TUJUAN PEMBELAJARAN :
Melalui model pembelajaran Guided inquiry (inkuiri terbimbing) dengan menggali informasi dari berbagai sumber
belajar, penyelidikan sederhana dan mengolah informasi, diharapkan siswa terlibat aktif selama proses belajar
mengajar berlangsung, memiliki sikap ingin tahu, teliti dalam melakukan pengamatan dan bertanggungjawab
dalam menyampaikan pendapat, menjawab pertanyaan, memberi saran dan kritik diharapkan peserta didik dapat
Menjelaskan jenis entalpi reaksi, hukum Hess dan konsep energi ikatan dan Membandingkan perubahan entalpi
beberapa reaksi berdasarkan data hasil percobaan dengan mengembangkan nilai karakter berpikir kritis , kreatif
(kemandirian), kerjasama (gotongroyong) dan kejujuran (integritas) .
PERTEMUAN 1 (2 x 45 menit)
LANGKAH LANGKAH PEMBELAJARAN PENDEKATAN SCIENTIFIC
Pendahuluan (10 Menit) Melakukan pembukaan dengan salam dan doa (Budaya Sekolah Religius)
Persiapan Mengingatkan materi sebelumnya, menerima informasi materi yang akan dibahas
Appersepsi Manfaat mempelajari pelajaran yang akan dipelajari dalam kehidupan sehari-hari
Motivasi Membagi peserta didik dalam kelompok yang beranggotakan 4-5 orang/kelompok
Menjelaskan tujuan pembelajaran yang harus dicapai
Kegiatan Inti (70 Menit) Mengamati
Sintak Sintak Peserta didik mendengar dan mengamati materi pengantar mengenai Hukum Hess
Pembelajaran (Cirtical thinking, literasi)
Menanya
peserta didik berdiskusi, bertanya materi mengenai Hukum Hess dan menjawab
pertanyaan di buku paket(Cirtical thinking, kolaborasi, komunikasi, literasi,
HOTs)
Mengumpulkan informasi :
peserta didik bersama kelompok mencari materi yang akan di pratikumkan dari
berbagai literatur,Peserta didik menuliskan hasil kegiatan dan brainstorming di
kelompoknya pada papan tulis.
Peserta didik boleh membuka buku, atau memanfaatkan website untuk menggali
informasi yang sesuai dengan tema pratikumnya yang didapatkan dari berbagai
literatur (Cirtical thinking, kolaborasi, komunikasi, literasi, kreatif, HOTs)
Mengasosiasi :
peserta didik berdiskusi menghubungkan konsep-konsep yang telah ditemukan
dengan tema pratikumnya dan brainstorming, kemudian melakukan diskusi pada
kelompok masing-masing dan menuliskan hasil diskusinya pada buku siswa (Critical
thinking, kolaborasi, komunikasi, literasi, kreatif, HOTs)
Mengkomunikasi :
peserta didik mengkonfirmasi dan menyepakati hasil kerja,kemudian peserta didik
memperbaiki hasilnya dalam LKPD. menyampaikan hasil diskusi kelompoknya untuk
ditanggapi oleh kelompok lain. Critical thinking, kolaborasi, komunikasi)
Penutup (10 Menit) Membuat resume (CREATIVITY) dengan bimbingan guru tentang point-point penting
yang muncul dalam kegiatan pembelajaran tentang materi faktor-faktor yang
memepengaruhi laju reaksi
Memberikan penghargaan untuk materi pelajaran faktor-faktor yang
memepengaruhi laju reaksi kepada kelompok yang memiliki kinerja dan kerjasama
yang baik.
Menutup pembelajaran dengan mengucapkan salam
Peniliaian Sikap : Jurnal Pengamatan Sikap, Penilain diri
Pengetahuan : Tes Tulis dan Penugasan
Ketrampilan : Penilaian Unjuk Kerja dan Presentase
PERTEMUAN 2 ( 2 x 45 menit)
LANGKAH LANGKAH PEMBELAJARAN MODEL GUIDED INQUIRY (INKUIRI TERBIMBING
Penutup (10 Menit) Membuat resume (CREATIVITY) dengan bimbingan guru tentang point-point penting
yang muncul dalam kegiatan pembelajaran tentang materi Hukum Hess.
