Anda di halaman 1dari 45

MODUL AJAR

LAJU REAKSI
Fase F Kelas XI SMA/MA

Disusun Oleh :
Muthiah Nur Azzahra
PETA KONSEP

Tumbukan Efektif
Teori Tumbukan
Laju Reaksi

Tumbukan Tidak
Efektif
Energi Aktivasi
Konsentrasi

Suhu
Faktor-Faktor
Luas Permukaan
Katalis Homogen
Katalis
Katalis Heterogen
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa karena karunia dan rahmat-Nya
penulis dapat menyusun Modul Pembelajaran Laju Reaksi untuk kelas XI sebagai
tugas akhir mata kuliah MBKM Pengembangan Bahan Ajar dengan baik.
Modul ini merupakan buku pendamping peserta didik dalam proses pembelajaran
yang akan membantu peserta didik mencapai kompetensi dasar yang diharapkan
melalui pembelajaran aktif, kreatif, inovatif dan bermakna, serta memotivasi mereka
untuk berpikir kritis.
Semoga dengan adanya modul ini dapat memberikan yang terbaik untuk kemajuan
dunia pendidikan dalam rangka mempersiapkan generasi penerus bangsa menjadi
lebih berkualitas.

Jakarat, 12 Oktober 2023

Penulis

1
INFORMASI UMUM
A. IDENTITAS MODUL
Penyusun : Muthiah Nur Azzahra
Instansi : SMAN 30 Jakarta
Tahun Penyusunan : Tahun 2023
Jenjang Sekolah : SMA
Mata Pelajaran : Kimia
Fase / Kelas : F / XI
Alokasi Waktu : 45 Menit x 14 JP (5 Pertemuan)
B. KOMPETENSI AWAL
Peserta didik telah mempelajari atau mengetahui persamaan reaksi kimia, menentukan
konsentrasi larutan, dan konsep mol
C. PROFIL PELAJAR PANCASILA
• Beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia,
• Berkebinekaan global,
• Mandiri,
• Bergotong-Royong,
• Kreatif,
• Bernalar kritis.
D. SARANA DAN PRASARANA
• Sumber belajar: E-modul Kimia Kelas XI Kemendikbud Tahun 2020, LKPD
• Perlengkapan yang dibutuhkan peserta didik: LKPD, Alat tulis, Handphone, Laptop,
bahan-bahan untuk percobaan
• Perlengkapan yang dibutuhkan guru: Powerpoint, Media belajar interaktif.
E. TARGET PESERTA DIDIK
Perangkat ajar ini dapat digunakan guru untuk mengajar :
• Siswa regular/tipikal : umum, tidak ada kesulitan dalam mencerna dan memahami
materi ajar

2
F. MODEL PEMBELAJARAN
• Discovery Learning
• Game Based Learning
• Inquiry Learning

KOMPONEN INTI
G. TUJUAN KEGIATAN PEMBELAJARAN
• Mendeskripsikan teori tumbukan dan energi aktivasi
• Menganalisis hubungan antara teori tumbukan dengan laju reaksi
• Mendeskripsikan hubungan antara laju reaksi dengan orde reaksi
• Mengidentifikasi faktor pengaruh konsentrasi terhadap laju reaksi
• Mengidentifikasi faktor pengaruh luas permukaan terhadap laju reaksi
• Mengidentifikasi faktor pengaruh suhu terhadap laju reaksi
• Mengidentifikasi faktor pengaruh katalis terhadap laju reaksi
• Mendeskripsikan faktor-faktor yang memengaruhi laju reaksi dan
menghubungkannya dengan teori tumbukan
• Melakukan percobaan sederhana mengenai faktor-faktor yang memengaruhi laju
reaksi
• Menentukan harga orde reaksi dan menghubungkannya dengan persamaan laju
reaksi

H. PEMAHAMAN BERMAKNA
Peserta didik dapat mengimplementasikan konsep-konsep laju reaksi terutama faktor-faktor
yang mempengaruhi laju reaksi pada kehidupan-sehari-hari.

3
LAMPIRAN 1
BAHAN AJAR
A. Teori Tumbukan
Pada pembelajaran laju reaksi dikenal suatu pendekatan untuk menjelaskan tentang
laju reaksi yaitu teori tumbukan. Pendekatan ini digunakan untuk mempermudah logika
berfikir kritis dan logis serta untuk menjelaskan secara ilmiah tentang laju reaksi. Teori ini
menyatakan bahwa partikel-partikel reaktan atau pereaksi harus saling bertumbukan
terlebih dahulu sebelum terjadinya reaksi. Tumbukan antar partikel reaktan yang berhasil
.menghasilkan reaksi disebut tumbukan efektif, sedangkan tumbukan yang tidak
menghasilkan reaksi disebut tumbukan tidak efektif. Tidak semua tumbukan dapat
menghasilkan tumbukan efektif. Energi minimum yang harus dimiliki oleh partikel reaktan
untuk bertumbukan efektif disebut energi aktivasi (Ea). Energi aktivasi (Ea) merupakan
energi tumbukan terendah yang dibutuhkan supaya bisa terbentuk molekul kompleks
teraktivasi sehingga reaksi dapat berlangsung. Teori ini menggambarkan bahwa pertemuan
partikel-partikel pereaksi akan menghasilkan produk apabila terjadi tumbukan yang efektif.
Ada 2 faktor yang menyebakan terjadinya tumbukan efektif yaitu energi kinetik partikel
dan arah partikel.
a. Energi Kinetik Partikel
Pada proses tumbukan, partikel-partikel saling mendekat dan terjadi gaya tolak-
menolak antar elektron terluar masing-masing partikel. Gaya tolak menolak ini dapat
diatasi apabila partikel memiliki energi kinetik yang cukup sehingga dapat terjadi
tumbukan yang efektif.
b. Arah Partikel Bertumbukan
Suatu tumbukan efektif dapat terjadi jika partikel-partikel pereaksi juga mempunyai
orientasi atau arah yang tepat pada saat bertumbukan. Untuk jelasnya perhatikan gambar
berikut :

15
Gambar 1. Tumbukan tidak efektif dan tumbukan efektif

B. Laju Reaksi
Laju reaksi kimia adalah perubahan konsentrasi pereaksi atau produk dalam suatu
satuan waktu. Laju reaksi dapat dinyatakan sebagai laju berkurangnya konsentrasi suatu
pereaksi atau laju bertambahnya konsentrasi suatu produk persatuan waktu

Gambar 2. Konsentrasi produk terhadap waktu


Laju reaksi atau laju reaksi adalah kecepatan di mana reaktan diubah menjadi produk.
Laju reaksi mengacu pada kecepatan di mana produk terbentuk dari reaktan dalam reaksi
kimia. Ini memberi beberapa wawasan tentang kerangka waktu di mana suatu reaksi dapat
diselesaikan. Misalnya, laju reaksi pembakaran selulosa dalam api sangat tinggi dan reaksi
selesai dalam waktu kurang dari satu detik. Ketika kita berbicara tentang reaksi kimia,
terdapat fakta bahwa laju terjadinya sangat bervariasi. Beberapa reaksi kimia hampir
terjadi seketika, sementara yang lain biasanya membutuhkan waktu untuk mencapai
kesetimbangan akhir.

