KURIKULUM MERDEKA
LAJU REAKSI
A. Informasi Umum
B. Komponen Inti
Capaian Pembelajaran Pada akhir fase F, Peserta didik mampu mengamati, menyelidiki dan
menjelaskan fenomena sehari-hari sesuai kaidah kerja ilmiah dalam
menjelaskan konsep kimia dalam keseharian; menerapkan operasi
matematika dalam perhitungan kimia; mempelajari sifat, struktur dan
interaksi partikel dalam membentuk berbagai senyawa termasuk
pengolahan dan penerapannya dalam keseharian; memahami dan
menjelaskan aspek energi, laju dan kesetimbangan reaksi kimia;
menggunakan konsep asam-basa dalam keseharian; menggunakan
transformasi energi kimia dalam keseharian termasuk termokimia dan
elektrokimia; memahami kimia organik termasuk penerapannya dalam
keseharian.
Tujuan Pembelajaran ➢ Pertemuan ke-1
Kompetensi Dasar : Peserta didik mampu menganalisis faktor-
faktor yang mempengaruhi laju reaksi menggunakan
teori tumbukan melalui percobaan
Tujuan Pembelajaran:
4.1.1 Peserta didik mampu menyimpulkan definisi laju reaksi dengan
bahasa sendiri melalui percobaan membandingkan dua jenis
reaksi kimia sederhana (C2)
4.1.2 Peserta didik mampu menyelidiki bagaimana suhu dapat
mempengaruhi laju reaksi berdasarkan teori tumbukan melalui
percobaan (C3)
4.1.3 Peserta didik mampu menyelidiki bagaimana luas permukaan
mempengaruhi laju reaksi berdasarkan teori tumbukan melalui
percobaan (C3)
4.1.4 Peserta didik mampu menyelidiki bagaimana konsentrasi
mempengaruhi laju reaksi berdasarkan teori tumbukan melalui
percobaan (C3)
4.1.5 Peserta didik mampu menyelidiki bagaimana katalis
mempengaruhi laju reaksi berdasarkan teori tumbukan melalui
kajian literatur secara mandiri (C3)
Pengetahuan Prasyarat ➢ Peserta didik telah mampu menuliskan persamaan reaksi kimia setara
➢ Peserta didik telah menguasai konsep mol, dan konsentrasi larutan
➢ Peserta didik telah mampu menghitung konsep perpangkatan
(persamaan eksponen) di pelajaran matematika
Pembelajaran Berdiferensiasi • Guru Memetakan kesiapan belajar PD dengan melakukan Assessmen
Diagnostik pada lampiran 1 kemudian mengelompokkan kedalam 3
kategori,
kategori I (Mahir) PD mampu menjawab semua pertanyaan dengan
benar disertai alasan.
Kategori II (Berkembang) PD mampu menjawab minimal 2 pertanyaan
dengan benar beserta alasannya
Kategori III (Mau Berkembang) PD belum mampu menjawab 1 soal
pun
Apersepsi (Pertanyaan
Pemantik)
Apa saja yang menyebabkan reaksi bisa berlangsung cepat dan lambat?
Bagaimana manusia dapat memanfaatkan cepat atau lambatnya reaksi
kimia dalam kehidupan sehari-hari? Ayo kita pelajari materi berkut.
Konten Budaya/Kearifan Pada bab ini kita akan memahami konsep yang mempengaruhi laju reaksi
Lokal dan mempelajari bagaimana pengaturan laju reaksi agar memperawet
masa simpan olahan pangan khususnya olahan khas daerah dari
kerusakan kimia dan fisika. Sehingga diharapkan munculnya perilaku
yang bijak dalam pengolahan pangan dan lebih jauh muncul generasi
yang kreativ dan inovatif dalam hal pengawetan olahan pangan di daerah
Pemahaman Bermakna Dengan kita mengetahui konsep laju reaksi bahwa luas permukaan itu
mempengaruhi laju reaksi, pasti kita akan memperkecil luas permukaan
suatu zat, menggunakan suhu yang optimal, dan konsentrasi tertentu
serta katalis untuk mempercepat reaksi, dan dalam rangka efisiensi
energi di masa depan (sustainable Development goals).
