Anda di halaman 1dari 10

JURNAL INOVASI DAN PEMBELAJARAN FISIKA

ISSN: 2355 – 7109


Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Sriwijaya
Jl. Palembang Prabumulih KM 32 Indralaya Kab. Ogan Ilir Prov. Sumatera Selatan Indonesia 30662
jipf@fkip.unsri.ac.id http://fkip.unsri.ac.id/index.php/menu/104

KARAKTERISTIK TES KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS (KBK)


BERDASARKAN PENDEKATAN TEORI RESPON BUTIR
Nenden Annisa Rosidah1), Taufik Ramlan Ramalis1), Iyon Suyana1)
Departemen Pendidikan Fisika FPMIPA UPI, Jl. Dr. Setiabudhi 229 Bandung
elmumtahanah@gmail.com

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui konstruksi tes keterampilan berpikir
kritis dan karakteristiknya berdasarkan teori respon butir. Tes disusun berdasarkan konsep dasar
suhu dan kalor berupa 8 butir tes uraian open-ended yang mengacu pada 3 dari 6 aspek
keterampilan berpikir kritis. Metode penelitian yang digunakan adalah metode campuran
(mixed methods) dengan desain concurrent embedded dengan metode kuantitatif sebagai metode
primer. Analisis data dalam penelitian ini didasarkan pada respons 108 siswa yang telah
mendapatkan pembelajaran tentang suhu dan kalor kelas X SMA di Tasikmalaya dan Bandung.
Hasil analisis dari kurva karakteristik tes menunjukkan bahwa indeks kesukaran (𝑏𝑗𝑘 ) terentang
antara -1,49 sampai 1,34 dengan indeks kesukaran yang berbeda pada tiap kategorinya.
Perpotongan antara total fungsi informasi dan SEM (Standard error measurement) berada pada
rentang -1,70 sampai 1,20. Hal ini berarti, keseluruhan tes ini dapat digunakan untuk mengukur
kemampuan berpikir kritis siswa dari tingkat kemampuan rendah (di bawah rata-rata) sampai
kemampuan tinggi (di atas rata-rata).
Kata kunci: keterampilan berpikir kritis, tes keterampilan berpikir kritis, teori respon butir

PENDAHULUAN bahwa berpikir kritis memerlukan latihan


Berpikir Kritis telah menjadi satu yang salah satu caranya dengan kebiasaan
istilah yang ‘sangat populer’ dalam dunia mengerjakan soal-soal ujian yang
pendidikan. Berpikir kritis menjadi salah mengembangkan berpikir kritis.
satu keterampilan yang diharapkan dapat Tes Keterampilan Berpikir Kritis
dimiliki oleh siswa. Hal ini berdasarkan masih belum banyak digunakan oleh
pada Permendikbud Nomor 21 Tahun 2016 pendidik terutama dalam mata pelajaran
tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan IPA. Hal ini sejalan dengan pendapat
Menengah yang menyatakan bahwa Mapeala dan Siew (2015, hlm. 2)
deskripsi keterampilan adalah menunjukkan menyatakan “...However, there is little
keterampilan berfikir dan bertindak: a. evidence that tests are being used to assess
Kreatif, b. produktif, c. kritis, d. mandiri, e. children’ critical thinking in science”.
kolaboratif, dan f. Komunikatif: dalam Peningkatan kemampuan berpikir
bahasa yang jelas, sistematis, logis dan kritis siswa dapat dievaluasi dengan adanya
kritis, dalam karya yang estetis, dalam alat ukur atau instrumen yang relevan.
gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan Instrumen tersebut dikatakan baik apabila
tindakan yang mencerminkan perilaku anak mampu mengevaluasi atau menilai sesuatu
sesuai dengan tahap perkembangannya. dengan hasil seperti keadaan yang
Keterampilan berpikir kritis dalam dievaluasi, untuk mendapatkan instrumen
ilmu pengetahuan dan teknologi juga tes yang baik, maka harus dilakukan analisis
berperan penting dalam menanamkan sikap terhadap instrumen tersebut.
ilmiah pada siswa. Berpikir kritis, tidak Arikunto (2013, hlm. 220)
hanya dikembangkan dalam pembelajaran menyatakan Analisis butir soal memiliki
saja, tetapi juga harus didukung dengan beberapa manfaat, di antaranya: 1)
instrumen penilaian yang mencerminkan membantu dalam mengidentifikasi butir-
berpikir kritis. Pendapat tersebut sejalan butir soal yang baik dan kurang baik; 2)
dengan pendapat Kartimi (2013, hlm. 3) dapat memperoleh informasi untuk

54
Karakteristik Tes Keterampilan Berpikir Kritis (KBK) Berdasarkan Pendekatan Teori Respon Butir, Nenden Annisa
Rosidah, Taufik Ramlan Ramalis, Iyon Suyana

memperbaiki tes yang digunakan baik dari ai: daya pembeda item i; dan 3) bi: tingkat
segi isi dan konstruknya; 3) memperoleh kesukaran item i. Teori Respon Butir
gambaran tentang keadaan tes yang disusun. Politomi terdiri dari beberapa model,
Analisis butir soal ini dapat ditinjau dari segi diantaranya: satu parameter (b) yang disebut
kualitatif dan kuantitatif. Tinjauan dari segi Partial Credit Model (PCM), dua parameter
kuantitatif yang populer adalah dengan (a dan b) yang disebut Generalized Partial
menggunakan Classical Test Theory (CTT) Credit Model (GPCM), dan dua parameter
atau Teori Tes Klasik. Sampai saat ini, CTT (a dan b) yang disebut Graded Respons
masih menjadi pendekatan yang paling Model (GRM). Data yang diperoleh
banyak digunakan dalam menganalisis butir berbentuk data politomi yaitu data yang
soal. memiliki interval / rentang tertentu,
Penelitian yang dilakukan oleh (Fan, sehingga analisis yang digunakan pada
1998; Hambleton & Swaminathan, 1985; penelitian ini adalah Analisis Teori Respon
Hambleton, Swaminathan, & Rogers, 1991; Butir Politomi dengan model PCM.
Hambleton, Robin, & Xing, 2000; Lord, Sebagian besar penelitian yang
1980) menunjukkan adanya kelemahan yang peneliti temukan di Indonesia menggunakan
dimilki oleh CTT. (dalam Ridho, 2004). tes sebagai instrumen untuk mengukur
Kelemahan tersebut memicu teori baru yang Keterampilan berpikir kritis pada mata
lebih memadai, yaitu Modern Test (teori tes pelajaran IPA khususnya Fisika. Tes yang
modern, yang dikenal juga sebagai teori digunakan berupa soal-soal pilihan ganda
respon butir/aitem (TRA) atau item response dan soal-soal uraian, salah satunya adalah
theory (IRT) dan dikenal pula dengan nama penelitian yang dilakukan oleh Sugiarti
latent traits theory (LTT) (Ridho, 2004, hlm. (2014) berjudul Development of Assessment
1). Instrument of Critical Thinking Skill in
Item response theory (IRT) atau Physics at Senior High School menghasilkan
Teori Respon Butir (TRB) memilki sebuah instrumen yang dapat mengukur
beberapa kelebihan dibandingkan dengan keterampilan berpikir kritis siswa SMA pada
Teori Tes Klasik. Kelebihan tersebut salah materi Fisika menunjukkan karakteristik Tes
satunya adalah probabilitas subjek untuk KBK dengan analisis soalnya masih
menjawab butir dengan benar tergantung menggunakan Analisis Teori Tes Klasik
pada keterampilan subjek dan karakteristik atau CTT.
butir. (Retnawati, 2014, hlm. 1). Kelebihan Studi tentang IRT atau Teori Respon Butir
yang terdapat dalam analisis butir soal belum banyak dilakukan di Indonesia, salah
menggunakan IRT-lah yang mendasari satu studi yang penulis temukan adalah
peneliti untuk melakukan penelitian ini.
penelitian yang dilakukan oleh Ramalis dan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
konstruksi tes keterampilan berpikir kritis Rusdiana (2015) yang berjudul Karakteristik
(KBK) dan karakteristik tes KBK Suhu dan Pengembangan Tes Keterampilan Berpikir
Kalor berdasarkan teori respon butir. Kritis Bumi dan Antariksa untuk Calon
TRB adalah analisis item Guru. Penelitian ini menghasilkan sebuah
berdasarkan model parameter linguistik. instrumen penilaian berupa Tes KBK-BA
Dalam Teori Respon Butir terdapat 3 model (Tes Keterampilan Berpikir Kritis Bumi dan
utama, yaitu model dikotomi, politomi, dan
Antariksa) yang terdiri dari 18 soal pilihan
multidimensi. Pada setiap model terdiri dari
beberapa jenis. Teori Respon Butir ganda yang dianalisis dengan Teori Tes
Dikotomi terdiri dari tiga model, yaitu Klasik dan dilengkapi dengan Teori Respon
model: satu parameter linguistik (1 PL), dua Butir. Juga penelitian yang dilakukan oleh
paremeter linguistik (2 PL), dan tiga Ridho (2004) yang berjudul “Karakteristik
parameter linguistik (3PL). Parameter- Psikometrik Tes berdasarkan Pendekatan
parameter tersebut adalah: 1) ci: faktor Teori Respon Butir” menunjukkan
tebakan semu (psedeo guessing) item i; 2)

55
Karakteristik Tes Keterampilan Berpikir Kritis (KBK) Berdasarkan Pendekatan Teori Respon Butir, Nenden Annisa
Rosidah, Taufik Ramlan Ramalis, Iyon Suyana

karakteristik Tes UN Matematika Tahun berimbang. Metode kombinasi desain


ajaran 2003/2004. Concurrent Embedded adalah metode
penelitian yang menggabungkan antara
METODE PENELITIAN metode penelitian kualitatif dan penelitian
Berdasarkan tujuannya, penilitian ini kuantitatif dengan cara mencampur metode
termasuk ke dalam penilitian deskriptif. tersebut secara tidak seimbang (Sugiyono,
Berdasarkan pada rumusan masalah, metode 2016, hlm. 537). Gambar di bawah ini
penelitian yang digunakan oleh peneliti menunjukkan alur penelitian dengan metode
adalah Metode Kombinasi atau Mixed kombinasi Concurrent Embedded menurut
Methods dengan desain Concurrent Sugiyono (2016, hlm. 537).
Embedded yang diartikan sebagai Metode
kombinasi dengan desain campuran tak

Pengumpulan dan analisis data


Masalah dan Landasan teori KUANTITATIF
Rumusan dan Hipotesis Pengumpulan dan Analisis data
Masalah
kualitatif

Kesimpulan Penyajian data Analisis data


dan Saran hasil KUANTITATIF
penelitian dan kualitatif

Gambar 1. Alur penelitian metode kombinasi concurrent embedded, model metode


kuantitatif sebagai metode primer

Pada tahapan pendahuluan, segi materinya. Mengingat cakupan materi


wawancara dilakukan dalam upaya menggali pelajaran fisika sangat luas, maka materi
informasi atau masalah yang terjadi di suhu kalor (materi Kelas X Semester 2)
lapangan. Wawancara ini dilakukan dipilih karena tema ini bersifat aktual dan
terhadap Guru Fisika di tiga sekolah di kontekstual, dekat dengan keseharian siswa,
Bandung dan Tasikmalaya. Hasil juga menuntut siswa untuk memilki
wawancara ini menunjukkan bahwa tiga keterampilan berpikir kritis.
guru tersebut sudah mengenal bahkan sudah Pada tahap pengumpulan data
mulai menanamkan pentingnya KBK pada kualitatif dan kuantitatif, instrumen yang
siswa, namun untuk masalah penilaian KBK digunakan dibagi menjadi dua kategori,
khususnya, guru tersebut belum memiliki yaitu instrumen penelitian kuantitatif dan
atau menggunakan instrumen khusus yang instrumen penelitian kualitatif. Data
dibuat untuk mengukur Kemampuan kualitatif diperoleh dari hasil validasi ahli
Berpikir Kritis siswa, guru tersebut masih dengan menggunkan lembar judgment.
menggunakan instrumen yang biasa Proses validasi ini dilakukan dengan
digunakan oleh para guru untuk menilai menghadirkan/menunjukkan kisi-kisi
hasil belajar siswa secara umum. Hal ini instrumen kepada penguji. Konsep dasar dan
menguatkan alasan peneliti untuk bisa prinsip penting diperiksa oleh dua orang
melanjutkan penelitian terhadap masalah ini. ahli, dan hasil judgment menjadi masukan
Selanjutnya, dalam rangka untuk revisi tes. Aspek yang ditelaah oleh
mengumpulkan landasan teori, analisis ahli mencakup materi dan konstruksi tes.
terhadap kurikulum dilakukan baik dari Tes yang dikembangkan dalam
keterampilan berpikir kritisnya maupun dari penelitian ini berupa 8 butir tes uraian open-

56
Karakteristik Tes Keterampilan Berpikir Kritis (KBK) Berdasarkan Pendekatan Teori Respon Butir, Nenden Annisa
Rosidah, Taufik Ramlan Ramalis, Iyon Suyana

ended yang mengacu pada 3 dari 6 aspek dan mempertimbangkan hasilnya, serta
KBK menurut Ennis (2011) yaitu: menjelaskan lebih lanjut (Advance
melibatkan penjelasan dasar (involve clarification) dengan indikator
elementary clarification) dengan indikator mempertimbangkan istilah dan
menganalisis argumen dan bertanya dan mempertimbangkan definisi. Kisi-kisi tes
menjawab pertanyaan klarifikasi, aspek disusun dalam Tabel 1.
menyimpulkan (inferences) dengan
indikator deduksi, induksi, menyimpulkan

