Anda di halaman 1dari 8

Penetapan Bilangan TBA (Thiobarbituric Acid) Metode Tarladgis (1960)

Prinsip
2-Thiobarbituric acid ereaksi dengan malonaldehid mebentuk warna merah, intensitas warna
merah yang terbentuk dapat diukur pada spektrifotometer. Malonaldehid hasil oksidasi lipid.
Pereaksi
1. HCl 4 M
2. Pereaksi TBA (0,2883 g/100 ml asam asetat glasial 90 %). Pelarutan dapat dipercepat
dengan pemanasan dalam penangas air.
Peralatan
1. Waring blender
2. Alat distilasi
Cara kerja

Bddiiaptahmndnbaashehkbkaaannyseacka1r0kgudainttmi abafnkgeddeanlgamn ltaebliu,ddisitmlaassuikamanbikledwcauriingdebtlerngdener4,7d,i5tammlbahkan 50 mlakuades dan dihancurkan


DDAiidtsuatmklambsaiehdrkajatanldbniaskttaulnaddiyeanhnggdanadnipppeemernoaclneehgs,aaphnibtiuentigh5smiescleudhkiisntpglnayaakddeipdenarlommleehta5ab0sumnngglrdleaiasbtkusladiitsestrelluaatsmippa1d0 mlaebnuitdist lasi.J ka dalmak meng unak n "el ctric mantle
s5abeklmlunaadpoesr2ibamkusaeitnTdeBnAgadnitmamebngahkuanna,k dnit5u mpl,adkiucaadmepsudramn e5ramtlplaeruadkipsia,ndslkakanu saenlasmep 3r5timpeennittadpalnm air
thBpaeeibmluatnngg"arsneaTkBsiAddihintgungk,andidneynagtaknanirdaplenmdi ggnmalonaldehid per kg sampel.Bilangan
mssaeelmanmpdeil h
T B A = 7 ,8 D

Bilangan Peroksida
Metode I
Prinsip
Penentuan bilangan peroksida biasanya didasarkan pada pengukuran sejumlah iod yang
dibebaskan dari potassium iodida melalui reaksi oksidasi oleh peroksida dalam lemak/
minyak pada suhu ruang di dalam medium asam asetat/ kloroform.
Pereaksi
1.
2.
3.
4.

Pelarut, terdiri dari 60 % asam asetat glasial dan 40 % kloroform


Potasium iodida jenuh
Larutan pati 1 %
Sodium tiosulfat 0,1 N

Peralatan
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Neraca analitik
Buret
Erlenmeyer
Stirrer
Pipet
Kamar gelap

Cara kerja

335k 0,0e5glrmabllmhp aiesarnal mriouraptnde dlePismtotaiilmneasyrbadikuhemndgaitInaonm, dlbaiakranuo gtjceaodnnkiusmhso addmsiiuutpakmmiatbhnaihok kseuadlnfa,alltam0 u,1 dNi aa tm uk a0n, s1e lNa mtearg2 amn teunnigt ddia ri b a n y a k n y a
d n g a n c ra y a n g s a m a d ib u t p e e ta p a n
esrduritlmaenmnugmab easeahylmke rapn2es5l 0mambruillt d ig o y a n g
jun tulka hb liao nd kyoa n g d ib e b a s k a n

Perhitungan

Bilangan peroksida dinyatakan dalam beberapa satuan, yaitu miliekivalen per 100 gram
contoh, milimol per1000 gram contoh atau miligram oksifen per 100 gram contoh minyak/
lemak
a. Miliekivalen per 1000 g sampel = A x N x 1000/G
b. Milimol per 1000 g sampel = 0,5 x N x A x 1000/G
c. Miligram oksigen per 100 g sampel = A x N x B x 100/G
A = ml sodium tiosulfat yang dipakai sampel-ml sodium tiosuldat yang dipakai
penetapan blanko
N = Normalitas sodium tiosulfat
G = Berat contoh minyak/ lemak (gram)
Metode II
Penetapan Bilangan Peroksida secara Mikro dengan Kalorimetri
Pendahuluan
Pengujian secara mikro dengan kalorimetri dapat digunakan untuk penetapan lipid
hidroperoksida. Hidroperoksida direaksikan dengan Potassium Iodida dengan katalis asaam,
dan Iod yang dibebaskan ditetapkan secara kalorimetri. Katalis yang digunakan adalah
Alumunium klorida (AlCl3) dan alkohol-soluble lewis acid. Penetapan iod yang dibebskan
dilakukan pada panjang gelombaang 560 nm sesudah penambahan pati dalam larutan HCl
0,01 N. Kisaran pengukuran cara ini adalah 0,05-0,5 mol Hidroperoksida.
Pereaksi
1. Potassium iodida ; dibuat dari 2 g KI dalam 100 ml Etanol
2. Llarutan alumunium klorida ; dibuat dari 2 g AlCl 3 (anhidrous) dan 0,02 g 0phenanthroline dalam 100 ml etanol
3. Larutan pati ; 1 g pati dan 20 g HCl dalam air distilat; dilarutkan dengan pemanasan
hingga diperoleh larutan jernih
4. HCl 0,01 N
5. Larutan Potassium Iodat standar 1 nM
6. Heksana
Peralatan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Timbangan analitik
Mikropipet
Tabung reaksi
Hot plate
Sentrifus
Spektrofotometer
Pipet 1 ml dan 15 ml