Memberikan penghargaan untuk materi Hukum Hess kepada kelompok yang memiliki
kinerja dan kerjasama yang baik.
Menutup pembelajaran dengan mengucapkan salam
Peniliaian Sikap : Jurnal Pengamatan Sikap, Penilain diri
Pengetahuan : Tes Tulis dan Penugasan
Ketrampilan : Penilaian Unjuk Kerja dan Presentase
Keterangan :
• BS : Bekerja Sama
• JJ : Jujur
• TJ : Tanggun Jawab
• DS : Disiplin
Catatan :
1. Aspek perilaku dinilai dengan kriteria:
100 = Sangat Baik
75 = Baik
50 = Cukup
25 = Kurang
2. Skor maksimal = jumlah sikap yang dinilai dikalikan jumlah kriteria = 100 x 4 = 400
3. Skor sikap = jumlah skor dibagi jumlah sikap yang dinilai = 275 : 4 = 68,75
4. Kode nilai / predikat :
75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB)
50,01 – 75,00 = Baik (B)
25,01 – 50,00 = Cukup (C)
00,00 – 25,00 = Kurang (K)
5. Format di atas dapat diubah sesuai dengan aspek perilaku yang ingin dinilai
- Penilaian Diri
Seiring dengan bergesernya pusat pembelajaran dari guru kepada peserta didik, maka peserta didik
diberikan kesempatan untuk menilai kemampuan dirinya sendiri. Namun agar penilaian tetap bersifat
objektif, maka guru hendaknya menjelaskan terlebih dahulu tujuan dari penilaian diri ini, menentukan
kompetensi yang akan dinilai, kemudian menentukan kriteria penilaian yang akan digunakan, dan
merumuskan format penilaiannya Jadi, singkatnya format penilaiannya disiapkan oleh guru terlebih
dahulu. Berikut Contoh format penilaian :
Catatan :
1. Skor penilaian Ya = 100 dan Tidak = 50
2. Skor maksimal = jumlah pernyataan dikalikan jumlah kriteria = 4 x 100 = 400
3. Skor sikap = (jumlah skor dibagi skor maksimal dikali 100) = (250 : 400) x 100 = 62,50
4. Kode nilai / predikat :
75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB)
50,01 – 75,00 = Baik (B)
https://ppski.id/ ppskipusat PPSKI Pusat
25,01 – 50,00 = Cukup (C)
00,00 – 25,00 = Kurang (K)
5. Format di atas dapat juga digunakan untuk menilai kompetensi pengetahuan dan keterampilan
Catatan :
1. Skor penilaian Ya = 100 dan Tidak = 50 untuk pernyataan yang positif, sedangkan untuk pernyataan
yang negatif, Ya = 50 dan Tidak = 100
2. Skor maksimal = jumlah pernyataan dikalikan jumlah kriteria = 5 x 100 = 500
3. Skor sikap = (jumlah skor dibagi skor maksimal dikali 100) = (450 : 500) x 100 = 90,00
4. Kode nilai / predikat :
75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB)
50,01 – 75,00 = Baik (B)
25,01 – 50,00 = Cukup (C)
00,00 – 25,00 = Kurang (K)
- Penilaian Jurnal
b. Pengetahuan
- Tertulis Uraian dan atau Pilihan Ganda (Lihat lampiran)
- Tes Lisan/Observasi Terhadap Diskusi, Tanya Jawab dan Percakapan
Praktek Monolog atau Dialog
Penilaian Aspek Percakapan
Jumlah Skor Kode
Skala
N Skor Sikap Nilai
Aspek yang Dinilai
o 10
25 50 75
0
1 Intonasi
2 Pelafalan
3 Kelancaran
4 Ekspresi
5 Penampilan
6 Gestur
- Penugasan
Tugas Rumah
a. Peserta didik menjawab pertanyaan yang terdapat pada buku peserta didik
b. Peserta didik memnta tanda tangan orangtua sebagai bukti bahwa mereka telah mengerjakan tugas
rumah dengan baik
c. Peserta didik mengumpulkan jawaban dari tugas rumah yang telah dikerjakan untuk mendapatkan
penilaian.
