(RPP)
DISUSUN OLEH:
DRS. HERI HANDOKO.MM
SMAN 96 JAKARTA
2019
S M A NEGERI 96 JAKARTA
RencanaPelaksanaanPembelajaran (RPP)
SEMESTER I TP.2019/2020
A. Tujuan Pembelajaran
Melalui model pembelajaran Discovery Learning dan inquiry leraningdengan menggali
informasi dari berbagai sumber belajar, penyelidikan sederhana dan mengolah
informasi, diharapkan peserta didik terlibat aktif selama proses belajar mengajar berlangsung,
memiliki sikap ingin tahu, teliti dalam melakukan pengamatan dan bertanggungjawab dalam
menyampaikan pendapat, menjawab pertanyaan, memberi saran dan kritik, serta dapat
menganalisis penurunan titik beku, penurunan tekanan uap, kenaikan titik didih senyawa non
elektrolit dan elektrolit serta menentukan besarnya tekanan osmotik suatu larutan elektrolit
dan non elektrolit, melakukan, dan menyimpulkan serta menyajikan hasil percobaan sifat
koligatif larutan.
KD pada KI 3 KD pada KI 4
3.1 Menganalisis penyebab adanya 4.1 Menyajikan hasil analisis
fenomena sifat koligatif larutan berdasarkan data percobaan terkait
pada penurunan tekanan uap, penurunan tekanan uap, kenaikan
kenaikan titik didih, penurunan titik didih, penurunan titik beku,
titik beku dan tekanan osmosis. dan tekanan osmosis larutan.
IPK: IPK:
3.1.1 Menghitung konsentrasi suatu 4.1.1 Merancang percobaan
larutan (fraksi mol dan mengenai penurunan titik
molalitas). beku larutan
3.1.2 Menjelaskan penyebab 4.1.2 Melakukan percobaan
adanya fenomena sifat mengenai penurunan titik
koligatif larutan pada beku larutan
penurunan tekanan uap. 4.1.3 Mengkomunikasikan secara
3.1.3 Menjelaskan penyebab lisan dan tulisan hasil analisis
adanya fenomena sifat terkait sifat koligatif larutan.
koligatif larutan pada kenaikan
titik didih.
3.1.4 Menjelaskan penyebab
adanya fenomena sifat
koligatif larutan pada
penurunan titik beku.
3.1.5 Menjelaskan penyebab
adanya fenomena sifat
koligatif larutan pada tekanan
osmosis.
3.1.6 Menghubungkan konsentrasi
(fraksi mol/kemolalan) dengan
sifat koligatif larutan.
3.1.7 Menyelesaikan perhitungan
kimia terkait sifat koligatif
larutan.
3.2. Membedakan sifat koligatif 4.2. Mengolah dan menganalisis data
larutan elektrolit dan larutan percobaan untuk membandingkan
nonelektrolit. sifat koligatif larutan
IPK: elektrolitdengan sifat koligatif
3.2.1 Menjelaskan perbedaan larutan nonelektrolit yang
larutan elektrolit dan larutan konsentrasinya sama.
non elektrolit.
3.2.2 Menjelaskan penyebab IPK:
adanya perbedaan antara 4.2.1 Membandingkan sifat
sifat koligatif larutan koligatif antara larutan
elektrolit dan nonelektrolit. elektrolit dan non elektrolit
3.2.3 Menuliskan fomula untuk melalui data percobaan yang
menentukan sifat koligatif diberikan.
larutan elektrolit (dengan
melibatkan faktor Van
Hoff).
3.2.4 Menghitung sifat koligatif
larutan elektrolit elektrolit
menggunakan formula yang
melibatkan faktor Van
Hoff.
3.2.5 Menjelaskan perbedaan
antara sifat koligatif larutan
elektrolit dan nonelektrolit.
A. MateriPembelajaran
Sifat Koligatif Larutan
Konsentrasi larutan
Diagram P-T
Penurunan tekanan uap jenuh
Kenaikan titik didih
Penurunan titik beku
Osmosis dan tekanan osmosis
Di negarabermusimdingin,
NaClditaburkandijalan-
jalanuntukmencairkansalju.
penggunaan garam dalam pembuatan es puter.
Problem Statemen
Guru mengajukan berbagai pertanyaan terkait gambar yang telah ditampilkan dan
telah diamati oleh Peserta didik. (HOTS, literasi)
“mengapa memasak tanpa garam lebih cepat mendidih?”
“mengapa penggunaan garam membuat es puter tetap dingin?”
“mengapa digunakan garam untuk mencairkan salju?”
Mengumpulkan data
Guru meminta Peserta didik untuk membaca buku sumber dan mendiskusikan
dalam kelompok mengenai konsentrasi (fraksi mol dan molalitas) dan berlatih
menghitungnya.(HOTS dan litersasi)
Guru membimbing Peserta didik dalam kelompok untuk mendiskusikan Sifat
Koligatif Larutan mengenai penurunan tekanan uap. (communication, literasi,
ceatif. Collaborasi)
larutanNaCl 1,0 M
menghasilkan ion Na+ (biru)
dan ion Cl- (hijau) yang
terlarutdalam air
“Jadi, bagaimana pengaruh dari penambahan zat terlarut yang tidak mudah
menguap kedalam suatu cairan murni?”
Guru mengajukan pertanyaan yang ada keterkaitannya dengan tema sifat koligatif
larutan elektrolit dan nonelektrolit.
“Apakah ananda masih ingat perbedaan antara larutan elektrolit dengan
larutan nonelektrolit jika ditinjau dari kemampuannya untuk terionisasi?”
“Bagaimana perbedaannya?”
“Jadi bagaimana dengan jumlah partikelnya?”
“Mana yang lebih banyak jumlah partikel lerutan elektrolit dan larutan
nonelektrolit?”
Motivasi
Guru memberikan gambaran tentang manfaat mempelajari sifat koligatif larutan
elektrolit dan nonelektrolit dengan memberikan contoh penerapan sifat koligatif
larutan dalam kehidupan sehari-hari.