C. Langkah Pembelajaran
ALOKASI
AKTIVITAS GURU AKTIVITAS PESERTA DIDIK
WAKTU
Kegiatan Pembuka
• Guru mengucap salam, menanyakan kabar • Peserta didik dipimpin oleh ketua kelas 15 menit
dan kesiapan belajar peserta didik berdoa bersama sebelum dimulainya
• Guru memerintahkan ketua kelas memimpin pembelajaran.
berdoa sebelum memulai kegiatan • Peserta didik merespon pertanyaan
pembelajaran, serta memeriksa kehadiran pemantik sesuai dengan pengalaman
dan dan pengetahuan awalnya
• Guru menyampaikan tujuan pembelajaran • Peserta didik menyimak penjelasan dari
pada pertemuan hari ini guru mengenai tujuan pembelajaran
• Guru memberikan apersepsi (Pertanyaan pada pertemuan kali ini.
pemantik) terkait materi Laju reaksi dan • Peserta didik mengerjakan soal Pretest
motivasi belajar, bahwa adanya keteraturan faktor-faktor yang mempengaruhi laju
dalam laju reaksi sebagai wujud kebesaran reaksi melalui aplikasi Quiziz
Tuhan YME (dimenisi Beriman &
Bertakwa)
• Guru mengukur kesiapan belajar/peahaman
awal peserta didik dengan melakukan
pretest materi faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi laju reaksi melalui aplikasi
Quiziz. Dengan mengklik tautan
https://bit.ly/3CYwjZc atau scan kode QR
berikut.
Kegiatan Penutup
• Guru bersama peserta didik membuat • Tiap-tiap kelompok mengumpulkan 15 Menit
kesimpulan atas topik yang dipelajari pada LKPD yang telah dikerjakan dan
hari ini (faktor-faktor yang mempengaruhi dipresentasikan
laju reaksi) • Peserta didik membuat kesimpulan
• Guru bersama peserta didik merefleksikan materi yang telah dipelajari dengan
kegiatan pembelajaran pada hari ini bahasa sendiri. selanjutnya meyatakan
• Guru mengukur ketercapaian tujuan hal- hal apa yang telah dipahami, hal-
pembelajaran peserta didik melalui asesmen hal apa yang masih belum dipahami
formatif dan postest melalui aplikasi quiziz tentang materi hari ini (Refleksi)
dengan mengklik tautan • Peserta didik mengerjakan soal
https://bit.ly/3CYwjZc atau scan kode QR posttest melalui aplikasi quiziz
berikut.
(dimensi Mandiri)
• Peserta didik menutup pembelajaran
dengan berdoa (dimensi Beriman
dan Bertaqwa).
2. Sinta akan melakukan praktikum pengaruh suhu terhadap laju reaksi. Ia membutuhkan Na2S2O3
yang dipanaskan hingga 45o C. Alat apa yang digunakan untuk mengukur suhu Na2S2O3 agar
suhunya tepat? Bagaimana cara menggunakannya?
Assesmen Formatif
1. Assesmen Sikap
Assesmen sikap (afektif) dilakukan dengan cara observasi adapun kreteria yang dinilai
meliputi 6 profil pelajar pancasila yaitu bertakwa kepada tuhan YME, bernalar kritis, mandiri,
bergotong royong, berkebhinekaan global, dan kreatif. Observasi berdasarkan pengamatan sikap
dan perilaku peserta didik sehari-hari, baik terkait dalam proses pembelajaran maupun secara
umum. Assesmen dilakukan denganpengamatan langsung oleh guru. Berikut instrumen penilaian
sikap
Keterangan:
a. BTY : Bertakwa kepada Tuhan YME
b. BK : Bernalar Kritis
c. M : Mandiri
d. BR : Bergotong Royong
e. BG : Berkebhinekaan Global
f. K : Kreatif
Teknik Penilaian
1) Aspek perilaku dinilai dengan kriteria:
0 = tidak teramati
1 = kurang teramati
2 = teramati
2) Skor maksimum = 12 Nilai
maksimum = 100
3) Predikat:
75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB)
50,01 – 75,00 = Baik (B)
25,01 – 50,00 = Cukup (C)
00,00 – 25,00 = Kurang (K)
2. Assesmen Presentasi
Assesmen prsentasi dilakukan untuk melihat keterampilan (psikomotorik) peserta didik,
berupa presentasi dan kerjasama dalam mengerjakan LKPD. Berikut instrumenpresentasi:
Kelompok :
Nama-nama Anggota : 1.
