KURIKULUM MERDEKA
A. Identitas
Penyusun : Dra. Hj. Yendri Dwifa, M.Si
Institusi : SMA Negeri 71 Jakarta
Kelas/Fase : XII / F
Materi Pembelajaran : Elektrokimia
Tahun Pelajaran : 2023/2024
Alokasi Waktu : 5JP (@45 menit)
B. Informasi Umum
1. Capaian Pembelajaran
Peserta didik mampu mengamati, menyelidiki dan menjelaskan
fenomena sehari-hari sesuai kaidah kerja ilmiah dalam menjelaskan konsep
kimia dalam keseharian; menerapkan operasi matematika dalam perhitungan
kimia; mempelajari sifat, struktur dan interaksi partikel dalam membentuk
berbagai senyawa termasuk pengolahan dan penerapannya dalam
keseharian; memahami dan menjelaskan aspek energi, laju dan
kesetimbangan reaksi kimia; menggunakan konsep asam-basa dalam
keseharian; menggunakan transformasi energi kimia dalam keseharian
termasuk termokimia, elektrokimia memahami kimia organik termasuk
penerapannya dalam keseharian.
2. Tujuan Pembelajaran
Peserta didik mampu menggunakan transformasi energi kimia dalam
keseharian termasuk elektrokimia.
Indikator Tujuan Pembelajaran
1. Menentukan persamaan reaksi redoks menggunakan metode perubahan
biloks dan setengah reaksi (C3)
2. Mengimplementasikan reaksi redoks dalam kehidupan sehari-hari (C3)
3. Pemahaman bermakna
Kimia pada dasarnya sangat erat keterlibatannya dalam kehidupan sehari-
hari. Kegiatan mencuci pakaian merupakan salah satu kegiatan yang tidak
asing lagi dalam aktivitas rumah tangga. Ketika mencuci pakaian, khususnya
pakaian putih, sebagian besar orang menambahkan zat aktif pemutih untuk
mendapatkan warna putih bersih. Zat pemutih tersebut merupakan senyawa
kimia aktif bersifat oksidator yang digunakan untuk menghilangkan warna
benda. Umumnya warna pada pakaian dapat hilang melalui reaksi redoks
dengan menggunakan senyawa natrium hipoklorit (NaClO) dan hidrogen
peroksida (H2O2). Namun, karena kurangnya pengetahuan tentang kimia,
peserta didik kurang memahami konsep yang terdapat dalam fenomena
kehidupan sehari-hari bahkan dalam dunia industri. Setelah mengikuti
kegiatan pembelajaran ini, diharapkan peserta didik memiliki kemampuan
dalam:
1. Penyetaraan reaksi redoks
2. Penerapan reaksi redoks dalam kehidupan sehari-hari
4. Pertanyaan Pemantik
1. Tahukah kalian bagaimana menyetarakan reaksi kimia?
2. Apakah penyetaraan reaksi kimia sama dengan reaksi redoks?
3. Apa yang kalian tahu tentang metode PBO dan setengah reaksi?
5. Model/Pendekatan Pembelajaran
Pada pembelajaran ini menggunakan metode Discovery Learning yang
bertujuan agar siswa mampu memahami konsep, arti, dan hubungan melalui
proses intuitif untuk akhirnya sampai kepada suatu kesimpulan. Discovery
terjadi bila individu terlibat terutama dalam penggunaan proses mentalnya
untuk menemukan beberapa konsep dan prinsip. Adapun langkah-langkah
pembelajaran tersebut yaitu:
1. Pemberian rangsangan (stimulation)
2. Pernyataan/Identifikasi masalah (problem statement)
3. Pengumpulan data (data collection)
4. Pengolahan data (data processing)
5. Pembuktian (verification)
6. Menarik simpulan/generalisasi (generalization)
6. Alat, Bahan dan Media
1. Power Point
2. Laptop/Handphone
3. Internet
4. Alat tulis (papan tulis, penghapus dan spidol)
5. LKPD
6. Video penuntun : https://www.youtube.com/watch?
v=DI4uxjVGWs&pp=ygUgcHJha3Rpa3VtIGJldGFkaW5lIGRhbiB2aXRhbWluI
GM%3D
7. Sumber Belajar
1. Buku paket kimia siswa ”Bab 2 : Reaksi Redoks”
2. Referensi yang relevan dari internet.
a. 4
b. 5
c. 6
d. 7
e. 8
2. Reaksi Redoks :
a. NaI
b. H2SO4
c. Mn2+
d. I–
e. MnO2
a. 4
b. 5
c. 6
d. 7
e. 8
a. KNO3
b. N2O5
c. NO
d. N2O3
e. N2H4
c. Cu2 + C → 2Cu + CO
Skor Kriteria
Kesimpulan :
Siswa yang memenuhi KKTP jika minimal skor (75-85%) dengan kriteria
cukup paham. Dari assesmen awal, sesuai dengan KKTP dengan kategori
cukup paham dan sangat paham. Kemudian peserta didik nantinya akan
dikelompokkan dalam kegiatan pembelajaran (4 siswa/kelompok dengan
anggota di campur dari kategori belum paham, kurang paham, cukup
paham dan sangat paham).
C. Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Sintaks Langkah-langkah Kegiatan
Pendahuluan Persiapan 1. Guru memberi salam dan sapa pembuka,
(20 Menit) Pembelajaran memotivasi peserta didik agar tetap menjaga
kesehatan, dan berdoa untuk memulai
pembelajaran. (Religius)
2. Guru mengecek kehadiran siswa.
3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
4. Guru memberikan apersepsi dan prasyarat
awal tentang materi ajar.
5. Guru melakukan assesmen diagnostic kognitif
untuk mengetahui kemampuan awal peserta
didik.
Inti Peserta didik mengamati media pembelajaran
(185 Menit) tentang fenomena terkait reaksi redoks melalui
gambar atau video yang disajikan guru, serta
bahan ajar mengenai penyetaraan reaksi redoks
dan implementasinya dalam kehidupan sehari-
hari berbentuk Power Point. (Critical thinking,
Literasi)
Stimulasi
Dari hasil assesmen awal, sesuai dengan KKTP
dengan kategori cukup paham dan sangat paham.
Kemudian peserta didik nantinya akan
dikelompokkan dalam kegiatan pembelajaran (4
siswa/ kelompok dengan anggota dicampur dari
kategori belum paham, kurang paham, cukup
paham dan sangat paham)
Peserta didik diberikan kesempatan untuk
bertanya mengenai penyetaraan reaksi redoks dan
implementasinya dalam kehidupan sehari-hari
(Kritis, komunikatif, dan karakter: rasa ingin
Problem
tahu)
Statement
Guru mengajukan berbagai pertanyaan terkait
penyetaraan reaksi redoks dan implementasinya
dalam kehidupan sehari-hari. (Critical thinking,
kolaborasi, komunikasi, literasi, HOTs)
Pengumpulan Guru mengelompokkan peserta didik berdasarkan
Data hasil assesmen awal menjadi beberapa kelompok
dengan anggota masing-masing 4 orang.
Setiap kelompok akan mendapatkan lembar kerja
peserta didik (LKPD).
Peserta didik berdiskusi dalam kelompok dengan
teman sebaya yang lebih paham (tutor sebaya)
mengenai LKPD (penyetaraan reaksi redoks dan
implementasinya dalam kehidupan sehari-hari)
(Critical thinking, kolaborasi, komunikasi,
literasi, kreatif, HOTs)
Peserta didik dapat mencari informasi dari
berbagai sumber seperti internet dan buku serta
Pengolahan menuliskannya dalam LKPD serta menyimpulkan
Data penyetaraan reaksi redoks dan implementasinya
dalam kehidupan sehari-hari. (Critical thinking,
kolaborasi, komunikasi, literasi, kreatif, HOTs).
Peserta didik mengkomunikasikan hasil analisis
terkait penyetaraan reaksi redoks dan
Verifikasi
implementasinya dalam kehidupan sehari-hari
(Critical thinking, kolaborasi, komunikasi)
Peserta didik dan guru menyimpulkan hal-hal
yang telah didiskusikan terkait penyetaraan reaksi
Generalisasi
redoks dan implementasinya dalam kehidupan
sehari-hari (Kritis)
1. Guru memfasilitasi peserta didik untuk
menyimpulkan pembelajaran.
2. Guru melaksanakan penilaian untuk
mengetahui ketercapaian indikator.
Penutup 3. Guru mengingatkan peserta didik untuk
(20 Menit) mempelajari materi yang akan dibahas
dipertemuan berikutnya mengenai sel
elektrokimia.
4. Guru menutup pembelajaran dengan berdoa
dan memberi salam. (Religius)
Refleksi guru Setelah menyelesaikan proses pembelajaran pada
hari ini guru melakukan refleksi dengan mencatat
hal-hal yang sudah disampaikan kepada siswa,
hasil pembelajaran yang dicapai, maupun bagian
yang belum diselesaikan serta membuat rencana
perbaikan proses pembelajaran pada masa yang
akan datang.
Apakah peserta didik menyukai pembelajaran
hari ini?
Kesulitan apa yang ditemukan selama proses
pembelajaran?
Gaya belajar yang seperti apa yang
membantumu lebih memahami materi dan
keseluruhan proses pembelajaran?
D. Asesmen Formatif
ITP 1
1. Diketahui beberapa reaksi berikut :
(1) MnO4- → MnO2
(2) Zn → ZnO2-
(3) 2CO2 → C2O42-
(4) Cr2O3 → Cr2O72-
Peristiwa oksidasi pada pasangan reaksi dengan nomor ….
A. 1 dan 2 D. 2 dan 3
B. 1 dan 3 E. 2 dan 4
C. 1 dan 4
2. Jumlah H+ dan elektron terlibat yang tepat untuk setengah reaksi oksidasi Cr 3+
menjadi CrO42- pada suasana asam adalah ....
A. 4H+ dan 3e-
B. 8H+ dan 3e-
C. 4H+ dan 6e
D. 8H+ dan 6e
E. 8H+ dan 7e
3. Koefisien a, b, dan c yang tepat untuk setengah reaksi aCr 2O72- + bH+ + e- → Cr3+ +
cH2O adalah ….