Gambar 3. Diagram laju perubahan zat A (reaktan) dan zat B (produk) terhadap waktu
Dari diagram diatas reaksi kimia : A → B, maka laju berubahnya zat A menjadi zat
B ditentukan oleh jumlah zat A yang bereaksi dan jumlah zat B yang terbentuk tiap satuan
waktu. Pada saat konsentrasi pereaksi zat A berkurang, konsentrasi hasil reaksi zat B
bertambah. Artinya, dalam reaksi kimia yang sedang berlangsung, zat-zat pereaksi

16
(reaktan) akan berkurang dan zat- zat hasil reaksi (produk) akan bertambah seiring
berkurangnya pereaksi tersebut. Oleh karena itu, laju reaksi dapat didefinisikan sebagai
laju berkurangnya konsentrasi pereaksi atau bertambahnya konsentrasi hasil reaksi setiap
satuan waktu
Dengan demikian konsep laju reaksi kimia untuk reaksi : A → B dapat dirumuskan
sebagai berikut:

Keterangan:

• A = Perubahan konsentrasi pereaksi


• B = Perubahan konsentrasi hasil reaksi
• Δt = Perubahan waktu
• v = Laju reaksi
Tanda positif (+) menunjukkan penambahan konsentrasi produk, sedangkan tanda
negatif (-) menunjukkan pengurangan konsentrasi reaktan.
persamaan laju reaksi dapat ditulis sebagai:

C. Persamaan Laju Reaksi

xA + yB → pC + qD
persamaan laju reaksi dapat ditulis sebagai:
v = k[A]x[B]y
Persamaan seperti di atas, disebut persamaan laju reaksi atau hukum laju reaksi.
Persamaan laju reaksi seperti itu menyatakan hubungan antara konsentrasi pereaksi
dengan laju reaksi. Bilangan pangkat pada persamaan di atas disebut sebagai orde reaksi

17
atau tingkat reaksi pada reaksi yang bersangkutan. Jumlah bilangan pangkat konsentrasi
pereaksi-pereaksi disebut sebagai orde reaksi total. Artinya, reaksi berorde x terhadap
pereaksi A dan reaksi berorde y terhadap pereaksi B. orde reaksi total pada reaksi
tersebut adalah (x + y), Faktor k yang terdapat pada persamaan tersebut disebut tetapan
reaksi. Harga k ini tetap untuk suatu reaksi, dan hanya dipengaruhi oleh suhu dan katalis.

D. Orde Reaksi

Gambar 4. Orde reaksi


Dalam laju reaksi, terdapat orde yang menampilkan hubungan antara perubahan
konsentrasi dengan perubahan laju reaksi berupa grafik. Ada tiga jenis grafik orde reaksi. di
antaranya yaitu:

• Orde nol → Menunjukkan bahwa laju reaksi tidak bergantung pada konsentrasi reaksi.
Suatu reaksi kimia dikatakan mempunyai orde nol, jika besarnya laju reaksi
tersebut tidak dipengaruhi oleh konsentrasi pereaksi. Artinya, seberapapun
peningkatan konsentrasi pereaksi tidak akan mempengaruhi besarnya laju reaksi.

• Orde satu → Laju reaksi berbanding lurus dengan konsentrasi pereaksi.

Suatu reaksi kimia dikatakan mempunyai orde satu, apabila besarnya laju reaksi
berbanding lurus dengan besarnya konsentrasi pereaksi. Artinya, jika konsentrasi
pereaksi dinaikkan dua kali semula, maka laju reaksi juga akan meningkat besarnya
sebanyak (2)1 atau 2 kali semula juga.

• Orde dua → Ketika konsentrasi dinaikkan n kali, maka laju reaksi akan naik n pangkat
(n2)

Suatu reaksi dikatakan mempunyai orde dua, apabila besarnya laju reaksi

18
merupakan pangkat dua dari peningkatan konsentrasi pereaksinya. Artinya, jika
konsentrasi pereaksi dinaikkan 2 kali semula, maka laju reaksi akan meningkat sebesar
(2) atau 4 kali semula. Apabila konsentrasi pereaksi dinaikkan 3 kali semula, maka
laju reaksi akan menjadi (3) atau 9 kali semula.

• Orde Negatif

Suatu reaksi kimia dikatakan mempunyai orde negatif, apabila besarnya laju
reaksi berbanding terbalik dengan konsentrasi pereaksi, Artinya, apabila konsentrasi
pereaksi dinaikkan atau diperbesar, maka laju reaksi akan menjadi lebih kecil.

E. Menentukan Persamaan Laju Reaksi


Untuk dapat menentukan rumus laju reaksi, tidak dapat hanya dengan melihat
reaksi lengkapnya saja, tetapi harus berdasarkan percobaan. Yaitu pada saat percobaan,
konsentrasi awal salah satu pereaksi dibuat tetap, sedang konsentrasi awal pereaksi
yang lain dibuat bervariasi. Percobaan harus dilakukan pada suhu yang tetap. Metode
penentuan rumus laju reaksi seperti ini disebut sebagai metode laju awal.

F. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Laju Reaksi


Reaksi kimia dapat berlangsung atau tidak dapat dijelaskan dengan
menggunakan teori tumbukan. Tumbukan antar partikel akan menghasilkan reaksi
apabila memiliki energi yang cukup serta arah tumbukan yang tepat (tumbukan
efektif). Semakin banyak tumbukan efektif maka semakin cepat laju reaksinya. Ada 4
faktor yang mempengaruhi laju reaksi yaitu, luas permukaan bidang sentuh,
konsentrasi, suhu dan katalis.

