Anda di halaman 1dari 6

JURNAL PRAKTIKUM

PERCOBAAN 17
ANALISIS ASAM CUKA DALAM ASAM CUKA PERDAGANGAN SECARA
TITRIMETRI

I. Tujuan
 Membuat prosedur percobaan sederhana dan menentukan kadar asam cuka dalam
cuka perdagangan secara titrasi asidi-alkalimetri
 Menentukan molaritas larutan NaOH dengan larutan standar asam oksalat
 Menetapkan kadar asam cuka perdagangan

II. Dasar Teori


Studi kuantitaif mengenai reaksi penetralan asam-basa dapat dilakukan dengan
menggunakan prosedur yang disebut dengan titrimetri (titrasi). Dalam analisis titrimetri,
analit direaksikan dengan suatu pereaksi yang konsentrasinay diketahui dengan tepat
untuk bereaksi secara ekivalen. Pereaksi yang digunakan disebut dengan larutan standar
dan konsentrasi larutan ditentukan dengan proses yang disebut standarisasi.
Secara garis besar analisis titrimetri dibedakan menjadi empat jenis, diantaranya
adalah:
1. Titrasi asam-basa, yaitu titrasi yang menyangkut reaksi penetralan asam-
basa.
2. Titrasi redoks, yaitu titrasi yang reaksinya melibatkan perpindahan
elektron, dimana terdapat unsur-unsur yang mengalami perubahan tingkat
oksidasi.
3. Titrasi presipitimetri, yaitu titrasi yang melibatkan pembentukan endapan.
4. Titrasi kompleksometri, yaitu titrasi yang berdasarkan pada pembentukan
senyawa kompleks (ion kompleks atau garam yang sukar mengion).
Berdasarkan larutan standar yang digunakan, titrasi asam-basa dibedakan atas dua,
yaitu asidimetri dan alkalimetri. Asidimetri dan alkalimetri termasuk reaksi penetralan
karena terjadi reaksi antara ion hidrogen yang berasal dari asam dengan ion hidroksida
yang berasal dari basa untuk menghasilkan air yang bersifat netral. Penetralan atau reaksi
netralisasi melibatkan donor proton (asam) dengan penerimana proton (basa).
H+ (aq) + OH- (aq) H2O (l)
Titrasi asidimetri adalah titrasi netralisasi dengan menggunakan larutan standar
asam terhadap basa bebas atau basa yang terbentuk dari hidrolisis garam yang berasal
dari basa kuat. Sedangkan alkalimetri adalah titrasi asam basa untuk menentukan kadar
suatu senyawa-senyawa yang bersifat asam dengan menggunakan larutan standar basa
(Selamat, 2004).
Untuk titrasi alkalimetri, proses titrasi dengan larutan standar basa digunakan untuk
mentitrasi asam bebas atau asam yang terbentuk dari hidrolisis garam yang berasal dari
basa lemah. Sedangkan untuk titrasi asidimetri digunakan larutan standar asam. Dengan
demikian titrasi netralisasi menyangkut:
1. Titrasi antara asam kuat dengan basa kuat,
2. Titrasi asam kuat dengan basa lemah,
3. Titrasi asam lemah dengan basa kuat,
4. Titrasi asam kuat dengan garam dari basa lemah,
5. Titrasi basa kuat dan garam dari asam lemah.
Reaksi dalam titrasi dilakukan dengan menambahkan suatu larutan dari buret
secara perlahan-lahan sampai jumlah zat yang direaksikan tepat ekivalen satu sama lain.
Larutan yang ditambahkan dari buret disebut titran, sedangkan larutan yang ditambahkan
titran disebut titrat. Zat yang digunakan sebaga pereaksi dalam titrasi harus memiliki
kemurnian yang tinggi. Akan ettapi, ada beberapa zat yang sulit untuk didapatkan dalam
keadaan murni, sehingga harus distandarisasi terlebih dahulu. Standarisasi adalah salah
satu cara untuk emnentukan konsentrasi larutan standar dengan tepat.
Larutan standar dalam titrasi ada yang bersifat primer dan sekunder. Suatu zat
dapat dipakai sebagai larutan standar primer jika memenuhi syarat-syarat sebagai
berikut.
a. Mudah didapatkan dalam bentuk murni.
b. Mudah dikeringkan dan tidak bersifat higroskopis.
c. Mempunyai berat molekul besar.
d. Dalam bentuk asam atau basa kuat sehingga terdisosiasi tinggi.
Suatu zat yang dapat digunakan sebagai larutan standar, tetapi tidak memenuhi
syarat-syarat larutan standar primer disebut sebagai larutan standar sekunder. Larutan
standar sekunder dapat digunakan sebagai larutan standar dengan cara menstandarisasi
terlebih dahulu dengan larutan standar primer yang dapat dibuat secara langsung
dengan menimbang sejumlah tertentu dalam volume tertentu (dibuat dengan
mengencerkan voleume tertentu).
Selain itu, pada tirasi asidi dan alkalimetri juga dapat digunakan zat yang dapat
mengindikasikan telah tercapainya titik ekivalen yang disebut dengan indikator.
Indikator merupakan bahan yang menjadi penunjuk, misalnya zat warna yang warnanya
bergantung pada keasaman suatu larutan yang dapat dijadikan penunjuk nilai larutan.
Indikator asam basa merupakan asam organik lemah dan basa organik lemah yang
mempunyai dua warna dalam pH larutan yang berbeda. Pada titrasi asam dengan basa,
maka indikator yang digunakan adalah asam kedua yang merupakan asam yang lebih
rendah dan konsentrasi indikator berada pada tingkat kecil.
Titrasi yang dilakukan dengan menambahkan indikator, umumnya perubahan
warna atau kekeruhan terjadi karena reaksi antara indikator dengan titran. Warna dalam
keadaan asam atau basa dinamakan warna asam atau basa indikator. Setiap indikator
memiliki trayek pH yang berbeda-beda, serta warna asam dan basa sesuai dengan jenis
indikatornya.