A. 1, 14, 7 D. 2, 7, 14
B. 2, 14, 7 E. 2, 7, 16
C. 1, 7, 14
4. Dalam suasana basa, Cl2 mengalami reaksi disproporsionasi menghasilkan ion Cl
dan ClO3-. Perbandingan koefisien ClO3- terhadap Cl2 yang dihasilkan setelah
reaksi setara adalah ….
A. 1/5 D. 1/1
B. 1/3 E. 2/1
C. 1/2
Identifikas
i Materi
Tindak
yang Akan Pertanyaan Kemungkinan Jawaban- Skor
Lanjut
Diujikan
ITP 2
1. Bacalah wacana berikut!
Proses fotosintesis memiliki elemen kunci yang diperlukan yaitu air (H 2O),
karbon dioksida (CO2), klorofil, dan sinar matahari. Fotosintesis adalah proses
reaksi kimia yang terjadi pada tumbuhan berklorofil hijau dengan bantuan sinar
matahari.. Tanaman menyerap air dari tanah, yang diserap oleh akar dan
didistribusikan ke seluruh bagian tanaman, termasuk daun. Karbon dioksida
kemudian diambil dari udara yang masuk melalui stomata di bagian bawah daun.
Proses fotosintesis terjadi ketika klorofil daun menangkap sinar matahari dan
menggunakannya untuk mengubah air dan karbon dioksida menjadi gula dan
oksigen. Gula yang dihasilkan baik digunakan langsung oleh tanaman atau disimpan
di bagian lain seperti buah-buahan yang biasa kita makan. Selain gula, fotosintesis
juga menghasilkan oksigen melalui stomata yang kita gunakan untuk respirasi.
Adapun persamaan reaksi fotosintesis yaitu: 6CO2 + 6H2O C6H12O6 + 6O2
Identifikas
i Materi
Kemungkina Tindak
yang Akan Pertanyaan Skor
n Jawaban- Lanjut
Diujikan
E. Assesmen Sumatif
Mata Pelajaran : KIMIA
Nama:
Kelas : XII.A
No. Absen:
Hari, tanggal : September 2023
Spesi yang bertindak sebagai oksidator dan hasil oksidasi adalah ....
A. Zn(s) dan Zn(OH)2(s)
B. Zn(s) dan HgO(s)
C. HgO(s) dan Hg(s)
D. HgO(s) dan Zn(OH)2(s)
E. H2O dan Zn(OH)2(s)
3. Pada reaksi: 3Cl2 (g) + 6 KOH (aq) → 5 KCl(aq) + KClO3 (aq) + 3H2O(l)
Zat yang mengalami reaksi autoredoks berikut perubahan bilangan oksidasinya
adalah....
A. klorin dari 1 menjadi 0 dan +1
B. klorin dari 0 menjadi 0 dan -1
C. klorin dari 0 menjadi -1 dan +5
D. natrium dari +1 menjadi 0 dan -1
E. natrium dari +1 menjadi -1 dan +2
4. Perhatikan persamaan reaksi redoks berikut!
Bilangan oksidasi dari zat oksidator dan hasil reduksinya berturut- turut
adalah ....
A. +1, Sn
B. +1, SnO2
C. +4, NO2
D. +5, NO2
E. +5, HNO3
5. Diketahui reaksi: 2Na2S2O3 (aq) + 4HCl (aq) → 2S (s) + 2SO2 (g) + 2 H2O (l) + 4NaCl (aq)
Pada reaksi tersebut zat yang mengalami autoredoks berikut perubahan
bilangan oksidasinya yang tepat adalah ....
A. S; +1 menjadi 0 dan +4
B. B. S; +2 menjadi 0 dan +4
C. S; +3 menjadi 0 dan +4
D. Cl; +2 menjadi +2 dan +4
E. Cl; +1 menjadi 0 dan +2
SOAL BENAR SALAH (SKOR TOTAL 5)
6. Perhatikan persamaan reaksi berikut!
(1) CO2 →
CO32- (2) Cr 3+
→ CrO42-
(3)F2 + 2e- → 2F-
(4)S4O62- + 2e-→2S2O32-
Reaksi yang tergolong reaksi reduksi adalah nomor (3) dan (4)
A. BENAR
B. SALAH
7. Proses pembuatan gas amoniak (NH3) dengan persamaan reaksi:
8 Al + 3 NaNO3 + 5 NaOH + 2 H2O → 8 NaAlO2 + 3 NH3
NaAlO2 merupakan zat yang bertindak sebagai oksidator
A. BENARl
B. SALAH
8. Gas klorin (Cl2) yang ditambahkan ke dalam pengolahan air minum dan kolam
renang bertujuan untuk membunuh bakteri. Reaksi pembentukan gas klorin
adalah sebagai berikut:
