Anda di halaman 1dari 36

DAFTAR ISI

Halaman
DAFTAR ISI ............................................................................................................................ 1

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................................................................... 2
B. Rumusan Masalah ........................................................................................... 3
C. Tujuan .................................................................................................................. 3

BAB II KAJIAN PUSTAKA


A. Jenis, Fungsi Dan Tinjauan Lipid Dalam Islam ..................................... 4
B. Degradasi Asam Lemak ................................................................................. 15
(1) Oksidasi-β ................................................................................................... 15
(2) Oksidasi asam lemak rantai ganjil dan asam lemak tak jenuh 20
C. Degradasi Asam Lemak vs Biosintesis Asam Lemak ........................ 21
D. Glukoneogenesis Dari Asam Lemak ......................................................... 28
E. Neraca Energi Yang Dihasilkan Dari Pembakaran Asam Lemak . 29
F. Ketosis ................................................................................................................. 30

BAB III PENUTUP


A. Simpulan ............................................................................................................. 33

DAFTAR RUJUKAN ........................................................................................................... 34

1
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Lipid ialah senyawa organik yang memiliki sifat tidak larut dalam air, dan dapat
diekstraksi oleh larutan organik nonpolar. Lipid merupakan salah satu zat
makromolekul yang digunakan oleh tubuh untuk proses metabolisme. Lipid mempunyai
fungsi melindungi organ tubuh, membentuk sel, penghasil panas dalam tubuh, sebagai
sumber asam lemak esensial, pelarut vitamin yang larut dalam lemak, pemberi rasa
kenyang dan kelezatan. Lipid juga merupakan struktur penting dari membran sel, saraf
dan merupakan komponen getah empedu.
Hubungan antara proses biologi dan kimia pada makhluk hidup saling berkaitan
erat. Hal tersebut dapat dilihat, misalnya dari proses pencernaan makanan dalam tubuh
yang tidak lepas dari kedua proses tersebut. Metabolisme kimiawi dalam sistem
pencernaan makanan memiliki peranan penting dalam tiap prosesnya. Reaksi-reaksi
kimia yang terjadi dalam sistem pencernaan dapat membantu pemecahan molekul-
molekul makanan menjadi molekul yang lebih sederhana, sehingga dapat diserap oleh
tubuh. Seperti halnya karbohidrat dan protein, lipida atau yang lebih sering disebut
lemak juga merupakan sumber energi dalam proses metabolime yang terjadi di dalam
tubuh. Besarnya energi yang dihasilkan setiap gram lemak adalah lebih besar dari
energi yang dihasilkan oleh 1 gram karbohidrat atau 1 gram protein. 1gram lemak
menghasilkan 9 kal, sedangkan karbohidrat atau protein hanya menghasilkan 4
kal/gram.
Lemak yang beredar di dalam tubuh diperoleh dari dua sumber yaitu dari
makanan dan hasil produksi organ hati, yang bisa disimpan di dalam sel-sel lemak
sebagai cadangan energi (Guyton, 2007). Lemak yang terdapat dalam makanan akan
diuraikan menjadi kolesterol, trigliserida, fosfolipid dan asam lemak bebas pada saat
dicerna dalam usus. Keempat unsur lemak ini akan diserap dari usus dan masuk
kedalam darah. Lemak tidak larut dalam air, berarti lemak juga tidak larut dalam
plasma darah. Agar lemak dapat diangkut ke dalam peredaran darah, maka di dalam
plasma darah, lemak akan berikatan dengan protein spesifik membentuk suatu
kompleks makromolekul yang larut dalam air. Ikatan antara lemak (kolesterol,

2
trigliserida, dan fosfolipid) dengan protein ini disebut lipoprotein. Berdasarkan
komposisi, densitas, dan mobilitasnya, lipoprotein dibedakan menjadi kilomikron, very
low density lipoprotein (VLDL), low density lipoprotein (LDL), dan high density
lipoprotein (HDL). Setiap jenis lipoprotein memiliki fungsi yang berbeda dan dipecah
serta dibuang dengan 15 cara yang sedikit berbeda. Lemak dalam darah diangkut
dengan dua cara, yaitu melalui jalur eksogen dan jalur endogen (Adam, 2009).

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana jenis, fungsi dan tinjauan lipid dalam Islam ?
2. Bagaimana proses terjadinya degradasi asam lemak ?
3. Bagaimana perbandingan antara degradasi asam lemak dengan biosintesis
asam lemak ?
4. Bagaimana proses terjadinya glukoneogenesis dari asam lemak ?
5. Berapakah neraca energi yang dihasilkan dari pembakaran asam lemak ?
6. Bagaimana proses terjadinya ketosis ?

C. Tujuan
1. Mengetahui jenis, fungsi dan tinjauan lipid dalam Islam
2. Mengetahui proses terjadinya degradasi asam lemak
3. Mengetahui perbandingan antara degradasi asam lemak dengan biosintesis asam
lemak
4. Mengetahui proses terjadinya glukoneogenesis dari asam lemak
5. Mengetahui banyaknya neraca energi yang dihasilkan dari pembakaran asam
lemak
6. Mengetahui proses terjadinya ketosis

3
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Jenis, Fungsi Dan Tinjauan Lipid Dalam Islam


1. Tinjauan Lipid Dalam Islam
Asal kata dari bahasa Yunani/greeck; Lipos (lemak). Istilah lipid kadang-
kadang digunakan sebagai sinonim dari lemak. Berdasarkan
kesepakatan Kongres Internasional Kimia dan Terapan (International Congress
of Pure And Apllied Chemistry). Lipid secara umum adalah senyawa organik
yang tidak larut dalam air tetapi dapat diekstrak dengan pelarut non polar
seperti kloroform, eter, dan benzen.
Lemak dan minyak terdapat pada hampir semua bahan pangan dengan
kandungan yang berbeda-beda. Tetapi lemak dan minyak sering kali
ditambahkan dengan sengaja ke bahan makanan dengan berbagai tujuan. Dalam
pengolahan bahan pangan, minyak dan lemak berfungsi sebagai media
penghantar panas, seperti minyak goreng, shortening (mentega putih), lemak
(gajih), mentega, dan margarine.di samping itu, penambahan lemak juga
dimaksudkan juga untuk menambah kalori serta memperbaiki tekstur dan cita
rasa bahan pangan., seperti pada kembang gula, penambahan shortening pada
pembuatan kue-kue, dan lain-lain. Lemak yang ditambahkan kedalam bahan
pangan, atau dijadikan bahan pangan membutuhkan persyaratan dan sifat-sifat
tertentu. Berbagai bahan pangan seperti daging, ikan, telur, susu, alpukat,
kacang tanah, dan beberapa jenis sayuran mengandung lemak atau minyak yang
biasanya termakan bersama bahan tersebut. Lemak dan minyak tersebut
dikenal sebagai lemak tersembunyi (invisibke fat). Sedangkan lemak dan
minyak yang telah diekstraksi dari ternak atau bahan nabati dan dimurnikan
dikenal sebagai lemak minyak biasa atau lemak kasat mata (visible fat).
Manusia dapat digolongkan mahluk omnivora, artinya makanannya
terdiri dari bahan hewani maupun nabati, karena itu dapat menerima minyak
dan lemak dari berbagai sumber baik dari hewan ternak maupun tumbuhan.
Sumber lemak berasal dari tumbuhan disebut lemak nabati. Lemak nabati bisa
diperoleh dari makanan, antara lain kelapa, minyak kelapa, kacang-kacangan,
kedelai, avokad, zaitun, dan lain-lain. Adapun sumber lemak yang berasal dari
hewan disebut lemak hewani. Lemak hewani bisa diperoleh dari daging, susu,
mentega, telur, ikan, dan sebagainya (Lestari, Sri Endang, 2008:204).
Contoh sumber lemak yang berasal dari tumbuhan terdapat pada surat al
Mu’minun ayat 20.