2.
3.
4.
5.
6.
Indikator
No Indikator Skor
1 2 3 4
1. Penyampain materi
2. Hasil pembahasan/diskusi
3. Kerjasama/gotong royong
Bahasa yang digunakan sesuai
4.
EYD
Kreatifitas dan kemampuan
5.
menjawab pertanyaan
Jumlah skor
Nilai
Rubrik Asesmen Presentasi
2. Berdasar keterangan di atas, maka pernyataan di bawah ini yang paling tepat adalah ....
A. Pada kerusakan makanan, laju kerusakan makanan tidak dipengaruhi oleh suhu.
B. Penurunan suhu ternyata dapat menurunkan energi aktivasi laju kerusakan makanan.
C. Asam benzoat pada makanan kaleng berfungsi sebagai katalisator reaksi kerusakan makanan.
D. Pemotongan bahan masakan menjadi potongan yang lebih kecil meningkatkan luas permukaan
bahan makanan.
E. Pemotongan bahan masakan menjadi potongan yang lebih kecil meningkatkan energi kinetik
bahan makanan sehingga mempercepat pemasakan.
3. Perhatikan ilustrasi percobaan laju reaksi dengan berbagai perlakuan sepertiberikut untuk menjawab
nomor 3 dan 4 !
4. Laju reaksi yang dipengaruhi oleh suhu dan konsentrasi adalah percobaan nomor ....
A. 1 dan 4
B. 1 dan 5
C. 2 dan 4
D. 2 dan 5
E. 3 dan 4
No Kunci Pembahasan
Jawaban
1 C Peristiwa pertama adalah makanan yang disimpan di ruangan biasa lebih cepat
basi dibanding yang disimpan di refrigerator. Hal ini berarti ada perbedaan
suhu antara ruangan biasa dengan di dalam refrigerator atau lemari pendingin.
Peristiwa kedua adalah pada saat memasak, bahan masakan dipotong menjadi
potongan yang lebih kecil agar lebih cepat masak. Hal ini berarti terjadi
penambahan total luas permukaan pada bahan masakan. Jadi faktor yang
mempengaruhi laju reaksi pada peristiwa tersebut berturut- turut adalah suhu
dan luas permukaan.
Pada percobaan 1 dan 3 laju reaksi dipengaruhi oleh luas permukaan dan suhu.
Perhatikan kondisi gambar nomor 1 dan 3!
Gambar 1 Gambar 3 Faktor yang
mempengaruhi laju
reaksi
Bongkahan besar Butiran kecil Luas Permukaan
Benda
0.1 M 0.1 M Konsentrasi sama
25oC 45oC Suhu Berbeda
Laju reaksi yang dipengaruhi oleh suhu dan konsentrasi, berarti suhu dan
konsentrasinya berbeda, luas permukaan atau bentuknya sama, dan percobaan
tersebut terdapat pada nomor 1 dan 4
Pedoman Penskoran
Skor Diperoleh
Nilai = Skor Maksimum x 100
Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, peserta didik dapat meneruskan dengan Kegiatan
Belajar berikutnya. Jika masih di bawah 80%, Peserta didik harus mengulangi materi Kegiatan Belajar
1, terutama bagian yang belum dikuasai.
ASSESSMEN SUMATIF LAJU REAKSI
a. Prediksikan urutan laju reaksi peristiwa kimia antara CaCO3 dan HCl dimulai dari yang paling
cepat!
b. Jelaskan jawabanmu mengenai urutan laju reaksi peristiwa kimia antara CaCO3 dan HCl dengan
menerapkan konsep bagaimana suhu dan luas permukaan berpengaruh pada setiap gambar!
