: 14 SEPTEMBER 2015
Tanggal Pengumpulan
: 21 SEPTEMBER 2015
Disusun oleh :
Angela
11414044
Kelompok 7
Asisten:
Muhammad Fakhri Faiz
11412053
Angela 11414044
ABSTRAK
Karbohidrat merupakan biomolekul yang memiliki dua jenis, yaitu
karbohidrat sederhana, dan karbohidrat kompleks. Uji yang dapat dilakukan untuk
menentukan adanya karbohidrat adalah uji Fehling, uji Benedict, uji Tollens, uji
Iodin, dan hidrolisis pati. Uji yang dilakukan pada minyak adalah uji kelarutan, uji
keasaman, uji ketidakjenuhan, dan uji peroksida. Uji-uji tersebut dilakukan untuk
menentukan adanya gugus aldehid padakarbohidrat. Uji-uji yang dilakukan pada
minyak bertujuan untuk menentukan kelarutan minyak dalam berbagai larutan,
keasaman minyak, dan kandungan peroksida. Hasil percobaan membuktikan
bahwa karbohidrat memiliki gugus aldehid atau gugus keton. Polisakarida
terdapat di amilum. Hasil percobaan juga membuktikan minyak larut pada pelarut
organik dan pelarut nonpolar. Selain itu, minyak bersifat asam. Minyak zaitun
kandungan peroksidanya lebih sedikit dibandingkan minyak kelapa tengik.
Kata kunci : karbohidrat, lipid, biomolekul
PENDAHULUAN
Karbohidrat didefinisikan sebagai zat yang memiliki rumus empiris
Cn(H2O)m. Gula juga termasuk karbohidrat karena memiliki rumus empiris yang
sama, contohnya glukosa, fruktosa, dan sukrosa. Karbohidrat dapat larut di air dan
susah untuk dikristalkan. (Sinnott, 2007)
Karbohidrat terdiri dari dua tipe, yaitu karbohidrat sederhana dan
karbohidrat kompleks. Karbohidrat sederhana yaitu monosakarida dan disakarida.
Monosakarida merupakan gula sederhana sedangkan disakarida adalah gabungan
dari dua monosakarida. Karbohidrat sederhana dapat langsung dicerna oleh tubuh.
Karbohidrat kompleks yaitu polisakarida seperti glikogen, pati, dan serat.
Karbohidrat kompleks merupakan cadangan energi yang dapat diperlukan
sewaktu-waktu oleh tubuh. (Purnakarya, 2009)
Fungsi karbohidrat adalah penghasil energi utama tubuh, membantu regulasi
protein, dan membantu metabolisme lemak. Glikogen merupakan cadangan energi
untuk melindungi sel-sel, terutama dari tekanan dan cidera. Karbohidrat sederhana
merupakan penghasil energi yang dapat langsung digunakan tubuh. Karbohidrat
kompleks dalam tubuh berperan sebagai pengendali kadar gula darah.
(Purnakarya, 2009)
Uji-uji yang dilakukan untuk menentukan karbohidrat adalah uji Fehling, uji
Benedict, uji Tollens, dan uji Iodin. Uji Fehling menggunakan pereaksi Fehling A
dan Fehling B. Warna campuran Fehling A dan Fehling B adalah biru. Jika
pereaksi Fehling diberikan kepada suatu bahan yang mengandung gula pereduksi
kemudian dipanaskan, akan terjadi perubahan warna dari biru menjadi hijau,
kuning, kemerah-merahan hingga akhirnya terbentuk endapan merah bata yaitu
Cu2O. Uji Benedict menggunakan pereaksi Benedict, yaitu
campuran
tembaga(II)sulfat (CuSO4), natrium sitrat (C6H5Na3O7.2H2O), dan natrium
karbonat (NaCO3) yang dilarutkan dalam air. Larutan pereaksi Benedict berwarna
biru. Ketika pereaksi Benedict dicampurkan hingga homogen dengan bahan yang
mengandung gula pereduksi dan dipanaskan, maka terjadi perubahan warna dari
biru, hijau, kuning, kemerahan-merahan hingga membentuk endapan tembaga
oksida (Cu2O). Uji Tollens menggunakan pereaksi Tollens. Bila pereaksi Tollens
dicampurkan dengan bahan yang mengandung gugus aldehid atau keton kemudian
dipanaskan, terbentuk lapisan perak yang menyerupai cermin. (Sumardjo, 2006)
Uji Iodin digunakan untuk menguji adanya polisakarida seperti amilum.