https://ppski.id/ ppskipusat PPSKI Pusat
c. Keterampilan
- Penilaian Unjuk Kerja
Contoh instrumen penilaian unjuk kerja dapat dilihat pada instrumen penilaian ujian keterampilan
berbicara sebagai berikut:
Instrumen Penilaian
Kuran
Sangat Tidak
N Baik g
Aspek yang Dinilai Baik Baik
o (75) Baik
(100) (25)
(50)
4 Pelafalan
Keterangan :
100 = Sangat Baik
75 = Baik
50 = Kurang Baik
25 = Tidak Baik
- Penilaian Proyek
- Penilaian Produk
- Penilaian Portofolio
Kumpulan semua tugas yang sudah dikerjakan peserta didik, seperti catatan, PR, dll
Instrumen Penilain
No Aspek yang Dinilai 100 75 50 25
Nama Bentuk
Nilai Indikator yang Nilai Setelah
No Peserta Tindakan Keterangan
Ulangan Belum Dikuasai Remedial
Didik Remedial
1
2
3
4
5
6
ds
t
b. Pengayaan
Guru memberikan nasihat agar tetap rendah hati, karena telah mencapai KKM (Kriteria Ketuntasan
Minimal). Guru memberikan soal pengayaan sebagai berikut :
1) Membaca buku-buku tentang Nilai-nilai Pancasila dalam kerangka praktik penyelenggaraan
pemerintahan Negara yang relevan.
2) Mencari informasi secara online tentang Nilai-nilai Pancasila dalam kerangka praktik
penyelenggaraan pemerintahan Negara
3) Membaca surat kabar, majalah, serta berita online tentang Nilai-nilai Pancasila dalam kerangka
praktik penyelenggaraan pemerintahan Negara
4) Mengamati langsung tentang Nilai-nilai Pancasila dalam kerangka praktik penyelenggaraan
pemerintahan Negara yang ada di lingkungan sekitar.
Lampiran
Bahan Ajar
Seperti yang telah kalian pelajari pada kegiatan pembelajaran sebelumnya, entalpi reaksi adalah besarnya entalpi
yang menyertai suatu reaksi. Besarnya entalpi reaksi juga sangat beragam, ada yang menyerap, ada pula yang melepas
kalor. Perhatikan gambar berikut!
1. Entalpi Pembentukan
Entalpi pembentukan merupakan entalpi yang dibutuhkan atau dilepaskan pada pembentukan 1 mol senyawa dari
unsur-unsurnya. Apabila pengukuran perubahan entalpi pembentukan dilakukan pada keadaan standar (25 OC dan
tekanan 1 atm) maka disebut perubahan entalpi pembentukan standar ( 𝛥𝐻𝑓𝑂 )
Contoh :
N2 (g) + 3 H2 (g) ⇌ 2 NH3 (g) 𝛥H = – 92 kJ
Pada reaksi di atas, untuk membentuk 2 mol gas amonia, NH3, terjadi pelepasan kalor sebesar 92 kJ. Dengan demikian
untuk membentuk 1 mol gas amonia akan terjadi pelepasan kalor sebesar 92/2 kJ atau sebesar 46 kJ. Karena
persamaan termokimia di atas merupakan pembentukan senyawa dari unsur-unsurnya maka dapat disimpulkan
perubahan entalpi pembentukannya = – 46 kJ/mol.
