Anda di halaman 1dari 34

MODUL AJAR

KURIKULUM MERDEKA
LAJU REAKSI
A. Informasi Umum

Penyusun : M. Iqbal Sholeh, S.Pd Fase F


KIMIA 2 x 45 menit
SMA Negeri 1 Samarinda Kelas XI
Ketersediaan Materi:
a) Ada pengayaan untuk siswa berpencapaian tinggi: YA / TIDAK
b) Ada materi khusus untuk siswa yang mengalami kesulitan belajar: YA / TIDAK
c) Ada materi khusus untuk siswa yang berkebutuhan khusus. YA/TIDAK \
d) Ada materi pengayaan alternatif menggunakan teknologi. YA/TIDAK

Profil Pelajar Pancasila Karakter yang dikembangkan :


➢ Beriman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
Peserta didik Menyadari adanya keteraturan dalam laju reaksi sebagai
wujud kebesaran Tuhan YME,
➢ Bernalar Kritis
Peserta didik menggunakan kemampuan berpikirnya untuk
menjelaskan, mengidentifikasi, mengklarifikasi, dan menganalisis
informasi yang relevan tentang berbagai jenis reaksi kimia, serta
memprioritaskan beberapa gagasan tertentu. Menunjukkan rasa ingin
tahu yang tinggi dalam memahami laju reaksi
➢ Bergotong royong
Peserta didik mampu berkolaborasi, bekerja sama dan menunjukan
sikap positif, memahami perspektif orang lain, mampu berbagi dan
menempatkan segala sesuatu sesuai dengan tempat dan proporsinya,
menghargai pencapaian dan kontribusi orang lain, serta menghargai
keputusan bersama dan berusaha membuat keputusan melalui
musyawarah untuk mufakat. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin dan
bertanggungjawab serta bergotong royong dalam melakukan
percobaan laju reaksi
➢ Mandiri
Peserta didik menunjukkan inisiatif dan bekerja secara mandiri,
berinisiatif mencari, mengembangkan pengetahuan dan
keterampilannya berkaitan dengan berbagai faktor yang
mempengaruhi laju reaksi dalam kehidupan sehari hari.
Target Peserta Didik Modul ini dapat digunakan oleh seluruh peserta didik, baik reguler
atau pun peserta didik yang memiliki kesulitan dalam pembelajaran
dengan memberikan kegiatan khusus, terdapat soal untuk peserta
didik kategori pemahaman awal rendah sedang dan tinggi melalui
pengayaan, serta kegiatan praktikum untuk mengakomodir peserta
didik dengan gaya belajar kinestetik dan media pembelajaran yang
dirancang untuk gaya beajar audio visual.
Model Pembelajaran ➢ PBL (Problem Based Learning) dengan pendekatan TaRL (Teaching
at The Right Level) dan Pembelajaran Berbasis Budaya (Cultural
Responsive Teaching)
Sarana dan Prasarana Media :
LKPD, , Power Point, Vidio pembelajaran Laju reaksi
https://www.youtube.com/watch?v=eZxtSQz1gE4
Alat : LCD Proyektor, papan tulis, spidol, kertas, gelas beaker,
termometer, batang pengaduk, stopwatch, botol, balon, soda kue, soda
kue
Sumber Belajar :
Unggul Sudarmo. 2013. Kimia untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta:
Erlangga
Modul Materi (terlampir)

B. Komponen Inti

Capaian Pembelajaran Pada akhir fase F, Peserta didik mampu mengamati, menyelidiki dan
menjelaskan fenomena sehari-hari sesuai kaidah kerja ilmiah dalam
menjelaskan konsep kimia dalam keseharian; menerapkan operasi
matematika dalam perhitungan kimia; mempelajari sifat, struktur dan
interaksi partikel dalam membentuk berbagai senyawa termasuk
pengolahan dan penerapannya dalam keseharian; memahami dan
menjelaskan aspek energi, laju dan kesetimbangan reaksi kimia;
menggunakan konsep asam-basa dalam keseharian; menggunakan
transformasi energi kimia dalam keseharian termasuk termokimia dan
elektrokimia; memahami kimia organik termasuk penerapannya dalam
keseharian.
Tujuan Pembelajaran ➢ Pertemuan ke-1
Kompetensi Dasar : Peserta didik mampu menganalisis faktor-
faktor yang mempengaruhi laju reaksi menggunakan
teori tumbukan melalui percobaan
Tujuan Pembelajaran:
4.1.1 Peserta didik mampu menyimpulkan definisi laju reaksi dengan
bahasa sendiri melalui percobaan membandingkan dua jenis
reaksi kimia sederhana (C2)
4.1.2 Peserta didik mampu menyelidiki bagaimana suhu dapat
mempengaruhi laju reaksi berdasarkan teori tumbukan melalui
percobaan (C3)
4.1.3 Peserta didik mampu menyelidiki bagaimana luas permukaan
mempengaruhi laju reaksi berdasarkan teori tumbukan melalui
percobaan (C3)
4.1.4 Peserta didik mampu menyelidiki bagaimana konsentrasi
mempengaruhi laju reaksi berdasarkan teori tumbukan melalui
percobaan (C3)
4.1.5 Peserta didik mampu menyelidiki bagaimana katalis
mempengaruhi laju reaksi berdasarkan teori tumbukan melalui
kajian literatur secara mandiri (C3)
Pengetahuan Prasyarat ➢ Peserta didik telah mampu menuliskan persamaan reaksi kimia setara
➢ Peserta didik telah menguasai konsep mol, dan konsentrasi larutan
➢ Peserta didik telah mampu menghitung konsep perpangkatan
(persamaan eksponen) di pelajaran matematika
Pembelajaran Berdiferensiasi • Guru Memetakan kesiapan belajar PD dengan melakukan Assessmen
Diagnostik pada lampiran 1 kemudian mengelompokkan kedalam 3
kategori,
kategori I (Mahir) PD mampu menjawab semua pertanyaan dengan
benar disertai alasan.
Kategori II (Berkembang) PD mampu menjawab minimal 2 pertanyaan
dengan benar beserta alasannya
Kategori III (Mau Berkembang) PD belum mampu menjawab 1 soal
pun

Alternatif Model Pembelajaran I (Berdiferensiasi)


Kategori I II dan III dipisah setiap kelompok dan diberikan konten dan
proses yang berbeda-beda.
- Siswa Kategori I (Mahir) Diberikan konten yang lebih mendalam
tentang laju reaksi, serta soal yang lebih kompleks (pengayaan)
guru hanya sesekali membantu jika ada kesulitan dalam menjawab
soal/persoalan
- Siswa Kategori II (berkembang) Diberikan konten materi yang
sederhana menuju kompleks. Kelompok ini juga difasilitasi guru
namun tidak seintens kelompok III
- Siswa Kategori III (Mau Berkembang) Guru Membimbing lebih
intens, siswa ini memerlukan perhatian guru lebih banyak, dan
harus dipastikan setiap siswa mencapai tujuan pembelajarannya.
Disini Guru berperan sebagai Fasilitator
Alternatif Model Pembelajaran II (Kelompok Tutor teman sebaya).
Setiap Murid akan dipasangkan dengan murid yang berbeda kategori.
Guru membagi peran dalam kelompok :
- Ketua, Berperan mengkoordinir dan memastikan kelompok terlibat
aktif adalam proses diskusi (Melatih jiwa kepemimpinana)
- Narasumber, Berperan memastikan anggotannya paham yang
dijawab dalam LKPD (Narsum dari Murid Kategori I yang paham
utuh sehingga bisa menjadi sumber belajar bagi temannya yang
masih paham sebagian)
- Juru Tulis, Berperan menuliskan hasil kerja kelompok pada LKPD
(Juru tulis diberikan kepada murid yang masih perlu dilatih
kemampuan menulisnya)
- Juru Bicara, Berperan dalam mempresentasikan hasil diskusi
(dipilih dari murid yang perlu dilatih kemampuan bicara di depan
umum)

Apersepsi (Pertanyaan
Pemantik)

Perhatikan kedua gambar di atas. Menurut anak-anak, manakah reaksi


yang berlangsung cepat dan mana yang lambat? Ya, betul sekali. Reaksi
perkaratan merupakan reaksi kimia yang berlangsung lambat, sedangkan
pembakaran kayu berlangsung cepat. Sekarang, coba amati proses kita
bernapas. Kita bernapas menghirup udara yang mengandung oksigen,
lalu membuang napas mengeluarkan karbon dioksida. Berapa lama
waktu yang kita butuhkan untuk bernapas? Sangat cepat, bukan? Tuhan
sangat luar biasa mendesain tubuh kita sedemikian rupa sehingga tubuh
mampu melakukan proses reaksi kimia dalam waktu yang sangat cepat.

