UNIVERSITAS HASANUDDIN
FAKULTAS TEKNIK
ACARA 1: ALKALIMETRI
LAPORAN
OLEH:
D061221037
GOWA
2022
BAB I
PENDAHULUAN
menggunakan berbagai macam metode. Jenis setiap metode yang akan digunakan
tergantung pada jenis serta struktur kimia dari senyawa yang akan dianalisis.
Salah satu metode yang dapat digunakan adalah titrasi. Titrasi adalah suatu
metode yang digunakan untuk menentukan kadar suatu zat dengan menggunakan
berdasarkan jenis reaksi yang terlibat didalam proses titrasi. Ada berbagai macam
merupakan titrasi yang menggunakan basa atau alkali sebagai larutan standarnya,
terhadap suatu larutan yang bersifat asam. Dalam titrasi terdapat perhitungan
volume yang diperlukan guna mencapai titik ekivalen. Dalam prakteknya titik
ekivalen sukar diamati, karena merupakan titik akhir teoritis atau titik akhir
membantu sehingga titik akhir titrasi dapat diketahui. Titik akhir titrasi
merupakan keadaan di mana penambahan satu tetes zat penitrasi (titran) akan
Adapun maksud dari praktikum ini yaitu untuk menganalisis kadar asam
Istilah asam berasal dari bahasa latin yaitu acidus (asam), yang berkaitan
dengan kata acer (tajam) dan acetum (cuka). Cuka merupakan larutan dari asam
asetat. Dan untuk istilah alkali (basa) berasal dari bahasa Arab yaitu al-qali yang
berarti abu dari suatu tanaman yang ada kaitannya dengan daerah rawa garam dan
padang pasir. Sumber dari kata basa yaitu abu hasil pembakaran kayu. Sudah sejak
lama diketahui bahwa asam dan basa dapat saling menetralkan dan dapat
membentuk senyawa berupa garam dan air. Sifat yang berkaitan dengan asam yaitu
rasanya yang asam, rasa seperti tertusuk jarum apabila terkena kulit. Kemampuan
yang dimiliki asam yaitu, dapat melarutkan sebagian besar dari logam , dapat
Sedangkan basa memiliki rasa pahit dan licin. Sifat dasar dari basa ini yaitu
banyak ditemukan pada sabun dan zat pembersih peralatan rumah tangga lainnya.
Baik asam maupun basa memiliki kemampuan untuk mempengaruhi warna dari
unsur pokok tanaman tertentu. Misalnya, lakmus berasal dari sebangsa tumbuhan
lumut. Dalam larutan asam lakmus ini akan berwarna mmerah dan lakmus akan
tetap berwarna biru jika dalam larutan yang bersifat basa. Terdapat beberapa teori
mengandung O2(oksigen).
bahwa terdapat dua macam larutan elektrolit (larutan dalam air). Dua macam
larutan elektrolit tersebut yaitu elektrolit kuat dan elektrolit lemah. Disebut
jika hanya sedikit sekali senyawa yang terionisasi. Menurut Arrhenius, asam
yaitu reaksi anatara ion hidrogen yang berasal dari asam dengan air hidroksida yang
berasal dari basa yang membentuk molekul air. Oleh sebab itu, alkalimetri dapat
didefinisikan sebagai metode untuk menetapkan kadar asam dari suatu sampel
dengan menggunakan larutan basa yang sesuai. Reaksi penetralan atau asidimetri-
alkalimetri adalah salah satu dari empat golongan utama dalam penggolongan reaksi
dalam analisis titrimetri.Asidimetri berasal dari kata asidi dan metri, dimana asidi
berasal dari kata “aad” yang berarti asam sedangkan “metri” berasal dari bahasa
Yunani yang berarti ilmu, proses, seni mengukur. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa asidimetri adalah pengukuran jumlah asam atau pengukuran dengan asam
asam basa. Menurut pengertian lain, alkalimetri dapat diartikan sebagai suatu titrasi
dengan larutan standar basa untuk menentukan asam.
