Anda di halaman 1dari 74

Obat-obat sistem endokrin

Anastasia Setyopuspito P.
Kelenjar

Eksokrin Endokrin
 CIRI – CIRI KEL. BUNTU (kelenjar endokrin)
- ORGANNYA KECIL
- SEKRESINYA SEDIKIT
- TIDAK ADA SALURAN / BUNTU
- PENUH DENGAN PEMBULUH DARAH

 BAHAN PENYUSUN HORMON


- UTAMA : PROTEIN / PEPTIDA / RANGKAIAN ASAM-
AMINO-LEMAK / KOLESTEROL / STEROID
- TAMBAHAN : ^ KARBOHIDRAT
^ ASAM SIALAT
Hormon :
substansi kimia yg dihasilkan oleh kelenjar endokrin dan
langsung disalurkan kedalam sirkulasi ke sel targetnya
melalui ikatannya pada reseptor yang terdapat pada sel
tersebut untuk menimbulkan respon

AKTIVITAS HORMON pada target sel


1. Hormon harus dikenali oleh reseptor dan terikat pada reseptor
2. Reseptor harus spesifik
3. Satu atau lebih proses intraseluler harus terjadi (misalnya : reaksi
enzimatis, pergerakan ion dll) aktivasi reseptor
FUNGSI HORMON
1. Perkembangan 3. Tropik
 Berperan dalam pertumbuhan – Hormon ini merupakan
dan perkembangan perangsang bagi kelenjar lain
 Biologi reproduksi intra /
untuk menghasilkan hormon
ekstra uterus sampai dengan – Antara lain : FSH, LH, ACTH,
pubertas
 Antara lain : estrogen, Releasing hormone
progesteron , testosteron 4. Pengatur metabolisme air dan
mineral
2. Metabolisme Antara lain : calcitonin, ADH
 Mengatur metabolisme tubuh
 Antara lain : insulin,
glukagon, GH
www.cushings-help.com/ images/endocrine.jpg
www.cushings-help.com/ images/endocrine.jpg
www.cushings-help.com/ images/endocrine.jpg
Kelenjar Tiroid
Kelenjar Tiroid
Terletak dibagian bawah
leher
 Kelenjar tyroid melekat
pada trakhea sambil
melingkarinya dua
pertiga sampai tiga
perempat lingkaran.
Unit struktural daripada tiroid adalah
folikel , yang tersusun rapat, berupa
ruangan bentuk bulat yang dilapisi oleh
selapis sel epitel bentuk gepeng, kubus
sampai kolumnar.
Folikel >>> berbentuk cincin dengan
lumen bagian dalam dipenuhi koloid,
yaitu suatu bahan yang berfungsi
sebagai tempat penyimpanan
ekstrasel untuk hormon tiroid.
Konfigurasi dan besarnya sel-sel folikel
tiroid ini dipengaruhi oleh aktivitas
fungsional daripada kelenjar tiroid itu
sendiri.
kelenjar dalam keadaan inaktif >>> sel-
sel folikel menjadi gepeng dan akan
menjadi kubus
Kelenjar dalam betuk aktif >>>Kolumnar
KELENJAR TIROID
Sel Folikuler dan Parafolikuler
Produksi Kelenjar tiroid

Sel Folikular :
Hormon Tetraiodothyronine (thyroxin or T4)
Hormon Triiodothyronine (T3)
rT3 >>> tidak aktif

Sel Parafolikular
Calcitonin >>> Menurunkan kadar kalsium darah dengan
cara meningkatkan penimbunan kalsium pada tulang
keras, mengurangi pengambilan kalsium dalam usus, atau
mengurangi pengambilan kalsium dalam ginjal.
Kelenjar tiroid menghasilkan hormon tiroid utama yaitu
tiroksin (T4) yang kemudian berubah menjadi bentuk
aktifnya yaitu triyodotironin (T3).
T3 dan T4 yang dihasilkan ini kemudian akan disimpan
dalam bentuk koloid di dalam tiroid. Sebagian besar T4
kemudian akan dilepaskan ke sirkulasi sedangkan sisanya
tetap di dalam kelenjar yang kemudian mengalami daur
ulang.
Di sirkulasi, hormon tiroid akan terikat oleh protein yaitu
globulin pengikat tiroid (thyroid binding globulin, TBG)
atau prealbumin pengikat albumin (thyroxine binding
prealbumine, TBPA).
Fungsi Hormon Tiroid
Hormon ini penting / essential untuk hidup karena perannya
dalam metabolisme tubuh, pertumbuhan dan perkembangan.

