ditentukan dan BOH sebabagi basa,
Jika BOH merupakan basa yang akan ditentukan dan HA sebagi asam,
antara asam kuat dengan basa kuat, asam kuat dan basa lemah, asam
lemah dan basa kuat, serta asam lemah dan basa lemah. Khusus
reaksi antara asam lemah dan basa lemah tidak dapat digunakan
asam yang bereaksi sama dengan jumlah ekivalen (grek) basa. Diketahui :
grek (garam ekivalensi) = Volume (V) x Normalitas (N), Maka pada titik
Untuk asam berbasa satu dan basa berasam satu, normalitas sama dengan
molaritas, berarti larutan 1 M = 1 N. Akan tetapi untuk asam berbasa dua dan
V1 M1 x 1 = V2 M 2 x 2V2 M 2
dalam suatu volume tertentu dalam suatu larutan disebut larutan standar.
dapat langsung ditentukan dari berat bahan sangat murni yang dilarutkan dan
volume yang terjadi. Suatu zat standar primer harus memenuhi syarat seperti
dibawah ini:
4. Zat harus dapat diuji terhadap zat-zat pengotor dengan uji-uji kualitatif atau
5. Reaksi dengan larutan standar itu harus stoikiometrik dan praktis sekejap.
Sesatan titrasi harus dapat diabaikan, atau mudah ditetapkan dengan cermat
dengan eksperimen.
6. Zat harus tak berubah dalam udara selama penimbangan; kondisi-kondisi ini
mengisyaratkan bahwa zat tak boleh higroskopik, tak pula dioksidasi oleh
udara, atau dipengaruhi oleh karbondioksida. Standar ini harus dijaga agar
sekunder adalah suatu zat yang dapat digunakan untuk standarisasi yang
reaksi tepat lengkap, disebut titrasi. Titik (saat) mana reaksi itu tepat
perubahan,yang tak dapat di salah lihat oleh mata, yang dihasilkan oleh
larutan standar (biasanya ditambahkan dari dalam sebuah buret) itu sendiri,
atau lebih lazim lagi, oleh penambahan suatu reagensia pembantu yang
kuat seperti NaOH. Jumlah asam utama yang terdapat pada kebanyakan cuka
makanan yaitu asam asetat. Untuk menunjukkan titik akhir titrasi digunakan
Dikarenakan larutan NaOH bukan merupakan jenis larutan standar primer maka
dahulu.
Titrasi Asam Basa, reaksi ini memiliki titik akhir titrasi yang perubahan
warna nya cukup tajam dan mudah untuk diamati secara visual. Oleh karena itu,
memiliki warna berbeda pada lingkungan pH yang berbeda, oleh sebab itu,
indikator membantu perubahan warna pada saat titik akhir titrasi berlangsung.
Selama proses titrasi berlangsung pH larutan sedikit demi sedikit berubah secara
volume penitrasi. Pada kurva titrasi inilah dapat dengan mudah mengamati
adanya perubahan warna pada larutan saat penambahan sedikit demi sedikit
volume penitrasi. Untuk titrasi asam lemah perubahan pH pada titik ekivalen
kurang nyata dibandingkan dengan titrasi asam kuat. Perubahan pH pada larutan
terkait dengan perubahan warna pada indikator dan penentuan titik akhir titrasi.
Pemilihan indikator yang tepat akan menghasilkan tingkat ketajaman warna yang
baik pula. Pemilihan indikator menjadi faktor penting dalam memperoleh data
kuantitatif analit dengan tingkat validitas yang tinggi. PH selama titrasi. Selama
tercapai
1. Larutan baku : larutan yang konsentrasinya telah atau dapat diketahui dengan
pasti atau yang dapat digunakan untuk mencari konsentrasi zat lain. Rumus
umum untuk mengetahui konsentrasi zat lain dari suatu larutan adalah :
digunakan untuk menetapkan konsentrasi zat lain. Tidak seperti halnya baku
harus teliti dan akurat karena nantinya akan dibakukan dengan larutan baku
primer.
2. Titik akuivalen (setara) : titik dimana jumllah titran dengan titrat adalah sama
secara stoikiometris.
