Timbang bahan padatan yang sudah dihaluskan atau bahan cair sebanayak 2,5-25 g
tergantung kadar gula reduksinya, dan pindahkan ke dalam labu takar 100 ml, tambahkan
50 ml aquades. Tambahkan bubur Al (OH)3 atau Pb-asetat. Penambahan bahan penjernih
ini diberikan tetes demi tetes sampai penetesan dari reagensia tidak menimbulkan
pengeruhan lagi. Kemudian tambahkan aquades sampai tanda dan disaring.
Filtrat ditampung dalam labu takar 200 ml. Untuk menghilangkan kelebihan Pb
tambahkan Na2CO3 anhidrat atau K atau Na-oksalat anhidrat atau larutan Na-fosfat 8%
secukupnya, kemudian ditambahkan aquades sampai tanda, digojog dan disaring. Filtrat
bebas Pb bila ditambahkan K atau Na oksalat atau Na-fosfat atau Na2CO3 tetap jernih.
Ambil 25 ml filtrat bebas Pb yang diperkirakan mengandung 15-60 mg reduksi dan
tambahkkan 25 ml larutan Luff-Schoorl dalam Erlenmeyer.
Dibuat pula perlakuan blanko yaitu 25 ml larutan Luff-Schoorl dengan 25 ml aquades.
Setelah ditambah beberapa butir batu didih, Erlenmeyer dihubungkan dengan pendingin
balik, kemudian didihkan. Diusahakan 2 menit sesudah mendidih. Pendidihan larutan
dipertahankan selama 10 menit.
Selanjutnya cepat-cepat didinginkan dan ditambahkan 15 ml KI 20% dan dengan hati-
hati tambahkan 25 ml H2SO4 26,5%.
Yodium yang dibebaskan dititrasi dengan larutan Na-thiosulfat 0,1 N memakai indicator
pati sebanyak 2-3 ml. untuk memperjelas perubahan warna pada akhir titrasi maka
sebaiknya pati diberikan pada saat titrasi hampir berakhir.
G. Rujukan yang Dipilih
Sudarmadji, Slamet., Bambang Haryono dan Suhardi. 2010. Prosedur Analisa untuk
Bahan Makanan & Pertania Edisi IV. Yogyakarta: Liberty. Halaman 34
H. Rencana Kerja
1. Prinsip Reaksi
2. Prinsip Kerja
a) Pembuatan larutan baku primer KIO3
b) Pembakuan larutan baku sekunder Na2S2O3 dengan KIO3
c) Penetapan Kadar Karbohidrat
3. Alat-Alat
1. Anak timbangan
2. Timbangan mg dan analitik
3. Sendok tanduk
4. Pipet tetes
5. Botol timbang
6. Kertas perkamen
7. Kertas saring
8. Batang pengaduk
9. Pinset
10. Labu ukur 100,0ml
11. Erlenmeyer 250 ml
12. Pipet volume 2,0 ml, 10 ml
13. Gelas ukur 5 ml, 10 ml
14. Beaker glass 100 ml, 250 ml
15. Buret 25,0 ml, 50,0 ml
16. Alat refluks
17. Klem buret
18. Corong gelas
4. Bahan
1. KIO3
2. Na2S2O3
3. H2SO4 4N
4. KI 10%
5. HCl
6. Pereaksi LS (Luff Schoorl)
7. NH4CNS 10%
8. Aquadem
Larutan KI 10%
-Untuk pembakuan Na2S2O3 (5x replikasi) @10 mL = 50 mL
-Untuk kesalahan pembakuan dilebihkan 10 mL = 10 mL
-Untuk sampel (5x replikasi) @10 mL = 50 mL
-Untuk kesalahan sampel dilebihkan 10 mL = 10 mL
-Untuk blanko (5x replikasi)@10 mL = 50 mL
-Untuk kesalahan blanko dilebihkan 10 mL = 10 mL
Total KI 10% yang dibutuhkan = 180 mL
Amilum
-Untuk pembakuan Na2S2O3 (5x replikasi) @2 mL = 10 mL
-Untuk kesalahan pembakuan dilebihkan 2 mL = 2 mL
-Untuk sampel (5x replikasi) @2 mL = 10 mL
-Untuk kesalahan sampel dilebihkan 2 mL = 2 mL
-Untuk blanko (5x replikasi)@2 mL = 10 mL
-Untuk kesalahan blanko dilebihkan 2 mL = 2 mL
Total Amilum yang dibutuhkan = 36 mL
Larutan Luff Schoorl
-Untuk sampel (5x replikasi) @25 mL = 125 mL
-Untuk kesalahan sampel dilebihkan 25 mL = 25 mL
-Untuk blanko (5x replikasi)@25 mL = 125 mL
-Untuk kesalahan blanko dilebihkan 25 mL = 25 mL
Total Luff Schoorl yang dibutuhkan = 300 mL
Larutan NH4CNS
-Untuk sampel (5x replikasi) @10 mL = 50 mL
-Untuk kesalahan sampel dilebihkan 10 mL = 10 mL
-Untuk blanko (5x replikasi)@10 mL = 50 mL
-Untuk kesalahan blanko dilebihkan 10 mL = 10 mL
Total NH4CNS yang dibutuhkan = 120 mL
I. Prosedur Kerja
A. Pembuatan larutan baku primer KIO3
1. Ditimbang KIO3 sebanyak 356,666667 mg ± 5% (338,833367 mg - 374,499967 mg)
pada timbangan mg, kemudian ditimbang di timbangan analitik
2. Dilarutkan dengan aquadem, dipindahkan secara kuantitatif ke dalam labu ukur 100,0
ml
3. Ditambahkan aquadem sampai tanda 100,0 ml
4. Dikocok sampai homogen
D. Titrasi Blanko
1. Dipipet aquadem 2,0 mL dimasukkan ke dalam erlenmeyer 250 mmL
2. Ditambahkan pereaksi Luff Schoorl 25,0 ml dengan pipet volume, ditambahkan batu
didih, kemudian direfluks selama 15 menit dengan api bebas dan kasa.
3. Didinginkan dan ditambah H2SO4 4 N sebanyak 5 ml dan larutan KI 10% sebanyak
10 ,0 ml.
4. Dititrasi cepat dengan larutan Na2S2O3 hingga berwarna kuning pucat
5. Ditambahkan indikator amilum 2 ml (biru)
6. Dititrasi tetes demi tetes (dikocok kuat) dengan Na2S2O3 hingga warna biru hilang
7. Ditambahkan NH4CNS 10% 10 ml, bila timbul warna biru dititrasi lagi (kocok kuat
ad warna biru tepat hilang)
8. Dicatat volume titrasi pada buret
J. Hasil dan Perhitungan
Data yang dapat digunakan pada praktikum:
Sirup di timbang 4,522 g diencerkan hingga 100,0 mL selanjutnya, Dipipet sirup sebanyak
2,0 ml, di inversi dg HCl, lalu dilakukan P.K. glukosa/gula invert dengan metode LS
Kemudian ditimbang lagi 6,217 g dan tanpa inversi dilakukan PK glukosa dengan metode
LS: