I. TUJUAN
Mengetahui adanya karbohidrat pada sampel glukosa 0,01M; sukrosa 0,01M;
xilosa 0,01M; aquades; furfural 0,01M; larutan pati 0,7%; filtrat pisang mentah; dan
filtrat pisang matang dengan uji Molisch dan memahami prinsipnya.
Alat :
- Tabung reaksi (8)
- Rak tabung reaksi (1)
- Pipet tetes (1)
- Gelas beaker 50mL (10)
- Pipet ukur 1mL (8)
- Pipet ukur 10mL (1)
- Propipet (2)
B. Cara Kerja
Larutan glukosa 0.01 M, fruktosa 0.01 M, sukrosa 0.01
M, filtrat pisang mentah, dan filtrat pisang matang
Homogenisasi Manual
Penambahan 3mL H2SO4 pekat melalui dinding tabung dalam ruang asam, tidak digojog
C. Fungsi Perlakuan
- Larutan -naftol 5% ditambahkan dalam alkohol berfungsi sebagai indikator
warna untuk mengidentifikasi adanya karbohidrat pada bahan yang
berkondensasi dengan fusfural dan menghasilkan cincin berwarna ungu
- Perlakuan homogenisasi berfungsi untuk menghomogenkan larutan
- Asam sulfat (H2SO4) ditambahkan untuk dehidrasi karbohidrat menjadi fusfural
yang akan berkondensasi dengan -naftol membentuk cincin berwarna ungu
(asam sulfat merupakan asam kuat dengan daya hidrolisis yang tinggi)
- Asam sulfat yang ditambahkan melalui dinding tabung bertujuan agar
hidrolisis sampel dapat langsung ke daerah bawah tabung sehingga terbentuk
cincin berwarna violet pada perbatasan dua larutan
- Asam sulfat ditambahkan di dalam lemari asam agar tidak ada kontak langsung
dengan asam sulfat yang bersifat sangat korosif
- Penggojokan bertujuan untuk tidak merusak cincin berwarna ungu yang terbuat
jika ada karbohidrat dalam sampel
- Pengamatan cincin violet berfungsi untuk mengetahui perbedaan hasil dari
masing-masing sampel.
(Haribi, 2009)
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel hasil percobaan
No Sampel Hasil Akhir Intensitas
1. Filtrat Pisang Terbentuk cincin ungu yang pekat +4
Mentah
2. Filtrat pisang matang Terbentuk cincin ungu yang pekat +5
3. Glukosa 0,01 M Terbentuk cincin ungu yang tidak pekat +2
4. Sukrosa 0,01 M Terbentuk cincin ungu-hitam yang tidak pekat +1
5. Xilosa 0,01 M Terbentuk cincin ungu yang pekat +7
6. Furfural 0,01 M Terbentuk cincin ungu yang pekat +8
7. Larutan pati 0,7% Terbentuk cincin ungu yang tidak pekat +3
8. Aquades Tidak terbentuk cincin ungu 0
V. KESIMPULAN
Intensitas warna pada sampel paling tinggi yaitu furfural 0.01 M dengan
intensitas +8, kemudian diikuti oleh xilosa 0.01 M dengan intensitas +7, filtrat
pisang matang dengan intensitas +5, filtrat pisang mentah dengan intensitas +4,
larutan pati 0,7% dengan intensitas +3, glukosa 0.01 M dengan intensitas +2,
sukrosa 0,01 M dengan intensitas +1, serta aquades dengan intensitas 0. Ditemukan
penyimpangan hasil pada larutan pati yang menghasilkan cincin lebih pekat
dibandingan glukosa dan sukrosa.