“Apakah ananda mempunyai impian untuk pergi keluar negeri?atau ke daerah
yang ada musim saljunya seperti yang ada pada gambar?” (dengan
menampilkan gambar)
Di negarabermusimdingin,
NaClditaburkandijalan-
jalanuntukmencairkansalju.
“Tahukah ananda jika salju yang menumpuk dijalanan akan mempersulit
manusia untuk melewatkan kendaraannya?”
“Nah, disinilah peranan sifat koligatif larutan. Dimana, orang-orang akan
menaburkan garam dijalanan untuk mancairkan salju, kenapa bisa ya?”
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan yang sedang
berlangsung.
Pemberian acuan
Guru memberitahukan materi pelajaran yang akan dibahas pada pertemuan saat
itu.
Peserta didik membentuk kelompok belajar sesuai dengan arahan/petunjuk yang
diberikan guru.
Kegiatan Inti 150
Tahap I (Mengamati)(literasi, collaborasi, communication,HOTS) menit
Peserta didik diminta untuk berkelompok
Peserta didik diminta untuk mengamati dan mempelajari data hasil percobaan
tentang sifat koligatif larutan elektrolit dan non elektrolit yang ditampilkan oleh
guru.
Larutanelektrolit
Tahan II (Menanya)(literasi, communication, collaboration)
Guru membimbing peserta didik mengajukan pertanyaan terkait dengan
perbedaan data percobaan sifat koligatif untuk larutan elektrolit dan larutan non
elektrolit yang ditampilkan pada media.
“Bagaimana sifat koligatif dari beberapa larutan nonelektrolit pada
konsentrasi yang sama?”
“Apakah ada perbedaan antara sifat koligatif larutan yang satu dengan larutan
yang lainnya?”
“Jika dibandingkan dengan beberapa larutan elektrolit, bagaimana sifat
koligatif dari larutan elektrolit dengan konsentrasi yang sama?”
“Apakah ada perbedaan antara sifat koligatif larutan elektrolit dan
nonelektrolit pada konsentrasi yang sama?”
“Jika ada, berapa besar perbedaannya?”
“Dilihat dari kemampuan zat terlarut (elektrolit dan nonelektrolit) untuk
terionisasi, dengan konsentrasi yang sama, bagaimana dengan jumlah partikel
yang ada di dalam larutan elektrolit dengan larutan nonelektrolit?”
“Jadi, kenapa sifat koligatif larutan elekktrolit lebih besar dibandingkan sifat
koligatif larutan non elektrolit?”
Tahap III (Menduga)(communication, literasi, collaboration)
Sifat koligatif larutan elektrolit dan non elektrolit memiliki perbedaan
Tahap IV (Mengumpulkan Data)(literasi, communication, collaboration, critical
thinking)
Guru membimbingPeserta didik untuk mendiskusikan sifat larutan elektrolit dan
larutan non elektrolit dalam kelompok.
Guru membimbing Peserta didik dengan pertanyaan untuk menghubungkan sifat
larutan (elektrolit dan non elektrolit) dengan konsentrasi berdasarkan data
percobaan.
Guru membimbing Peserta didik dengan pertanyaan untuk menganalisis hubungan
antara sifat larutan (elektrolit dan non elektrolit), konsentrasi dan sifat koligatif
larutan.
Tahap V( Menyimpulkan)(literasi, communication, collaboration, critical
thinking)
Peserta didik menyimpulkan perbedaan sifat koligatif larutan elektrolit dan larutan
non elektrolit.
Peserta didik menemukan formula untuk menghitung sifat koligatif larutan
elektrolit. (melibatkan faktor Van Hoff)
Peserta didik berlatih menghitung sifat koligatif larutan elektrolit menggunakan
formula yang sudah ditemukan.
Peserta didik menyajikan semua yang telah dipelajari (lisan/tertulis) dengan
menggunakan tata bahasa yang benar.
Kegiatan Penutup 15
Peserta didik membuat kesimpulan mengenai perbedaan sifat koligatif larutan menit
elektrolit dan nonelektrolit dengan bimbingan guru.
Berdasarkan pembelajaran hari ini, apa yang dapat ananda simpulkan mengenai
sifat koligatif larutan elektrolit dan sifat koligatif larutan nonelektrolit?
Terkait :
“Berdasarkan daya ionisasinya, apa yang membedakan larutan elektrolit dan
larutan nonelektrolit?”
“Manakah yang lebih banyak partikel zat terlarut di dalam larutan elektrolit
ataukah di dalam larutan nonlelektrolit?”
“Jadi, bagaimanakah perbedaan sifat koligatif dari larutan elektrolit dan
larutan nonelektrolit?”
“Faktor apakah yang dibutuhkan untuk mencari sifat koligatif larutan
elektrolit?”
Guru memberikan tugas tambahan di rumah kepada Peserta didik untuk
meningkatkan pemahaman Peserta didik terhadap materi sifat koligatif larutan
elektrolit dan nonelektrolit.
Guru meminta Peserta didik untuk mempelajari materi yang akan dipelajari pada
pertemuan selanjutnya yaitu Reaksi Redoks dan Elektrokimia.
Guru meminta ketua kelas untuk memimpin do’a untuk mengakhiri proses
pembelajaran.
Catatan :
Selama proses pembelajaran berlangsung, guru mengamati sikap Peserta didik dalam pembelajaran
yang meliputi sikap : disiplin, rasa percaya diri, berperilaku jujur, tanggung jawab, rasa ingin tahu,
dan bekerja sama.
H. Penilaian
N Kelompok
Aspek yang dinilai
o A B C D E F G H I
1 Aktif mendengar
2 Aktif bertanya
3 Mengemukakan pendapat
4 Mengendalikan diri
5 Menghargai orang lain
6 Bekerja sama dengan orang lain
7 Berbagi pengetahuan yang dimiliki
8 Pengelolaan waktu
Hari/ tanggal :
Ketentuan :
1 = kurang
2 = cukup
3 = baik
4 = sangat baik
Nama : ................................................................
NIS : ................................................................
Kelas : ................................................................