Fungsi Primer adalah produksi thyroxin (T4), yaitu


hormon yang dapat mempertahankan level metabolisme
optimum
Menstimulasi konsumsi oksigen pada sel
Terlibat dalam metabolisme lipid, KH dan protein
Pertumbuhan normal dan proses pematangan
Sintesis Tiroid
1. Tiroglobulin dihasilkan oleh kompleks golgi / retikulum
endoplasma sel folikel tiroid. Tirosin menyatu kedalam molekul
tiroglobulin sewaktu molekul besar ini diproduksi. Tiroglobulin
yang mengandung tirosin dikeluarkan dari sel folikel kedalam
koloid melalui eksositosis.

2. Tiroid menangkap iodium dari darah dan memindahkannya ke


dalam koloid melalui pompa iodium yang sangat aktif atau
protein pembawa yang sangat kuat dan memerlukan energi yang
terletak dimembran luar sel folikel.

3. Di dalam koloid, iodium dengan cepat melekat kesebuah tirosin


di dalam molekul tiroglobulin. Perlekatan sebuah iodium ke
tirosin menghasilkan monoiodotirosin (MIT). Perlekatan dua
iodium menghasilkan diiodotirosin (DIT).

4. Terjadi proses penggabungan antara molekul-molekul tirosin


beriodium untuk membentuk hormon tiroid. Penggabungan dua
DIT menghasilkan tetraiodotironin (T4 atau tiroksin).
Penggabungan satu MIT dengan satu DIT menghasilkan
triiodotironin atau T3.
Mekanisme Kontrol TSH
Efek hormon Tiroid
Increases cardiac output
Increases heart rate
Increases ventilation rate
Increases basal metabolic rate
Development of brain
Thickens endometrium
Hypothyroidism
Pada orang dewasa
 Tiredness & lethargy
 Berat badan naik
 Intoleran kondisi dingin
 Kulit kering
 Bradikardi
 Penurunan mental

Pada Anak-anak
 Pertumbuhan tulang terganggu
 Retardasi mental pada infant
 Cretinism
Hyperthyroidism

 Penigkatan basal metabolic rate (BMR)


 Berat badan menurun
 Peningkatan suhu tubuh
 Nervousness
 Tremor
 Takhikardi
 Gangguan penglihatan
TERAPI DISFUNGSI TIROID
Hyperthyroidism
1. Thioamides : Methimazole ,Propylthiouracil (PTU)
MK : penghambatan tiroid peroksidase, menyebabkan penurunan sintesis &
penyimpanan hormon tiroid

2. Anion inhibitor
Iodine, Iodide, Potassium perchlorate
MK : Iodine dan iodide menyebabkan penghambatan konversi T4 menjadi T3
dan penghambatan sekresi hormon.

3. Antagonis Beta Adrenoseptor


Propanolol & Atenolol mengatasi symptoms
Mk : menurunkan takhikardi, BMR, nervousness, tremor

4. Radioiodine
Hypothyroidism & Terapi subtitusi Tiroid

1. Levothyroxine
MK : Thyroxine dikonversi menjadi T3 di dlm tubuh

2. Liothyronine (l-triiodithyronine sodium)


MK : Liothyronine dengan cepat dubah menjadi T3
KELENJAR PANKREAS
HIstologi Kelenjar Pankreas

 Bagian endokrin pankreas


terdiri dari banyak klaster
kecil sel-sel yang disebut
islets of Langerhans
(islets). Manusia memiliki 1
juta islets. Histologis, islets
tampak sebagai kelompok
sel-sel yang relatif pucat
dikelilingi oleh tenunan
eksokrin yang berwarna
lebih gelap (gambar kanan: 3
islets pada pankreas seekor
kuda)
Pankreas
Fungsi Endokrin dan Fungsi Non-endokrin
Fungsi non-endokrin sebagai akibat aktivitas
bagian eksokrin pankreas -> pencernaan
Bagian endokrin pankreas terwujud dalam bentuk
islets of Langerhans yang mengandung 4 jenis sel:
Sel-sel beta (60%)  hormon insulin
Sel-sel alpha (25%) hormon glukagon
Sel-sel D (10%)  somatostatin
Sel-sel F atau PP  Pancreatic polypeptide (parakrin)
HORMON PANKREAS
Fungsi hormon pankreas :
1. Menyimpan glukosa dari makanan dalam bentuk
glikogen dan lemak (insulin)
2. Menggerakan cadangan energi pada saat lapar /
kerja / stress (glukagon)
3. Mempertahankan dan mengusahakan kadar
glukosa darah tetap pada batas normal
4. Merangsang pertumbuhan
HORMON INSULIN
Insulin
hormon alami berupa hormon polipeptida yang diproduksi
oleh organ pankreas (sel-sel beta), yang berfungsi dalam
mengatur metabolisme karbohidrat dan tingkat gula darah
(glukosa) dalam tubuh.
MEKANISME PENGELUARAN HORMON
INSULIN
MEKANISME PERAN INSULIN DI SEL
TARGET
Insulin dan Metabolisme Karbohidrat
 Glukosa dibebaskan dari karbohidrat makanan seperti
tepung atau sukrosa, secara hidrolisis di dalam usus halus,
dan kemudian diserap ke dalam darah

 Konsentrasi glukosa yang meningkat dalam darah


menstimulir pelepasan insulin, dan insulin bekerja pada
seluruh sel-sel tubuh untuk menstimulir uptake, utilisasi,
dan penyimpanan glukosa.

 Satu efek insulin yang sudah diketahui ialah


menurunkan konsentrasi glukosa darah. Hal penting lain
ialah begitu kadar glukosa darah menurun, sekresi insulin berhenti
GLUKAGON
Glucagon
Glucagon memiliki peran utama dalam
mempertahankan konsentrasi normal
glukosa dalam darah, dan sering
digambarkan mempunyai efek
berlawanan dengan insulin. Yakni,
glukagon meningkatkan kadar glukosa
darah
Efek utama glukagon ialah menstimulir
peningkatan konsentrasi glukosa
dalam darah
Glukagon menstimulir pemecahan
glikogen yang tersimpan di hati
Glukagon mengaktifkan hepatic
gluconeogenesis
Kontrol Sekresi Glukagon
 Glucagon disekresikan sebagai respons terhadap hipoglikemia
( konsentrasi glukosa yang rendah dalam darah)
Dua keadaan lain juga memicu sekresi glukagon:
Peningkatan kadar asam-asam amino darah, seperti sehabis
menyantap makanan yang tinggi proteinnya. Dalam hal ini,
glukagon merubah asam-asam amino yang berlebih menjadi
glukosa dengan cara meningkatkan glukoneogenesis
Olah raga: dalam hal ini, tidak jelas apakah stimulus aktualnya
adalah olah raga itu sendiri atau menurunnya kadar glukosa
darah akibat olah raga tersebut
 Sekresi glukagon dihambat oleh kadar glukosa darah yang
tinggi
Interaksi Komplementer Glukagon dan Insulin
Pengaturan Homeostatis Kadar Glukosa Darah Oleh Insulin dan Glukagon
GANGGUAN HORMON INSULIN
(DIABETES MELITUS)
DIABETES MELLITUS

SEKUMPULAN DARI GANGGUAN METABOLIK


YANG DITANDAI DENGAN HIPERGLIKEMI
DAN KELAINAN METABOLISME LEMAK
SERTA PROTEIN
OBAT-OBAT DIABETES
MELITUS
Diabetes tipe 1 : insulin
Diabetes tipe 2 : insulin dan antidiabetik oral
INSULIN
STRUKTUR DAN SINTESIS
 HORMON POLIPEPTIDA YG DISEKRESI OLEH SEL β
PANKREAS
 DISIMPAN DALAM BENTUK KOMPLEK Dg ZINC 2+
 SINTESIS DAN PELEPASANNYA DIPACU OLEH :
a. glukosa, asam amino dan asam lemak
b. dipacu oleh β -adrenrgik
c. dihambat oleh α-adrenrgik
LANJUTAN INSULIN
MEKANISME
 BERIKATAN DENGAN TYROSINE KINASE MENYEBABKAN
PENINGKATAN TRANSFORT GLUKOSA PADA SEL OTOT DAN
JARINGAN ADIPOSA

PADA LIVER :
 MENGHABAT PRODUKSI GULA DAN MENINGKATKAN
GLIKOLISIS
 MENGHABAT GLIKOGENOLISIS DAN MENINGKATKAN
SINTESIS GLIKOGEN
 MENINGKATKAN SINTESIS TRIGLISERIDA
 MENINGKATKAN SINTESIS PROTEIN
LANJUTAN INSULIN
PADA OTOT
 MENINGKATKAN TRASFORT GLUKOSA DAN
GLIKOLISIS
 DISPOISI MENINGKATKAN GLIKOGEN
 MENINGKATKAN PROTEIN SISTESIS