2. Entalpi Penguraian
Perubahan entalpi yang dibutuhkan atau dilepaskan pada penguraian 1 mol senyawa menjadi unsur-unsur
penyusunnya yang diukur pada keadaan standar. Apabila pengukuran perubahan entalpi penguraian dilakukan pada
keadaan standar (25 OC dan tekanan 1 atm) maka disebut perubahan entalpi penguraian standar ( 𝛥𝐻𝑑𝑂 ). Contoh:
2 H2O (g) ⟶ 2 H2 (g) + O2 (g) 𝛥H = + 485,6 kJ
Pada reaksi di atas, untuk menguraikan 2 mol uap air (H2O), dibutuhkan kalor sebesar 485,6 kJ. Dengan demikian
untuk menguraikan 1 mol uap air akan membutuhkan kalor sebesar 485,6/2 atau sebesar 242,8 kJ. Karena persamaan
termokimia di atas merupakan penguraian senyawa menjadi unsur-unsurnya maka dapat disimpulkan perubahan
entalpi pembentukannya = + 242,8 kJ/mol.
3. Entalpi Pembakaran
Perubahan entalpi yang dibutuhkan atau dilepaskan pada pembakaran sempurna 1 mol zat yang diukur pada keadaan
standar. Apabila pengukuran perubahan entalpi pembakaran dilakukan pada keadaan standar (25 OC dan tekanan 1
atm) maka disebut perubahan entalpi pembakaran standar ( 𝛥𝐻𝑐𝑂 )
Contoh:
2 CH3OH (l) + 3 O2 (g) ⟶ 2 CO2 (g) + 4 H2O (g) 𝛥H = – 1.277 kJ
Pada reaksi pembakaran di atas, untuk membakar sempurna 2 mol metanol (CH 3OH), menghasilkan kalor sebesar
1.277 kJ. Dengan demikian pada pembakaran 1 mol metanol akan menghasilkan kalor sebesar 1.277/2 atau sebesar
638,5 kJ. Karena persamaan termokimia di atas merupakan pembakaran sempurna maka dapat disimpulkan
perubahan entalpi pembakarannya = – 638,5 kJ/mol.
4. Entalpi Penetralan
Perubahan entalpi yang dibutuhkan atau dilepaskan pada penetralan 1 mol asam oleh basa atau 1 mol basa oleh asam
yang diukur pada keadaan standar. Apabila pengukuran perubahan entalpi penetralan dilakukan pada keadaan
standar (25OC dan tekanan 1 atm) maka disebut perubahan entalpi penetralan standar (𝛥𝐻𝑛𝑂 )
Contoh:
2 NaOH (aq) + H2SO4 (aq) ⟶ Na2SO4 (aq) + 2 H2O (l) 𝛥H = – 200 kJ
5. Entalpi Penguapan
Perubahan entalpi yang dibutuhkan atau dilepaskan pada penguapan 1 mol zat dalam fasa cair menjadi fasa gas yang
diukur pada keadaan standar. Apabila pengukuran perubahan entalpi penguapan dilakukan pada keadaan standar (25
OC dan tekanan 1 atm) maka disebut perubahan entalpi penguapan standar (𝛥𝐻𝑣𝑎𝑝𝑂 )
Contoh:
H2O (l) ⟶ H2O (g) 𝛥H = + 44 kJ
Pada proses penguapan 1 mol H2O dari fasa cair menjadi fasa gas, dibutuhkan kalor sebesar 44 kJ, dengan demikian
perubahan entalpi penguapan = + 44 kJ/mol.
6. Entalpi Peleburan
Perubahan entalpi yang dibutuhkan atau dilepaskan pada pencairan 1 mol zat dalam fasa padat menjadi fasa cair yang
diukur pada keadaan standar. Apabila pengukuran perubahan entalpi peleburan dilakukan pada keadaan standar (25
OC dan tekanan 1 atm) maka disebut perubahan entalpi peleburan standar (𝛥𝐻𝑓𝑢𝑠𝑂 )
Contoh:
H2O (s) ⟶ H2O (l) 𝛥H = + 6,01 kJ
Pada proses peleburan 1 mol H2O dari fasa padat menjadi fasa cair, dibutuhkan kalor sebesar 6,01 kJ, dengan
demikian perubahan entalpi peleburan H2O = + 6,01 kJ/mol.