Skors (1-5)
No Aspek
1 2 3 4 5
1. Perencanaan
a. Persiapan
b. Rumusan judul
2. Pelaksanaan
a. Sistematika penulisan
b. Keakuratan sumber data/ informasi
c. Kuantitas sumber data
d. Analisis data
e. Penarikan kesimpulan
3. Laporan proyek
a. Performance
b. Presentasi/ penugasan
Total Skors
Lembar Penilaian Antar Teman dalam diskusi
Kelas : ….. MIA
Kelompok :………………
Hari/tgl:…………..
Materi :…………..
Aspek Jumlah
No Nama Peserta didik Nilai
1 2 3 4 5 6 7 Skors
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Keterangan Aspek :
1 = keaktifan
2 = kesediaan menerima pendapat
3 = tanggung jawab dalam tugas
4 = inisiatif dalam mengambil keputusan
5 = kepedulian terhadap kesulitan yang dialami sesama teman
6 = kepedulian dalam memberikan kesempatan yang dialami sesama teman
7 = kemampuan dalam mendorong aktivitas kerja kelompok
Ketentuan :
1 = jika peserta didik sangat kurang konsisten memperlihatkan perilaku yang tertera
dalam indikator.
2 = jika peserta didik kurang konsisten memperlihatkan perilaku yang tertera dalam
indikator, tetapi belum konsisten.
3 = jika peserta didik mulai konsisten memperlihatkan perilaku yang tertera dalam
indikator.
4 = jika peserta didik konsisten memperlihatkan perilaku yang tertera dalam indikator.
5 = jika peserta didik selalu konsisten memperlihatkan perilaku yang tertera dalam
indikator.
jumla h skors
Nilai= ×100
35
KISI-KISI SOAL
Jumlah
Indikator Tujuan Pembelajaran C1 C2 C3 C4 C5
soal
3.2.1 Menjelaskan 1. Peserta didik mampu 2 1
perbedaan larutan menjelaskan tentang
elektrolit dan perbedaan antara larutan
larutan non elektrolit dan larutan
elektrolit. nonelektrolit.
3.2.2 Menjelaskan 2. Peserta didik mampu 9 5 2
penyebab adanya menjelaskan tentang penyebab
perbedaan antara perbedaan sifat koligatif
sifat koligatif antara larutan elektrolit dan
larutan elektrolit larutan nonelektrolit.
dan nonelektrolit.
3.2.3 Menuliskan fomula 3. Peserta didik dapat
untuk menentukan menemukan formula untuk
sifat koligatif menentukan sifat koligatif
larutan elektrolit larutan elektrolit (dengan
(dengan melibatkan faktor Van Hoff).
melibatkan faktor
Van Hoff).
3.2.4 Menghitung sifat 4. Menghitung sifat koligatif 1,7 6 3
koligatif larutan larutan elektrolit elektrolit
elektrolit menggunakan formula yang
menggunakan melibatkan faktor Van Hoff.
formula yang 5. Peserta didik mampu
melibatkan faktor menghitung sifat koligatif 10 3
Van Hoff. larutan elektrolit dan larutan 11
nonelektrolit. 12
3.2.5 Menjelaskan 6. Peserta didik mampu
perbedaan antara menjelaskan perbedaan sifat
sifat koligatif koligatif antara larutan
larutan elektrolit elektrolit dan larutan
dan nonelektrolit. nonelektrolit.
7. Peserta didik mampu
mengkomunikasikan secara
lisan hasil analisis terkait sifat
koligatif larutan.
8. Peserta didik mampu
mengkomunikasikan secara
tulisan hasil analisis terkait
sifat koligatif larutan.
4.2.1 Membandingkan 9. Peserta didik mampu 3 8 3
sifat koligatif menganalisis data percobaan 4
antara larutan untuk membandingkan sifat
elektrolit dan non koligatif antara larutan
elektrolit melalui elektrolit dan larutan
data percobaan nonelektrolit.
yang diberikan.
∑ = 12
Evaluasi
Pilihan Ganda (X) Soal membandingkan sifat koligatif larutan elektrolit dan non-elektrolit
5. Tekanan osmosis larutan CaCl2 adalah 0.54 atm dan larutan sukrosa adalah0.220 atm. Kedua
larutan memiliki molalitas yang sama,hitung :
a. Faktor vant hoff
b. Derajat disosiasi CaCl2
6. Berapa faktor vant hoff larutan HF 0.01 M jika tekanan osmotik larutan pada 25 ℃ adalah 0.7
atm ..
7. Apa yang dimaksud dengan derjat disosiasi (α ¿ larutan elektrolit,dan bagaimana
hubungannya dengan faktor vant hoff..
8. Untuk konsentrasi yang sama, bagaimana sifat koligatif larutan elektrolit dibandingkan
larutan non elektrolit?jelaskan alasannya ..
9. Yang membedakan sifat koligatif elektrolit dan non elektolit adalah….
10. Berapakah titik didih larutan yang dibuat dengan melarutkan 5.58 gram NaCl dalam 1 kg air?
(Kb air = 0.52, Ar Na = 23, Cl = 35.5).
11. Sebanyak 1 gram MgCl2 dilarutkan dalam 500 gram air ternyata membeku pada suhu -0.115
°C (Kf air = 1.86 Ar Mg = 24, Cl = 35.5). Tentukan derajat ionisasi MgCl2!
12. Sebanyak 24 gram zat nonelektrolit dilarutkan dalam air hingga volume larutan 2 liter dan
ternyata larutan ini isotonis dengan larutan NaOH 0.1 M. Berapakah massa molekul relatif zat
tersebut?
Kunci Jawaban
1. D
2. A
3. B
4. C
5. a.faktor vant hoff
μ elektrolit μ CaCl 2 0 , 54
= = =2,45
π non−elektrolit π sukrosa 0 ,22 O
b.derjat disosiasi
2, 45−1
i=1+(3-i)α ; 2,70=1=2 α → α = =0,72
2
6. π=MRT
=0,01.0,08206L atm/mol K.298K
=0,244atm
7. Derjat disosiasi adalah satuan yang menyatakan kuat lemahnya suatu elektrolit,yang
rumusnya adalah :
mol zat terdisosiasi
α=
mol zat yang dilarutkan
Jika dihubungkan dengan faktor vant hoff, maka kita akan dapat mengetahui sifat
koligaif dari larutan elektrolit.
8. Untuk konsentrasi yang sama sifat koligatif larutan elektrolit lebih besar dibandingkan
larutan non elektrolit, hal ini disebabkan karena larutan elektrolit terurai menjadi ion-
ion sehingga menyebabkan molekul atau zat terlarut nya menjadi lebih banyak
sehingga sifat koligatif nya juga menjadi semakin besar.
9. Yang membedakan sifat koligatif larutan elektrolit dan non elektrolit adalah dari segi
menghitungnya, yang mana sifat koligatif larutan elektrolit dipengaruhi oleh faktor
vant hoff yang merupakan hasil kali ionisasi dari zat tersebut,sementara untuk laruran
non-elektrolit tidak mengalikan dengan faktor vantt hoff.
10. Berapakah titik didih larutan yang dibuat dengan melarutkan 5.58 gram NaCl dalam 1
kg air? (Kb air = 0.52, Ar Na = 23, Cl = 35.5)
Jawab:
Tb = m × Kb × i (NaCl, elektrolit kuat, = 1)
Tb = m × Kb × n
massa 1000
¿ × × Kb× n
Mr 1000
5.85 g 1000
¿ × × 0.52℃ m−1 × 2
58.6 g mol −1
1000 g
¿ 104.5 ℃
11. Sebanyak 1 gram MgCl2 dilarutkan dalam 500 gram air ternyata membeku pada suhu
-0,115 °C (Kf air = 1,86Ar Mg = 24, Cl = 35,5). Tentukan derajat ionisasi MgCl2!
Jawab :
∆ T f =T fair −T flarutan
¿ 0−(−0.115 )
¿ 0.115 ℃
massa 1000
∆Tf= × × K f ×i
Mr 1000
1g 1000
0.115= × × 1.86 ℃ m−1 ×i
95 g mol−1
500 g
0.115=0.022 ×1.86 ×i
0.115
i=
0.022× 1.86
i=2.8
i=1+ ( n−1 ) α
2.8=1+ ( 3−1 ) α
2.8=1+ 2 α
1.8=2 α
α =0.9
12. Sebanyak 24 gram zat nonelektrolit dilarutkan dalam air hingga volume larutan 2 liter
dan ternyata larutan ini isotonis dengan larutan NaOH 0,1 M. Berapakah massa
molekul relatif zat tersebut?
Jawab :
Isotonis berarti memiliki tekanan osmotik yang sama.
π NaOH =π zat
MRTi=MRT
0.1 × R ×T × 2=MRT
0.2=C
massa
C=
Mr ×V
24 g
Mr=
0.4 mol
¿ 60 g mol−1
SIFAT KOLIGATIF LAARUTAN
PETA KONSEP
MOLARITAS
TEKANAN OSMOTIK
BAB I
Sifat koligatif larutan merupakan sifat larutan dilihat berdasarkan jumlah partikel zat terlarut, bukan
dilihat dari jenis zat terlarut
1. Larutan adalah campuran homogen antara dua atau lebih jenis zat. Homogen berarti bahwa
campuran tersebut mempunyai komposisi yang sama di bagian mana pun. Sebagai contoh, jika
sejumlah gula dilarutkan dalam air dan diaduk dengan baik, maka campuran tersebut pada
dasarnya akan seragam (sama) di semua bagian.
Larutan terdiri dari pelarut dan satu atau lebih zat terlarut.Pelarut adalah senyawa yang ada
dalam jumlah paling besar danzat terlarut adalah senyawa yang ada dalam jumlah lebih sedikit.
Larutan dapat berupa cairan, gas, bahkan padatan. Sebagai contoh, atmosfer adalah larutan;
sebab, udara mengandung hampir 79% gas nitrogen, yang dianggap sebagai pelarut, dan gas
oksigen, karbon dioksida, serta gas lainnya adalah zat terlarut. Sedangkan contoh larutan dalam
bentuk padatan adalah alloy (paduan logam), seperti kuningan (alloy dari Cu dan Zn)
dan solder (alloy dari Sn dan Pb).
Berdasarkan daya hantar listrik, larutan dapat dibedakan menjadi dua kategori, antara lain:
Larutan yang dapat menghantarkan listrik dengan baik. Larutan elektrolit memiliki daya
hantar listrik yang bervariasi. Larutan elektrolit kuat memiliki daya hantar listrik yang
jauh lebih baik dibandingkan larutan elektrolit lemah.
Zat terlarut dalam elektrolit kuat akan terionisasi sempurna, sehingga menghasilkan ion-
ion bebas dalam jumlah besar. Derajat ionisasi zat terlarut (α) sebesar 1. Yang termasuk
kategori larutan elektrolit kuat adalah asam kuat (HCl), basa kuat (NaOH), dan garam
yang mudah larut (NaCl).
Sebaliknya, zat terlarut dalam elektrolit lemah hanya terionisasi sebagian, sehingga
menghasilkan ion-ion bebas dalam jumlah kecil. Derajat ionisasi zat terlarut (α) berkisar
antara 0 hingga 1 (0<α<1). Yang termasuk kategori larutan elektrolit lemah adalah asam
lemah (CH3COOH), basa lemah (NH3), dan garam yang sukar larut (AgCl).
Larutan yang tidak dapat menghantarkan listrik, sebab zat terlarut tidak terionisasi
menghasilkan ion-ion bebas. Derajat ionisasi zat terlarut (α) sebesar 0. Yang termasuk
kategori larutan nonelektrolit adalah senyawa berbasis karbon (hidrokarbon dan senyawa
organik).
