Disusun Oleh :
Website.www.stikesmaharani.ac.id
Email.informasi@stikesmaharani.ac.id
November, 2019
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan yang mana berkat rahmat nikmat dan
hidayahnya sehingga makalah ini dapat diselesaikan. Penyusunan makalah yang berjudul
”ANALISIS MINYAK DAN LEMAK SECARA KUANTITATIF.” ini diambil karena
akan sangat berguna dalam menambah wawasan dan ilmu pengetahuan dalam pembelajaran
Kimia Amami.
Dalam penyusunan makalah ini kita menyadari akan segala kekurangan dan
kemampuan yang sangat terbatas, sehingga dalam penulisan penyusunan kalimat dan dalam
mencari sumber buku serta internet masih kurang, namun kita sudah berusaha semaksimal
mungkin agar makalah ini dapat diselesaikan untuk memenuhi tugas yang telah diberikan
oleh dosen dan berusaha menjadikan yang terbaik. Dengan segala kerendahan hati, kita
sangat mengharapkan kritikan dan saran yang membangun demi penyempurnaan makalah ini,
dan kita berharap semoga makalah ini dapat memenuhi harapan kita semua.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada dosen mata kuliah Kimia Amami atas
bimbingannya sehingga makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya dan teman-
teman yang telah mendukung dalam penyelesaian makalah ini.
Penulis
Kelompok 4
i
DAFTAR ISI
Cover
Kata pengantar.................................................................................................................. i
Daftar isi ............................................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................................... 1
1.3 Tujuan ......................................................................................................................... 1
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1 Definisi ........................................................................................................................ 2
BAB III KASUS
3.1 Pemilihan dan persiapan/preparasi sampel pada analisis asam lemak.........................3
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan ................................................................................................................... 8
4.2 Saran ............................................................................................................................ 8
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Adapun rumusan masalah dari latar belakang yang telah dikemukakan adalah :
1
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Lemak dan minyak adalah golongan dari lipiida (latinyaitu lipos yang artinya
lemak).Lipida larut dalam pelarut nonpolar dan tidak larut dalam air. Sifat kelarutan ini
yang membedakan lipida dari golongan senyawa alam penting lain seperti protein dan
karbohidrat yang pada umumnya tidak larut dalam pelarut non polar.
Lipid atau lemak adalah senyawa yang merupakan ester dari asam lemak dengan
gliserol yang kadang-kadang mengandung gugus lain. Lipid tidak larut dalam air,tetapi larut
dalam pelarut organik seperti eter, aseton, kloroform, dan benzene. Lipid tidak memiliki
rumus molekul yang sama, akan tetapi terdiri dari beberapa golongan yang berbeda.
Berdasarkan kemiripan struktur kimia yang dimiliki, lipid dibagi menjadi beberapa golongan,
yaitu asam, lemak, dan fosfolipid (Salirawati et al, 2007).
Lemak dan minyak merupakan zat makanan yang penting untuk menjaga kesehatan
tubuh manusia. Selain itu lemak dan minyak juga merupakan sumber energi yang lebih
efektif dibanding dengan karbohidrat dan protein, (F.G Winarno, 2004)
Lemak merupakan bahan padat pada suhu ruang disebabkan kandungannya yang
tinggi akan asam lemak jenuh yang tidak memiliki ikatan rangkat, sehingga mempunyai titik
lebur yang lebih tinggi, sedangkan minyak merupakan bahan cair pada suhu ruang
disebabkan tingginya kandunngan asam lemak yang tidak jenuh, yang memiliki satu atau
lebih ikatan rangkap diantara atom-atom karbonnya, sehingga mempunyai tiik lebur yang
rendah. (F.G Winarno, 2004).