Apa saja yang menyebabkan reaksi bisa berlangsung cepat dan lambat?
Bagaimana manusia dapat memanfaatkan cepat atau lambatnya reaksi
kimia dalam kehidupan sehari-hari? Ayo kita pelajari materi berkut.

Konten Budaya/Kearifan Pada bab ini kita akan memahami konsep yang mempengaruhi laju reaksi
Lokal dan mempelajari bagaimana pengaturan laju reaksi agar memperawet
masa simpan olahan pangan khususnya olahan khas daerah dari
kerusakan kimia dan fisika. Sehingga diharapkan munculnya perilaku
yang bijak dalam pengolahan pangan dan lebih jauh muncul generasi
yang kreativ dan inovatif dalam hal pengawetan olahan pangan di daerah
Pemahaman Bermakna Dengan kita mengetahui konsep laju reaksi bahwa luas permukaan itu
mempengaruhi laju reaksi, pasti kita akan memperkecil luas permukaan
suatu zat, menggunakan suhu yang optimal, dan konsentrasi tertentu
serta katalis untuk mempercepat reaksi, dan dalam rangka efisiensi
energi di masa depan (sustainable Development goals).

C. Langkah Pembelajaran

ALOKASI
AKTIVITAS GURU AKTIVITAS PESERTA DIDIK
WAKTU
Kegiatan Pembuka
• Guru mengucap salam, menanyakan kabar • Peserta didik dipimpin oleh ketua kelas 15 menit
dan kesiapan belajar peserta didik berdoa bersama sebelum dimulainya
• Guru memerintahkan ketua kelas memimpin pembelajaran.
berdoa sebelum memulai kegiatan • Peserta didik merespon pertanyaan
pembelajaran, serta memeriksa kehadiran pemantik sesuai dengan pengalaman
dan dan pengetahuan awalnya
• Guru menyampaikan tujuan pembelajaran • Peserta didik menyimak penjelasan dari
pada pertemuan hari ini guru mengenai tujuan pembelajaran
• Guru memberikan apersepsi (Pertanyaan pada pertemuan kali ini.
pemantik) terkait materi Laju reaksi dan • Peserta didik mengerjakan soal Pretest
motivasi belajar, bahwa adanya keteraturan faktor-faktor yang mempengaruhi laju
dalam laju reaksi sebagai wujud kebesaran reaksi melalui aplikasi Quiziz
Tuhan YME (dimenisi Beriman &
Bertakwa)
• Guru mengukur kesiapan belajar/peahaman
awal peserta didik dengan melakukan
pretest materi faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi laju reaksi melalui aplikasi
Quiziz. Dengan mengklik tautan
https://bit.ly/3CYwjZc atau scan kode QR
berikut.

Kegiatan Inti (60 Menit)


Fase 1 (orientasi peserta didik pada • Peserta didik duduk sesuai kelompok 5 menit
masalah) yang telah ditentukan sebelumya oleh
• Guru menampilkan Permasalahan dalam guru
bentuk gambar melalui slide powerpoin • Peserta didik mengamati berbagai jenis
reaksi kimia yang ditampilkan oleh
guru di powerpoint dan
membandingkan bahwa ada jenis reaksi
yang berjalan cepat dan lambat
kemudian menyimpulkan definisi laju
reaksi dengan bahasa sendiri
• Peserta didik menyimak instruksi guru
• Peserta didik bertanya tentang hal-hal
Gambar Kue Amplang Khas Kota yang ingin diketahui lebih lanjut terkait
Samarinda (Aspek pembelajaran laju reaksi
pendekatan kearifan lokal/Cultural
responsive pedagogy)
Problem statement : Mengapa jumlah soda
kue yang semakin banyak pada adonan
amplang bisa mempercepat pengembangan
kue? Apa saja faktor yang bisa
mempercepat dan memperlambat laju
reaksi?
• Guru memberi kesempatan untuk
bertanya, jika ada yang ingin diketahuinya
lebih jauh terkait materi faktor-faktor yang
mempengaruhi laju reaksi

Fase 2 (mengorganisasikan peserta didik) Mengajukan Hipotesis 5 menit


• Guru membagi peserta didik kedalam • Peserta didik dalam kelompoknya
kelompok-kelompok belajar, yang terdiri masing-masing mendiskusikan
dari tiga kelompok berdasarkan hasil
pertanyaan problem statement dengan
asesmen diagnostik (lampiran 1),
- Kategori I (Mahir) menuliskan hipotesis atau dugaan
- Kategori II (Berkembang) sementara berdasarkan pemahaman
- Kategori III (Mau awalnya pada kolom yang disediakan
Berkembang) pada LKPD (dimensi Benalar Kritis)
*Kriteria Pemetaan ada di lampiran 1
• Guru membagikan Lembar Kerja Peserta
Didik (LKPD) dan menyampaikan
instruksi pengerjaan
• Guru mengarahkan siswa untuk membaca
Mengamati LKPD yang telah dibagikan

Fase 3 (membimbing pengajaran Mengumpulkan Data (Eksperimenting) 20 menit


individu /kelompok) • Peserta didik menyiapkan alat dan
• Guru menginstruksikan peserta didik bahan yang dibutuhkan untuk
untuk menyiapkan alat dan bahan melakukan percobaan 1, 2 dan 3
percobaan faktor-faktor laju reaksi, terhadap laju reaksi sesuai dengan
• Guru mengarahkan setiap kelompok yang tercantum pada LKPD.
berdiskusi dan mengumpulkan informasi
dari berbagai sumber untuk menyelesaikan • Peserta didik melakukan praktikum
permasalahan yang ada di LKPD pengaruh suhu, konsentrasi dan luas
• Guru mencermati dan membimbing permukaan terhadap laju reaksi sesuai
peserta didik mengembangkan konsep dan dengan instruksi yang terdapat pada
menjawab pertanyaan yang ada di LKPD LKPD (dimensi Gotong-royong).
khususnya kelompok kategori III (Mau
• Peserta didik dengan rasa ingin tahu
Berkembang) agar dapat mencapai Tujuan
Pembelajaran yang diharapkan dengan mencari berbagai informasi
baik. menyelesaikan permasalahan di
Diferensiasi konten dan proses (Teaching at LKPD diantaranya dengan cara
The Right Level) membaca buku paket kimia kelas XI
- Peserta didik Kategori I (Mahir) halaman 84-85, membaca literatur,
Diberikan konten yang lebih serta berselancar di internet (dimensi
mendalam tentang laju reaksi melalui
Mandiri)
teori tumbukan serta energi aktivasi,
serta soal yang lebih kompleks
(pengayaan) guru hanya sesekali
membantu jika ada kesulitan dalam
menjawab soal/persoalan.
- Peserta didik Kategori II (berkembang)
Diberikan konten materi yang
sederhana menuju kompleks (menuju
TP yang diharapkan). Kelompok ini
juga difasilitasi guru namun tidak
seintens kelompok III
- Peserta didik Kategori III (Mau
Berkembang) Guru Membimbing lebih
intens, Peserta didik ini memerlukan
perhatian guru lebih banyak,
menuntaskan pemahan pengetahuan
prasayarat dan guru harus memastikan
setiap Peserta didik mencapai tujuan
pembelajarannya (TP) dengan baik
Disini Guru berperan sebagai
Fasilitator
- Siswa Kategori I (mahir) juga bisa
dipersilahkan membantu temannya
yang masih belum paham, Guru
menekankan bahwa sumber belajar
tidak hanya dari seorang guru saja
melainkan dari mana saja
Fase 4 (Membimbing pengalaman) Pengolahan data (Data processing) 10 Menit
• Guru menyampaikan pentingnya bekerja • Peserta didik secara berkelompok
dalam tim, saling berdiskusi, dan menganalisis data-data yang telah
menghargai pendapat dalam proses
ditemukannya dan
pembelajaran.
• Guru telah membagi peran dalam menghubungkannya dengan teori
kelompok tumbukan mengapa faktor suhu, luas
o Ketua, Berperan mengkoordinir dan permukaan dan konsentasi masing-
memastikan kelompok terlibat aktif masing mempengaruhi laju reaksi
adalam proses diskusi (Melatih jiwa kemudian menuliskan hasil diskusi di
kepemimpinana)
o Narasumber, Berperan memastikan kolom yang disediakan di LKPD.
anggotannya paham yang dijawab (dimensi Bernalar kritis, dan
dalam LKPD (Narsum dari Murid Gotong-royog)
Kategori I yang paham utuh sehingga
bisa menjadi sumber belajar bagi
temannya yang masih paham sebagian)
o Juru Tulis, Berperan menuliskan hasil
kerja kelompok pada LKPD (Juru tulis
diberikan kepada murid yang masih
perlu dilatih kemampuan menulisnya)
o Juru Bicara, Berperan dalam
mempresentasikan hasil diskusi
(dipilih dari murid yang perlu dilatih
kemampuan bicara di depan umum)

