INFORMASI UMUM
E. MODEL PEMBELAJARAN
Pembelajaran Tatap Muka dengan model pembelajaran Problem Based Learning
KOMPONEN INTI
KOMPETENSI DASAR
3.11 Menganalisis kesetimbangan ion dalam larutan garam dan mengitung pH-nya
4.11 Melakukan percobaan untuk menunjukkan sifat asam basa berbagai larutan garam
MUATAN BUDAYA
Menghayati bahwa di daerah peserta didik tinggal (Kota Samarinda) banyak sekali
pemanfaatan senyawa garam dalam kehidupan sehari-hari salah satunya pada makanan khas
kota samarinda yakni amplang ikan tenggiri yang menggunakan beberapa jenis garam dalam
pembuatannya. Melalui pendekatan kearifan lokal/budaya ini guru mengajak siswa
mengembangkan rasa ingintahunya dan berpikir ilmiah melalui penyelesaian LKPD
berbaasis masalah. Dimana peserta didik melakukan praktikum menguji pH dari beberapa
garam yang sering dijumpai diantaranya garam dapur, garam soda kue dan garam kaporit,
dan menganalisis mengapa tidak semua garam bersifat netral dan menuliskan hasil diskusi
di lembar jawaban LKPD. Diharapkan peserta didik dapat memperkaya pengetahuannya
akan senyawa garam dan memunculkan ide-ide kreatif dan inovatif untuk melestarikan dan
mempromosikan makanan khas amplang samarinda.
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Pertemuan 1
Peserta didik mampu mampu membandingkan garam yang dapat terhidrolisis dalam
6.1.1
air.
6.1.2 Peserta didik mampu menentukan sifat garam yang terhidolisis
Pertemuan 2
6.2.1 Peserta didik dapat menghitung pH larutan garam berdasarkan sifat keasamannya.
B. PERTANYAAN PEMANTIK
(sebagai asesmen diagnostik)
1. Saudara tentunya tidak asing lagi dengan istilah garam kan?. Garam sering kita temui
dalam kehidupan sehari-hari, misalnya saat kita makan soto, akan kita tambahkan
garam dapur agar rasanya semakin sedap. Bagaimana rumus kimia garam dapur?
Selanjutnya kita makan amplang khas samarinda ada soda kue (NaHCO₃) yang
ditambahkan sebagai pengembang dalam adonannya sehingga semakin renyah,
natrium benzoate (C6H5COONa) untuk pengawet makanan dan minuman kemasan,
Kaporit atau Kalsium hipoklorit Ca(ClO)2 .untuk membunuh bakteri pada kolam
renang dan detergen (C17H35COONa) untuk mencuci pakaian sehari-hari.
2. Garam terbentuk dari reaksi apa? asam dan basa. Asam dengan basa membentuk
garam disebut reaksi apa? penetralan. Apakah Reaksi penetralan ini selalu membuat
larutan garam menjadi netral?. Bukan berarti reaksi asam dan basa menghasilkan
garam bersifat netral. Soda kue, natrium benzoate, Kalsium Karbonat, dan detergen
merupakan contoh garam bersifat basa.
3. Mengapa garam-garam tersebut bersifat basa? Dengan mempelajari bab ini saudara
dapat mempelajari sifat asam-basa suatu garam.
Tahapan Pembelajaran
1. Pendahuluan (15 menit)
• Guru memberikan salam dan berdoa bersama (Bertakwa)
• Guru mengecek kehadiran peserta didik dan mengkondisikan kelas
Apersepsi
• Guru menanyakan kepada peserta didik tentang materi asam basa yang sudah
dipelajari yang dikaitkan dengan konsep Hidrolisis Garam (Pertanyaan
pemantik)
Pemberian Acuan
• Guru menyampaikan tujuan pembelajaraan
2. Kegiatan Inti (105 menit)
Stimulasi (Pemberian Rangsang)
• Guru menampilkan gambar-gambar garam yang digunakan dalam kehidupan
sehari-hari
• Guru menampilkan Power Point Interaktif tentang konsep Hidrolisis Garam
Problem Statement (Identifikasi Masalah)
• Peserta didik dapat membuat pertanyaan-pertanyaan tentang gambar tersebut
• Ketika pertanyaan sudah terkumpul, selanjutnya guru mengelompokan peserta
didik kedalam 6 kelompok (1 kelompok = 5-6 orang) secara homogen berdasarkan
asesmen diagnostik (Bergotong royong)
• Guru membagikan LKPD kepada masing-masing kelompok
• Guru memberikan teknis pengerjaan LKPD
• Peserta didik secara berkelompok menganalisis permasalahan (problem statement)
yang disediakan di LKPD
Data Collection (Pengumpulan data)
• Peserta didik mengumpulkan informasi yangrelevan untuk menjawab pertanyaan
(problem statement) melalui membaca buku referensi dan internet (literasi)
(Mandiri)
Data processing (Pengolahan data)
• Peserta didik mengolah data dengan mengerjakan LKPD (Bernalar kritis,
Kreatif)
• Guru menyampaikan pentingnya bekerja dalam tim, saling berdiskusi, dan
menghargai pendapat dalam proses pembelajaran.