2. Konsentrasi adalah jumlah zat terlarut di dalam sejumlah larutan
tertentu. Berbagai macam satuan konsentrasi larutan dapat digunakan untuk menjelaskan secara
kuantitatif jumlah relatif dari zat terlarut dan pelarut. Para ahli kimia menggunakan empat
macam satuan konsentrasi, antara lain:
Persen massa adalah perbandingan antara massa zat terlarut terhadap massa larutan, yang
kemudian dikalikan dengan 100 persen.
massazatterlarut
persen massa (%) = x 100%
massa zat larutan
Fraksi mol adalah perbandingan antara jumlah mol suatu komponenterhadap jumlah
mol total semua komponen.
Fraksi mol zat terlarut (Xt) adalah perbandingan antara jumlah mol zat terlarut terhadap
jumlah mol total dalam larutan.
Sedangkan fraksi mol pelarut (Xp) adalah perbandingan antara jumlah mol pelarut
terhadap jumlah mol total dalam larutan.
Xp + Xt = 1
2.4. Molalitas (m)
Molalitas didefinisikan sebagai jumlah mol zat terlarut per kilogram pelarut.
Beberapa sifat larutan bergantung pada sifat khusus dari zat terlarutnya. Dengan kata
lain, pengaruh yang dapat diamati tentang larutan tersebut bergantung pada sifat alamiah
zat terlarutnya. Sebagai contoh, larutan garam berasa asin, sedangkan larutan gula berasa
manis. Larutan garam menghantarkan listrik, sedangkan larutan gula tidak
menghantarkan arus listrik. Larutan yang mengandung kation nikel berwarna hijau,
sedangkan larutan yang mengandung kation tembaga berwarna biru.
Ada juga penggolongan larutan yang tidak bergantung pada jenis zat terlarut, khususnya
hanya bergantung pada jumlah partikel zat terlarut. Sifat ini disebut sifat koligatif larutan,
yaitu sifat yang bergantung pada jumlah partikel zat terlarut dan tidak bergantung pada sifat
partikel zat terlarut. Perubahan yang dapat diamati pada larutan hanya bergantung pada
jumlah zat terlarut yang ada.Untuk mempermudah pemahaman pengertian sifat koligatif, mari
kita gunakan contoh berikut. Ke dalam dua buah tabung reaksi masing-masing dilarutkan
garam dapur (NaCl) dan gula (C6H12O6).
Contoh sifat yang didasarkan pada jenis zat adalah rasa. Tabung reaksi yang berisi larutan
gula akan berasa manis, sedangkan tabung yang berisi larutan garam akan terasa asin. Jika
jenis zat terlarut yang kita larutkan adalah asam asetat, maka rasa dari larutan adalah asam,
jika kita masukkan sari daun pepaya, maka larutan akan terasa pahit. Selain rasa, warna dan
aroma juga merupakan sifat larutan dilihat berdasarkan jenis zat terlarut. Sifat berdasarkan
jumlah dapat diketahui melalui konsentrasi larutan atau daya hantar listrrik.Larutan terdapat
larutan encer atau kental, adapula yang menghantarkan listrik atau tidak.
Jika ke dalam botol mineral tadi kita larutkan gula atau garam atau sirup, kemudian kita
tunggu sampai keadaan uap jenuh, lalu kita ukur tekanannya, maka hasil pengukuran akan
menunjukkan angka yang lebih kecil dari tekanan uap jenuh air murni. Hal ini menunjukkan
bahwa partikel zat terlarut akan menurunkan tekanan uap jenuh. Kenapa terjadi penurunan
tekanan uap jenuh? Hal ini dikarenakan partikel-partikel pelarut murni yang akan menguap,
terhalang oleh partikel-partikel zat terlarut, sehingga hanya sedikit partikel pelarut yang dapat
menguap, sehingga tekanan yang dihasilkan juga sedikit. Untuk lebih jelasnya digambarkan
pada sketsa di bawah ini:
∆P=XB.Po
Setiap cairan mempunyai suhu didih tertentu (pada tekanan atmosfer tertentu). Suhu ini
disebut titik didih cairan. Jika cairan tersebut digunakan sebagai pelarut dalam suatu larutan,
maka akan diamati bahwa titik didih larutannya akan selalu lebih tinggi dibandingkan cairan
murninya (pelarut). Hal ini dikenal dengan istilah kenaikan titik didih. Adanya zat terlarut
yang sukar menguap menyebabkan pelarut tidak mudah menguap dengan mudah. Oleh karena
itu, diperlukan energi yang lebih besar (konsekuensinya suhu menjadi semakin tinggi) untuk
menguapkan pelarut. Besarnya kenaikan titik didih dapat dihitung melalui persamaan berikut:
ΔTb = Kb . m
Setiap cairan mempunyai suhu beku tertentu. Jika suatu cairan digunakan sebagai pelarut,
dapat diamati bahwa titik beku larutan tersebut ternyata selalu lebih rendah dibandingkan titik
beku cairan murninya (pelarut). Hal ini disebut penurunan titik beku.
Adanya zat terlarut menyebabkan entropi (ketidakteraturan) pelarut semakin tinggi. Dengan
demikian, untuk mengubah pelarut dari fasa cair menjadi fasa padat diperlukan usaha ekstra.
Hal ini mengakibatkan titik beku larutan lebih rendah dibandingkan pelarutnya. Persamaan
yang digunakan untuk menghitung besarnya penurunan titik beku adalah sebagai berikut:
ΔTf = Kf . m
5. DIAGRAM CARNOT
A.Diagram Fase atau Diagram P - T pada Pelarut H2O
Mengapa larutan (pelarut + zat terlarut) mendidih pada suhu yang lebih tinggi dan membeku
pada suhu yang lebih rendah dari pada pelarutnya? Pertanyaan ini dapat dijelaskan secara
teoritis dengan membandingkan diagram fase pelarut dengan diagram fase larutannya.
Diagram fase atau biasa disebut juga diagram P - T adalah diagram yang menyatakan
hubungan antara suhu (T) dan tekanan P dengan fase zat (padat, cair, dan gas). Diagram fase
menyatakan batas-batas suhu dan tekanan di mana suatu bentuk fase dapat stabil. Diagram
fase H2O dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
1. Garis didih
Garis B - C pada gambar di atas disebut garis didih. Garis didih merupakan transisi fase cair
- gas. Setiap titik pada garis ini menyatakan suhu dan tekanan di mana air akan mendidih.