Iodin awalnya berwarna kuning kecoklatan dan ketika dicampur dengan bahan
yang mengandung amilum warnanya menjadi biru. Hal itu terjadi karena iodin
berikatan dengan molekul amilosa. Ketika iodin dicampurkan dengan
amilopektin, maka akan menghasilkan warna merah keunguan. (Pavia, 2005).
Hidrolisis pati merupakan pemecahan gula kompleks menjadi gula-gula
sederhana, contohnya sukrosa. Sukrosa dapat dihidrolisis menjadi glukosa dan
fruktosa. Cara hidrolisis adalah dengan diteteskan HCl pada sukrosa dan
dipanaskan hingga mendidih, kemudian teteskan NaOH agar menjadi larutan
menjadi basa, kemudian uji larutan tersebut menggunakan reagen Benedict. Jika
menghasilkan warna merah bata maka terdapat glukosa didalamnya. Hasil
tersebut juga berarti hidrolisis bereaksi sempurna.(Pavia, 2005)
Lemak juga penghasil energi seperti karbohidrat. Lemak memiliki
komponen dasar asam lemak dan trigliserida. Asam lemak terdiri dari dua tipe
yaitu asam lemak jenuh dan asam lemak tak jenuh. Asam lemak tak jenuh
dibedakan menjadi Mono Unsaturated Fatty Acid (MUFA) yang memiliki satu
ikatan rangkap, dan Poly Saturated Fatty Acid (PUFA) yang memiliki dua atau
lebih ikatan rangkap. (Purnakarya, 2009)
Jenis-jenis lemak dibedakan berdasarkan asam lemak yang diikatnya. Asam
lemak jenuh memiliki satu rantai karbon, tidak memiliki ikatan rangkap,
sedangkan asam lemak tak jenuh memiliki satu atau lebih ikatan rangkap.
(Purnakarya, 2009) Asam lemak jenuh biasanya berwujud padat sedangkan asam
lemak tak jenuh berwujud cair pada suhu kamar. Hal itu terjadi karena semakin
banyak ikatan rangkap pada senyawa akan menurunkan titik leleh sehingga pada
suhu kamar wujudnya cair.(Pavia, 2005) Kemudian terdapat asam lemak trans
yang juga asam lemak tak jenuh tetapi memiliki bentuk isomer geometri trans.
Asam lemak trans diperoleh dari hasil hidrogenasi pada asam lemak tidak jenuh.
(Sartika, 2008)
Lemak berasal dari hewan dan minyak berasal dari tumbuhan. Berdasarkan
wujudnya, pada suhu kamar lemak berwujud padat sedangkan minyak berwujud
cair. Alasannya adalah pada lemak terkandung banyak asam lemak jenuh
sedangkan minyak mengandung asam lemak tak jenuh. Semakin tinggi kandungan
asam lemak tak jenuh dapat menurunkan titik leleh. (Pavia, 2005)
TUJUAN
Tujuan praktikum ini dilaksanakan adalah untuk menguji adanya
karbohidrat dan lemak pada bahan-bahan yang sudah ditentukan. Pertama, kita
akan menentukan keberadaan gugus aldehid pada glukosa, fruktosa, sukrosa, dan
amilum dengan Uji Fehling. Untuk bahan yang sama dengan uji pertama, kita juga
akan menentukan keberadaan gula reduksi dengan Uji Benedict, dan menentukan
keberadaan gugus aldehid dan keton dengan Uji Tollens. Untuk menentukan
keberadaan polisakarida, kita menggunakan Uji Iodin pada glukosa, fruktosa,
sukrosa, amilum, dekstrin, dan glikogen. Kemudian, kita akan menentukan hasil
hidrolisis pati. Pada uji lemak, kita akan menentukan kelarutan lemak dari minyak
kelapa pada berbagai pelarut, menentukan sifat asam dan ketengikan minyak
kelapa segar dan minyak kelapa tengik, menentukan kandungan peroksida dalam
minyak kelapa tengik dan minyak zaitun dengan uji peroksida, dan menentukan
sifat ketidakjenuhan minyak kelapa dan margarin.