Verification (Pembuktian)
• Peserta didik memverifikasikan hasil diskusi pengerjaan LKPD dengan bahan dari
buku referensi dan internet
Generalization (Menarik Kesimpulan)
• Guru meminta tiap-tiap kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi
• Guru meminta seluruh peserta didik untuk memperhatikan kelompok penyaji
secara seksama
• Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik lain untuk memberikan
pertanyaan terkait hasil dari kelompok penyaji (Kebhinekaan Global)
• Kelompok penyaji diberikan kesempatan dalam menjawab pertanyaan
• Guru memberikan umpan balik ketika kelompok telah selesai mempresentasikan
hasil diskusinya
• Guru memberikan apresiasi tiap kelompok
• Guru membimbing peserta didik dapat menyimpulkan hasil diskusi dengan
bahasanya sendiri
3. Penutup (15 menit)
• Tiap-tiap kelompok mengumpulkan LKPD yang telah dikerjakan
• Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk merefleksi
pembelajaran pada hari ini
• Guru menyampaikan rencana pembelajaran selanjutnya
• Guru mengucapkan salam penutup
D. ASSESMEN
Perangkat Assesmen
Assesmen Formatif
1. Assesmen Sikap
Assesmen sikap (afektif) dilakukan dengan cara observasi adapun kreteria yang dinilai
meliputi 6 profil pelajar pancasila yaitu bertakwa kepada tuhan YME, bernalar kritis,
mandiri, bergotong royong, berkebhinekaan global, dan kreatif. Observasi berdasarkan
pengamatan sikap dan perilaku peserta didik sehari-hari, baik terkait dalam proses
pembelajaran maupun secara umum. Assesmen dilakukan dengan pengamatan langsung
oleh guru. Berikut instrumen penilaian sikap
Keterangan:
a. BTY : Bertakwa kepada Tuhan YME
b. BK : Bernalar Kritis
c. M : Mandiri
d. BR : Bergotong Royong
e. BG : Berkebhinekaan Global
f. K : Kreatif
Teknik Penilaian
1) Aspek perilaku dinilai dengan kriteria:
0 = tidak teramati
1 = kurang teramati
2 = teramati
2) Skor maksimum = 12
Nilai maksimum = 100
Skor Diperoleh
Nilai sikap = Skor Maksimum x 100
10
Contoh : 12 X 100 = 83
Kelompok :
Nama-nama Anggota : 1.
2.
3.
4
5.
Instrumen Assesmen Presentasi
N Indikator
Indikator Skor
o 1 2 3 4
1. Penyampain materi
2. Hasil pembahasan/diskusi
3. Kerjasama
Bahasa yang digunakan sesuai
4.
EYD
Kreatifitas dan kemampuan
5.
menjawab pertanyaan
Jumlah skor
Nilai
Rubrik Assesmen Presentasi
N Indikator Deskripsi Kreteria Skor
o
Sangat menarik 4
Menarik 3
1. Penyampaian materi (performance)
Cukup menarik 2
Kurang menarik 1
Sangat mengusai 4
2. Hasil pembahasan/diskusi
materi
Menguasai materi 3
Cukup menguasai 2
materi
Kurang menguasai 1
materi
Sangat baik 4
Baik 3
3. Kerjasama / bergotong royong
Cukup 2
Kurang 1
Sangat baik 4
Bahasa yang digunakan sesuai dengan Baik 3
4.