2
BAB III
PEMBAHASAN
Validasi hasil analisis tergantung sampling yang baik dan persiapan sampel sebelum
dilakukan analisis. Idealnya komposisi sampel yang dianalisis harus mendekati sama dengan
kondisi makanan sampel diambil. Preparasi sampel pada analisis lemak tergantung pada jenis
makanan yang dianalisis (contoh ; daging, susu, krim dan kue), sifat komponen lemak
(seperti volatilitas, peluang, oksidasi, kondisi fisik) dan jenis prosedur analisis yang
digunakan (ekstraksi solven dan ekstraksi non-solven). Untuk menetukan prosedur preparasi
ssampel, perlu diketahui struktur fisik dan lokasi lemak penting dalam makanan.umumnya
preparasi sampel harus dilakukan dalam ligkungan yang meminimalkan perubahan spesifik
terhadap lemak.jika oksidasi menjadi masalah penting untuk melakukan preparasi sampel
dalam atmosfer, nitrogen, temperatur rendah, minim cahaya atau dengan penambahan
antioksidan. Bila kandungan lemak padat atau struktur kristal penting, perlu dilakukan
kontrol suhu dan penanganan sampel secara khusus.
Fakta bahwa lemak tidak larut dalam air,membuat pemisahan lemak dari komponen
makanan lain yang larut dalam air sperti protein, karbohidrat dan mineral menjadi mudah.
Teknik ekstraksi solven merupakan metode yang paliing sering digunakan untuk isolasi
lemak dan menetukan kandungan lemak dalam makanan.
3
c. Hidrolisis asam
Beberapa jenis makanan mengandung lemak yang membentuk kompleks
dengan protein (lipoprotein) atau polisakarida (glikolipid). Untuk menentukan kadar
senyawa ini,perlu dilakukan pemutusan ikstsn antara lemak dan komponen non-lemak
sebelumekstraksi solven. Hidrolisis asam umunya dilakukan untuk melepaskan lemak
terikat sehingga lebih mudah terekstraks, misalnya dengan mendigesti sampel selama
1 jam dengan HCl 3N.
d. Pemilihan solven
Solven ideal untuk ekstraksi lemak harus mampu secara sempurna
mengekstraksi semua komponen lemak dari makanan, dan meninggalkan komponen
selain lemak. Efisiensi solven tergantung polaritas lemak yang ada, lemak polar
(seperti glikolipid atau fosfolipid) lebh mudah larut dalam solven yang lebih polar
(alkohol) dari pada dalam solven non-polar (seperti heksan). Sebaliknya lemak non-
polar (seperti triasigliserol) lebih mufah larut dalam solven non-polar dibanding
dalam solven polar. Fakta bahwa lemak yang berbeda mempunyai polaritas yang
berbeda menyebabkan tidak mungkin menggunakan pelarut organik tunggal untuk
mengekstraksi semuanya. Sehinggga penentuan kandungan lemak totalnmenggunakan
ekstraksi solven tergantung pada pelarut organikyang digunakan untuk ekstraksi.
Selain pertimbangan di atas, solven juga harus murah, mempunyai titik didih rendah
(sehingga mudah dipisahkan dengan evaporasi),non-toksik dan tidak mudah terbakar.
Pelarut yang biasa digunakan untuk penentuan kadar lemak total dalam makanan
adalah etil eter, petroleum eter, pentan dan heksan.
Macam-macam ekstraksi solven:
a. Batch Solvent Extraction
Metode ini dilakukan dengan mencampur sampel dam solven dalam wadah
yang sesuai. Wadah dikocok kuat, solvenorganik dan fase air dipisahkan (oleh
gravitasi atau dengan sentrifugasi). Fase air dihilangkan, dan konsentrasi lemak
ditentukan dengan menguapkan solven dan mengukur massa lemak yang tersisa.%
lemak = 100 x (berat lemak/berat sampel). Prosedur ini harus diulang beberapa kali
untuk meningkatkan efisiensi proses ekstraksi. Fase air diekstraksi kembali dengan
solven beru, kemudian semua fraksi solven dikumpulkan dan kadar lemak ditentukan
dengan penimbangan setelah solven diuapkan.
4
b. Semi-Continous Solvent Extraction
Alat yang paling sering digunakan dalam metode ini adalah soxhlet, dimana
efisiensi ektraksi lebih baik dari pada metode Batch Solvent Extraction.
Sampel dikeringkan, dihaluskan dan diletakkan dalam thimble berpori. Thimble
diletakkan dalam alat soxhlet yang dihubungkan dengan kondensor. Labu soxhlet
dipanaskan,solven menguap, terkondensasi dan masuk ke bejana ekstraksi yang berisi
sampel, dan mengekstraksi sampel. Lemak tertinggal di labu karena perbedaan titik
didih. Pada akhir ekstraksi, solven diuapkan dan massa lemak yang tersisa ditimbang.
