Anda di halaman 1dari 45

MODUL AJAR

KURIKULUM MERDEKA
A. Identitas
Penyusun : Dra. Hj. Yendri Dwifa, M.Si
Institusi : SMA Negeri 71 Jakarta
Kelas/Fase : XII / F
Materi Pembelajaran : Elektrokimia
Tahun Pelajaran : 2023/2024
Alokasi Waktu : 5JP (@45 menit)
B. Informasi Umum
1. Capaian Pembelajaran
Peserta didik mampu mengamati, menyelidiki dan menjelaskan
fenomena sehari-hari sesuai kaidah kerja ilmiah dalam menjelaskan konsep
kimia dalam keseharian; menerapkan operasi matematika dalam perhitungan
kimia; mempelajari sifat, struktur dan interaksi partikel dalam membentuk
berbagai senyawa termasuk pengolahan dan penerapannya dalam
keseharian; memahami dan menjelaskan aspek energi, laju dan
kesetimbangan reaksi kimia; menggunakan konsep asam-basa dalam
keseharian; menggunakan transformasi energi kimia dalam keseharian
termasuk termokimia, elektrokimia memahami kimia organik termasuk
penerapannya dalam keseharian.
2. Tujuan Pembelajaran
Peserta didik mampu menggunakan transformasi energi kimia dalam
keseharian termasuk elektrokimia.
Indikator Tujuan Pembelajaran
1. Menentukan persamaan reaksi redoks menggunakan metode perubahan
biloks dan setengah reaksi (C3)
2. Mengimplementasikan reaksi redoks dalam kehidupan sehari-hari (C3)
3. Pemahaman bermakna
Kimia pada dasarnya sangat erat keterlibatannya dalam kehidupan sehari-
hari. Kegiatan mencuci pakaian merupakan salah satu kegiatan yang tidak
asing lagi dalam aktivitas rumah tangga. Ketika mencuci pakaian, khususnya
pakaian putih, sebagian besar orang menambahkan zat aktif pemutih untuk
mendapatkan warna putih bersih. Zat pemutih tersebut merupakan senyawa
kimia aktif bersifat oksidator yang digunakan untuk menghilangkan warna
benda. Umumnya warna pada pakaian dapat hilang melalui reaksi redoks
dengan menggunakan senyawa natrium hipoklorit (NaClO) dan hidrogen
peroksida (H2O2). Namun, karena kurangnya pengetahuan tentang kimia,
peserta didik kurang memahami konsep yang terdapat dalam fenomena
kehidupan sehari-hari bahkan dalam dunia industri. Setelah mengikuti
kegiatan pembelajaran ini, diharapkan peserta didik memiliki kemampuan
dalam:
1. Penyetaraan reaksi redoks
2. Penerapan reaksi redoks dalam kehidupan sehari-hari
4. Pertanyaan Pemantik
1. Tahukah kalian bagaimana menyetarakan reaksi kimia?
2. Apakah penyetaraan reaksi kimia sama dengan reaksi redoks?
3. Apa yang kalian tahu tentang metode PBO dan setengah reaksi?
5. Model/Pendekatan Pembelajaran
Pada pembelajaran ini menggunakan metode Discovery Learning yang
bertujuan agar siswa mampu memahami konsep, arti, dan hubungan melalui
proses intuitif untuk akhirnya sampai kepada suatu kesimpulan. Discovery
terjadi bila individu terlibat terutama dalam penggunaan proses mentalnya
untuk menemukan beberapa konsep dan prinsip. Adapun langkah-langkah
pembelajaran tersebut yaitu:
1. Pemberian rangsangan (stimulation)
2. Pernyataan/Identifikasi masalah (problem statement)
3. Pengumpulan data (data collection)
4. Pengolahan data (data processing)
5. Pembuktian (verification)
6. Menarik simpulan/generalisasi (generalization)
6. Alat, Bahan dan Media
1. Power Point
2. Laptop/Handphone
3. Internet
4. Alat tulis (papan tulis, penghapus dan spidol)
5. LKPD
6. Video penuntun : https://www.youtube.com/watch?
v=DI4uxjVGWs&pp=ygUgcHJha3Rpa3VtIGJldGFkaW5lIGRhbiB2aXRhbWluI
GM%3D
7. Sumber Belajar
1. Buku paket kimia siswa ”Bab 2 : Reaksi Redoks”
2. Referensi yang relevan dari internet.

8. Profil Pelajar Pancasila


Setelah menyelesaikan pembelajaran ini, peserta didik diharapkan dapat
mengembangkan diri sesuai dengan profil pelajar pancasila, terutama dimensi
bergotong royong dan bernalar kritis.
 Beriman, bertaqwa kepada Tuhan YME : Ditunjukkan pada pelaksanaan
awal (doa pembuka) dan penutup (doa penutup).
 Bergotong royong : Memiliki kemampuan untuk melakukan kolaborasi
dengan sukarela dalam kelompok agar kegiatan yang dikerjakan dapat
berjalan lancar dan mencapai tujuan untuk kebaikan bersama.
 Bernalar Kritis : Berpikir secara objektif, sistematik dan saintifik dengan
mempertimbangkan berbagai aspek berdasarkan data dan fakta yang
mendukung dalam kegiatan pembelajaran, mengerjakan LKPD sehingga
dapat membuat keputusan yang tepat dan berkontribusi memecahkan
masalah dalam kehidupan, serta terbuka dengan penemuan baru.
 Mandiri : Pertanyaan-pertanyaan awal tentang penyetaaraan reaksi
redoks. Peserta didik diharapkan akan bertanggung jawab atas proses
dan hasil belajar yang ditempuh, memiliki kesadaran akan diri dan situasi
yang dihadapi serta memiliki regulasi diri sehingga apabila dihadapkan
dalam situasi sulit, peserta didik dapat dengan tenang mencari solusi
sendiri dan menghadapi situasi dengan bijak
9. Target Peserta Didik
1. Peserta didik reguler dapat menyetarakan persamaan reaksi redoks
dengan metode PBO dan setengah reaksi
2. Peserta didik dengan kesulitan belajar dapat menyetarakan persamaan
reaksi redoks dengan metode PBO
3. Peserta didik dengan pencapaian tinggi mampu menyetarakan persamaan
reaksi redoks dengan metode PBO dan setengah reaksi dan
mengaplikasikan reaksi redoks dalam kehidupan sehari-hari.
10.Assesmen Diagnostik Kognitif
1. Nilai bilangan okidasi dari S didalam Na2SO3 adalah . . .

a. 4

b. 5

c. 6

d. 7

e. 8

2. Reaksi Redoks :

Yang berperan sebagai oksidator pada reaksi di atas adalah . . .

a. NaI

b. H2SO4

c. Mn2+

d. I–

e. MnO2

3. Nilai bilangan okidasi dari Cr didalam K2CrO4 adalah . . .

a. 4

b. 5

c. 6

d. 7

e. 8

4. Bilangan oksidasi N = 2 terdapat pada senyawa . . . .

a. KNO3

b. N2O5

c. NO
d. N2O3

e. N2H4

5. Yang termasuk reaksi autoredoks/disproporsionasi adalah . . . .

a. SNCl2 + I2 + 2HCl → SnCl4 + 2HI

b. CaBr2 + H2SO4 → CaSO + SO2 + Br2 + H2O

c. Cu2 + C → 2Cu + CO

d. Cl2 + H2O → HCl + HClO

e. NaOH + HNO3 → NaNO3 + H2O

Total Score Assesmen Awal = 100


KKTP :

Skor Kriteria

0-35% Belum paham

36-74% Kurang paham

75-85% Cukup paham

86-100% Sangat paham

Kesimpulan :
Siswa yang memenuhi KKTP jika minimal skor (75-85%) dengan kriteria
cukup paham. Dari assesmen awal, sesuai dengan KKTP dengan kategori
cukup paham dan sangat paham. Kemudian peserta didik nantinya akan
dikelompokkan dalam kegiatan pembelajaran (4 siswa/kelompok dengan
anggota di campur dari kategori belum paham, kurang paham, cukup
paham dan sangat paham).

C. Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Sintaks Langkah-langkah Kegiatan
Pendahuluan Persiapan 1. Guru memberi salam dan sapa pembuka,
(20 Menit) Pembelajaran memotivasi peserta didik agar tetap menjaga
kesehatan, dan berdoa untuk memulai
pembelajaran. (Religius)
2. Guru mengecek kehadiran siswa.
3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
4. Guru memberikan apersepsi dan prasyarat
awal tentang materi ajar.
5. Guru melakukan assesmen diagnostic kognitif
untuk mengetahui kemampuan awal peserta
didik.
Inti Peserta didik mengamati media pembelajaran
(185 Menit) tentang fenomena terkait reaksi redoks melalui
gambar atau video yang disajikan guru, serta
bahan ajar mengenai penyetaraan reaksi redoks
dan implementasinya dalam kehidupan sehari-
hari berbentuk Power Point. (Critical thinking,
Literasi)
Stimulasi
Dari hasil assesmen awal, sesuai dengan KKTP
dengan kategori cukup paham dan sangat paham.
Kemudian peserta didik nantinya akan
dikelompokkan dalam kegiatan pembelajaran (4
siswa/ kelompok dengan anggota dicampur dari
kategori belum paham, kurang paham, cukup
paham dan sangat paham)
Peserta didik diberikan kesempatan untuk
bertanya mengenai penyetaraan reaksi redoks dan
implementasinya dalam kehidupan sehari-hari
(Kritis, komunikatif, dan karakter: rasa ingin
Problem
tahu)
Statement
Guru mengajukan berbagai pertanyaan terkait
penyetaraan reaksi redoks dan implementasinya
dalam kehidupan sehari-hari. (Critical thinking,
kolaborasi, komunikasi, literasi, HOTs)
Pengumpulan Guru mengelompokkan peserta didik berdasarkan
Data hasil assesmen awal menjadi beberapa kelompok
dengan anggota masing-masing 4 orang.
Setiap kelompok akan mendapatkan lembar kerja
peserta didik (LKPD).
Peserta didik berdiskusi dalam kelompok dengan
teman sebaya yang lebih paham (tutor sebaya)
mengenai LKPD (penyetaraan reaksi redoks dan
implementasinya dalam kehidupan sehari-hari)
(Critical thinking, kolaborasi, komunikasi,
literasi, kreatif, HOTs)
Peserta didik dapat mencari informasi dari
berbagai sumber seperti internet dan buku serta
Pengolahan menuliskannya dalam LKPD serta menyimpulkan
Data penyetaraan reaksi redoks dan implementasinya
dalam kehidupan sehari-hari. (Critical thinking,
kolaborasi, komunikasi, literasi, kreatif, HOTs).
Peserta didik mengkomunikasikan hasil analisis
terkait penyetaraan reaksi redoks dan
Verifikasi
implementasinya dalam kehidupan sehari-hari
(Critical thinking, kolaborasi, komunikasi)
Peserta didik dan guru menyimpulkan hal-hal
yang telah didiskusikan terkait penyetaraan reaksi
Generalisasi
redoks dan implementasinya dalam kehidupan
sehari-hari (Kritis)
1. Guru memfasilitasi peserta didik untuk
menyimpulkan pembelajaran.
2. Guru melaksanakan penilaian untuk
mengetahui ketercapaian indikator.
Penutup 3. Guru mengingatkan peserta didik untuk
(20 Menit) mempelajari materi yang akan dibahas
dipertemuan berikutnya mengenai sel
elektrokimia.
4. Guru menutup pembelajaran dengan berdoa
dan memberi salam. (Religius)
Refleksi guru Setelah menyelesaikan proses pembelajaran pada
hari ini guru melakukan refleksi dengan mencatat
hal-hal yang sudah disampaikan kepada siswa,
hasil pembelajaran yang dicapai, maupun bagian
yang belum diselesaikan serta membuat rencana
perbaikan proses pembelajaran pada masa yang
akan datang.
 Apakah peserta didik menyukai pembelajaran
hari ini?
 Kesulitan apa yang ditemukan selama proses
pembelajaran?
 Gaya belajar yang seperti apa yang
membantumu lebih memahami materi dan
keseluruhan proses pembelajaran?

D. Asesmen Formatif
ITP 1
1. Diketahui beberapa reaksi berikut :
(1) MnO4- → MnO2
(2) Zn → ZnO2-
(3) 2CO2 → C2O42-
(4) Cr2O3 → Cr2O72-
Peristiwa oksidasi pada pasangan reaksi dengan nomor ….
A. 1 dan 2 D. 2 dan 3
B. 1 dan 3 E. 2 dan 4
C. 1 dan 4
2. Jumlah H+ dan elektron terlibat yang tepat untuk setengah reaksi oksidasi Cr 3+
menjadi CrO42- pada suasana asam adalah ....
A. 4H+ dan 3e-
B. 8H+ dan 3e-
C. 4H+ dan 6e
D. 8H+ dan 6e
E. 8H+ dan 7e
3. Koefisien a, b, dan c yang tepat untuk setengah reaksi aCr 2O72- + bH+ + e- → Cr3+ +
cH2O adalah ….
A. 1, 14, 7 D. 2, 7, 14
B. 2, 14, 7 E. 2, 7, 16
C. 1, 7, 14
4. Dalam suasana basa, Cl2 mengalami reaksi disproporsionasi menghasilkan ion Cl
dan ClO3-. Perbandingan koefisien ClO3- terhadap Cl2 yang dihasilkan setelah
reaksi setara adalah ….
A. 1/5 D. 1/1
B. 1/3 E. 2/1
C. 1/2

Identifikas
i Materi
Tindak
yang Akan Pertanyaan Kemungkinan Jawaban- Skor
Lanjut
Diujikan

Persamaan 1. Diketahui beberapa Kunci Jawaban : E 25 Pembelaja


reaksi reaksi berikut : poin ran
redoks (1) MnO4- → MnO2 (Terjadi pelepasan oksigen remedial
(2) Zn → ZnO2-  reduksi) bagi yang
(3) 2CO2 → C2O42- belum
(4) Cr2O3 → Cr2O72- mencapai
Peristiwa oksidasi pada (Terjadi pengikatan oksigen capaian
pasangan reaksi  oksidasi) pembelaja
dengan nomor …. ran, dan
A. 1 dan 2 memberik
(Terjadi pelepasan oksigen
B. 1 dan 3 an
 reduksi)
C. 1 dan 4 pengayaa
D. 2 dan 3 n bagi
(Terjadi pengikatan oksigen
E. 2 dan 4 yang
 oksidasi)
sudah
2. Jumlah H+ dan elektron Kunci Jawaban : B
mencapai
terlibat yang tepat Setarakan setengah reaksi
untuk setengah reaksi berikut : capaian
oksidasi Cr3+ menjadi Cr3+ → CrO42- pembelaja
CrO42- pada suasana Tambahkan H2O di tempat ran
asam adalah .... yang kekurangan atom O 25
A. 4H+ dan 3e- Cr3+ + 4H2O → CrO42- poin
B. 8H+ dan 3e- Setarakan atom H dengan
C. 4H+ dan 6e menambahkan H+
D. 8H+ dan 6e Cr3+ + 4H2O → CrO42- + 8H+
E. 8H+ dan 7e Setarakan muatan kiri dan
kanan dengan menambahkan
e- di tempat bermuatan
besar.
Cr3+ + 4H2O → CrO42- + 8H+ +
3e
3. Koefisien a, b, dan c Kunci Jawaban: A
yang tepat untuk Setarakan setengah reaksi
setengah reaksi aCr2O72- berikut :
+ bH+ + e- → Cr3+ + cH2O Cr2O72- → 2Cr3+
adalah …. Tambahkan H2O di tempat
A. 1, 14, 7 yang kekurangan atom O 25
B. 2, 14, 7 Cr2O72- → 2Cr3+ + 7H2O poin
C. 1, 7, 14 Setarakan atom H dengan
D. 2, 7, 14 menambahkan H+
E. 2, 7, 16 Cr2O72- + 14H+ → 2Cr3+ + 7H2O
Setarakan muatan kiri dan
kanan dengan menambahkan
e- di
tempat bermuatan besar.
Cr2O72- + 14H+ + 6e- → 2Cr3+ +
7H2O
4. Dalam suasana basa, Cl2 Kunci Jawaban: B
mengalami reaksi Penyelesaian soal ini juga
disproporsionasi dilakukan dengan
menghasilkan ion Cl menyetarakan reaksi
dan ClO3-. redoks terlebih dahulu
Perbandingan koefisien sehingga didapatkan
ClO3- terhadap Cl2 yang koefisien reaksi yang 25
dihasilkan setelah tepat sebelum menghitung poin
reaksi setara adalah …. perbandingan mol zat yang
A. 1/5 ditanyakan.
B. 1/3
C. 1/2
D. 1/1
E. 2/1
selanjutnya koefisien baru
ditulis ulang dan disetarakan
agar jumlah unsur yang
mengalami perubahan biloks
setara
3Cl2 + OH- → 5Cl- + ClO3-
Tanpa harus menyelesaikan
penyetaraan, soal tersebut
sudah dapat dijawab karena
koefisien yang dibutuhkan
sudah didapatkan.
Perbandingan koefisien :
koef ClO3- : koef Cl2
=1:3

ITP 2
1. Bacalah wacana berikut!
Proses fotosintesis memiliki elemen kunci yang diperlukan yaitu air (H 2O),
karbon dioksida (CO2), klorofil, dan sinar matahari. Fotosintesis adalah proses
reaksi kimia yang terjadi pada tumbuhan berklorofil hijau dengan bantuan sinar
matahari.. Tanaman menyerap air dari tanah, yang diserap oleh akar dan
didistribusikan ke seluruh bagian tanaman, termasuk daun. Karbon dioksida
kemudian diambil dari udara yang masuk melalui stomata di bagian bawah daun.
Proses fotosintesis terjadi ketika klorofil daun menangkap sinar matahari dan
menggunakannya untuk mengubah air dan karbon dioksida menjadi gula dan
oksigen. Gula yang dihasilkan baik digunakan langsung oleh tanaman atau disimpan
di bagian lain seperti buah-buahan yang biasa kita makan. Selain gula, fotosintesis
juga menghasilkan oksigen melalui stomata yang kita gunakan untuk respirasi.
Adapun persamaan reaksi fotosintesis yaitu: 6CO2 + 6H2O  C6H12O6 + 6O2

Berdasarkan wacana diatas, reaksi fotosintesis termasuk penerapan reaksi redoks


dalam kehidupan sehari-hari.
a. Benar
b. Salah
2. Berdasarkan reaksi 6CO2 berperan sebagai oksidator dan 6H2O berperan sebagai
reduktor.
a. Benar
b. Salah
3. Berdasarkan persamaan reaksi dari fotosintesis, C akan mengalami oksidasi dari +4
menjadi +6.
a. Benar
b. Salah
4. Reaksi redoks menjadi dasar dalam proses elektrokimia, contohnya seperti baterai
dan sel elektrolisis.
a. Benar
b. Salah
5. Reaksi besi (Fe) akan menghasilkan karat merupakan reaksi redoks akibat
bereaksi dengan hidrogen.
a. Benar
b. Salah

Identifikas
i Materi
Kemungkina Tindak
yang Akan Pertanyaan Skor
n Jawaban- Lanjut
Diujikan

Penerapan 1. Bacalah wacana berikut! Kunci 20 Pembelaja


Proses fotosintesis memiliki
reaksi elemen kunci yang diperlukan yaitu Jawaban : A poin ran
redoks air (H2O), karbon dioksida (CO2), remedial
klorofil, dan sinar matahari.
dalam bagi yang
Fotosintesis adalah proses reaksi
kehidupan kimia yang terjadi pada tumbuhan belum
sehari-hari berklorofil hijau dengan bantuan mencapai
sinar matahari. Tanaman menyerap
capaian
air dari tanah, yang diserap oleh akar
dan didistribusikan ke seluruh bagian pembelaja
tanaman, termasuk daun. Karbon ran, dan
dioksida kemudian diambil dari
memberik
udara yang masuk melalui stomata di
bagian bawah daun. Proses an
fotosintesis terjadi ketika klorofil pengayaa
daun menangkap sinar matahari dan n bagi
menggunakannya untuk mengubah
air dan karbon dioksida menjadi gula yang
dan oksigen. Gula yang dihasilkan sudah
baik digunakan langsung oleh mencapai
tanaman atau disimpan di bagian lain
capaian
seperti buah-buahan yang biasa kita
makan. Selain gula, fotosintesis juga pembelaja
menghasilkan oksigen melalui ran
stomata yang kita gunakan untuk
respirasi. Adapun persamaan reaksi
fotosintesis yaitu: 6CO2 + 6H2O 
C6H12O6 + 6O2

Berdasarkan wacana diatas, reaksi


fotosintesis termasuk penerapan
reaksi redoks dalam kehidupan
sehari-hari. 20
a. Benar Kunci poin
b. Salah
Jawaban: B
2. Berdasarkan reaksi 6CO2 berperan
sebagai reduktor dan 6H2O berperan
sebagai oksidator
a. Benar
b. Salah Kunci 20
3. Berdasarkan persamaan reaksi dari Jawaban: B poin
fotosintesis, C akan mengalami
oksidasi dari +4 menjadi +6.
a. Benar
b. Salah
4. Reaksi redoks menjadi dasar dalam
proses elektrokimia, contohnya Kunci 20
seperti baterai dan sel elektrolisis. Jawaban : A poin
a. Benar
b. Salah
5. Reaksi besi (Fe) akan menghasilkan
karat merupakan reaksi redoks
akibat bereaksi dengan hidrogen.
Kunci 20
a. Benar
b. Salah Jawaban : B poin

E. Assesmen Sumatif
Mata Pelajaran : KIMIA
Nama:
Kelas : XII.A
No. Absen:
Hari, tanggal : September 2023

ASSESMEN SUMATIF REAKSI REDOKS (JUMLAH SKOR TOTAL = 50)

SOAL PILIHAN GANDA (SKOR TOTAL 5)


1. Persamaan reaksi autoredoks dari logam tembaga (I) oksida dengan larutan
asam klorida sebagai berikut:
Cu2O + 2 HCl → Cu + CuCl2 + H2O
Zat yang mengalami reaksi autoredoks beserta perubahan bilangan oksidasinya
adalah ....
A. Cu, perubahan +1 menjadi 0 dan +2
B. Cu, perubahan +1 menjadi +1 dan +2
C. Cu, perubahan -2 menjadi 0 dan +2
D. Cl, perubahan -2 menjadi 0 dan +2
E. Cl, perubahan +2 menjadi +1 dan +2
2. Baterai “button cell” yang digunakan pada kalkulator terjadi reaksi sebagai
berikut:

Zn(s) + HgO(s) + H2O(l) → Zn(OH)2(s) + Hg(l)

Spesi yang bertindak sebagai oksidator dan hasil oksidasi adalah ....
A. Zn(s) dan Zn(OH)2(s)
B. Zn(s) dan HgO(s)
C. HgO(s) dan Hg(s)
D. HgO(s) dan Zn(OH)2(s)
E. H2O dan Zn(OH)2(s)
3. Pada reaksi: 3Cl2 (g) + 6 KOH (aq) → 5 KCl(aq) + KClO3 (aq) + 3H2O(l)
Zat yang mengalami reaksi autoredoks berikut perubahan bilangan oksidasinya
adalah....
A. klorin dari 1 menjadi 0 dan +1
B. klorin dari 0 menjadi 0 dan -1
C. klorin dari 0 menjadi -1 dan +5
D. natrium dari +1 menjadi 0 dan -1
E. natrium dari +1 menjadi -1 dan +2
4. Perhatikan persamaan reaksi redoks berikut!

Sn(s) + 4HNO3(aq) → SnO2(s) + 4NO2(g) + 2H2O(l)

Bilangan oksidasi dari zat oksidator dan hasil reduksinya berturut- turut
adalah ....

A. +1, Sn
B. +1, SnO2
C. +4, NO2
D. +5, NO2
E. +5, HNO3
5. Diketahui reaksi: 2Na2S2O3 (aq) + 4HCl (aq) → 2S (s) + 2SO2 (g) + 2 H2O (l) + 4NaCl (aq)
Pada reaksi tersebut zat yang mengalami autoredoks berikut perubahan
bilangan oksidasinya yang tepat adalah ....
A. S; +1 menjadi 0 dan +4
B. B. S; +2 menjadi 0 dan +4
C. S; +3 menjadi 0 dan +4
D. Cl; +2 menjadi +2 dan +4
E. Cl; +1 menjadi 0 dan +2
SOAL BENAR SALAH (SKOR TOTAL 5)
6. Perhatikan persamaan reaksi berikut!
(1) CO2 →
CO32- (2) Cr 3+
→ CrO42-
(3)F2 + 2e- → 2F-
(4)S4O62- + 2e-→2S2O32-
Reaksi yang tergolong reaksi reduksi adalah nomor (3) dan (4)
A. BENAR
B. SALAH
7. Proses pembuatan gas amoniak (NH3) dengan persamaan reaksi:
8 Al + 3 NaNO3 + 5 NaOH + 2 H2O → 8 NaAlO2 + 3 NH3
NaAlO2 merupakan zat yang bertindak sebagai oksidator
A. BENARl

B. SALAH
8. Gas klorin (Cl2) yang ditambahkan ke dalam pengolahan air minum dan kolam
renang bertujuan untuk membunuh bakteri. Reaksi pembentukan gas klorin
adalah sebagai berikut:
2 NaCl + 2 H2O → H2 + Cl2 + 2 NaOH
H2O merupakan zat yang berperan sebagai oksidator
A. BENAR

B. SALAH
9. Perhatikan persamaan reaksi redoks berikut!

MnO2(s) + 2H2SO4(aq) + 2NaI (aq) → MnSO4(aq) + Na2SO4(aq) + 2H2O(l) + I2(g)

Spesi yang merupakan oksidator pada persamaan reaksi tersebut adalah MnO 2,
karena mengalami penurunan bilangan oksidasi

A. BENAR
B. SALAH
10. Bilangan oksidasi Cr pada ion Cr2O72– dan senyawa K2CrO4 secara berurutan
adalah+6 dan +6
A. BENAR
B. SALAH
SOAL ISIAN SINGKAT(SKOR TOTAL 15)

11. Salah satu proses pembuatan fosfor dapat dilakukan melalui reaksi:
aCa3(PO4)2 + bSiO2 + C → cCaSiO3 + P4 + dCO
Harga a, c, dan d yang paling tepat untuk reaksi tersebut adalah .... (SKOR=3)
12. Persamaan reaksi redoks: aFe2+ + bMnO4- + cH+ → Fe3+ + Mn2+ + dH2O
Harga koefisien a, b, c, dan d berturut-turut adalah .... (SKOR=4)
13. Perhatikan persamaan reaksi autoredoks:

Cl2(g) + 2NaOH(aq) → NaCl(aq) + NaClO(aq) + H2O(l)


Zat yang mengalami reaksi autoredoks adalah.............. , zat tersebut mengalami
perubahan bilangan oksidasi dari.........menjadi........dan...… . (SKOR=4)
14. Perhatikan lon atau molekul berikut!

1) Cl2 dan HCIO4

2) Cl2 dan KCIO3

3) HCI dan HCIO2

4) Cl- dan NaCIO4

5) Cl02 dan HCI03

Bilangan oksidasi Cl dari - 1 sampai dengan +7. lon atau molekul yang tidak
dapat mengalami reaksi disproporsionasi adalah nomor....... (SKOR =1)

15. Diberikan lima persamaan reaksi oksidasi atau reduksi yang belum setara:

(1) MnO4- → MnO42-

(2) SO2 → SO3

(3) C2H4 → C2H6

(4) FeO → Fe2O3


(5) Cl2 + 2e- → 2Cl-
Kelompok persamaan reaksi yang mengalami reduksi

ditunjukkan oleh nomor (........), (........) dan (........) (SKOR=3)

SOAL URAIAN (SKOR TOTAL 25)

Setarakan persamaan reaksi berikut!

16. Gas NO dapat dibuat melalui reaksi redoks berikut:


Cu + HNO3 → Cu(NO3)2 + NO + H2O (belum setara)
17. Diketahui persamaan reaksi redoks berikut ini:
Cu (s) + HNO3 (aq) → Cu(NO3)2 (aq) + NO2 (aq) + H2O (l)
18. Pada persamaan reaksi redoks:
Cu + HNO3 → Cu2+ + NO + NO3─ + H2O
19. Perhatikan proses pembuatan iodin berikut!
H2SO4 + NaIO3 + NaHSO3 → NaHSO4 + Na2SO4 + H2O + I2
20. Persamaan reaksi redoks:
MnO4- (aq) + C2O42- (aq) + H2O (l) → MnO2 (s) + CO2 (g) + OH- (aq).
E. Kriteria Ketercapaian Tujuan Pembelajaran (KKTP)
No. Indikator Kriteria Ketercapaian Tujuan Tindak Lanjut
Tujuan
Pembelajaran
Belum Cukup Paham Sangat
Paham Paham Paham

1 Memahami 0 – 40% 41 – 74% 75 – 85% 86 – Belum paham


penentuan 100% :
bilangan Belum
oksidasi mencapai
suatu ketuntasan,
senyawa (C1) Remedial
seluruh bagian
2 Menganalisis 0 – 40% 41 – 74% 75 – 85% 86 –
perbedaan 100%
Cukup paham
reaksi
reduksi dan :
oksidasi (C4) Belum
mencapai
ketuntasan,
Remedial
dibagian yang
diperlukan
saja.

Paham :
Sudah
mencapai
ketuntasan,
tidak perlu
remedial.

Sangat paham
:
Sudah
mencapai
ketuntasan,
perlu
pengayaan
atau tantangan
lebih.

Catatan :
Bila peserta
didik telah
tuntas minimal
75% dari
seluruh ITP,
maka
dinyatakan
tuntas dalam
mata pelajaran
tersebut.

F. Remedial
1. Pada reaksi tersebut, bilangan oksidasi Mn mengalami perubahan dari...

a. +4 menjadi +2
b. +4 menjadi +1
c. +2 menjadi +4
d. +2 menjadi +1
e. +1 menjadi +2
2. Jika reaksi:
Cu2+(aq) + NO(g) → Cu(s) + NO3–(aq) (belum setara) dilengkapi maka
persamaan reaksi itu akan mengandung ....
a. 10H+ dan 5H2O
b. 8OH– dan 4H2O
c. 8 H+ dan 4H2O
d. 4 OH– dan 2H2O
e. 4 H+ dan 2H2O
3. Pernyataan yang sesuai tentang reaksi redoks tersebut adalah...

a. MnO2 reduktor
b. NaCl reduktor
c. Cl2 hasil reduksi
d. H2SO4 oksidator
e. MnSO4 hasil oksidasi
4. Suatu reaksi redoks :
aBr2 (aq) + bOH– (aq) → cBrO3– (aq) + dBr–(aq) + eH2O (l)
Harga a, b, c dan a berturut-turut agar reaksi redoks di atas setara adalah …
a. 3, 6, 1, 5, 3
b. 6, 1, 5, 3, 3
c. 1, 5, 3, 6, 3
d. 6, 1, 3, 5, 4
e. 3, 1, 2, 4, 6
5. Elektrolit dalam batu baterai mengandung ion NH4+. Biloks N dalam ion
tersebut adalah…
a. -1
b. +1
c. -3
d. +3
e. +4

G. Pengayaan
1. Logam Al dapat mereduksi ion Os (Ar = 190) dalam larutan menurut reaksi
belum setara berikut :
Al (s) + Osn+ (aq) → Al3+ (aq) + Os (s)
Bila 18 g logam Al tepat mengendapkan 190 g padatan Os, maka nilai n adalah ….
A. 1 D. 4
B. 2 E. 5
C. 3

Kunci Jawaban: B
Soal ini mengabungkan konsep stoikiometri dan konsep redoks untuk
menyelesaikannya. Hal yang harus dilakukan terlebih dahulu adalah menghitung
mol zat yang dapat diketahui.
Mol Al = 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝐴𝑙/𝐴𝑟 𝐴𝑙
= 18 𝑔/27 𝑔/𝑚𝑜𝑙
= 2/3
= 0,666 mol
Mol Os = 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑂𝑠/𝐴𝑟 𝑂𝑠
= 190 𝑔/190 𝑔/𝑚𝑜𝑙
= 1 mol
Perbandingan mol = perbandingan koefisien, sehingga :
Mol Al : Mol Os
= 2/3 : 1 = 2 : 3
Pada reaksi

Selanjutnya setarakan jumlah unsur yang belum setara dengan


menambahkan koefisien:

Dari jumlah e- tersebut didapat :


e- reduksi = e- oksidasi
3e- x 2 = ne- x 3
6e- = 3ne-
n=2
SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 71 JAKARTA
KELAS XII SEMESTER 1

NAMA ANGGOTA KELOMPOK :

1. .....................................................
2. .....................................................
3. .....................................................
4. .....................................................

Topik : Penyetaraan Persamaan Reaksi Redoks dengan Metode PBO dan


setengah reaksi
Tujuan : Peserta didik mampu membedakan reaksi reduksi dan oksidasi

Setarakan reaksi redoks berikut dengan metode Ion Elektron/Setengah reaksi.

MnO2 + HCl → Mn2+ + Cl2 (Asam)


Langkah 1
(Pecah jadi 2, setengah reaksi.
Menjadi setengah reaksi oksidasi
dan setengah reaksi reduksi)
Langkah 2
(Samakan atom yang BO nya
berubah)
Langkah 3
(Tambahkan H2O pada ruas yang
kurang atom O, untuk menyamakan
jumlah atom O)
Langkah 4
(Tambahkan ion H+ pada ruas yang
kurang atom H, untuk menyamakan
Atom H)
Langkah 5
(Tentukan dulu muatan ruas kiri
dan kanan tiap setengah reaksi.
Kemudian, tambahkan e pada ruas
yang kelebihan muatan)
Langkah 6
(Samakan jumlah e/lepas terima e
melalui KPK kedua e .
Langkah 7
(Sederhanakan e, H+ dan H2O.
Kemudian jumlahkan kedua reaksi)

MnO4 + PO33 → MnO2 + PO43 (Basa)


Langkah 1

Langkah 2

Langkah 3

Langkah 4

Langkah 5

Langkah 6

Langkah 7

Setarakan reaksi redoks berikut dengan metode Perubahan Bilangan Oksidasi.


1. Cr3+ + ClO3– → ClO2 + Cr2O72– (asam)
……………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………….
……………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………….
……………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………….
2. Cr2O72– + C3H7OH → C2H5COOH + Cr3+ (asam)
……………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………….
……………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………….
……………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………….
3. Al + NO3– → Al(OH)3 + NH3 (basa)
……………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………….
……………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………….
……………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………….
4. Cr2O72– + C2O42– + H+ → Cr3+ + CO2 + H2O
……………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………….
……………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………….
……………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………….
5. K2Cr2O7 + HCl → KCl + CrCl3 + Cl2 + H2O
……………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………….
……………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………….
……………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………….
6. MnO + PbO2 + HNO3 → HMnO4 + Pb(NO3)2 + H2O
……………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………….
……………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………….
……………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………….
7. Br2 → Br– + BrO4– (basa)
……………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………….
……………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………….
……………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………….
8. MnO4– + C2H4 + H2O → MnO2 + OH– + C2H6O2
……………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………….
……………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………….
……………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………….
9. Zn + NO3– → Zn2+ + NH4+ (asam)
……………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………….
……………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………….
……………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………….
10. Mn2+ + S2O82– → MnO4– + HSO4– (asam)
……………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………….
……………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………….
……………………………………………………………………………………………………………
SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 71 JAKARTA
KELAS XII SEMESTER 1

NAMA ANGGOTA KELOMPOK :


1. .....................................................
2. .....................................................
3. .....................................................
4. …………………………………………
LEMBAR KERJA PRAKTIKUM
REAKSI REDOKS KELAS XII
1. Tujuan praktikum :
- Melakukan percobaan berupa reaksi reduksi dan oksidasi antara larutan
iodin (I2) pada obat antiseptik (betadine) dengan C 6H8O6 (asam askorbat)
pada vitamin C dan menganalisis reaksi yang terjadi.
2. Alat dan bahan :
Alat : Bahan :
gelas plastik / gelas kimia (1 Obat antiseptic/betadine (1 mL)
buah) Tablet vitamin C (1 buah)
sendok/spatula (1 buah) Air mineral (300 mL)
gelas ukur (1buah)

3. Cara kerja:
1. Siapkan alat dan bahan 4. Lakukan pengadukan
2. Tuangkan 300 mL air ke menggunakan sendok
dalam gelas plastik 5. Masukkan tablet vitamin C
3. Tambahkan 1 mL obat kedalam larutan obat
antiseptik ke dalam gelas antiseptik
plastik 6. Lakukan pengadukan
7. Amati apa yang terjadi
4. Hasil pengamatan
Perlakuan Hasil pengamatan

1. Air mineral + obat antiseprik


(betadine)

2. Larutan obat antiseptic + tablet


vitammin C

5. Analisis
Setelah melakukan percobaan, terdapat perubahan warna larutan obat
antiseptik menjadi bening kembali. Mengapa hal tersebut dapat terjadi?

6. Pertanyaan
1. Tuliskan persamaan reaksi percobaan yang telah dilakukan, yaitu antara
betadine dengan tablet vitamin C!
....................................................................................................................................
2. Siapakah yang menjadi zat pengoksidasi?
....................................................................................................................................
3. Siapakah yang menjadi zat pereduksi?
....................................................................................................................................
7. Kesimpulan

H. Glosarium
Anion : ion yang bermuatan negatif
Biloks : bilangan oksidasi
Kation : ion yang bermuatan positif
Oksidator : spesi yang mengalami reduksi
Reduktor : spesi yang mengalami oksidasi
Reaksi Oksidasi : reaksi penerimaan elektron sehingga terjadi penurunan
bilangan oksidasi
Reaksi Reduksi :reaksi pelepasan elektron sehingga terjadi kenaikan
bilangan oksidasi
Reaksi Redoks : reaksi kimia yang melibatkan perubahan bilangan oksidasi
yang terdiri dari reaksi reduksi dan oksidasi secara bersamaan.
PBO :metode penyetaraan persamaan reaksi redoks
berdasarkan perubahan bilangan oksidasi

Mengetahui Jakarta, 30 Oktober 2023

Kepala SMAN 71 Jakarta Guru Pengajar Kimia

Niyata Sirat, M.Pd Dra. Hj. Yendri Dwifa, M.Si


NIP. 197106101997022002 NIP. 196609161994012001
LAMPIRAN
1. Materi
Pernahkah kalian melihat berbagai peralatan terbuat dari besi berkarat?
Mengapa besi jika dibiarkan tanpa perlindungan lama kelamaan terbentuk bintik-bintik
merah pada permukaannya? Proses perkaratan logam merupakan contoh reaksi
oksidasi yang terjadi di alam. Munculnya bintik-bintik merah (karat) pada logam
disebabkan logam mengikat oksigen dari udara dan air.

Gambar 1. Jembatan besi berkarat

Oksigen bereaksi dengan banyak unsur membentuk senyawa yang disebut sebagai
oksida. Semula pengertian oksidasi dihubungkan dengan reaksi unsur atau senyawa
dengan oksigen. Seiring dengan perkembangan kimia, istilah oksidasi dan reduksi juga
dikembangkan dan disempurnakan.
Perkembangan konsep reaksi reduksi oksidasi dibagi menjadi 3, yaitu:

1. Konsep Reaksi Redoks Berdasarkan Keterlibatan atom Oksigen


a. Oksidasi
Oksidasi adalah reaksi pengikatan oksigen oleh suatu unsur. Contoh reaksi oksidasi
dalam kehidupan sehari-hari.
1) Perkaratan logam besi Pada perkaratan besi terjadi reaksi antara logam besi dengan
oksigen dari udara. Menurut reaksi, Fe mengalami oksidasi karena mengikat oksigen
berubah menjadi Fe2O3
4 Fe (s) + 3 O2(g) → 2 Fe2O3(s)
(karat besi)
Proses perkaratan besi dapat digambarkan sebagai berikut.
Gambar 2. Proses perkaratan besi

2) Pembakaran bahan bakar (misalnya gas metana, minyak tanah, LPG, solar).
Reaksi pembakaran gas metana (CH4) akan menghasilkan gas karbon dioksida dan
uap air.
CH4(g) + O2(g) → CO2(g) + 2H2O(g)

Gambar 3. Pembakaran gas LPG

3) Oksidasi glukosa dalam tubuh Di dalam tubuh glukosa dioksidasi melalui peristiwa
oksidasi (respirasi) akan dipecah menjadi senyawa yang lebih sederhana seperti
karbon dioksida dan air, menurut reaksi : C 6H12O6(s) + 6O2(g) → 6CO2(g) +
6H2O(g)

4) Buah apel maupun pisang setelah dikupas akan berubah warna menjadi kecoklatan

Gambar 4. Buah apel setelah dibelah beberapa lama berubah menjadi kecoklatan

Coba kalian cari contoh peristiwa oksidasi dalam kehidupan sehari-hari yang lain!.
b. Reduksi
Reduksi adalah peristiwa pelepasan oksigen dari suatu zat, jadi reduksi adalah
kebalikan dari oksidasi.
Contoh reaksi reduksi, diantaranya :
1) Proses pengolahan besi melalui proses tanur tinggi Pada pengolahan besi dari
bijih besi, (Fe2O3) digunakan karbokmonoksida, CO menurut reaksi.
Fe2O3(s) + 3 CO(g) → 2Fe(s) + 3 CO2(g)
2) Reduksi kromium(III) oksida Cr2O3 oleh aluminium
Al Cr2O3(s) + 2Al(s) → 2Cr(s) + Al2O3(s)

2. Konsep Reaksi Redoks Berdasarkan Transfer Elektron


Ditinjau dari serah terima elektron, oksidasi adalah reaksi pelepasan elektron dan
reaksi reduksi adalah reaksi penerimaan elektron. Reaksi reduksi dan reaksi oksidasi
selalu terjadi bersama-sama. Artinya, ada zat yang melepas elektron atau mengalami
oksidasi dan ada zat yang menerima elektron tersebut atau mengalami reduksi. Oleh
karena itu, reaksi reduksi dan reaksi oksidasi disebut juga reaksi reduksi-oksidasi atau
reaksi redoks.
Secara umum, reaksi redoks berdasarkan transfer elektron dapat digambarkan sebagai
berikut.
A → An+ + n e (oksidasi)
A +ne → A
n+
(reduksi)
(n = jumlah elektron yang dilepas/diterima)

Contoh : Reaksi redoks pada peristiwa perkaratan besi dapat dijelaskan dengan reaksi
berikut:
2 Fe → 2 Fe3+ + 6 e (oksidasi)
3 O2 + 6 e → 3 O2- (reduksi)

Pada reaksi tersebut, enam elektron dilepaskan oleh dua atom besi dan diterima
oleh tiga atom oksigen membentuk senyawa Fe 2O3. Oleh karena itu, peristiwa oksidasi
selalu disertai peristiwa reduksi. Pada setiap persamaan reaksi, massa dan muatan
harus setara antara ruas kanan dan ruas kiri.

3. Konsep Reaksi Redoks Berdasarkan Konsep Bilangan Oksidasi


Ada beberapa reaksi redoks yang tidak dapat dijelaskan dengan konsep keterlibatan
elektron maupun transfer elektron.
Contoh : 2 SO2 (g) + O2(g) → 2 SO3

Kalau dikaji dari konsep keterlibatan elektron, reaksi tersebut termasuk reaksi oksidasi.
Kalau ditinjau dari serah terima elektron, kemungkinan kalian akan bingung
memahaminya. Sebenarnya pada reaksi tersebut tidak hanya terjadi reaksi oksidasi,
tetapi juga terjadi reaksi reduksi.
Oleh karena banyak reaksi redoks yang tidak dapat dijelaskan dengan konsep
pengikatan oksigen maupun transfer elektron maka para pakar kimia mengembangkan
konsep alternatif, yaitu perubahan bilangan oksidasi. Menurut konsep ini, jika dalam
reaksi bilangan oksidasi atom meningkat maka atom tersebut mengalami oksidasi.
Sebaliknya, jika bilangan oksidasinya turun maka atom tersebut mengalami reduksi.
Untuk mengetahui suatu reaksi tergolong reaksi redoks atau bukan menurut konsep
perubahan bilangan oksidasi maka perlu diketahui bilangan oksidasi dari setiap atom,
baik dalam pereaksi maupun hasil reaksi.
Contoh untuk reaksi di atas dapat dituliskan bilangan oksidasinya sebagai berikut.

Berdasarkan diagram tersebut dapat disimpulkan bahwa atom S mengalami kenaikan


biloks dari +4 menjadi +6, peristiwa ini disebut oksidasi. Atom O mengalami
penurunan biloks dari 0 menjadi –2, peristiwa ini disebut reduksi.
Dengan demikian, reaksi tersebut adalah reaksi reduksi dan oksidasi yang biasa
disebut reaksi redoks.
Reduktor dan Oksidator Dalam reaksi redoks, pereaksi yang dapat mengoksidasi
pereaksi lain dinamakan zat pengoksidasi atau oksidator. Sebaliknya, zat yang
dapat mereduksi zat lain dinamakan zat pereduksi atau reduktor. Pada Contoh di
atas, SO2 mengalami oksidasi yang menyebabkan oksigen mengalami reduksi.
Dalam hal ini, magnesium disebut zat pereduksi atau reduktor. Sebaliknya, oksigen
berperan dalam mengoksidasi SO2 sehingga oksigen disebut oksidator.
Untuk lebih jelasnya konsep redoks ditinjau dari perubahan bilangan oksidasi maka
akan dibahas konsep bilangan oksidasi pada materi selanjutnya.

1. Aturan Bilangan Oksidasi


Konsep redoks berdasarkan peningkatan dan penurunan bilangan oksidasi ini
merupakan konsep redoks yang sekarang digunakan oleh siapa pun yang mempelajari
ilmu Kimia. Apakah bilangan oksidasi itu? Bilangan oksidasi adalah muatan yang
dimiliki atom jika atom tersebut berikatan dengan atom lain. Nilai bilangan oksidasi
suatu atom dapat diketahui lebih mudah dengan menggunakan aturan berikut.

a. Unsur bebas memiliki biloks = 0.


Unsur bebas adalah Contoh Unsur bebas adalah: H2, N2, O2, F2, Cl2,Br2, I2, P4, S8, Al, Fe.

b. Biloks H dalam senyawanya pada umumnya = +1.


Contoh: Biloks H dalam H2O adalah +1.
Biloks H dalam NH3 adalah +1.
Kecuali dalam senyawa hidrida logam, biloks H = -1.
Contoh senyawa hidrida logam adalah: NaH, BaH2.

c. Biloks O dalam senyawanya pada umumnya = -2.


Contoh: Biloks O dalam H2O adalah -2.
Biloks O dalam H2SO4 adalah -2.
Biloks O dalam CaO adalah -2.
Kecuali dalam senyawa peroksida (H2O2), biloks H = -1.
Dan dalam senyawa superoksida, KO2, biloks H = – ½.
d. Biloks unsur logam selalu bernilai positif.
Contoh: Biloks unsur golongan IA (H, Li, Na, K, Rb, Cs, Fr) = +1.
Biloks unsur golongan IIA (Be, Mg, Ca, Sr, Ba, Ra) = +2.
Biloks unsur golongan IIIA (B, Al, Ga, In, Tl) = +3.
Biloks unsur Fe = +2 dan +3.
Biloks unsur Cu = +1 dan +2.
Biloks unsur Hg = +1 dan +2.
Biloks unsur Au = +1 dan +3.
Biloks unsur Ag = +1.
Biloks unsur Zn = +2.

Biloks unsur Sn = +2 dan +4.


Biloks unsur Pb = +2 dan +4.
Biloks unsur Pt = +2 dan +4.

e. Biloks suatu unsur dalam ion monoatomik/ion tunggal = muatannya.


Contoh: Biloks Fe dalam ion Fe3+ = +3.
Biloks Fe dalam ion Fe2+ = +2.
Biloks O dalam ion O2- = -2.
Biloks Cl dalam ion Cl- = -1.

f. Biloks Unsur Golongan VII A (F, Cl, Br, I) pada senyawanya = -1.

g. Jumlah biloks unsur-unsur dalam suatu senyawa = 0.


Contoh: Jumlah biloks H2SO4 = 0.
Jumlah biloks H2SO4 = (2. Biloks H) + (1. Biloks S) + (4. Biloks O) = 0 Jumlah biloks CO
(NH2)2 = 0.
Jumlah biloks CO (NH2)2 = (1. Biloks C) + (1. Biloks O) + (2. Biloks N) + (4. Biloks H) = 0.
Jumlah biloks C6H12O6 = 0.
Jumlah biloks C6H12O6 = (6. Biloks C) + (12. Biloks H) + (6. Biloks O)=0. h.
Jumlah biloks unsur-unsur dalam suatu ion poliatomik = sesuai muatannya.
Contoh: Jumlah biloks OH-= (1. Biloks O) + (1. Biloks H) = -1.
Jumlah biloks SO42- = (1. Biloks S) + (4. Biloks O) = -2.

2. Penentuan Biloks Unsur dalam Senyawa atau Ion


Bagaimana kalian dapat menentukan bilangan oksidasi atom dalam suatu senyawa atau
ion? Untuk lebih jelasnya perhatikan contoh-contoh berikut:
a. Tentukan bilangan oksidasi atom S dalam H2SO4
Pembahasan :
H2SO4 adalah senyawa netral sehingga jumlah bilangan oksidasi atom penyusunnya = 0.
H2SO4 tersusun dari 2 atom H + 1 atom S + 4 atom O
2 x biloks H + biloks S + 4 x biloks O = 0
2 (+1) + biloks S + 4 (-2) = 0
+2 + biloks S – 8 = 0
Biloks S – 6 = 0
Biloks S = +6
Jadi biloks atom S dalam H2SO4 = +6 b.
Tentukan bilangan oksidasi atom Cr dalam K2Cr2O7 Pembahasan : H2Cr2O7 adalah
senyawa netral sehingga jumlah bilangan oksidasi atom penyusunnya = 0.
K2Cr2O7 tersusun dari 2 atom K + 2 atom Cr + 7 atom O
2 x biloks K + 2 x biloks Cr + 7 x biloks O = 0
2 (+1) + 2 biloks Cr + 7 (-2) = 0
+2 + 2 x biloks Cr –14 = 0
2 x biloks Cr – 12 = 0
2 x biloks Cr = +12
Biloks Cr = +12/2 = +6
Jadi biloks atom Cr dalam K2Cr2O7 = +6

c. Tentukan bilangan oksidasi atom Mn dalam MnO4-


Pembahasan :
MnO4 adalah senyawa ion poliatomik, sehingga jumlah bilangan oksidasi atom
penyusunnya = muatannya, muatan ion MnO4 = 1
MnO4 tersusun dari 1 atom Mn + 4 atom O
biloks Mn + 4 x biloks O = 1
biloks Mn + 4 (-2) = 1
biloks Mn –8 = -1
biloks Mn = -1 + 8
biloks Mn = +7
Jadi biloks atom Mn dalam MnO4 = +7

3. Penggunaan Konsep Biloks dalam Penentuan Reaksi Redoks


Banyak reaksi reduksi oksidasi yang tidak dapat dijelaskan dengan menggunakan
konsep keterlibatan oksigen maupun transfer elektron tetapi bisa dijelaskan dengan
menggunakan konsep perubahan bilangan oksidasi.
Contoh : Mg(s) + HCl(aq) → MgCl2(aq) + H2(g)

Pada reaksi di atas tidak tampak adanya oksigen yang yang terlibat, begitu juga tidak
secara langsung dapat kita lihat adanya transfer elektron, namun dari perubahan
bilangan oksidasi akan dapat dijelaskan bahwa reaksi tersebut adalah reaksi redoks.

Pada reaksi di atas, biloks atom Mg mengalami kenaikan biloks dari 0 menjadi +2,
sedangkan biloks atom H mengalami penurunan biloks dari +1 menjadi 0. Sehingga
dalam reaksi redoks di atas, atom Mg mengalami oksidasi disebut reduktor dan atom H
dalam HCl mengalami reduksi disebut oksidator,

4. Reaksi Autoredoks atau Disproporsionasi


Adakalanya dalam reaksi redoks satu zat yang mengalami reaksi oksidasi dan sekaligus
mengalami reaksi reduksi, reaksi redoks yang demikian disebut autoredoks atau
disproporsionasi.
Contoh :
Pada reaksi di atas, atom Cl mengalami kenaikan biloks dari 0 ke +1 dan juga atom Cl
mengalami penurunan biloks dari 0 menjadi -1, sehingga dapat disimpulkan atom Cl
pada molekul Cl2 mengalami oksidasi dan sekaligus mengalami reduksi.

PENYETARAAN REAKSI REDOKS


Perhatikan gambar di bawah ini!

Gambar 1. Penggunaan pemutih pada kegiatan mencuci pakaian (Sumber :


https://www.suara.com )

Hal apa yang terpikirkan oleh kalian? Bahan apakah yang biasa digunakan pada
kegiatan tersebut? Mengapa bahan tersebut digunakan dan proses apakah yang dapat
terjadi?
Kegiatan mencuci pakaian pada gambar di atas merupakan suatu kegiatan yang tidak
asing lagi dalam kehidupan sehari-hari. Ketika mencuci pakaian, khususnya pakaian
putih, sebagian besar orang menambahkan zat aktif pemutih untuk mendapatkan warna
putih bersih. Zat pemutih tersebut merupakan senyawa kimia aktif bersifat oksidator
yang digunakan untuk menghilangkan warna benda. Umumnya warna pada pakaian
dapat hilang melalui reaksi redoks dengan menggunakan senyawa natrium hipoklorit
(NaClO) dan hidrogen peroksida (H 2O2). Bagaimana reaksi tersebut dapat terjadi?
Untuk mendapatkan penjelasan ilmiahnya, mari kita diskusikan materi tersebut

Reaksi redoks adalah reaksi kimia yang melibatkan perubahan bilangan oksidasi.
Reaksi ini merupakan reaksi gabungan dari setengah reaksi reduksi dan setengah reaksi
oksidasi. Reaksi reduksi adalah reaksi penerimaan elektron sehingga terjadi penurunan
bilangan oksidasi, sedangkan reaksi oksidasi adalah reaksi pelepasan elektron sehingga
terjadi kenaikan bilangan oksidasi. Spesi yang mengalami oksidasi disebut reduktor dan
spesi yang mengalami reduksi disebut oksidator. Pada suatu reaksi kimia yang lengkap,
reaksi oksidasi selalu diikuti oleh reaksi reduksi sehingga reaksi yang terjadi disebut
reaksi redoks.
Persamaan reaksi redoks dikatakan setara jika jumlah atom dan jumlah
muatan di ruas kiri sama dengan jumlah atom dan jumlah muatan di ruas kanan.
Pada dasarnya reaksi redoks berlangsung di dalam pelarut air sehingga penyetaraan
persamaan reaksi redoks selalu melibatkan ion H + dan OH–. Terdapat dua metode untuk
menyetarakan reaksi redoks, yaitu dengan cara bilangan oksidasi dan cara setengah
reaksi.

1. Penyetaraan Persamaan Reaksi Redoks Metode Perubahan Bilangan Oksidasi


(PBO)
Bagaimana Langkah-langkah penyetaraan persamaan reaksi redok dengan metode
perubahan bilangan oksidasi? Mari kita sama-sama pelajari penjelasan berikut ini.
Metode bilangan oksidasi berdasarkan prinsip bahwa jumlah pertambahan bilangan
oksidasi dari reduktor sama dengan jumlah penurunan bilangan oksidasi dari oksidator.
Penyetaraan ini memiliki dua tipe reaksi yakni reaksi molekul dan reaksi ion.

Penyetaraan Redoks Secara Bilangan Oksidasi


Dengan langkah-langkah :
1. BERHUBUNGAN → HUBUNGKAN : atom-atom yang biloksnya berubah,
biasanya
a. Unsur bebas / molekul unsur/ ion unsur (sendirian), contoh : Zn, Zn2+, Cl2
dsb
b. Atom selain H, O, IA (Li, Na, K, Rb, Cs, Fr), IIA (Be, Mg, Ca, Sr, Ba, Ra)
Contoh:
Setarakan reaksi berikut:
H+ + MnO4– + C2O42– → Mn2+ + CO2 + H2O
Pada soal ini yang dihubungkan adalah Mn dan C. Sedangkan H tidak
dihubungkan, karena berfungsi untuk menyamakan muatan.