EYD Cukup baik 2
Kurang baik 1
Sangat mampu 4
Kreatifitas dan kemampuan menjawab Mampu 3
5.
pertanyaan Cukup mampu 2
Kurang mampu 1
Teknik Penilaian
1) Aspek presentasi dinilai dengan kriteria sesuai dengan rubrik
2) Skor maksimum = 20
Nilai maksimum = 100
Skor Diperoleh
Nilai sikap = x 100
Skor Maksimum
17
Contoh : 20 X 100 = 85
Asesmen Summatif
Assesmen sumatif dapat dilakukan setelah pembelajaran berakhir, seperti pada akhir satu
lingkup materi atau bab (Terlampir)
Assesmen dilakukan dengan menggunakan tes tertulis berupa soal uraian. Berikut kisi-kisi soal,
soal uraian dan pedoman penskoran:
A. Asesmen Formatif (Kognitif)
Tujuan Pembelajaran:
6.1.1 Peserta didik mampu mampu membandingkan garam yang dapat terhidrolisis
dalam air
6.2.1 Peserta didik mampu menentukan sifat garam yang terhidolisis
Lembar Kegiatan Peserta Didik (LKPD)
Permasalahan:
Samarinda terkenal sebagai penghasil amplang. Bahan untuk membuat
amplang diantaranya ikan tenggiri, tepung tapioka, bawang putih, telur, dan
penyedap rasa. Dalam proses membuat amplang juga memerlukan beberapa
jenis garam, pertama garam soda kue untuk pengembang dan garam dapur.
Soda kue dan garam dapur masing-massing dilarutkan terlebih dahulu ke
dalam air sebelum mencampurkan ke dalam adonan. karena penasaran,
Muncul rasaingin tahu dibenak Hanabi “Apakah garam selalu netral?”
kemudian Hanabi melakukan uji tes pH kedua larutan dengan pH universal.
Didapatkan pH larutan garam dapur adalah 7 (netral) sementara pH larutan
garam soda kue adalah 8,3 yang cenderung basa .
Latihan Berkelompok
1. Lakukan analisis data apakah larutan garam berikut
mengalami hidrolisis. Jika mengalami hidrolisis tuliskan reksi
hidrolisisnya.
a. Pb(NO3)3
b. (NH4)2CO3
c. KNO3
d. MgSO4
e. Na2HPO4
Kunci
No jawaban Pembahasan Skor
1 A Larutan garam yang bersifat basa yaitu larutan 20
garam yang berasal dari asam lemah dengan basa
kuat atau asam lemah dengan basa lemah (harga
Ka < Kb).
- Barium asetat ((CH3COO)2Ba) berasal dari
asam lemah (CH3COOH) dan basa kuat
(Ba(OH)2) . Larutan ini bersifat basa
- Amonium klorida (NH4Cl) berasal dari basa
lemah (NH4OH) dan asam kuat (HCl).
- Magnesium nitrat (Mg(NO3)2) berasal dari
basa kuat (Mg(OH)2) dan asam kuat (HNO3).
- Seng iodida (Znl2) berasal dari basa lemah
(Zn(OH)2) dan asam kuat (HI).
- Perak bromida (AgBr) berasal daribasa lemah
(AgOH) dan asam kuat (HBr),
NH4Cl, Mg(NO3)2, Znl2, dan AgBr merupakan
larutan garam yang bersifat asam.
A. Tujuan Pembelajaran
Setelah kegiatan pembelajaran 1 ini diharapkan peserta didik mampu
membandingkan garamyang dapat terhidrolisis dalam air dan menentukan sifat
garam yang terhidolisis.
B. Uraian Materi
Halaman yang memiliki hamparan rumput yang hijau dan rapi akan
menjadikan pemandangan terasa indah dan segar. Cara praktis yang dapat
digunakan agar rumput tumbuh lebih subur dan hijau yaitu menggunakan
garam epsom atau garam Inggris. Garam epsom merupakan nama lain dari
garam magnesium sulfat atau lebih tepatnya magnesium sulfat hidrat dengan
rumus molekul MgSO4.7H2O.
Garam terbentuk melalui reaksi asam dan basa. Atau reaksi penetralan (Asam
+ Basa → Garam + Air). Namun Garam yang dihasilkan bisa bersifat asam, basa
atau netral bergantung pada asam dan basa pembentuknya. Mengapa hal
tersebut dapat terjadi? Pada saat garam dilarutkan dalam air, maka ion-ion
garam yang berasal dari asam lemah atau basa lemah akan bereaksi dengan air
yang dinamakan reaksi hidrolisis. Apa saja contohnya di dalam air garam dapat
mengalami reaksi hidrolisis. Apa yang dimaksud dengan reaksi hidrolisis?