Fase 5 (Menyajikan hasil karya dan Menyimpulkan dan 20 Menit


mengevaluasi proses pemecahan Mengkomunikasikan
masalah) • Peserta didik menuliskan kesimpulan
• Guru meminta tiap-tiap kelompok
mengenai bagaimana suhu
untuk mempresentasikan hasil
mempengaruhi laju reaksi dalam
diskusinya
kolom yang disediakan pada LKPD.
• Guru meminta seluruh peserta didik
• Peserta didik menuliskan kesimpulan
untuk memperhatikan kelompok
mengenai bagaimana luas permukaan
penyaji secara seksama
mempengaruhi laju reaksi dalam
• Guru memberikan kesempatan
kolom yang disediakan pada LKPD.
kepada peserta didik lain untuk
• Peserta didik mempresentasikan
memberikan pertanyaan terkait hasil
jawabannya bersama teman kelompok
dari kelompok penyaji
secara bergantian. Sementara
• Guru menilai hasil presentasi peserta
kelompok lain menyimak dan
didik di depan kelas
memberikan tanggapan, saran
• Guru memperbaiki kekeliruan siswa maupun, pertanyaan. (dimensi
bila ada miskonsepsi tentang materi Kebhinekaan Global)
laju reaksi sembari memberikan
• Terakhir peserta didik menyimak
penguatan materi setelah peserta
penguatan yang disampaikan guru
didik melaksanakan presentasi.
terkait materi laju reaksi.

Kegiatan Penutup
• Guru bersama peserta didik membuat • Tiap-tiap kelompok mengumpulkan 15 Menit
kesimpulan atas topik yang dipelajari pada LKPD yang telah dikerjakan dan
hari ini (faktor-faktor yang mempengaruhi dipresentasikan
laju reaksi) • Peserta didik membuat kesimpulan
• Guru bersama peserta didik merefleksikan materi yang telah dipelajari dengan
kegiatan pembelajaran pada hari ini bahasa sendiri. selanjutnya meyatakan
• Guru mengukur ketercapaian tujuan hal- hal apa yang telah dipahami, hal-
pembelajaran peserta didik melalui asesmen hal apa yang masih belum dipahami
formatif dan postest melalui aplikasi quiziz tentang materi hari ini (Refleksi)
dengan mengklik tautan • Peserta didik mengerjakan soal
https://bit.ly/3CYwjZc atau scan kode QR posttest melalui aplikasi quiziz
berikut.
(dimensi Mandiri)
• Peserta didik menutup pembelajaran
dengan berdoa (dimensi Beriman
dan Bertaqwa).

• Guru menginformasikan kegiatan


pembelajaran yang akan dilakukan pada
pertemuan berikutnya.
• Guru mengakhiri kegiatan belajar dengan
memberikan pesan dan motivasi tetap
semangat belajar dan diakhiri dengan
berdoa
LAMPIRAN
ASSESSMEN DIAGNOSTIK
Assmen diagnostik diberikan diawal sebelum pembelajaran guna memetakan kemampuan pemahaman awal peserta
didik.

1. Silvi melakukan pengujian peristiwa kimia di dalam


labolatorium. Ia memberikan 3 perlakuan yang
berbeda yaitu dengan menaik turunkan suhu.
Pengujian tersebut dilakukan pada 3 suhu yang
berbeda yaitu pada suhu, 15o C, 30o C dan 45o C.
Berdasarkan data hasil percobaan ditemukan bahwa
laju reaksi pada pengujian tersebut berturut-turut
adalah 5 x 10-5 mol/detik, 1 x 10-4 mol/detik dan
1,5x10-4 mol/detik. Bandingkan laju reaksi dari
masing-masing peristiwa kimia tersebut! Tentukan
pola keteraturan bagaimana suhu mempengaruhi
laju reaksi pada peristiwa kimia tersebut!

2. Sinta akan melakukan praktikum pengaruh suhu terhadap laju reaksi. Ia membutuhkan Na2S2O3
yang dipanaskan hingga 45o C. Alat apa yang digunakan untuk mengukur suhu Na2S2O3 agar
suhunya tepat? Bagaimana cara menggunakannya?

3. Perhatikan Gambar berikut.


Fitri melakukan praktikum dengan mereaksikan HCl dan
CaCO3 seperti sketsa diatas. Jika dianggap massa CaCO3
pada gambar A dan gambar B sama, tuliskan apa yang
dapat kamu amati mengenai luas permukaan dari gambar
tersebut? Gambar manakah yang lebih cepat bereaksi?
Jelaskan alasanmu!
Rubrik Penilaian Asesmen Diagnostik Dan Kriteria Pemetaan Siswa

