JUDUL PERCOBAAN :
ADISI / ALKALIMETRI
Disusun oleh :
Praktikan 1 : Ginanjar Faisal Akbar 24030111120003
Praktikan 2 : M. Fachrizal Sukmana 24030111130028
Praktikan 3 : Widiarsih 24030111120018
Praktikan 4 : Silvi Oktaviani 24030111130033
Praktikan 5 : Sri Wuning 24030111120001
Praktikan 6 : Nurullita Riani Pratama 24030111130046
Hari Tanggal : Kamis, 22 November 2012
Asisten : Palupi Dyah Arumsari J2C009040
I. TUJUAN PERCOBAAN
1.1. Membuat larutan standar HCl dari HCl pekat dan larutan standar NaOH serta
pengenceran larutan dan menerapkan larutan standar dalam analisis kuantitatif
1.2. Melakukan prosedur standarisasi larutan-larutan standar sekunder sebelum
analisis
1.3. Menentukan kadar natrium karbonat dalam sampel-sampel asetat glasial maupun
sampel cuka perdagangan
1.4. Menentukan kadar asam asetat dalam sampel asam asetat glasial maupun sampel
cuka perdagangan
1.5. Menentukaaan komposisi produk pangan atau sampel buatan yang mengandung
campuran karbonat dalam natrium hidroksida
1.6. Menentukan pilihan indikator dalam analisis campuran
OH
O
phenolphtalein
b.Metil Orange
Adalah indikator asam basa dari golongan zat warna diazo, indikator
ini merupakan asam berbasa satu, netral secara kelistrikan tetapi
mempunyai mutan positif dan negatif karena itu jingga metil adalah
zwitter ion. Trayek pH 3,1 – 4,4.
(Mulyono, 1997)
2.8 Klasifikasi Indikator Asam – Basa
Indikator asam-basa dapat berubah warna apabila PH lingkungannya
berubah. Warna dalam keadaan asam biasanya dinamakan warna asam dari
indikator (kuning untuk MO) sedangkan warna yang di tunjukan dalam
keadaan basa disebut warna basa.
Diluar trayek pH, indikator hanya menampakan warna asam atau
warna basa tanpa tergantung dari pH sesungguhnya.
Tabel range Indikator asam-basa
2.10.9 Aquades
Sifat Fisik : Senyawa dengan formula H2O, berbentuk cair, tidak
berwarna, tidak berbau, tidak berbasa, titik leleh:00C,
titik didih: 100oC, densitas:1 g/ml,
Sifat Kimia : Bersifat polar, dan merupakan pelarut universal.
(Basri,1996)
2.10.10 H2C2O4
Sifat Fisik : BM 90,03 g/mol, berbentuk kristal putih,
Sifat Kimia : Asam organik yang relative kuat, sebagai agen
pereduktor.
(Basri,1996)
III METODE PERCOBAAN
3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Alat
1. Neraca listrik 6. Pipet ukur
2. Labu takar 250 ml 7. Gelas arloji
3. Buret 8. Gelas beker
4. Erlenmeyer 9. Gelas ukur
5. Pipet tetes
3.1.2 Bahan
1. Na2B4O7 6. Indikator metil orange
2. HCl pekat 7. Indikator PP
3. Kristal H2C2O4 8. Sampel soda
4. Akuades 9. CH3COOH
5. Na2CO3
3.2 Skema kerja
3.2.1 Standarisasi HCl dengan Boraks
0,2 g natrium tetraborat murni
Erlenmeyer
15 mL Larutan NaOH
Erlenmeyer
Penambahan aquadest hingga50 ml
Penambahan 2 tetes metil orange
Larutan berwarna kuning
Erlenmeyer
Penitrasian dengan HCl Nx
Pencatatan volume HCl Nx
Pengulangan 2 x
Hasil
3.2.3 Standarisasi NaOH dengan H2C2O4
0,2-0,25 g H2C2O4
Erlenmeyer
Penambahan 50 ml aquadest
Penambahan 2 tetes PP
Larutan berwarna bening
Erlenmeyer
Penitrasian dengan NaOH
Pencatatan volume NaOH
Pengulangan 2 x