PADA JARINGAN LEMAK


 MENINGKATKAN TRANSFOR GLUKOSA
 LIPOGENESIS
 INTRASELULER LIPOLISIS
PENGGUNAAN INSULIN

IDDM
NON IDDM YANG TIDAK TERKONTROL
DENGAN DIET DAN ORAL ANTIDIABETIK
OBAT DIABETIK ORAL
1. SULFONILUREA
 KLORPROPAMID
 TOLAZAMID
 TOLBUTAMID
 GLIMEPIRID
 GLIPIZID
 GLIBURID

MEKANISME KERJA
 MENINGKATKAN SEKRESI INSULIN
 MENINGKATKAN SENSITIVITAS THD INSULIN
 MENURUNKAN SEKRESI GLUKAKON
KEGAGALAN BISA TERJADI (15-30%) DAN
BISA MENCAPAI 90 % SETELAH 6-7 TH
PENGOBATAN

SHORT ACTING
- TERMASUK TOLBUTAMID
- ABSORPSI CEPAT, TDK DIPENGARUI OLAH
MAKANAN
- BISA MENYEBABKAN HIPOGLIKEMI, EFEK
SAMPING LAIN : RASHES, GANGGUAN GI
INTERMEDIATED-ACTING
 ACETOHEKSAMID
- ABSORPSI CEPAT
- T ½ 6 JAM
- BERSIFAT URIKOSURIK
 TOLAZAMID
- ABSORPSI LAMBAT
- MEMPUNYAI EFEK DIURETIK LEMAH
 GLIBURID
- ABSORPSI CEPAT
- MEMPUNYAI EFEK DIURETIK LEMAH
- MENGHAMBAT PRODUKSI GLUKOSA DI HEPAR
 GLIPIZIDE
- ABSORPSI CEPAT, TAPI DAPAT DIHAMBAT DG
ADANYA MAKANAN
LONG-ACTING
TERMASUK KLORPROPAMID DAN
GLIBENKLAMID
ABSORPSI CEPAT
EFEK SAMPING LEBIH DARI YANG LAIN
KONTRAINDIKASI PADA LANSIA
glucose
Sulphonylureas :
 tolbutamide
glucose  chlorpropamide
 glibenclamide

ATP - -

K+
+
ATP-dependent
K+ Channel
Ca2+ depolarization

Voltage-dependent
Ca2+ channel Insulin
Containing
insulin vesicle

+
 -cell

insulin

Receptors

response
INDIKASI
DM TIPE II

KONTRA INDIKASI
MENYUSUI, KETO ASIDOSIS. LONG-ACTING
HINDARI PADA ORANG TUA, INSUFISIENSI
GINJAL

REGIMEN DOSIS
Tolbutamid : 500 mg, 2-3 x
Klorpropamid : 100-250 mg perhari
Glibenklamid : 2,5-15 mg per hari
2. BIGUANID
METFORMIN
MEKANISME KERJA
MENINGKATKAN PENGGUNAAN GLUKOSA
DI JARINGAN PERIFER, UPTAKE DAN
MENGHAMBAT GLUKONEOGENESIS
DALAM BEKERJANYA MEMERLUKAN
ADANYA INSULIN
REGIMEN DOSIS : 500 MG , 2- 3 KALI
SEHARI
3. α-GLUCOSIDASE INHIBITORS
ACARBOSE
MK :
MENGHAMBAT ENZIM α-GLUKOSIDASE
SEHINGGA MENURUNKAN ABSORPSI STARCH
DAN SUCROSE

Polisakarida
Starch Disaccharides Monosaccharides
Sucrose Lactose fructose
Saliva and pancreatic glucose
 - amylases

Membrane bound
Lactase
 - glucosidases
Maltose
Maltotriose
Dextrins Glucose Glucose
Membrane bound Fructose Fructose
- glucosidases