Indikator Soal Soal Kunci Jawaban Rubrik Penilaian Siswa


Disajikan sebuah wacana Jenjang Soal C4 Membandingkan laju Tidak menjawab sama
mengenai percobaan yang 1. Silvi melakukan reaksi: sekali (skor 0)
dipengaruhi suhu, siswa pengujian peristiwa
menemukan pola kimia di dalam 1. Pada suhu 15o C laju Membandingkan laju reaksi
keteraturan bagaimana labolatorium. Ia reaksi paling rendah dengan menyebutkan 1
suhu mempengaruhi laju memberikan 3 perlakuan dibanding yang lain. poin tanpa memberikan
reaksi pada sebuah yang berbeda yaitu kesimpulan (skor 1)
2. Pada suhu 45o C laju
peristiwa kimia dengan menaik turunkan
suhu. Pengujian tersebut reaksi paling tinggi Membandingkan laju reaksi
dilakukan pada 3 suhu dibanding yang lain. dengan menyebutkan 2
yang berbeda yaitu pada 3. Pada suhu 30o C laju poin tanpa memberikan
suhu, 15o C, 30o C dan reaksi berada diantara kesimpulan (skor 2)
45o C. Berdasarkan data reaksi yang terjadi pada
hasil percobaan suhu 15o C dan 45o C. Membandingkan laju reaksi
ditemukan bahwa laju dengan menyebutkan 3
reaksi pada pengujian Pola keteraturan suhu poin tanpa memberikan
tersebut berturut-turut kesimpulan (skor 3)
mempengaruhi laju reaksi:
adalah 5 x 10-5
mol/detik, 1 x 10-4 Membandingkan laju reaksi
mol/detik dan 1,5x10-4 Semakin tinggi suhumaka laju dengan menyebutkan 3
mol/detik. Bandingkan reaksi semakin cepat poin dan memberikan
laju reaksi dari masing- kesimpulan (skor 4)
masing peristiwa kimia
tersebut! Tentukan pola
keteraturan bagaimana
suhu mempengaruhi laju
reaksi pada peristiwa
kimia tersebut!
Disajikan sebuah wacana Jenjang soal C4 Alat yang digunakan Tidak menjawab sama
mengenai praktikum adalah termometer. sekali (skor 0)
pengaruh suhu terhadap 2. Sinta akan melakukan
laju reaksi, siswa praktikum pengaruh suhu Cara penggunaan : Menyebutkan alat yang
menentukan alat apa terhadap laju reaksi. Ia digunakan tanpa
yang dibutuhkan dan membutuhkan Na2S2O3 1. Cara menjelaskan cara
bagaimana cara yang dipanaskan hingga penggunaan (skor 1)
menggunakannya
menggunakannya. 45o C. Alat apa yang
digunakan untuk dengan memegang Menyebutkan alat yang
mengukur suhu Na2S2O3 tali yang terikat pada digunakan dan
agar suhunya tepat? termometer. menjelaskan 1 poin
Bagaimana cara 2. Termometer cara penggunaan (skor
menggunakannya? melayang pada 2)
larutan (tidak
mengenai gelas Menyebutkan alat yang
beaker bagian bawah digunakan dan menjelaskan
atau samping). 2 poin cara penggunaan
(skor 3)
Disajikan 2 buah gambar Jenjang soal C4 Kata kunci jawaban untuk Tidak menjawab sama
yang salah satu 3. Fitri melakukan mengamati gambar: sekali (skor 0)
reaktannya memiliki luas praktikum dengan
permukaan lebih besar, mereaksikan HCl dan 1. Ukuran CaCO3 pada Menjawab 1 poin
siswa menggunakan CaCO3 seperti sketsa gambar A leih besar mengamati gambar tanpa
sebanyak mungkin indera diatas. Jika dianggap maka luas permukaan menjawab reaksi mana
untuk mengamati lalu massa CaCO3 pada yang lebih cepat (skor 1)
pada gambar A lebih
menentukan dan gambar A dan gambar
menjelaskan gambar B sama, tuliskan apa kecil. Menjawab 2 poin
manakah yang lebih cepat yang dapat kamu amati 2. Ukuran CaCO3 pada mengamati gambar tetapi
bereaksi. mengenai luas gambar B lebih kecil tidak menjawab mana
permukaan dari gambar maka luas permukaan reaksi yang lebih cepat
tersebut? Gambar pada gambar B lebih (skor 2)
manakah yang lebih
besar.
cepat bereaksi? Menjawab 2 poin
Jelaskan alasanmu! mengamati gambar,
Jawaban untuk pertanyaan menjawab mana reaksi
gambar mana yang lebih yang lebih cepat tanpa
cepat bereaksi: memberikan alasan (skor 3)

1. Gambar B lebih cepat Menjawab 2 poin


bereaksi. mengamati gambar,
menjawab mana reaksi
Jawaban untuk alasan: yang lebih cepat dan
memberikan alasan poin
1. Semakin besar luas 1.(Skor 4)
permukaan maka
Menjawab 2 poin
semakin besar mengamati gambar,
bidang sentuh antar menjawab mana reaksi
reaktan. yang lebih cepat dan
2. Semakin besar memberikan 2 poin alasan
bidang sentuh antar (skor 5)
reaktan, maka laju
reaksi semakin
cepat.

Skor Maksimal 12 poin


kriteria pemetaan Siswa
1. kategori I (Mahir) Peserta didik mampu menjawab semua pertanyaan dengan benar disertai
alasan. (Poin 8-12)
2. Kategori II (Berkembang) Peserta didik mampu menjawab minimal 2 pertanyaan dengan
benar beserta alasannya (Poin 5-8)
3. Kategori III (Mau Berkembang) Peserta didik belum mampu menjawab 1 soal pun atau hanya
menjawab 1 soal (Poin 0-5)
Perangkat ASESSMEN
Bentuk
No Instrumen Penilaian Waktu Penilaian
Penilian
Apersepsi (pertanyaan
1. Diagnostik Sebelum Pembelajaran
pemantik)
a. Sikap (karakter Profil
pelajar pancasila)
2. Formatif b. Presentasi (aspek Selama proses Pembelajaran
Keterampilan proses)
c. Tes tertulis (Aspek
pemahaman sains)
Melalui LKPD yang
dikerjakan peserta didik
3. Sumatif Soal Uraian Setelah Pembelajaran

Assesmen Formatif
1. Assesmen Sikap
Assesmen sikap (afektif) dilakukan dengan cara observasi adapun kreteria yang dinilai
meliputi 6 profil pelajar pancasila yaitu bertakwa kepada tuhan YME, bernalar kritis, mandiri,
bergotong royong, berkebhinekaan global, dan kreatif. Observasi berdasarkan pengamatan sikap
dan perilaku peserta didik sehari-hari, baik terkait dalam proses pembelajaran maupun secara
umum. Assesmen dilakukan denganpengamatan langsung oleh guru. Berikut instrumen penilaian
sikap

Instrumen Assesmen Sikap


Aspek yang Dinilai
Skor
No Nama B Jumlah Nilai
BTY M BR BG K Sikap
K

Keterangan:
a. BTY : Bertakwa kepada Tuhan YME
b. BK : Bernalar Kritis
c. M : Mandiri
d. BR : Bergotong Royong
e. BG : Berkebhinekaan Global
f. K : Kreatif
Teknik Penilaian
1) Aspek perilaku dinilai dengan kriteria:

0 = tidak teramati
1 = kurang teramati
2 = teramati
2) Skor maksimum = 12 Nilai
maksimum = 100

3) Predikat:
75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB)
50,01 – 75,00 = Baik (B)
25,01 – 50,00 = Cukup (C)
00,00 – 25,00 = Kurang (K)
2. Assesmen Presentasi
Assesmen prsentasi dilakukan untuk melihat keterampilan (psikomotorik) peserta didik,
berupa presentasi dan kerjasama dalam mengerjakan LKPD. Berikut instrumenpresentasi:
Kelompok :
Nama-nama Anggota : 1.
2.
3.
4.
5.
6.
Indikator
No Indikator Skor
1 2 3 4
1. Penyampain materi
2. Hasil pembahasan/diskusi
3. Kerjasama/gotong royong
Bahasa yang digunakan sesuai
4.
EYD
Kreatifitas dan kemampuan
5.
menjawab pertanyaan
Jumlah skor
Nilai
Rubrik Asesmen Presentasi

No Indikator Deskripsi Kreteria Skor


Sangat menarik 4
Menarik 3
1. Penyampaian materi (performance)
Cukup menarik 2
Kurang menarik 1
Sangat mengusai materi 4
Menguasai materi 3
2. Hasil pembahasan/diskusi
Cukup menguasai materi 2
Kurang menguasai materi 1
Sangat baik 4
Baik 3
3. Kerjasama / bergotong royong
Cukup 2
Kurang 1
Sangat baik 4
Baik 3
4. Bahasa yang digunakan sesuai dengan EYD
Cukup baik 2
Kurang baik 1
Sangat mampu 4
Mampu 3
5. Kreatifitas dan kemampuan menjawab pertanyaan
Cukup mampu 2
Kurang mampu 1
Teknik Penilaian
1) Aspek presentasi dinilai dengan kriteria sesuai dengan rubrik
2) Skor
3) maksimum = 20 Skor Diperoleh
Nilai sikap = Skor Maksimum x 100
Nilai maksimum = 100
Asesmen Formatif Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Laju reaksi (kognitif)
a) Makanan yang disimpan di ruangan biasa lebih cepat basi dibanding yang disimpan di
refrigerator.
b) Pada makanan kaleng terdapat asam benzoat yang berfungsi sebagai pengawet makanan.
c) Pada saat memasak, bahan masakan dipotong menjadi potongan yang lebih kecil agar lebih
cepat masak.
1. Apabila hal di atas dikaitkan dengan laju reaksi maka faktor yang mempengaruhi laju reaksi pada
a) dan c) berturut-turut adalah ....
A. suhu dan katalis
B. katalis dan suhu
C. suhu dan luas permukaan
D. luas permukaan dan suhu
E. katalis dan luas permukaan

2. Berdasar keterangan di atas, maka pernyataan di bawah ini yang paling tepat adalah ....
A. Pada kerusakan makanan, laju kerusakan makanan tidak dipengaruhi oleh suhu.
B. Penurunan suhu ternyata dapat menurunkan energi aktivasi laju kerusakan makanan.
C. Asam benzoat pada makanan kaleng berfungsi sebagai katalisator reaksi kerusakan makanan.
D. Pemotongan bahan masakan menjadi potongan yang lebih kecil meningkatkan luas permukaan
bahan makanan.
E. Pemotongan bahan masakan menjadi potongan yang lebih kecil meningkatkan energi kinetik
bahan makanan sehingga mempercepat pemasakan.