Artinya:

4
“dan (Kami Tumbuhkan) pohon (zaitun) yang tumbuh dari gunung Sinai,
yang menghasilkan minyak, dan bahan pembangkit selera bagi orang-orang yang
makan”.
Zaitun merupakan makanan sehat. Tiap buah zaitun yang matang
mengandung 80% air, 15% minyak, 1% protein, 1% karbohidrat, dan 1% serat.
Jika buah zaitun diolah menjadi minyak maka kandungan asam lemak yang
dimilikinya antara lain asam oleat atau omega 9 (79%), asam palmitrat atau
asam lemak jenuh (11%), asam linoleat atau omega 6 (7%), asam stearat (2%),
dan lain-lain sebesar 1%. Minyak zaitun mengandung vitamin E yang sangat
dibutuhkan untuk menghentikan kerusakan sel-sel pemicu kanker. Selain itu
juga, Zaitun juga dapat meningkatkan metabolisme tubuh.

Contoh sumber lemak yang berasal dari hewan terdapat pada surat al
Mu’minun ayat 21.

Artinya:
“Dan sungguh pada hewan-hewan ternak terdapat suatu pelajaran
bagimu. Kami Memberi minum kamu dari (air susu) yang ada dalam perutnya,
dan padanya juga terdapat banyak manfaat untukmu, dan sebagian darinya
kamu makan”.
Hampir semua bahan banyak mengandung lemak dan minyak,
terutama bahan yang berasal dari hewan. Lemak dalam jaringan hewan
terdapat pada jaringan adiposa. Dalam tanaman, lemak disintesis dari satu
molekul gliserol dengan tiga molekul asam lemak yang terbentuk dari
kelanjutan oksidasi karbohidrat dalam proses respirasi. Proses pembentukan
lemak dalam tanaman dapat dibagi menjadi tiga tahap, yaitu pembentukan
gliserol, pembentukan molekul asam lemak, kemudian kondensasi asam lemak
dengan gliserol membentuk lemak.

2. Jenis Dan Fungsi Lipid


a. Fungsi lipid
Lipid memiliki beberapa fungsi penting dalam sistem makhluk hidup antara
lain:
1) Sebagai Sumber energi.
2) Sebagai penahan panas
3) Komponen struktur membrane sel
4) Menjaga kestabilan tubuh
5) Membantu pengangkutan vitamin
6) lapisan pelindung

b.Jenis lipid

5
Untuk menggolongkan jenis-jenis lipid ada tiga cara penggolongan yaitu :
1) Penggolongan Lipid Berdasarkan Strukturnya
i. Lipid sederhana : ester asam lemak dengan berbagai alkohol, seperti :
 Lemak (fat) ; ester asam lemak dengan gliserol
 Minyal (oil) adalah lemak dalam keadaan cair
 Wax (malam) ; ester asam lemak dengan alkohol monohidrat
berberat molekul tinggi.
ii. Lipid kompleks : ester asam lemak yang mengandung gugus tambahan
(gugus-gugus selain alkohol dan asam lemak). Seperti ;
 Fosfolipid : lipid yang mengandung suatu residu asam fosfor, selain
asam lemak dan alkohol. Lipid ini sering memiliki basa yang
mengandung nitrogen dan substituen lain, misalnya alkohol pada
gliserofofolipid adalah gliserol dan alkohol pda sfingofosfolipid
adalah sfingosin.
 Glikolipid ; lipid yang mengandung asam lemak, sfingosin, dan
karbohidrat.
 Fosfatidin kolin (lesitin). Mengandung asam fosfatidat dan kolin.
 Fosfatidil etalonamin (sefalin). Mengandung asam fosfatidat dan
etanolamin.
 Fosfatidil inositol (lipositol). Mengandung asam fosfatidat dan
inositol.
 Fosfatidil serin. Mengandung asam fosfatodat dan asam amino
serin.
 Plasmalogen. Menyerupai lesitin dan sefalin, kecuali ikatan ester
asam lemak pada posisi alfa dan karbon gliserol diganti oleh ikatan
ester dengan alkohol tak jenuh.
 Sfingomelin.Tidak mengandung gliserol. Pada hirolisis akan
menghasilkan asam lemak, asam fosfat, kolin dan suatu alkohol.
iii. Derivat lipid : senyawa yang dihasilkan oleh proses hidrolisis lipid
sederhana dan lipid majemuk yang masih mempunyai sifat-sifat seperti
lemak, yakni :
 Asam-asam lemak.
 Asam lemak jenuh. Dengan rantai karbon jenuh. Umumnya
terdapat di alam mengandung jumlah atom C genap.
 Asam lemak tidak jenuh. Dengan rantai karbon yang
mengandung ikatan rangkap.
 Alkohol (dengan berat molekul tinggi).
 Alkohol alifatik.
 Sterol.
 Alkohol yang mengandung cincin ion beta : vitamin A
 Diantara alkohol yang mengandung ikatan rangkap dalam
molekulnya ada beberapa yang merupakan pigmen seperti fitol

6
yang merupakan bagian klorofil, likofil suatu dihidroksi alkohol
yang berwarna merah ungu dan ditemukan dalam tomat.
 Hidrokarbon.
 Hidrokarbon alifatik : pentakosan (C-25)
 Karotenoid : karoten alfa, beta gamma
 Squalen : suatu hidrokarbon dengan ikatan rangkap yang
terdapat di dalam minyak olif (minyak zaitun) dan minyak ikan
paus,
 Vitamin D. Berbeda dengan sterol karena pada inti
fenantrennya
 tidak terdapat ikatan C-9 dan C-10
 Vitamin E. Tokoferol alfa, beta gamma
 Vitamin K.