Prosedur :
5
e. Supercritical Fluid Extraction
Ekstraksi solven dapat dilakukan dengan alat khusus menggunakan CO2
superkritik sebagai pelarut, yang sangat ramah lingkungan karena tidak
menggunakan pelarut organik. Bila CO2 ditekan dan dipanaskan di atas temperatur
kritis tertentu, akan menjadi cairan superkritik, yang mempunyai karakteristik gas
maupun cairan. Karena CO2 berbentuk gas maka mudahberpenetrasi kedalam sampel
dan mengekstraksi lemak, dan karena juga berbentuk cair maka CO2 dapat
melarutkan sejumblah besar lemak (terutama pada tekanan tinggi).
3.3 Teknik analisa lemak (ekstraksi non-solven)
Metode ekstraksi cair Non solven, sejumlah ekstraksi cair tidak menggunakan pelarur
organik untuk memisahkan lemak dari bahanlain dalam makanan, contohnya dengan metode
Bbcock, Gerber, dan Detergen, yang sering digunakan untuk menentukan kadar lemak dalam
susu dan produk olahan ( dairy product) .
Sejumlah sampel susu dipipet secara akurat kedalam botol Babcock. Asam
sulfat dicampur dengan susu, yang akan mendigesti protein, mneghasilkan panas dan
merusak, lapisan yang mengelilingi droplet lemak, sehingga melepaskan lemak. Smapel
kemudian disentrifuse saat masih panas (55-60°C) yang akan menyebabkan lemak cair
naikke leher botol.leher botol telah diberi skala yang menunjukkan persen lemak. Metode
ini membutuhkan waktu 45 menit, dengan presisi hingga 0,1%. Metode ini tidak
menemukan kadar fosfolipid dalam susu, karena berada di fase air atau antara fase lemak
dan sir susu, krim, keju.
b.Metode Gerber
Metode ini mirirp dengan metode Babcock, tapi menggunakan asam sulfat dan
isoamil alkohol, dengan bentuk botol yang sedit berbeda. Metode ini lebih cepat dan
sedrhana dibanding metode Babcock. Isoamil alkohol digunakan untuk mencegah
pengarangan gula karena panas dan asma sulfat, yang pada metode Bcbcock
menyebabkan sulitnya pembacaan skala. Sama dengan metode Babcock , metode ini tidak
mementukan fosfolipid.
6
c. metode deterjen
Sampel dicampur dengan kombinasi surfaktan dalam botol Bbcock. Surfaktan akan
menggantikan membran yang menyelubungi droplet emulsi dalam sampel susu,
menyebabkan lemak terpisah. Sampel disentrifugasi sehingga lemak akan berada di leher
botol sehingga kadar bisa ditentukan.
Bilangan asam
Didefinisikan sebagai mg KOH yang diperlukan untuk menetralkan asam lemak yang
ada di 1g lemak atau minyak. Bilangan asam sering digunakan sebagai indikator kualitas
untuk minyak goreng, dengan nilai batas adalah 2 mg KOH/g minyak. Pada sampel lemak
cair ditambahkan etanol 95% netral dan indikator pp. Sampel kemudian dititrasi dengan
NaOH dan persen asam lemak bebas dihitung dengan persamaan.
𝑣𝑥𝑁𝑥282
% FFA (Asam Oleat) = 𝑋 100
𝑊
Keterangan
W = massa sampel
7
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Lemak dan minyak adalah golongan dari lipiida (latinyaitu lipos yang artinya
lemak).Lipida larut dalam pelarut nonpolar dan tidak larut dalam air. Sifat kelarutan ini
yang membedakan lipida dari golongan senyawa alam penting lain seperti protein dan
karbohidrat yang pada umumnya tidak larut dalam pelarut non polar.
1. Ekstraksi Solven
2. Ekstraksi Non-Solven
3. Metode Instrumental
4.2 Saran
8
DAFTAR PUSTAKA
http://dicki25.blogspot.com/2014/08/uji-kualitatif-kuantitatif-lemak.html
http://pustan.bpkimi.kemenperin.go.id/files/SNI%2001-355.pdf
https://www.academia.edu/4894341/Analisis_lemak