3. Perhatikan ilustrasi percobaan laju reaksi dengan berbagai perlakuan sepertiberikut untuk menjawab
nomor 3 dan 4 !

Pada percobaan 1 dan 3 laju reaksi dipengaruhi oleh ....


A. Suhu
B. Konsentrasi
C. Luas permukaan
D. Luas permukaan dan suhu
E. Luas permukaan dan konsentrasi

4. Laju reaksi yang dipengaruhi oleh suhu dan konsentrasi adalah percobaan nomor ....
A. 1 dan 4
B. 1 dan 5
C. 2 dan 4
D. 2 dan 5
E. 3 dan 4

5. Perhatikan beberapa pernyataan berikut:


1. Untuk dapat menaikan energi aktivasi dengan cara penambahan katalis
2. Setiap terjadi tumbukan partikel reaktan akan menghasilkan reaksi
3. Peningkatan suhu dapat menyebabkan penurunan energi aktivasi
4. Sebelum terjadinya suatu reaksi pasti terjadi tumbukan
5. Tidak semua tumbukan akan menghasilkan reaksi
Pernyataan di atas yang sesuai dengan teori tumbukan adalah pernyataan dengan nomor ....
A. 1, 2 dan 3
B. 1 dan 3
C. 2 dan 4
D. 4 dan 5
E. Hanya 5

No Kunci Pembahasan
Jawaban
1 C Peristiwa pertama adalah makanan yang disimpan di ruangan biasa lebih cepat
basi dibanding yang disimpan di refrigerator. Hal ini berarti ada perbedaan
suhu antara ruangan biasa dengan di dalam refrigerator atau lemari pendingin.
Peristiwa kedua adalah pada saat memasak, bahan masakan dipotong menjadi
potongan yang lebih kecil agar lebih cepat masak. Hal ini berarti terjadi
penambahan total luas permukaan pada bahan masakan. Jadi faktor yang
mempengaruhi laju reaksi pada peristiwa tersebut berturut- turut adalah suhu
dan luas permukaan.

2 D • Pada kerusakan makanan, laju kerusakan makanan tidak dipengaruhi oleh


suhu. Pernyataan tersebut salah karena kita dapat mencegah makanan agar
tidak rusak atau basi dengan cara memasukan ke dalalm lemari pendingin.
• Penurunan suhu ternyata dapat menurunkan energi aktivasi laju kerusakan
makanan. Pernyataan ini salah karena yang dapat menurunkan energi
aktivasi adalah dengan adanya penambahan katalis.
• Asam benzoat pada makanan kaleng berfungsi sebagai katalisator reaksi
kerusakan makanan. Pernyataan ini juga salah, karena asam benzoat pada
makanan bersifat memperlambat laju kerusakan makanan, berarti bukan
katalisator, tetapi inhibitor.
• Pemotongan bahan masakan menjadi potongan yang lebih kecil
meningkatkan luas permukaan bahan makanan. Pernyataan ini benar,
karena dengan memotong-motong bahan masakan menjadi lebih kecil
berarti akan memperluas total luas permukaan sehingga pada makanan
tersebut akan menjadi lebih cepat matang.
• Pemotongan bahan masakan menjadi potongan yang lebih kecil
meningkatkan energi kinetik bahan makanan sehingga mempercepat
pemasakan. Pernyataan ini salah karena untuk menaikan energi kinetik
partikel, hal yang harus dilakukan adalah dengan cara meningkatkan suhu.
3 D

Pada percobaan 1 dan 3 laju reaksi dipengaruhi oleh luas permukaan dan suhu.
Perhatikan kondisi gambar nomor 1 dan 3!
Gambar 1 Gambar 3 Faktor yang
mempengaruhi laju
reaksi
Bongkahan besar Butiran kecil Luas Permukaan
Benda
0.1 M 0.1 M Konsentrasi sama
25oC 45oC Suhu Berbeda

Berdasar pengamatan tersebut maka faktor yang mempengaruhi laju reaksi


adalah yang faktornya berbeda, maka jawabannya adalah luas permukaan dan
suhu.
4 A

Laju reaksi yang dipengaruhi oleh suhu dan konsentrasi, berarti suhu dan
konsentrasinya berbeda, luas permukaan atau bentuknya sama, dan percobaan
tersebut terdapat pada nomor 1 dan 4

5 D Teori tumbukan menyatakan bahwa partikel-partikel reaktan atau pereaksi


harus saling bertumbukan terlebih dahulu sebelum terjadinya reaksi.
Tumbukan antar partikel reaktan yang berhasil menghasilkan reaksi disebut
tumbukan efektif, sedangkan tumbukan yang tidak menghasilkan reaksi
disebut tumbukan tidak efektif. Tidak semua tumbukan dapat menghasilkan
tumbukan efektif. Energi minimum yang harus dimiliki oleh partikel reaktan
untuk bertumbukan efektif disebut energi aktivasi (Ea).
Pada soal tersebut terdapat 5 pernyataan yaitu:
1. Untuk dapat menaikan energi aktivasi dengan cara penambahan Katalis.
Pernyataan ini salah, sebab penambahan katalis dapat menurunkan energi
aktivasi, sehingga laju reaksi akan meningkat.
2. Setiap terjadi tumbukan partikel reaktan akan menghasilkan reaksi
Pernyataan ini salah, sebab tidak semua tumbukan menghasilkan reaksi,
hanya tumbukan efektif yang dapat menghasilkanreaksi.
3. Peningkatan suhu dapat menyebabkan penurunan energi aktivasi
Pernyataan ini salah, sebab peningkatan suhu menyebabkan kenaikan energi
kinetik partikel, dengan demikian tumbukan yang dihasilkan akan menjadi
tumbukan yang efektif.
4. Sebelum terjadinya suatu reaksi pasti terjadi tumbukan
Pernyataan ini benar, karena reaksi kimia didahului dengan adanya
tumbukan antar partikel zat reaktan.
5. Tidak semua tumbukan akan menghasilkan reaksi
Pernyataan ini benar, hanya tumbukan efektiflah yang menyebabkan
terjadinya reaksi.

Pedoman Penskoran
Skor Diperoleh
Nilai = Skor Maksimum x 100

Konversi tingkat penguasaan:


90 - 100% = baik sekali
80 - 89% = baik
70 - 79% = cukup
< 70% = kurang

Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, peserta didik dapat meneruskan dengan Kegiatan
Belajar berikutnya. Jika masih di bawah 80%, Peserta didik harus mengulangi materi Kegiatan Belajar
1, terutama bagian yang belum dikuasai.
ASSESSMEN SUMATIF LAJU REAKSI

1. Perhatikan gambar dibawah ini!


Berikut adalah sketsa dari reaksi antara CaCO3 dan HCl dengan konsentrasi yang sama.
Keterangan:

a. Prediksikan urutan laju reaksi peristiwa kimia antara CaCO3 dan HCl dimulai dari yang paling
cepat!
b. Jelaskan jawabanmu mengenai urutan laju reaksi peristiwa kimia antara CaCO3 dan HCl dengan
menerapkan konsep bagaimana suhu dan luas permukaan berpengaruh pada setiap gambar!
2. Berikut ini data hasil percobaan penentuan laju reaksi dengan persamaan A + B → AB:
Percobaan Suhu (o V
ke- C) (mol/det)

1 28 0,0045

2 15 0,0005

3 40 0,0090

Berikan kesimpulan bagaimana pengaruh suhu terhadap laju reaksi dengan


membandingkan laju reaksi dari masing-masing percobaan!

3. Perhatikan sketsa berikut ini!


Keterangan:

Jelaskan apa makna dari sketsa gambar tersebut? Berikan kesimpulan makna gambartersebut
dalam suatu rumusan yang singkat!