2) Penggolongan Lipid Berdasarkan Sifat Kimia :


i. Lipid yang dapat disabunkan ; yang dapat dihidrolisis dengan basa,
contohnya: lemak.
ii. Lipid yang tidak dapat disabunkan, contohnya ; steroid.
3) Penggolongan Lipid Berdasarkan Kemiripan Struktur Kimianya ;
i. asam lemak,
ii. lemak,
iii. lilin,
iv. fosfolipid,
v. sfingolipid,
vi. terpen,
vii. steroid,
viii. lipid kompleks.

Adapun contoh dari derivat lipid diantaranya adalah :


1. Asam lemak
Asam lemak adalah asam organik yang terdapat sebagai ester
trigliserida atau lemak, baik yang berasal dari hewan atau tumbuhan. Asam
ini adalah asam karboksilat yang mempunyai rantai karbon panjang dengan
rumus umum :

Dimana R adalah rantai karbon yang jenuh atau tidak jenuh yang atas 4
sampai 24 buah atom karbon. Walaupun asam lemak berantai pendek,
contohnya asam lemak berantai empat atau enam namun lazim ditemukan.
Rantai carbon Asam lemak jenuh tidak mengandung ikatan ganda karbon

7
dengan karbon dalam strukturnya, sementara rantai karbon asam lemak
tidak jenuh memiliki satu atau lebih ikatan ganda, yang dengan
pengecualian yang jarang, berada dalam konfigurasi geometris cis.
Asam lemak pada umumnya diturunkan dari trigliserida atau pun
fosfolipida. Asam lemak ialah sumber nutrisi bahan bakar penting untuk
hewan karena, ketika dimetabolisme, meraka menghasilkan ATP pada
jumlah yang banyak. Banyak jenis sel yang bisa menggunakan glukosa atau
asam lemak untuk kebutuhan ini. Asam lemak berantai panjang tidak bisa
melintasi penghalang darah otak dan sehingga tidak dapat digunakan
menjadi bahan bakar oleh sel sistem saraf pusat. akan tetappi, asam lemak
rantai pendek bebas dan asam lemak rantai sedang dapat melintasi BBB,
selain glukosa dan badan ketona.
a) Asam lemak tak jenuh
Asam lemak tak jenuh memiliki satu atau lebih ikatan rangkap
antar atom karbon. (Pasangan atom karbon yang terhubung melalui
ikatan rangkap dapat dijenuhkan dengan adisi atom hidrogen,
mengubah ikatan rangkap menjadi ikatan tunggal. Oleh karena itu,
ikatan rangkap disebut tak jenuh.)
Dua atom karbon dalam rantai yang terikat di sebelah ikatan
rangkap dapat membentuk konfigurasi cis atau trans.
 cis
Konfigurasi cis berarti bahwa dua atom hidrogen yang berdekatan
dengan ikatan rangkap berada pada sisi yang sama dari rantai.
Kekakuan ikatan rangkap membekukan konformasi dan, dalam kasus
isomer cis, menyebabkan rantai membengkok dan menghalangi
kebebasan konformasi asam lemak. Semakin banyak ikatan rangkap
dalam rantai dengan konfigurasi cis, semakin kecil fleksibilitasnya.
Ketika suatu rantai memiliki banyak ikatan cis, ia semakin melengkung
dalam konformasi yang dapat dicapai. Misalnya, asam oleat, dengan
satu ikatan rangkap, memiliki "patahan" di dalamnya, sementara asam
linoleat, dengan dua ikatan rangkap memiliki lekukan yang lebih jelas.
Asam α-linolenat, dengan tiga ikatan rangkap, memiliki bentuk kait.
Efek dari ini adalah bahwa, dalam lingkungan terbatas, ketika asam
lemak adalah bagian dari fosfolipida dalam lipida dua lapis, atau
trigliserida dalam droplet lipida, ikatan cis membatasi kemampuan
asam lemak untuk dimampatkan, dan oleh karena itu dapat
mempengaruhi titik lebur membran atau lemak.

8
 trans
Konfigurasi trans, sebaliknya, berarti bahwa dua atom hidrogen
yang berdekatan berada pada sisi yang berseberangan dari rantai.
Alhasil, mereka tidak banyak menyebabkan pembengkokan rantai, dan
bentuknya mirip dengan asam lemak jenuh lurus.
Dalam hampir semua asam lemak tak jenuh alami, masing-masing
ikatan rangkap memiliki n atom karbon di sebelahnya, untuk beberapa
n, dan seluruhnya berikatan cis. Hampir semua asam lemak dengan
konfigurasi trans (lemak trans) tidak dijumpai di alam dan merupakan
hasil pengolahan manusia (misalnya, hidrogenasi).
Perbedaan geometri antara berbagai jenis asam lemak tak jenuh,
dan juga antara asam lemak jenuh dan tak jenuh, memainkan peran
penting dalam proses biologi, dan dalam konstruksi struktur biologis
(misalnya membran sel).

Adapun contoh asam lemak tak jenuh sebagai berikut :

b) Asam lemak jenuh


Asam lemak jenuh tidak memppunyai ikatan rangkap. Oleh karena
itu, asam lemak jenuh ialah asam lemak yang jenuh dengan hidrogen
(karena ikatan rangkap mengurangi jumlah hidrogen pada masing-
masing karbon tersebut). Masing-masing karbon dalam rantai memiliki
dua atom hidrogen (terkecuali karbon omega di ujung yang mempunyai

9
tiga hidrogen), karena asam lemak jenuh hanya mempunyai ikatan
tunggal.

c) Asam lemak esensial


Asam lemak yang dibutuhkan pada tubuh manusia akan tetapi
tidak bisa dibuat dalam jumlah yang mencukupi dari substrat lain, dan
oleh karenanya harus diperoleh dari luar tubuh, disebut asam lemak
esensial. ada dua kelompok asam lemak esensial:yang pertama yaitu,
yang memiliki ikatan rangkap berjarak tiga atom karbon dari ujung
metil; dan yang kedua, yang mempunyai ikatan rangkap berjarak enam
atom karbon dari ujung metil.

