Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK

Nama

Rut Sae Delima Samosir

NPM

E1G014039

Prodi

Teknologi Industri Pertanian

Kelompok

2 (Dua)

Hari/Jam

Kamis/ 08.00-10.00

Tanggal

7 Mei 2015

Ko-Ass

Lortina Sitanggang
Yossy Monica Nababan

Dosen

Objek Praktikum :

Dra. Devi Silsia, M.Si


UJI MOLEKUL HAYATI

LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTANIAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2015

I.

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam keidupan sehar-hari kita selalu melakukan aktivitas seperti
bekerja, berjalan, berbicara, belajar, menyapu, berolahraga, berekreasi,
kegiatan sosial dan lain sebagainya. Untuk melakukan aktivitas tersebut kita
memerlukan energi. Kebutuhan energi dapat dipenuhi dengan mengkonsumsi
makanan yang mengandung sumber kerbohidrat, protein, dan lemak.
Kecukupan asupan energi bagi seseorang ditandai dengan berat badan yang
normal. Selain didukung oleh makanan bergizi, kita hendaknyajuga
menerapkan pola hidup sehat dengan makan teratur, berolahraga, cukup tidur,
serta tidak melakukan hal-hal yang merugikan kesehatan seperti merokok dan
minum-minuman yang beralkohol.
Dalam praktikum ini kita akan melakukan percobaan mengenai sifat
fisis dan kimia molekul karbohidrat, protein, serta lemak, menghubungkan
reaksi karbohidrat dengan strukturnya dan melakukan uji sederhana terhadap
molekul hayati.

1.2 Tujuan
1.2.1 Menganalisis sifat fisis dan kimia molekul karbohidrat,
protein, dan lemak.
1.2.2 Menghubungkan reaksi karbohidrat dan strukturnya.
1.2.3 Melakukan uji sederhana terhadap molekul hayati.

II.

TINJAUAN PUSTAKA
Karbohidrat ('hidrat dari karbon', hidrat

arang)

atau sakarida (dari bahasa

Yunani , skcharon, berarti "gula") adalah segolongan besar senyawa


organik yang

paling

melimpah

di

bumi.

Karbohidrat

sendiri

terdiri

atas karbon, hidrogen, dan oksigen. Karbohidrat memiliki berbagai fungsi dalam
tubuh makhluk hidup, terutama sebagai bahan bakar (misalnya glukosa), cadangan
makanan (misalnya pati pada tumbuhan dan glikogen pada hewan), dan materi
pembangun (misalnya selulosa pada tumbuhan, kitin pada hewan dan jamur). Ada

beberapa uji yang digunakan untu menguji karbohidrat yaitu uji molisch dan uji
fehling.
1. Uji molisch adalah uji yang berprinsip dehidrasi senyawa karbohidrat oleh
asam sulfat pekat.Dehidrasi heksosa menghasilkan senyawa hidroksi metil
furfural, sedangkan dehidrasi pentosa menghasilkan senyawa fulfural. Uji
positif jika timbul cincin merah ungu yang merupakan kondensasi antara
furfural atau hidroksimetil furfural dengan alpha-naftol dalam pereaksi
molisch.
2. Uji fehling adalah uji
yang bertujuan untuk memperlihatkan ada atau tidaknya gula pereduk
si.Karena prinsip kerjanya adalah grafimetri sehingga dengan mudah dapat
ditentukan cuplikan yang mengandung karbohidrat Perekasi Fehling adalah
oksidator lemah yang merupakan pereaksi khusus untuk mengenali
aldehida.Pereaksi Fehling terdiri dari dua bagian, yaitu Fehling A dan Fehling
B. Fehling A adalah larutan CuSO4, sedangkan Fehling B merupakan
campuran larutan NaOH dan kalium natrium tartrat. Pereksi Fehling dibuat
dengan mencampurkan kedua larutan tersebut, sehingga diperoleh suatu
larutan yang berwarna biru tua. Dalam pereaksi Fehling, ion Cu2+ terdapat
sebagai ion kompleks. Pereaksi Fehling dapat dianggap sebagai larutan
CuO. Dalam pereaksi ini ion Cu2+ direduksi menjadi ion Cu+ yang dalam
suasana basa akan diendapkan sebagai Cu2O. Dengan larutan glukosa 1%,
pereaksi Fehling menghasilkan endapan berwarna merah bata, sedangkan
apabila digunakan larutan yang lebih encer misalnya larutan glukosa 0,1%,
endapan yang terjadi berwarna hijau kekuningan. (Acton, 2013).
Protein adalah gabungan dari asam-asam amino melalui ikatan peptida.
Protein terdapat dalam semua jaringan hidup baik hewan maupun tumbuhan.
Berdasarkan komponen penyusunnya, protein dapat dibagi menjadi :
1. Protein sederhana, yaitu yang tersusun hanya dari asam amino saja.
2. Protein majemuk, yaitu protein tersusun dari asam amino dan gugus prospetik.
Contohnya

kromoprotein.