4. Silvi melakukan pengujian peristiwa kimia di dalam labolatorium. Ia memberikan 3perlakuan yang
berbeda yaitu dengan menaik turunkan suhu. Pengujian tersebut dilakukan pada 3 suhu yang
berbeda yaitu pada suhu, 15o C, 30o C dan 45o C. Berdasarkan data hasil percobaan ditemukan
bahwa laju reaksi pada pengujian tersebut berturut-turut adalah 5 x 10-5 mol/detik, 1 x 10-4
mol/detik dan 1,5x10-4 mol/detik. Bandingkan laju reaksi dari masing-masing peristiwa kimia
tersebut! Tentukan pola keteraturan bagaimana suhu mempengaruhi laju reaksi pada peristiwa
kimia tersebut!

5. Dina melakukan praktikum seperti sketsa berikut.

Manakah yang lebih cepat bereaksi? Jelaskan alasanmu dihubungkan dengan teoritumbukkan!

6. Sinta akan melakukan praktikum pengaruh suhu terhadap laju reaksi. Ia membutuhkan Na2S2O3
yang dipanaskan hingga 45o C. Alat apa yang digunakan untuk mengukur suhu Na2S2O3 agar
suhunya tepat? Bagaimana cara menggunakannya?

7. Arum akan melakukan praktikum pengaruh luas permukaan terhadap laju reaksi. Ia membutuhkan
1,25 gram CaCO3. Alat ukur apa yang digunakan untuk mengukur CaCO3? Bagaimana cara
menggunakannya?

8. Perhatikan gambar berikut

Fitri melakukan praktikum dengan mereaksikan HCl dan CaCO3 seperti sketsa diatas. Jika dianggap
massa CaCO3 pada gambar A dan gambar B sama, tuliskan apa yang dapat kamu amati mengenai luas
permukaan dari gambar tersebut? Gambar manakah yang lebih cepat bereaksi? Jelaskan alasanmu!
9. Perhatikan gambar berikut

Dira melakukan praktikum penguraian H2O2 seperti gambar tersebut. Jika banyaknya H2O2 yang
digunakan sama, apa yang dapat kamu amati dari gambar tersebut? Tentukan gambar manakah yang lebih
cepat terurai? Jelaskanalasanmu!
10. Perhatikan gambar dibawah ini!

Manakah yang lebih cepat bereaksi? Jelaskan alasanmu dihubungkan dengan teoritumbukkan!

SOAL REMEDIAL atau untuk Peserta didik kategori III

1. Hasil Pengamatan :
a) Jetscool halus + air
b) Bongkahan jetscool + air
Dari hasil pengamatan, mana yang laju reaksinya cepat? Bagaimana pengaruh luas
permukaan sentuh terhadap laju reaksi pada percobaan tersebut?
2. Hasil Pengamatan :
a) Air Panas + Extrajoss
b) Air Dingin + Extrajoss
Dari hasil pengamatan mana yang laju reaksinya cepat? Bagaimana pengaruh suhu
terhadap laju reaksi pada percobaan tersebut?
3.

(a) Perkaratan besi (b) Peristiwa ledakan


Dari gambar diatas, peristiwa mana yang laju reaksinya cepat? Jelaskan!
4.

(a) Konsentrasi rendah (b) Konsentrasi tinggi


Berdasarkan gambar diatas, dapat kita ketahui bahwa faktor konsentrasi dapat
mempengaruhi suatu laju reaksi. Jelaskan penyebab konsentrasi tinggi yang dapat
mempercepat laju reaksi berdasarkan teori tumbukan!
5. Perhatikan gambar dibawah ini!
Berikut adalah sketsa reaksi antara HCl dengan CaCO3
Keterangan:

a. Prediksikan urutan laju reaksi dari yang paling cepat bereaksi habis!
b. Jelaskan jawabanmu mengenai urutan laju reaksi peristiwa kimia antara HCl dan CaCO3
dengan menerapkan konsep bagaimana konsentrasi dan luas permukaan berpengaruh
pada setiap gambar!
==============================================================================
Alternatif Soal pengayaan 1

Kota Samarinda adalah salah satu daerah kita di kalimantan timur yang unggul dalam olahan
pangannya, ada olahan ikan menjadi amplang, ada olahan buah seperti pisang gapit, Telusurilah
berbagai informasi terkait cara-cara mengendalikan laju reaksi untuk mencegah kerusakan bahan
pangan (perubahan fisika dan kimia yang tak terkendali) cantumkan sumbernya sebagai bentuk
rasa tanggungjawab dan menghargai karya ilmiah orang lain.

Alternatif Soal Pengayaan 2

Gambar laboratorium virtual ChemLab


Tingkatkan pemahaman keterampilanmu dalam melakukan kinerja ilmiah di laboratorium dengan
mengenal aplikasi/software laboratorium virtual. Lakukan pengujian pengaruh perbedaan
konsentrasi terhadap laju reaksi dan tentukan orde reaksi dari laju pengoksidasian ion iodin oleh
hidrogen peroksida menggunakan software Chemlab dengan modul Reaction Kietics. Ikuti langkah
kerja pada kolom prosedur. Kemudian laporkan hasilnya. Tanyakan kepada gurumu bila kamu
mengalami kesulitan. Selamat bekerja !

H2O2 + 2I- + H+ -> I2 + 2H2O


Refleksi Pembelajaran
Guru bersama-sama dengan peserta didik mengisi refleksi mengenai hal-hal yang positif dan negatif
selama proses proses KBM; atau dipahami dan belum dipahami dari materi; terkait tujuan
pembelajaran yang telah dikemukakan di awal pembelajaran
Refleksi Bagi Guru
1. Hal terbaik apa yang terjadi selama proses pembelajaran hari ini dan bagaimana hal tersebut dapat
terjadi?
2. Hal apa yang paling menantang dalam proses pembelajaran hari ini dan mengapa? bagaimana
respon saya untuk pertemuan selanjutnya?
3. Seberapa jauh peserta didik dapat mengerti pembelajaran hari ini?
4. Apakah peserta didik terlihat antusias selama pembelajaran? jika tidak, bagaimana saya bisa
memperbaiki keadaan ini?
5. Bagaimana mood saya Ketika mengajar dan berinteraksi dengan orang lain hari ini dan
bagaimana saya memperbaiki hal tersebut?
6. Bagaimana cara saya berkomunikasi dengan peserta didik Ketika mengajar dan dengan orang
lain hari ini dan bagaimana cara agar saya bisa berkomunikasi lebih baik?
7. Dalam hal apa peserta didik mengejutkan saya hari ini?
8. Apa masalah terbesar saya dalam menghadapi kendala-kendala selama mengajar?

Refleksi Bagi Peserta didik


1. Ingat kembali mengenai seluruh tugas yang telah kamu selesaikan. Apa saja yang telah kamu
pelajari selama pembelajaran pada topik ini?
2. Apakah kalian mampu menjelaskan teori tumbukan dengan reaksi kimia?
3. Apakah kalian mampu menjelaskan bagaimana pengaruh suhu, konsentrasi, luas permukaan
sentuh zat, dan katalis terhadap laju reaksi dihubungkan dengan teori tumbukan?
4. Apakah kalian mampu menganalisis penerapan konsep laju reaksi dalam kehidupan sehari-hari?
5. Apakah kamu memiliki ketertarikan untuk mempelajari topik ini lebih lanjut? mengapa?
6. Menurut kalian, materi manakah yang sulit untuk dipahami dalam bab Kinetika Kimia? Jelaskan
alasannya.
7. Diantara hal-hal yang telah kamu pelajari tersebut, manakah yang paling berkesan untuk kamu?
Mengapa?
8. Hal apa yang ingin kamu pelajari secara lebih mendalam di pembelajaran selanjutnya? Mengapa?
(diadaptasi dari Mahanal, 2006)
LAMPIRAN Bahan Bacaan Peserta didik
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LAJU REAKSI DANTEORI TUMBUKAN

A. Tujuan Pembelajaran
Setelah melakukan kegiatan pembelajaran ini diharapkan ;
6. Peserta didik dapat menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi berdasarkan teori
tumbukan dengan bahasa sendiri
7. Menjelaskan hubungan teori tumbukan dan hubungannya dengan faktor – faktor yang
mempengaruhi laju reaksi melalui percobaan

B. Uraian Materi

1. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Laju Reaksi


Siswaku yang luar biasa, perhatikan gambar berikut!