10
Manusia tidak mempunyai kemampuan untuk mengintroduksi
ikatan rangkap pada asam lemak di luar karbon 9 dan 10, dihitung dari
sisi asam karboksilat. Dua asam lemak esensial ialah asam linoleat atau
sering disebut linoleic acid dan asam alfa-linolenat yang sering di sebut
alpha-linolenic acid. Mereka banyak terdapat di dalam minyak
tumbuhan. Tubuh manusia mempunyai keterbatasan kemampuan di
dalam mengubah ALA menjadi asam lemak omega-3 yang lebih panjang
— asam eikosapentaenoat (eicosapentaenoic acid, EPA) dan asam
dokosaheksaenoat (docosahexaenoic acid, DHA), yang dapat pula
diperoleh dari ikan.

2. lilin
Lilin tidak larut di dalam air dan sulit dihidrolisis. Malam sering
digunakan sebagai lapisan pelindung untuk kulit, rambut dan lain-lain.
Malam merupakan ester antara asam lemak dengan alkohol rantai panjang
Pada vertebrata, lilin diekresi oleh kelenjar kulit pelindung untuk
membuat kulit bersifat fleksibel, berminyak, dan tidak tembus air. Rambut,
wol, dan bulu juga dilapisi oleh sekresi berlilin. Daun berbagai tumbuhan
dilapisi oleh lapisan lilin pelindung.

Lilin dibentuk dan dipergunakan dalam jumlah besar pada


kehidupan laut, terutama pada organisme planton, yang menggunakan lilin
sebagai bentuk penyimpanan utama dari bahan bakar penghasil kalori.
Karena beberapa ikan paus, ikan kembung, ikan salem dan banyak spesies
ikan yang mengkonsumsi plankton dalam jumblah besar.
3. fosfolipid
Fosfolipid merupakan komponen utama pembentuk membran yang
tersusun atas double layer. Membran lipid tersebut bersifat amfipatik
karena memiliki ujung yang bersifat hidrofobik dan ujung lainnya bersifat
hidrofilik. Pada gliserofosfolipid dan beberapa spingolipid, molekul bagian
kepala yang polar berikatan dengan gugus hidrofobik melalui ikatan
fosfodiester.

11
komponen utama dari semua membran sel, mereka mempengaruhi
sejumlah organ dan jaringan, seperti jantung, sel-sel darah dan sistem
kekebalan tubuh. Fosflipid berfungsi terutama sebagai nsur structural
membrane dan tiak pernah disimpan dalam jumlah banyak. Golongan lipid
ini mengandung fosfor dalam bentuk gugus asam fosfat. Fosfolipid utama
yang ditemukan pada membrane adalah fosfogliserida,

4. spingolipid
Sphingolipid adalah kelompok lipid yang struktur utamanya adalah
rantai panjang amino alkohol sphingosin. Sphingolipid ada dalam darah dan
hampir semua jaringan tubuh. Konsenrasi tertinggi ditemukan di sistem
saraf pusat Sphingolipid terdiri dari 3 tipe utama : Sphingomyelins,
Glycosphingolipids, dan Gangliosides. Seramid adalah keluarga dari molekul
lipid. Seramide disusun dari sphingosine dan asam lemak. Seramid disintesa

12
dari dehydrosphingosin dan rantai panjang asam acylCoA oleh enzim pada
retikulum endoplasma. Seramid ditemukan dengan konsentrasi tinggi di
dalam membran sel.
Sfingolipid dapat ditemukan di hampir seluruh jaringan manusia.
Konzentrasinya yang tertinggi walaupun demikian terdapat di jaringan
saraf sistem saraf pusat, khususnya di zat putih di otak. Sfingolipida adalah
posfolipida yang memiliki ikatan amida antara asam lemak dengan sfingosin
dan memiliki alkohol dengan jumlah atom C 18 buah. Sedangkan senyawa
glikosfingolipida mengandung monosakarida yang terikat pada gugus OH
gugus sfingosin melalui ikatan glikosida.

5. Terpen
Terpenoid merupakan komponen-komponen tumbuhan yang
mempunyai bau dan dapat diisolasi dari bahan nabati dengan penyulingan
disebut sebagai minyak atsiri. Minyak atsiri yang awalnya berasal dari
bunga pada awalnya dikenal dari penentuan struktur secara sederhana
yaitu dengan perbandingan atom hidrogen dan atom karbon dari suatu
senyawa terpenoid yaitu 8:5 dan dengan perbandingan tersebut dapat
dikatakan bahwa senyawa tersebut adalah golongan terpenoid.

Terpenoid merupakan derivat dehidrogenasi dan oksigenasi dari


senyawa terpen. Terpen merupakan suatu golongan hidrokarbon yang
banyak dihasilkan oleh tumbuhan dan sebagian kelompok hewan.

13
6. Steroid
Steroid adalah senyawa organik yang terbuat dari turunan lemak.
Sedangkan hormon steroid adalah steroid yang berfungsi sebagai hormon.
Steroid dalam tubuh dapat dikelompokkan menjadi 2 kelas, yaitu
kortikosteroid yang paling banyak diproduksi di korteks adrenal dan seks
steroid yang paling banyak diproduksi dalam organ kelamin dan plasenta.
Terdapat dua jenis kortikosteroid yang utama, yaitu glukokortikoid dan
mineralokortikoid, sementara seks steroid terdiri dari testosteron, estrogen,
dan progesteron.
Steroid adalah setiap kelompok lipid yang berasal dari senyawa
jenuh yang disebut cyclopentanoperhydrophenanthrene. Steroid memiliki
struktur molekul dasar 15 atom karbon disusun dalam empat cincin dan
dibatasi oleh atom hidrogen hingga 28.

Di antara turunan steroid yang paling penting adalah alkohol


steroid, atau sterol, seperti kolesterol. Steroid lainnya termasuk asam
empedu, yang membantu pencernaan lemak dalam usus; hormon seks
(androgen dan estrogen); dan hormon kortikosteroid, yang diproduksi oleh
korteks adrenal.

Struktur testosterone struktur estrogen


Dalam tubuh manusia hormon steroid memiliki banyak fungsi, dan
secara ringkas fungsi - fungsi tersebut adalah sebagai berikut:
a. Glukokortikoid atau kortisol berperan sebagai pengatur dalam banyak
proses metabolisme termasuk pembentukan glukosa dari asam amino
dan asam lemak dan penyimpanan glikogen dalam hati. Kortisol juga
membantu menjaga tekanan darah tetap normal dan mempunyai efek
anti-inflamasi dan imunosupresif.
b. Mineralokortikoid atau aldosteron berperan dalam menjaga
keseimbangan air dan garam mineral dalam tubuh. Hormon ini akan
membuat ginjal menyerap kembali natrium, kalium dan mebuang zat-

14
zat yang diperlukan melalui urin. Hormon ini juga membantu dalam
mengatur tekanan darah.

