Nama
NPM
E1G014039
Prodi
Kelompok
2 (Dua)
Hari/Jam
Kamis/ 08.00-10.00
Tanggal
7 Mei 2015
Ko-Ass
Lortina Sitanggang
Yossy Monica Nababan
Dosen
Objek Praktikum :
I.
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
1.2.1 Menganalisis sifat fisis dan kimia molekul karbohidrat,
protein, dan lemak.
1.2.2 Menghubungkan reaksi karbohidrat dan strukturnya.
1.2.3 Melakukan uji sederhana terhadap molekul hayati.
II.
TINJAUAN PUSTAKA
Karbohidrat ('hidrat dari karbon', hidrat
arang)
paling
melimpah
di
bumi.
Karbohidrat
sendiri
terdiri
atas karbon, hidrogen, dan oksigen. Karbohidrat memiliki berbagai fungsi dalam
tubuh makhluk hidup, terutama sebagai bahan bakar (misalnya glukosa), cadangan
makanan (misalnya pati pada tumbuhan dan glikogen pada hewan), dan materi
pembangun (misalnya selulosa pada tumbuhan, kitin pada hewan dan jamur). Ada
beberapa uji yang digunakan untu menguji karbohidrat yaitu uji molisch dan uji
fehling.
1. Uji molisch adalah uji yang berprinsip dehidrasi senyawa karbohidrat oleh
asam sulfat pekat.Dehidrasi heksosa menghasilkan senyawa hidroksi metil
furfural, sedangkan dehidrasi pentosa menghasilkan senyawa fulfural. Uji
positif jika timbul cincin merah ungu yang merupakan kondensasi antara
furfural atau hidroksimetil furfural dengan alpha-naftol dalam pereaksi
molisch.
2. Uji fehling adalah uji
yang bertujuan untuk memperlihatkan ada atau tidaknya gula pereduk
si.Karena prinsip kerjanya adalah grafimetri sehingga dengan mudah dapat
ditentukan cuplikan yang mengandung karbohidrat Perekasi Fehling adalah
oksidator lemah yang merupakan pereaksi khusus untuk mengenali
aldehida.Pereaksi Fehling terdiri dari dua bagian, yaitu Fehling A dan Fehling
B. Fehling A adalah larutan CuSO4, sedangkan Fehling B merupakan
campuran larutan NaOH dan kalium natrium tartrat. Pereksi Fehling dibuat
dengan mencampurkan kedua larutan tersebut, sehingga diperoleh suatu
larutan yang berwarna biru tua. Dalam pereaksi Fehling, ion Cu2+ terdapat
sebagai ion kompleks. Pereaksi Fehling dapat dianggap sebagai larutan
CuO. Dalam pereaksi ini ion Cu2+ direduksi menjadi ion Cu+ yang dalam
suasana basa akan diendapkan sebagai Cu2O. Dengan larutan glukosa 1%,
pereaksi Fehling menghasilkan endapan berwarna merah bata, sedangkan
apabila digunakan larutan yang lebih encer misalnya larutan glukosa 0,1%,
endapan yang terjadi berwarna hijau kekuningan. (Acton, 2013).
Protein adalah gabungan dari asam-asam amino melalui ikatan peptida.
Protein terdapat dalam semua jaringan hidup baik hewan maupun tumbuhan.
Berdasarkan komponen penyusunnya, protein dapat dibagi menjadi :
1. Protein sederhana, yaitu yang tersusun hanya dari asam amino saja.
2. Protein majemuk, yaitu protein tersusun dari asam amino dan gugus prospetik.
Contohnya
kromoprotein.
glikoprotein,
lippoprotein,
nukleoprotein,
metalprotein,
dan
(Penyusun, 2015)
Protein berperan penting dalam struktur dan fungsi semua sel makhluk hidup
dan virus. Kebanyakan protein merupakan enzim atau subunit enzim. Jenis protein
lain berperan dalam fungsi struktural atau mekanis, seperti misalnya protein yang
membentuk batang dan sendi sitoskeleton. Protein terlibat dalam sistem kekebalan
(imun) sebagai antibodi, sistem kendali dalam bentuk hormon, sebagai komponen
penyimpanan (dalam biji) dan juga dalam transportasi hara. Sebagai salah satu
sumber gizi, protein berperan sebagai sumber asam amino bagi organisme yang tidak
mampu membentuk asam amino tersebut (heterotrof) Samsuri, Istamar dkk. 2004).
Untuk mengetahui apakah bahan makanan mengandung protein atau tidak,
dapat diuji melalui reaksi warna seperti : uji biuret, Xantoprotein, Millon, Ninhidrin,
dan uji Sakaguchi( Penyusun, 2015)
Lemak merupakan senyawa yang tidak larut dalam air. Lemak adalah salah
satubentuk dari lipida dalam tubuh yang berfungsi sebagai sumber energi. Lemak
sederhana adalah merupakan ester dari asam lemak. Hidrolisa dari suatu lemak akan
dihasilkan satu molekul gliserol dan tiga molekul asam lemak. Lemak dan minyak
keduanya adalah lemak sederhana, perbedaannya terletak pada banyaknya ikatan
rangkap (ketidak jenuhan)(Petrucci, 1987).
Lemak dan minyak termasuk dalam kelompok lipid, yang pada umumnya
bersifat tidak larut dalam air. Untuk pengertian sehari hari lemak merupakan bahan
padatdalam suhu kamar, sedangkan minyak dalam bentuk cair dalam suhu kamar.
Lemak merupakan bahan padat pada suhu kamar, diantaranya disebabkan
kandungannya yang tinggi akan asam lemak jenuh yang secara kimia tidak
mengandung ikatan rangkap, shingga mempunyai titik lebur yang lebih tinggi. Asam
lemak jenuh yang terdapat di alam adalah asam palmitat dan asam stearat(Katja,
2004).
III.
- Botol semprot
Reagen Ninhidrin
- Fruktosa
NaOH 10 M
- Sukrosa
a-naftol
- Amilum
- Pipet tetes
Etanol
- Madu
- Penanggas air
Aquades
- H2SO4
CuSO4
- Fehling A
HNO3
- Fehling B
- Erlenmeyer
Reagen Millon
- Pipet volume 5 ml
NaNO2 0,15M
Reagen Mollisch
Glukosa
- Minyak goreng
Air bromin
IV.
PROSEDUR KERJA
4.1 Uji Karbohidrat
4.1.1 Uji Molisch
1. Menyediakan 5 buah tabung reaksi bersih dan kering.
2. Menambahkan ke dalam masing-masing tabung:
Tabung I
: Ditambah 2 ml glukosa 2 %
Tabung II
: Ditambah 2 ml fruktosa 2 %
Tabung III
Tabung IV
Tabung V
: + 2 ml glukosa 10 %
Tabung reaksi II
: + 2 ml sukrosa 10 %
: + 2 ml amilum 2 %
karbohidrat
mana
pereduksi,
4.2 Uji Protein dan Asam Amino
4.2.1 Reaksi biuret
1. Menyiapakan empat tabung reaksi, tabung reaksi yang bersih
dan kering.
2. Selanjutnya :
Tabung reaksi I : + 2 ml putih telur + 5 tetes CuSO4 0,05
M + 2 ml NaOH 10 M
Tabung reaksi II : + 2 ml larutan susu + 5 tetes CuSO4 0,05
M + 2 ml NaOH 10 M
Tabung reaksi III : + 2 ml ekstrak kaldu + 5 tetes CuSO4
0,05 M + 2 ml NaOH 10 M
Tabung reaksi IV: + 2 ml larutan X + 5 tetes CuSO4 0,05 M
+ 2 ml NaOH 10 M
3. Kocok tabung reaksi I-IV, dan mengamati apa yang terjadi.
4.2.2 Reaksi Milon
1. Siapkan empat tabung reaksi yang bersih dan kering.
V.