3. Titik akhir : titik dimana terjadi perubahan warna atau kekeruhan yang
2. Titrasi tidak langsung (back titration) : cara iini digunakan jika zat yang berada
di dalam contoh tidak bereaksi dengan larutan baku atau bereaksinya sangat
lamban. Dalam kasus ini harus ditambahkan ke dalam larutan contoh sejumlah
tertentu zat ketiga yang berlebihan, kemudian kelebihan zat ketiga dititrasi
4.1 Hasil
A. Pembuatan larutan baku primer asam oksalat 0,1 N
Berat asam oksalat : 6,3035 gram
Volume asam oksalat : 1000 ml
Hitung :
1. Normalitas NaOH pada percobaan I dan II
( V C 2 H 2 O 4 ) x (N C 2 H 2 O 4)
NaOH =
V NaOH
15 x 0 , 1
= 16
= 0,09375 N
5 x 0,09375 x 60
=
15
x 100%
28,125
= x 100 %
15
= 187.5 %
4.2 Pembahasan
atau kadarnya adalah senyawa asam lemah yaitu asam asetat (CH3COOH). Pada
mL. Pada saat memasukkan asam asetat kedalam labu ukur, sebaiknya gelas ukur
di cuci dengan aquades agar kandungan asam asetat yang masih menempel ikut
serta masuk kedalam labu ukur, kemudian hasil bilasannya di masukkan kedalam
labu ukur.
(pipa panjang berskala) melalui corong terlebih dahulu, hal ini bertujuan agar
pertumpahan larutan baku dapat lebih diminimalisir dan jumlah titran yang
terpakai dapat diketahui dari tinggi sebelum dan sesudah titrasi. Larutan asam
berubah warna menjadi pink pada saat telah tercapainya titik ekivalen, namun
pada saat praktikum, perubahan warna yang terjadi adalah pink keunguan karena
titik ekivalennya telah terlampaui.
Data titrasi yang diamati adalah titik akhir bukan titik ekivalen Seperti
yang telah diketahui sebelumnya, dalam stoikiometri titrasi, titik ekivalen dari
reaksi netralisasi adalah titik pada reaksi dimana asam oksalat dan natrium
hidroksida keduanya setara, yaitu dimana keduanya tidak ada yang berlebihan.
Dalam titrasi, suatu larutan yang akan dinetralkan, misal asam, ditempatkan di
dalam flask bersamaan dengan beberapa tetes indikator asam basa. Kemudian
larutan lainnya (misal basa) yang terdapat didalam buret, ditambahkan ke asam.
ekivalen.
anailitik adalah unsur yang sama batuan sehingga untuk mengatahui unsur yang
terkandung pada mineral dalam batuan perlu mempelajarinya dari kimia analitik.
Jadi keduanya terkait satu sama lain. Pada Percobaan kimia analitik memberikan
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Titrasi alkalimetri pada percobaan ini adalah untuk mengukur kadar
konsentrasi CH3COOH (asam lemah) dengan NaOH sebagai basa kuat. Reaksi
netralisasi dapat diamati dengan baik ketika terjadi perubahan warna dari bening
menjadi pink. Dengan menggunakan indikator phenophtalein sebagai
indikatornya. Reaksi netralisasinya adalah :
5.1 Saran
5.1.1 Laboratorium
3. Mengadakan loker
5.1.2 Asisten
Bassett, J., Denney, R.C., Jeffrey, G.H., dan Mendham, J. 1994. Buku Ajar
Vogel: Kimia Analisis Kuantitatif Anorganik. Alih Bahasa A.
Hadnyana P. Daintith, J.,1997, Kamus Lengkap Kimia, 7, 17,
Erlangga, Jakarta.
Dan L. Setiono. Vogel’s Textbook of Quantitative Inorganic Analysis
Including Elementary Instrumental Analysis, Fourth Edition. 1991. Jakarta:
EGC.
FRITZ and SCHENK. 1979. Quantitative Analytical Chemistry. 4th ed. Allyn and
Bacon Inc.Boston.
Hughes, A. A. 2008. Phenolphthalein-NaOH Kinetics. Tersedia pada
http://faculty.ccri.edu/aahughes/GenChemII/Lab%20Experiments/P
henolp hthalein_NaOH_Kinetics.pdf. Diakses pada tanggal 2
Januari 2015.
http://farmasi.site88.net diakses 16 Oktober 2022.
http://khimiya.org/pdfs/KHIMIYA_16_4_PETRUSEVSKI.pdf. Diakses
pada tanggal 16 Oktober 2022.
http://mrblogc.blogspot.com/2012/02/laporan-praktikum-percobaan-
alkalimetri.html diakses 16 Oktober 2022.
Buret
Erlenmeyer
Pipet Volume
Neraca Analitik
Pipet Tetes
Bulb
Gelas piala
Labu ukur
Labu semprot
Corong
Gambar 1. Hasil Titrasi asam asetat Gambar 2. Hasil Titrasi dari NaOH