7. Entalpi Penyubliman
Perubahan entalpi yang dibutuhkan atau dilepaskan pada penyubliman 1 mol zat dalam fasa padat menjadi fasa gas
yang diukur pada keadaan standar. Apabila pengukuran perubahan entalpi penyubliman dilakukan pada keadaan
standar (25OC dan tekanan 1 atm) maka disebut perubahan entalpi penyubliman standar (𝛥𝐻𝑠𝑢𝑏𝑂 ). Contoh:
H2O (s) ⟶ H2O (g) 𝛥H = + 50,01 kJ
Pada proses penyubliman 1 mol H2O dari fasa padat menjadi fasa gas, dibutuhkan kalor sebesar 50,01 kJ, dengan
demikian perubahan entalpi penyubliman H2O = +50,01 kJ/mol.
8. Entalpi Pelarutan
Perubahan entalpi yang dibutuhkan atau dilepaskan pada pelarutan 1 mol zat terlarut yang diukur pada keadaan
standar. Apabila pengukuran perubahan entalpi pelarutan dilakukan pada keadaan standar (25 OC dan tekanan 1
atm) maka disebut perubahan entalpi pelarutan standar ( 𝛥𝐻𝑠𝑜𝑙𝑂 )
Contoh:
HCl(g) ⟶ HCl (aq) 𝛥H = – 75,14 kJ
Pada proses pelarutan 1 mol HCl dari fasa gas menjadi fasa larutan, menghasilkan kalor sebesar 75,14 kJ, dengan
demikian perubahan entalpi pelarutan HCl = –75,14 kJ/mol.
Jawab:
a. Reaksi pembakaran metanol berarti metanol direaksikan dengan oksigen, sebagai berikut:
CH3OH (l) + 3/2O2 (g) → CO2 (g) + 2H2O (g) 𝛥H = ?
𝛥H = 𝛴 𝛥𝐻𝑓𝑜(produk) – 𝛴 𝛥𝐻𝑓𝑜(reaktan)
= (1.𝛥𝐻𝑓𝑜CO2 + 2.𝛥𝐻𝑓𝑜 H2O) – (𝛥 𝐻𝑓𝑜 CH3OH + 3/2.𝛥𝐻𝑓𝑜O2)
= (– 393,5 kJ + 2mol. – 286,0 kJ/mol) –(– 238,6 kJ + 3/2 mol.0 kJ/mol)
= (– 393,5 kJ + ( – 572kJ ) –(– 238,6 kJ )
= – 965,5 kJ + 238,6 kJ
= – 726,9 kJ
Jadi perubahan entalpi pembakaran metanol = – 726,9 kJ/mol.
b. Kalor yang dibebaskan pada pembakaran 8 gram metanol:
8 gram metanol = 8 gram / 32 gram.mol –1 = 0,25 mol
Maka kalor yang dibebaskan pada pembakaran 8 gram metanol adalah:
= 0,25 mol . – 726,9 kJ/mol
= – 181,725 kJ
Jadi kalor yang dibebaskan pada pembakaran 8 gram metanol = 181,725 kJ
Dari ilustrasi tersebut, keadaan awal adalah A, sedangkan keadaan akhir adalah D. Untuk mencapai keadaan akhir,
dari keadaan awal terdapat 3 jalur:
a. A – B – D dengan entalpi reaksi 𝛥H1 + 𝛥H4
b. A – D dengan entalpi reaksi 𝛥H3
c. A – C – D dengan entalpi reaksi 𝛥H2 + 𝛥H5
Dengan demikian, menurut Hukum Hess dapat dibuat persamaan :
𝛥H1 + 𝛥H4 = 𝛥H3 = 𝛥H2 + 𝛥H5
Contoh Soal 1: