Merupakan sistem yang mengatur segala aktivitas tubuh disamping sistem saraf.
Berbeda dengan sistem saraf, yang mengkoordinasi respon yang bersifat cepat dan akurat
untuk memperantarai interaksi dengan lingkungan eksternal, sistem endokrin mengontrol
akivitas yang lebih memerlukan durasi daripada kecepatan, yakni :
Dalam pengaruhnya di sel sasaran, hormon ini dilepaskan oleh kelenjar endokrin ke
aliran darah kemudian di transfer ke berbagai sel sesuai dengan stimulusnya. Hormon dalam
sistem endokrin memiliki efek perlahan dan jauh. Karakteristik kelenjar endokrin :
– Karakteristik sel:
• nukleus jelas
2. Disamping itu RE dan kompleks golgi juga mensekresikan molekul glikoprotein besar
yang disebut tiroglobulin (70 asam amino). Kemudian Iodida akan bergabung dengan
tiroglobulin untuk membentuk hormon tiroid.
3. Terjadi perubahan ion iodide menjadi bentuk yodium yang teroksidasi ( dibantu oleh
TPO dan hidrogen peroksidase)
8. Penyimpanan di folikel tiroid selama 2-3 bulan. Pelepasan tiroksin dan triiodotironin
dari kelenjar tiroid menjadi t3 dan t4 dipecah dari molekul Tg dg cara:
- Hanya ¾ dari molekul tirosin dalam tiroglobulin yang tetap sebagai monoiodotirsin
dan diiodotirosin
- Tirosin tidak disekresikan ke dalam darah, akan tetapi dengan bantuan enzim
deiodinase, yodium dilepaskan dari tirosin sehingga membuat semua yodium ini
cukup. Pada kelainan kongenital di enzim deiodinase akan terjadi defisiensi yodium
c. Steroid & turunan as. lemak → larut lemak (progesteron, estradiol, testosteron).
LDL à masuk kedalam sel (enzim lisosom ) à kolesterol à sel steroidogenik
(mitokondria/RE) à hormon steroid difusi
Hormon tidak selalu dihasilkan oleh organ endokrin, tetapi bisa dihasilkan oleh
sistem lain. Seperti halnya ovarium atau testis yang berfungsi sebagai sistem reproduksi yang
kelak akan menghasilkan sperma dan ovum, ternyata hormon seks, estrogen dan progesteron
juga testosteron, juga dihasilkan.
Dalam kenyataaannya, hormon dari sistem endokrin ini tidah hanya dihasilkan oleh 1
kelenjar endokrin, tapi bisa 1 kelenjar endokrin menghasilkan beberapa hormon ( hipofisis
anterior ) atau 1 hormon dihasilkan oleh beberapa kelenjar endokrin ( somatostatin ).
1. Kepermisifan, hormon harus berada dalam jumlah adekuat agar efek hormon lain
dapat bekerja penuh. Misalnya hormon tiroid meningkatkan jumlah reseptor epinefrin
di sel sasaran epinefrin.
2. Sinergisme, efek beberapa hormon bersifat komplementer dan efek kombinasi lebih
besar daripada efek masing – masing. Misalnya FSH dan testosteron untuk
mempertaankan kecepatan produksi sperma.
Jika jumlah hormon berlebih dari yang seharusnya, maka hormon ini akan berikatan dengan
protein plasma sehingga hormon tersebut menjadi inaktif kemudian akan mengalami
degradasi di hati dan ginjal
• Terdiri dari 2 lobus yag terletak diatas trakea tepat dibawah laring
KELENJAR PANKREAS