1. Luas Permukaan Bidang Sentuh


Pada reaksi yang reaktannya terdapat dalam fasa padat, laju reaksi dipengaruhi
oleh luas permukaan. Pernahkah kalian memperhatikan saat ibu kalian memasak?
Mengapa bumbu-bumbu dihaluskan atau bahan yang akan dimasak dipotong menjadi
potongan yang lebih kecil? Mengapa tidak berupa bumbu-bumbu tersebut tidak dalam
keadaan utuh? Tujuannya agar rasa serta aroma yang berasal dari bumbu-bumbu
tersebut agar lebih meresap serta lebih cepat matang bukan? Begitu pula saat kita

19
membakar sebuah buku, buku tersebut akan lebih cepat terbakar bila buku tersebut kita
buat menjadi lembaran dibandingkan bila kita membakar buku tersebut dalam keadaan
masih dalam keadaan utuh. Dengan dibuat menjadi lembaran-lembaran kertas, maka
buku tersebut akan memiliki luas permukaan yang lebih besar.
Maka pada benda padat dengan masa yang sama, semakin kecil ukuran suatu
materi, maka mengandung arti memperluas permukaan sentuh materi tersebut. Jika
ukuran partikel suatu benda semakin kecil, maka akan semakin banyak jumlah total
permukaan benda tersebut.
Semakin kecil ukuran suatu materi, maka permukaan sentuh materi tersebut akan
semakin besar. Bayangkan jika kalian mempunyai benda berbentuk kubus dengan
ukuran rusuk panjang, lebar, dan tinggi sama, yaitu 1 cm. Berapa luas permukaan
kubus tersebut secara matematika dapat dihitung bahwa luas permukaan kubus sebesar
6 kali luas sisinya. Karena kubus mempunyai 6 sisi yang sama, maka jumlah luas
permukaannya adalah 6 cm x 1 cm x 1 cm = 6 cm2. Sekarang jika kubus tersebut
dipotong sehingga menjadi 8 buah kubus yang sama besar, maka ke-8 kubus akan
mempunyai panjang, lebar, dan tinggi masing masing 0,5 cm. Luas permukaan untuk
sebuah kubus menjadi 6 cm x 0,5 cm x 05 cm = 1,5 cm2. Jumlah luas permukaan kubus
total menjadi 8 x 1,5 cm2 = 12 cm2. Jadi dengan memperkecil ukuran kubus, maka luas
permukaan total menjadi semakin banyak.
Kecepatan reaksi dipengaruhi oleh ukuran partikel zat. Semakin luas permukaan
bidang sentuh zat yang bereaksi akan mempermudah terjadinya tumbukan efektif yang
menyebabkan terjadinya reaksi kimia sehingga mempercepat laju reaksi. Luas
permukaan bidang sentuh bisa dilakukan dengan cara memperkecil ukuran zat. Reaksi
kimia yang menggunakan pereaksi dalam bentuk serbuk akan menghasilkan laju reaksi
yang lebih cepat dibandingkan dalam bentuk kepingan jika direaksikan dengan larutan
yang konsentrasinya sama.

2. Konsentrasi
Konsentrasi merupakan banyaknya partikel yang terdapat pada per satuan
volum. Dengan demikian semakin tinggi konsentrasinya maka akan semakin banyak
partikelnya. Pada umumnya laju reaksi akan semakin cepat seiring bertambahnya
konsentrasi pereaksi begitu juga sebaliknya. Jika konsentrasi pereaksi bertambah,

20
maka jumlah partikel pereaksi akan semakin banyak. Bertambahnya jumlah partikel
pereaksi akan semakin mudah terjadi tumbukan antar partikel pereaksi sehingga
kemungkinan terjadinya reaksi semakin besar. Hal inilah yang menyebabkan jika
konsentrasi pereaksi semakin besar menyebabkan laju reaksi semakin cepat. Agar
lebih jelas kalian perhatikan gambar berikut!

Gambar 5. Reaktan dengan konsentrasi yang berbeda (sumber : nafiun.com)


Gambar (a) menunjukan konsentrasi yang lebih rendah dibanding (b). Pada
gambar (b) menghasilkan tumbukan lebih banyak dibandingkan dengan gambar (a).
Dengan demikian laju reaksi pada (b) akan lebih tinggi dibanding reaksi yang terjadi
pada (a).
Suatu larutan dengan konsentrasi tinggi tentu mengandung partikel-partikel yang
lebih rapat dibandingkan dengan konsentrasi larutan rendah. Larutan dengan
konsentrasi tinggi merupakan larutan pekat dan larutan dengan konsentrasi rendah
merupakan larutan encer. Semakin tinggi konsentrasi berarti semakin banyak partikel-
partikel dalam setiap satuan volume ruangan, dengan demikian tumbukan antar
partikel semakin sering terjadi, semakin banyak tumbukan yang terjadi berarti
kemungkinan untuk menghasilkan tumbukan efektif semakin besar, sehingga reaksi
berlangsung lebih cepat.
Jika diketahui persamaan reaksi:

Laju reaksinya dapat dirumuskan:

Keterangan :

21
• v = Laju reaksi
• k = Tetapan laju reaksi
• m, n = Orde (tingkat) reaksi pada pereaksi A dan B

3. Suhu
Setiap partikel selalu bergerak, dengan menaikkan temperatur, energi gerak atau
energi kinetik partikel bertambah, sehingga tumbukan lebih sering terjadi. Pada
frekuensi tumbukan yang semakin besar, maka kemungkinan terjadinya tumbukan
efektif yang mampu menghasilkan reaksi juga semakin besar. Begitu pula sebaliknya,
apabila suhu diturunkan maka gerakan partikel akan lebih lambat sehingga energi
kinetik dari pertikel tersebut lebih kecil, sehingga semakin kecil pula kemungkinan
tumbukan yang akan menghasilkan tumbukan efektif. Dengan menurunnnya
kemungkinan tumbukan efektif tentu saja akan berakibat menurun pula laju reaksinya.
Suhu atau temperatur ternyata juga memperbesar energi potensial suatu zat. Zat-
zat yang energi potensialnya kecil, jika bertumbukan akan sukar menghasilkan
tumbukan efektif. Hal ini terjadi karena zat-zat tersebut tidak mampu melampaui
energi aktivasi. Dengan menaikkan suhu, maka hal ini akan memperbesar energi
potensial, sehingga ketika bertumbukan akan menghasilkan reaksi.
Setiap partikel dalam keadaan selalu bergerak. Dengan menaikkan temperatur,
maka kecepatan gerak partikel menjadi lebih tinggi, dengan demikian energi gerak
atau energi kinetik partikel bertambah, sehingga tumbukan lebih sering terjadi. Dengan
frekuensi tumbukan yang semakin besar, maka kemungkinan terjadinya tumbukan
efektif yang mampu menghasilkan reaksi juga semakin besar.
Para ahli menemukan bahwa banyak reaksi yang berlangsung dua kali lebih
cepat setiap kenaikan suhu sebesar 10 0C. Hal inilah yang menyebabkan mengapa
banyak industri yang proses produksinya berlangsung pada suhu tinggi.