Apakah jenis-jenis hidrolisis larutan garam dan bagaimana penghitungan pH
pada hidrolisis garam? Mari kita simak materi berikut!
1. Pengertian Hidrolisis
Hidrolisis berasal dari kata hidro dan lisis. Hidro artinya air, sedangkan lisis
artinya penguraian. Jadi hidrolisis adalah reaksi penguraian garam dalam
air, yang membentuk ion positif dan ion negatif. Ion-ion tersebut akan
bereaksi dengan air membentuk asam (H3O+) dan basa (OH-) asalnya.
Reaksi hidrolisis berlawanan dengan reaksi penggaraman atau reaksi
penetralan. Reaksi penggaraman yaitu reaksi antara asam dengan basa
yang membentuk garam. Garam yang dihasilkan tidak selalu bersifat netral
tetapi tergantung kekuatan asam dan basa pembentuk garam tersebut.
Ion yang berasal dari garam dianggap bereaksi dengan air jika ion tersebut
dalam reaksi menghasilkan asam lemah atau basa lemah. Garam merupakan
hasil reaksi dari suatu asam dengan basa maka ditinjau dari kekuatan asam
dan basa pembentuknya, ada empat jenis garam sebagai berikut.
a. Garam yang Terbentuk dari Asam Lemah dan Basa Kuat
Garam yang berasal dari asam lemah dan basa kuat jika dilarutkan dalam
air akan menghasilkan anion yang berasal dari asam lemah. Anion
tersebut bereaksi dengan air menghasilkan ion OH- yang menyebabkan
larutan bersifat basa.
Contoh :
CH3COONa(aq) → CH3COO-(aq) + Na+(aq)
Oleh karena dari kedua ion garam tersebut masing-masing H+ dan ion OH-
, maka sifat larutan garam ini ditentukan oleh nilai tetapan kesetimbangan
dari kedua reaksi tersebut. Hidrolisis garam yang berasal dari asam lemah
dan basa lemah merupakan hidrolisis total, sebab kedua ion garam
mengalami reaksi hidrolisis dengan air. Sifat larutan ditentukan oleh nilai
tetapan kesetimbangan asam (Ka) dan nilai kesetimbangan basa (Kb)
penyusun garam tersebut. Jika Ka > Kb, maka larutan akan bersifat asam
dan jika Ka < Kb maka larutan akan bersifat basa.
Ion Cl- di dalam larutan tidak mengalami reaksi dengan air, sebab jika
dianggap bereaksi dengan air maka ion akan menghasilkan NaOH yang
akan segera terionisasi kembali menjadi ion Na+. Hal ini disebabkan NaOH
merupakan basa kuat yang terionisasi sempurna. Demikian pula jika ion
Cl- dianggap bereaksi dengan air, maka HCl yang terbentuk akan
terionisasi sempurna menjadi ion Cl- kembali. Hal ini disebabkan HCl
merupakan asam kuat. Kesimpulannya garam yang berasaldari asam kuat
dan basa kuat tidak terhidrolisis. Oleh karena itu konsentrasi ion H+ dan
OH- dalam air tidak terganggu sehingga larutan bersifat netral.
C. Rangkuman
Hidrolisis berasal dari kata hidro dan lisis. Hidro artinya air, sedangkan lisis
artinya penguraian. Jadi hidrolisis adalah reaksi penguraian garam dalam air,
yang membentuk ion positif dan ion negatif.
Ada empat jenis hidrolisis garam sebagai berikut :
1. Garam yang Terbentuk dari Asam Lemah dan Basa Kuat
Garam yang berasal dari asam lemah dan basa kuat jika dilarutkan dalam air
akan menghasilkan anion yang berasal dari asam lemah. Sehingga garam
yang berasal dari asam lemah dan basa kuat akan terhidrolisis sebagian
(parsial) dan bersifat basa.
2. Garam yang Terbentuk dari Asam Kuat dan Basa Lemah
Garam yang berasal dari asam kuat dan basa lemah jika dilarutkan dalam air
akan menghasilkan kation yang berasal dari basa lemah. Sehingga garam
yang berasal dari asam kuat dan basa lemah akan terhidrolisis sebagian
(parsial) dan bersifat asam.