Cara kerja

2DdL 0iatarummt bgnahsdakijmpa npn e10dl,a5dhmitkmlnH bkCraeulndt0gaa,n 1mp oNttaadbs uinugm0 ,s5eionmdtrilifa ,rsu0,t,da5nmpdl tsiaerlnu ttra nfduiagclua smipu enlriaumm ak3lomriednaitd a n h e k sa n 1 m l, d ic a m p u r k e m u d ia n
lb pa inskao dbiatge ap kba nwsaehp rit apdk pne toa prb an s n y a p a 5 6 0 m (to p o s n a ir
asdkatiemcnukp2a0ibtamnsei3rp0atd0 rspumh u 3 7
ac do nltoh 1 6 ,5 m l)
Kalibrasi
Kalibrasi dilakukan dengan membandingkan iod yang dihasilkan dari Potassium
Iodida melalui oksidasi oleh Potassium iodat standar.
Potassium iodat standar (0,2 ml); 0,5 ml larutan alumunium klorida dan 0,5 ml
Potassium iodida dicampur kemudian ditambahkan HCl 0,01 N sebanyak 15 ml dan larutan
pati sebanyak 0,5 ml. Absorban dibaca pada 560 nm. Total volume adalah 16,7 ml.
Larutan Potassium Iodat standar sebanyak 0,2 ml setara dengan 0,6 mol I 2 sebab
KIO3 setara 3 I3.oleh karena itu 1 mol oksigen aktif= A/1,2 sebab I2 setara dengan 2,0
(Oksigen aktif) dan bilangan peroksida PV (meq/kg) = Oksigen aktif (mol x 1/sampel (g)).
Nillai absorban tergantung dari macam pati yang digunakan.
Nilai yang diperoleh dikoreksi karena adanya perbedaan volume dari sampel yaitu
16,5 dan standar KIO3 16,7 ml, dalam eksperimen ini dikalikan 0,96.

Bilangan Iod
Pendahuluan
Bilangan iod didefinisikan sebagai jumlah gram, iod yang diserap oleh 100 g lipid.
Nilai yang didapat menunjukkan derajat ketidakjenuhan lipid.
Ada dua metode yang banyak digunakan dalam menetapkan bilangan iod yaitu
metode Hanus dan metode Wijs. Pembuatan pereaksi Hanus lebih mudah daripada pereksi
Wijs. Ada sedikit perbedaan hasil yang diperoleh dengan kedua metode ii, akan tetapi variasi
perbedaan ini tidak lebih besar dari variasi Bilangan Iod dari lipid itu sendiri.

Prinsip
Gliserida tak jenuh lemak atau minyak mempunyai kemampuan mengabsorbsi
sejumlah iod, khususnya apabila dibantnu dengan suatu carrier seperti iodinklorida atau iodin
bromida membentuk suatu senyawa yang jenuh. Jumlah iod yang diabsorbso menunjukkan
ketidakjenuhan lemak/ minyak. Kedalam sejumlah sampel minyak/ lemak ditambahkan iod
berlebih, kelebihan iod dititrasi dengan natrium thiosulfat sehingga iod yang diabsorbsi oleh
minyak/ lemak dapat diketahui jumlahnya
Metode hanus
Peraksi
1. Pereaksi iod bromida (pereaksi hanus)
Melarutkan 13,2 g iod dalam 1 liter asam asetat glasial. Ditambahkan sedikit sam
asetat glasial hangat ke dalam iod. Jika seluruh hiod sudah larut dan larutan sudah
dingin, ditambahkan Brom secukupnya, biasanya 2 ml cukup. Dapat juga
dilakukan cara lain yang lebih kuantitatif yaitu :
- Melarutkan iod ke dalam sebagian besar asam asetat glasial yang digunakan,
melarutkan brom ke dalam asam asetat glasial sisanya
- Menghitung jumlah halogen kedua bagian larutan tersebut dengan titrasi
menggunakan KI dan larutan Na2S2O3 standar
- Dengan hasil titrasi ini jumlah brom yang harus ditambahkan ke dalam larutan
iod dapat dihitung.
2. Kloroform
3. Larutan KI 15 %
4. Larutan Na2S2O3 0,1 N
5. Larutan pati 1 %
Peralatan
1. Timbangan analitik
2. Kamar gelap
3. Erlenmeuer 250/300 ml bertutup
Cara kerja