Gambar 1. Pembakaran kertas

Apa yang terfikir di benak kalian? Gambar di atas sama-sama menunjukan pembakaran kertas,
manakah yang lebih cepat terbakar? Beda kan? Pada pembakaran di atas kecepatan pembentukan
abu dari kertas yang terbakar berupa kertas lembaran dibandingkan dengan kertas yang berupa buku
akan memberikan data yang berbeda.
Pada reaksi kimia, pereaksi akan bereaksi untuk membentuk hasil reaksi atau produk, dengan
demikian maka peraksi akan berkurang, sedangkan hasil reaksi atau produk akan bertambah. Apabila
perubahan konsentrasi pereaksi atau hasil reaksi dibandingkan dengan banyaknya waktu yang
dibutuhkan untuk bereaksi, maka itulah yang dimaksud dengan laju reaksi. Jadi laju reaksi
merupakan pernyataan perubahan konsentrasi pereaksi atau hasil reaksi dalam suatu satuan waktu.
Dalam kehidupan sehari-hari kita sering menjumpai reaksi kimia yang berlangsung dengan cepat
maupun lambat. Apakah kalian suka melihat nyala kembang api? Kalian juga dapat melakukan sendiri
reaksi yang berjalan dengan cepat misalnya dengan membakar selembar kertas. Selain reaksi yang
berjalan dengan cepat, pernahkah melihat besi yang berkarat? Perkaratan yang terjadi pada logam
tidak secepat laju reaksi pada nyala kembang api tentunya.
Gambar 2. Nyala kembang api dan perkaratan besi

Dengan demikian laju reaksi akan berbeda-beda, ada yang berjalan sangat cepat, ada pula yang
lambat. Faktor apa saja yang dapat mempengaruhi laju reaksi?
Laju reaksi dapat dipengaruhi beberapa faktor yang antara lain:

a. Konsentrasi
Konsentrasi merupakan banyaknya partikel yang terdapat pada per satuan volum. Dengan
demikian semakin tinggi konsentrasinya maka akan semakin banyak partikelnya. Dengan
demikian semakin tinggi konsentrasi, semakin besar pula kemungkinan terjadinya tumbukan
antar partikel, sehingga semakin tinggi pula laju reaksinya. Agar lebih jelas kalian perhatikan
gambar berikut!

Gambar 3. Reaktan dengan konsentrasi yang berbeda

Gambar (a) menunjukan konsentrasi yang lebih rendah dibanding (b). Pada gambar (b)
menghasilkan tumbukan lebih banyak dibandingkan dengan gambar (a). Dengan demikian laju
reaksi pada (b) akan lebih tinggi dibanding reaksi yang terjadi pada (a).
Suatu larutan dengan konsentrasi tinggi tentu mengandung partikel-partikelyang lebih rapat
dibandingkan dengan konsentrasi larutan rendah. Larutan dengan konsentrasi tinggi merupakan
larutan pekat dan larutan dengan konsentrasi rendah merupakan larutan encer. Semakin tinggi
konsentrasi berarti semakin banyak partikel-partikel dalam setiap satuan volume ruangan, dengan
demikian tumbukan antar partikel semakin sering terjadi, semakin banyak tumbukan yang terjadi
berarti kemungkinan untuk menghasilkan tumbukan efektif semakin besar, sehingga reaksi
berlangsung lebih cepat.
b. Luas Permukaan
Pada reaksi yang reaktannya terdapat dalam fasa padat, laju reaksi dipengaruhi oleh luas
permukaan. Pernahkah kalian memperhatikan saat ibu kalian memasak? Mengapa bumbu-bumbu
dihaluskan atau bahan yang akan dimasak dipotong menjadi potongan yang lebih kecil? Mengapa
tidak berupa bumbu- bumbu tersebut tidak dalam keadaan utuh? Tujuannya agar rasa serta aroma
yang berasal dari bumbu-bumbu tersebut agar lebih meresap serta lebih cepat matang bukan?
Begitu pula saat kita membakar sebuah buku, buku tersebut akan lebih cepat terbakar bila buku
tersebut kita buat menjadi lembaran dibandingkan bila kita membakar buku tersebut dalam
keadaan masih dalam keadaan utuh. Dengan dibuat menjadi lembaran-lembaran kertas, maka
buku tersebut akan memiliki luas permukaan yang lebih besar.
Maka pada benda padat dengan masa yang sama, semakin kecil ukuran suatu materi, maka
mengandung arti memperluas permukaan sentuh materi tersebut. Bayangkan jika kalian
mempunyai benda berbentuk kubus dengan ukuran rusuk panjang, lebar, dan tinggi sama, yaitu 1
cm. Berapa luas permukaan kubus tersebut? Secara matematika dapat dihitung bahwa luas
permukaan kubus sebesar 6 kali luas sisinya. Karena kubus mempunyai 6 sisi yang sama, maka
jumlah luas permukaannya adalah 6 × 1 cm × 1 cm = 6 cm2. Sekarang jika kubus tersebut dipotong
sehingga menjadi 8 buah kubus yang sama besar, maka keempat kubus akan mempunyai panjang,
lebar, dan tinggi masing-masing 0,5 cm. Luas permukaan untuk sebuah kubus menjadi 6 × 0,5 cm
× 0,5 cm = 1,5 cm2. Jumlah luas permukaan kubus menjadi 8 × 1,5 cm2 = 12 cm2. Jadi, dengan
memperkecil ukuran kubus, maka total luas permukaan menjadi semakin banyak.

Gambar 4. Perbandingan luas permukaan kubus yang diperkecil

Jika ukuran partikel suatu benda semakin kecil, maka akan semakin banyak jumlah total
permukaan benda tersebut. Dengan menggunakan teori tumbukan dapat dijelaskan bahwa semakin
luas permukaan bidang sentuh zat padat semakin banyak tempat terjadinya tumbukan antar
partikel zat yang bereaksi sehingga laju reaksinya makin cepat.

c. Suhu
Pernahkah kalian perhatikan saat memasak, lebih cepat matang mana antara memasak dengan
nyala api yang kecil dengan nyala api yang besar? Tentu lebihcepat matang apabila kita memasak
dengan nyala api yang besar bukan? Bagaimana suhu pada api yang besar, lebih besar bukan?
Dalam hal ini berarti suhu merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi laju reaksi.

Setiap partikel selalu bergerak, dengan menaikkan temperatur, energi gerak atau energi
kinetik partikel bertambah, sehingga tumbukan lebih sering terjadi. Pada frekuensi tumbukan yang
semakin besar, maka kemungkinan terjadinya tumbukan efektif yang mampu menghasilkan reaksi
juga semakin besar. Begitu pula sebaliknya, apabila suhu diturunkan maka gerakan partikel akan
lebih lambat sehingga energi kinetik dari pertikel tersebut lebih kecil, sehingga semakin kecil pula
kemungkinan tumbukan yang akan menghasilkan tumbukan efektif. Dengan menurunnnya
kemungkinan tumbukan efektif tentu saja akan berakibat menurun pula laju reaksinya.
Siswaku semua yang berbahagia, untuk lebih jelasnya, silahkan perhatikan gambar berikut!
Gambar 5. Perbandingan gerak partikel pada suhu tinggi dan rendah

Suhu atau temperatur ternyata juga memperbesar energi potensial suatu zat. Zat-zat yang
energi potensialnya kecil, jika bertumbukan akan sukar menghasilkan tumbukan efektif. Hal ini
terjadi karena zat-zat tersebut tidak mampu melampaui energi aktivasi. Dengan menaikkan suhu,
maka hal ini akanmemperbesar energi potensial, sehingga ketika bertumbukan akan menghasilkan
reaksi.
Setiap partikel dalam keadaan selalu bergerak. Dengan menaikkan temperatur, maka
kecepatan gerak partikel menjadi lebih tinggi, dengan demikian energi gerak atau energi kinetik
partikel bertambah, sehingga tumbukan lebih sering terjadi. Dengan frekuensi tumbukan yang
semakin besar, maka kemungkinan terjadinya tumbukan efektif yang mampu menghasilkan reaksi
juga semakin besar.

d. Katalis
Faktor yang mempengaruhi laju reaksi berikutnya adalah katalis. Apa itu katalis? Katalis
adalah zat yang dapat mempengaruhi laju reaksi. Katalis adalah suatu zat yang dapat
mempengaruhi laju reaksi, tanpa dirinya mengalami perubahan yang kekal. Suatu katalis mungkin
dapat terlibat dalam proses reaksi atau mengalami perubahan selama reaksi berlangsung, tetapi
setelah reaksi itu selesai maka katalis akan diperoleh kembali dalam jumlah yang sama. Apabila
katalis tersebut dapat mempercepat laju reaksi maka dikenal dengan istilah katalisator, namun
apabila katalis tersebut memperlambat laju suatu reaksi maka disebut inhibitor atau katalis
negatif. Hanya saja secara umum istilah katalis digunakan untuk zat yang dapat mempercepat
reaksi.