2 NaCl + 2 H2O → H2 + Cl2 + 2 NaOH
H2O merupakan zat yang berperan sebagai oksidator
A. BENAR
B. SALAH
9. Perhatikan persamaan reaksi redoks berikut!
Spesi yang merupakan oksidator pada persamaan reaksi tersebut adalah MnO 2,
karena mengalami penurunan bilangan oksidasi
A. BENAR
B. SALAH
10. Bilangan oksidasi Cr pada ion Cr2O72– dan senyawa K2CrO4 secara berurutan
adalah+6 dan +6
A. BENAR
B. SALAH
SOAL ISIAN SINGKAT(SKOR TOTAL 15)
11. Salah satu proses pembuatan fosfor dapat dilakukan melalui reaksi:
aCa3(PO4)2 + bSiO2 + C → cCaSiO3 + P4 + dCO
Harga a, c, dan d yang paling tepat untuk reaksi tersebut adalah .... (SKOR=3)
12. Persamaan reaksi redoks: aFe2+ + bMnO4- + cH+ → Fe3+ + Mn2+ + dH2O
Harga koefisien a, b, c, dan d berturut-turut adalah .... (SKOR=4)
13. Perhatikan persamaan reaksi autoredoks:
Bilangan oksidasi Cl dari - 1 sampai dengan +7. lon atau molekul yang tidak
dapat mengalami reaksi disproporsionasi adalah nomor....... (SKOR =1)
15. Diberikan lima persamaan reaksi oksidasi atau reduksi yang belum setara:
Paham :
Sudah
mencapai
ketuntasan,
tidak perlu
remedial.
Sangat paham
:
Sudah
mencapai
ketuntasan,
perlu
pengayaan
atau tantangan
lebih.
Catatan :
Bila peserta
didik telah
tuntas minimal
75% dari
seluruh ITP,
maka
dinyatakan
tuntas dalam
mata pelajaran
tersebut.
F. Remedial
1. Pada reaksi tersebut, bilangan oksidasi Mn mengalami perubahan dari...
a. +4 menjadi +2
b. +4 menjadi +1
c. +2 menjadi +4
d. +2 menjadi +1
e. +1 menjadi +2
2. Jika reaksi:
Cu2+(aq) + NO(g) → Cu(s) + NO3–(aq) (belum setara) dilengkapi maka
persamaan reaksi itu akan mengandung ....
a. 10H+ dan 5H2O
b. 8OH– dan 4H2O
c. 8 H+ dan 4H2O
d. 4 OH– dan 2H2O
e. 4 H+ dan 2H2O
3. Pernyataan yang sesuai tentang reaksi redoks tersebut adalah...
a. MnO2 reduktor
b. NaCl reduktor
c. Cl2 hasil reduksi
d. H2SO4 oksidator
e. MnSO4 hasil oksidasi
4. Suatu reaksi redoks :
aBr2 (aq) + bOH– (aq) → cBrO3– (aq) + dBr–(aq) + eH2O (l)
Harga a, b, c dan a berturut-turut agar reaksi redoks di atas setara adalah …
a. 3, 6, 1, 5, 3
b. 6, 1, 5, 3, 3
c. 1, 5, 3, 6, 3
d. 6, 1, 3, 5, 4
e. 3, 1, 2, 4, 6
5. Elektrolit dalam batu baterai mengandung ion NH4+. Biloks N dalam ion
tersebut adalah…
a. -1
b. +1
c. -3
d. +3
e. +4
G. Pengayaan
1. Logam Al dapat mereduksi ion Os (Ar = 190) dalam larutan menurut reaksi
belum setara berikut :
Al (s) + Osn+ (aq) → Al3+ (aq) + Os (s)
Bila 18 g logam Al tepat mengendapkan 190 g padatan Os, maka nilai n adalah ….
A. 1 D. 4
B. 2 E. 5
C. 3
Kunci Jawaban: B
Soal ini mengabungkan konsep stoikiometri dan konsep redoks untuk
menyelesaikannya. Hal yang harus dilakukan terlebih dahulu adalah menghitung
mol zat yang dapat diketahui.
Mol Al = 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝐴𝑙/𝐴𝑟 𝐴𝑙
= 18 𝑔/27 𝑔/𝑚𝑜𝑙
= 2/3
= 0,666 mol
Mol Os = 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑂𝑠/𝐴𝑟 𝑂𝑠
= 190 𝑔/190 𝑔/𝑚𝑜𝑙
= 1 mol
Perbandingan mol = perbandingan koefisien, sehingga :
Mol Al : Mol Os
= 2/3 : 1 = 2 : 3
Pada reaksi
1. .....................................................
2. .....................................................
3. .....................................................
4. .....................................................
Langkah 2
Langkah 3
Langkah 4
Langkah 5
Langkah 6
Langkah 7
3. Cara kerja:
1. Siapkan alat dan bahan 4. Lakukan pengadukan
2. Tuangkan 300 mL air ke menggunakan sendok
dalam gelas plastik 5. Masukkan tablet vitamin C
3. Tambahkan 1 mL obat kedalam larutan obat
antiseptik ke dalam gelas antiseptik
plastik 6. Lakukan pengadukan
7. Amati apa yang terjadi
4. Hasil pengamatan
Perlakuan Hasil pengamatan
5. Analisis
Setelah melakukan percobaan, terdapat perubahan warna larutan obat
antiseptik menjadi bening kembali. Mengapa hal tersebut dapat terjadi?
6. Pertanyaan
1. Tuliskan persamaan reaksi percobaan yang telah dilakukan, yaitu antara
betadine dengan tablet vitamin C!
....................................................................................................................................
2. Siapakah yang menjadi zat pengoksidasi?
....................................................................................................................................
