Anda di halaman 1dari 22

KEMENTERIAN PENDIDIKAN KEBUDAYAAN RISET DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS HASANUDDIN

FAKULTAS TEKNIK

DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI

PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK

ACARA 1: ALKALIMETRI

LAPORAN

OLEH:

FANI ARINIL TAZKIYAH

D061221037

GOWA

2022
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Untuk menentukan serta mengetahui kadar suatu senyawa dapat

menggunakan berbagai macam metode. Jenis setiap metode yang akan digunakan

tergantung pada jenis serta struktur kimia dari senyawa yang akan dianalisis.

Salah satu metode yang dapat digunakan adalah titrasi. Titrasi adalah suatu

metode yang digunakan untuk menentukan kadar suatu zat dengan menggunakan

zat lain yang konsentrasinya telah diketahui. Titrasi biasanya dibedakan

berdasarkan jenis reaksi yang terlibat didalam proses titrasi. Ada berbagai macam

metode titrasi, diantaranya adalah asidimetri dan alkalimetri.

Asidimetri merupakan titrasi yang menggunakan asam atau acid sebagai

larutan standarnya, terhadap suatu larutan basa. Sedangkan alkalimetri

merupakan titrasi yang menggunakan basa atau alkali sebagai larutan standarnya,

terhadap suatu larutan yang bersifat asam. Dalam titrasi terdapat perhitungan

volume yang diperlukan guna mencapai titik ekivalen. Dalam prakteknya titik

ekivalen sukar diamati, karena merupakan titik akhir teoritis atau titik akhir

stoikiometri. Hal ini diatasi dengan pemberian indikator asam-basa yang

membantu sehingga titik akhir titrasi dapat diketahui. Titik akhir titrasi

merupakan keadaan di mana penambahan satu tetes zat penitrasi (titran) akan

menyebabkan perubahan warna indikator.

Pada percobaan akan dilakukan penentuan Asam Asetat (CH3COOH)

dalam cuka yang di titrasi dengan menggunakan NaOH sebagai larutan


standarnya. Oleh karena itu dilakukanlah prosedur titrasi alkalimetri ini.
1.2. Maksud dan Tujuan

Adapun maksud dari praktikum ini yaitu untuk menganalisis kadar asam

asetat dalam cuka dengan menggunakan metode alkalimetri.

Tujuan dilakukannya praktikum ini yaitu :

1. Mengetahui cara membuat larutan standar NaOH

2. Mengetahui kadar CH3COOOH yang diperoleh dari proses titrasi

1.3. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam praktikum ini adalah :

1. Bagaimana cara membuat larutan standar NaOH?

2. Bagaimana standarisasi larutan NaOH?


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Alkalimetri

Istilah asam berasal dari bahasa latin yaitu acidus (asam), yang berkaitan

dengan kata acer (tajam) dan acetum (cuka). Cuka merupakan larutan dari asam

asetat. Dan untuk istilah alkali (basa) berasal dari bahasa Arab yaitu al-qali yang

berarti abu dari suatu tanaman yang ada kaitannya dengan daerah rawa garam dan

padang pasir. Sumber dari kata basa yaitu abu hasil pembakaran kayu. Sudah sejak

lama diketahui bahwa asam dan basa dapat saling menetralkan dan dapat

membentuk senyawa berupa garam dan air. Sifat yang berkaitan dengan asam yaitu

rasanya yang asam, rasa seperti tertusuk jarum apabila terkena kulit. Kemampuan

yang dimiliki asam yaitu, dapat melarutkan sebagian besar dari logam , dapat

melarutkan batu kapur dan mineral karbonat lainnya.

Sedangkan basa memiliki rasa pahit dan licin. Sifat dasar dari basa ini yaitu

banyak ditemukan pada sabun dan zat pembersih peralatan rumah tangga lainnya.

Baik asam maupun basa memiliki kemampuan untuk mempengaruhi warna dari

unsur pokok tanaman tertentu. Misalnya, lakmus berasal dari sebangsa tumbuhan

lumut. Dalam larutan asam lakmus ini akan berwarna mmerah dan lakmus akan

tetap berwarna biru jika dalam larutan yang bersifat basa. Terdapat beberapa teori

yang mencoba menjelaskan tentang asam basa diantaranya yaitu :

1. Antoine Lavoisier (1777). Mengemukakan bahwa semua dari asam

mengandung O2(oksigen).

2. Humphry Davy(1810). Mengemukakan bahwa unsur dalam asam bukan


oksigen tetapi hidrogen, yang ditunjukkan oleh asam hidrokhlorik yang

mengandung hanya atom H dan Cl tanpa ada O2.

3. Svante Arrhenius(1884). Berdasarkan teori tentang penguraian elektrolisis,

bahwa terdapat dua macam larutan elektrolit (larutan dalam air). Dua macam

larutan elektrolit tersebut yaitu elektrolit kuat dan elektrolit lemah. Disebut

dengan elektrolit kuat apabila zat tersebut terlarut terurai sempurna

(terionisasi) di dalam air, sedangkan apabila disebut dengan elektrolit lemah

jika hanya sedikit sekali senyawa yang terionisasi. Menurut Arrhenius, asam

merupakan senyawa yang jika terurai akan menghasilkan ion hidrogen(H⁺).

Alkalimetri merupakan metode yang berdasarkan pada reaksi netralisasi,

yaitu reaksi anatara ion hidrogen yang berasal dari asam dengan air hidroksida yang

berasal dari basa yang membentuk molekul air. Oleh sebab itu, alkalimetri dapat

didefinisikan sebagai metode untuk menetapkan kadar asam dari suatu sampel

dengan menggunakan larutan basa yang sesuai. Reaksi penetralan atau asidimetri-

alkalimetri adalah salah satu dari empat golongan utama dalam penggolongan reaksi

dalam analisis titrimetri.Asidimetri berasal dari kata asidi dan metri, dimana asidi

berasal dari kata “aad” yang berarti asam sedangkan “metri” berasal dari bahasa

Yunani yang berarti ilmu, proses, seni mengukur. Sehingga dapat disimpulkan

bahwa asidimetri adalah pengukuran jumlah asam atau pengukuran dengan asam

untuk menentukan basa.

2.2 Titrasi Asam Basa

Titrasi asidimetri-alkalimetri merupakan titrasi yang berhubungan dengan reaksi

asam basa. Menurut pengertian lain, alkalimetri dapat diartikan sebagai suatu titrasi
dengan larutan standar basa untuk menentukan asam.

2.2.1 Reaksi Titrasi Asam Basa

Reaksi-reaksi kimia yang dapat diterima sebagai dasar penentuan titrimetrik asam-

basa adalah sebagai berikut :

1. Jika HA merupakan asam yang akan ditentukan dan BOH sebabagi basa,

maka reksinya adalah : HA + OH→A+ H2O

2. Jika BOH merupakan basa yang akan ditentukan dan HA sebagi asam, maka

reaksinya adalah : BOH + H+→B++ H2O

Dari kedua reaksi di atas dapat disimpulkan bahwa prinsip reaksi titrasi asam basa

adalah reaksi penetralan, yakni : H ++ OH→ H2O dan terdiri dari beberapa

kemungkinan yaitu reaksi-rekasi antara asam kuat dengan basa kuat, asam kuat dan

basa lemah, asam lemah dan basa kuat, serta asam lemah dan basa lemah. Khusus

reaksi antara asam lemah dan basa lemah tidak dapat digunakan dalam analisis

kuantitatif, karena pada titik ekivalen yang terbentuk akan terhidrolisis kembali

sehingga titik akhir titrasi tidak dapat diamati. Hal ini yang menyebabkan bahwa

titran biasanya merupakan larutan baku elektrolit kuat seperti NaOH dan HCl.

(Underwood, 1986)

Perhitungan titrasi asam basa didasarkan pada reaksi pentralan, menggunakan dua

macam cara, yaitu :

1. Berdasarkan logika bahwa pada reaksi penetralan, jumlah ekivalen (grek)

asam yang bereaksi sama dengan jumlah ekivalen (grek) basa. Diketahui :

grek (garam ekivalensi) = Volume (V) x Normalitas (N), Maka pada titik

ekivalen : V asam x N asam = V basa x N basa; atau V1 x N1 = V2 x N 2


Untuk asam berbasa satu dan basa berasam satu, normalitas sama dengan

molaritas, berarti larutan 1 M = 1 N. Akan tetapi untuk asam berbasa dua dan

basa berasam dua 1 M = 1 N. 2.