2. Berikut ini data hasil percobaan penentuan laju reaksi dengan persamaan A + B → AB:
Percobaan Suhu (o V
ke- C) (mol/det)
1 28 0,0045
2 15 0,0005
3 40 0,0090
Jelaskan apa makna dari sketsa gambar tersebut? Berikan kesimpulan makna gambartersebut
dalam suatu rumusan yang singkat!
4. Silvi melakukan pengujian peristiwa kimia di dalam labolatorium. Ia memberikan 3perlakuan yang
berbeda yaitu dengan menaik turunkan suhu. Pengujian tersebut dilakukan pada 3 suhu yang
berbeda yaitu pada suhu, 15o C, 30o C dan 45o C. Berdasarkan data hasil percobaan ditemukan
bahwa laju reaksi pada pengujian tersebut berturut-turut adalah 5 x 10-5 mol/detik, 1 x 10-4
mol/detik dan 1,5x10-4 mol/detik. Bandingkan laju reaksi dari masing-masing peristiwa kimia
tersebut! Tentukan pola keteraturan bagaimana suhu mempengaruhi laju reaksi pada peristiwa
kimia tersebut!
Manakah yang lebih cepat bereaksi? Jelaskan alasanmu dihubungkan dengan teoritumbukkan!
6. Sinta akan melakukan praktikum pengaruh suhu terhadap laju reaksi. Ia membutuhkan Na2S2O3
yang dipanaskan hingga 45o C. Alat apa yang digunakan untuk mengukur suhu Na2S2O3 agar
suhunya tepat? Bagaimana cara menggunakannya?
7. Arum akan melakukan praktikum pengaruh luas permukaan terhadap laju reaksi. Ia membutuhkan
1,25 gram CaCO3. Alat ukur apa yang digunakan untuk mengukur CaCO3? Bagaimana cara
menggunakannya?
Fitri melakukan praktikum dengan mereaksikan HCl dan CaCO3 seperti sketsa diatas. Jika dianggap
massa CaCO3 pada gambar A dan gambar B sama, tuliskan apa yang dapat kamu amati mengenai luas
permukaan dari gambar tersebut? Gambar manakah yang lebih cepat bereaksi? Jelaskan alasanmu!
9. Perhatikan gambar berikut
Dira melakukan praktikum penguraian H2O2 seperti gambar tersebut. Jika banyaknya H2O2 yang
digunakan sama, apa yang dapat kamu amati dari gambar tersebut? Tentukan gambar manakah yang lebih
cepat terurai? Jelaskanalasanmu!
10. Perhatikan gambar dibawah ini!
Manakah yang lebih cepat bereaksi? Jelaskan alasanmu dihubungkan dengan teoritumbukkan!
1. Hasil Pengamatan :
a) Jetscool halus + air
b) Bongkahan jetscool + air
Dari hasil pengamatan, mana yang laju reaksinya cepat? Bagaimana pengaruh luas
permukaan sentuh terhadap laju reaksi pada percobaan tersebut?
2. Hasil Pengamatan :
a) Air Panas + Extrajoss
b) Air Dingin + Extrajoss
Dari hasil pengamatan mana yang laju reaksinya cepat? Bagaimana pengaruh suhu
terhadap laju reaksi pada percobaan tersebut?
3.
a. Prediksikan urutan laju reaksi dari yang paling cepat bereaksi habis!
b. Jelaskan jawabanmu mengenai urutan laju reaksi peristiwa kimia antara HCl dan CaCO3
dengan menerapkan konsep bagaimana konsentrasi dan luas permukaan berpengaruh
pada setiap gambar!
==============================================================================
Alternatif Soal pengayaan 1
Kota Samarinda adalah salah satu daerah kita di kalimantan timur yang unggul dalam olahan
pangannya, ada olahan ikan menjadi amplang, ada olahan buah seperti pisang gapit, Telusurilah
berbagai informasi terkait cara-cara mengendalikan laju reaksi untuk mencegah kerusakan bahan
pangan (perubahan fisika dan kimia yang tak terkendali) cantumkan sumbernya sebagai bentuk
rasa tanggungjawab dan menghargai karya ilmiah orang lain.