2. SAMA → SAMAKAN : atom-atom yang dihubungkan tadi


Jumlah atom C disamakan dengan memberikan kofisien didepan CO 2 yang tidak
sama. Jumlah atom Mn sudah sama. Atom H dan O tidak perlu disamakan.

3. SI BLOK → HITUNG HARGA BILOKS → atom-atom yang dihubungkan. Jika


atomnya lebih dari satu, jangan hitung satu atomnya, tapi hitung semuanya.
Contoh : C2O4 2- maka harga biloks C2 nya = +6, bukan biloks C = +3. Jika ada
koefisien, maka biloks dikalikan koefisiennya.
(INGAT! HARGA BILOKS : O = -2, H = +1, IA (Li, Na, K, Rb, Cs, Fr) = +1, IIA (Be,
Mg, Ca,Sr, Ba, Ra) = +2, VIIA(F, Cl, Br, I, At) dengan Logam = -1, Poli atom =
muatan → SO42-, CO32-, NO3-, OH-, PO43-, CN-, dsb
Bilangan oksidasi Mn pada MnO4⎻ dapat dihitung dengan cara LAWAN MUATAN.
Biloks Mn = (4x(+2) – 1 = +7. Jika atomnya lebih dari satu, jangan hitung satu
atomnya, tapi hitung semuanya. Sehingga biloks C2 pada C2O42⎻ = (4x(+2) – 2 =
+6. Jika ada koefisien, maka biloks dikalikan koefisiennya. Sehingga biloks C pada
2 CO2 = 2 x (2x(+2) = +8. Harga biloks +2 adalah lawan dari harga biloks O
sesungguhnya. Yaitu -2. Serta harga biloks Mn pada Mn2+ = +2.

4. SELIRNYA → CARI SELISIH → harga biloks yang dihubungkan tadi.


Selisih bilangan oksidasi pada Mn adalah = +7 – (+2) = 5, selisih C adalah = +8 –
(+6) = 2

5. KPK → CARI KPK DARI KEDUA SELISIH → Pengkali –nya gunakan sebagai
pengkali koefisien.
Karena elektron yang dilepas (2e) tidak sama dengan elektron yang diterima
(5e) maka harus disamakan. Maka KPK nya adalah 10. Sehingga, Mn dikalikan 2
dan C dikalikan 5. KPK (10 pada soal ini) adalah elektron yang terlibat.

6. SAMA MULUT → SAMAKAN MUATAN → Hitung dulu muatan kanan dan kiri.
Untuk suasana asam tambahkan H+ pada ruas yang muatannya kurang. Untuk
suasana basa tambahkan OH- pada ruas yang muatannya lebih.
Muatan total ruas kiri adalah –12 dan ruas kanan +4, karena suasana asam, maka
ditanbahkan H+ pada ruas kiri. Agar muatan sama maka harus diambahkan 16 H+
di ruas kiri.

7. HAMIL → SAMAKAN ATOM H → dengan H2O pada ruas yang kurang atom H
Jumlah atom H pada ruas kiri adalah 16, di ruas kanan 0. Maka perlu
ditambahkan H2O di ruas kanan untuk menyamakan atom H. Karena tiap H 2O
terdapat 2 atom H. Maka perlu ditambahkan 8H2O di ruas kanan.
Catatan: Untuk memeriksa jawaban sudah benar atau belum, periksa jumlah atom O
ruas kanan dan kiri. Jika sudah sama berarti penyetaraan reaksi redoks sudah benar.

Autoredoks
Untuk Autoredoks/ Anti Autoredoks/ Disproporsionasi/ Konproporsionasi, ada
sedikit modifikasi. Yaitu:
Langkah ke 2 dilewati, dan langkah ke 5 diubah. Yang biasanya KPK digunakan
sebagai pengkali kedua ruas, pada Autoredoks cukup pada ruas yang terhubung satu.
Baru kemudian yang terhubung dua disamakan.
Contoh, setarakan reaksi berikut:
P4 → PH3 + H2PO4– (basa)
Dengan langkah-langkah :
1. BERHUBUNGAN → HUBUNGKAN : atom-atom yang biloksnya berubah,
biasanya
a. Unsur bebas / molekul unsur/ ion unsur (sendirian), contoh : Zn, Zn2+, Cl2
dsb
b. Atom selain H, O, IA (Li, Na, K, Rb, Cs, Fr), IIA (Be, Mg, Ca, Sr, Ba, Ra)
Pada soal ini yang dihubungkan hanya atom P. Sedangkan H dan O tidak
dihubungkan, karena biloksnya tidak berubah.

2. SAMA → SAMAKAN : atom-atom yang dihubungkan tadi


Untuk Autoredoks, langkah ini tidak perlu dilakukan. Lewati

3. SI BLOK → HITUNG HARGA BILOKS → atom-atom yang dihubungkan. Jika


atomnya lebih dari satu, jangan hitung satu atomnya, tapi hitung semuanya.
Contoh : C2O4 2- maka harga biloks C2 nya = +6, bukan biloks C = +3. Jika ada
koefisien, maka biloks dikalikan koefisiennya.
(INGAT! HARGA BILOKS : O = -2, H = +1, IA (Li, Na, K, Rb, Cs, Fr) = +1, IIA (Be,
Mg, Ca,Sr, Ba, Ra) = +2, VIIA(F, Cl, Br, I, At) dengan Logam = –1, Poli atom =
muatan → SO42-, CO32-, NO3-, OH-, PO43-, CN-, dsb
Bilangan oksidasi P pada P4 = 0 karena molekul unsur. Biloks P pada PH3 = (3
x –1) = –3. Biloks P pada H2PO4– = (4 x (+2)) + (2 x (–1)) – 1 = +5 .
4. SELIRNYA → CARI SELISIH → harga biloks yang dihubungkan tadi.
Selisih bilangan oksidasi pada Mn adalah = 0 – (–3) = 3, selisih C adalah = +5 –
(0) = 5

5. KPK → CARI KPK DARI KEDUA SELISIH → Pengkali –nya gunakan sebagai
pengkali koefisien.
Karena elektron yang dilepas (5e) tidak sama dengan elektron yang diterima
(3e) maka harus disamakan. Maka KPK nya adalah 15. Sehingga, PH3 dikalikan 5
dan H2PO4 dikalikan 3. KPK (15 elektron pada soal ini) adalah elektron yang

terlibat. Pada P4 tidak perlu dikalikan pengkali karena terhubung dua.

Hitung jumlah atom P ruas kiri dan kanan. Ternyata di kiri 4 P, di ruas kanan 8 P.
Sehingga pada P4 perlu diberikan koefisien 2. Agar jumlah atom P sama.

6. SAMA MULUT → SAMAKAN MUATAN → Hitung dulu muatan kanan dan kiri.
Untuk suasana asam tambahkan H+ pada ruas yang muatannya kurang. Untuk
suasana basa tambahkan OH- pada ruas yang muatannya lebih.
Muatan : 0 = 0 + –3. Agar sama muatannya, perlu ditambahkan 3 OH– di ruas kiri.
Karena suasana Basa

7. HAMIL → SAMAKAN ATOM H → dengan H2O pada ruas yang kurang atom H
Jumlah atom H pada ruas kiri adalah 3, di ruas kanan 15 + 6 = 21. Maka perlu
ditambahkan H2O di ruas kiri sebanyak 18 untuk menyamakan atom H. Karena
tiap H2O terdapat 2 atom H. Maka perlu ditambahkan 9H2O di ruas kanan.

Catatan: Untuk memeriksa jawaban sudah benar atau belum, periksa jumlah atom O
ruas kanan dan kiri. Jika sudah sama berarti penyetaraan reaksi redoks sudah benar.

Molekuler
Untuk Molekuler, ada sedikit modifikasi. Yaitu: Langkah ke 6 diubah. Menjadi:
Samakan atom selain atom H dan O, utamakan golongan IA dan IIA. Jika masih belum
juga sama, biasanya yang terhubung lebih dari satu/ hanya satu atom di satu ruas
(biasanya asam/ basa) koefisiennya dianggap tidak ada.
Contoh, setarakan reaksi berikut:
K2Cr2O7 + H2SO4 + H2C2O4 → Cr2(SO4)3 + CO2 + K2SO4 +
H2O
Dengan langkah-langkah :
1. BERHUBUNGAN → HUBUNGKAN : atom-atom yang biloksnya berubah,
biasanya
a. Unsur bebas / molekul unsur/ ion unsur (sendirian), contoh : Zn, Zn2+, Cl2
dsb
b. Atom selain H, O, IA (Li, Na, K, Rb, Cs, Fr), IIA (Be, Mg, Ca, Sr, Ba, Ra)
Contoh:
Pada soal ini yang dihubungkan adalah Cr dan C. Sedangkan atom H, K, S, dan O
tidak dihubungkan, karena biloksnya tidak berubah.

2. SAMA → SAMAKAN : atom-atom yang dihubungkan tadi


Jumlah atom C disamakan dengan memberikan kofisien 2 didepan CO 2 yang tidak
sama. Jumlah atom Mn sudah sama. Atom K, S, H dan O tidak perlu disamakan.