2. Berdasarkan koefisein reaksi atau penyetaraan jumlah mol Misalnya untuk

reaksi :2 NaOH + (COOH)2→(COONa) + H2O(COOH)2 = 2NaOH Jika M1

adalah molaritas NaOH dan V1 adalah volume NaOH, sedangkan M2 adalah

molaritas (COOH)2 dan V2 adalah volume (COOH)2, maka :

V1 M1 x 1 = V2 M 2 x 2V2 M 2

Oleh sebab itu : V NaOH x M NaOH x 1 = V (COOH)2 x M

(COOH)2x.

Larutan yang mengandung reagensia dengan bobot yang diketahui dalam

suatuvolume tertentu dalam suatu larutan disebut larutan standar. Sedangkan larutan

standarr primer adalah suatu larutan yang konsentrasinya dapat langsung ditentukan

dari berat bahan sangat murni yang dilarutkan dan volume yang terjadi. Suatu zat

standar primer harus memenuhi syarat seperti dibawah ini:

1. Zat harus mudah diperoleh, mudah dimurnikan, mudah dikeringkan

(sebaiknya pada suhu 110-120°C).

2. Zat harus mempunyai ekuivalen yang tinggi, sehingga sesatan

penimbangan dapat diabaikan.

3. Zat harus mudah larut pada kondisi-kondisi dalam mana ia digunakan.

4. Zat harus dapat diuji terhadap zat-zat pengotor dengan uji-uji kualitatif

atau uji-uji lain yang kepekaannya diketahui (jumlah total zat-zat

pengotor, umumnya tak boleh melebihi 0,01-0,02 %).


5. Reaksi dengan larutan standar itu harus stoikiometrik dan praktis

sekejap. Sesatan titrasi harus dapat diabaikan, atau mudah ditetapkan

dengan cermat dengan eksperimen.

6. Zat harus tak berubah dalam udara selama penimbangan; kondisi-kondisi

ini mengisyaratkan bahwa zat tak boleh higroskopik, tak pula dioksidasi

oleh udara, atau dipengaruhi oleh karbondioksida. Standar ini harus

dijaga agar komposisinya tak berubah selama penyimpanan

Natrium karbonat Na2CO3, natrium tetraborat Na2B4O7, kalium

hidrogeniodat KH(IO3)2, asam klorida bertitik didih konstan merupakan

zat-zat yang biasa digunakan sebagai standar primer. Sedangkan standar sekunder

adalah suatu zat yang dapat digunakan untuk standarisasi yang kandungan zat

aktifnya telah ditemukan dengan perbandingan terhadap suatu standar primer

(Basset, J, 1994).Proses penambahan larutan standar sampai reaksi tepat

lengkap, disebut titrasi. Titik (saat) mana reaksi itu tepat lengkap, disebut titik

ekuivalen (setara) atau titik akhir teoritis.

Lengkapnya titrasi, lazimnya harus terdeteksi oleh suatu

perubahan,yang tak dapat di salah lihat oleh mata, yang dihasilkan oleh

larutan standar (biasanya ditambahkan dari dalam sebuah buret) itu sendiri,

atau lebih lazim lagi, oleh penambahan suatu reagensia pembantu yang dikenal

sebagai indikator Cuka makanan mengandung beberapa jenis asam yang

konsentrasinya dapat ditentukan melalui titrasidengan menggunakan basa kuat

seperti NaOH. Jumlah asam utama yang terdapat pada kebanyakan cuka

makanan yaitu asam asetat. Untuk menunjukkan titik akhir titrasi digunakan
indikator fenolftalin (PP). Dikarenakan larutan NaOH bukan merupakan jenis

larutan standar primer maka setiap penggunaannya untuk analisis volumetri harus

distandarisasi terlebih dahulu. (Stefanus, 2018)

2.2.2 Cara Menghitung pH Selama Titrasi

1. Titrasi Asam Basa. Reaksi ini memiliki titik akhir titrasi yang perubahan

warna nya cukup tajam dan mudah untuk diamati secara visual. Oleh karena itu,

penambahan indikator sangat diperlukan dalam setiap proses titrasi. Indikator

memiliki warna berbeda pada lingkungan pH yang berbeda, oleh sebab itu, indikator

membantu perubahan warna pada saat titik akhir titrasi berlangsung. Selama proses

titrasi berlangsung pH larutan sedikit demi sedikit berubah secara signifikan sampai

mencapai titik akhir titrasi.