7. lipid kompleks
Lipid kompleks adalah kombinasi antara lipid dengan molekul lain.
Contoh penting dari lipid kompleks adalah lipoprotein dan glikolipid.
a. Lipoprotein
Lipoprotein merupakan gabungan antara lipid dengan protein

Gabungan lipid dengan protein (lipoprtein)


Ada 4 klas mayor dari lipoprotein plasma yang masing-masing
tersusun atas beberapa jenis lipid, yaitu:

Perbandingan komposisi penyusun 4 klas besar lipoprotein


1) Kilomikron Kilomikron berfungsi sebagai alat transportasi trigliserid
dari usus ke jaringan lain, kecuali ginjal
2) VLDL (very low - density lypoproteins) VLDL, mengikat trigliserid di
dalam hati dan mengangkutnya menuju jaringan lemak

15
3) LDL (low - density lypoproteins) LDL, berperan mengangkut
kolesterol ke jaringan perifer
4) HDL (high - density lypoproteins) HDL, mengikat kolesterol plasma
dan mengangkut kolesterol ke hati.

Iustrasi peran masing-masing 4 klas besar lipoprotein

B. Degradasi Asam Lemak


1. Oksidasi-β
Degradasi asam lemak terjadi di mitokondria dalam beberapa tahap:
Tahap 1: aktivasi asam lemak di sitoplasma. Asam lemak difosforilasi dengan
menggunakan satu molekul ATP dan diaktifkan dengan asetil Co-A
menghasilkan asam lemak-CoA, AMP, dan pirofosfat inorganik (gambar a.1.1) .

Gambar a.1.1 Pengaktifan asam lemak dengan acetyl-CoA menjadi asam lemak-
CoA

16
Tahap 2: Pengangkutan asam lemak-CoA dari sitoplasma ke mitokondria
dengan bantuan molekul pembawa carnitine, yang terdapat dalam membran
mitokondria (Gambar a.1.2).

Gambar a.1.2 Masuknya asam lemak ke mitokondria melalui transport acyl-


carnitine/carnitine.
Tahap 3: Reaksi ß-oksidasi, berlangsung dalam 4 tahap, yaitu (1)
dehidrogenasi I, (2) hidratasi, (3) dehidrogenasi II, dan (4) tiolasi (tahap
pemotongan) (gambar a.1.3).

17
Gambar a.1.3 Urutan tahapan reaksi dalam ß-oksidasi asam lemak.
Tahap dari reaksi ß-oksidasi yaitu:
a. Dehidrogenasi I, yaitu dehidrogenasi Asam lemak-CoA yang sudah berada di
dalam mitokondrion oleh enzim acyl-CoAdehidrogenase, mengha-silkan
senyawa enoyl-CoA. Pada reaksi ini, FAD (flavin adenin dinukleotida) yang
bertindak sebagai koenzim direduksi menjadi FADH2. Dengan mekanisme
fosforilasi bersifat oksidasi melalui rantai pemafasan, suatu molekul FADH2
dapat menghasilkan dua molekul ATP.
b. Hidratasi, yaitu ikatan rangkap pada enoylCoA dihidratasi menjadi 3-
hidroxyacylCoA oleh enzimenoyl-CoA hidratase.

18
c. Dehidrogenase II, yaitu dehidrogenasi 3-hidroxyacyl-CoAoleh enzim ß-
hidroxyacyl-CoA dehidrogenase dengan NAD+ sebagai koenzimnya menjadi
ß-ketoacylCoA. NADH yang terbentuk dari NAD+ dapat dioksidasi kembali
melalui mekanisme fosforilasi oksidatif yang dirangkaikan dengan rantai
pernafasan menghasilkan tiga molekul ATP.
d. Pemecahan molekul dengan enzim ß-ketoacyl-CoA thiolase. Pada reaksi ini
satu molekul ketoacyl-CoA menghasilkan satu molekul asetyl-CoA dan sisa
rantai asam lemak dalam bentuk CoA-nya, yang mempunyai rantai dua atom
karbon lebih pendek dari semula.
Proses degradasi asam lemak selanjutnya adalah pengulangan
mekanisme ß-oksidasi secara berurutan sampai panjang rantai asam lemak
tersebut habis dipecah menjadi molekul acetylCoA. Dengan demikian satu
molekul asam miristat (C14) menghasilkan 7 molekul acetylCoA (C2) dengan
melalui 6 kali ß-oksidasi.
Tiap satu sklus ß-oksidasi dihasilkan energi sebesar:
a. 1 FADH2 = 2 ATP (pada dehidrogenasi 1)
b. 1 NADH = 3 ATP (pada dehidrogenasi 2)
c. 1 Acetyl-CoA.
Satu Acetyl-CoA dioksidasi melalui siklus TCA menghasilkan energi = 12 ATP.
Jadi jumlah ATP yang dihasilkan dalam satu siklus ß oksidasi = (3 + 3 + 12) ATP
= 17 ATP

Gambar a.1.4. contoh pengulangan reaksi β oksidas

19
Berikut merupakan contoh tahap oksidasi asam palmitat (C15H33COOH) dan
energi yang dihasilkan:

Gambar a.1.5. contoh pengulangan reaksi β oksidasi


Tahap 1: Asam palmitat (mengandung 16 atom C) dioksidasi ß dalam 7
siklus menjadi 8 residu acetyl dalam bentuk acetyl-CoA.
Tahap 2: Tiap acetyl-CoA dioksidasi menghasilkan 2 CO2 dan 8 elektron
dalam siklus TCA.
Tahap 3: Elektron yang dihasilkan dari tahap 1 dan 2 masuk ke rantai
respirasi mitokondria dengan menghasilkan energi untuk sintesisATP
dengan forforilasi oksidatif.
Jadi dengan 7 siklus ß-oksidasi dihasilkan energi sebesar:
a. 7 FADH2 = 7 x 2 ATP = 14 ATP
b. 7 NADH = 7 x 3 ATP = 21 ATP
c. 8 Acetyl-CoA = 8 x 12 ATP = 96 ATP +
Jumlah ATP = 131 ATP

20
Reaksi katabolismenya:

Karena pada proses aktivasi dibutuhkan 1 ATP dengan reaksi:

2. Oksidasi Asam Lemak Rantai Ganjil Dan Asam Lemak Tak Jenuh
a. Oksidasi Asam Lemak Rantai Ganjil
Pada asam lemak dengan jumlah atom C ganjil, setelah
pengambilan acetyl-CoA (2C) sisanya adalah residu propionyl-CoA
(3C). Propionyl-CoA ini masuk ke siklus Krebs lewat Succinyl-CoA
(gambar 3.8). Dalam hal ini propionyl-CoA dikarboksilasi menjadi D-
metylmalonyl-CoA, kemudian diubah menjadi Succinyl-CoA melalui
intermediet L- metylmalonyl-CoA. Jumlah energi yang dihasilkan
dalam 1 siklus krebs jika masuk lewat Succinyl-CoA hanya sebesar 6
ATP Karena masuk siklus krebs lewat Succinyl-CoA maka degradasi
asam lemak dengan atom C ganjil lebih cepat dibandingkan dengan
degradasi asam lemak dengan atom C genap. Hal ini penting untuk
memberikan konsumsi pada orang atau makhluk hidup yang
membutuhkan energi dengan cepat, missal orang Eskimo.