3. SI BLOK → HITUNG HARGA BILOKS → atom-atom yang dihubungkan. Jika


atomnya lebih dari satu, jangan hitung satu atomnya, tapi hitung semuanya.
Contoh : C2O4 2- maka harga biloks C2 nya = +6, bukan biloks C = +3. Jika ada
koefisien, maka biloks dikalikan koefisiennya.
(INGAT! HARGA BILOKS : O = -2, H = +1, IA (Li, Na, K, Rb, Cs, Fr) = +1, IIA (Be,
Mg, Ca,Sr, Ba, Ra) = +2, VIIA(F, Cl, Br, I, At) dengan Logam = -1, Poli atom =
muatan → SO42-, CO32-, NO3-, OH-, PO43-, CN-, dsb
Bilangan oksidasi 2Cr pada K2Cr2O7 dapat dihitung dengan cara LAWAN
MUATAN. Biloks 2Cr = (7x(+2) – (2x(-1)) = +12. 2Cr pada Cr 2(SO4)3 = (3x (+2)) =
+6. . Biloks 2C pada C2O42⎻ = (4x(+2) – 2 = +6. Jika ada koefisien, maka biloks
dikalikan koefisiennya. Sehingga biloks C pada 2 CO 2 = 2 x (2x(+2)) = +8. Harga
biloks +2 adalah lawan dari harga biloks O sesungguhnya. Yaitu -2. Serta harga
biloks Mn pada Mn2+ = +2.

4. SELIRNYA → CARI SELISIH → harga biloks yang dihubungkan tadi.


Selisih bilangan oksidasi pada Cr adalah = +12 – (+6) = 6, selisih C adalah = +8 –
(+6) = 2

5. KPK → CARI KPK DARI KEDUA SELISIH → Pengkali –nya gunakan sebagai
pengkali koefisien.
Karena elektron yang dilepas (2e) tidak sama dengan elektron yang diterima
(6e) maka harus disamakan. Maka KPK nya adalah 6. Sehingga, koefisien K 2Cr2O7
dan Cr2(SO4)3 dikalikan 1 serta H2C2O4 dan CO2 dikalikan 3. KPK (6 pada soal ini)
adalah elektron yang terlibat.
6. SAMA MULUT → SAMAKAN MUATAN → Hitung dulu muatan kanan dan kiri.
Untuk suasana asam tambahkan H+ pada ruas yang muatannya kurang. Untuk
suasana basa tambahkan OH- pada ruas yang muatannya lebih.
Karena molekuler netral, maka muatan tidak ada. Ganti dengan: “Samakan atom
selain H dan O utamakan golongan IA, IIA” . Atom K, Cr dan C sudah setara.
Yang belum setara adalah atom S. Di ruas kiri hanya 1 atom S di ruas kanan = 3 +
1 = 4 atom S. Sehingga ruas kiri pada H2SO4 dikalikan 4. Jadi 4H2SO4.

7. HAMIL → SAMAKAN ATOM H → dengan H2O pada ruas yang kurang atom H
Karena sudah ada H2O nya, maka tidak perlu ditambahkan. Cukup disetarakan.
Jumlah atom H pada ruas kiri adalah 8 + 6 = 14, di ruas kanan 2 atom H. Maka
samakan atom H nya. Agar sama maka H2O ruas kanan dikalikan 7 = 7H2O di
ruas kanan.

Catatan: Untuk memeriksa jawaban sudah benar atau belum, periksa jumlah atom O
ruas kanan dan kiri. Jika sudah sama berarti penyetaraan reaksi redoks sudah benar.

Coba pelajari contoh-contoh reaksi redoks berikut dan setarakan reaksinya.


1. Mg(s) + O2(g) → MgO(s)
2. CH4 (g) + O2 (g) → CO2 (g) + H2O (g)
3. ZnS(s) + HNO3 (aq) → ZnSO4 (aq) + NO(g) + H2O(l)
4. KMnO4 (aq) + Na2SO3 (aq) + H2SO4 (aq) → K2SO4 (aq) + MnSO4 (aq) + Na2SO4 (aq) + H2O(l)
5. Cr2O72–(aq) + Fe2+(aq) + H+(aq) → Cr3+(aq) + Fe3+(aq) + H2O(l)

Apakah sama jumlah atom di ruas kiri dan di ruas kanan untuk kelima reaksi? Apakah
sama jumlah muatan di ruas kiri dan ruas kanan untuk reaksi yang kelima? Manakah
langkah penyetaraan reaksi yang lebih mudah untuk reaksi a, b, c, d, atau e? Adakah
reaksi yang sulit untuk disetarakan?
Setelah sebelumnya kita telah mempelajari tentang penyetaraan redoks metode
perubahan biloks, pembahasan kegiatan 2 ini akan membahas tentang penyetaraan
metode setengah reaksi. Metode ini umumnya banyak digunakan pada aplikasi reaksi
redoks pada kehidupan sehari-hari, misalnya pada aplikasi sel volta atau aplikasi sel
elektrolisis. Untuk lebih jelasnya, mari kita bahas bersama!
Penyetaraan Redoks Secara Setengah Reaksi / Ion Elektron

Dengan langkah-langkah:
1. PECAH → PECAH JADI DUA REAKSI SESUAI PASANGAN atom-atom yang
biloksnya berubah, biasanya :
a. Unsur bebas / molekul unsur/ ion unsur (sendirian), contoh : Zn, Zn2+, Cb
dsb
b. Atom selain H, O, IA (Li, Na, K, Rb, Cs, Fr), IIA (Be, Mg, Ca, Sr, Ba, Ra)
Contoh: Setarakan reaksi berikut.
H+ + MnO4– + C2O42– → Mn2+ + CO2 + H2O
Atom yang biloksnya berubah adalah Mn dan C, sehingga pasangannya:
MnO4– → Mn2+
C2O42– → CO2
2. SAMA → SAMAKAN ATOM-ATOM yang BILOKNYA BERUBAH, atom yang lain
biarkan.
Atom Mn sudah sama antara ruas kanan dan kiri. Atom C perlu disamakan, karena
jumlahnya tidak sama.
MnO4– → Mn2+
C2O42– → 2CO2
3. O → samakan atom O → dengan menambah H2O pada ruas yang kurang O
Jumlah atom O pada setengah reaksi oksidasi (pada reaksi bawah) sudah sama,
sehingga tidak perlu disamakan. Yang perlu disamakan adalah jumlah atom O pada
reaksi reduksi (reaksi atas). Jumlah atom O ruas kiri pada reaksi reduksi adalah 4,
sedangkan ruas kanan adalah 0. Sehingga perlu ditambahkan H 2O di ruas kanan
sebanyak 4H2O agar jumlah atom O sama.
MnO4– → Mn2+ + 4H2O
C2O42– → 2CO2
4. H → samakan atom H → dengan menambah H+ pada ruas yang kurang H
Jumlah atom H pada reaksi atas (reaksi reduksi) belum sama. Ruas kiri 0 atom H
dan ruas kanan 8, sehingga perlu ditambahkan 8H+ di ruas kiri. Untuk reaksi bawah
(reaksi oksidasi) tidak ada atom H, sehingga tidak perlu ditambah H +.
8H+ + MnO4– → Mn2+ + 4H2O
C2O42– → 2CO2
5. e -→ samakan muatan → dengan menambah e- pada ruas yang muatannya lebih
besar
Muatan Reaksi atas (reaksi reduksi): ruas kiri: +8 –1 ruas kanan +2 + 0, sehingga
perlu ditambah 5e– di ruas kiri.
5e– + 8H+ + MnO4– → Mn2+ + 4H2O
Muatan Reaksi bawah (reaksi oksidasi): ruas kiri: –2 ruas kanan 0, sehingga perlu
ditambah 2e– di ruas kanan.
C2O42– → 2CO2 + 2e–

6. KPK → Cari KPK dari e– kedua reaksi→ pengkalinya gunakan sebagai pengkali
koefisien
Jumlah elektron yang di terima (sebelah kiri) adalah 5, jumlah elektron yang dilepas
(sebelah kanan) adalah 2. Karena tidak sama, maka harus disamakan. KPK 2 dan 5
adalah 10, inilah yang disebut elektron yang terlibat.
5e– + 8H+ + MnO4– → Mn2+ + 4H2O │x2
C2O 4
2–
→ 2CO2 + 2e –
│x5
Sehingga menjadi:
10e– + 16H+ + 2MnO4– → 2Mn2+ + 8H2O
5C2O42– → 10CO2 + 10e–

7. SEDERHANAKAN→ Sederhanakan / coret spesi yang sama (biasanya H2O, H+, e),
kemudian gabung kedua reaksi.
Pada soal ini, yang sama hanya e-. Jika disederhanakan menjadi:

Kemudian jumlahkan, sesuai ruasnya:


16H+ + 2MnO4– + 5C2O42– → 10CO2 +2Mn2+ + 8H2O

Pada suasana asam langkahnya cukup sampai disini. Tetapi untuk Suasana Basa
anda harus menambah langkah:
• Tambah OH- sejumlah H+ pada kedua ruas, (INGAT: H+ kalau ketemu OH- jadi
H2O)kemudian sederhanakan.
Cara membasakan:
Tambahkan OH– sejumlah sejumlah H+. Karena jumlah H+ nya 16, maka tambahkan
16OH– di kedua ruas:
16OH– + 16H+ + 2MnO4– + 5C2O42– → 10CO2 +2Mn2+ + 8H2O + 16OH–
Karena OH– dan H+ menjadi H2O, maka gabungkan sehingga menjadi:
16H2O + 2MnO4– + 5C2O42– → 10CO2 +2Mn2+ + 8H2O + 16OH–
Kemudian sederhanakan jumlah molekul H2O nya:

Sehingga menjadi:
8H2O + 2MnO4– + 5C2O42– → 10CO2 +2Mn2+ + 16OH–

Anda mungkin juga menyukai