HASIL PENGAMATAN
Sampel/Contoh
Hasil Pengamatan
Hasil Uji Molisch
Glukosa 10%
Agak Keruh
Fruktosa
Bening
Sukrosa
Bening
Amilum
Keruh
Madu
Agak Kekuningan
Uji
Putih Telur
Susu
Ekstrak Kaldu
Biuret
Ungu Bening
Ungu Keruh
Orange
Millon
Mengumpulkan
Terdapat
Tidak terjadi
gumpalan warna
perubahan warna
di dalam putih.
merah muda
Berwarna
Berwarna bening
bergumpal
kuning keruh
(tidak terjadi
mengudang protein
pH=13
perubahan) pH=14
Biru
Ungu
pH=11
4
Ninhidrin
VI.
Merah muda
PEMBAHASAN
Pada praktikum ini yaitu uji molekul hayati, ada enam percobaan yang
kami lakukan. Dua untuk percobaan molekul karbohidrat dan empat percobaan
untuk molekul protein.
Percobaan yang pertama adalah uji molisch untuk identifikasi
karbohidrat. Pada percobaan ini tidak terjadi perubahan warna, sedangkan literatur
mengatakan bahwa dalam uji molisch akan ada perubahan warna jika dalam zat
tersebut ada senyawa karbohidrat yaitu menghasilkan cincin berwarna ungu.
Berdasarkan hasil uji karbohidrat pada larutan 16 tetes glukosa, amilum dan
fruktosa dengan penambahan 1 tetes reagen molisch serta 16 tetes
H2SO4 diperoleh hasil bahwa glukosa mengandung sedikit karbohidrat, amilum
sedikit lebih banyak daripada glukosa dan fruktosa mengandung paling banyak
karbohidrat dan memiliki rasa paling manis. Hal tersebut dapat dilihat dari
perubahan warna
H2SO4 menjadi ungu muda, cairan amilum, reagen molisch dan H2SO4 yang
menghasilkan gumpalan ungu yang pekat serta cairan fruktosa, reagen molisch
dan H2SO4 yang menghasilkan cincin berwarna ungu. Sehingga, praktikum yang
kami lakukan dinyatakan gagal karna tak sesuai dengan apa yag diharapkan.
Dalam percobaan Uji Fehling, sampel Glukosa , Sukrosa, Amilum dan
Selulosa yang diuji dengan pereaksi Fehling (Fehling A + Fehling B) pada
masing-masing tabung dan kemudian dipanaskan , maka Glukosa dan Sukrosa
akan menghasilkan endapan merah bata. Hal yang menyebabkan dihasilkannya
endapan merah bata ini karena ini berasal dari Fehling yang memiliki ion Cu2+
direduksi menjadi ion Cu+ yang dalam suasana basa akan diendapkan berwarna
merah bata (Cu2O). Sedangkan pada sampel amilum dan selulosa yang diuji
dengan pereaksi Fehling (Fehling A + Fehling B) dan kemudian dipanaskan
ternyata
larutan
berwarna
biru
dengan
sedikit
endapan
merah
bata.
Hal ini disebabkan karena amilum merupakan polisakarida yang tidak dapat
bereaksi positif dengan Fehling. Amilum bukan gula pereduksi yang tidak
mempunyai gugus aldehid dan keton bebas, sehingga tidak terjadi oksidasi antara
amilum + larutan Fehling, maka tidak terbentuk endapan dan larutan tetap
berwarna biru setelah dipanaskan. Begitupula dengan Selulosa yang merupakan
polisakarida yang tidak dapat bereaksi positif dengan fehling.
Percobaan ini yakni Uji biuret bertujuan untuk menunjukkan asam amino
yan memiliki ikatan peptide yang lebih dari satu. Ikatan peptide (CO-NH)
merupakan jembatan antara gugus asam amino yang satu dengan yang lain. Uji ini
positif jika terjadi perubahan warna, yaitu larutan berubah menjadi warna ungu
atau keunguan.
Untuk sampel susu dan putih telur menunjukkan hasil yang sama yaitu,
jika ditambahkan aquades serta NaOH akan menunjukkan warna putih tetapi jika
ditambahkan dengan CuSO4 menghasilkan warna ungu. Perubahan ini
menunjukkan bahwa putih telur dan susu memiliki ikatan peptide lebih dari satu.
Warna ungu pada uji biuret ini karena terbentuk kompleks dengan ion fosfat
Cu+ dan gugus NH2. Reaksi yang terjadi sebagai berikut :
R-CH-COOH + 2NaOH + CuSO4 R-CH-COOH + Cu(OH)2 + Na2SO4
NH2
NH2
Pereaksi Millon adalah larutan merkuro dan merkuri nitrat dalam asam
nitrat, bila direaksikan dengan senyawa yang mengandung gugus fenol akan
membentuk endapan merah dengan pemanasan. Pada pengujian asam amino
dengan uji Millon, larutan protein (albumi telur) ditambahkan dengan reagen
Millon. Penambahan reagen Millon ini menyebabkan terbentuknya endapan putih
yang kemudian berubah menjadi endapan merah. Hal ini membuktikan dalam
larutan albumin tersebut positif mengandung tirosin.
Endapan putih yang terbentuk setelah penambahan reagen Millon pada
larutan protein tersebut berasal dari endapan merkuri, dimana pada awalnya Hg
yang terlarut di dalam HNO3 teroksidasi menjadi Hg+. Ion Hg + ini selanjutnya
membentuk garam dengan gugus karboksil dari tirosin.
Ketika dipanaskan endapan putih tersebut berubah menjadi endapan
merah. Hal ini terjadi karena asam nitrat yang semula berfungsi sebagai pelarut
mengoksidasi Hg + menjadi Hg2+. Bersamaan dengan hal tersebut, asam amino
tirosin ternitrasi. Kemudian terjadi reaksi pembentukan HgO yang berwarna
merah. Adapun persamaan reaksinya adalah sebagai berikut:
Untuk membuktikan bahwa dalam larutan albumin terdapat asam amino
tirosin, maka dilakukan uji terhadap beberapa asam amino standar yang ada di
laboratorium. Asam amino standar yang digunakan adalah fenilalanin, tirosin,
glisin, sistein dan tiptofan. Pada pengujian dengan fenilalanin, glisin, sistein dan
tiptofan tidak terbentuk endapan merah. Hal ini disebabkan karena pada keempat
asam amino tersebut tidak mengandung gugus fenol. Pada pengujian dengan
tirosin, setelah penambahan reagen Millon dan pemanasan tidak terjadi perubahan
warna. Padahal, seharusnya terbentuk endapan merah yang dapat membuktikan
bahwa dalam laruta albumin terdapat asam amino tirosin. Hal ini kemungkinan
terjadi karena penambahan reagen Millon yang terlalu banyak.
Setelah albumin ditambah dengan asam nitrat putih telur yang
sebelumnya
berwarna bening
kemudia
berubah
menjadi
warna
VII.
KESIMPULAN
a. Sifat fisis adalah perubahan yang dialami suatu benda tanpa membentuk
zat baru.Sifat kimia adalah sifat suatu zat yang berhubungan dengan
terbentuknya zat jenis baru. Sifat fisis dan kimia ini dapat kita analisis
dari pecobaan uji molekul kimia hayati.
b. Karbohidrat memiliki bermacam-macam bentuk dan struktur yang
berbeda pada setiap reaksinya.
c. Molekul hayati dapat diuji dengan beberapa macam reaksi yaitu uji
molisch, uji fehling, reaksi biuret, reaksi millon, reaksi xantoprotein,
reaksi ninhidin dan lain-lain.
DAFTAR PUSTAKA
Acton. 2013. Kimia Organik Dasar I. Yogyakarta: UGM-Press.
Katja. 2004. Kimia Organik Jilid I. Jakarta: Erlangga.
Petrucci. 1987. Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern Edisi Keempat Jilid 3.
Jakarta: Erlangga
Penyusun, Tim. 2015. Penuntun Praktikum Kimia Organik. Unib : Laboratorium
Teknologi Industri Pertanian.