Tabel 1Kisi-kisi Tes KBK Suhu dan Kalor


Aspek KBK Indikator KBK pada KD
Melibatkan penjelasan dasar Menganalisis argumen perubahan wujud zat
(involve basic clarification) berdasarkan teks
Menyimpulkan (Inference) Mendeduksi peristiwa radiasi berdasarkan data
Menginduksi hubungan kenaikan suhu degan jumlah
Menyimpulkan (Inference)
kalor berdasarkan data hasil percobaan
Melibatkan penjelasan dasar Menganalisis argumen tentang konveksi pada
(involve basic clarification) pemasangan alat pendingin ruangan
Menyimpulkan (Inference) Menginduksi pemilihan logam berdasarkan data
Menyimpulkan (inference) Menginduksi peristiwa berdasarkan fakta
Menjelaskan lebih lanjut Mempertimbangkan istilah dan mempertimbangkan
(Advance clarification) definisi (define terms and judge definitions)
Melibatkan Penjelasan Dasar Menanyakan dan menjawab pertanyaan klarifikasi
(involve basic clarification) tentang pengaruh perubahan suhu terhadap suatu benda
Menyimpulkan
Membuat keputusan dan mempertimbangkan hasilnya
(infererences)
(Make and Judge value judgements)

Data kuantitatif diperoleh dengan Bentuk umum PCM menurut Muraki


mengujikan tes yang sudah disusun kepada dan Bock (dalam Retnawati, 2014, hlm. 37)
108 siswa kelas X SMA (laki-laki dan adalah sebagai berikut:
perempuan) di MA Alihsan Baleendah exp ∑𝑘𝑣=0(𝜃 − 𝑏𝑗𝑣 )
Bandung dan SMA Pesantren Cintawana 𝑃 𝑗𝑘 (𝜃) = 𝑚𝑖 ,
∑𝑒=𝑜 exp ∑𝑘𝑣=0(𝜃 − 𝑏𝑗𝑣 )
Tasikmalaya. Pengambilan sampel
𝑘 = 0,1,2, … , 𝑚 … … … … … (3.5a)
dilandaskan pada pendapat Stone (2003)
Dengan:
yang menyatakan bahwa daya atau power
𝑃 𝑗𝑘 (𝜃) = probabilitas peserta
statistik dalam uji kecocokan model dalam
Teori respon Butir tidak akan terpengaruh kemampuan 𝜃 memperoleh skor
oleh ukuran sampel, asal seluruh butir fit kategori k pada butir j,
dengan model (dalam Ridho, 2004, hlm. 3). 𝜃 = kemampuan peserta,
Setelah seluruh rangkaian tahapan m+1 = banyaknya kategori butir j,
selesai, kemudian data kuantitatif yang 𝑏𝑗𝑘 = indeks kesukaran kategori k
diperoleh dianalisis dan diinterpretasikan butir j
𝑘
dengan teori respon butir. Berdasarkan data
yang diperoleh pada penelitian ini, maka ∑(𝜃 − 𝑏𝑗ℎ ) = 0 𝑑𝑎𝑛
model teori respon butir atau IRT yang ℎ=0
∑𝑘ℎ=0(𝜃 − 𝑏𝑗ℎ ) ≡ ∑ℎℎ=1(𝜃 − 𝑏𝑗ℎ ).... (3.5b)
paling sesuai adalah menggunakan Partial
Credit Model (PCM). Asumsi pada PCM
yakni setiap butir mempunyai daya pembeda
yang sama. (Retnawati, 2014, hlm. 37)

57
Karakteristik Tes Keterampilan Berpikir Kritis (KBK) Berdasarkan Pendekatan Teori Respon Butir, Nenden Annisa
Rosidah, Taufik Ramlan Ramalis, Iyon Suyana

HASIL DAN PEMBAHASAN dll. Hasil judgement ahli dijadikan sebagai


Tahapan Pengumpulan data kualitatif data hasil pengumpulan data kualitatif, hasil
dan hasil analisisnya validasi oleh tiga orang ahli dapat dilihat
Tahapan ini menghasilkan data pada Tabel 2 berikut ini:
berupa pemilihan kompetensi dasar,
penentuan indikator KBK, konstruksi soal,

Tabel 2. Rekapitulasi Hasil Validasi Tes KBK Suhu dan Kalor


Butir Jenis Guru
Indikator KBK Dosen 1 Dosen 2
ke- Soal Fisika
Menganalisis argumen perubahan wujud High
1 Valid Valid Valid
zat berdasarkan teks structure
Mendeduksi peristiwa radiasi berdasarkan Medium
2 Valid Valid Valid
data structure
Menginduksi hubungan kenaikan suhu
Medium
3 degan jumlah kalor berdasarkan data hasil Valid Valid Valid
structure
percobaan
Menganalisis argumen tentang konveksi Medium
4 Tidak Valid Tidak Valid Valid
pada pemasangan alat pendingin ruangan stucture
Valid Valid Valid
Menginduksi pemilihan logam Medium
5 dengan dengan dengan
berdasarkan data structure
perbaikan perbaikan perbaikan
Medium
6 Menginduksi peristiwa berdasarkan fakta Valid Valid Valid
structure
Mempertimbangkan istilah dan
Medium
7 mempertimbangkan definisi (define terms Valid Valid Valid
structure
and judge definitions)
Menanyakan dan menjawab pertanyaan
Medium
8 klarifikasi tentang pengaruh perubahan Valid Valid Valid
structure
suhu terhadap suatu benda
Membuat keputusan dan Valid Valid
Medium
9 mempertimbangkan hasilnya dengan dengan Valid
structure
(Make and Judge value judgements) perbaikan perbaikan