3. Siapakah yang menjadi zat pereduksi?
....................................................................................................................................
7. Kesimpulan
H. Glosarium
Anion : ion yang bermuatan negatif
Biloks : bilangan oksidasi
Kation : ion yang bermuatan positif
Oksidator : spesi yang mengalami reduksi
Reduktor : spesi yang mengalami oksidasi
Reaksi Oksidasi : reaksi penerimaan elektron sehingga terjadi penurunan
bilangan oksidasi
Reaksi Reduksi :reaksi pelepasan elektron sehingga terjadi kenaikan
bilangan oksidasi
Reaksi Redoks : reaksi kimia yang melibatkan perubahan bilangan oksidasi
yang terdiri dari reaksi reduksi dan oksidasi secara bersamaan.
PBO :metode penyetaraan persamaan reaksi redoks
berdasarkan perubahan bilangan oksidasi
Oksigen bereaksi dengan banyak unsur membentuk senyawa yang disebut sebagai
oksida. Semula pengertian oksidasi dihubungkan dengan reaksi unsur atau senyawa
dengan oksigen. Seiring dengan perkembangan kimia, istilah oksidasi dan reduksi juga
dikembangkan dan disempurnakan.
Perkembangan konsep reaksi reduksi oksidasi dibagi menjadi 3, yaitu:
2) Pembakaran bahan bakar (misalnya gas metana, minyak tanah, LPG, solar).
Reaksi pembakaran gas metana (CH4) akan menghasilkan gas karbon dioksida dan
uap air.
CH4(g) + O2(g) → CO2(g) + 2H2O(g)
3) Oksidasi glukosa dalam tubuh Di dalam tubuh glukosa dioksidasi melalui peristiwa
oksidasi (respirasi) akan dipecah menjadi senyawa yang lebih sederhana seperti
karbon dioksida dan air, menurut reaksi : C 6H12O6(s) + 6O2(g) → 6CO2(g) +
6H2O(g)
4) Buah apel maupun pisang setelah dikupas akan berubah warna menjadi kecoklatan
Gambar 4. Buah apel setelah dibelah beberapa lama berubah menjadi kecoklatan
Coba kalian cari contoh peristiwa oksidasi dalam kehidupan sehari-hari yang lain!.
b. Reduksi
Reduksi adalah peristiwa pelepasan oksigen dari suatu zat, jadi reduksi adalah
kebalikan dari oksidasi.
Contoh reaksi reduksi, diantaranya :
1) Proses pengolahan besi melalui proses tanur tinggi Pada pengolahan besi dari
bijih besi, (Fe2O3) digunakan karbokmonoksida, CO menurut reaksi.
Fe2O3(s) + 3 CO(g) → 2Fe(s) + 3 CO2(g)
2) Reduksi kromium(III) oksida Cr2O3 oleh aluminium
Al Cr2O3(s) + 2Al(s) → 2Cr(s) + Al2O3(s)
Contoh : Reaksi redoks pada peristiwa perkaratan besi dapat dijelaskan dengan reaksi
berikut:
2 Fe → 2 Fe3+ + 6 e (oksidasi)
3 O2 + 6 e → 3 O2- (reduksi)
Pada reaksi tersebut, enam elektron dilepaskan oleh dua atom besi dan diterima
oleh tiga atom oksigen membentuk senyawa Fe 2O3. Oleh karena itu, peristiwa oksidasi
selalu disertai peristiwa reduksi. Pada setiap persamaan reaksi, massa dan muatan
harus setara antara ruas kanan dan ruas kiri.
Kalau dikaji dari konsep keterlibatan elektron, reaksi tersebut termasuk reaksi oksidasi.
Kalau ditinjau dari serah terima elektron, kemungkinan kalian akan bingung
memahaminya. Sebenarnya pada reaksi tersebut tidak hanya terjadi reaksi oksidasi,
tetapi juga terjadi reaksi reduksi.
Oleh karena banyak reaksi redoks yang tidak dapat dijelaskan dengan konsep
pengikatan oksigen maupun transfer elektron maka para pakar kimia mengembangkan
konsep alternatif, yaitu perubahan bilangan oksidasi. Menurut konsep ini, jika dalam
reaksi bilangan oksidasi atom meningkat maka atom tersebut mengalami oksidasi.
Sebaliknya, jika bilangan oksidasinya turun maka atom tersebut mengalami reduksi.
Untuk mengetahui suatu reaksi tergolong reaksi redoks atau bukan menurut konsep
perubahan bilangan oksidasi maka perlu diketahui bilangan oksidasi dari setiap atom,
baik dalam pereaksi maupun hasil reaksi.
Contoh untuk reaksi di atas dapat dituliskan bilangan oksidasinya sebagai berikut.
f. Biloks Unsur Golongan VII A (F, Cl, Br, I) pada senyawanya = -1.
Pada reaksi di atas tidak tampak adanya oksigen yang yang terlibat, begitu juga tidak
secara langsung dapat kita lihat adanya transfer elektron, namun dari perubahan
bilangan oksidasi akan dapat dijelaskan bahwa reaksi tersebut adalah reaksi redoks.
Pada reaksi di atas, biloks atom Mg mengalami kenaikan biloks dari 0 menjadi +2,
sedangkan biloks atom H mengalami penurunan biloks dari +1 menjadi 0. Sehingga
dalam reaksi redoks di atas, atom Mg mengalami oksidasi disebut reduktor dan atom H
dalam HCl mengalami reduksi disebut oksidator,
Hal apa yang terpikirkan oleh kalian? Bahan apakah yang biasa digunakan pada
kegiatan tersebut? Mengapa bahan tersebut digunakan dan proses apakah yang dapat
terjadi?
Kegiatan mencuci pakaian pada gambar di atas merupakan suatu kegiatan yang tidak
asing lagi dalam kehidupan sehari-hari. Ketika mencuci pakaian, khususnya pakaian
putih, sebagian besar orang menambahkan zat aktif pemutih untuk mendapatkan warna
putih bersih. Zat pemutih tersebut merupakan senyawa kimia aktif bersifat oksidator
yang digunakan untuk menghilangkan warna benda. Umumnya warna pada pakaian
dapat hilang melalui reaksi redoks dengan menggunakan senyawa natrium hipoklorit
(NaClO) dan hidrogen peroksida (H 2O2). Bagaimana reaksi tersebut dapat terjadi?
Untuk mendapatkan penjelasan ilmiahnya, mari kita diskusikan materi tersebut
Reaksi redoks adalah reaksi kimia yang melibatkan perubahan bilangan oksidasi.
Reaksi ini merupakan reaksi gabungan dari setengah reaksi reduksi dan setengah reaksi
oksidasi. Reaksi reduksi adalah reaksi penerimaan elektron sehingga terjadi penurunan
bilangan oksidasi, sedangkan reaksi oksidasi adalah reaksi pelepasan elektron sehingga
terjadi kenaikan bilangan oksidasi. Spesi yang mengalami oksidasi disebut reduktor dan
spesi yang mengalami reduksi disebut oksidator. Pada suatu reaksi kimia yang lengkap,
reaksi oksidasi selalu diikuti oleh reaksi reduksi sehingga reaksi yang terjadi disebut
reaksi redoks.
Persamaan reaksi redoks dikatakan setara jika jumlah atom dan jumlah
muatan di ruas kiri sama dengan jumlah atom dan jumlah muatan di ruas kanan.
Pada dasarnya reaksi redoks berlangsung di dalam pelarut air sehingga penyetaraan
persamaan reaksi redoks selalu melibatkan ion H + dan OH–. Terdapat dua metode untuk
menyetarakan reaksi redoks, yaitu dengan cara bilangan oksidasi dan cara setengah
reaksi.
5. KPK → CARI KPK DARI KEDUA SELISIH → Pengkali –nya gunakan sebagai
pengkali koefisien.
Karena elektron yang dilepas (2e) tidak sama dengan elektron yang diterima
(5e) maka harus disamakan. Maka KPK nya adalah 10. Sehingga, Mn dikalikan 2
dan C dikalikan 5. KPK (10 pada soal ini) adalah elektron yang terlibat.
6. SAMA MULUT → SAMAKAN MUATAN → Hitung dulu muatan kanan dan kiri.
Untuk suasana asam tambahkan H+ pada ruas yang muatannya kurang. Untuk
suasana basa tambahkan OH- pada ruas yang muatannya lebih.
Muatan total ruas kiri adalah –12 dan ruas kanan +4, karena suasana asam, maka
ditanbahkan H+ pada ruas kiri. Agar muatan sama maka harus diambahkan 16 H+
di ruas kiri.
7. HAMIL → SAMAKAN ATOM H → dengan H2O pada ruas yang kurang atom H
Jumlah atom H pada ruas kiri adalah 16, di ruas kanan 0. Maka perlu
ditambahkan H2O di ruas kanan untuk menyamakan atom H. Karena tiap H 2O
terdapat 2 atom H. Maka perlu ditambahkan 8H2O di ruas kanan.
Catatan: Untuk memeriksa jawaban sudah benar atau belum, periksa jumlah atom O
ruas kanan dan kiri. Jika sudah sama berarti penyetaraan reaksi redoks sudah benar.
Autoredoks
Untuk Autoredoks/ Anti Autoredoks/ Disproporsionasi/ Konproporsionasi, ada
sedikit modifikasi. Yaitu:
Langkah ke 2 dilewati, dan langkah ke 5 diubah. Yang biasanya KPK digunakan
sebagai pengkali kedua ruas, pada Autoredoks cukup pada ruas yang terhubung satu.
Baru kemudian yang terhubung dua disamakan.
Contoh, setarakan reaksi berikut:
P4 → PH3 + H2PO4– (basa)
Dengan langkah-langkah :
1. BERHUBUNGAN → HUBUNGKAN : atom-atom yang biloksnya berubah,
biasanya
a. Unsur bebas / molekul unsur/ ion unsur (sendirian), contoh : Zn, Zn2+, Cl2
dsb
b. Atom selain H, O, IA (Li, Na, K, Rb, Cs, Fr), IIA (Be, Mg, Ca, Sr, Ba, Ra)
Pada soal ini yang dihubungkan hanya atom P. Sedangkan H dan O tidak
dihubungkan, karena biloksnya tidak berubah.