A. Tujuan Pembelajaran
Setelah melakukan kegiatan pembelajaran ini diharapkan ;
6. Peserta didik dapat menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi berdasarkan teori
tumbukan dengan bahasa sendiri
7. Menjelaskan hubungan teori tumbukan dan hubungannya dengan faktor – faktor yang
mempengaruhi laju reaksi melalui percobaan
B. Uraian Materi
Apa yang terfikir di benak kalian? Gambar di atas sama-sama menunjukan pembakaran kertas,
manakah yang lebih cepat terbakar? Beda kan? Pada pembakaran di atas kecepatan pembentukan
abu dari kertas yang terbakar berupa kertas lembaran dibandingkan dengan kertas yang berupa buku
akan memberikan data yang berbeda.
Pada reaksi kimia, pereaksi akan bereaksi untuk membentuk hasil reaksi atau produk, dengan
demikian maka peraksi akan berkurang, sedangkan hasil reaksi atau produk akan bertambah. Apabila
perubahan konsentrasi pereaksi atau hasil reaksi dibandingkan dengan banyaknya waktu yang
dibutuhkan untuk bereaksi, maka itulah yang dimaksud dengan laju reaksi. Jadi laju reaksi
merupakan pernyataan perubahan konsentrasi pereaksi atau hasil reaksi dalam suatu satuan waktu.
Dalam kehidupan sehari-hari kita sering menjumpai reaksi kimia yang berlangsung dengan cepat
maupun lambat. Apakah kalian suka melihat nyala kembang api? Kalian juga dapat melakukan sendiri
reaksi yang berjalan dengan cepat misalnya dengan membakar selembar kertas. Selain reaksi yang
berjalan dengan cepat, pernahkah melihat besi yang berkarat? Perkaratan yang terjadi pada logam
tidak secepat laju reaksi pada nyala kembang api tentunya.
Gambar 2. Nyala kembang api dan perkaratan besi
Dengan demikian laju reaksi akan berbeda-beda, ada yang berjalan sangat cepat, ada pula yang
lambat. Faktor apa saja yang dapat mempengaruhi laju reaksi?
Laju reaksi dapat dipengaruhi beberapa faktor yang antara lain:
a. Konsentrasi
Konsentrasi merupakan banyaknya partikel yang terdapat pada per satuan volum. Dengan
demikian semakin tinggi konsentrasinya maka akan semakin banyak partikelnya. Dengan
demikian semakin tinggi konsentrasi, semakin besar pula kemungkinan terjadinya tumbukan
antar partikel, sehingga semakin tinggi pula laju reaksinya. Agar lebih jelas kalian perhatikan
gambar berikut!
Gambar (a) menunjukan konsentrasi yang lebih rendah dibanding (b). Pada gambar (b)
menghasilkan tumbukan lebih banyak dibandingkan dengan gambar (a). Dengan demikian laju
reaksi pada (b) akan lebih tinggi dibanding reaksi yang terjadi pada (a).
Suatu larutan dengan konsentrasi tinggi tentu mengandung partikel-partikelyang lebih rapat
dibandingkan dengan konsentrasi larutan rendah. Larutan dengan konsentrasi tinggi merupakan
larutan pekat dan larutan dengan konsentrasi rendah merupakan larutan encer. Semakin tinggi
konsentrasi berarti semakin banyak partikel-partikel dalam setiap satuan volume ruangan, dengan
demikian tumbukan antar partikel semakin sering terjadi, semakin banyak tumbukan yang terjadi
berarti kemungkinan untuk menghasilkan tumbukan efektif semakin besar, sehingga reaksi
berlangsung lebih cepat.
b. Luas Permukaan
Pada reaksi yang reaktannya terdapat dalam fasa padat, laju reaksi dipengaruhi oleh luas
permukaan. Pernahkah kalian memperhatikan saat ibu kalian memasak? Mengapa bumbu-bumbu
dihaluskan atau bahan yang akan dimasak dipotong menjadi potongan yang lebih kecil? Mengapa
tidak berupa bumbu- bumbu tersebut tidak dalam keadaan utuh? Tujuannya agar rasa serta aroma
yang berasal dari bumbu-bumbu tersebut agar lebih meresap serta lebih cepat matang bukan?