Butir tes yang digunakan dalam skor butir tes berdasarkan kategorinya,
penelitian ini yaitu 8 butir tes dengan yaitu:
pertimbangan bahwa kedelepan soal tersebut a. Butir tes ke-1, 2, 4, dan 5 diskor dengan
sudah memenuhi ketiga indikator 3 tahap: tahap 1 (skor 0), tahap 2 (skor
keterampilan berpikir kritis. Penentuan 5), tahap 3 (skor 10). Pada teori respon
jumlah butir soal ini disesuaikan dengan butir, penskoran seperti ini disebut
waktu pengerjaan soal, kedelapan soal memiliki 3 kategori.
tersebut dikerjakan selama 90 menit atau b. Butir tes ke-3, 6,7, dan 8 diskor dengan
selama dua jam pelajaran. 4 tahap, yaitu: tahap 1 (skor 0), tahap 2
Rubrik penskoran yang telah diuji (skor 5), tahap 3 (skor 10), dan tahap 4
validitasnya direvisi berdasarkan saran dari (skor 15). penskoran seperti ini disebut
dosen pembimbing. Setiap butir tes memiliki memiliki 4 kategori.
kategori penskoran yang berbeda-beda.
Dalam teori respon butir, hal ini sangat Tahapan Pengumpulan data kuantitatif
penting diperhatikan dalam proses dan analisisnya
pengembangan sebuah perangkat tes Peneliti menggunakan Aplikasi
terutama butir tes yang datanya berupa data IRTPRO 4 yang dikembangkan oleh SSI
politomi. Dalam penelitian ini, ada dua jenis untuk mendapatkan kurva karakteristik butir

58
Karakteristik Tes Keterampilan Berpikir Kritis (KBK) Berdasarkan Pendekatan Teori Respon Butir, Nenden Annisa
Rosidah, Taufik Ramlan Ramalis, Iyon Suyana

soal Tes KBK Suhu dan Kalor. Data hasil terbaca pada aplikasi IRTPRO. Tabel 3.
penelitian dalam bentuk Excel workbook Menunjukkan hasil estimasi parameter butir
(.xlsx) selanjutnya di-Save As ke dalam Tes KBK Suhu dan Kalor.
bentuk Excel Comma Delimited/Sevarated
Value Files (.csv) sehingga akan mudah

Tabel 3 Hasil Estimasi Parameter Tes KBK Suhu dan Kalor


Butir Label a s.e. b s.e. d1 d2 s.e. d3 s.e. d4 s.e.
1 VAR1 1.00 ----- -1.16 0.19 0.00 0.76 0.23 -0.76 0.23
2 VAR2 1.00 ----- -1.49 0.20 0.00 0.35 0.27 -0.35 0.27
3 VAR3 1.00 ----- 0.87 0.18 0.00 2.25 0.25 -1.00 0.33 -1.25 0.41
4 VAR4 1.00 ----- -1.29 0.18 0.00 -0.07 0.27 0.07 0.27
5 VAR5 1.00 ----- 0.03 0.19 0.00 1.87 0.21 -1.87 0.21
6 VAR6 1.00 ----- 0.97 0.17 0.00 1.53 0.24 -0.30 0.31 -1.23 0.36
7 VAR7 1.00 ----- 0.11 0.10 0.00 -1.67 0.46 0.88 0.54 0.79 0.31
8 VAR8 1.00 ----- 1.34 0.25 0.00 0.27 0.40 2.49 0.41 -2.77 0.50

Kurva Karakteristik Tes KBK Suhu dan Berdasarkan gambar 4.2., perpotongan
Kalor garis kategori 0 dan 1 (𝛿𝑖1 ) berada pada
Setiap butir memiliki karakteristik 𝜃 = −1.80 dengan probabilitas sebesar
berbeda, GAMBAR 2 menunjukkan 0,40; sedangkan perpotongan garis
karakteristik Tes KBK Suhu dan Kalor antara kategori 1 dan 2 ( 𝛿𝑖2 ) berada
berikut tiap butirnya. Hasil analisis kurva pada 𝜃 = −1.10 dengan probabilitas
dijelaskan sebagai berikut: sebesar 0.39.
1) Butir tes ke-1 dengan aspek 3) Butir tes ke-3 dengan aspek
keterampulan berpikir kritis melibatkan keterampulan berpikir kritis
penjelasan dasar (involve basic menyimpulkan (Inference) dengan
clarification) dengan indikator indikator menginduksi hubungan
menganalisis argumen perubahan wujud kenaikan suhu degan jumlah kalor
zat berdasarkan teks. Butir tes ini berdasarkan data hasil percobaan. Butir
memiliki 3 kategori dengan nilai 𝑏 tes ini memiliki 4 kategori dengan nilai
(indeks kesukaran) sebesar -1.16 serta 𝑏 sebesar 0.87 serta estimasi parameter
estimasi parameter pada tahap pertama pada tahap pertama (𝑑1 ) sebesar 0.00;
(𝑑1 ) sebesar 0.00; tahap kedua (𝑑2 ) tahap kedua (𝑑2 ) 2.25; tahap ketiga (𝑑3 )
0.76; dan tahap ketiga (𝑑3 ) -0.76. -1.00; dan tahap ke 4 (𝑑4 ) -1.25.
Berdasarkan gambar 4.1., perpotongan Berdasarkan gambar 4.3., perpotongan
garis kategori 0 dan 1 (𝛿𝑖1 ) berada pada garis kategori 0 dan 1 (𝛿𝑖1 ) berada pada
𝜃 = −1.90 dengan probabilitas sebesar 𝜃 = −1.40 dengan probabilitas sebesar
0.45; sedangkan perpotongan garis 0,49; perpotongan garis antara kategori
antara kategori 1 dan 2 ( 𝛿𝑖2 ) berada 1 dan 2 ( 𝛿𝑖2 ) berada pada 𝜃 = 1.90
pada 𝜃 = −0.40 dengan probabilitas dengan probabilitas sebesar 0.35; dan
sebesar 0.45. perpotongan garis kategori 2 dan 3 (𝛿𝑖3 )
2) Butir tes ke-2 dengan aspek berada pada 𝜃 = 2.10 dengan
keterampulan berpikir kritis probabilitas sebesar 0.35.
menyimpulkan (Inference) dengan 4) Butir tes ke-4 dengan aspek
indikator mendeduksi peristiwa radiasi keterampulan berpikir kritis
berdasarkan data. Butir tes ini memiliki menyimpulkan (Inference) dengan
3 kategori dengan nilai 𝑏 sebesar -1.49 indikator menginduksi pemilihan logam
serta estimasi parameter pada tahap berdasarkan data. Butir tes ini memiliki
pertama (𝑑1 ) sebesar 0.00; tahap kedua 3 kategori dengan nilai 𝑏 sebesar -1.29
(𝑑2 ) 0.35; dan tahap ketiga (𝑑3 ) -0.35. serta estimasi parameter pada tahap

59
Karakteristik Tes Keterampilan Berpikir Kritis (KBK) Berdasarkan Pendekatan Teori Respon Butir, Nenden Annisa
Rosidah, Taufik Ramlan Ramalis, Iyon Suyana

pertama (𝑑1 ) sebesar 0.00; tahap kedua bahwa kemampuan peserta yang
(𝑑2 ) -0.07; dan tahap ketiga (𝑑3 ) 0.07. memiliki kecenderungan untuk tahap 1
Berdasarkan gambar 4.4., perpotongan dari tahap 0 bernilai -0.60 dengan
garis kategori 0 dan 1 (𝛿𝑖1 ) berada pada probabilitas pada butir ke-1 sebesar
𝜃 = −1.20 dengan probabilitas sebesar 0.48.
0.30; sedangkan perpotongan garis 7) Butir tes ke-7 dengan aspek
antara kategori 1 dan 2 ( 𝛿𝑖2 ) berada keterampulan berpikir kritis melibatkan
pada 𝜃 = −1.40 dengan probabilitas penjelasan dasar (involve basic
sebesar 0.35. clarification) dengan indikator
5) Butir tes ke-5 dengan aspek menanyakan dan menjawab pertanyaan
keterampulan berpikir kritis klarifikasi tentang pengaruh perubahan
menyimpulkan (inference) dengan suhu terhadap suatu benda. Butir tes ini
indikator menginduksi peristiwa memiliki 4kategori dengan nilai 𝑏
berdasarkan fakta. Butir tes ini memiliki sebesar 0.11 serta estimasi parameter
3 kategori dengan nilai 𝑏 sebesar 0.03 pada tahap pertama (𝑑1 ) sebesar 0,00;
serta estimasi parameter pada tahap tahap kedua (𝑑2 ) -1.67; tahap ketiga
pertama (𝑑1 ) sebesar 0.00; tahap kedua (𝑑3 ) 0.88; dan tahap ke 4 (𝑑4 ) 0.79.
(𝑑2 ) 1.87; dan tahap ketiga (𝑑3 ) -1.87. Berdasarkan gambar 4.7., perpotongan
Berdasarkan gambar 4.5., perpotongan garis kategori 0 dan 1 (𝛿𝑖1 ) berada pada
garis kategori 0 dan 1 (𝛿𝑖1 ) berada pada 𝜃 = 1.80 dengan probabilitas hampir
𝜃 = −1.80 dengan probabilitas sebesar mendekati 0; perpotongan garis antara
0.49; sedangkan perpotongan garis kategori 1 dan 2 (𝛿𝑖2 ) berada pada 𝜃 =
antara kategori 1 dan 2 ( 𝛿𝑖2 ) berada −0.80 dengan probabilitas sebesar
pada 𝜃 = 1.90 dengan probabilitas 0.080; dan perpotongan garis kategori 2
sebesar 0.47. dan 3 ( 𝛿_3 ) berada pada 𝜃 =
6) Butir tes ke-6 dengan aspek −0.70 dengan probabilitas sebesar 0.90.
keterampulan berpikir kritis
menjelaskan lebih lanjut (Advance Butir tes ke-8 dengan aspek
clarification) dengan indikator keterampulan berpikir kritis menyimpulkan
mempertimbangkan istilah dan (infererences) dengan indikator membuat
mempertimbangkan definisi (define
keputusan dan mempertimbangkan hasilnya
terms and judge definitions). Butir tes
ini memiliki 4 kategori dengan nilai 𝑏 (Make and Judge value judgements). Butir
sebesar 0.97 serta estimasi parameter tes ini memiliki 4 kategori dengan nilai 𝑏
pada tahap pertama (𝑑1 ) sebesar 0.00; sebesar 1.34 serta estimasi parameter pada
tahap kedua (𝑑2 ) 1.53; tahap ketiga (𝑑3 ) tahap pertama (𝑑1 ) sebesar 0.00; tahap
-0.30 dan tahap ke 4 (𝑑4 ) -1.23. kedua (𝑑2 ) 0.27; dan tahap ketiga (𝑑3 ) 2.49
Berdasarkan gambar 4.6., perpotongan dan tahap ke 4 (𝑑4 ) -2.77. Berdasarkan
garis kategori 0 dan 1 (𝛿𝑖1 ) berada pada
gambar 4.8., perpotongan garis kategori 0
𝜃 = −0.60 dengan probabilitas sebesar
0.480; perpotongan garis antara kategori dan 1 ( 𝛿𝑖1 ) berada pada 𝜃 = 1.10 dengan
1 dan 2 ( 𝛿𝑖2 ) berada pada 𝜃 = 1.30 probabilitas sebesar 0.090; perpotongan
dengan probabilitas sebesar 0.39; dan garis antara kategori 1 dan 2 ( 𝛿𝑖2 ) berada
perpotongan garis kategori 2 dan 3 (𝛿𝑖3 ) pada 𝜃 = −1.20 dengan probabilitas sebesar
berada pada 𝜃 = 2.20 dengan 0.090; dan perpotongan garis kategori 2 dan
probabilitas sebesar 0.280. Ini berarti
3 ( 𝛿𝑖3 ) berada pada 𝜃 = −3.00 dengan
𝛿獭 1 atau persimpangan garis antara
probabilitas mendekati nol.
kategori 1 pada butir ke-1 menunjukkan

60
Karakteristik Tes Keterampilan Berpikir Kritis (KBK) Berdasarkan Pendekatan Teori Respon Butir, Nenden Annisa
Rosidah, Taufik Ramlan Ramalis, Iyon Suyana

Gambar 2. Kurva Karakteristis Tes KBK Suhu dan Kalor

Fungsi Informasi Tes KBK Suhu dan Swaminathan menyatakan bahwa Fungsi
Kalor Informasi tes merupakan jumlah dari fungsi
Setelah dilakukan analisis terhadap informasi butir-butir tes tersebut (dalam
kurva karakteristik Tes KBK Suhu dan Retnawati, 2014, hlm. 81). Nilai fungsi
Kalor pada setiap butirnya, selanjutnya informasi perangkat Tes akan tinggi jika
dilakukan analisis fungsi informasi tes KBK butir-butir penyusun tes mempunyai fungsi
Suhu dan Kalor. Hambleton dan informasi yang tinggi pula.

Gambar 3. Kurva Total Informasi Tes KBK Suhu dan Kalor

Berdasarkan gambar 4.9. Total dipergunakan untuk mengukur kemampuan


Informasi Tes KBK Suhu dan Kalor siswa pada rentang -1.70 sampai 1.20.
memiliki nilai 5.6834 yang maksimum pada Menurut Manfaat dan Anasha (2013, hlm. 122-
skala kemampuan 0.00 dengan kesalahan 123) untuk mendeskripsikan hal tersebut,
pengukuran sebesar 0.42. Perpotongan sebaran tersebut dikategorikan dengan
antara kurva informasi dengan kurva menggunakan kriteria pada tabel 4 sebagai
kesalahan pengukuran terletak pada skala - berikut:
1.70 hingga 1.20. Hal ini menunjukkan
bahwa tes KBK Suhu dan Kalor ini dapat