Untuk muridku semua, apakah reaksi harus dalam keadaan cepat semuanya? Bukankah lebih
cepat lebih baik, sehingga reaksi dapat segera selesai? Tidak semua reaksi diharapkan berjalan
dengan lebih cepat. Untuk reaksi-reaksi yangsifatnya merugikan maka reaksi diharapkan berjalan
selambat mungkin, misalnya reaksi pembusukan dan reaksi perkaratan pada logam.
Berdasar wujud atau fasanya, katalis dibedakan menjadi katalis homogen dan katalis
heterogen. Disebut katalis homogen apabila wujud atau fasa katalis tersebut sama dengan fasa zat
pereaksinya, begitu pula sebaliknya, apabila fasa katalis berbeda dengan fasa zat pereaksinya maka
disebut katalis heterogen. Contohnya misalnya pada reaksi pembentukan gas SO3, pada reaksi
tersebut dapat digunakan gas NO dan gas NO2, maka gas NO dan gas NO2 tersebut disebut katalis
homogen, karena fasa atau wujudnya sama, yaitu sama-sama gas.
Bagaimana prinsip kerja katalis dalam mempercepat suatu reaksi? Katalis dapat mempercepat
laju reaksi karena atalis menyediakan alternatif jalur reaksi dengan energi aktivasi yang lebih
rendah dibanding jalur reaksi tanpa katalis sehingga reaksinya menjadi semakin cepat. Perhatikan
grafik berikut!

Grafik 1. Perbandingan besarnya Energi potensial reaksi tanpa dan dengankatalis

Dengan rendahnya energi aktivasi pada reaksi yang menggunakan katalis di banding reaksi
yang tanpa katalis, maka reaksi tersebut akan memiliki laju reaksi lebih cepat.

2. Teori Tumbukan
Bagaimana pendapat kalian belajar menggunakan modul ini? Mudah bukan? Setelah
mempelajari konsep laju reaksi selanjutnya kalian akan mempelajari tentang teori tumbukan. Pada
pembelajaran laju reaksi dikenal suatu pendekatan untuk menjelaskan tentang laju reaksi yaitu teori
tumbukan. Pendekatan ini digunakan untuk mempermudah logika berfikir kritis dan logis serta
untuk menjelaskan secara ilmiah tentang laju reaksi. Teori ini menyatakan bahwa partikel-partikel
reaktan atau pereaksi harus saling bertumbukan terlebih dahulu sebelum terjadinya reaksi.
Tumbukan antar partikel reaktan yang berhasil menghasilkan reaksi disebut tumbukan efektif,
sedangkan tumbukan yang tidak menghasilkan reaksi disebut tumbukan tidak efektif. Tidak semua
tumbukan dapat menghasilkan tumbukan efektif. Energi minimum yang harus dimiliki oleh partikel
reaktan untuk bertumbukan efektif disebut energi aktivasi (Ea). Untuk lebih jelasnya perhatikan
ilustrasi di bawah ini!
Gambar 6.
Tumbukan tidak efektif dan tumbukan efektif

Pada ilustrasi (a), AA dan BB bertumbukan, akan tetapi dari tumbukan tersebut tidak
menghasilkan zat baru, hal tersebut berarti tumbukan tersebut tidak menghasilkan reaksi kimia.
Berbeda dengan ilustrasi (a), pada ilustrasi (b) tumbukan antara AA dan BB dapat menghasilkan zat
baru berupa 2 buah AB. Hal tersebut berarti tumbukan pada ilustrasi (b) menyebabkan terjadinya
reaksi. Tumbukan pada ilustrasi (b) inilah yang dikenal dengan istilah tumbukan efektif. Semoga
penjelasan pada modul ini dapat kalian pahami dengan baik.

C. Rangkuman
Untuk lebih menguatkan pemahaman kalian, mari kita rangkum materi laju reaksi sebagai berikut:
a. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi laju reaksi adalah konsentrasi, luas permukaan, suhu dan
katalis.
b. Prinsip kerja konsentrasi dapat menaikan laju reaksi disebabkan karena semakin tinggi
konsentrasi, semakin banyak partikel yang bertumbukan sehingga meningkatkan laju reaksi.
c. Luas permukaan dapat mempengaruhi laju reaksi karena semakin luas permukaan, akan semakin
banyak partikel yang bertumbukan, sehingga semakin besar pula laju reaksinya.
d. Prinsip kerja suhu dapat menaikan laju reaksi adalah dengan meningkatkan energi kinetik dari
partikel-pertikel pereaksi.
e. Prinsip kerja katalis dapat meningkatkan laju reaksi adalah dengan cara menurunkan energi
aktivasi reaksi tersebut.
f. Teori tumbukan adalah suatu teori yang menyatakan bahwa untuk memulai suatu reaksi, partikel-
partikel reaktan atau pereaksi harus saling bertumbukan terlebih dahulu.
g. Tumbukan antar partikel reaktan yang berhasil menghasilkan reaksi disebut tumbukan efektif,
sedangkan tumbukan yang tidak menghasilkan reaksi disebut tumbukan tidak efektif.

D. Penugasan
Carilah 3 aktivitas atau peristiwa di kehidupan sehari-hari yang ada kaitannya dengan laju reaksi.
Analisislah aktivitas atau peristiwa tersebut dengan menghubungkan faktor manakah yang turut
berpengaruh pada peristiwa tersebut!

Lampiran PPT Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Laju Reaksi


https://docs.google.com/presentation/d/1HSXtPRp_5qaphUFWS-
CPf72AQ_pPRFec/edit?usp=sharing&ouid=113029720773300692022&rtpof=true&sd=true
Daftar Pustaka

Ahmad. 2021. Reaksi Kimia: Pengertian, Ciri-ciri, Faktor, dan Contohnya. diakses melalui
https://www.gramedia.com/literasi/reaksi-kimia/ pada 22 Mei 2023
Budiati, Rini. 2019. Kimia Dasar. Itenas : Bandung
Johari, J.M.C. dan Rachmawati, M, 2006. Kimia SMA dan MA untuk Kelas XI, Esis, Jakarta
Kotz, John C. Chemical Reaction. Britannica. Helmenstine, Anne Marie. 2020. Examples of Chemical
reactions in Everyday Life. Thought.co
Mahanal, Susriyati. 2006. Suatu Contoh Implementasi Portofolio sebagai Asesmen Autentik Pada Mata
Pelajaran Sains di Sekolah Dasar. SEMINAR NASIONAL MIPA: Penelitian, Pendidikan, dan
Penerapan MIPA serta Peranannya dalam Peningkatan Keprofesionalan Pendidik dan Tenaga
Kependidikan. Yogyakarta: UNY
Sudarmo, Unggul & Mitayani, Nanik, 2014, Kimia untuk SMA /MA kelas XI, Jakarta, Airlangga
Sudiono, Sri & Juari Santosa, Sri dan Pranowo, Deni, 2007, Kimia Kelas XI untuk SMA dan MA, Jakarta,
Intan Pariwara
4.1.6 Menyajikan gagasan cara-cara pengaturan dan penyimpanan bahan untuk mencegah perubahan fisika
dan kimia yang tak terkendali (C2)
Peserta didik mampu menganalisis variabel bebas faktor laju reaksi berdasarkan data percobaan yang
disajikan dengan kritis

Anda mungkin juga menyukai