3. Garam yang Terbentuk dari Asam Lemah dan Basa Lemah
Garam yang berasal dari asam lemah dan basa lemah di dalam air akan
terionisasi dan kedua ion garam tersebut bereaksi dengan air.
Sifat larutan ditentukan oleh nilai tetapan kesetimbangan asam (Ka) dan
nilai kesetimbangan basa (Kb) penyusun garam tersebut. Jika Ka > Kb, maka
larutan akan bersifat asam dan jika Ka < Kb maka larutan akan bersifat basa.
Tujuan Pembelajaran
6.2.1 Peserta didik dapat menghitung pH larutan garam berdasarkan sifat keasamannya
KEGIATAN PEMBELAJARAN (Pertemuan Ke-2)
Tahapan Pembelajaran
1. Pendahuluan (15 menit)
• Guru memberikan salam dan berdoa bersama (Bertakwa)
• Guru mengecek kehadiran peserta didik dan mengkondisikan kelas
Apersepsi
• Guru menanyakan kepada peserta didik tentang materi yang sudah dipelajari sebelumnya, Apa
saja jenis-jenis Hidrolisis Garam dan sifatnya (Pertanyaan pemantik)
Pemberian Acuan
• Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
2. Kegiatan Inti (105 menit)
Stimulasi (Pemberian Rangsang)
• Guru menampilkan video pembelajaran mengenai perhitungan derajat keasaman (pH) larutan
asam atau basa.
• Guru menampilkan Power Point Interaktif tentang perhitungan pH larutan garam
berdasarkan sifat keasamannya
Problem Statement (Identifikasi Masalah)
• Peserta didik dapat membuat pertanyaan-pertanyaan tentang gambar tersebut
• Ketika pertanyaan sudah terkumpul, selanjutnya guru mengelompokan peserta didik kedalam 6
kelompok (1 kelompok = 5-6 orang) (Bergotong royong)
• Guru membagikan LKPD kepada masing-masing kelompok
• Guru memberikan teknis pengerjaan LKPD
Data Collection (Pengumpulan data)
• Peserta didik mengumpulkan informasi yang relevan untuk menjawab pertanyaan (problem
statement) melalui membaca buku referensi dan internet (literasi) (Mandiri)
Data processing (Pengolahan data)
• Peserta didik mengolah data dengan mengerjakan LKPD (Bernalar kritis, Kreatif)
• Guru menyampaikan pentingnya bekerja dalam tim, saling berdiskusi, dan menghargai
pendapat dalam proses pembelajaran.
Verification (Pembuktian)
• Peserta didik memverifikasikan hasil diskusi pengerjaan LKPD dengan bahan dari buku referensi
dan internet
Generalization (Menarik Kesimpulan)
• Guru meminta tiap-tiap kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi
• Guru meminta seluruh peserta didik untuk memperhatikan kelompok penyaji secara seksama
• Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik lain untuk memberikan pertanyaan terkait
hasil dari kelompok penyaji (Kebhinekaan Global)
• Kelompok penyaji diberikan kesempatan dalam menjawab pertanyaan
• Guru memberikan umpan balik ketika kelompok telah selesai mempresentasikan hasil diskusinya
• Guru memberikan apresiasi tiap kelompok
• Guru dan peserta didik dapat menyimpulkan hasil diskusi
3. Penutup (15 menit)
• Tiap-tiap kelompok mengumpulkan LKPD yang telah dikerjakan
• Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk merefleksi pembelajaran pada hari ini
• Guru menyampaikan rencana pembelajaran selanjutnya
• Guru mengucapkan salam
G. ASSESMEN
Perangkat Assesmen
No Bentuk Penilian Instrumen Penilaian Waktu Penilaian
1. Diagnostik Apersepsi (pertanyaan pemantik) Sebelum Pembelajaran
e. Sikap
f. Presentasi
2. Formatif Selama proses Pembelajaran
g. Produk
h. Tes tertulis
3. Sumatif Soal Uraian Setelah Pembelajaran
Assesmen Formatif
1. Assesmen Sikap
Assesmen sikap (afektif) dilakukan dengan cara observasi adapun kreteria yang dinilai meliputi 6
profil pelajar pancasila yaitu bertakwa kepada tuhan YME, bernalar kritis, mandiri, bergotong royong,
berkebhinekaan global, dan kreatif. Observasi berdasarkan pengamatan sikap dan perilaku peserta didik
sehari-hari, baik terkait dalam proses pembelajaran maupun secara umum. Assesmen dilakukan dengan
pengamatan langsung oleh guru. Berikut instrumen penilaian sikap
Instrumen Assesmen Sikap
Aspek yang Dinilai
Skor
No Nama BT Jumlah Nilai
BK M BR BG K Sikap
Y
Keterangan:
g. BTY : Bertakwa kepada Tuhan YME
h. BK : Bernalar Kritis
i. M : Mandiri
j. BR : Bergotong Royong
k. BG : Berkebhinekaan Global
l. K : Kreatif
Teknik Penilaian
4) Aspek perilaku dinilai dengan kriteria:
0 = tidak teramati
1 = kurang teramati
2 = teramati
5) Skor maksimum = 12
Nilai maksimum = 100
Skor Diperoleh
Nilai sikap = Skor Maksimum x 100
10
Contoh : 12 X 100 = 83
Assesmen Presentasi
Kelompok :
Nama-nama Anggota : 1.