glikoprotein,

lippoprotein,

nukleoprotein,

metalprotein,

dan

(Penyusun, 2015)
Protein berperan penting dalam struktur dan fungsi semua sel makhluk hidup
dan virus. Kebanyakan protein merupakan enzim atau subunit enzim. Jenis protein
lain berperan dalam fungsi struktural atau mekanis, seperti misalnya protein yang
membentuk batang dan sendi sitoskeleton. Protein terlibat dalam sistem kekebalan
(imun) sebagai antibodi, sistem kendali dalam bentuk hormon, sebagai komponen
penyimpanan (dalam biji) dan juga dalam transportasi hara. Sebagai salah satu
sumber gizi, protein berperan sebagai sumber asam amino bagi organisme yang tidak
mampu membentuk asam amino tersebut (heterotrof) Samsuri, Istamar dkk. 2004).
Untuk mengetahui apakah bahan makanan mengandung protein atau tidak,
dapat diuji melalui reaksi warna seperti : uji biuret, Xantoprotein, Millon, Ninhidrin,
dan uji Sakaguchi( Penyusun, 2015)
Lemak merupakan senyawa yang tidak larut dalam air. Lemak adalah salah
satubentuk dari lipida dalam tubuh yang berfungsi sebagai sumber energi. Lemak
sederhana adalah merupakan ester dari asam lemak. Hidrolisa dari suatu lemak akan
dihasilkan satu molekul gliserol dan tiga molekul asam lemak. Lemak dan minyak
keduanya adalah lemak sederhana, perbedaannya terletak pada banyaknya ikatan
rangkap (ketidak jenuhan)(Petrucci, 1987).
Lemak dan minyak termasuk dalam kelompok lipid, yang pada umumnya
bersifat tidak larut dalam air. Untuk pengertian sehari hari lemak merupakan bahan
padatdalam suhu kamar, sedangkan minyak dalam bentuk cair dalam suhu kamar.
Lemak merupakan bahan padat pada suhu kamar, diantaranya disebabkan
kandungannya yang tinggi akan asam lemak jenuh yang secara kimia tidak
mengandung ikatan rangkap, shingga mempunyai titik lebur yang lebih tinggi. Asam
lemak jenuh yang terdapat di alam adalah asam palmitat dan asam stearat(Katja,
2004).

Minyak merupakan bahan cair diantaranya disebabkan rendahnya kandungan


asam lemak jenuh dan tingginya kandungan asam lemak yang tidak jenuh, yang
memiliki satu atau lebih ikatan rangkap diantara atom karbon karbonnya, sehingga
mempunyai titik lebur yang rendah untuk menghilangkan ikatan rangkap bisa di
lakukan dengan cara hidrogenisasi yang dapat merubah dari bentuk cair berbentuk
padat. (Katja, 2004).

III.

ALAT DAN BAHAN

- Botol semprot

Reagen Ninhidrin

- Fruktosa

- Gelas piala 100 ml

NaOH 10 M

- Sukrosa

- Gelas Ukur 10 ml dan 25 ml

a-naftol

- Amilum

- Pipet tetes

Etanol

- Madu

- Penanggas air

Aquades

- H2SO4

- Tabung reaksi + rak

CuSO4

- Fehling A

- Penjepit tabung reaksi

HNO3

- Fehling B

- Erlenmeyer

Reagen Millon

- Pipet volume 5 ml

NaNO2 0,15M

- Gelas piala 1000 ml / 500 ml -

Reagen Mollisch

- Kompor listrik / gas

Glukosa

- Minyak goreng

Air bromin

IV.