61
Karakteristik Tes Keterampilan Berpikir Kritis (KBK) Berdasarkan Pendekatan Teori Respon Butir, Nenden Annisa
Rosidah, Taufik Ramlan Ramalis, Iyon Suyana

Tabel 4. Kategori Kemampuan Peserta


Nilai Kemampuan Interpretasi Kemampuan
3,00 sampai 2,00 Sangat tinggi
2,00 sampai 1,00 Tinggi (di atas rata-rata)
1,00 sampai -1,00 Rata-rata
-1,00 sampai -2,00 Rendah (di bawah rata-rata)
-2,00 sampai -3,00 Sangat rendah

Berdasarkan Tabel 4, nilai kemampuan http://faculty.education.illinois.ed


tersebut diinterpretasikan sebagai u/rhennis/documents/TheNatureo
kemampuan rendah (di bawah rata-rata) fCriticalThinking_51711_000.pdf
sampai kemampuan tinggi (di atas rata-rata). Isgiyanto A. (2013). Perbandingan
Penyekoran Model Rasch dan
KESIMPULAN Model Partial Credit Pada
Tes KBK Suhu dan Kalor terdiri dari 8 Matematika. Jurnal Kependidikan,
butir tes uraian open-ended yang mengacu pada Vol. 43, No. 1, 9 – 18
3 dari 6 aspek KBK menurut Ennis (2011) yaitu: Mapeala R, dan Siew, N. M. (2015). The
melibatkan penjelasan dasar (involve elementary development and validation of a
test of science critical thinking for
clarification) dengan indikator menganalisis
ffth. A Spriger Open Journal
argumen dan bertanya dan menjawab pertanyaan
4:741 DOI 10.1186/s40064-015-
klarifikasi, aspek menyimpulkan (inferences)
1535-0.
dengan indikator deduksi, induksi, Ramalis, T. R. & Rusdiana. (2015).
menyimpulkan dan mempertimbangkan Karakteristik Pengembangan Tes
hasilnya, serta menjelaskan lebih lanjut Keterampilan Berpikir Kritis Bumi
(Advance clarification) dengan indikator dan Antariksa untuk Calon Guru.
mempertimbangkan istilah dan Jurnal Penelitian dan
mempertimbangkan definisi. Hasil analisis data Pengembangan Pendidikan Fisika
kuantitatif dengan pendekatan teori respon butir Vol. 1, No. 2, 51-58.
model PCM (Partial kredit models) Retnawati, Heri. (2014). Teori Respons
menunjukkan: 1) Kurva karakteristik tiap butir Butir dan Penerapannya.
Tes KBK Suhu dan Kalor menunjukkan bahwa Yoyakarta: Nuha Medika.
indeks kesukaran (𝑏𝑗𝑘 ) terentang -1,49 sampai Ridho, Ali. (2004). Karakteristik
1.34 dengan indeks kesukaran yang berbeda tiap Psikometrik Tes Berdasarkan
kategorinya. 2) Grafik fungsi informasi Pendekatan Teori Tes Klasik dan
menunjukkan bahwa tes KBK Suhu dan Kalor
Teori Respon Butir. [Online].
Tersedia:
ini dapat dipergunakan untuk mengukur
http://journal.unair.ac.id/download-
kemampuan siswa pada rentang -1,70 sampai
fullpapers-
1,20, yang diinterpretasikan sebagai kemampuan
01%20CTT%20DAN%20IRT.pdf
rendah (di bawah rata-rata) sampai kemampuan Sugiarti, Tiar. (2014). Pengembangan
tinggi (di atas rata-rata). Instrumen Penilaian Keterampilan
Berfikir Kritis pada Mata Pelajaran
DAFTAR PUSTAKA Fisika Sma. Skripsi. UPI: Tidak
Arikunto, Suharsini. (2013). Dasar-dasar Diterbitkan.
Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Sugiyono. (2014). Metode Penelitian
Bumi Aksara Kuantitatif, Kualitatif, dan
Ennis, R.H. (2011). The Nature of Critical Kombinasi (Mixed Methods).
Thinking: An Outline of Critical Bandung: Alfabeta.
Thinking Disposition and Abilities.
[Online]. Tersedia:

62
Karakteristik Tes Keterampilan Berpikir Kritis (KBK) Berdasarkan Pendekatan Teori Respon Butir, Nenden Annisa
Rosidah, Taufik Ramlan Ramalis, Iyon Suyana

Manfaat, B. & Anasha, Z. Z. (2013). Matematika dan Pendidikan Matematika


Analisis Kemampuan Matematik Siswa (hal. 119-124). Yogyakarta: Tidak
dengan Menggunakan Graded Response dipublikasikan.
Models (GRM). Seminar Nasional

63

Anda mungkin juga menyukai