5. KPK → CARI KPK DARI KEDUA SELISIH → Pengkali –nya gunakan sebagai
pengkali koefisien.
Karena elektron yang dilepas (5e) tidak sama dengan elektron yang diterima
(3e) maka harus disamakan. Maka KPK nya adalah 15. Sehingga, PH3 dikalikan 5
dan H2PO4 dikalikan 3. KPK (15 elektron pada soal ini) adalah elektron yang
–
Hitung jumlah atom P ruas kiri dan kanan. Ternyata di kiri 4 P, di ruas kanan 8 P.
Sehingga pada P4 perlu diberikan koefisien 2. Agar jumlah atom P sama.
6. SAMA MULUT → SAMAKAN MUATAN → Hitung dulu muatan kanan dan kiri.
Untuk suasana asam tambahkan H+ pada ruas yang muatannya kurang. Untuk
suasana basa tambahkan OH- pada ruas yang muatannya lebih.
Muatan : 0 = 0 + –3. Agar sama muatannya, perlu ditambahkan 3 OH– di ruas kiri.
Karena suasana Basa
7. HAMIL → SAMAKAN ATOM H → dengan H2O pada ruas yang kurang atom H
Jumlah atom H pada ruas kiri adalah 3, di ruas kanan 15 + 6 = 21. Maka perlu
ditambahkan H2O di ruas kiri sebanyak 18 untuk menyamakan atom H. Karena
tiap H2O terdapat 2 atom H. Maka perlu ditambahkan 9H2O di ruas kanan.
Catatan: Untuk memeriksa jawaban sudah benar atau belum, periksa jumlah atom O
ruas kanan dan kiri. Jika sudah sama berarti penyetaraan reaksi redoks sudah benar.
Molekuler
Untuk Molekuler, ada sedikit modifikasi. Yaitu: Langkah ke 6 diubah. Menjadi:
Samakan atom selain atom H dan O, utamakan golongan IA dan IIA. Jika masih belum
juga sama, biasanya yang terhubung lebih dari satu/ hanya satu atom di satu ruas
(biasanya asam/ basa) koefisiennya dianggap tidak ada.
Contoh, setarakan reaksi berikut:
K2Cr2O7 + H2SO4 + H2C2O4 → Cr2(SO4)3 + CO2 + K2SO4 +
H2O
Dengan langkah-langkah :
1. BERHUBUNGAN → HUBUNGKAN : atom-atom yang biloksnya berubah,
biasanya
a. Unsur bebas / molekul unsur/ ion unsur (sendirian), contoh : Zn, Zn2+, Cl2
dsb
b. Atom selain H, O, IA (Li, Na, K, Rb, Cs, Fr), IIA (Be, Mg, Ca, Sr, Ba, Ra)
Contoh:
Pada soal ini yang dihubungkan adalah Cr dan C. Sedangkan atom H, K, S, dan O
tidak dihubungkan, karena biloksnya tidak berubah.
5. KPK → CARI KPK DARI KEDUA SELISIH → Pengkali –nya gunakan sebagai
pengkali koefisien.
Karena elektron yang dilepas (2e) tidak sama dengan elektron yang diterima
(6e) maka harus disamakan. Maka KPK nya adalah 6. Sehingga, koefisien K 2Cr2O7
dan Cr2(SO4)3 dikalikan 1 serta H2C2O4 dan CO2 dikalikan 3. KPK (6 pada soal ini)
adalah elektron yang terlibat.
6. SAMA MULUT → SAMAKAN MUATAN → Hitung dulu muatan kanan dan kiri.
Untuk suasana asam tambahkan H+ pada ruas yang muatannya kurang. Untuk
suasana basa tambahkan OH- pada ruas yang muatannya lebih.
Karena molekuler netral, maka muatan tidak ada. Ganti dengan: “Samakan atom
selain H dan O utamakan golongan IA, IIA” . Atom K, Cr dan C sudah setara.
Yang belum setara adalah atom S. Di ruas kiri hanya 1 atom S di ruas kanan = 3 +
1 = 4 atom S. Sehingga ruas kiri pada H2SO4 dikalikan 4. Jadi 4H2SO4.
7. HAMIL → SAMAKAN ATOM H → dengan H2O pada ruas yang kurang atom H
Karena sudah ada H2O nya, maka tidak perlu ditambahkan. Cukup disetarakan.
Jumlah atom H pada ruas kiri adalah 8 + 6 = 14, di ruas kanan 2 atom H. Maka
samakan atom H nya. Agar sama maka H2O ruas kanan dikalikan 7 = 7H2O di
ruas kanan.
Catatan: Untuk memeriksa jawaban sudah benar atau belum, periksa jumlah atom O
ruas kanan dan kiri. Jika sudah sama berarti penyetaraan reaksi redoks sudah benar.
Apakah sama jumlah atom di ruas kiri dan di ruas kanan untuk kelima reaksi? Apakah
sama jumlah muatan di ruas kiri dan ruas kanan untuk reaksi yang kelima? Manakah
langkah penyetaraan reaksi yang lebih mudah untuk reaksi a, b, c, d, atau e? Adakah
reaksi yang sulit untuk disetarakan?
Setelah sebelumnya kita telah mempelajari tentang penyetaraan redoks metode
perubahan biloks, pembahasan kegiatan 2 ini akan membahas tentang penyetaraan
metode setengah reaksi. Metode ini umumnya banyak digunakan pada aplikasi reaksi
redoks pada kehidupan sehari-hari, misalnya pada aplikasi sel volta atau aplikasi sel
elektrolisis. Untuk lebih jelasnya, mari kita bahas bersama!
Penyetaraan Redoks Secara Setengah Reaksi / Ion Elektron
Dengan langkah-langkah:
1. PECAH → PECAH JADI DUA REAKSI SESUAI PASANGAN atom-atom yang
biloksnya berubah, biasanya :
a. Unsur bebas / molekul unsur/ ion unsur (sendirian), contoh : Zn, Zn2+, Cb
dsb
b. Atom selain H, O, IA (Li, Na, K, Rb, Cs, Fr), IIA (Be, Mg, Ca, Sr, Ba, Ra)
Contoh: Setarakan reaksi berikut.
H+ + MnO4– + C2O42– → Mn2+ + CO2 + H2O
Atom yang biloksnya berubah adalah Mn dan C, sehingga pasangannya:
MnO4– → Mn2+
C2O42– → CO2
2. SAMA → SAMAKAN ATOM-ATOM yang BILOKNYA BERUBAH, atom yang lain
biarkan.
Atom Mn sudah sama antara ruas kanan dan kiri. Atom C perlu disamakan, karena
jumlahnya tidak sama.
MnO4– → Mn2+
C2O42– → 2CO2
3. O → samakan atom O → dengan menambah H2O pada ruas yang kurang O
Jumlah atom O pada setengah reaksi oksidasi (pada reaksi bawah) sudah sama,
sehingga tidak perlu disamakan. Yang perlu disamakan adalah jumlah atom O pada
reaksi reduksi (reaksi atas). Jumlah atom O ruas kiri pada reaksi reduksi adalah 4,
sedangkan ruas kanan adalah 0. Sehingga perlu ditambahkan H 2O di ruas kanan
sebanyak 4H2O agar jumlah atom O sama.
MnO4– → Mn2+ + 4H2O
C2O42– → 2CO2
4. H → samakan atom H → dengan menambah H+ pada ruas yang kurang H
Jumlah atom H pada reaksi atas (reaksi reduksi) belum sama. Ruas kiri 0 atom H
dan ruas kanan 8, sehingga perlu ditambahkan 8H+ di ruas kiri. Untuk reaksi bawah
(reaksi oksidasi) tidak ada atom H, sehingga tidak perlu ditambah H +.
8H+ + MnO4– → Mn2+ + 4H2O
C2O42– → 2CO2
5. e -→ samakan muatan → dengan menambah e- pada ruas yang muatannya lebih
besar
Muatan Reaksi atas (reaksi reduksi): ruas kiri: +8 –1 ruas kanan +2 + 0, sehingga
perlu ditambah 5e– di ruas kiri.
5e– + 8H+ + MnO4– → Mn2+ + 4H2O
Muatan Reaksi bawah (reaksi oksidasi): ruas kiri: –2 ruas kanan 0, sehingga perlu
ditambah 2e– di ruas kanan.
C2O42– → 2CO2 + 2e–
6. KPK → Cari KPK dari e– kedua reaksi→ pengkalinya gunakan sebagai pengkali
koefisien
Jumlah elektron yang di terima (sebelah kiri) adalah 5, jumlah elektron yang dilepas
(sebelah kanan) adalah 2. Karena tidak sama, maka harus disamakan. KPK 2 dan 5
adalah 10, inilah yang disebut elektron yang terlibat.
5e– + 8H+ + MnO4– → Mn2+ + 4H2O │x2
C2O 4
2–
→ 2CO2 + 2e –
│x5
Sehingga menjadi:
10e– + 16H+ + 2MnO4– → 2Mn2+ + 8H2O
5C2O42– → 10CO2 + 10e–
7. SEDERHANAKAN→ Sederhanakan / coret spesi yang sama (biasanya H2O, H+, e),
kemudian gabung kedua reaksi.
Pada soal ini, yang sama hanya e-. Jika disederhanakan menjadi:
Pada suasana asam langkahnya cukup sampai disini. Tetapi untuk Suasana Basa
anda harus menambah langkah:
• Tambah OH- sejumlah H+ pada kedua ruas, (INGAT: H+ kalau ketemu OH- jadi
H2O)kemudian sederhanakan.
Cara membasakan:
Tambahkan OH– sejumlah sejumlah H+. Karena jumlah H+ nya 16, maka tambahkan
16OH– di kedua ruas:
16OH– + 16H+ + 2MnO4– + 5C2O42– → 10CO2 +2Mn2+ + 8H2O + 16OH–
Karena OH– dan H+ menjadi H2O, maka gabungkan sehingga menjadi:
16H2O + 2MnO4– + 5C2O42– → 10CO2 +2Mn2+ + 8H2O + 16OH–
Kemudian sederhanakan jumlah molekul H2O nya:
Sehingga menjadi:
8H2O + 2MnO4– + 5C2O42– → 10CO2 +2Mn2+ + 16OH–