21
Gambar a.2.2. Oksidasi
asam lemak dengan
atom C ganjil (contoh:
asam propionat dalam
bentuk Propionyl-CoA)

b. Asam Lemak Tak Jenuh

Gambar a.2.1Oksidasi asam


lemak tak jenuh (asam
oleat). Oksidasi ini
membutuhkan tambahan
enzim enoyl-CoA isomerase
untuk mereposisi ikatan
rangkap dari cis ke isomer
trans sebagai intermediet
normal pada ß-oksidasi.

Asam lemak tak jenuh di alam (misal asam oleat) mempunyai


ikatan rangkap pada konfigurasi cis. Karena pada ß-oksidasi
enzimnya spesifik untuk enoyl-CoA dengan konfigurasi trans, maka
diperlukan enzim enoyl-CoA isomerase untuk mengubah konfigurasi
cis menjadi trans. Adapun mekanisme oksidasi asam lemak tak jenuh
berlangsung sama seperti ß-oksidasi untuk asam lemak jenuh.
Karena terdapat satu ikatan tak jenuh, maka dalam proses
degradasinya, asam lemak tak jenuh mengalami satu mekanisme

22
reaksi tambahan yaitu reaksi isomerisasi bentuk cis ke trans yang
dikatalisis oleh enzim enoyl-CoA isomerase.

C. Degradasi Asam Lemak vs Biosintesis Asam Lemak


1. Biosintesis Asam Lemak
Biosintesis asam lemak sangat penting, khususunya dalam
jaringan hewan, karena mempunyai kemampuan terbatas untuk
menyimpan energi dalam bentuk karbohidrat. Proses ini dikatalisis oleh
asam lemak synthase, suatu multienzim yang berlokasi di sitoplasma.

Biosintesis Asam Lemak Jenuh


Biosintesis asam lemak jenuh dimulai dari acetyl-CoA sebagai
starter. Acetyl-CoA ini dapat berasal dari ß-oksidasi asam lemak maupun
dari piruvate hasil glikolisis atau degradasi asam amino melalui reaksi
pyruvate dehydrogenase. Acetyl-CoA tersebut kemudian ditransport
dari mitokondria ke sitoplasma melalui sistem citrate shuttle untuk
disintesis menjadi asam lemak. Reduktan NADPH + H+ disuplai dari jalur
hexose monophosphate (fosfoglukonat).

Bagan pengangkutan acetyl-CoA dari mitokondria ke sitoplasma.


Pyruvate hasil katabolisme asam amino atau dari glikolisis glukosa
diubah menjadi aecetyl-CoA oleh sistem pyruvate dehydogenase. Gugus

23
acetyl tersebut keluar matriks mitokondria sebagai citrate, masuk ke
sitosol untuk sintesis asam lemak. Oxaloacetate direduksi menjadi
malate kembali ke matriks mitokondrion dan diubah kembali menjadi
malate. Malat di sitosol dioksidasi oleh enzim malat menghasilkan
NADPH dan pyruvate. NADPH digunakan untuk reaksi reduksi dalam
biosintesis asam lemak sedangkan pyrivate kembali ke matriks
mitokondrion (Anna dan Titin Supriyanti,2006) .
Tahapan mekanisme reaksi biosintesis asam lemak :
a. Pembentukan malonyl koA
karboksilasi acetyl-CoA menjadi malonylCoA sebagai molekul
yang menambahkan 2 atom C pada pemanjangan asam lemak
dengan melepaskan CO2. Reaksi ini dikatalisis oleh enzim acetyl-
CoA karboksilase dengan bantuan Biotin.

b. Pemanjangan rantai asam lemak hingga terbentuk asam palmitat


Reaksi 1: Pembentukan acetyl-ACP sebagai starter atau molekul
pemula
Transfer residu acetyl dari Acetyl-CoA ke gugus SH dari
molekul ACP pada sistem enzim kompleks asam lemak
synthase merupakan reaksi pemula dalam mekanisme
biosintesis asam lemak. Kedua atom karbon ini akan

24
menjadi atom karbon ujung (atom karbon nomor 15 dan
16) dari asam palmitat yang terbentuk. Reaksi ini
dikatalisis oleh salah satu dari enam enzim kompleks asam
lemak synthase, Acetyl-CoA-ACP transacylase.
Reaksi 2: transfer residu acetyl ke Cys-SH dari enzim & residu
malonyl ke Pan-SH dari ACP
Residu acetyl dari molekul ACP kemudian ditransfer
(translokasi) ke gugus –SH dari residu cystein pada ß-
ketoacyl-ACP-Synthase . Secara bersamaan gugus malonyl
dari malonyl-CoA dipindah ke Pan-SH dari ACP
membentuk malonyl-ACP oleh enzim malonyl-CoA- ACP-
transferase
Reaksi 3: Reaksi kondensasi pembentukan acetoacetyl-S-ACP
Gugus acetyl yang diesterkan pada enzim ß-ketoacyl-ACP-
Synthase ditransfer ke atom C nomer 2 pada malonyl-ACP
dengan pelepasan CO2 yang berasal dari HCO3- (reaksi 3
pada tahap aktivasi) oleh enzim ß-ketoacyl-ACP-Synthase
membentuk acetoacetyl-S-ACP. Dengan demikian dalam
reaksi karboksilasi acetyl-CoA, CO2 dari HCO3-tersebut
memegang peran katalitik karena dilepaskan kembali
sebagai CO2.
Reaksi 4: Reaksi reduksi pertama
Acetoacetyl-S-ACP direduksi oleh NADPH membentuk D-b-
b.2.5hydroxybutyryl-ACP, yang dikatalis oleh b-ketoacyl-
ACP reductase. Struktur intermediet yang dihasilkan
adalah D, bukan L. Berbeda dengan struktur isomer selama
oksidasi asam lemak, yaitu memiliki konfigurasi L
Reaksi 5: Reaksi dehidratasi
D-b-hydroxybutyryl-ACP selanjutnya didehidratasi oleh
enoyl-ACP hidratase menjadi α,-trans-butenoyl-ACP atau

trans- - butenoyl-ACP atau disebut crotonyl-S-ACP


Reaksi 6 : Reaksi reduksi kedua

25
Trans- -2- butenoyl-ACP direduksi oleh enoyl ACP
reductase menghasilkan butyryl-ACP. NADPH digunakan
sebagai reduktor pada E colidan jaringan hewan.