Hasil
3,5 g soda
Labu ukur 250 ml
Penambahan aquadest sampai tanda batas
Pengocokan hingga homogen
25 ml larutan soda
Erlenmeyer
Penambahan 2 tetes M.O
Penitrasian dengan HCl 0,1 N
Pencatatan volume HCl 0,1 N
Pengulangan 2 x
Hasil
2. Menentukan Asam Asetat Glasial
25 ml larutan campuran
Erlenmeyer
Penambahan 2 tetes PP
Pengenceran dengan aquadest
Larutan berwarna merah muda
Erlenmeyer
Penitrasian dengan HCl
Pencatatan volume HCl
Hasil
4. Menentukan campuran Na2CO3 dan Na2CO3
25 ml larutan campuran
Erlenmeyer
Penetesan dengan indicator PP 2 tetes
Larutan berwarna merah muda
Erlenmeyer
Penitrasian dengan HCl
Pencatatan volume HCl
Hasil
IV. DATA PENGAMATAN
No Perlakuan Hasil
1 Standarisasi HCl dengan Boraks
- 0,2 g Natrium tetraborat murni dan larutkan Larutan bening
dalam aquadest hingga 50 ml
- Penambahan beberapa tetes indikator metil Warna kuning
merah (metil orange)
- Penitrasian dengan HCl Warna orange
- Perhitungan volume titrasi V1= 6,8 ml ; V2= 7 ml
2 Standarisasi NaOH dengan HCl Nx
- Pengenceran NaOH sampai 50 ml Larutan bening
- Penambahan 2 tetes indicator metil orange Warna kuning
- Penitrasian dengan HCl Nx Warna orange
- Perhitungan volume V1= 11,3 ml ; V2= 11,1 ml
3 Standarisasi NaOH dengan H2C2O3
- Natrium oksalat dilarutkan dalam aquadest Larutan bening
- Penambahan 2 tetes indicator PP Larutan bening
- Penitrasian dengan NaOH Warna merah muda
- Perhitungan volume V1= 35 ml ; V2= 30,5 ml
4 Menentukan Na2CO3 dalam soda
- 3,5 g soda, dilarukan dalam aquadest Larutan bening
- Penambahan 2 tetes metil orange Warna kuning
- Penitrasian dengan HCl 0,1 N Warna orange
- Pencatatan volume V1= 33,3 ml ; V2= 33,7 ml
5 Menentukan asam asetat glacial
- Asam asetat glacial dilarutkan dalam aquadest Larutan bening
- Penambahan indicator PP 2 tetes Larutan bening
- Penitrasian dengan larutan standar NaOH Warna merah muda
- Pencatatan volume V1= 45,2 ml ; V2= 43,5 ml
6 Menentukan campuran NaOH + Na2CO3
- Penambahan 2 tetes indicator PP pada Warna merah muda
campuran
- Penitrasian dengan HCl sampai PP hilang Larutan bening
Penambahan indicator MO 2 tetes Warna kuning
- Penitrasian dengan HCl 0,1 N Warna orange
- Pencatatan volume V1= 8,9 ml ; V2= 6 ml
7 Menentukan campuran Na2CO3 + Na2CO3
- Titik ekivalen I dengan indicator PP dan titik
ekivalen II dengan indicator M.O
- 25 ml larutan campuran lalu ditambahkan Warna merah muda
indicator PP
- Penitrasian dengan HCl 0,1 N sampai warna Larutan bening
merah dari PP hampir hilang
- Penambahan indicator MO 2 tetes Warna kuning
- Penitrasian dengan HCl 0,1 N Warna orange
- Pencatatan volume V1= 5,15 ml ; V2= 11,6 ml
V. HIPOTESA
Reaksi :
Na2B4O7(aq) + 10H2O(l) + 2HCl(aq) 2NaCl(s) + 4H3BO3(aq) +
5H2O(l)
( Svehla, 1990 )
Dari percobaan ini konsentrasiHCl yang didapatkan adalah 0,125 N, konsentrasi
yang diinginkan adalah N. Karena hasilnya mendekati konsentrasi yang
diinginkan, maka pengenceran HCl tidak menyimpang jauh karena
kekurangtelitian pengenceran. Titrasi dilakukan dua kali pengulangan agar data
yang diperoleh lebih akurat.
Praktikan 1 Praktikan 2
Praktikan 3 Praktikan 4
Praktikan 5 Praktikan 6
Mengetahui
Asisten
0,06 N
mg Na 2 CO 3
Kemurnian Na2CO3 x 100 %
3600
1775,5mg
x 100 %
3600 mg
49,32%
Vratarata 0,1xBM
Kemurnian asam asetat x 100 %
200
44,35 0,1x60
x 100 %
200
= 133,05 %
6. Menentukan Campuran NaOH + Na2CO3
Diketahui :
BM NaOH : 40 g mol-1
BM Na2CO3 : 106 g mol-1
Vrata-rata HCl pada indikator PP : 8,9 mL
Vrata-rata HCl pada indikator MO : 6 mL
Ditanya : NaOH dan Na2CO3 ...?
Jawab :
NaOH = (a - b) x 0,1 x BM NaOH
= (8,9 – 6) x 0,1 N x 40
= 11,6 mg dalam 25 mL campuran
Diketahui :
BM Na2CO3 : 106 g mol-1
BM NaHCO3 : 84 g mol-1
Jawab :
Na2CO3 = 2a x 0,1 x BM Na2CO3
= 2 (5,15) x 0,1 x 106
= 109, 18 mgram dalam 25 mL
V1 . N1 = V2 . N2
V1 x 16,67 N = 5 L x 0,1 N
V1 = 0,029 L
2. Larutan standar H2SO4 tidak dapat dibuat dengan menimbang tepat asam
pekatnya, karena pada proses penimbangan H2SO4 tersebut dilakukan secara
bertahap dimana perlu menggunakan banyak alat sehingga dalam
pelaksanaannya dimungkinkan adanya volume H2SO4 yang tercecer dan
nantinya akan mengubah konsentrasinya. Berbeda dengan cara pengenceran,
larutan H2SO4 tinggal ditambahkan pelaru saja, sehingga dapat ditentukan
konsentrasinya, disamping itu pula uap yang dihasilkan dari H2SO4 pekatakan
menggangu bila dilakukan pengenceran uap H2SO4 akan segera lenyap.
3. Dimaksudkan agar buret maupun pipet tidak mengandung zat yang dapat
mengkontaminasi bahan yang akan digunakan untuk praktikum, sehingga
sebelum menggunakan buret dan pipet untuk praktikum harus dipastikan bersih
dan dicuci dengan akuades sampai bersih, pencucian selanjutnya dilakukan
dengan larutan yang akan digunakan supaya suasana dalam alat tersebut
homogen dengan larutan yang akan digunakan. Begitupun untuk erlenmeyer.
Soal
1. Jelaskan hipotesa percobaan
2. Jelaskan hipotesa jurin
3. Cara mengolah data
Jawab
1. Hipotesa percobaan
Percobaan ini berjudul Asidi Alkali Metri. Percobaan ini bertujuan untuk
membuat larutan standar HCl dari HCl pekat dengan larutan standar NaOH
serta pengenceran larutan dan menerapkan larutan standar dalam analisis
kuantitatif, melakukan prosedur standardisasi larutan-larutan standard sekunder
sebelum dianalisis, menentukan kadar natrium karbonat dalam sampel-sampel
produk pangan, menentukan kadar asam asetat dalam sampel asam asetat glasial
maupun sampel cuka perdagangan, menentukan komposisi produk pangan atau
sampel buatan yang mengandung campuran karbonat dan natrium hidroksida,
dan dapat menentukan pilihan indikator dalam analisis campuran. Prinsip yang
digunakan, yaitu : reaksi netralisasi asam-basa dan standardisasi larutan-larutan
standard sekunder. Metode dalam percobaan ini adalah titrasi asidi-alkalimetri
yang menggunakan indikator phenolphtalien (pp) dan Metil Orange (MO)
dengan range pH yang disesuaikan dengan larutan yang akan dinetralkan. Hasil
dari percobaan ini adalah pp akan memberikan warna merah muda pada saat
basa. Dimana titik akhir titrasi dan titik ekuivalen dapat diketahui dengan
perubahan warna. Sedangkan MO akan memberikan warna orange pada saat
basa.
2. Hipotesa Jurin
Percobbonaan ini berjudul “ keutamaan Titrasi Asam Basa Untuk Penentuan
Gugus dasar Di Nanotube Karbon Nitrogen Doped(NCNT). Percobaan ini
bertujuan untuk menentukan pKa atau kebasaan dari spesies Nitrogen yang
terdapat di dalam NCNT. Prinsip yang digunakan dalam percobaan ini adalah
reaksi Quarternarisasi piridin dan piridin nitrogen di dalam NCNT yang
dilakukan dalam kondisi refluks selama 1 jam. Sedangkan metode dari
percobaan ini adalah titrasi asam basa. Hasil yang diperoleh dalam percobaan
ini adalah model senyawa dalam NCNT dengan atom N Sp3 hibridisasi yaitu
trietilamina pKa nya: 10,75, benzylamine pKa nya : 9,33. Dan pirepidin pKa
nya 11,12.
3. Cara mengolah data
1. Hipotesa percobaan?
2. Hipotesa percobaan jurin?
3. Cara mengolah data?
Jawaban
1. Percobaan yang berjudul “Asidi-Alkalimetri” yang bertujuan untuk membuat
larutan standar HCl dari HCl pekat dengan larutan standar NaOH serta pengenceran
larutan dan menerapkan larutan standar dalam analisis kuantitatif, melakukan
prosedur standardisasi larutan-larutan standard sekunder sebelum dianalisis,
menentukan kadar natrium karbonat dalam sampel-sampel produk pangan,
menentukan kadar asam asetat dalam sampel asam asetat glasial maupun sampel
cuka perdagangan, menentukan komposisi produk pangan atau sampel buatan yang
mengandung campuran karbonat dan natrium hidroksida, dan dapat menentukan
pilihan indikator dalam analisis campuran. Prinsip yang digunakan, yaitu : reaksi
netralisasi asam-basa dan standardisasi larutan-larutan standard sekunder. Metode
dalam percobaan ini adalah titrasi asidi-alkalimetri yang menggunakan indikator
phenolphtalien (pp) dan Metil Orange (MO) dengan range pH yang disesuaikan
dengan larutan yang akan dinetralkan. Hasil yang didapat yaitu standardisasi HCl
dengan borax menghasilkan nilai konsentrasi HCl sebesar 0,164 N, standardisasi
NaOH dengan HCl.Nx menghasilkan konsentrasi NaOH sebesar 0,1015 N,
standardisasi NaOH dengan H2C2O4 menghasilkan konsentrasi NaOH sebesar 0,245
N. Sedangkan untuk massa Na2CO3 dalam soda sebesar 2072,3 mg dengan
kemurnian Na2CO3 sebesar 59,21 %. Asam Asetat glasial 5,1 %, NaOH dalam
campuran 11,6 mg dan Na2CO3 63,6 mg dalam campuran NaOH dan Na2CO3,54,59
mg Na2CO3dan 54,18 mg NaHCO3 dalam campuran Na2CO3 dan NaHCO3
2. Percobaan ini berjudul ‘Mengevaluasi biodegradabilitas aerobik dari plastik dalam
tanah lingkungan melalui GC dan analisis IR fase gas’, yang bertujuan untuk
menggunakan kromatografi gas untuk menganalisis fase gas (CO2 dan konten O2),
Micro-Oxymax respirometer (IR analisis CO2, O2 analisis oleh analyzer
paramagnetik) untuk mengamati biodegradasizat polimer dalam lingkungan tanah di
termos pengujian tertutup, dan untuk membandingkan hasil diukur dengan
standaracidimetric prosedur untuk menentukan CO2. Metode percobaan adalah
degradabilisasi, sedangkan prinsipnya adalah degradibilisasi dari campuran klasik
polimer. Hasil dari percobaan adalah didapatkan atau diketahui bahwa kandungan
dalam bahan degradasi adalah gas O2 dan gas CO2 yang seimbang dalam bahan
tersebut.