0dd,ii1tta-mbb5shhakmnpe21l50inlypekor/tafkmsKiahI1(nt5eur%gd,nulobcdar.kamjnst1kmjeupiditenuhaaygryl)npd,iustmmbbingerkaglas-nuk10dmoecdkl.(mseruanhryeitumppunadhrkteapbnykelihaod,sktnya60%)
rdiltaanmsobehnkgu2lseuarstadndpriN1%ebsagmnldiktor,aslnjutk.iawrnbuhmpilang,trsdihekan.rlmeydigoan-y degancptshigaodynmsihtgaldmkorf anpidhkelarutnKI.mdatirslnjuka mpit khrasitecp(maiwrnbuhlag)
Metode WIJS
Pereaksi
1.
2.
3.
4.

Kloroform atau karbon tetraklorida


Larutan sodium tiosulfat 0,1 N standar
Laruta KI 15 %
Larutan indikator pati
1 g soluble starch ditambahkan ke dalam 10 ml air, diaduk, kemudian dimasukkan
suspensi ke dalam 100 ml air mendidih, dipanaskan selama 2-3 menit. Dibiarkan
dingin
5. Pereaksi Wijs
- 13 g Iod yang sudah disublimasi dilarutkan kembali kedalam 1 liter asam
asetat glasial. Menggunakan pemanasan untuk mempercepar kelarutan iod,
kemudian didinginkan
- Mengambil 20 ml larutan, dititrasi dengan Na2S2O3 0,1 N
- Larutan iod dibagi dua : bagian besar (800-900 ml) dan bagian kecil
- Gas klor kering dilewatkan ke dlam bagian besar larutan iod sampai hasil
titrasi dengan Na2S2O3 0,1 N separuh dari hasil titrasi larutan iod sebelum
diklorinasi

Bagian kecil larutan iod dituangkan ke dalam larutan iod yang sudah
diklorinsai sehingga kadar klor dalam larutan kurang dari separuh kadar iod.

0Dd.ii1tca-mrb5kghnksdaamn21p5elmliknpmyeoarkfdssitimmWabjanudkgiittdeemrbpoannksteteirpaklco(drngayamsnitruutngkdemraejlatrukptekiednlasajmen3pu0ehlainyytas)kmbilsekai- ldikoc
sbeiltanurkdaohds3ib0gurtaeeipt,ndgiaaNdbhpkeannt2a0 lsamrupelnKI15%, ikoc mrat. nmyerdanu py dcu enga 10 mlakudesyangbrudan ign,cuiandmsukan edalm rutan
Cara kerja

Perhitungan
Bilangan iod = ((titer blanko-titer sampel) x N Na2S2O3 x 12,69)/ berat sampel dalam gram

Bilangan penyabunan
Pendahuluan
Bilangan penyabunan adalah jumlah alkali yang dibutuhkan untuk menyabunkan sejumlah
tertentu sampel minyak. Bilangan penyabunan dinyatakan sebagai jumlah miligram kalium
hidroksida yang dibutuhkan untuk menyabunkan n1 gram minyak atau lemak
Pereaksi
1. HCl 0,5 N yang sudah distandardisasi
2. Indikator PP 1 % dalam alkohol 95 %
3. Kalium hidroksida beralkohol :
- Tempatkan 5-10 g KOH kedalam labu 2 liter dan tambahkan 1 -1,5 1-etil
alkohol 95 %
- Refluks dengan menggunakan kondenser dan penangas air selama 30-60 menit

Distilasi, dikumpulkan alkohol yang diperoleh


Larutkan 40 g KOH dalam 1 liter alkohol yang sudah didistilasi. Larutan ini
seharusnya jernih. Tempatkan pada botol berwarna gelap

Peralatan
1.
2.
3.
4.

Erlenmeyer 300 ml
Kondenser, panjang minimum 650 mm
Penangas air
Hot plate

5ear0glunmtminKdyyOiakH/blaergktenoldhditmbbaisgngamhlpkmeldernnKOiHygbetralkohdisubengkadlmspen gitak.dreflus ngame unak hotplesam i uaconthersabunk empurna,yitsmpalrutnbeasdriutanlemk.biasnymebuthkanw tu1jam


1dpimtnlansebgornPkHodiCtaluma0t,5ehNksnpaniwtrsmepahj builang
Cara kerja

Perhitungan
Bilangan penyabunan = ((titer blanko-titer sampel) x N HhCl x 56,1)/ berat sampel

Anda mungkin juga menyukai