2. Kurva Titrasi Asam Basa. Kurva titrasi dibuat untuk mengetahui perubahan

pH larutan terhadap volume penitrasi. Pada kurva titrasi inilah dapat dengan mudah

mengamati perkembangan perubahan pH pada larutan sebelum tercapainya titik

ekivalen dan adanya perubahan warna pada larutan saat penambahan sedikit demi

sedikit volume penitrasi. Untuk titrasi asam lemah perubahan pH pada titik ekivalen

kurang nyata dibandingkan dengan titrasi asam kuat. Perubahan pH pada larutan

terkait dengan perubahan warna pada indikator dan penentuan titik akhir titrasi.

Pemilihan indikator yang tepat akan menghasilkan tingkat ketajaman warna yang

baik pula. Pemilihan indikator menjadi faktor penting dalam memperoleh data

kuantitatif analit dengan tingkat validitas yang tinggi.

3. pH selama titrasi. Selama proses titrasi penghitungan pH merupakan upaya

yang penting untuk merealisasikan pemilihan indikator. pH yang sebelumnya telah


diketahui di bandingkan dengan volume penitrasi yang akan digunakan untuk

membentuk kurva titrasi. Urutan langkah ini yaitu:

1. Menghitung pH larutan awal (asam,basa atau garam)

2. Menghitung pH larutan selama titrasi sampai sebelum titik ekivalen tercapai

3. Menghitung pH pada saat titik ekivalen

4. Menghitung pH setelah tercapai titik ekivale

2.2.3 Istilah Dalam Titrimetri

Berikut adalah beberapa istilah dalam titrimetri:

1. Larutan baku : larutan yang konsentrasinya telah atau dapat diketahui dengan

pasti atau yang dapat digunakan untuk mencari konsentrasi zat lain. Rumus

umum untuk mengetahui konsentrasi zat lain dari suatu larutan adalah :

a. larutan baku primer : konsentrasinya dapat diketahui secara langsung

dengan perhitungan sehingga dapat langsung digunakan untuk menetapkan

konsentrasi zat lain. Maka dalam penimbangan dan pembuatannya harus

dilakukan dengan teliti dan akurat.

b. larutan baku sekunder : konsentrasinya tidak dapat diketahui secara

langsung, harus dibakukan dahulu dengan standar primer, baru dapar

digunakan untuk menetapkan konsentrasi zat lain. Tidak seperti halnya baku

primer, dalam penimbangan dan pembuatan larutan baku sekunder tidak


harus teliti dan akurat karena nantinya akan dibakukan dengan larutan baku

primer.

2. Titik akuivalen (setara) : titik dimana jumllah titran dengan titrat adalah

sama secara stoikiometris.

3. Titik akhir : titik dimana terjadi perubahan warna atau kekeruhan yang

menandai berakhirnya suatu titrasi. Secara teoritis ekuivalen harus sama

dengan titik akhir.

2.2.4 Penggolongan teknik titrasi

Cara Penggolongan teknik titrasi diantaranya adalah:

1. Titrasi langsung (direct titration) : larutan contoh langsung ditirasi dengan

larutan standar, misalnya titrasi antara NaOH dan HCl

2. Titrasi tidak langsung (back titration) : cara iini digunakan jika zat yang

berada di dalam contoh tidak bereaksi dengan larutan baku atau bereaksinya

sangat lamban. Dalam kasus ini harus ditambahkan ke dalam larutan

contoh sejumlah tertentu zat ketiga yang berlebihan, kemudian kelebihan

zat ketiga dititrasi dengan larutan baku.