Keterangan :

• Tx = Kenaikan suhu

22
• n = Besar laju
• T1 = Suhu awal
• T2 = Suhu akhir

4. Katalis
Katalis dapat mempengaruhi laju reaksi. Pada umumnya katalis dapat
meningkatkan laju reaksi, tanpa mengalami perubahan kimia yang tetap dan akan
terbentuk kembali pada akhir reaksi. Katalis yang dapat mempercepat laju reaksi
disebut katalis positif atau dikenal dengan nama katalisator. Sedangkan katalis yang
memperlambat laju reaksi disebut katalis negatif atau dikenal dengan nama inhibitor.
Peran katalis dalam mempercepat laju reaksi dengan cara membuat mekanisme reaksi
alternatif (yang berbeda) dengan harga energi aktifasi (Ea) yang lebih rendah dengan
harga energi aktifasi (Ea) tanpa katalis. Dengan Ea yang lebih rendah menyebabkan
lebih banyak partikel yang mengalami tumbukan efektif sehingga laju reaksi menjadi
meningkat.
Berdasar wujud atau fasanya, katalis dibedakan menjadi katalis homogen dan
katalis heterogen. Disebut katalis homogen apabila wujud atau fasa katalis tersebut
sama dengan fasa zat pereaksinya, begitu pula sebaliknya, apabila fasa katalis berbeda
dengan fasa zat pereaksinya maka disebut katalis heterogen. Contohnya misalnya pada
reaksi pembentukan gas SO3, pada reaksi tersebut dapat digunakan gas NO dan gas
NO2, maka gas NO dan gas NO2 tersebut disebut katalis homogen, karena fasa atau
wujudnya sama, yaitu sama-sama gas. Bagaimana prinsip kerja katalis dalam
mempercepat suatu reaksi? Katalis dapat mempercepat laju reaksi karena atalis
menyediakan alternatif jalur reaksi dengan energi aktivasi yang lebih rendah dibanding
jalur reaksi tanpa katalis sehingga reaksinya menjadi semakin cepat. Perhatikan grafik
berikut!

23
Gambar 6. Grafik laju reaski dengan katalis
Dengan rendahnya energi aktivasi pada reaksi yang menggunakan katalis di
banding reaksi yang tanpa katalis, maka reaksi tersebut akan memiliki laju reaksi lebih
cepat.

24
LAMPIRAN 2
LKPD Teori Tumbukan

Name: Kelas:

Kegiatan Belajar 1
Teori Tumbukan

Tujuan Pembelajaran:
1. Mengetahui teori tumbukan dan energi aktivasi
serta
2. Mengidentifikasi tumbukan efektif yang
menyebabkan reaksi kimia dan tumbukan tidak
efektif

A. Teori tumbukan
Teori tumbukan ini sangat penting untuk mempengaruhi
kecepatan laju reaksi. Pengaruh dari berbagaif faktor terhadap
laju reaksi dapat dijelaskan oleh teori tumbukan. Kita harus
dapat membedakan tumbukan yang dapat mempengaruhi laju
reaksi atau tidak.
Teori tumbukan menggambarkan pertemuan partikel-
partikel pereaksi sebagai suatu tumbukan. Tumbukan terjadi
jika dua molekul atau lebih permukaannya saling bersentuhan
pada satu titik. Tumbukan yang dapat menghasilkan partikel-
partikel produk reaksi disebut tumbukan aktif. Untuk
mendapatkan tumbukan yang aktif maka orientasi atau arah
tumbukan harus tepat serta memiliki energi yang cukup.

25
Kejadian seperti dua gambar di atas mungkin pernah kamu
lihat sebelumnya. Pada gambar pertama terlihat ibu-ibu yang
sedang menumbuk padi menggunakan lesung dan alu. Tujuannya
ialah untuk memisahkan beras dari sekam padi. Semakinbesar
tenaga yang digunakan, maka semakin cepat pula beras terpisah
dari sekamnya. Sedangkanpada gambar kedua terlihat dua mobil
yang bertumbukan, kemungkinan yang akan terjadi setelah
tumbukan itu adalah, mobil akan baik-baik saja, sedikit lecet,
atau rusak parah. Untuk itu kita perlu mempelajari tentang teori
tumbukan.

Pendahuluan:
Suatu reaksi kimia dapat berlangsung apabila terjadi interaksi
antara molekul-molekul pereaksi atau terjadi tumbukan antara
molekul-molekul pereaksi. Akan tetapi, tidaklah setiap tumbukan
menghasilkan reaksi, melainkan hanya tumbukan antar partikel
yang memiliki energi cukup serta arah tumbukan yang tepat yang
dapat menghasilkan reaksi. Laju suatu reaksi akan bergantung pada
tiga hal berikut:
Frekuensi tumbukan.
Frekuensi tumbukan yang melibatkan partikel dengan energi cukup.
Frekuensi tumbukan partikel dengan energi cukup yang bertumbukan
dengan arah yang tepat.

26
Berikut akan diuraikan syarat-syarat terjadinya suatu
reaksi, meliputi tumbukan efektif dan energi tumbukan
yang cukup :

1. Tumbukan efektif
Tumbukan efektif adalah tumbukan yang dapat menghasilkan
reaksi kimia. Syarat terjadinya tumbukan efektif adalah orientasi
tumbukan molekul harus tepat. Orientasi merupakan arah atau
posisi antar molekul yang bertumbukan.

2. Energi Aktivasi (Ea)


Energi aktivasi adalah energi minimum yang harus dimiliki oleh
partikel pereaksi sehingga mengasilkan tumbukan yang aktif.
Semua reaksi, reaksi endoterm atau reaksi eksoterm memerlukan
energi pengaktifan. Reaksi yang dapat berlangsung pada suhu
rendah berarti memiliki energi pengaktifan yang rendah,
sebaliknya, reaksi yang memiliki energi pengaktifan besar hanya
dapat berlangsung pada suhu tinggi.
Energi pengaktifan ditafsirkan sebagai energi penghalang
(barier) antara pereaksi dan produk. Pereaksi harusdidorong
sehingga dapat melewati energi penghalang tersebut baru
kemudian dapat berubah menjadi produk.
.

27
Coba Perhatikan gambar di bawah ini!

Setelah kalian mengamati gambar


di atas, tuliskan permasalahan apa
yang kalian temukan

28
Untuk menjawab pertanyaan di atas, lakukanlah kegiatan
berikut:

Coba perhatikan gambar (a)


1. Apakah terjadi tumbukan pada gambar (a)?

2. Apakah arah orientasi kedua molekul tepat bertumpukan?

3. Setelah tumbukan apa yang terjadi pada kedua molekul


tersebut?

4. Senyawa apa yang terbentuk dari hasil tumbukan, dan apakah


terbentuk senyawa baru?

5. berdasarkan jawaban nomor 2 dan 4, buatlah kesimpulan


mengenai gambar (a)!

Jika arah (orientasi) tumbukan antar molekul pereaksi ..........


maka, zat hasil reaksi dan tumbukannya disebut tumbukan efektif

29
Untuk menjawab pertanyaan di atas, lakukanlah kegiatan
berikut:

Coba perhatikan gambar (b dan c)


1. Apakah terjadi tumbukan pada gambar (b & c)?

2. Apakah arah orientasi kedua molekul tepat bertumpukan?

3. Setelah tumbukan apa yang terjadi pada kedua molekul


tersebut?

4. Senyawa apa yang terbentuk dari hasil tumbukan, dan apakah


terbentuk senyawa baru?

5. berdasarkan jawaban nomor 2 dan 4, buatlah kesimpulan


mengenai gambar (b & c)!