Seperti yang kita ketahui bahwa titik didih tergantung pada tekanan gas di permukaan. Pada
tekanan 1 atm atau 760 mmHg, air mendidih pada suhu 100oC. Jika terdapat tempat di bumi
ini yang mempunyai tekanan 4,58 mmHg, maka sudah dipastikan air akan mendidih pada
kisaran 0,0098oC.
2. Garis beku
Garis B - D pada gambar di atas disebut garis beku. Garis beku merupakan transisi fase cair -
padat. Setiap titik pada garis ini menyatakan suhu dan tekanan di mana air dapat membeku
(es mencair). Pada tekanan 1 atm atau 760 mmHg, air membeku pada suhu 0oC, dan jika
terdapat tempat di bumi ini yang mempunyai tekanan 4,58 mmHg, maka sudah dipastikan air
akan membeku pada kisaran0,0098oC. titik beku dan titik didih pada tekanan 4,58
mmHg mempunyai nilai yang sama, artinya titik didih = titik beku pelarut. Perhatikan bahwa
tekanan permukaan berpengaruh besar pada titik didih, tetapi sangat kecil pengaruhnya
terhadap titik beku. Garis B - D nyaris vertical terhadap sumbu suhu.
3. Garis sublimasi
Perpotongan antara garis didih dengan garis beku dan garis sublimasi disebut titik tripel. Titik
tripel air adalah 0,0098oC pada tekanan 4,58 mmHg. Pada titik tripelnya, ketiga bentuk fase,
yaitu padat, cair, dan gas berada dalam kesetimbangan.
Larutan mempunyai tekanan uap lebih rendah dari pada pelarut murninya (dalam hal ini air)
yang dinyatakan sebagai. Oleh karena itu garis didih dan garis beku larutan berada di bawah
garis didih dan garis beku pelarutnya. Penurunan tekanan uap tersebut berpengaruh terhadap
titik didih dan titik beku larutan. seperti yang tampak pada diagram P - T larutan di atas,
tekanan uap larutan belum 760 mmHg pada suhu 100 oC. oleh karena itu belum mendidih.
Larutan akan mendidih pada suhu di atas 100 oC yaitu ketika tekanan uapnya mencapai 760
mmHg. Dengan kata lain, larutan mempunyai titik didih lebih tinggi dari pada pelarutnya.
Sebaliknya, penurunan tekanan uap menyebabkan titik beku larutan lebih rendah
dibandingkan dengan titik beku pelarutnya.
Pelarut selalu mengalir melalui membran semipermeabel dari sisi yang lebih encer ke sisi
yang lebih pekat. Semakin pekat larutan , semakin tinggi tekanan yang dibutuhkan untuk
menghentikan osmosis (semakin besar tekanan osmosisnya).
Persamaan yang digunakan untuk menghitung tekanan osmosis larutan adalah sebagai
berikut:
π=M.R.T
M = molaritas larutan
Sama seperti sifat koligatif lainnya, besarnya tekanan osmosis berbanding lurus terhadap
konsentrasi larutan. Dua larutan yang memiliki konsentrasi yang sama, akan memiliki tekanan
osmosis yang sama, larutan dikatakan isotonis satu sama lainnya. Di sisi lain, bila dua larutan
tidak memiliki konsentrasi yang sama, maka larutan yang lebih pekat dikatakan hipertonis;
sementara larutan yang lebih encer dikatakan hipotonis.
Sifat koligatif larutan elektrolit berbeda dibandingkan sifat koligatif larutan nonelektrolit. Hal
ini terjadi karena zat elektrolit akan terionisasi menghasilkan ion-ion bebas dalam larutan,
sehingga satu unit partikel zat elektrolit akan terurai menjadi dua atau lebih partikel ketika
dilarutkan.
Sebagai contoh, setiap partikel NaCl akan terurai menjadi dua ion, yaitu ion Na + dan ion Cl-.
Dengan demikian, sifat koligatif larutan NaCl 0,1 m adalah dua kali sifat koligatif larutan
nonelektrolit 0,1 m. Tentu, diharapkan bahwa sifat koligatif larutan CaCl 2 0,1 m adalah tiga
kali sifat koligatif larutan larutan glukosa 0,1 m (nonelektrolit).
Dengan demikian, sifat koligatif larutan elektrolit harus dilengkapi dengan faktor ionisasi
(faktor Van’t Hoff) dan dimodifikasi menjadi sebagai berikut:
ΔTb = Kb . m . i
ΔTf = Kf . m . i
π=M.R.T.i
i = faktor Van’t Hoff
i = 1 + (n-1)α
n = jumlah ion
1.) Pada suhu 100 oC, suatu larutan mengandung 10% glukosa. Jika tekanan uap jenuh air
pada suhu itu adalah 760 mmHg, hitunglah tekanan uap jenuh larutan tersebut.
Penyelesaian
Diketahui:
P = 760 mmHg
Jumlah glukosa dalam larutan = 10%
Ditanyakan:
Tekanan uap jenuh larutan (P)
Jawab:
Dalam 100 gram larutan, maka:
Jawab:
a. ΔTb = m × Kb
= 30/60 gram× 1.000/500 gram× 0,52 °C/m
= 0,5 gram × 2 gram × 0,52 °C/m
= 0,52 °C
Titik didih larutan = 100 °C + 0,52 °C =
100,52 °C.
ΔTb = m × Kb
= 30/60gram x 1.000/500 gram x 1,86 °C/m
= 0,5 gram × 2 gram × 1,86 °C/m
= 1,86 °C
b. ΔTb = m × Kb
= 18/180 gram x 1.000/10gram x 0,52 °C/m
= 0,1 gram × 100 gram × 0,52 °C/m
= 0,52 °C
Titik didih larutan = 100 °C + 5,2 °C = 105,2 °C.