3. a. Kemurnian
Jawab:
1. Percobaan ini berjudul Asidi Alkali Metri. Percobaan ini bertujuan untuk
membuat larutan standar HCl dari HCl pekat dengan larutan standar NaOH serta
pengenceran larutan dan menerapkan larutan standar dalam analisis kuantitatif,
melakukan prosedur standardisasi larutan-larutan standard sekunder sebelum
dianalisis, menentukan kadar natrium karbonat dalam sampel-sampel produk
pangan, menentukan kadar asam asetat dalam sampel asam asetat glasial
maupun sampel cuka perdagangan, menentukan komposisi produk pangan atau
sampel buatan yang mengandung campuran karbonat dan natrium hidroksida,
dan dapat menentukan pilihan indikator dalam analisis campuran. Prinsip yang
digunakan, yaitu : reaksi netralisasi asam-basa dan standardisasi larutan-larutan
standard sekunder. Metode dalam percobaan ini adalah titrasi asidi-alkalimetri
yang menggunakan indikator phenolphtalien (pp) dan Metil Orange (MO)
dengan range pH yang disesuaikan dengan larutan yang akan dinetralkan. Hasil
dari percobaan ini adalah pp akan memberikan warna merah muda pada saat
basa. Dimana titik akhir titrasi dan titik ekuivalen dapat diketahui dengan
perubahan warna. Sedangkan MO akan memberikan warna orange pada saat
basa.
2. Penelitian ini berjudul “Kurva Titrasi Asam Basa pada Asam Lembab Padat”
yang bertujuan untuk mengembangkan ciri-ciri properti asam basa dari sifat
kompleks polyelektrolit. Prinsip penelitian ini adalah berdasarkan pertukaran
ion. Metode yang digunakan adalah metode Toppand Pepper yaitu pertukaran
ion kalsium asetat. Cara kerjanya adalah jumlah NaOH yang berbeda
ditambahkan ke masing-masing botol dan dicampur dengan sejumlah NaCl yang
berbeda untuk menjaga kekuatan ion konstan setelah mengatur volume konstan
menjadi 0,05 dm3. Larutan dibersihkan dengan N2 untuk beberapa menit, botol
PE mengandung sampel di bawah tekanan atmosfer nitrogen yang tertutup dan
disetimbangkan untuk 72 h dengan penggojokan perlahan-lahan. Kemudian nilai
pH setimbang diukur menggunakan kombinasi antara gelas elektroda Sen tix 21
dan inoLab Multilevel 1 pH meter.
Hasil yang diperoleh adalah data titrasi menyediakan informasi yang berharga
pada sifat dan distribusi dari grup asam fungsional pada molekul HA.
Ketidakpastian relatif adalah 1,8% untuk penentuan grup klarboksilat dan 9,1%
untuk penentuan grup fenol. Kesimpuilannya adalah metode Topp and Pepper
merupakan metode yang aplikatif untuk mengukur kurva titrasi asam basa pada
substansi padatan lembab dan untuk menyelidiki properti asam basanya.
3. Cara mengolah data
Silvi Oktiviani
24030111130033
(Bitter,J.H, 2009)
Nama : Nurullita Riani Pratama
NIM : 24030111130046
Jurnal ini bertujuan untuk meneliti biji dari buah punica granatum yang
dijadikan sebagai pengganti indikator pada titrasi asam basa. Metode yang digunakan
adalah mengamati perubahan warna dari pigmen buah punica granatum yang digunakan
sebagai indikator dan dapat penunjukkan perubahan warna saat pH lingkungannya
berubah. Prinsip yang digunakan adalah penitrasian dengan asam dan basa yang berbeda
kekuatan asam dan basanya. Hasil yang didapatkan adalah bahwa ekstrak biji dari buah
punica granatum dapat digunakan sebagai pengganti indikator asam dan basa dengan
ketepatan yang mendekati sama. Dengan membandingkan hasil titrasi menggunakan
indikator dari biji buah tersebut dengan indikator PP, metal merah dan indikator fenol.
Didapatkan hasil bahwa pada titrasi dengan asam dan basa kuat, indikator dengan
ekstrak buat mirip dengan PP, dengan trayek yang mendekati sama, pada asam kuat
basa lemah mendekati warna seperti metal merah. Pada asam lemah basa kuat seperti PP
dan pada asam lemah basa lemah seperti indikator fenol. Dengan hasil tersebut dapat
disimpulkan bahwa ekstrak biji dari buah punica granatum dapat digunakan untuk
mengganti indikator pada titrasi asam basa menggantikan indikator PP, Metil merah dan
fenol pada keadaan tertentu.
(Agrawal, Shubham 2011)