3. Titrasi penggantian (displacement titration)

Cara ini dilakukan bila ion yang ditetapkan :

a) Tidak bereaksi langsung dengan larutan baku

b) Tidak bereaksi secara staoikiometri dengan larutan baku

c) Tidak saling mempengaruhi (not interact) dengan larutan penunjuk

(Rohmah. 2020)
BAB III
METODE PERCOBAAN

3.1 Alat dan Bahan

Alat yang digunakan pada percobaan kali ini antara lain:

1. Buret 50 mL

2. Erlenmeyer 250 mL

3. Pipet volum 10 mL

4. Neraca Analitik

5. Pipet tetes

6. Bulb

7. Gelas piala 250 mL

8. Labu ukur 100 mL

9. Labu Semprot

10. Corong

11. Statif dan klem

Adapun bahan yang digunakan dalam percobaan ini antara lain:

1. Asam oksalat (C2H204)

2. Indikator PP

3. Aquades
4. Natrium Hidroksida (NaOH) 0,1 N

5. Asam cuka

3.2. Prosedur Percobaan

A. Pembakuan konsentrasi larutan NaOH dengan larutan baku primer Asam

Oksalat

1) Buret dicuci dengan larutan NaOH yang akan digunakan

2) Buret diidi dengan larutan NaOH yang akan dibakukan hingga tanda

batas

3) Baku asam dimasukkan ke Erlenmeyer sebanyak 15 mL

4) Ditambahkan Indikator PP sebanyak 2 tetes

5) Larutan asam oksalat yang telah dipipet ke dalam Erlenmeyer

kemudian dititrasi setetes demi setetes sampai terjadi perubahan

warna

B. Penentuan asam asetat dalam cuka

1) Dipipet larutan cuka sebanyak 5 mL ke dalam labu ukur 100 mL

2) Diiencerkan dengan Aquades hingga tanda batas labu

3) Dipipet larutan cuka sebanyak 15 mL yang telah diencerkan dan

ditambahkan indicator PP sebanyak 2 tetes

4) Larutan cuka dititrasi dengan larutan NaOH dalam buret yang telah

dibakukan

5) Larutan sampel ditittrasi setetes demi setetes sampai terjadi perbuahan

warna
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

 Normalitas larutan baku sekunder NaOH

Percobaan Volume C2H2O4 Volume NaOH

I 15 mL 13 mL

II

 Normalitas larutan sampel CH3COOH

Percobaan Volume CH3COOH Volume NaOH

I 15 mL 29 mL

II

Dengan hasil perhitungan:

 Normalitas NaOH

(V C2H2O4) x (N C2H2O4) ( 1,5 mL ) x ( 0,1 )


NaOH = =

(V NaOH) 13

= 0,11 mL

 Kadar Sampel (Asam Asetat)

% CH3COOH N = V NaOH x N NaOH x BE CH3COOH


X 100%
mL Sampel

= 29 x 0,11 x 60
X 100%

15

= 12, 76%

4.2 Pembahasan

Pada praktikum alkalimetri ini, sampel yang akan ditentukan konsentrasi atau

kadarnya adalah senyawa asam lemah yaitu asam asetat (CH3COOH). Pada saat

pengambilan asam asetat di lakukan dengan menggunakan pipet, sebanyak 10 mL.

Pada saat memasukkan asam asetat kedalam labu ukur, sebaiknya gelas ukur di cuci

dengan aquades agar kandungan asam asetat yang masih menempel ikut serta masuk

kedalam labu ukur, kemudian hasil bilasannya di masukkan kedalam labu ukur.

Larutan NaOH yang akan diteteskan (titran) dimasukkan ke dalam buret (pipa

panjang berskala) melalui corong terlebih dahulu, hal ini bertujuan agar pertumpahan

larutan baku dapat lebih diminimalisir dan jumlah titran yang terpakai dapat

diketahui dari tinggi sebelum dan sesudah titrasi. Larutan asam oksalat yang dititrasi

dimasukkan kedalam gelas kimia (erlenmeyer) dengan mengukur volumenya terlebih


dahulu dengan memakai pipet. Untuk mengamati titik ekivalen, dipakai indikator

yang warnanya disekitar titik ekivalen.

Pada praktikum ini, kami menggunakan indikator Fenophtalein yang akan

berubah warna menjadi pink pada saat telah tercapainya titik ekivalen, namun pada

saat praktikum, perubahan warna yang terjadi adalah pink keunguan karena titik

ekivalennya telah terlampaui.