Pembentukan butyryl-ACP berarti menyempurnakan satu siklus


dari 7 siklus dalam pembentukan palmitoyl-ACP. Untuk memulai siklus
berikutnya, dilakukan proses translokasi, yaitu gugus butyryl dari
butyryl-ACP ditransfer ke gugus–SH dari enzim b-ketoacyl-ACP synthase.
ACP kemudian diesterkan dengan gugus malonyl dari molekul-molekul
malonylCoA lain oleh malonyl-CoA-ACP transferase. Kemudian siklus
diulang, yang mana pada tahap berikutnya kondensasi malonyl-ACP
dengan butyryl-b-ketoasyl-ACP synthase menghasilkan b-ketohexanoyl-
ACP dan CO2. Setelah 7 siklus dihasilkan palmitoyl-ACP sebagai produk
akhir dari sistem enzim kompleks asam lemak synthase .

Reaksi 7 : Pelepasan asam palmitat


Palmitoyl-ACP dapat dilepaskan menjadi asam palmitat
bebas oleh kerja enzim palmitoyl thioesterase atau
ditransfer dari ACP ke CoA atau digabungkan secara
langsung ke asam fosfatidat dalam jalur yang menuju
fosfolipid dan triasilgliserol

26
.

27
28
2. Degradasi Asam Lemak vs Biosintesis Asam Lemak
Dari uraian tentang jalur ß-oksidasi asam lemak (katabolisme)
dan biosintesis asam lemak (anabolisme) terdapat lima perbedaan yang
dapat diamati , yaitu:
a. Lokasi intraseluler: ß-oksidasi terjadi di mitokondrion, biosintesis di
sitoplasma
b. Tipe pembawa gugus acyl: dalam ß-oksidasi adalah CoA, dalam
biosintesis adalah ACP
c. Dalam ß-oksidasi asam lemak sebagai akseptor elektron (oksidator)
adalah FAD, sedangkan dalam biosintesis asam lemak NADPH
sebagai donor elektron (reduktor)Se
d. nyawa intermediet yang terbentuk pada reaksi hidratasi
mempunyai konfigurasi L, pada reaksi dehidrasi dalam biosintesis
asam lemak senyawa intermedietnya mempunyai konfigurasi D
e. Malonyl-CoA berperan sebagai prekursor penambahan unit C2
dalam biosintesis asam lemak, sedangkan dalam ß oksodasi
pengurangan unit C2 dalam bentuk acetyl-CoA. Selain kelima
perbedaan di atas, pada ß-oksidasi dihasilkan energi sedangkan
pada biosintesis asam lemak diperlukan energi.

perbedaan Degradasi asam lemak Biosintesis asam


lemak
lokasi Matriks mitokondria sitosol
System pembawa -Co-A ACP (Acyl carrier
protein)
Unit pemanjangan Asetil-Ko-A Malonil Co-A
atau pemutusan
rantai
Bentuk senyawa Terikat secara kobalen pada Terikat secara
antara Co-A ovalen pada ACP
koenzim NAD+ dan FAD NADPH

29
D. Glukoneogenesis Dari Asam Lemak
Glukoneogenesis terjadi jika sumber energi dari karbohidrat tidak
tersedia lagi. Maka tubuh menggunakan lemak sebagai sumber energi. Jika
lemak juga tak tersedia, barulah memecah protein untuk energi yang
sesungguhnya. Protein berperan pokok sebagai pembangun tubuh. Jadi bisa
disimpulkan bahwa glukoneogenesis adalah proses pembentukan glukosa
dari senyawa-senyawa non karbohidrat, bisa dari lipid maupun protein.
Secara ringkas lipid terpecah menjadi komponen penyusunnya yaitu asam
lemak dan gliserol. Asam lemak dapat dioksidasi menjadi asetil KoA.
Selanjutnya asetil KoA masuk dalam siklus Krebs. Sementara itu gliserol
masuk dalam jalur glikolisis dimana gliserol mendapatkan sebuah gugus
fosfat dari ATP membentuk sebuah gliserol 3- fosfat senyawa ini masuk
kedalam rantai respirasi membentuk hidroksi aseton fosfat (DHAP) atau
suatu produk antara dalam glikolisis (Ratih Riqki, 2015) .

30
E. Neraca Energi Yang Dihasilkan Dari Pembakaran Asam Lemak
Neraca Energi Metabolisme Lipid
Rumus perhitungan energi oksidasi β= (banyak atom C asam lemak : 2) – 1
= jumlah reaksi yang terjadi
Rumus perhitungan energi siklus Krebs = (banyak atom C asam lemak : 2)
= jumlah reaksi yang terjadi
1. Energi yang dihasilkan dari oksidasi β suatu asam lemak = 5 ATP tiap
satu siklus – 2 ATP sebagai aktivasi
2. Energi yang dihasilkan dari siklus Krebs = 12 ATP tiap siklus
Misal:
Asam lemak dengan 14 atom C

31
a. Reaksi oksidasi β memerlukan energi 2 ATP untuk aktivasi, energi yang
dihasilkan dapat dihitung dengan cara:
Energi = (banyak atom C asam lemak : 2) – 1
= (14 : 2) – 1
= 6 (6 kali oksidasi β)
= 6 x 5 ATP
= 30 ATP
b. Siklus Krebs
Energi = (banyak atom C asam lemak : 2)

= (14 : 2)

= 7 (7 kali siklus Krebs)

= 7 x 12 ATP

= 84 ATP

Reaksi total:

Energi = (Banyak ATP reaksi oksidasi β + Banyak ATP siklus Krebs) –


Energi aktivasi

= (30 ATP + 84 ATP) – 2 ATP

= 112 ATP

Jadi, metabolisme asam lemak yang mengandung 14 atom C dapat


menghasilkan energi sebanyak 112 ATP.