Begitu pula saat kita membakar sebuah buku, buku tersebut akan lebih cepat terbakar bila buku
tersebut kita buat menjadi lembaran dibandingkan bila kita membakar buku tersebut dalam
keadaan masih dalam keadaan utuh. Dengan dibuat menjadi lembaran-lembaran kertas, maka
buku tersebut akan memiliki luas permukaan yang lebih besar.
Maka pada benda padat dengan masa yang sama, semakin kecil ukuran suatu materi, maka
mengandung arti memperluas permukaan sentuh materi tersebut. Bayangkan jika kalian
mempunyai benda berbentuk kubus dengan ukuran rusuk panjang, lebar, dan tinggi sama, yaitu 1
cm. Berapa luas permukaan kubus tersebut? Secara matematika dapat dihitung bahwa luas
permukaan kubus sebesar 6 kali luas sisinya. Karena kubus mempunyai 6 sisi yang sama, maka
jumlah luas permukaannya adalah 6 × 1 cm × 1 cm = 6 cm2. Sekarang jika kubus tersebut dipotong
sehingga menjadi 8 buah kubus yang sama besar, maka keempat kubus akan mempunyai panjang,
lebar, dan tinggi masing-masing 0,5 cm. Luas permukaan untuk sebuah kubus menjadi 6 × 0,5 cm
× 0,5 cm = 1,5 cm2. Jumlah luas permukaan kubus menjadi 8 × 1,5 cm2 = 12 cm2. Jadi, dengan
memperkecil ukuran kubus, maka total luas permukaan menjadi semakin banyak.
Jika ukuran partikel suatu benda semakin kecil, maka akan semakin banyak jumlah total
permukaan benda tersebut. Dengan menggunakan teori tumbukan dapat dijelaskan bahwa semakin
luas permukaan bidang sentuh zat padat semakin banyak tempat terjadinya tumbukan antar
partikel zat yang bereaksi sehingga laju reaksinya makin cepat.
c. Suhu
Pernahkah kalian perhatikan saat memasak, lebih cepat matang mana antara memasak dengan
nyala api yang kecil dengan nyala api yang besar? Tentu lebihcepat matang apabila kita memasak
dengan nyala api yang besar bukan? Bagaimana suhu pada api yang besar, lebih besar bukan?
Dalam hal ini berarti suhu merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi laju reaksi.
Setiap partikel selalu bergerak, dengan menaikkan temperatur, energi gerak atau energi
kinetik partikel bertambah, sehingga tumbukan lebih sering terjadi. Pada frekuensi tumbukan yang
semakin besar, maka kemungkinan terjadinya tumbukan efektif yang mampu menghasilkan reaksi
juga semakin besar. Begitu pula sebaliknya, apabila suhu diturunkan maka gerakan partikel akan
lebih lambat sehingga energi kinetik dari pertikel tersebut lebih kecil, sehingga semakin kecil pula
kemungkinan tumbukan yang akan menghasilkan tumbukan efektif. Dengan menurunnnya
kemungkinan tumbukan efektif tentu saja akan berakibat menurun pula laju reaksinya.
Siswaku semua yang berbahagia, untuk lebih jelasnya, silahkan perhatikan gambar berikut!
Gambar 5. Perbandingan gerak partikel pada suhu tinggi dan rendah
Suhu atau temperatur ternyata juga memperbesar energi potensial suatu zat. Zat-zat yang
energi potensialnya kecil, jika bertumbukan akan sukar menghasilkan tumbukan efektif. Hal ini
terjadi karena zat-zat tersebut tidak mampu melampaui energi aktivasi. Dengan menaikkan suhu,
maka hal ini akanmemperbesar energi potensial, sehingga ketika bertumbukan akan menghasilkan
reaksi.