Data titrasi yang diamati adalah titik akhir bukan titik ekivalen Seperti yang

telah diketahui sebelumnya, dalam stoikiometri titrasi, titik ekivalen dari reaksi

netralisasi adalah titik pada reaksi dimana asam oksalat dan natrium hidroksida

keduanya setara, yaitu dimana keduanya tidak ada yang berlebihan. Dalam titrasi,

suatu larutan yang akan dinetralkan, misal asam, ditempatkan di dalam flask

bersamaan dengan beberapa tetes indikator asam basa. Kemudian larutan lainnya

(misal basa) yang terdapat didalam buret, ditambahkan ke asam. Pertama-tama

ditambahkan cukup banyak, kemudian dengan tetesan hingga titik ekivalen.

Titik ekivalen terjadi pada saat terjadinya perubahan warna indikator

phenolptalein. Titik pada titrasi dimana phenolptalein warnanya berubah menjadi

warna pink transparan, karena indikator ini dapat berubah warna dalam keadaan

basa, yaitu diantara PH 8-10, fenomena ini disebut dengan disebut titik akhir titrasi.

Volume NaOH yang terpakai dicatat dan percobaan ini dilakukan dua kali lagi, data

yang telah terkumpul digunakan untuk menentukan kadar NaOH dalam satuan

Normalitas.

Pembakuan pun telah selesai dilakukan, langkah terakhir adalah

menentukan kadar Asam asetat yang menjadi sampelnya, cara yang digunakan sama
dengan cara pembakuan NaOH dengan asam oksalat

4.3 Keterkaitan Dengan Bidang Geologi

Hubungan Ilmu Kimia dengan Ilmu Geologi yaitu Ilmu kimia diperlukan untuk

penelitian jenis dan komposisi materi dalam batuan dan mineral. Penentuan lokasi

tambang merupakan salah satu hubungannya. Dengan ilmu kimia, para peneliti

meneliti struktur tanah yang ada pada suatu lokasi. Dengan penentuan tersebut maka

akan diketahui lokasi atau tempat yamg mengandung kandungan tambang, misalnya

minyak. Pada dasarnya semua ilmu ipa mempunyai hubungan yang sangat erat.
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dari praktikum yang dilaksanakan dapat ditarik kesimpulan

bahwa:

Titrasi alkalimetri pada percobaan ini adalah untuk mengukur kadar

konsentrasi CH3COOH (asam lemah) dengan NaOH sebagai basa kuat. Reaksi

netralisasi dapat diamati dengan baik ketika terjadi perubahan warna dari bening

menjadi pink dengan menggunakan indikator phenophtalein sebagai

indikatornya. Reaksi netralisasinya adalah :

CH3COOH + NaOH → CH3COONa + H2O.

Dan pada praktikum alkalimetri ini dapat diketahui % kadar v/v

dari asam asetat (CH3COOH) dengan melakukan perhitungan, dan

diketahui hasilnya yaitu 0,084 % (v/v).

5.2 Saran

Adapun saran untuk laboratorium dana sistem pada praktikum

ini adalah sebagai berikut:

5.2.1 Saran untuk Laboratorium

1. Kebersihan laboratorium di pertahankan

2. Ventilasi udara di perbanyak

3. Kursi di tambah

5.2.2 Saran untuk Asisten

1. Penjelasan materi lebih di perhatikan


2. Keramahannya di pertahankan

3. Respon diberi tambahan waktu

LAMPIRAN

Gambar 1.1
DAFTAR PUSTAKA

Day, RA, Uderwood A.L. 1980.Analisa Kimia Kuntitatif Edisi Keempat.

Jakarta : Erlangga

Keenan, Charles W., 1980, Ilmu Kimia untuk Universitas, Edisi VI, 422,

Erlangga, Jakarta.

Khopkar.1984. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta: UI-Press

Rohmah, Jamilatur dan Rini, Chylen Setiyo. 2020. Buku Ajar Kimia Analisis.

Jawa Timur : UMSIDA Press

Stefanus, Jonathan. 2018. Asidimetri-Alkalimetri. Jatinangor : Universitas

Padjajaran

Anda mungkin juga menyukai