PROSEDUR KERJA
4.1 Uji Karbohidrat
4.1.1 Uji Molisch
1. Menyediakan 5 buah tabung reaksi bersih dan kering.
2. Menambahkan ke dalam masing-masing tabung:
Tabung I

: Ditambah 2 ml glukosa 2 %

Tabung II

: Ditambah 2 ml fruktosa 2 %

Tabung III

: Ditambah 2 ml sukrosa (gula tebu)2%

Tabung IV

: Ditambah 2 ml larutan kanji (amilum)2%

Tabung V

: Ditambah 2 ml madu 50 % dalam air.

3. Menambahkan ke dalam masing-masing tabung 2 tetes reagen


molisch (10% a-naftol dalam etanol).
4. Selanjutnya, dengan hati-hati menambahkan 2 ml H2SO4
melalui dinding tabung reaksi, sehingga terbentuk suatu
lapisan dalam tabung.
5. Mengamati perubahan warna yang terjadi.
4.1.2 Uji Fehling

1. Mengambil satu buah tabung reaksi kemudian mengisinya


dengan akuades.
2. Menambahkan 1 ml larutan Fehling A dan1 ml larutan fehling
B ke dalam tabung reaksi yang lain.
3. Campurkan tabung reaksi nomor satu dan dua.
4. Bagi larutan nomor 3 menjadi tiga bagian (dalam tabung
reaksi)
5. Selanjutnya :
Tabung reaksi I

: + 2 ml glukosa 10 %

Tabung reaksi II

: + 2 ml sukrosa 10 %

Tabung reaksi III

: + 2 ml amilum 2 %

6. Memanaskan ketiga tabung reaksi di atas dalam penganggas


air air dengan suhu sekitar 60o C,selama 10 menit.
7. Mengamati perubahan warna yang terjadi.
8. Mengetahui

karbohidrat

mana

yang mengandung gula

pereduksi,
4.2 Uji Protein dan Asam Amino
4.2.1 Reaksi biuret
1. Menyiapakan empat tabung reaksi, tabung reaksi yang bersih
dan kering.
2. Selanjutnya :
Tabung reaksi I : + 2 ml putih telur + 5 tetes CuSO4 0,05
M + 2 ml NaOH 10 M
Tabung reaksi II : + 2 ml larutan susu + 5 tetes CuSO4 0,05
M + 2 ml NaOH 10 M
Tabung reaksi III : + 2 ml ekstrak kaldu + 5 tetes CuSO4
0,05 M + 2 ml NaOH 10 M
Tabung reaksi IV: + 2 ml larutan X + 5 tetes CuSO4 0,05 M
+ 2 ml NaOH 10 M
3. Kocok tabung reaksi I-IV, dan mengamati apa yang terjadi.
4.2.2 Reaksi Milon
1. Siapkan empat tabung reaksi yang bersih dan kering.

2. Ke dalam masing-masing tabung :


Masukkan 2 ml sampel seperti reaksi yang bersih dan
kering.
Ditambah 5 tetes pereaksi Milion.
Panaskan di atas penanggas air selama 10 menit.
Dinginkan pada suhu kamar
Tambah 5 tetes NaNO2 0,15 M
Mengamati warna yang terjadi.
4.2.3 Reaksi Xantoprotein
1. Menyiapkan empat tabung reaksi yang bersih dan kering.
2. Ke dalam masing-masing tabung :
Masukkan 0,5 ml sampel seperti reaksi Biuret di atas.
Ditambah 0,5 ml HNO3 pekat.
Amati apa yang terjadi.
Tambah NaOH hingga alkalis (tes dengan lakmus)
Mengamati warna yang terjadi.
4.2.4 Reaksi Ninhidrin
1. Menyiapkan empat tabung reaksi yang bersih dan kering.
2. Ke dalam masing-masing tabung
Masukkan 1 ml sampel sepeti reaksi biuret di atas.
Menambahkan 5 tetes larutan nihidrin.
Didihkan sela 2 menit
Mengamati perubahan warna yang terjadi.
4.2.5 Reaksi Sakaguchi
Tidak dilakukan karena bahan yang di perlukan tidak ada

V.

HASIL PENGAMATAN

Uji karbohidrat ( Uji Molisch dan Fehling)


No

Sampel/Contoh

Hasil Pengamatan
Hasil Uji Molisch

Hasil Uji Fehling

Glukosa 10%

Agak Keruh

Warna biru menjadi orange pekat

Fruktosa

Bening

Sukrosa

Bening

Warna biru menjadi orange muda

Amilum

Keruh

Warna biru menjadi kuning


kecoklatan

Madu

Agak Kekuningan

Protein dan Asam Amino


No

Uji

Putih Telur

Susu

Ekstrak Kaldu

Biuret

Ungu Bening

Ungu Keruh

Orange

Millon

Mengumpulkan

Terdapat

Tidak terjadi

warna coklat diluar

gumpalan warna

perubahan warna

di dalam putih.

merah muda

Xantoprotein Warna orange

Berwarna

Berwarna bening

bergumpal

kuning keruh

(tidak terjadi

mengudang protein

pH=13

perubahan) pH=14

Biru

Ungu

pH=11
4

Ninhidrin

VI.

Merah muda

PEMBAHASAN
Pada praktikum ini yaitu uji molekul hayati, ada enam percobaan yang

kami lakukan. Dua untuk percobaan molekul karbohidrat dan empat percobaan
untuk molekul protein.
Percobaan yang pertama adalah uji molisch untuk identifikasi
karbohidrat. Pada percobaan ini tidak terjadi perubahan warna, sedangkan literatur
mengatakan bahwa dalam uji molisch akan ada perubahan warna jika dalam zat
tersebut ada senyawa karbohidrat yaitu menghasilkan cincin berwarna ungu.
Berdasarkan hasil uji karbohidrat pada larutan 16 tetes glukosa, amilum dan
fruktosa dengan penambahan 1 tetes reagen molisch serta 16 tetes
H2SO4 diperoleh hasil bahwa glukosa mengandung sedikit karbohidrat, amilum
sedikit lebih banyak daripada glukosa dan fruktosa mengandung paling banyak
karbohidrat dan memiliki rasa paling manis. Hal tersebut dapat dilihat dari
perubahan warna

pada cairan campuran

glukosa, reagen molisch dan

H2SO4 menjadi ungu muda, cairan amilum, reagen molisch dan H2SO4 yang

menghasilkan gumpalan ungu yang pekat serta cairan fruktosa, reagen molisch
dan H2SO4 yang menghasilkan cincin berwarna ungu. Sehingga, praktikum yang
kami lakukan dinyatakan gagal karna tak sesuai dengan apa yag diharapkan.
Dalam percobaan Uji Fehling, sampel Glukosa , Sukrosa, Amilum dan
Selulosa yang diuji dengan pereaksi Fehling (Fehling A + Fehling B) pada
masing-masing tabung dan kemudian dipanaskan , maka Glukosa dan Sukrosa
akan menghasilkan endapan merah bata. Hal yang menyebabkan dihasilkannya
endapan merah bata ini karena ini berasal dari Fehling yang memiliki ion Cu2+
direduksi menjadi ion Cu+ yang dalam suasana basa akan diendapkan berwarna
merah bata (Cu2O). Sedangkan pada sampel amilum dan selulosa yang diuji
dengan pereaksi Fehling (Fehling A + Fehling B) dan kemudian dipanaskan
ternyata

larutan

berwarna

biru

dengan

sedikit

endapan

merah

bata.

Hal ini disebabkan karena amilum merupakan polisakarida yang tidak dapat
bereaksi positif dengan Fehling. Amilum bukan gula pereduksi yang tidak
mempunyai gugus aldehid dan keton bebas, sehingga tidak terjadi oksidasi antara
amilum + larutan Fehling, maka tidak terbentuk endapan dan larutan tetap
berwarna biru setelah dipanaskan. Begitupula dengan Selulosa yang merupakan
polisakarida yang tidak dapat bereaksi positif dengan fehling.
Percobaan ini yakni Uji biuret bertujuan untuk menunjukkan asam amino
yan memiliki ikatan peptide yang lebih dari satu. Ikatan peptide (CO-NH)
merupakan jembatan antara gugus asam amino yang satu dengan yang lain. Uji ini
positif jika terjadi perubahan warna, yaitu larutan berubah menjadi warna ungu
atau keunguan.
Untuk sampel susu dan putih telur menunjukkan hasil yang sama yaitu,
jika ditambahkan aquades serta NaOH akan menunjukkan warna putih tetapi jika
ditambahkan dengan CuSO4 menghasilkan warna ungu. Perubahan ini
menunjukkan bahwa putih telur dan susu memiliki ikatan peptide lebih dari satu.
Warna ungu pada uji biuret ini karena terbentuk kompleks dengan ion fosfat
Cu+ dan gugus NH2. Reaksi yang terjadi sebagai berikut :
R-CH-COOH + 2NaOH + CuSO4 R-CH-COOH + Cu(OH)2 + Na2SO4
NH2

NH2

Pereaksi Millon adalah larutan merkuro dan merkuri nitrat dalam asam
nitrat, bila direaksikan dengan senyawa yang mengandung gugus fenol akan
membentuk endapan merah dengan pemanasan. Pada pengujian asam amino
dengan uji Millon, larutan protein (albumi telur) ditambahkan dengan reagen
Millon. Penambahan reagen Millon ini menyebabkan terbentuknya endapan putih
yang kemudian berubah menjadi endapan merah. Hal ini membuktikan dalam
larutan albumin tersebut positif mengandung tirosin.
Endapan putih yang terbentuk setelah penambahan reagen Millon pada
larutan protein tersebut berasal dari endapan merkuri, dimana pada awalnya Hg
yang terlarut di dalam HNO3 teroksidasi menjadi Hg+. Ion Hg + ini selanjutnya
membentuk garam dengan gugus karboksil dari tirosin.
Ketika dipanaskan endapan putih tersebut berubah menjadi endapan
merah. Hal ini terjadi karena asam nitrat yang semula berfungsi sebagai pelarut
mengoksidasi Hg + menjadi Hg2+. Bersamaan dengan hal tersebut, asam amino
tirosin ternitrasi. Kemudian terjadi reaksi pembentukan HgO yang berwarna
merah. Adapun persamaan reaksinya adalah sebagai berikut:
Untuk membuktikan bahwa dalam larutan albumin terdapat asam amino
tirosin, maka dilakukan uji terhadap beberapa asam amino standar yang ada di
laboratorium. Asam amino standar yang digunakan adalah fenilalanin, tirosin,
glisin, sistein dan tiptofan. Pada pengujian dengan fenilalanin, glisin, sistein dan
tiptofan tidak terbentuk endapan merah. Hal ini disebabkan karena pada keempat
asam amino tersebut tidak mengandung gugus fenol. Pada pengujian dengan
tirosin, setelah penambahan reagen Millon dan pemanasan tidak terjadi perubahan
warna. Padahal, seharusnya terbentuk endapan merah yang dapat membuktikan
bahwa dalam laruta albumin terdapat asam amino tirosin. Hal ini kemungkinan
terjadi karena penambahan reagen Millon yang terlalu banyak.
Setelah albumin ditambah dengan asam nitrat putih telur yang
sebelumnya

berwarna bening

kemudia

berubah

menjadi

warna

putih keruh yang lebihmenggumpal. Namun setelah dipanaskan, putih telur


tersebut makin menggumpal dan berwarna kekuningan, serta mulai muncul
endapan berwarna orange (jingga).

Pemanasan yang dilakukan akan membuat kandungan protein yang


terdapat pada putih telur mengalami denaturasi yang ditandai dengan adanya
penggumpalandalam larutan putih telur tersebut.
NaOH dalam percobaan digunakan untuk mencapai suasana basa pada
larutansehingga terjadi perubahan menjadi kuning keruh (uji xantoprotein)
Uji xantoprotein berfungsi untuk menguji kandungan asam amino dalam
makanan serta untuk menguji adanya kandunan cincin fenil benzena dalam
makanan atau produk lainnya. Dengan percobaan tersebut, terbukti adanya asam
amino dalam larutan (putih telur) dan makanan lainnya.

VII.

KESIMPULAN

a. Sifat fisis adalah perubahan yang dialami suatu benda tanpa membentuk
zat baru.Sifat kimia adalah sifat suatu zat yang berhubungan dengan
terbentuknya zat jenis baru. Sifat fisis dan kimia ini dapat kita analisis
dari pecobaan uji molekul kimia hayati.
b. Karbohidrat memiliki bermacam-macam bentuk dan struktur yang
berbeda pada setiap reaksinya.
c. Molekul hayati dapat diuji dengan beberapa macam reaksi yaitu uji
molisch, uji fehling, reaksi biuret, reaksi millon, reaksi xantoprotein,
reaksi ninhidin dan lain-lain.

DAFTAR PUSTAKA
Acton. 2013. Kimia Organik Dasar I. Yogyakarta: UGM-Press.
Katja. 2004. Kimia Organik Jilid I. Jakarta: Erlangga.
Petrucci. 1987. Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern Edisi Keempat Jilid 3.
Jakarta: Erlangga
Penyusun, Tim. 2015. Penuntun Praktikum Kimia Organik. Unib : Laboratorium
Teknologi Industri Pertanian.

Anda mungkin juga menyukai