Reaksi-reaksi kimia yang dapat diterima sebagai dasar penentuan titrimetrik asam-
1. Jika HA merupakan asam yang akan ditentukan dan BOH sebabagi basa,
2. Jika BOH merupakan basa yang akan ditentukan dan HA sebagi asam, maka
Dari kedua reaksi di atas dapat disimpulkan bahwa prinsip reaksi titrasi asam basa
adalah reaksi penetralan, yakni : H ++ OH→ H2O dan terdiri dari beberapa
kemungkinan yaitu reaksi-rekasi antara asam kuat dengan basa kuat, asam kuat dan
basa lemah, asam lemah dan basa kuat, serta asam lemah dan basa lemah. Khusus
reaksi antara asam lemah dan basa lemah tidak dapat digunakan dalam analisis
kuantitatif, karena pada titik ekivalen yang terbentuk akan terhidrolisis kembali
sehingga titik akhir titrasi tidak dapat diamati. Hal ini yang menyebabkan bahwa
titran biasanya merupakan larutan baku elektrolit kuat seperti NaOH dan HCl.
(Underwood, 1986)
Perhitungan titrasi asam basa didasarkan pada reaksi pentralan, menggunakan dua
asam yang bereaksi sama dengan jumlah ekivalen (grek) basa. Diketahui :
grek (garam ekivalensi) = Volume (V) x Normalitas (N), Maka pada titik
molaritas, berarti larutan 1 M = 1 N. Akan tetapi untuk asam berbasa dua dan
V1 M1 x 1 = V2 M 2 x 2V2 M 2
(COOH)2x.
suatuvolume tertentu dalam suatu larutan disebut larutan standar. Sedangkan larutan
standarr primer adalah suatu larutan yang konsentrasinya dapat langsung ditentukan
dari berat bahan sangat murni yang dilarutkan dan volume yang terjadi. Suatu zat
4. Zat harus dapat diuji terhadap zat-zat pengotor dengan uji-uji kualitatif
ini mengisyaratkan bahwa zat tak boleh higroskopik, tak pula dioksidasi
zat-zat yang biasa digunakan sebagai standar primer. Sedangkan standar sekunder
adalah suatu zat yang dapat digunakan untuk standarisasi yang kandungan zat
lengkap, disebut titrasi. Titik (saat) mana reaksi itu tepat lengkap, disebut titik
perubahan,yang tak dapat di salah lihat oleh mata, yang dihasilkan oleh
larutan standar (biasanya ditambahkan dari dalam sebuah buret) itu sendiri,
atau lebih lazim lagi, oleh penambahan suatu reagensia pembantu yang dikenal
seperti NaOH. Jumlah asam utama yang terdapat pada kebanyakan cuka
makanan yaitu asam asetat. Untuk menunjukkan titik akhir titrasi digunakan
indikator fenolftalin (PP). Dikarenakan larutan NaOH bukan merupakan jenis
larutan standar primer maka setiap penggunaannya untuk analisis volumetri harus
1. Titrasi Asam Basa. Reaksi ini memiliki titik akhir titrasi yang perubahan
warna nya cukup tajam dan mudah untuk diamati secara visual. Oleh karena itu,
memiliki warna berbeda pada lingkungan pH yang berbeda, oleh sebab itu, indikator
membantu perubahan warna pada saat titik akhir titrasi berlangsung. Selama proses
titrasi berlangsung pH larutan sedikit demi sedikit berubah secara signifikan sampai
2. Kurva Titrasi Asam Basa. Kurva titrasi dibuat untuk mengetahui perubahan
pH larutan terhadap volume penitrasi. Pada kurva titrasi inilah dapat dengan mudah
ekivalen dan adanya perubahan warna pada larutan saat penambahan sedikit demi
sedikit volume penitrasi. Untuk titrasi asam lemah perubahan pH pada titik ekivalen
kurang nyata dibandingkan dengan titrasi asam kuat. Perubahan pH pada larutan
terkait dengan perubahan warna pada indikator dan penentuan titik akhir titrasi.
Pemilihan indikator yang tepat akan menghasilkan tingkat ketajaman warna yang
baik pula. Pemilihan indikator menjadi faktor penting dalam memperoleh data
1. Larutan baku : larutan yang konsentrasinya telah atau dapat diketahui dengan
pasti atau yang dapat digunakan untuk mencari konsentrasi zat lain. Rumus
umum untuk mengetahui konsentrasi zat lain dari suatu larutan adalah :
digunakan untuk menetapkan konsentrasi zat lain. Tidak seperti halnya baku
primer.