ALAT DAN BAHAN
Alat-alat yang digunakan pada praktikum ini yaitu alat penangas air
mendidih, lampu spiritus, penjepit tabung, pipet tetes, plat tetes, dan tabung
reaksi. Untuk bahan, digunakan akuades, alkohol 96%, amilum 1%, asam asetat
glasial, benzene, dekstrin 1%, eter, fruktosa 1%, glikogen 1%, glukosa 1%,
indikator universal, iodin, kertas lakmus, kloroform, larutan HCl 2N, larutan KI
10%, larutan Na2CO3 1%, larutan NaOH, margarin, minyak kelapa segar, minyak
kelapa tengik, minyak zaitun, pereaksi Benedict, pereaksi Fehling A, pereaksi
Fehling B, pereaksi Iodium, pereaksi Tollens, dan sukrosa 1%.
METODE
Percobaan pertama adalah Uji Fehling. Disiapkan masing-masing sebanyak
2 ml yaitu glukosa 1%, fruktosa 1%, sukrosa 1%, dan amilum 1%. Bahan-bahan
dimasukkan dalam tabung reaksi. Pada masing-masing tabung reaksi, diteteskan
reagen sebanyak 10 tetes Fehling A dan 10 tetes Fehling B. Setelah diteteskan,
bahan-bahan dan reagen dicampurkan hingga homogen, kemudian dipanaskan di
atas api sampai mendidih. Setelah dididihkan, diamati hasil uji tersebut apakah
terbentuk endapan merah bata.
Percobaan kedua adalah Uji Benedict. Disiapkan sebanyak 2 ml bahanbahannya yaitu glukosa 1%, fruktosa 1%, sukrosa 1%, dan amilum 1%. Lalu
diteteskan masing-masing 10 tetes pereaksi Benedict dan dikocok hingga
homogen. Kemudian tabung-tabung tersebut ditempatkan di dalam penangas air
didih selama tiga menit. Setelah tiga menit, tabung-tabung dikeluarkan dan
dibiarkan mendingin. Diamati hasil ujinya yaitu perubahan warna larutan.
Percobaan ketiga adalah Uji Tollens. Disiapkan masing-masing sebanyak 1
ml ke dalam tabung reaksi yaitu glukosa 1%, fruktosa 1%, sukrosa 1%, dan
amilum 1%. Masing-masing tabung ditambahkan 1 ml pereaksi Tollens kemudian
dicampurkan hingga homogen. Kemudian tabung-tabung tersebut dipanaskan
selama 1 menit. Setelah 1 menit, diamati hasil ujinya apakah terdapat lapisan
perak.
Percobaan keempat adalah Uji Iodin. Disiapkan di dalam tabung reaksi
masing-masing sebanyak 1 ml yaitu, glukosa 1%, fruktosa 1%, sukrosa 1%,
amilum 1%, dekstrin 1%, dan glikogen 1%. Masing-masing tabung diteteskan 5
tetes pereaksi Iodium dan dicampurkan hingga homogen. Diamati hasil ujinya
apakah larutan berubah warna.