III. Alat dan Bahan


Tabel 1. Alat dan bahan
No Nama alat Spesifi Jumlah No Nama Bahan Spesifi Jumlah
kasi kasi
1 Buret 50 mL 4 buah 1 H2C2O4.H2O - 0,63 gram
2 Statif dan klem - 4 buah 2 Cuka perdagangan - -
3 Labu ukur 250 mL 4 buah 3 Indikator pp - -
4 Pipet tetes - 12 buah 4 Kristal NaOH 0,1 M 250 mL

5 Gelas ukur 10 mL 4 buah 5 Aquades - -

6 Kaca arloji - 8 buah

7 Pipet volumetri 10 mL 4 buah


8 Gelas kimia 100 mL 8 buah

IV. Prosedur Kerja dan Hasil Pengamatan


Tabel 2. Prosedur kerja hasil pengamatan
No Prosedur Kerja Hasil Pengamatan
Standarisasi larutan NaOH
1 Membuat larutan NaOH dengan
konsentrasi 0,1 N sebanyak 250 mL
2 Larutan H2C2O4 dengan konsentrasi
No TitrasiNkedibuat sebanyak
0,1000 Volume100
NaOH
mL.
1 I mL
2 II mL
3 III mL
3
Rata-rata : Sebanyak 10 mL larutan H2C2O4
0,1000 N dimasukan ke dalam
erlenmeyer dan ditambahkan 3-4
tetes indikator fenolftaelin (PP).
4 Titrasi dilakukan dengan
menggunakan larutan NaOH yang
akan distandarisasi

5 Volume NaOH (yang digunakan) No Titrasi ke Volume NaOH


dicatat dan konsentrasi NaOH 1 I mL
2 II mL
ditentukan dalam normalitas. Titrasi 3 III mL
dilakukan minimal 3 kali. Rata-rata :

Penentuan kadar cuka dalam sampel


1 Sampel asam cuka perdagangan
diencerkan dalam aquades sampai
volume 100 mL

2 Sebanyak 10 mL larutan tersebut


dimasukkan ke dalam erlenmeyer

3 Indikator PP ditambahkan ke dalam


larutan sebanyak 2-3 tetes

Titrasi menggunakan larutan NaOH


dan volume NaOH yang digunakan
dicatat
5 Titrasi dilakukan sebanyak 3 ali dan
konsentrasi (persen) cuka dalam
sampel ditentukan

Dari hasil percobaan yang dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut.
1. Prosedur percobaan sederhana penentuan kadar asam cuka dalam cuka perdagangan
a. Ditentukan konsentrasi asam cuka yang akan dititrasi dengan mengkonversi %
asam cuka dari label botol kemasan kedalam normalitas (N). Apabila tidak sesuai
dengan konsentrasi titran (konsentrasi asam cuka terlalu tinggi) bisa dilakukan
pengenceran sehingga didapat konsentrasi 0,1 N.
b. Dibuat larutan NaOH dengan konsentrasi 0,1 N.
c. Dibuat larutan standar Asam Oksalat (H2C2O4) dengan konsentrasi 0,1 N.
d. Terlebih dahulu NaOH 0,1 N distandardisasi dengan H2C2O4 0,1 N. Asam oksalat
sebagai titrat, sedangkan NaOH sebagai titran. Indikator yang digunakan dalam
titrasi adalah indikator fenolftalein (PP). Konsentrasi NaOH hasil standarisasi
dihitung.
e. Dengan menggunakan pipet volume, dipipet 10 mL larutan asam cuka (yang telah
dititrasi) dan dimasukkan ke dalam labu erlenmeyer.
f. Ditambahkan 2-3 tetes indikator fenolptalein.
g. Dimasukkan larutan NaOH yang telah distandarisasi sebagai zat peniter (titran) ke
dalam buret.
h. Sambil menggoyang-goyangkan labu, diteteskan sedikit demi sedikit larutan
NaOH ke dalam labu erlenmeyer dan diamati perubahan warna dari indikator.
i. Titrasi dihentikan ketika titik akhir titrasi dicapai, yang ditandai dengan perubahan
warna indikator dari tidak berwarna menjadi merah, pada keadaan netral atau
kelebihan sedikit basa.
j. Diulangi titrasi minimal sebanyak 3 kali.

V. Pertanyaan
1. Pada label cuka perdagangan tertulis kadar cuka 20%. Apakah saudara yakin dengan
kadar tersebut?
2. Jika kadar asam asetat pada cuka sekitar 10%. Berapa konsentrasi larutan standar
basa yang harus disiapkan?

Anda mungkin juga menyukai