2.
3.
4
5.
6.
Instrumen Assesmen Presentasi
Indikator
No Indikator Skor
1 2 3 4
1. Penyampain materi
2. Hasil pembahasan/diskusi
3. Kerjasama
4. Bahasa yang digunakan sesuai EYD
Kreatifitas dan kemampuan menjawab
5.
pertanyaan
Jumlah skor
Nilai
Rubrik Assesmen Presentasi
No Indikator Deskripsi Kreteria Skor
Sangat menarik 4
Menarik 3
1. Penyampaian materi (performance)
Cukup menarik 2
Kurang menarik 1
Sangat mengusai materi 4
Menguasai materi 3
2. Hasil pembahasan/diskusi
Cukup menguasai materi 2
Kurang menguasai materi 1
3. Kerjasama / bergotong royong Sangat baik 4
Baik 3
Cukup 2
Kurang 1
Sangat baik 4
Baik 3
4. Bahasa yang digunakan sesuai dengan EYD
Cukup baik 2
Kurang baik 1
Sangat mampu 4
Mampu 3
5. Kreatifitas dan kemampuan menjawab pertanyaan
Cukup mampu 2
Kurang mampu 1
Teknik Penilaian
3) Aspek presentasi dinilai dengan kriteria sesuai dengan rubrik
4) Skor maksimum = 20
Nilai maksimum = 100
Skor Diperoleh
Nilai sikap = Skor Maksimum x 100
17
Contoh : 20 X 100 = 85
1. Hitunglah harga pH larutan 0,1 M 𝑁𝐻4𝑂𝐻 dan 0,1 M HCN jika diketahui 𝐾𝑎 HC𝑁 = 1 ×10-4
dan 𝐾𝑏 𝑁𝐻4𝑂𝐻 = 1 × 10-5 jika kedua larutan dengan volume yang sama direaksikan,
tentukan harga pH larutan campuran
2. Berapa gram amonia (NH3) 0,25 M, pH-nya 11+log 2 direaksikan dengan larutan asam
formiat (HCOOH) 0,09 M yang pH nya 3-log 6 Hitunglah :
a. Harga pH larutan 0,15M garam HCOONH4 yang terbentuk
b. Derajat hidrolisis garam HCOONH4 dalam larutan 0,15 M tersebut
Asesmen Formatif
1. Diketahui larutan 0,1 M NH4Cl dan 𝐾𝑏 NH4OH = 10-5
a. Tuliskan hidrolisis garam NH4Cl !
b. Hitung harga Kh ,[H +],[OH −] dan PH larutan
2. Larutan asam asetat 0,1 M sebanyak 100 ml mempunyai pH = 3. Jika 0,4 gram
NaOH dicampurkan ke dalam larutan ini, tentukan pH larutan yang terbentuk ! (Mr
NaOH = 40)
Pedoman Penskoran Asesmen Formatif
No Pembahasan Skor
1 50
2 50
Untuk menghitung pencapaian hasil belajar peserta didik hitung nilai latihan soal yang dikerjakan
dengan rumus berikut:
Jika menjawab “Tidak” pada salah satu pertanyaan di atas, maka pelajarilah kembali materi
tersebut sehingga kalian betul-betul dapat menguasai materi. Jangan putus asa untuk mengulang
lagi!. Dan apabila kalian menjawab “Ya” pada semua pertanyaan, maka lanjutkan mengerjakan
kegiatan belajar selanjutnya.