F. Ketosis
Ketika tubuh mengalami suatu keadaan dimana tidak memiliki
persediaan karbohidrat yang cukup untuk dibakar sebagai energi bagi sel-sel
maka tubuh akan membakar cadangan lemak dan menghasilkan senyawa
keton. Dalam keadaan normal, jaringan dalam tubuh menggunakan senyawa
keton sejumlah senyawa keton yang dihasilkan oleh hati. Konsentrasi
senyawa keton dalam darah sangat rendah (<1 mg/100 mL darah) dan <0,1
gram yang dikeluarkan bersama urine tiap hari. Pada penderita diabetes
yang parah, konsentrasi senyawa keton dapat mencapai 80 mg/100 mL

32
darah. Hal ini disebabkan oleh produksi senyawa keton lebih besar dari
penggunaannya. Keadaan dimana kadar keton dalam darah meningkat
disebut ketonemia, penimbunan senyawa keton dalam darah disebut
ketosis, dan pengeluaran senyawa keton melalui urine yang dapat mencapai
100 gram atau lebih tiap harinya disebut ketonuria. Penimbunan senyawa
keton biasanya terjadi pada orang yang kelaparan atau mogok makan terlalu
lama.
Peningkatan kadar senyawa-senyawa keton dalam darah ini
diimbangi oleh bertambahnya oksidasi senyawa-senyawa tersebut oleh
jaringan ekstra hepatik. Bila produksinya semakin bertambah sampai
mencapai 70 g/dL maka kapasitas oksidasi dari jaringan-jaringan ekstra
hepatik tersebut tidak dapat ditingkatkan lagi, sehingga peningkatan lebih
lanjut produksi senyawa-senyawa keton akan sangat meningkatkan
kadarnya dalam darah. Pembakaran asam lemak menjadi energi
menghasilkan senyawa keton dalam tiga bentuk, yaitu: asam asetoasetat, β-
hidroksi butirat, dan aseton. Asetoasetat dan β -hidroksibutirat adalah asam-
asam yang relatif kuat. Ekskresi asam-asam ini secara berlebihan melewati
ginjal, menyebabkan berkurangnya cadangan alkali yang merupakan sistem
datar darah, akibatnya terjadinya asidosis yang disebut ketoasidosis.
Asam asetoasetat terbentuk dari asetil CoA dalam tiga tahap:
1. Tahap pertama, dua molekul asetil CoA berkondensasi membentuk
asetoasetil CoA. Enzim ketotiolase bekerja sebagai katalis pada reaksi
tahap pertama ini.
2. Tahap kedua, asetoasetil CoA bereaksi dengan asetil CoA dan air
menghasilkan 3-hidroksi-3-metilglutaril CoA (HMG-CoA) dan CoA.
Dalam reaksi ini enzim hidroksimetilglutaril Keseimbangan yang tidak
mengu CoA sintetase bekerja sebagai katalis.
3. Tahap ketiga adalah pemecahan 3-hidroksi-3-metilglutaril menjadi
asetil CoA dan asam asetoasetat. Hasil keseluruhan reaksi adalah:
2 Asetil SCoA + H2O  Asam asetoasetat + 2 HSCoA + H+
Asam asetoasetat yang terjadi, secara spontan membentuk aseton
dengan jalan dekarboksilasi. Di samping itu, asam 3-hidroksibutirat dapat
dibentuk dari asam asetoasetat dengan jalan reduksi. Enzim yang bekerja

33
disini adalah D-3-hidroksibutirat dehidrogenase dengan NADH sebagai
koenzim. Pembentukan asam asetoasetat dan 3-hidroksibutirat berlangsung
terutama dalam hati. Kedua senyawa tersebut merupakan sumber energi
bagi pernapasan dalam sel. Otot jantung menggunakan asam asetoasetat
sebagai sumber energi, sedangkan sel otak dalam keadaan normal
menggunakan glukosa sebagai sumber energi, tetapi dalam keadaan
kelaparan atau diabetes, sel otak juga dapat menggunakan asam asetoasetat
sebagai sumber energi.

BAB III

34
PENUTUP

A. Simpulan
1. Lipid secara umum adalah senyawa organik yang tidak larut dalam air
tetapi dapat diekstrak dengan pelarut non polar seperti kloroform, eter,
dan benzen. Lipid memiliki beberapa fungsi penting dalam sistem
makhluk hidup antara lain : sebagai sumber energi, sebagai penahan
panas, komponen struktur membrane sel, menjaga kestabilan tubuh,
membantu pengangkutan vitamin, lapisan pelindung. Penggolongan
lipid dibedakan menjadi 3 yaitu berdasarkan komposisi, sifat kimia, dan
kemiripan struktur kimianya.
2. Degradasi asam lemak adalah proses di mana asam lemak dipecah
menjadi metabolitnya, pada akhirnya menghasilkan asetil-KoA, molekul
entri untuk siklus asam sitrat, pasokan energi utama hewan. Ini
mencakup tiga langkah utama, yaitu lipolisis dan pelepasan dari jaringan
adiposa, aktivasi dan transportasi ke mitokondria, β-oksidasi.
3. Terdapat lima perbedaan yang dapat diamati antara degradasi asam
lemak vs biosintesis asam lemak, diantaranya: lokasi, sistem pembawa,
unit pemanjangan atau pemutusan atau pemutusan rantai, bentuk
senyawa antara, dan koenzim.
4. Glukoneogenesis adalah proses pembentukan glukosa dari senyawa-
senyawa non karbohidrat, bisa dari lipid maupun protein. Secara ringkas
lipid terpecah menjadi komponen penyusunnya yaitu asam lemak dan
gliserol.
5. Energi yang dihasilkan dari oksidasi β suatu asam lemak = 5 ATP tiap
satu siklus – 2 ATP sebagai aktivasi, sedangkan energi yang dihasilkan
dari siklus Krebs = 12 ATP tiap siklus
6. Ketosis adalah keadaan metabolisme yang ditandai dengan peningkatan
kadar tubuh keton dalam darah. Ketosis fisiologis adalah respons normal
terhadap ketersediaan glukosa rendah, seperti diet rendah karbohidrat
atau puasa, yang menyediakan sumber energi tambahan untuk otak
dalam bentuk keton.

DAFTAR RUJUKAN

35
Lehninger, A. 1988.Dasar-Dasar Biokimia.Jakarta: Erlangga

Nirwana, Ratih Rizqi.2015.Unity of science: Dalam Biokimia Molekul.Semarang :


CV.Karya abadi jaya
Poedjiadi, Anna.1994.Dasar-Dasar Biokimia.Jakarta: Universitas Indonesia

Poedjiadi, A. Supriyanti T.2006.Dasar-dasar biokimia.Jakarta : UI –Press


Wahjuni, Sri.2013. Metabolisme biokimia.Denpasar : Udayana University press
https://www.academia.edu/37725821/Degradasi_Asam_Lemak_vs_Biosintesis_
Asam_Lemak.pptx diakses pada tanggal 03 November 2019 pukul
20:18 WIB
https://www.academia.edu/paper_metabolisme_lipid. diakses pada tanggal 01
November 2019 pukul 22.13 WIB

36

Anda mungkin juga menyukai