Jika arah (orientasi) tumbukan antar molekul pereaksi ..........


maka, zat hasil reaksi dan tumbukannya disebut tumbukan
tidak efektif

30
Kesimpulan
..........................................................................................................
..........................................................................................................
..........................................................................................................
..........................................................................................................
..........................................................................................................
..........................................................................................................
..........................................................................................................
..........................................................................................................
..........................................................................................................
..........................................................................................................
..........................................................................................................
..........................................................................................................
..........................................................................................................

31
LKPD Praktikum Laju Reaksi

FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI LAJU REAKSI

Nama: Kelas:

Tujuan
Siswa dapat mengidentifikasi pengaruh konsentrasi, luas
permukaan, dan suhu terhadap laju reaksi melalui
percobaan

Dasar Teori
Proses berlangsungnya reaksi kimia dipengaruhi oleh
beberapa faktor. Faktor-faktor ini akan memengaruhi
jumlah tumbukan antarmolekul dari zat-zat yang bereaksi.
Suatu reaksi akan berlangsung lebih cepat jika tumbukan
antarpartikel dari zat-zat pereaksi lebih sering terjadi dan
lebih banyak. Sebaliknya, reaksi akan berlangsung lebih
lambat jika hanya sedikit partikel dari zat-zat pereaksi
yang bertumbukan. Terdapat empat faktor yang
mempengaruhi laju reaksi, yaitu konsentrasi, luas
permukaan sentuh, suhu, dan katalis.

32
PENGARUH KONSENTRASI TERHADAP LAJU
REAKSI

Alat & Bahan:


2 buah Erlenmeyer 100 ml Larutan HCl 0.5 M
Sendok Larutan HCl 2 M
2 buah balon Batu Pualan (CaCO3)

Cara Kerja:
1. Siapkan 2 buah erlemenyer 100 mL (botol) dan 2 buah balon.
2. Masukkan HCl kedalam masing-masing erlenmeyer, erlemenyer
(botol) pertama dimasukkan 10 mL HCl 0.5 M dan botol kedua
dimasukkan 10 mL HCl 2 M
3. Masukkan batu pualam sebanyak 1 sendok teh ke dalam masing-
masing balon.
4. Kemudian pasangkan balon ke mulut erlemenyer (botol), dan
masukkan batu pualam yang ada di dalam balon ke dalam
erlemenyer (botol).
5. Amatilah perubahan yang terjadi

Konsentrasi HCl Waktu (s)

33
PENGARUH SUHU TERHADAP LAJU REAKSI

Alat & Bahan:


2 buah Erlenmeyer 100 ml Gula Pasir
termometer Aquades
hot plate

Cara Kerja:
1. Siapkan 2 buah gelas kimia 100 mL dan termomter
2. Masukkan air sebanyak 50 mL ke dalam gelas kimia yang
pertama dan panaskan sampai suhu 50 derajat dan masukkan
air dingin sebanyak 50 mL kedalam gelas kimia yang kedua.
3. Masukkan 1 sendok gula kedalam masing-masing gelas kimia
4. Amatilah perubahan yang terjadi dan hitung waktu laju
reaksinya.

Air (suhu) Waktu (s)

34
PENGARUH LUAS PERMUKAAN TERHADAP
LAJU REAKSI
Alat & Bahan:
2 buah Erlenmeyer 100 ml Batu Pualam (CaCO3)
Stopwatch Larutan HCl
2 Buah Balon

Cara Kerja:
1. Siapkan 2 buah erlemenyer 100 mL dan batu pualam
2. Geruskan batu pualam menjadi serbuk.
3. Masukkan HCl pada masing-masing erlemenyer
4. Masukkan batu pualam serbuk ke dalam balon yang pertama dan
masukkan pualam berupa kepinga ke dalam balon yang kedua.
Masukkan secara bersamaan dan stopwatch
5. Amatilah perubahan yang terjadi

Luas Permukaan Waktu (s)

Serbuk

Kepingan

35
PENGARUH KATALIS TERHADAP LAJU
REAKSI

Alat & Bahan:


Hidrogen Peroksida 3% 2 buah gelas kimia
(atau konsentrasi lebih Bak
tinggi)
Larutan KI (100 ml
H2O + 1/2 sdm KI)
Pewarna makanan
Sabun Cuci

Cara Kerja:
1. Siapkan 2 gelas kimia, gelas kimia 1 diisikan 125 ml hidrogen peroksida
2. tambahkan pada gelas kimia 1 beberapa tetes pewarna makanan
dan sabun cuci
3. siapkan larutan KI pada gelas kimia 2
4. letakkan gelas kimia 1 pada bak
5. tuangkan gelas kimia 2 ke dalam gelas kimia 1 secara spontan
6. amati perubahan yang terjadi

Hasil Pengamatan:
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................

36
Kesimpulan
..........................................................................................................
..........................................................................................................
..........................................................................................................
..........................................................................................................
..........................................................................................................
..........................................................................................................
..........................................................................................................
..........................................................................................................
..........................................................................................................
..........................................................................................................
..........................................................................................................
..........................................................................................................
..........................................................................................................

37
LAMPIRAN 3
ASESMEN
1. Asesmen Diagnostik
Asesmen diagnostik dilakukan di awal pembelajaran untuk menggali kemampuan dasar siswa
dalam topik pembelajaran.
a) Diagnostik Non Kognitif
No Pertanyaan
1. Apa kabarnya hari ini?
2. Apakah semuanya dalam keadaan sehat?
3. Apa ada yang sakit/izin hari ini?
4. Apakah sudah makan?
5. Apa sudah siap untuk belajar?

b) Dignostik Kognitif
Pertemuan Pertanyaan
1 1) Diantara proses meledaknya kembang api dan perkaratan
besi yang mana yang terjadi lebih cepat?
2) Apakah yang mempengaruhi cepat-lambatnya peristiwa
tersebut?
2 1) Bagaimana suatu reaksi dapat terjadi?
2) Apa saja yang mempengaruhi laju reaksi?

3 1) Bagaimana tumbukan dapat terjadi?


2) Apa saja factor yang mempengaruhi tumbukan?

4 1) Mengapa pada saat kita melarutkan garam dengan


menggunakan air panas, garam akan mudah larut?
2) Mengapa saat kita memasak daging akan lebih mudah
matang jika daging dipotong-potong terlebih dahulu?

38
2. Asesmen Formatif
Pertemuan 2: Konsep Laju Reaksi
No Butir Soal
1. Jika suatu reaksi 2A + 2B → 3C + D, berilah pernyataan laju reaksi untuk setiap
reaktan dan produk pada reaksi tersebut….

2. Reaksi seng dengan asam klorida dinyatakan dengan reaksi berikut:


Zn(s) + HCl(aq) → ZnCl2(aq) + H2(g)
Bila pada awal reaksi terdapat 25 gram Zn dan setelah 5 menit menjadi 18,5 gram,
bagaimana laju reaksi Zn?