ΔTf = m × Kf
= 18/180 gram x 1.000/10 gram x 1,86 °C/m
= 0,1 gram × 100 gram × 1,86 °C/m
= 10 gram × 1,86 °C
= 18,6 °C
Titik beku larutan = 0 °C – 18,6 °C = –18,6 °C.
3. Titik beku larutan 64 gram naftalena dalam 100 gram benzena adalah 2,91 °C. Jika titik
beku benzena 5,46°C dan tetapan titik beku molal benzena 5,1 °C, maka
tentukan massa molekul relatif naftalena!
Jawab:
ΔTf = m × Kf
ΔTf = massa benzena/Mr x 1.000/p x Kf
ΔTf = 5,46 °C – 2,91 °C = 2,55 °C
2,55 = 6,4 gram/Mr× 1.000 gram/100 × 5,1 °C
Mr=(6,4 x 1.000 x 5,1 °C ):(2,55 x 100 )
Mr = 128
4. Berapa berat gula yang harus dilarutkan untuk menaikkan titik didih 250 mL air menjadi
100,1°C pada tekanan 1 atm, jika Mr gula = 342 dan Kb = 0,5 °C/m?
Jawab:
ΔTb = massa gula/Mr × 1.000/p × Kb
ΔTb = 100,1°C – 100°C
= 0,1°C
0,1 = massa gula/342 × 1.000mL/250 × 0,5 °C/m
0,1 °C = massa gula/342 x 4 mLx 0,5 °C/m
0,1 °C = massa gula/342 x 2
0,1 °C × 342 = massa gula × 2
massa gula =34,2/2 = 17,1 gram
Jadi, berat gula adalah 17,1 gram
Jawab:
Π=C.R.T
1.)Kelarutan CaCl2 dalam air pada 0°C adalah sekitar 5,4 molal. Jika Kb = 1,86°C, maka
berapakah penurunan titik beku larutan CaCl 2 0,54 molal?
2.)Tekanan uap jenuh air pada 100°C adalah 760 mm Hg. Berapakah tekanan uap jenuh
larutan glukosa 10% pada 100°C? (H = 1; C = 12; O = 16)
Jawab: Misal berat larutan = 100 gram, maka: Glukosa (C6H12O6) = 10% x 100 gram = 10
gram = = 0,056 mol Air (H2O) = 90% x 100 gram = 90 gram = = 5 mol Tekanan uap larutan
sebanding dengan fraksi mol pelarut, sehingga: P = XAir . P° = (0,99) (760 mmHg) = 752,4
mm Hg
3.)Sebanyak 18 gram glukosa (Mr = 180) dilarutkan dalam 500 gram air. Tentukanlah titik
didih larutan! (Kd air = 0,52°C)
Jawab: 18 gram glukosa = = 0,1 mol molalitas glukosa = 0,1 x = 0,2 molal Kenaikan titik
didih: Td = Kd x m = (0,52) (0,2) = 0,104°C Titik didih larutan: Td larutan = Td + Td pelarut
= 100 + 0,104 = 100,104°C
4). Dalam 250 gram air terlarut 18 gram suatu zat. Titik didih larutan ini adalah 100,208°C.
Tentukanlah massa molekul relatif zat terlarut tersebut! (Kd air = 0,52°C)
Jawab: Kenaikan titik didih: Td = Td larutan – Td pelarut = 100,208 – 100 = 0,208°C Massa
molekul relative
5)Tentukanlah titik beku larutan 6,4 gram naftalena dalam 100 gram benzena. Titik beku
benzena murni adalah 5,46°C dan tetapan penurunan titik beku molal benzena (K b) adalah
5,1°C! (H = 1 ; C = 12)
Jawab: 6,4 gram C10H8 = = 0,05 mol molalitas benzena = 0,05 x = 0,5 molal Penurunan titik
beku: Tb = Kb . m = (5,1) (0,5) = 2,25°C Titik beku larutan: Tb larutan = Tb pelarut – Tb =
5,46 – 2,25 = 2,91°C
Jawab: T = 25°C + 273 = 298 K Π=C.R.T = (0,0010) (0,082) (298) = 0,024 atm = 18,24
mmHg
7).Hitunglah penurunan tekanan uap jenuh air, bila 45 gram glukosa (Mr = 180) dilarutkan
dalam 90 gram air !
Diketahui tekanan uap jenuh air murni pada 20oC adalah 18 mmHg.
Jawab:
mol glukosa = 45/180 = 0.25 mol
9).Berapakah tekanan uap parsial dan tekanan uap total pada suhu 25 °C di atas larutan
dengan jumlah fraksi mol benzena (C6H6) sama dengan jumlah fraksi mol toluena (C7H8)?
Tekanan uap benzena dan toluena pada suhu 25 °C berturut-turut adalah 95,1 mmHg dan 28,4
mmHg.
Jawab
Jika larutan terdiri atas dua komponen dengan jumlah fraksi mol yang sama, fraksi mol
keduanya adalah 0,5.
Tekanan uap parsial:
Pbenzena = xbenzena × Pbenzena
= 0,5 × 95,1 mmHg = 47,6 mmHg
Ptoluena = xtoluena × Ptoluena
= 0,5 × 28,4 mmHg = 14,2 mmHg
Tekanan uap total:
Ptotal = Pbenzena+ Ptoluena
= 47,6 + 14,2 = 61,8 mmHg
Jadi, tekanan uap parsial benzena dan toluena adalah 47,6 mmHg dan 14,2 mmHg,
sedangkan tekanan uap total adalah 61,8 mmHg.
10.) Di dalam air terlarut 18% berat glukosa dimana diketahui tekanan uap air pada suhu
30°C adalah 0,7 atm.
1. Perhatikan tabel data mol pelarut dan zat terlarut dari beberapa
larutan berikut!
P 1 11
Q 2 10
R 3 9
S 4 8
T 5 7
Larutan yang mempunyai tekanan uap larutan yang paling besar adalah ....
A. P B. Q C. R D. S E. T
Pasangan yang merupakan penerapan sifat koligatif larutan dari tekanan osmosis adalah....