Percobaan kelima adalah Hidrolisis Pati. Disiapkan amilum 1% sebanyak 5
ml ke dalam tabung reaksi. Kemudian ditambahkan 2,5 ml larutan HCl 2N dan
dicampurkan hingga homogen. Setelah larutan homogen, dimasukkan ke dalam
penangas air mendidih selama 5 menit. Setelah 5 menit, diambil 2 tetes ke plat
tetes. Ditambahkan tetes tersebut dengan 2 tetes pereaksi Iodin. Dicatat perubahan
warna yang terjadi. Diulangi pengambilan tetes larutan setiap 5 menit hingga
larutan yang telah ditetesi Iodin berwarna kuning. Tetesan yang telah ditetesi Iodin
Karbohidrat (+/-)
+
+
-
Gambar 1 Reaksi pada Uji Fehling terhadap suatu gugus aldehid (Nigam
dan Ayyagari, 2007)
Baris pertama pada reaksi adalah Fehling A(tembaga(II) sulfat atau
CuSO4) dicampur Fehling B (KOH dan natrium kalium tartrat).
Kemudian saat dipanaskan, Cu(OH)2 tereduksi menjadi CuO. Adanya
CuO ditandai dengan warna kuning atau merah pada larutan uji. CuO
akan bereaksi dengan monosakarida dan dengan disakarida yang
mempunyai gugus aldehid. (Nigam dan Ayyagari, 2007)
Hasil Uji
Merah bata
Merah bata
Biru kehijauan
Biru
Gugus aldehid/keton(+/-)
+
+
+
-
Gambar 3 Reaksi pada Uji Tollens pada suatu gugus aldehid (Pavia et al.,
2015)
Pereaksi Tollens terbuat dari campuran perak nitrat dengan
natrium hidroksida. Uji Tollens digunakan untuk mendeteksi adanya
gugus aldehid atau keton pada bahan. Jika ada gugus aldehid pada
larutan, maka gugus aldehid akan mereduksi pereaksi Tollens sehingga
menghasilkan padatan Ag, H2O, NH3, dan RCOO-NH4+. Munculnya
cermin perak menandakan bahwa ada gugus aldehid pada bahan. Jika
tidak muncul, kemungkinan bahan tersebut hanya memiliki gugus keton
atau tidak ada. (Pavia et al., 2015) Hasil percobaan menunjukkan bahwa
terdapat gugus aldehid pada glukosa dan fruktosa, sedangkan sukrosa
terdapat sedikit endapan perak karena kemungkinan sukrosa terurai
sedikit dan amilum tidak ada gugus aldehid.
d. Uji Iodin
Tabel 4 Uji Iodin
Zat Uji
Glukosa 1%
Fruktosa 1%
Sukrosa 1%
Amilum 1%
Dekstrin 1%
Glikogen 1%
Hasil Uji
Kuning
Kuning
Kuning
Biru
Kuning
Kuning
Polisakarida(+/-)
+
-
Bahan
Minyak+akuades
Minyak+HCl 2N
Minyak+Na2CO3
Minyak+alkohol
Minyak+eter
Minyak+kloroform
Minyak+benzene
Hasil Uji
+
+
++
++
++
Larut/emulsi/tidak larut
Tidak larut
Tidak larut
Emulsi
Emulsi
Larut
Larut
Larut
Asam(+/-)
+
Nilai pH
6
5
Tujuan uji ini adalah untuk mengetahui sifat asam dan basa
pada minyak. Minyak murni seharusnya bersifat netral, sedangkan
minyak tengik seharusnya bersifat asam karena telah teroksidasi setelah
pemanasan yang lama. (Kurnia, 2012) Hasil percobaan menunjukkan
bahwa minyak kelapa bersifat asam dengan keterangan minyak zaitun
memiliki pH 5 dan minyak kelapa tengik dengan pH 6.
c. Uji peroksida
Tabel 8 Uji Peroksida
Bahan
Minyak kelapa tengik
Minyak zaitun
Hasil Uji
Ungu sedikit
Ungu banyak
Peroksida(+/-)
+
+
kelapa
ikatan
tidak
ikatan