3. Ke dalam ruang yang memiliki volume 2 liter dimasukkan 4 mol gas HI yang terurai
menjadi H2 dan I2. Setelah 5 detik, terdapat 1 mol gas H2. Tentukan laju reaksi H2
dan HI!

4. Jika pada suhu tertentu laju penguraian N2O4 menjadi NO dan O2 adalah 3,0 x 10-4
mol L-1S-1, maka laju pembentukan NO adalah…

5. Dalam wadah 5 liter dipanasakan gas N2O4 sebanyak 0,8 mol sampai suhu tertentu
sehingga terurai menjadi NO2. Jika setelah 4 detik dalam ruangan tersebut terdapat
0,6 mol gas NO2. Maka laju rata-rata penguraian N2O4 adalah…

39
Pertemuan 3: Orde reaksi
No Butir Soal
1. Jika suatu reaksi tidak dipengaruhi oleh konsentrasi zat yang bereaksi, bagaimana
grafik laju reaksi tersebut…

2. Pada sutau reaksi 2X + Y → X2Y, didapatkan data jika kosentrasi kedua reaktan
diperbesar dua kali, laju reaksi menjadi delapan kali lebih besar. Jika konsetrasi Y
diperbesar dua kali saat konsetrasi X tetap, laju reakso menjadi dua kali lebih besar.
Maka reaksi tersebut berorde…

3. Data percobaan untuk rx: A + B → AB adalah sebagai berikut:


No [A] M [B] M V (M/s)
1 1,0 0,5 2
2 3,0 0,5 18
3 1,0 2,0 32
Orde rx terhadap A dan B adalah….

4. Data percobaan untuk reaksi: 2ICl + H2 → I2 + 2HCl adalah sebagai berikut:


No [ICl] M [H2] M V (M/s)
1 0,05 0,05 7,5 x 10-4
2 0,1 0,1 1,5 x 10-3
3 0,2 0,1 3,0 x 10-3
Tentukanlah:
a) Orde reaksinya!
b) Persamaan laju reaksi!
c) Hitung tetapan laju reaksi!

40
3. Asesmen Sumatif

No Butir Soal (Pilihan Ganda)


1. Bila dalam suatu reaksi X + Y → XY, laju reaksi dalam reaksi tersebut dapat dimaknai….
a. Pengurangan konsentrasi X atau konsentrasi Y tiap satuan waktu
b. Pernambahan konsentrasi X, konsentrasi Y atau konsentrasi XY tiap satuan waktu
c. Penambahan konsentrasi Y dan konsentrasi XY tiap satuan waktu
d. Penambahan konsentrasi Y tiap satuan waktu
e. Pengurangan konsentrasi XY tiap satuan waktu

2. Perhatikan pernyataan di bawah ini!


a) Pada makanan kaleng terdapat asam benzoat yang berfungsi sebagai pengawet
makanan.
b) Pada saat memasak, bahan masakan dipotong menjadi potongan yang lebih kecil
agar lebih cepat masak
Faktor apa saja yang mempengaruhi laju reaksi pada pernyataan tersebut…
a. suhu dan katalis
b. katalis dan suhu
c. suhu dan luas permukaan
d. luas permukaan dan suhu
e. katalis dan luas permukaan

3. Analisislah pernyataan di bawah ini yang paling tepat…


a. Pada kerusakan makanan, laju kerusakan makanan tidak dipengaruhi oleh suhu.
b. Penurunan suhu ternyata dapat menurunkan energi aktivasi laju kerusakan makanan.
c. Asam benzoat pada makanan kaleng berfungsi sebagai inhibitor reaksi kerusakan
makanan.
d. Pemotongan bahan masakan menjadi potongan yang lebih kecil menurunkan total luas
permukaan bahan makanan.
e. Pemotongan bahan masakan menjadi potongan yang lebih kecil meningkatkan energi
kinetik bahan makanan sehingga mempercepat pemasakan

41
4. Perhatikan pernyataan-pernyataan berikut:
1) Untuk dapat menaikan energi aktivasi dengan cara penambahan katalis
2) Setiap terjadi tumbukan partikel reaktan akan menghasilkan reaksi
3) Peningkatan suhu dapat menyebabkan penurunan energi aktivasi
4) Sebelum terjadinya suatu reaksi pasti terjadi tumbukan
5) Tidak semua tumbukan akan menghasilkan reaksi
Berdasarkan hasil Analisis Anda, pernyataan di atas yang sesuai dengan teori tumbukan
adalah pernyataan dengan nomor…
a. 1, 2 dan 3
b. 1 dan 3
c. 2 dan 4
d. 4 dan 5
e. Hanya nomor 5

5. Perhatikan gambar di bawah ini!

Laju reaksi yang dipengaruhi oleh luas permukaan terdapat pada Erlenmeyer nomor…
a. 1 dan 2
b. 2 dan 3
c. 3 dan 4
d. 4 dan 5
e. 5 dan 1

6. Perhatikan kurva di bawah ini:

42
Persamaan laju reaksi yang tepat untuk kirva di atas adalah…
f. v = k [X]x[Y]y[Z]z
g. v = k [X]x[Y]y
h. v = k [X]x [Z]z
i. v = k [Y]y[Z]z
j. v = k [Y]y

7. Pada percobaan logam magnesium yang direaksikan dengan larutan asam klorida
menghasilkan reaksi:
Mg (s) + 2HCl (aq) → MgCl2 (aq) + H2 (g)
Diperoleh data percobaan:
Suhu (C) Volume H2 Waktu (detik)
15 35 5
15 50 10
25 75 10
Laju reaksi pembentukan H2 adalah….
k. 25/10 ml.s-1
l. 75/10 ml.s-1
m. 35/5 ml.s-1
n. 50/15 ml.s-1
o. 15/5 ml.s-1

8. Jika laju reaski dari suatu gas dinyatakan dengan persamanaa v1 = k[P][Q]2. Tentukanlah
laju reaki (v2) bila konsentrasi Q dan P dinaikkan 4 kali…
a. 4 v1

43
b. 16 v1
c. 32 v1
d. 64 v1
e. 128 v1

9. Laju reaksi naik dua kali lebih cepat setiap kenaikan 10C. pada suhu 5C reaksi
berlangsung 32 detik. Pada suhu 45C, reaksi akan berlangsung selama…
a. 2 detik
b. 4 detik
c. 8 detik
d. 16 detik
e. 32 detik

10. Suatu reaksi 2A + B → 2AB memiliki laju reaksi k[A]2[B] pada suhu tetap zat A diperkecil
¼ kali, sedangkan konsentrasi B dinaikkan 2 kalinya, maka laju reaksinya menjadi….
a. Lebih kecil 4 kali
b. Lebih besar 4 kali
c. Lebih kecil 8 kali
d. Lebih besar 8 kali
e. Lebih kecil 16 kali

44
No Butir Soal (Essay)
11. Perhatikan table percobaan antara batu kapur dengan HCl berikut!
CaCO3 (s) + HCl(aq) → CaCl2 (aq) + H2O (l) + CO2 (g)
Nomor percobaan Bentuk CaCO3 Konsentrasi HCl
1 Butiran Kasar 0,01 M
2 Serbuk Halus 0,01 M
3 Butiran Kasar 0,02 M
4 Serbuk Halus 0,03 M
5 Butiran Kasar 0,03 M
Kelima erlemeyer ditutup balon dengan ukuran sama untuk menampung hasil berupa gas
CO2. Berdasarkan percobaan tersebut, analisislah balon mana yang mengembang paling
awal disertai dengan alasannya!

12. Pada reaksi fasa gas


2NO(g) + Br2(g) → 2NOBr(g)
Dilakukan paad wadah tertutup dengan konsentrasi awal rwaktan yang berbeda-beda. Pada
table di bawah ini yang dimaksud dengan waktu reaksi (t) adalah waktu dari awal reaksi
sampai hilangnya warna Br2.
Percobaan [NO] mol/L [Br2] mol/L Waktu (menit)
1 0.10 0.05 4
2 0.10 0.10 2
3 0.20 0.05 1
Berdasrkan data tersebut, persaman laju reaksi tersebut adalah….

13. Perhatikan reaksi berikut:


NO3(g) → NO2(g) + O2(g) belum setara
Bila saat tertentu laju pengurangan gas NO3 adalah 5 mol L-1s-1, maka laju pembentukan
gas O2 adalah….. L-1s-1

14. Pada reaksi 2NO + H2 → N2 + 2H2O , diperoleh data sebagai berikut:


Percobaan [NO] mol/L [H2] mol/L Waktu (s)

45
1 4𝑥10−3 1,5𝑥10−3 32
2 4𝑥10−3 3𝑥10−3 64
3 4𝑥10−3 6𝑥10−3 130
4 2𝑥10−3 6𝑥10−3 32
5 1𝑥10−3 6𝑥10−3 7,9
Berdasarkan data di atas, maka besar orde total adalah.….

15. Pada reaksi A + B → C + D, diperoleh data sebagai berikut:


Percobaan [A] M [B] M V (M/s)
1 0.1 0.6 12
2 0.2 0.6 48
3 0.2 1.2 48
Besar laju reaksi yang terjadi jika konentrasi A = 0.3 M dan B = 0.4 M adalah….

46
Rubrik Penilaian Asesmen Sumatif Pilihan Ganda
No Kunci Jawaban (Pilihan Ganda) Kriteria Penilaian Skor
16. (a) Pengurangan konsentrasi X atau Jika siswa dapat menjawab 5
konsentrasi Y tiap satuan waktu pertanyaan dengan tepat
Jika siswa tidak dapat menjawab 0
pertanyaan dengan tepat
17. (e) katalis dan luas permukaan Jika siswa dapat menjawab 5
pertanyaan dengan tepat
Jika siswa tidak dapat menjawab 0
pertanyaan dengan tepat
18. (c) Asam benzoat pada makanan kaleng Jika siswa dapat menjawab 5
berfungsi sebagai inhibitor reaksi pertanyaan dengan tepat
kerusakan makanan. Jika siswa tidak dapat menjawab 0
pertanyaan dengan tepat
19. (d) 4 dan 5 Jika siswa dapat menjawab 5
pertanyaan dengan tepat
Jika siswa tidak dapat menjawab 0
pertanyaan dengan tepat
20. (a) 1 dan 2 Jika siswa dapat menjawab 5
pertanyaan dengan tepat
Jika siswa tidak dapat menjawab 0
pertanyaan dengan tepat
21. (b) v = k [X]x[Y]y Jika siswa dapat menjawab 5
pertanyaan dengan tepat
Jika siswa tidak dapat menjawab 0
pertanyaan dengan tepat
22. (e) 15/5 ml.s-1 Jika siswa dapat menjawab 5
pertanyaan dengan tepat
Jika siswa tidak dapat menjawab 0
pertanyaan dengan tepat
23. (d) 64 v1 Jika siswa dapat menjawab 5
pertanyaan dengan tepat

47
Jika siswa tidak dapat menjawab 0
pertanyaan dengan tepat
24. (a) 2 detik Jika siswa dapat menjawab 5
pertanyaan dengan tepat
Jika siswa tidak dapat menjawab 0
pertanyaan dengan tepat
25. (c)Lebih kecil 8 kali Jika siswa dapat menjawab 5
pertanyaan dengan tepat
Jika siswa tidak dapat menjawab 0
pertanyaan dengan tepat

48
Rubrik Penilaian Asesmen Sumatif Essay

No Kunci Jawaban Pedoman Penskoran Skor


Maksimal
11. Jawaban: bentuk CaCO3 serbuk Skor 10 jika penjelasan lengkap 10
halus dalam larutan HCl 0,03 M dan jawaban benar
Penjelasan: Skor 8 jika penjelasan kurang
Semakin besar luas permukaan dan lengakp dan jawaban
semakin tinggi konsentrasi suatu benar
larutan, maka semakin cepat laju Skor 6 jika penjelasan benar dan
reaksinya. jawaban salah
Skor 4 bila penjelasan kurang
lengkap dan jawaban
salah
Skor 2 bila penjelasan salah dan
jawaban salah

12. Jawaban: r = k [NO]2[BR2] Skor 10 jika jawaban benar dan 10


Penyelesaian: langkah penyelesaian
- Orde [NO] benar & tepat
𝑡1 [𝑁𝑂]3𝑥 Skor 8 jika jawaban salah dan
= penyelasain benar tetapi
𝑡3 [𝑁𝑂]1𝑥
4 0,20𝑥 kurang tepat
= Skor 6 bila jawaban salah dan
1 0,10𝑥
4 = 2𝑥 penyelsaian benar tetapi
𝑥=2 kurang tepat
- Orde [Br2] Skor 2 bila jawaban salah dan
𝑦 penyelsaian salah
𝑡1 [𝐵𝑟2 ]2
=
𝑡2 [𝐵𝑟2 ]1𝑦
4 0,10𝑦
=
2 0,05𝑦
2 = 2𝑦
𝑥=1
2
r = k [NO] [BR2]

13. Jawaban: 2,5 mol L-1s-1 Skor 10 jika jawaban benar dan 10
Penyelesaian: langkah penyelesaian
NO3 → NO2 + 1⁄2O2 benar & tepat
𝑘𝑜𝑒𝑓 O2 Skor 8 jika jawaban salah dan
v O2 = x v NO3 penyelasain benar tetapi
𝐾𝑜𝑒𝑓 𝑁𝑂3
1⁄ kurang tepat
2
= x 5 mol L-1s-1 Skor 6 bila jawaban salah dan
1
= 2,5 mol L-1s-1 penyelsaian benar tetapi
kurang tepat
Skor 2 bila jawaban salah dan
penyelsaian salah

49
14. Jawaban: 3 Skor 10 jika jawaban benar dan 10
Penyelesaian: langkah penyelesaian
- Orde [NO] benar & tepat
4𝑥10−3 𝑋 130 Skor 8 jika jawaban salah dan
[ ] = penyelasain benar tetapi
2𝑥10−3 32
2𝑥 = 4 kurang tepat
𝑥=2 Skor 6 bila jawaban salah dan
- Orde [H2] penyelsaian benar tetapi
1,5𝑥10−3 𝑦 32 kurang tepat
[ ] = Skor 2 bila jawaban salah dan
3𝑥10−3 64
𝑦
1/2 = 1/2 penyelsaian salah
𝑦=1
- Orde total = x + y
=2+1=3
15. Jawaban: 108 M/s Skor 10 jika jawaban benar dan 10
Penyelesaian: langkah penyelesaian
- Orde A benar & tepat
0,1 12 Skor 8 jika jawaban salah dan
[ ]𝐴 =
0,2 48 penyelasain benar tetapi
1𝐴 1 kurang tepat
[ ] = Skor 6 bila jawaban salah dan
2 4
𝐴=2 penyelsaian benar tetapi
- Orde B kurang tepat
0,6 48 Skor 2 bila jawaban salah dan
[ ]𝐵 = penyelsaian salah
1,2 48
1𝐵
[ ] =1
2
𝐵=0
- r = k [A]2

12 = k [0,1]2
-
v2 = k [0,3]2
12 0,01
=
𝑣2 0,09
V2 = 12 x 9
= 108 M/s

50
LAMPIRAN 5
1. Remedial
Remedial dilakukan setiap topik pembelajaran telah selesai.
• Target peserta : Peserta didik dengan hasil tes sumatif kurang dari KKM.
• Materi : Soal yang belum dikuasai peserta didik (soal yang dijawab salah pada tes sumatif).
• Tujuan : Memberikan pemahaman dari kesulitan peserta didik.
• Metode : Membahas soal dan memberi tambahan materi.
Langkah Remedial : siswa diminta untuk menjawab kembali soal sumatif yang tidak bisa
dikerjakan dibawah bimbingan guru
2. Pengayaan
Pengayaan dilakukan setiap topik pembelajaran telah selesai.
• Target peserta : Peserta didik dengan hasil tes sumatif sempurna
• Materi : Soal narasi
• Tujuan : Memberikan pemahaman yang lebih dalam kepada peserta didik
• Metode : Memberikan soal yang bisa dikerjakan peserta didik sebagai materi pengayaan.
• Langkah Pengayaan : Memberikan soal pengayaan untuk peserta didik dengan capaian tinggi
kemudian dibahas bersama sama dengan guru baik pada jam mata pelajaran maupun di luar
jam.

56
SOAL PENGAYAAN
1. Mengapa reaksi terjadi lebih lama pada temperature rendah? Hubungkan dengan teori
tumbukan dan energi aktivasi untuk menjelaskan!

2. Perhatikan reaksi di bawah ini!


Zn(s) + 2HCl(aq) → H2(g) + ZnCl2(aq)
Buatlah pernyataan laju reaksi terhadap reaktan dan produk dari reaksi tersebut!

3. Bila suatu reaksi dinaikan 100C, maka laju reaksi akan menjadi dua kali lipat. Pada
suhu tC reaksi berlangsung selama 12 menit, maka pada suhu (t+30)C reaksi akan
berlangsung selama?

4. Pada suatu reaksi 2H2 + 2NO → 2H2O + N2, berdasarkan eksperimen didapatkan
persamaan lau reaksinya adalah v = k [H2] [NO]2 dengan nilai k = 2 x 10-8. Jika
diketahui 6 mol H2 dan 4 mol NO direkasikan dalam wadah 2 liter, laju awal reaksinya
adalah…

5. Diketahui reaksi pembentukan gas NO2 berdasarkan persamaan berikut:


2N2(g) + O2(g) → 2N2O(g)
Reaksi ini berorde 1 terhadap tiap-tiap reaktan dengan nilai tetapan laju reaksi sebesar
0,75 M-1S-1. Jika ke dalam 0,5 L labu dituangkan 40 mmol N2 dan 30 mmol O2, laju
reaksi setelah 25% N2 bereaksi adalah…..

57
GLOSARIUM
Energi Aktivasi : energi minimum yang dibutuhkan agar reaksi kimia tertentu
dapat terjadi.
Homogen : campuran yang memiliki komposisi seragam dan tidak dapat
dibedakan
Heterogen : campuran yang terdiri dari dua bahan dan zat berbeda serta
tidak dapat menyatu menjadi satu secara sempurna,
Inhibitor : zat yang berfungsi menghambat (meng-hentikan) reaksi, misal
dengan mengotori permukaan katalis.
Katalis : zat yang mempercepat laju reaksi dengan tidak mengalami
perubahan kimia, dengan cara menurunkan energi
aktivasi (Ea).
Laju Reaksi : Kecepatan proses pemakaian reaktan dan pembentukan
produk dalam suatu reaksi kimia
Persamaan Laju : Hubungan antara laju reaksi dengan konsentrasi dari pereaksi
Reaksi dipangkatkan bilangan tertentu
Reaksi Orde dua : Pada suatu reaksi orde dua, laju reaksi berubah secara kuadrat
terhadap perubahan konsentrasinya
Reaksi Orde Negatif : jika laju reaksi berbanding terbalik dengan konsentrasi
pereaksi itu.
Reaksi Orde nol : Laju reaksi tidak dipengaruhi oleh besarnya konsentrasi
pereaksi
Reaksi Orde satu : Laju reaksi dipengaruhi oleh besarnya konsentrasi pereaksi
Tahap Penentu Laju : Tahap reaksi kimia yang paling lambat dalam mekanisme
Reaksi reaksi
Tumbukan : Tumbukan adalah interaksi dua buah benda atau lebih yang
saling bertukar gaya dalam selang waktu tertentu dan
memenuhi hukum kekekalan momentum.

62
DAFTAR PUSTAKA
Johari, J.M.C. dan Rachmawati, M, 2006. Kimia SMA dan MA untuk Kelas XI, Esis, Jakarta
Setiyana, S. (2020). E-modul kimia Kelas XI: laju reaksi dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Sudarmo, Unggul & Mitayani, Nanik, 2014, Kimia untuk SMA /MA kelas XI, Jakarta, Airlangga
Sudiono, Sri & Juari Santosa, Sri dan Pranowo, Deni, 2007, Kimia Kelas XI untuk SMA dan MA,
Jakarta, Intan Pariwara
Sriyanto, W. (2020). Modul pembelajaran kimia SMA kelas XI: faktor-faktor yang mempengaruhi
laju reaksi dan teori tumbukan.

63

Anda mungkin juga menyukai