2. Titik akuivalen (setara) : titik dimana jumllah titran dengan titrat adalah
3. Titik akhir : titik dimana terjadi perubahan warna atau kekeruhan yang
2. Titrasi tidak langsung (back titration) : cara iini digunakan jika zat yang
berada di dalam contoh tidak bereaksi dengan larutan baku atau bereaksinya
(Rohmah. 2020)
BAB III
METODE PERCOBAAN
1. Buret 50 mL
2. Erlenmeyer 250 mL
3. Pipet volum 10 mL
4. Neraca Analitik
5. Pipet tetes
6. Bulb
9. Labu Semprot
10. Corong
2. Indikator PP
3. Aquades
4. Natrium Hidroksida (NaOH) 0,1 N
5. Asam cuka
Oksalat
2) Buret diidi dengan larutan NaOH yang akan dibakukan hingga tanda
batas
warna
4) Larutan cuka dititrasi dengan larutan NaOH dalam buret yang telah
dibakukan
warna
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
I 15 mL 13 mL
II
I 15 mL 29 mL
II
Normalitas NaOH
(V NaOH) 13
= 0,11 mL
= 29 x 0,11 x 60
X 100%
15
= 12, 76%
4.2 Pembahasan
Pada praktikum alkalimetri ini, sampel yang akan ditentukan konsentrasi atau
kadarnya adalah senyawa asam lemah yaitu asam asetat (CH3COOH). Pada saat
Pada saat memasukkan asam asetat kedalam labu ukur, sebaiknya gelas ukur di cuci
dengan aquades agar kandungan asam asetat yang masih menempel ikut serta masuk
kedalam labu ukur, kemudian hasil bilasannya di masukkan kedalam labu ukur.
Larutan NaOH yang akan diteteskan (titran) dimasukkan ke dalam buret (pipa
panjang berskala) melalui corong terlebih dahulu, hal ini bertujuan agar pertumpahan
larutan baku dapat lebih diminimalisir dan jumlah titran yang terpakai dapat
diketahui dari tinggi sebelum dan sesudah titrasi. Larutan asam oksalat yang dititrasi
berubah warna menjadi pink pada saat telah tercapainya titik ekivalen, namun pada
saat praktikum, perubahan warna yang terjadi adalah pink keunguan karena titik
Data titrasi yang diamati adalah titik akhir bukan titik ekivalen Seperti yang
telah diketahui sebelumnya, dalam stoikiometri titrasi, titik ekivalen dari reaksi
netralisasi adalah titik pada reaksi dimana asam oksalat dan natrium hidroksida
keduanya setara, yaitu dimana keduanya tidak ada yang berlebihan. Dalam titrasi,
suatu larutan yang akan dinetralkan, misal asam, ditempatkan di dalam flask
bersamaan dengan beberapa tetes indikator asam basa. Kemudian larutan lainnya
warna pink transparan, karena indikator ini dapat berubah warna dalam keadaan
basa, yaitu diantara PH 8-10, fenomena ini disebut dengan disebut titik akhir titrasi.
Volume NaOH yang terpakai dicatat dan percobaan ini dilakukan dua kali lagi, data
yang telah terkumpul digunakan untuk menentukan kadar NaOH dalam satuan
Normalitas.
menentukan kadar Asam asetat yang menjadi sampelnya, cara yang digunakan sama
dengan cara pembakuan NaOH dengan asam oksalat
Hubungan Ilmu Kimia dengan Ilmu Geologi yaitu Ilmu kimia diperlukan untuk
penelitian jenis dan komposisi materi dalam batuan dan mineral. Penentuan lokasi
tambang merupakan salah satu hubungannya. Dengan ilmu kimia, para peneliti
meneliti struktur tanah yang ada pada suatu lokasi. Dengan penentuan tersebut maka
akan diketahui lokasi atau tempat yamg mengandung kandungan tambang, misalnya
minyak. Pada dasarnya semua ilmu ipa mempunyai hubungan yang sangat erat.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
bahwa:
konsentrasi CH3COOH (asam lemah) dengan NaOH sebagai basa kuat. Reaksi
netralisasi dapat diamati dengan baik ketika terjadi perubahan warna dari bening
5.2 Saran
3. Kursi di tambah
LAMPIRAN
Gambar 1.1
DAFTAR PUSTAKA
Jakarta : Erlangga
Keenan, Charles W., 1980, Ilmu Kimia untuk Universitas, Edisi VI, 422,
Erlangga, Jakarta.
Rohmah, Jamilatur dan Rini, Chylen Setiyo. 2020. Buku Ajar Kimia Analisis.
Padjajaran