Setiap partikel dalam keadaan selalu bergerak. Dengan menaikkan temperatur, maka
kecepatan gerak partikel menjadi lebih tinggi, dengan demikian energi gerak atau energi kinetik
partikel bertambah, sehingga tumbukan lebih sering terjadi. Dengan frekuensi tumbukan yang
semakin besar, maka kemungkinan terjadinya tumbukan efektif yang mampu menghasilkan reaksi
juga semakin besar.
d. Katalis
Faktor yang mempengaruhi laju reaksi berikutnya adalah katalis. Apa itu katalis? Katalis
adalah zat yang dapat mempengaruhi laju reaksi. Katalis adalah suatu zat yang dapat
mempengaruhi laju reaksi, tanpa dirinya mengalami perubahan yang kekal. Suatu katalis mungkin
dapat terlibat dalam proses reaksi atau mengalami perubahan selama reaksi berlangsung, tetapi
setelah reaksi itu selesai maka katalis akan diperoleh kembali dalam jumlah yang sama. Apabila
katalis tersebut dapat mempercepat laju reaksi maka dikenal dengan istilah katalisator, namun
apabila katalis tersebut memperlambat laju suatu reaksi maka disebut inhibitor atau katalis
negatif. Hanya saja secara umum istilah katalis digunakan untuk zat yang dapat mempercepat
reaksi.
Untuk muridku semua, apakah reaksi harus dalam keadaan cepat semuanya? Bukankah lebih
cepat lebih baik, sehingga reaksi dapat segera selesai? Tidak semua reaksi diharapkan berjalan
dengan lebih cepat. Untuk reaksi-reaksi yangsifatnya merugikan maka reaksi diharapkan berjalan
selambat mungkin, misalnya reaksi pembusukan dan reaksi perkaratan pada logam.
Berdasar wujud atau fasanya, katalis dibedakan menjadi katalis homogen dan katalis
heterogen. Disebut katalis homogen apabila wujud atau fasa katalis tersebut sama dengan fasa zat
pereaksinya, begitu pula sebaliknya, apabila fasa katalis berbeda dengan fasa zat pereaksinya maka
disebut katalis heterogen. Contohnya misalnya pada reaksi pembentukan gas SO3, pada reaksi
tersebut dapat digunakan gas NO dan gas NO2, maka gas NO dan gas NO2 tersebut disebut katalis
homogen, karena fasa atau wujudnya sama, yaitu sama-sama gas.
Bagaimana prinsip kerja katalis dalam mempercepat suatu reaksi? Katalis dapat mempercepat
laju reaksi karena atalis menyediakan alternatif jalur reaksi dengan energi aktivasi yang lebih
rendah dibanding jalur reaksi tanpa katalis sehingga reaksinya menjadi semakin cepat. Perhatikan
grafik berikut!
Dengan rendahnya energi aktivasi pada reaksi yang menggunakan katalis di banding reaksi
yang tanpa katalis, maka reaksi tersebut akan memiliki laju reaksi lebih cepat.
2. Teori Tumbukan
Bagaimana pendapat kalian belajar menggunakan modul ini? Mudah bukan? Setelah
mempelajari konsep laju reaksi selanjutnya kalian akan mempelajari tentang teori tumbukan. Pada
pembelajaran laju reaksi dikenal suatu pendekatan untuk menjelaskan tentang laju reaksi yaitu teori
tumbukan. Pendekatan ini digunakan untuk mempermudah logika berfikir kritis dan logis serta
untuk menjelaskan secara ilmiah tentang laju reaksi. Teori ini menyatakan bahwa partikel-partikel
reaktan atau pereaksi harus saling bertumbukan terlebih dahulu sebelum terjadinya reaksi.
Tumbukan antar partikel reaktan yang berhasil menghasilkan reaksi disebut tumbukan efektif,
sedangkan tumbukan yang tidak menghasilkan reaksi disebut tumbukan tidak efektif. Tidak semua
tumbukan dapat menghasilkan tumbukan efektif. Energi minimum yang harus dimiliki oleh partikel
reaktan untuk bertumbukan efektif disebut energi aktivasi (Ea). Untuk lebih jelasnya perhatikan
ilustrasi di bawah ini!
Gambar 6.