A. (1) dan (2) B. (1) dan (4) C. (2) dan (4) D.(2) dan (5) E.(4) dan (5)
3.. Perhatikangambarberikut:
Jika larutan-larutan tersebut mempunyai molaritas yang sama, maka yang mempunyai tekanan
uap jenuh paling rendah adalah ... .
A. NH3
B. NaCl
C. Na2SO4
D. CO(NH2)2
E. Cr2(SO4)
4.Berikut ini data titik beku larutan:
5. Perhatikan grafik hubungan antara tekanan uap jenuh dengan suhu air (pelarut) dan
larutan berikut !
1. Hitunglah penurunan tekanan uap jenuh air, bila 45 gram glukosa (Mr = 180) dilarutkan
dalam 90 gram air !Diketahui tekanan uap jenuh air murni pada 20oC adalah 25 mmHg.
2. Untuk mendapatkan larutan yang mendidih 101,04 0C , banyaknya NaCl ( Mr = 58,5 ) yang
harus dilarutkan ke dalam 500 gram air adalah …. ( Kb air = 0,52 0C/m)
3. Penurunan titik beku molal benzena diketahui = 0,4 0C/molal, dan benzena murni membeku
pada suhu - 4,2 0C. Jika ke dalam 200 gram benzena dilarutkan 3,6 gram gliserol (Mr = 90),
larutan tersebut akan membeku pada suhu .... ( 0C )
4. Dalam 250 mL suatu larutan terlarut 11,7 gram NaCl (Mr = 58,5) dan 18 gram glukosa (Mr =
180). Tentukan tekanan osmotik larutan tersebut pada suhu 27 0C.
No Jawaban skor
1. Jawab:
mol glukosa = 45/180 = 0.25 mol 2
2
2
mol air = 90/18 = 5 mol
2 Jawab:
ΔTd = Td - Tdo = 101,04 oC – 100 oC = 1,04 oC 2
m = mt /Mrt x 1.000/mp 1
m = 3,6/90 x 1.000/200 I
m = 180/90=2 molal I
ΔTb = m × Kb x i I
ΔTb = 2 x 0,4 x 1 I
ΔTb = 0,8 oC I
ΔTb = Tbo – Tb I
Tb = Tbo – ΔTb I
Tb= - 4,2 – 0,8 = -5 oC I
4 Jawab:
Π=M.R.T
1
T= 27 +273 = 300 oK ; R= 0,082 lt.atm/mol. oK
1
1
n1= 11,7/58,5 = 0,2 mol ( NaCl) 1
n= 49,2 atm
SATUAN KONSENTRASI
Contoh Soal :
6 gram NAOH ( Mr = 40 ) dilarutkan kedalam air sehingga volumenya menjadi 150 mL, hitunglah
konsentrasi larutannya?
Dik :
Mr = 40
6 Gram NAOH
V = 150 mL = 0,15 L
Dit : ..M?
n = 0,15
Contoh Soal :
12 gram MgSO4 ( Mr = 120 ) dilarutkan kedalam 400 gram air, hitunglah molalitas larutan yang
terjadi?
Dik :
Mr = 120
12 Gram MgSO4
p = 400 gram air
Dit : ..m?
Contoh Soal :
Di dalam larutan terdapat glukosa sebanyak 45 %, hitunglah fraksi molnya? (Mr Glukosa = 180 dan
Air = 18).
Jawab :
maka :
1. 60 gram NaOH dilarutkan dalam 3 kg air, Mr NaOH = 40 gr/mol. Berapa molalitas NaOH?
Diketahui:
n = 60 gram x 1000 = 60000 mol
p = 3 kg = 3000 gram
Mr = 40
Ditanya m…?
Jawab:
m = n/p
m = (gr x 1000)/(Mr x p)
m = (60 x 1000)/(40 x 3000)
m = 60000/120000
m = 0,5 molal
1. NaOH 1 M berarti bahwa untuk setiap 1 liter (1000 ml) larutan ini mengandung 1 mol
NaOH ((atau 40 gram NaOH).
2. 120 gram NaCl (Mr = 58.5gr/mol) dilarutkan dengan aquadest hingga volume 400 ml.
Berapa M NaCl?
M = (gr x 1000) / (Mr x V)
M = (120 x 1000) / (58.5 x 400)
M = 5,1 mol/L
1. KOH sebanyak 112 gram dilarutkan dengan aquadest hingga volume 1000 ml (1 liter), Mr
KOH = 56 gr/mol. Berapa normalitas KOH ?
N = (n x a) / V
N = (gr x a) / (Mr x V)
N = (112 x 1) / (56 x 1)
N = 2 mol ek/L
Part per million (ppm) atau bagian per juta (bpj) adalah satuan konsentrasi yang menyatakan
perbandingan bagian dalam 1 juta bagian yang lain. ppm dinyatakan dengan satuan mg/kg
atau mg/L.
Contoh ppm
Suatu air minum mengandung besi sebesar 2 ppm artinya bahwa setiap 1 liter air minum
tersebut (massa jenis air = 1) mengandung 2 mg besi.
1. NaOH 60% (massa) diartikan bahwa dalam setiap 100 gram larutan ini mengandung 60
gram NaOH.
2. 20 ml H2SO4 95% (massa jenis = 1.834) terlarut dalam 100 ml air (massa jenis air = 1),
maka besar konsentrasi larutan asam sulfat dalam % ?
1. Alkohol 65% (volum) diartikan bahwa dalam setiap 100 ml larutan ini mengandung 65%
alkohol dan 35% air.
2. 25 ml alkohol 96% dicampur dengan air 75 ml, maka konsentrasi larutan alkohol?
LEMBAR KERJA
JUDUL : DIAGRAM P - T
Tujuan : untuk mengetahui perbedaan Perubahan sifat kologatif zat pelarut dan larutan
larutan berdasarkan diagram P-T
Perhatikan grafik hubungan antara tekanan uap jenuh dengan suhu air (pelarut) dan larutan berikut
!
Ditanyakan :