Glucose

Absorption
4. THIAZOLIDINEDIONES
GLITAZONE
TROGLITAZONE, ROSIGLITAZON DAN
PIOGLITAZONE

MEKANISME KERJA;
MENURUNAN RESINTENSI INSULIN PERIFER
5. MEGLITINIDES
REPAGLINIDE DAN NATEGLINIDE

MK :
BEKERJA SEPERTI SULFONIL UREA
TERAPI KOMBINASI
TUJUAN TERAPI KOMBINASI
MEMPERLAMBAT PERBURUKAN SEL BETA
* Menurunkan produksi glukosa hati
* meningkatkan aksi insulin dengan
mengurangi resistensi insulin
* Meningkatkan sekresi insulin
UNTUK MENGHIDARI EFEK SAMPING
KARENA DOSIS TINGGI
ADRENAL CORTEX
Efek Utama Kortikosteroid
Glukokortikoid Efek
- Immunologi -menurunkan produksi limfosit T & B , makrofag
- Anti-imflamasi - Inhibisi efek respon imflamasi
- Metabolisme KH -meningkatkan glukoneogenesis
- Metabolisme Lipid -redistribusi lipid ke bagian yg sensitif steroid (muka, leher,
tengkuk)
- Metabolisme protein -meningkatkan katabolisme, menurunkan anabolisme,
degradasi protein
-Kardiovaskular -meningkatkan sensitivitas sistem vaskular dg
katekolamin, mereduksi permeabilitas kapiler shg
hipertensi
-SSP -perubahan mood (euphoria/depresi), perubahan elektrolit
-Anterior Hipotalamus & Pituitary -negatif feedback CRF & ACTH
Mineralokortikoid : - Ginjal -meningkatkan permeabilitas tubulus distal thd Na
-stimulus pompa Na/K ATPase shg kehilangan K
-meningkatkan cairan ekstraseluler & vol darah
Efek Jangka Panjang Kortikosteroid
SISTEM REPRODUKSI

KONTROL HORMONAL PADA SISTEM


REPRODUKSI
Organisasi anatomi organ reproduksi

1.Hipotalamus
2.Hipofisa anterior dan posterior
3.Kelenjar Kelamin
a. Ovarium
Bagian yang menghasilkan hormon
adalah membran sel-sel granulosa, Teka
Interna dan korpus Luteum.
b. Testis
Menghasilkan hormon steroid pada sel-
sel sertoli dan leydig
Hypothalamic-pituitary-ovarian axis
Hypothalamus-Pituitary Axis

G nR H H y p o th a la m u s G nR H

GnRH Hy pothalmu s GnRH


Anterio
Testorn FSHL Pituary Oestrogn FSHL
Inhib Inhib
Le ydigCeSls Testi lsrtoi Gonads intOvary ernalosGThc anu-
anA efcts danbolicrge Stimulaory Oestrognicf
Inhibtory Androge s

A n te r io r
LH P itu ita r y LH
FSH FS H
T e s to s te r o n e O e s tro g e n
GnRH Hy pothalmu s GnRH
Anterio
FSHL Pituary FSHL
Testorn Inhib Oestrogn Inhib
Le CeSls ydig lsrtoiTe onadsG intOvary losGrTheca erna anu-
anA anbolicdrgefts Stimulaory Oestrognicf
Inhibtory Androge s

In h ib in In h ib in

G onads
L e y d ig S e r to li Theca G ra n u -
C e lls C e lls T e s tis O v a ry in te r n a lo s a
A n d r o g e n ic O e s t r o g e n ic
a n d a n a b o lic e ffe c ts
e ffe c ts S tim u la to r y
I n h ib ito r y A n d ro g e n s
OBAT KONTRASEPSI ORAL

1. Kombinasi Estrogen & Progesteron (E+P)

 Estrogen : ethinylestradiol
mestranol (pro drug yg dimetabolisme di
hepar jadi ethinylestradiol )

 Progesteron : progestogen
Meksnisme Kerja
Estrogen menghambat ovulasi dengan menekan
hipotalamus dalam mensekresi FSH releasing
factor, LH releasing factor, dan selanjutnya
mengurangi sekresi FSH dan LH.

Progesteron menghambat pergerakan sperma


dengan meningkatkan kekentalan mukus pada
servik, memperlambat transpor ovum,
menghambat aktivasi enzim penghidrolisa sperma
yg diperlukan utk fertilisasi, dan menghambat
ovulasi melalui pengurangan sekresi FSH dan LH.
Estrogen & Progesteron diperlukan untuk pematangan
folikel gravida dlm ovarium, krn hambatan tersebut
menyebabkan ovulasi terhambat yg mengakibatkan
pembuahan tidak dapat terjadi.

 E + P akan menyebabkan perubahan endometrium


hingga lebih sukar terjadi inflantasi sel telur yg sudah
dibuahi.

Juga terjadi perubahan lendir servik dan motilitas tuba


falopi yg mengganggu pergerakan sperma.
2. Progesteron ( pil mini)
- noretindron atau norgestrel

Sering menyebabkan menstruasi tidak teratur sehingga


menimbulkan kecemasan & stres pd pengguna krn takut hamil.

Ada dlm bentuk inflan, memberikan perlindungan lama.

3. Progesteron Injeksi
Kontrasepsi long-acting isi Medroksi Progesteron asetat
(MPA)
Menghambat ovulasi meningkatkan viskositas muskus servik
dan menekan pertumbuhan endometrium

Anda mungkin juga menyukai