Tumbukan tidak efektif dan tumbukan efektif
Pada ilustrasi (a), AA dan BB bertumbukan, akan tetapi dari tumbukan tersebut tidak
menghasilkan zat baru, hal tersebut berarti tumbukan tersebut tidak menghasilkan reaksi kimia.
Berbeda dengan ilustrasi (a), pada ilustrasi (b) tumbukan antara AA dan BB dapat menghasilkan zat
baru berupa 2 buah AB. Hal tersebut berarti tumbukan pada ilustrasi (b) menyebabkan terjadinya
reaksi. Tumbukan pada ilustrasi (b) inilah yang dikenal dengan istilah tumbukan efektif. Semoga
penjelasan pada modul ini dapat kalian pahami dengan baik.
C. Rangkuman
Untuk lebih menguatkan pemahaman kalian, mari kita rangkum materi laju reaksi sebagai berikut:
a. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi laju reaksi adalah konsentrasi, luas permukaan, suhu dan
katalis.
b. Prinsip kerja konsentrasi dapat menaikan laju reaksi disebabkan karena semakin tinggi
konsentrasi, semakin banyak partikel yang bertumbukan sehingga meningkatkan laju reaksi.
c. Luas permukaan dapat mempengaruhi laju reaksi karena semakin luas permukaan, akan semakin
banyak partikel yang bertumbukan, sehingga semakin besar pula laju reaksinya.
d. Prinsip kerja suhu dapat menaikan laju reaksi adalah dengan meningkatkan energi kinetik dari
partikel-pertikel pereaksi.
e. Prinsip kerja katalis dapat meningkatkan laju reaksi adalah dengan cara menurunkan energi
aktivasi reaksi tersebut.
f. Teori tumbukan adalah suatu teori yang menyatakan bahwa untuk memulai suatu reaksi, partikel-
partikel reaktan atau pereaksi harus saling bertumbukan terlebih dahulu.
g. Tumbukan antar partikel reaktan yang berhasil menghasilkan reaksi disebut tumbukan efektif,
sedangkan tumbukan yang tidak menghasilkan reaksi disebut tumbukan tidak efektif.
D. Penugasan
Carilah 3 aktivitas atau peristiwa di kehidupan sehari-hari yang ada kaitannya dengan laju reaksi.
Analisislah aktivitas atau peristiwa tersebut dengan menghubungkan faktor manakah yang turut
berpengaruh pada peristiwa tersebut!
Ahmad. 2021. Reaksi Kimia: Pengertian, Ciri-ciri, Faktor, dan Contohnya. diakses melalui
https://www.gramedia.com/literasi/reaksi-kimia/ pada 22 Mei 2023
Budiati, Rini. 2019. Kimia Dasar. Itenas : Bandung
Johari, J.M.C. dan Rachmawati, M, 2006. Kimia SMA dan MA untuk Kelas XI, Esis, Jakarta
Kotz, John C. Chemical Reaction. Britannica. Helmenstine, Anne Marie. 2020. Examples of Chemical
reactions in Everyday Life. Thought.co
Mahanal, Susriyati. 2006. Suatu Contoh Implementasi Portofolio sebagai Asesmen Autentik Pada Mata
Pelajaran Sains di Sekolah Dasar. SEMINAR NASIONAL MIPA: Penelitian, Pendidikan, dan
Penerapan MIPA serta Peranannya dalam Peningkatan Keprofesionalan Pendidik dan Tenaga
Kependidikan. Yogyakarta: UNY
Sudarmo, Unggul & Mitayani, Nanik, 2014, Kimia untuk SMA /MA kelas XI, Jakarta, Airlangga
Sudiono, Sri & Juari Santosa, Sri dan Pranowo, Deni, 2007, Kimia Kelas XI untuk SMA dan MA, Jakarta,
Intan Pariwara
4.1.6 Menyajikan gagasan cara-cara pengaturan dan penyimpanan bahan untuk mencegah perubahan fisika
dan kimia yang tak terkendali (C2)
Peserta didik mampu menganalisis variabel bebas faktor laju reaksi berdasarkan data percobaan yang
disajikan dengan kritis